PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh TUGINI

(Penelitian Tindakan Kelas)

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh TUGINI

Masalah dalam penelitian ini ialah peningkatan kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai pada siswa kelas VIII-1 semester genap SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas melalui teknik pemodelan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan, pengobservasian, dan refleksi. Pada siklus I setiap siswa menulis puisi bebas (dengan tema alam) dan Pada siklus II dalam proses pembelajaran dan latihan menulis puisi bebas dengan tema yang disukai oleh siswa. Aspek yang dinilai pada setiap siklus adalah aktivitas siswa dan guru. Hasil evaluasi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa belum optimal. Pada siklus II dalam proses pembelajaran guru memberikan bimbingan yang lebih intensif lagi kepada siswa, dengan cara membimbing siswa satu per satu. Hasil


(3)

hasil belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar 75%.

Hasil penelitian kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakn pilihan kata yang sesuai pada setiap siklus terdapat peningkatan. Prasiklus nilai rata-rata siswa 57,81 siswa yang sudah mencapai KKM 11 orang dengan persentase 34,38%, siswa yang belum mencapai KKM 21 orang dengan persentase 65,62%. Siklus I nilai rata-rata siswa 67.09 siswa yang mencapai KKM 15 orang dengan persentase 46,87%, dan yang belum mencapai KKM 17 orang dengan persentase 53,13%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 77,93 siswa yang mencapai KKM 28 orang dengan persentase 87,5%, siswa yang belum mencapai KKM 4 orang dengan persentase 12,5%. Hasil yang diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I meningkat 12,5%, dari siklus I ke siklus II meningkat 40,63%, dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 53,2%.

Dengan demikian, melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yakni tercapai KKM 65,00.


(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

MOTTO ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Menulis ... 6

2.1.1 Pengertian Menulis ... 6

2.1.2 Fungsi Menulis ... 7

2.1.3 Tujuan Menulis ... 8

2.1.4 Manfaat Menulis dalam Pembelajaran ... 10

2.1.5 Klasifikasi Tulisan... 12

2.2 Pengertian Puisi ... 15

2.2.1 Unsur-unsur Pembangun Puisi ... 19

2.2.1.1 Tema ... 19

2.2.1.2 Amanat ... 21

2.2.1.3 Diksi ... 21

2.2.1.4 Pengimajinasian ... 22

2.2.1.5 Majas ... 23

2.2.1.6 Ragam Gaya Bahasa dalam Puisi ... 24

2.3 Kemampuan Menulis Puisi Bebas ... 25

2.4 Model Pembelajaran ... 26

1. Model Contextual Teaching Learning (CTL) ... 26

1. Konstruktivisme (contructivisme) ... 27

2. Menemukan (inquiry) ... 27

3. Bertanya (questioning) ... 28

4. Masyarakat Belajar (learning community) ... 28

5. Pemodelan (modelling) ... 28


(7)

2.4.1.2 Karakteristik Pemodelan ... 32

2.4.1.3 Prinsip-prinsip Pemodelan ... 32

2.1.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Pemodelan ... 33

2.4.1.4.1 Kelebihan Teknik Pemodelan ... 33

2.4.1.4.2 Kelemahan Teknik Pemodelan... 34

III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 35

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 36

3.2.1 Tempat Penelitian ... 36

3.2.2 Waktu Penelitian ... 36

3.3 Subjek Penelitian ... 37

3.4 Sumber Data... 37

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 37

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.5.2 Alat Pengumpulan Data ... 38

3.6 Prosedur Penelitian ... 38

3.6.1 Urutan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 38

3.6.2 Pelaksanaan Tindakan ... 38

3.7 Teknik Analisis Data... 41

3.8 Langkah-Langkah Analisis Data ... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Proses Belajar Siswa ... 50

4.1.2 Siklus I ... 62

4.1.2.1 Perencanaan ... 63

4.1.2.2 Tindakan... 63

4.1.2.3 Pengamatan ... 66

4.1.2.4 Refleksi ... 74

4.1.3 Siklus II ... 76

4.1.3.1 Perencanaan ... 89

4.1.3.2 Tindakan ... 90

4.1.3.3 Pengamatan ... 93

4.1.3.4 Refleksi ... 101

4.2 Pembahasan... 108

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 119

5.1 Simpulan ... 119

5.2 Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN


(8)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang cukup penting adalah menulis. Dengan menguasai keterampilan menulis, peserta didik akan mampu menuangkan gagasan sesuai dengan konteks yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Penguasaan aspek keterampilan menulis juga mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tulisan yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami.

Menulis merupakan aspek produktif dalam keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki siswa. Melalui kegiatan menulis siswa menyampaikan perasaan, pikiran, gagasan, keinginan, harapan, pengalaman, dan imajinasinya kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Menulis begitu penting bagi pendidikan karena akan memudahkan siswa dalam berpikir, menulis berguna bagi siswa untuk

memperdalam daya tanggap, pemecahan masalah-masalah yang dihadapi, dan membantu menjelaskan pikiran siswa. Belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengan cara tertentu (Taringan, 1986:22). Menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya (Suparno, 2002:1.26).


(9)

Berdasarkan hasil observasi terhadap nilai kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII-1 semester genap SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur tahun

pelajaran 2011/2012 belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 65,00. Jumlah siswa 32 yang mencapai KKM hanya 13 siswa dan 19 siswa belum mencapai KKM.

Pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur sudah sering, bahkan berulang namun dipandang belum berhasil. Hal ini di sebab- kan oleh beberapa hal sebagai berikut.

a) siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar, b) siswa kurang terbiasa menulis,

c) cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran masih menggunakan teknik/metode pembelajaran yang tradisional,

d) guru belum mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa, sehingga terkesan proses pembelajaran masih terpusat pada guru,

e) sistem evaluasi tidak berorientasi pada proses, tetapi lebih ditekankan pada hasil akhir.

