TEKNIK PEMASUKAN DATA DIGITASI LAYAR DEN

Laporan Praktikum

Hari/tanggal

: Senin,18 Feb 2012

Sistem Informasi Geografis dan Kartografi

Tempat

: Lab. Komputer

Asisten

:

1. Wida Nindita (A141090007)
2. Lusy Fransiska (A141090009)
3. Dini Tresna Diningtyas (A141090085)
4. Prapti Dwi Lestari (A141090038)


TEKNIK PEMASUKAN DATA : DIGITASI LAYAR DENGAN
ARCVIEW
Disusun oleh
Muhammad Ihsan
F44100003

\

BAGIAN PENGINDERAAN JAUH DAN INFORMASI SPASIAL
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi di zaman modern kini telah menyebabkan pentingnya
peranan informasi dalam kehidupan manusia. Hampir setiap kegiatan manusia
membutuhkan informasi dalam pelaksanaannya, misalnya dalam perencanaan
pembangunan jembatan, seorang insinyur membutuhkan informasi berupa data kualitas

beton atau baja, data iklim dan cuaca untuk memperhitungkan kecepatan dan arah angin,
dan data geografis atau spasial untuk memahami karakteristik geografis seperti kontur, dan
sebagainya. Contoh lainnya adalah dalam perencanaan wilayah perkotaan, informasi
geografis sangat dibutuhkan untuk mengetahui karakteristik lahan sehingga lahan di
wilayah tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan fasilitas dan utilitas yang
dibutuhkan. Dibandingkan dengan berbagai jenis informasi lainnya, informasi geografis
memiliki peranan yang sangat penting dan memiliki keterkaitan yang penting hampir
dalam setiap kegiatan manusia. Manfaat dari informasi geografis antara lain adalah
inventarisasi sumber daya, pengawasan daerah bencana alam, persebaran penduduk, dan
sebagainya.
Sistem Informasi Geografis merupakan suatu bentuk pengolahan informasi
geografis atau spasial yang berupa sistem dengan komponen input , manajemen data,
analisis, dan output, yang dalam pelaksanaannya menggunakan komputer sebagai media
dan software seperti ArcView, ArcGIS, Surfer dan lain-lain. Sistem Informasi Geografis
merupakan metode untuk mempermudah dalam memahami data spasial yang dimiliki.
Contohnya pada data Raster berupa peta ada yang memiliki referensi geografis da nada
yang tidak mempunyai referensi geografis. Data peta yang tidak memiliki referensi
geografis, biasanya merupakan hasil scanning. Agar data tersebut dapat digunakan secara
optimal dengan memanfaatkan software, peta tersebut dapat ditambahkan referensi
geografisnya dengan menggunakan perangkat lunak ArcView dengan menggunakan teknik

pemasukkan data dengan metode spatial analysis dan image warp. Proses pemasukan data
referensi geografis tersebut pada data vektor peta merupakan salah satu proses koreksi
geografis yang prinsipnya adalah membuat titik ikat atau tie points pada peta yang belum
terkoreksi dan memiliki referensi geografis.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui menu utama ArcView dan untuk melakukan
pengoreksian geometri pada data Raster peta yang belum memiliki referensi geografis
dengan menggunakan metode image analysis dan metode gabungan image warp dan
spatial analysis.

TAHAP ANALISIS
1. Metode Image Analysis

2. Metode Image Warp dan Spatial Analysis

HASIL ANALISIS
Berdasarkan hasil pengoreksian data geografis pada data raster peta tanpa referensi
geografis dengan menggunakan metode Image Analysis dan metode ImageWarp dan
Spatial Analysis diperoleh hasil seperti yang disajikan melalui tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Pengoreksian Data Geografis Peta Kota Bogor