Idealnya guru harus mempunyai kreativitas dalam pembelajaran, khususnya pada materi keterampilan menulis, terutama metode atau teknik yang digunakan. Guru benar-benar dituntut kreativitasnya dan dapat mencari solusi yang tepat untuk menghilangkan kejenuhan pada siswa. Guru harus mampu memvariasikan pembelajaran bahasa Indonesia agar menarik dan menyenangkan. Apabila guru dapat menggunakan teknik atau metode yang tepat, maka proses pembelajaran di kelas tidak lagi membosankan. Dengan demikian, sedikit demi sedikit minat siswa untuk menulis akan meningkat. Siswa akan lebih percaya diri dan lebih terampil


(10)

menulis puisi bebas, menuangkan inspirasinya sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

Peneliti mengamati dalam proses pembelajaran menulis puisi bebas di kelas VIII.A SMP Negeri 1 Labuhan Ratu, permasalahan yang muncul adalah a) guru kurang tanggap dalam menentukan teknik yang digunakan sehingga

proses belajar-mengajar terkesan monoton dan membosankan,

b) dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis minat siswa kurang, c) siswa kurang terlatih untuk menulis berbagai macam jenis tulisan, khususnya

menulis puisi bebas,

d) siswa kurang mampu mencari dan menemukan tema yang akan mereka tulis, karena mereka tidak terbiasa menulis.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan upaya nyata dalam proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan teknik pemodelan. Teknik pemodelan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan. Sebelum siswa melaksanakan latihan, guru dapat memberi contoh cara menulis puisi bebas yang baik, dengan cara guru menjadi model langsung di depan kelas, dan siswa mengamati guru sebagai model. Dengan demikian, siswa akan memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Mengingat pentingnya penguasaan materi menulis puisi bebas, peneliti merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan menggunakan teknik pemodelan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.


(11)

Berdasarkan uraian tujuan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas VIII-1 SMP dan hakikat puisi dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi bebas merupakan materi yang sangat penting untuk dikuasai siswa SMP pada umumnya dan pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur khususnya.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. “Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik pemodelan pada siswa kelas VIII-1 semester genap SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012”.

1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Memperbaiki proses pembelajaran menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur melalui teknik pemodelan. b. Meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuan Ratu


(12)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat agar

a) siswa mampu menulis puisi bebas dengan baik;

b) membantu guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis, guru dapat memberi gambaran tentang penggunaan teknik pemodelan untuk menulis puisi bebas;

c) secara keilmuan dapat menambah khasanah perbendaharaan ilmu pengetahuan, serta dapat mendorong peneliti untuk meneliti hal serupa dengan kajian yang lebih luas dan mendalam.


(13)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Menulis

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan

mengungkapkan secara tersurat (Akhadiah dkk, 1988:2). Menulis adalah suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi (Keraf, 1987: 56). Sebagai salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa), menulis dapat

didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antarmanusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu proses kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, sikap dan keyakinan menggunakan lambang-lambang bahasa tertulis secara logis dan sistematis.


(14)

Tulisan yang baik mengandung isi yang berbobot, jelas, singkat, menarik, dan mudah dipahami. Apabila seseorang berhasrat menyampaikan pikiran, sikap, perasaan, dan keyakinan serta mantap dan mampu menyampaikan dalam bahasa tulis maka ia telah memiliki keterampilan dan kemampuan menulis.

2.1.2 Fungsi Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir kritis, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan dapat membantu dalam menjelaskan pikiran karena menulis merupakan suatu bentuk berpikir. Salah satu dari tugas terpenting dari penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan membantunya dalam mencapai maksud dan tujuan tulisannya. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir dalam atau dengan cara tertentu (D’Angelo dalam Tarigan, 2008:23).

Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah.

1) maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkan akan terjadi pada diri pembaca);

2) pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman); 3) waktu dan kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya

suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya (D’Angelo dalam Tarigan, 2008:23).


(15)

Penulis memegang suatu peranan tertentu dalam tulisannya dan tulisan tersebut mengandung nada yang sesuai dengan tujuan dan maksudnya menulis. Penulis memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam sepenggal tulisan. Bahkan, dalam tulisan yang objektif ataupun yang tidak mengenai orang tertentu

sekalipun, penulis kelihatan sebagai seorang pribadi tertentu. Untuk itu, penulis tidak hanya diharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan siapa pembaca karyanya.

2.1.3 Tujuan Menulis

Tujuan menulis adalah (the writer’s intention)adalah “responsi” atau jawaban dari pembaca kepada penulisnya. Berdasarkan batasan di atas, dapat dikatakan bahwa

a) tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif (informative discourse);

b) tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse);

c) tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana kesastraan (literary discourse);

d) tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (eksfressive discourse).

Dalam praktiknya jelas sekali terlihat bahwa tujuan-tujuan yang disebutkan di atas sering tumpang-tindih, dan setiap orang mungkin saja menambahkan tujuan lain, dari menulis, tetapi dari sekian banyak tujuan menulis, hanya ada satu tujuan yang


(16)

dominan. Tujuan menulis inilah yang memberi nama atas keseluruhan tujuan tersebut (D’Angelo dalam Tarigan, 2008:25). Sehubungan dengan “tujuan” penulisan suatu tulisan, seorang ahli merangkumnya sebagai berikut. a) Tujuan penugasan (assignment purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menuliskan sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).

b) Tujuan altruistik (altruistic purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan perasaan duka para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia tidak percaya, baik secara sadar maupun tidak bahwa pembaca atau penikmat karyanya adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

c) Tujuan persuasif (persuasive purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.

d) Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)

Tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.


(17)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan tau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.

f) Tujuan kreatif (creative purpose)

Tujuan ini erat hubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dam melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

g) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca (Hartig dalam Tarigan, 2008: 25-26).

2.1.4 Manfaat Menulis dalam Pembelajaran

Menulis penting dan besar kegunaannya bagi kehidupan seseorang terutama pelajar karena setiap pelajar tidak akan lepas dari kegiatan menulis. Berikut manfaat menulis.

1. Menulis menyumbang kecerdasan

Menurut para ahli psikolinguistik, menulis adalah suatu aktivitas yang

kompleks. Kompleksitas menulis terlihat pada kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi pengetahuan mengenai topik yang akan dituliskan, menuangkan pengetahuan ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, serta penyajian yang selaras dengan konvensi atau aturan


(18)

penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan

mengendalikan emosi, serta menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berpikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi. 2. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas

Di dalam kegiatan membaca, segala hal telah tersedia dalam bacaan itu untuk dimanfaatkan. Sebaliknya dalam menulis, seseorang harus menyiapkan dan menyuplai sendiri segala sesuatunya. Unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengkalimatan, pewacanaan, bahasan topik, serta pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas, dan menarik.

3. Menulis menumbuhkan keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, termasuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Konsekuensinya, sebagai penulis harus siap dan mau melihat dengan jernih pelaian serta tanggapan apa pun dari pembaca, baik yang bersifat positif ataupun negatif.

4. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Tetapi, apa yang akan disampaikan itu tidak selalu dimiliki saat itu. Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi untuk dijadikan bahan tulisannya dengan cara membaca, mendengar,


(19)

mengamati, berdiskusi, atau wawancara. Informasi yang telah didapat akan dijaga sumbernya dan diorganisasikan sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan digunakan (Akhadiah dkk, 1997: 1.4-1.5).

2.1.5 Klasifikasi Tulisan

Pembagian tulisan berdasarkan bentuknya adalah sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk objektif, yang mencakup

a) penjelasan yang terperinci mengenai proses; b) batasan;

c) laporan; d) dokumen;

2. Bentuk-bentuk subjektif, yang mencakup a) otobiografi;

b) surat-surat; c) penilaian pribadi; d) esei informal; e) potret/gambaran;

f) satire (Salisbury dalam Tarigan, 2008:27-28).

Weayer mengklasifikasikan tulisan juga berdasarkan bentuknya sebagai berikut. 1. Eksposisi yang mencakup

a) definisi; b) analisis.


(20)

2. Deskripsi yang mencakup a) deskripsi ekspositori; b) deskripsi literature. 3. Narasi yang mencakup

a) urutan waktu; b) motif;

c) konflik; d) titik pandang; e) pusat minat.

4. Argumentasi yang mencakup a) induksi;

b) deduksi (Weayer dalam Tarigan, 2008:28).

Klasifikasi yang hampir bersamaan dengan klasifikasi Weayer adalah yang dibuat oleh Morris beserta rekan-rekannya sebagai berikut.

1. Eksposisi yang mencakup 6 metode analisis a) klasifikasi;

b) definisi;

c) eksemplifikasi; d) sebab dan akibat; e) komparasi dan kontras; f) prose.

2. Argumentasi yang mencakup

a) argument formal (deduksi dan induksi); b) persuasi informal.


(21)

3. Deskripsi yang meliputi a) deskripsi ekspositori; b) deskripsi artistik/literer. 4. Narasi yang meliputi

a) narasi informatif;

b) narasi artistik/literer (Morris dalam Tarigan, 2008: 29).

Berikut klasifikasi menurut ahli yang lain:

1. Tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi, salah satunya menulis sastra, misalnya menulis puisi bebas.

2. Tulisan ekspotori, yang mencakup: a) penulisan surat;

b) penulisan laporan;

c) timbangan buku, resensi buku;

d) rencana penelitian (Chenfeld dalam Tarigan, 2008: 29).

Berdasarkan klasifikasi tulisan di atas, menulis puisi bebas termasuk dalam klasifikasi menulis sastra dan merupakan jenis tulisan kreatif yang memberi penekanan pada ekspresi diri secara pribadi.

2.2 Pengertian Puisi

Kata puisi berasal dari bahasa Yunani ‘poeseis’ yang berarti penciptaan. Tetapi, pengertian ini semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan

menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata-kata kiasan” (Tarigan, 1984:4). Puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan


(22)

suara sebagai ciri khasnya (Waluyo, 1987:23). Puisi merupakan pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan. Melalui media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan (Zulfahnur, dkk 1996:79-80). Puisi merupakan gagasan yang dibentuk dengan susunan, penegasan, dan gambaran semua materi dan bagian-bagian yang menjadi

komponennya dan merupakan suatu kesatuan yang indah (Djojosuroto, 2005:11).

Dibalik kata-katanya yang ekonomis, padat, dan padu tersebut puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan persoalan-persoalan kehidupan manusia dan juga manusia dalam hubungannya dengan alam dan Tuhan Sang Pencipta. Beberapa pendapat para ahli sastra tentang pengertian puisi sebagai berikut. (1) William Wordsworth: puisi adalah peluapan yang spontan dan perasaan-

perasaan yang penuh daya dia memperoleh rasanya dan emosi, atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.

(2) Byron: puisi adalah lava imajinasi yang letusannya mencegah timbulnya gempa bumi.

(3) Percy Bysche Shelly : puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling menyenangkan dari pikiran-pikiran yang paling baik dan paling menyenangkan.

(4) Emily Dickenson: kalau aku membaca sesuatu dan dia membuat tubuhku begitu sejuk sehingga tiada api yang dapat memanaskan aku, maka aku tahu bahwa itu adalah puisi. Hanya dengan inilah aku mengenal puisi.

(5) Watts Dunton: puisi adalah ekspresi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia secara emosional dan berirama.


(23)

(6) Lescelles Abercramble: puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diuraikan dengan bahasa, yang mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis mengacu pada pendapat Zulfahnur dkk, yang mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan (Waluyo, 1987; 27).

Pembagian kesastraan menurut zaman (Periodisasi Sastra), puisi dibedakan atas dua golongan (Husnan, 1986:31-61) yaitu;

A. Puisi Lama B. Puisi Baru

Perbedaan puisi lama dengan puisi baru.

A. Puisi lama : (a) bersifat statis dan terkait; (bentuk dan sajak tetap, terikat tidak berubah); (b) isinya bersifat didaktis dan religius; (c) kailimat-kalimatnya penuh dengan kata-kata pilihan kata-kata lama atau kata-kata sukar, bahasa klise yang lebih diutamakan daripada isinya; dan (d) merupakan kepandaian/ hasil bersama, mengutamakan kegotong-royongan, bukan perseorangan (karena itu”anonim”)


(24)

B. Puisi baru: (a) bersifat dinamis (bebas baik bentuk maupun isi); (b) isinya bersifat individualistis (cetusan jiwa yang bebas, lepas); (c) kelimat-kalimatnya singkat, padat, berisi, isi lebih penting daripada bahasa; dan (d) nama pengarang disebutkan.

Bentuk-bentuk puisi baru antara lain. 1. distichon,

2. terzina, 3. qutrain, 4. quint,

5. sextet (doubbleterzina), 6. septime,

7. stanza,

8. stanza (Doubble Quatrain = Octaf), 9. soneta,

10.sajak bebas, 11.pantun modern.

Ciri-ciri puisi baru, yaitu (a) tidak terikat oleh jumlah suku kata (jumlah suku kata pada tiap baris tidak tentu), (b) tidak terikat oleh sajak (ada yang bersajak sama, sajak silang, sajak peluk, sajak kembar, dan sebagainya, bahkan ada yang bersajak patah), dan (c) isinya berupa pengucapan pribadi.

Pada pembahasan ini, peneliti hanya mengacu pada penulisan puisi dengan sajak bebas. Sajak bebas ialah suatau bentuk sajak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-nama yang sudah tertentu dalam bentuk-bentuk puisi lama, karena tidak


(25)

terikat oleh : (a) bentuk (jumlah baris), (b) jumlah suku kata dalam tiap baris , dan (c) sajak.

Dalam sajak bebas yang terpenting ialah isi, sebagai ekspresi bebas dari jiwanya, dari pengungkapan rasa pribadinya. Jiwa sastrawan/seniman yang ingin bebas mencurahkan perasaan, pikiran, kehendak, dan cita-citanya (individualisme) tidak mau dikekang oleh norma-norma lama, dan tidak ingin dibatasi oleh ketentuan yang mengikat.