Nama
Image
RMS
ImageWarp & Spatial Analysis
Peta
Analysis
Error

Adminis
trasi
Kota
Bogor

T. X RMS
error = 0,58
T. Y RMS
error = 0,15
ChiSqare X
= 1,34
ChiSqareY

= 0,09

Ketinggi
an

T. X RMS
error = 0,58
T. Y RMS
error = 0,15
ChiSqare X
= 1,34
ChiSqareY
= 0,09

Lereng

T. X RMS
error = 0,58
T. Y RMS
error = 0,15

ChiSqare X
= 1,34
ChiSqareY
= 0,09

Penggu
naan
Lahan

T. X RMS
error = 0,58
T. Y RMS
error = 0,15
ChiSqare X
= 1,34
ChiSqareY
= 0,09

Tanah


T. X RMS
error = 0,58
T. Y RMS
error = 0,15
ChiSqare X
= 1,34
ChiSqareY
= 0,09

INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN
Perangkat lunak ArcView memiliki lima ikon tipe dokumen utama pada Project
Windows yang mencakup Views, Tables, Charts, Layouts, dan Scripts. Berdasarkan Forest
Watch Indonesia (2010), masing-masing menu tersebut memiliki kegunaan seperti yang
disajikan melalui tabel berikut.
Tabel 2. Ikon-IkonUtama pada Project Windows dan Fungsinya
Project Windows
Fungsi
Keterangan
Merepresentasikan grafis informasi
spasial dan dapat menampung

Views
beberapa
layer/theme
informasi
spasial (titik, garis, polygon, atau
citra raster).
Merepresentasikan data di ArcView Record = Mendefinisikan
yang berisi informasi deskriptif
suatu entry
Tables
mengenai layer tertentu yang Field = Mendefinisikan
mendeskripsikan baris data (record)
atribut
dari
dan kolom (field).
entry
Grafik / diagram yang
Merepresentasikan grafis dari resume
tersedia = Area, Bar,
tabel data dan merupakan hasil query

Charts
Column, Line, Pie, dan XY
dari suatu tabel data.
Scatter
Menggabungkan semua dokumen
dari view,table, dan chart ke dalam
dokumen
siap
cetak.
Layouts

Scripts

Mengedit (customize) program
ArcView

-

Proses koreksi data geografis pada peta yang belum memiliki referensi geografis
dengan mengunakan metode image analysis memanfaatkan fitur-fitur yang terdapat pada

tipe dokumen View antara lain untuk melakukan pengaturan pada projection properties,
memasukkan koordinat x dan y pada titik-titik ikat atau tie points yang ditentukan dengan
menggunakan align tools, dan melakukan penyimpanan dalam format .TIFF. Berbeda
dengan metode pengoreksian data Image Analysis, metode ImageWarp dan Spatial
Analysis hanya menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada jendela ekstensi ImageWarp.
Berdasarkan hasil koreksi data geografis dari peta kota Bogor administrasi,
ketinggian, lereng, penggunaan lahan, dan tanah pada tabel 1 dapat diperoleh informasi
mengenai perbandingan hasil koreksi geometri dengan menggunakan metode Image
Analysis dan metode Image Warp dan Spatial Analysis. Metode Image Analysis
menggunakan hanya satu ekstensi saja, namun metode Image Warp dan Spatial Analysis
menggunakan dua ekstensi. Secara umum metode Image Analysis merupakan metode yang
lebih mudah untuk dilakukan dibandingkan metode Image Warp dan Spatial Analysis.
\

Pengoreksian geometri dari peta kota Bogor dengan menggunakan metode Image
Analysis dilakukan dengan memplotkan satu persatu titik ikat pada peta, dan hasil
rektifikasi setiap penginputan titik ikat tersebut dilakukan segera setelah titik ikat
diletakkan pada peta, dengan kata lain proses rektifikasinya dilakukan secara on the fly
(Trisasongko 2012). Proses rektifikasi atau proses transformasi data yang belum memiliki
referensi geografis menjadi data yang memiliki referensi geografis pada metode Image