2.2.1 Unsur-Unsur Pembangun Puisi

Unsur puisi merupakan segala elemen (bahan) yang dipergunakan penyair dalam membangun atau menciptakan puisinya. Segala bahan, baik unsur luar (objek seni) maupun unsur dalam (imajinasi, emosi, bahasa, dan lain-lain) disintetikkan menjadi satu kesatuan yang utuh oleh penyair menjadi bentuk puisi berupa teks puisi.

Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun. Unsur-unsur tadi dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-unsur puisi terdiri dari tema, amanat, diksi, pengimajinasian, dan majas.

2.2.1.1 Tema

Tema merupakan gagasan atau subject-matter yang dikemukakan penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair atau sehingga menjadi landasan utama pengucapannya (Waluyo, 1987:106-117). Jika


(26)

desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dan Tuhan, puisinya bertemakan ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, puisinya bertemakan kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, tema puisinya adalah protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedukaan hati karena cinta.

Tema puisi bersifat lugas, objektif, dan khusus. Tema puisi dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan. Oleh sebab itu, tema puisi bersifat khusus (penyair), tetapi objektif (bagi semua penafsiran), dan lugas (tidak dibuat-buat). Macam-macam tema sebagai berikut.

(1) Tema Kemanusiaan

Tema kemanusiaan bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat manusia dan bermaksud menyakinkan pembaca bahwa setiap manusia memiliki (harkat) yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, dan kedudukan seseorang, tidak boleh menjadi sebab adanya perbedaan perlakuan terhadap kemanusiaan seseorang. Rasa kemanusiaan juga dapat menunjukkan cinta, belas kasih, nasihat seorang ayah kepada anaknya, penghormatan seorang murid pada gurunya, perjuangan hak-hak asasi manusia, dan sebagainya. (2) Tema Patriotisme

Tema patriotisme dapat meningkatkan perasaan cinta bangsa dan tanah air. Puisi yang melukiskan perjuangan merebut kemerdekaan dan mengisahkan riwayat pahlawan yang berjuang melawan penjajah.


(27)

Puisi yang bertema kritik sosial merupakan suatu protes terhadap kesewenang- wenangan pihak yang berkuasa yang tidak mendengarkan jeritan rakyat. Dapat juga berupa kritik terhadap otoriter penguasaan.

(4) Tema Cinta Kasih

Dalam puisi yang bertemakan cinta kasih biasanya penyair mengungkapkan perasaan cinta terhadap seseorang yang dikasihinya. Namun, dalam puisi cinta kasih diungkapkan pula perasaan patah hati atau kedukaan hati karena cinta.

2.2.1.2 Amanat

Puisi mengandung amanat atau pesan imbauan yang disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dapat dibandingkan dengan kesimpulan tentang nilai atau kegunaan puisi itu bagi pembaca (Djojosuroto, 2005:27). Sikap pembaca dapat menafsirkan amanat sebuah puisi sacara individual. Pembaca yang satu mungkin menafsirkan amanat sebuah puisi berbeda dengan pembaca yang lain. Tafsiran mengenai amanat sebuah puisi tergantung sikap pembaca itu terhadap tema yang dikemukakan penyair.

Penyair, sebagai pemikir dalam menciptakan karyanya. Memiliki ketajaman perasaan dan intuisi yang kuat untuk menghayati rahasia kehidupan dan misteri dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, puisi mempunyai makna yang tersembunyi yang harus diterjemahkan oleh pembaca.

2.2.1.3 Diksi

Diksi (diction) berarti pilihan kata. Kalau dipandang sepintas lalu, kata-kata yang dipergunakan dalam puisi pada umumnya sama dengan kata-kata yang


(28)

dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari (Tarigan, 1984:29-30). Secara alamiah kata-kata yang digunakan dalam puisi dan dalam kehidupan sehari-hari mewakili makna yang sama, bahkan bunyi ucapan pun tidak ada perbedaan. Walaupun demikian, haruslah kita sadari bahwa penempatan serta susunan kata-kata dalam puisi dilakukan secara hati-hati dan teliti serta lebih tepat. Kata-kata yang dipergunakan dalam dunia persajakan tidak seluruhnya tergantung pada makna denotatif, tetapi lebih cenderung pada makna konotatif. Konotatif atau nilai kata inilah yang justru lebih banyak memberi efek bagi para penikmatnya. Uraian-uraian ilmiah biasanya lebih mementingkan denotasi. Itulah sebabnya orang sering mengatakan bahasa ilmiah bersifat denotatif sedangkan bahasa sastra bersifat konotatif.

Contoh kata-kata yang terdapat dalam sajak Amir Hamzah yang berjudul “Buah Rindu II” ; aduhai, mega, berarak, musyafir, lata, beta, dan awan di ganti dengan sinonim-sinonimnya wahai, awan, beriring, pengembara, pondok, hina, aku, dan embun yang sama dengan denotasinya tetapi berbeda konotasinya, akan hilanglah keindahan sajak tersebut, dan efeknya akan berubah sama sekali.

Betapa pentingnya pilihan kata atau diksi bagi suatu puisi. Pilihan yang tepat dapat mencerminkan ruang, waktu, filsafah, amanat, efek, dan nada suatu puisi dengan tepat.

2.2.1.4 Pengimajinasian

Pengimajinasian dibatasi dengan pengertian: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran,


(29)

dan perasaan (Waluyo, 1987:78-79). Baris atau bait puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang tampak (imaji visual), atau sesuatu yang dapat kita rasakan, raba atau sentuh (imaji taktil). Ungkapan perasaan penyair diterjemahkan kedalam gambaran konkret mirip musik atau gambar atau cita rasa tertentu. Jika penyair menginginkan imaji pendengaran (auditif), pembaca akan menghayati puisi itu seolah-olah mendengarkan sesuatu. Jika penyair ingin melukiskan imaji penglihatan (visual), puisi itu seolah-olah melukiskan sesuatu yang bergerak-gerak, jika imajinasi yang ingin digambarkan, pembaca seolah-olah merasakan sentuhan perasaan.

Pengimajian ditandai dengan penggunaan kata konkret dan khas. Imaji yang ditimbulkan ada tiga macam, yakni imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil (cita rasa). Ketiganya digambarkan atas bayangan konkret apa yang dapat kita hayati secara nyata.

2.2.1.5 Majas

Majas atau figurative language merupakan bahasa kias atau gaya bahasa (Tarigan 1984:32). Imajinasi dibutuhkan bagi seorang penyair untuk membuat sebuah puisi. Cara yang sering digunakan seorang penyair untuk membangkitkan imajinasi itu adalah dengan memanfaatkan majas.

Penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berfigura sehingga disebut bahasa figuratif (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi pragmatis artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu


(30)

dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna lambang. Tujuan menciptakan gaya bahasa dalam puisi adalah.

1. menghasilkan kesenangan yang bersifat imajinatif, 2. menghasilkan makna tambahan,

3. menambah intensitas dan menambah konkret sikap dan perasaan penyair, dan

4. agar makna yang diungkapakan lebih padat (Djojosuroto, 2005:17).

2.2.1.6 Ragam Gaya bahasa dalam Puisi

Dalam penulisan puisi terdapat majas (gaya bahasa), diantaranya gaya bahasa Simile, Personifikasi, dan Metafor.

Pengertian gaya bahasa simile, personifikasi, dan metafor sebagai berikut. a. Simile

Simile adalah perbandingan langsung antara benda-benda yang tidak selalu mirip secara esensial. Perbandingan yang menggunakan simile, biasanya terdapat kata “seperti”, “bagaikan’’, “bak”, atau “laksana”.

b. Personifikasi

Personifikasi adalah suatu proses penggunaan karakteristik manusia untuk benda-benda nonmanusia, termasuk abstraksi atau gagasan. Contohnya : bulan diibaratkan seorang wanita karena kecantikannya. Penyair mempersonifikasi- kan benda mati seakan-akan memiliki karakteristik seperti manusia.


(31)

Metafor adalah suatu gaya bahasa yang membandingkan satu benda dengan benda lainnya secara langsung.

Contoh: “kehidupan ini binatang lapar”. Binatang lapar merupakan metafor kehidupan artinya kehidupan yang rakus dan ganas (Minderop, 2005:52-53).

2.3 Kemampauan Menulis Puisi Bebas

kemampuan berarti memiliki kesanggupan, kekuatan, dan kecakapan untuk melakukan sesuatu (Depdikbud, 1988:6). Menulis adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan (Widyamarta, 1991: 9). Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambar- kan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca gambar-gambar grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu (Tarigan, 1996:21). Menulis adalah menyusun dan mengorganisasikan buah pikir- an atau ide kedalam rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa yang tertulis (Ambary, 1997:175).

Dari beberapa pendapat tentang pengertian menulis di atas, penulis mengacu pada pendapat yang mengatakan menulis adalah menyusun atau mengorganisasikan buah pikir atau ide ke dalam rangkaian kalimat yang logis dan terpadu dalam bahasa yang tertulis.

Dengan demikian, dapat dioperasionalkan kemampuan menulis puisi bebas adalah kesanggupan, kekuatan, atau kecakapan untuk menyusun atau mengorganisasikan buah pikiran atau ide ke dalam tulisan yang berbentuk puisi bebas dengan ekspresi


(32)

pengalaman batin (jiwa) mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan (tema bebas) melalui media bahasa yang estetis yang secara padu dan utuh dipadatkan.

2.4 Model Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar proses pemerolehan ilmu pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat berhasil tentunya suasana belajar harus menyenangkan dan tidak membosankan untuk itu,

diperlukan suatu teknik, strategi, atau model pembelajaran tertentu yang dipilih guru pada saat menyampaikan materi di dalam kelas (Nasution, 2003: 31). Berikut macam-macam model pembelajaran.

1. Model Contextual Teaching Learning

Pendekatan contextual teaching learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, yang mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan di keluarga dan masyarakat. Dengan fakta tersebut, hasil belajar diharapkan lebih bermakna. Dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar yang menerapkan pendekatan kontekstual terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif antara lain;


(33)

2. Bertanya (questioning) 3. Menemukan (inquiry)

4. Masyarakat Belajar (learning community) 5. Pemodelan (modelling)

6. Refleksi (reflection)

7. Penilaian (authentic assesmen)

Berikut ini penjelasan dari ke tujuh pendekatan kontekstual dalam pembelajaran). A.Kontruktivisme (Contructivisme)

Kotruktivisme merupakan landasan berfikir yaitu pengetahuan, dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak secara tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta atau konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontrusi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

B.Menemukan (Inquiri)

Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontektual teaching learning (CTL).

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus pintar merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan.

C.Bertanya (questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang bermula datang dari “bertanya“. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,


(34)

membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. D.Masyarakat belajar (learning community)

Hasil pembelajaran diperoleh siswa dari bekerja sama dengan teman dan kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok yang hiterogen. Siswa yang pandai akan mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu kepada yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul dan sebagainya.

E. Permodelan (modeling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Model bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara mengerjakan sesuatu, cara melafalkan dan sebagainya.

F. Refleksi (reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang sudah kita lakukan atau kita dapatkan di masa lalu. Siswa mengedepankan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur

pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.

G.Penilaian (authentic assesement)

Assesement adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karena assesement menekankan proses


(35)

pembelajaran, data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian hal-hal yang berada di luar proses pembelajaran tidak dapat

dipertanggungjawabkan (Nasution, 2003: 31-35).

2.4.1 Teknik Pembelajaran

Dalam proses belajar guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memilki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian dalam mengajar.

Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tantang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur (Rustiyah, 2008: 19). Pengertian lain ialah teknik adalah cara penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar di kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Pada kenyataannya cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau message lisan kepada siswa berbeda-beda. Karena, dalam prosesnya teknik pembelajaran sangat beragam, namun intinya adalah satu yaitu bagaimana siswa dapat menerima pesan dari guru dan termotivasi untuk melaksanakan apa yang sudah didapatnya (Rustiyah, 2008: 21).

Teknik mengajar sangat beragam, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama, tetapi ada juga yang memanfaatkan media seperti; televisi, radio


(36)

kaset, video-tape, film, dan lain-lain. Bahkan sekarang sudah menggunakan media satelit. Untuk itu guru harus mampu mengenal sifat-sifat yang khas dari setiap teknik pembelajran, hal ini akan sangat untuk penguasaan teknik tersebut. Jadi guru harus mengetahui, memahami dan terampil menggunakan, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai standar pemahaman setiap teknik pembelajaran adalah.

a. mengerti apa yang dimaksud teknik pembelajaran,

b. mampu merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan teknik

tertentu,

c. teknik itu harus dapat digunakan dengan efektif dan efisien, d. teknik tersebut harus memiliki keunggulan dan kelemahan,

e. dalam penggunaan teknik tertentu harus memperhatikan peranan guru dan

siswa didalamnya,

f. mampu menentukan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam

penggunaan teknik, agar teknik tesebut berhasilguna dan berdayaguna (Rustiyah, 2008: 23).

Pada penelitian ini penulis akan menggunakan teknik pemodelan karana penulis berasumsi dengan pemanfaatan teknik pemodelan dapat meningkatkat minat siswa dalam menulis puisi bebas.