Analysis yang bersifat on the fly ini memiliki keunggulan dan kekurangan. Keunggulan
dari sifat tersebut adalah kemudahan bagi pengguna untuk mendeteksi ketika terjadi
kesalahan penginputan koordinat X atau Y pada setiap peletakan titik ikat atau kontrol,
sehingga gambar peta akan menjadi miring ketika terjadi kesalahan penginputan nilai
koordinat. Kelemahan dari sifat on the fly adalah sulit untuk menggunakan metode Image
Analysis pada pengoreksian geometris dengan menggunakan dua citra atau lebih. Hal ini
disebabkan titik ikat yang ditentukan tidk dapat memberikan referensi yang tepat antara
satu citra dengan citra yang lainnya, sehingga metode ini tidak dapat dimanfaatkan dengan
baik untuk dua citra.
Pengoreksian geometri dari peta kota Bogor dengan menggunakan metode
ImageWarp dan Spatial Analysis dilakukan dengan membandingkan titik ikat yang
sebelumnya telah ditentukan (pada jendela TO) dengan peta baru yang akan diinputkan
data referensi geografis (pada jendela FROM). Metode ini memiliki keunggulan terutama
dalam pengoreksian geometri secara parallel atau menggunakan dua citra lebih, karena
proses rektifikasi tidak dilakukan secara langsung setelah penginputan titik ikat, namun
kesalahan-kesalahan pada penempatan titik ikat dilakukan dengan menampilkan nilai RMS
error (Root Mean Square). Semakin kecil nilai RMS error yang dihasilkan setelah proses
kalkulasi dari Image Warp maka semakin tepat pengoreksian geometri yang dilakukan.
Keunggulan penggunaan metode ImageWarp dan Spatial Analysis juga terletak pada fitur
untuk mereposisi titik ikat yang ditentukan, sehingga untuk mengurangi nilai RMS error
tidak perlu mengulangi proses dari awal.
Root Mean Square Error merupakan selisish saat proses rektifikasi antara koordinat
titik kontrol hasil transformasi dengan koordinat titik kontrol. Nilai RMS yang rendah akan
menghasilkan data yang akurat. Menurut GIS Consortium Aceh-Nias (2007) terdapat
empat faktor yang mempengaruhi RMS Error. Faktor yang pertama adalah tingkat
ketelitian titik kontrol lapangan. Faktor berikutnya adalah tingkat ketelitian titik kontrol
citra. Faktor yang ketiga adalah jumlah dan distribusi letak titik kontrol. Faktor yang
terakhir adalah model transformasi yang digunakan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengoperasian perangkat lunak Arcview, dapat disimpulkan bahwa
Arcview memiliki lima tipe dokumen utama, yaitu Views, Tables, Charts, Layouts, dan
Scripts. Kemudian, berdasarkan hasil perbandingan metode Image Analysis dan metode
ImageWarp dan Spatial Analysis, dapat disimpulkan bahwa metode Image Analysis
memiliki keunggulan dalam kemudahan pengoreksian geometri untuk satu citra, namun
metode ImageWarp dan Spatial Analysis memiliki keunggulan dalam pengoreksian
geometri untuk dua citra atau lebih. Proses rektifikasi metode Image Analysis dilakukan
secara on the fly sehingga transformasi langsung dilakukan setelah peletakan titik ikat,
sedangkan metode ImageWarp dan Spatial Analysis melakukan perhitungan RMS Error
terlebih dahulu sehingga rektifikasi dapat dilakukan setelah mencapai nilai RMS Error
seminimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
Forest Watch Indonesia. 2010. Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis. Bogor : FWI.
GIS Consortium Aceh-Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Banda Aceh :
PEMDA Kota Aceh.
Trisasongko, Bambang H., Diar Shiddiq. 2012. Manajemen dan Analisis Data Spasial
dengan ArcView GIS. Bogor : IPB.