(37)

2.4.1.1 Teknik Pemodelan

Teknik merupakan cara yang digunakan guru dalam menyajikan pelajaran di dalam kelas. Teknik pembelajaran yang digunakan bergantung kepada guru mata pelajaran masing-masing, dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Guru harus cakap dalam memilih teknik, agar proses kegiatan belajar-mengajar tidak membosankan dan siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran (Nasution, 2003; 51). Banyak sekali teknik pembelajaran yang dikenal dalam dunia pendidikan, salah satunya teknik pemodelan.

Untuk mendapatkan suatu definisi yang dapat dipahami dengan baik dari pengertian pemodelan, maka kita harus mengetahui sacara mendalam apa arti sebenarnya kata pemodelan atau model tersebut.

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang sering kali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe), model citra

(gambar, komputerisasi, grafis dan lain-lain), atau rumusan matematis. Sedangkan teknik pemodelan merupakan salah satu teknik yang cukup kompeten untuk digunakan pada pembelajaran, khususnya pembelajaran berwawancara (Nasution, 2003; 55).

2.4.1.2 Karakteristik Pemodelan

1. Dibuat dalam bentuk grafis dan tambahan keterangan secara tekstual. 2. Dapat diamati dengan pola top-down dan partitioned.


(38)

Dari karakteristik pemodelan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model itu dibuat dalam bentuk grafis atau bergambar sehingga dapat memudahkan peserta didik dan dilengkapai juga dengan keterangan dari gambar atau grafis tersebut. Alur dari proses model tersebut dapat di lihat dan diamati, memenuhi syarat minimal reaudiensi dan yang terpenting adalah dapat mempresentsikan proses dari pada materi yang dibelajarkan dan harus dapat dipahami oleh siswa (Nasution, 2003; 57).

2.4.1.3 Prinsip-Prinsip Pemodelan

Prinsip pemodelan adalah

1. memilih model apa yang digunakan, bagaimana masalahnya dan bagaimana juga dengan solusinya,

2. setiap model dapat dinyatakan dalam tingkatan yang berbeda, 3. model yang terbaik adalah yang berhubungan dengan realitas,

4. tidak pernah ada model tunggal yang cukup baik, setiap system yang baik memiliki serangkaian model kecil yang independen.

Prinsip pemodelan tidak terlalu menitik-beratkan kepada bentuk dalam model apa dan bagaimana dalam merancang sebuah pembelajaran, bentuk model ini bebas, bisa menggunakan bentuk apa saja, sesuai dengan keinginan kita (Nasution, 2003; 61). Salah satunya adalah bagaimana mempresentasikan suatu model agar setelah melihat model tersebut siswa dapat menulis puisi bebas yang baik.


(39)

2.4.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Teknik Pemodelan

Dalam setiap teknik yang digunakan guru di kelas, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan teknik pemodelan. Berikut beberapa keunggulan teknik pemodelan dalam pembelajaran.

2.4.1.4.1 Keunggulan Teknik Pemodelan

1. menyenangkan siswa,

2. menggalakkan guru untuk mengembangkan kreatifitas siswa,

3. memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya,

4. mengurangi hala-hal yang bersifat verbal dan abstrak,

5. tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam, karena walau bukan guru langsung yang menjadi model (dapat mengambil orang lain), namun teknik pemodelan ini dapat berlangsung,

6. menimbulkan interaksi antara model dengan siswa, yang memberi kemungkinan timbulnya keutuhaan dn kegotongroyongan serta rasa keakraban,

7. menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban/kurang cakap, 8. menumbuhkan cara berpikir yang kritis, karena siswa menyaksikan langsung

melalui pemodelan yang didemonstrasikan di depan kelas (Nasution, 2003; 67).


(40)

2.4.1.4.2 Kelemahan Teknik Pemodelan

Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga mempunyai kelemahan antara lain;

1. efektifitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset, 2. banyak orang meragukan hasilnya karena sering tidak diikutsertakan dengan

elemen-elemen yang penting,

3. mengehendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa,

4. menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas, 5. sering mendapat krikitik dari orang tua murid, karena dianggap hanya

permainan saja (Nasution, 2003; 69).

Sebagai seorang guru harus mampu menyiasati mengatasi kelemahan-kelemahan dari teknik pemodelan agar berhasil dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. apabila dalam suatu materi menggunakan teknik ini maka, guru harus mempertimbangkan tingkat keefektipannya bagi siswa,

2. mengupayakan agar pelaksanaan teknik ini berjalan dengan baik, sehingga terjalin kerja sama serta komunakasi yang baik antara siswa dengan model, 3. setelah pembelajaran usai diadakan evaluasi, agar guru dapat mengukur

sejauh mana teknik ini berpengaruh terhadap perubahan dan perkembangan mental siswa (2003, 1984; 71).


(41)

PPPada PTK ini bercirikan harus ada perubahan secara terus menerus. Apabila dalam pembelajaran menulis puisi bebas dengan tekni pemodelan ternyata pada 3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk penelitian yang ruang lingkupnya adalah proses pembelajaran di kelas yang melibatkan guru dan siswa, bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Kusumah, 2011:9).

Dalam konsep PTK terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya disebut sebagai siklus. Berikut siklus kegiatan dengan rancangan PTK.

Tindakan

Pengamatan

Perencanaan Refleksi

Bagan 3.1

Hubungan Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi


(42)

untuk siklus II, dan seterusnya sampai tercapai KKM yang ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa siklus dalam PTK tidak dibatasi sampai siklus tertentu.

Pelaksanaan setiap siklus disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Apabila telah terjadi peningkatan dengan indikator yang diharapkan, maka siklus dapat diberhentikan, walau masih pada siklus II, dan sebaliknya, apabila dalam pelaksanaan siklus dirasa tidak ada peningkatan, maka siklus tersebut boleh dihentikan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tingkat kejenuhan pada siswa.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu memiliki 16

rombongan belajar yang terdiri atas 6 ruang kelas VII, 5 ruang kelas VIII, dan 5 ruang kelas IX.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 terhitung dari bulan April sampai dengan Juni (tiga bulan). Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran, dan penelitian akan berlangsung sampai indikator yang telah ditentukan tercapai, yaitu 75% siswa memperoleh nilai sesuai atau melebihi KKM mata pelajaran bahasa Indonesia pada SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 65,00.


(43)

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan ini dilaksanakan pada kelas VIII-1 Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 32 siswa, yang terdiri atas 9 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

3.4 Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data hasil kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII-1 semester genap SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan penelitian ini berlangsung dengan tes. Tes ini digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik pemodelan pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data


(44)

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan daur ulang atau siklus. Tiap siklus terdiri atas empat kegiatan inti, yaitu perencanaan, tinda-kan observasi, dan refleksi. Kegiatan pertama penelitian didahulutinda-kan dengan menemukan masalah dan berupaya mencari solusi berupa perencanaan perbaikan (perenungan). Lalu dilanjutkan dengan tindakan yang telah direncanakan sehingga menghasilkan perbaikan untuk tindakan selanjutnya pada siklus-siklus berikutnya.

3.6.1 Perencanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus yang berlangsung selama dua minggu. Tiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan terdiri atas lima tahapan pelaksanaan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi, dan pengumpulan data.

3.6.2 Pelaksanaan Tindakan

Tindakan berlangsung di dalam kelas pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 selama 2 (dua) kali pertemuan (4x40 menit) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.

A. Pertemuan Pertama Siklus I B. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam.


(45)

3) Guru mengadakan apersepsi.

4) Guru menginformasikan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran.

C. Kegiatan Inti

1) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara efektif dalam pembelajaran menulis puisi.

2) Guru membacakan teks teks puisi di depan kelas.

3) Siswa menyimak contoh pembacaan teks teks puisi dri guru. 4) Setelah siswa mengamati contoh pembacaan puisi dari guru, siswa

mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan penulisan puisi, seperti tema yang akan dijadikan puisi, pilihan kata (diksi) yang akan digunakan dalam puisi, majas, dan pesan (amanat) yang terdapat dalam puisi yang telah ditulis oleh siswa.

5) Siswa mulai melaksanakan latihan yaitu menulis puisi bebas dengan tema yang ditentukan oleh masing-masing siswa.

D. Kegiatan Akhir

1) Siswa dan guru melakukan refleksi.

2) Siswa menerima tugas rumah (menulis puisi bebas).

3) Salam.

B. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal

1) Guru mengucapkan salam lalu menanyakan bagaimanakah kabar siswa-siswi pada hari itu, apakah mereka baik-baik dan siap menerima materi pada hari itu.


(46)

2) Guru mengecek kehadiran siswa. 3) Guru mengadakan apersepsi.

4) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

1. Guru dan siswa mengadakan tanya jawab mengenai pembelajaran sastra.

2. Siswa maju satu persatu untuk mempresentasikan hasil pekerjaan rumah mereka (tugas minggu lalu) yaitu menulis puisi bebas. 3. Siswa yang lain menanggapi hasil kerja temannya.

4. Guru memberi apresiasi pada hasil kerja siswa.

5. Setelah seluruh siswa membacakan hasil kerjanya di depan kelas guru memberikan tugas latihan berikutnya yaitu menentukan unsur-unsur instrinsik dari puisi yang telah mereka tulis yaitu menentukan tema, menilai apakah pilihan kata (diksi) dan majas yang digunakan pada penulisan puisi telah tepat, dan menentukan amanat.

6. Siswa mengerjakan tugas latihan menentukan unsur-unsur instrinsik dari puisi.

3. Kegiatan Akhir

1. Siswa dan guru melakukan refleksi.

2. Siswa dan guru menyimpulkan materi pelajaran hari ini.


(47)

3.7 Teknik Analisis Data

Beberapa hal yang akan dinilai pada penelitian ini ada tiga aspek, yaitu aktivitas siswa, kemampuan siswa-siswa dan aktivitas guru. aspek aktivitas siswa meliputi kesesuaian isi puisi dengan tema yang dipilih, pilihan kata, majas, dan amanat. Aspek aktivitas guru meliputi menyajian materi dan pembimbingan.

Tabel 3.1

Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Puisi Bebas pada Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Lampung Timur tahun pelajaran 2011/2012

No Indikator Deskriptor Penilaian Skor

1 Kesesuaian Isi Puisi dengan Tema

Isi puisi sangat sesuai dengan tema (hanya terdapat 1-2 kata yang kurang sesuai dengan tema)

4

Isi puisi sesuai dengan tema (terdapat 3-5 kata yang kurang sesuai dengan tema)

3

Isi puisi kurang sesuai dengan tema

(terdapat 6-9 kata yang kurang sesuai dengan tema)

2

Isi puisi tidak sesuai dengan tema (terdapat≥ 10 kata yang tidak sesuai dengan tema)

1

2 Pilihan Kata/Diksi Pilihan kata yang digunakan dalam menulis puisi bebas sangat tepat (hanya terdapat 1-2


(48)

No Indikator

pilihan kata yang kurang tepat)

Deskriptor Penilaian

Skor Pilihan kata yang digunakan dalam menulis

puisi bebas tepat (terdapat 3-5 pilihan kata yang kurang tepat)

3

Pilihan kata yang digunakan dalam menulis puisi bebas kurang tepat (terdapat 6-9 kata yang kurang tepat)

2

Pilihan kata yang digunakan dalam menulis puisi bebas tidak tepat (terdapat≥ 10 kata yang tidak tepat)

1

3 Majas Dalam penulisan puisi bebas kata kias atau

gaya bahasa yang digunakan sangat tepat (hanya terdapat 1-2 kata kias yang belum tepat)

4

Dalam penulisan puisi bebas kata kias atau gaya bahasa yang digunakan tepat (terdapat 3-5 kata kias yang kurang tepat)

3

Dalam penulisan puisi bebas kata kias atau gaya bahasa yang digunakan kurang tepat (terdapat 6-9 kata kias yang kurang tepat)


(49)

Dalam penulisan puisi bebas kata kias atau gaya bahasa yang digunakan tidak tepat (terdapat≥ 10 kata kias yang tidak tepat)

1

4 Amanat Siswa mampu mengungkapkan pesan dari

puisi bebas yang ditulisnya dengan sangat tepat (hanya terdapat 1 pesan yang kurang sesuai dengan isi)

4

Siswa mampu mengungkapkan pesan dari puisi bebas yang ditulisnya dengan tepat (hanya terdapat 2 pesan yang kurang sesuai dengan isi)

3

Siswa mengungkapkan pesan dari puisi bebas yang ditulisnya namun kurang tepat (terdapat 3 pesan yang kurang sesuai dengan isi)

2

Siswa tidak mampu mengungkapkan pesan dari puisi bebas yang ditulisnya (pesan yang disampaikan siswa sangat tidak sesuai dengan isi puisi bebas yang ditulisnya)

1

Jumlah Skor


(50)

Tabel 3.2

Indikator dan Deskriptor Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas VIII-1

SMP N.1 Labuhan Ratu Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

No Indikator Sub Indikator Deskriptor Skor

1 Aktivitas

Siswa

1) Perhatian Siswa Dalam kegiatan belajar-mengajar perhatian siswa masih sangat kurang (hanya terdapat 1-3 siswa yang memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan)

1

Dalam kegiatan belajar-mengajar perhatian siswa masih kurang (hanya terdapat 4-6 siswa yang

memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan)

2

Dalam kegiatan belajar-mengajar perhatian siswa belum baik (hanya terdapat 7-9 siswa yang memperhatikan


(51)

materi pelajaran yang sedang disampaikan)

Dalam kegiatan belajar-mengajar perhatian siswa sudah cukup baik (terdapat 10-15 siswa yang

memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan)

4

Dalam kegiatan belajar-mengajar perhatian siswa sudah baik (terdapat≥16 siswa yang memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan)

5

No Indikator

2) Kretivitas Siswa

Sub Indikator

Dalam pembelajaran hanya 1-3 siswa yang tampak kreatif dalam menuliskan puisi bebas

Deskriptor Penilaian

1

Skor

Dalam pembelajaran hanya 4-6 siswa yang tampak kreatif


(52)

dalam menuliskan puisi bebas Dalam pembelajaran hanya 7-9 siswa yang tampak kreatif dalam menuliskan puisi bebas

3

Dalam pembelajaran hanya 10- 15 siswa yang tampak kreatif dalam menuliskan puisi bebas

4

Dalam proses pembelajaran tampak (≥ 15 siswa)

menunjukkan kreativitasnya dalam menulis puisi bebas

5

3) Kesungguhan/ Ketekunan belajar

Dalam proses pembelajaran hanya terdapat 1-3 siswa mengikuti materi pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh

1

Dalam proses pembelajaran hanya terdapat 4-7 siswa mengikuti materi pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh

2


(53)

hanya terdapat 7-9 siswa mengikuti materi pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh

Dalam proses pembelajaran terdapat 10-15 siswa

mengikuti materi pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh

4

Dalam proses pembelajaran seluruh siswa (≥ 15 siswa) mengikuti materi pelajaran dengan tekun dan sungguh-sungguh

5

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini penilaian proses pembelajaran tidak hanya pada siswa namun guru peneliti juga dinilai cara/tekniknya dalam menyampaikan materi pembelajaran dan yang memberikan penilaian baik kepada siswa maupun guru adalah guru kolabor atau teman sejawat.

Selama proses kegiatan belajar-mengajar berlangsung, teman sejawat mempunyai catatan khusus untuk mencatat segala hal yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran baik mengenai kegiatan siswa maupun guru peneliti. Berikut merupakan indikator dan deskriptor (aktivitas guru) dalam kegiatan pembelajaran


(54)

menulis puisi bebas pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Labuhan Ratu tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 3.3

Alat Penilaian Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas VIII-1 SMP N. 1 Labuhan Ratu Tahun

Pelajaran 2011/2012

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I. PRAPEMBELAJARAN

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 1 2 3 4 5

2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5 4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan 1 2 3 4 5

5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan

hirarki belajar dan karakteristik siswa 1 2 3 4 5 6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR


(55)

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan karakteristik siswa

1 2 3 4 5

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5

9 Menguasai kelas 1 2 3 4 5

10 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

1 2 3 4 5

11 Melaksanakan Pembelajaran Yang Memungkinkan

Tumbuhnya Kebiasaan Positif

1 2 3 4 5

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media Pembelajaran

13 Menggunakan media sarana secara efektif dan efisien

1 2 3 4 5

14 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5

15 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5 D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa

16 Menumbuhkan parstipasi aktif siswa dalam pembelajaran

1 2 3 4 5

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 18 Menumbuhkan kerjasama dan antusiasme siswa

dalam belajar

1 2 3 4 5


(56)

19 Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran

1 2 3 4 5

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

1 2 3 4 5

F. Penggunaan Bahasa

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar

1 2 3 4 5

22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

No. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

G. PENUTUP

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

1 2 3 4 5

24 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remedial/pengayaan

1 2 3 4 5


(57)

Panduan :

1 = sangat kurang 2 = kurang

3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik

Penskoran pada kegiatan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat selama proses kegiatan belajar-mengajar berlangsung dengan cara memberikan tanda cek (√) pada kolom skor.

3.8 Langkah-langkah Analisis Data

Cara yang penulis gunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. penulis melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas dengan membaca secara keseluruhan naskah puisi yang telah ditulis oleh siswa,

2. menjumlahkan skor penulisan puisi bebas berdasarkan tolok ukur penilaian dalam tabel 3.1,

3. menghitung skor rata-rata kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas pada indikator kemampuan siswa,

Nilai akhir = Skor Perolehan x 100 Skor maksimal

4. menemukan tingkat kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas dengan tolok ukur di bawah ini.


(58)

Tabel 3.4

Tolok Ukur Penilaian Kemampuan Menulis Puisi Bebas Melalui Teknik Pemodelan pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Labuhan Ratu Tahun Pelajaran 2011/2012

Nilai Tingkat Kemampuan

85–100 70–84 55–69 40–54

≤ 40

Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Sumber : Kusumah, 2011: 159


(59)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil dari penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII-1 semester genap SMP Negeri 1 Labuhan Rata kabupaten Lampung Timur tahun pelajaran 2011/201, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. penerapan teknik pemodelan terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai, 2. hasil pembelajaran siswa pada pra siklus dari jumlah siswa 32 orang yang

telah mencapai KKM hanya 11 siswa atau dengan persentase 34,4% dan yang belum mencapai KKM 21 siswa atau dengan persentase 65,6%. Pada siklus I, saat pengambilan nilai menulis puisi bebas secara individu di depan kelas siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM hanya 15 siswa dari 32 siswa atau dengan persentase 46,9% dan siswa yang belum mencapai KKM 17 dari 32 siswa atau dengan persentase 53,1% dan pada siklus II siswa yang telah mencapai KKM adalah 28 dari 32 siswa atau dengan persentase 87,5% dan yang belum mencapai KKM hanya terdapat 4 siswa dari 32 siswa atau dengan persentase 12,5%,

3. dalam pelaksanaan kegiatan belajar dengan menerapkan teknik pemodelan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru.


(60)

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti menyarankan untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaaten Lampung Timur dapat menerapkan teknik pemodelan pada kegiatan belajar-mengajar di kelas untuk meningkatkan kemampuan


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, M. K. 1987. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka. Akhadiah, Sabarti, M. K. 1988. Buku Materi Pokok Menulis I. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Ambari, Abdullah. 1997. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djamika. Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung:

Nuansa.

Husnan, Ema dkk. 1986. Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Bandung.

Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. Kusumah, Wijaya, dkk. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT.Indeks.

Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakteristik Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPSG.

Nasution. S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar-mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rustiyah. N. K. 2008. Strategi Belajar-mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sumardjo, Jakob, dan Saini, K. M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia.


(62)

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Waluyo, Herman J. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia. Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanesius. Zulfahnur, Z. F., dkk. 1997. Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Universitas


(63)


(64)

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Kepada

Kepala SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

di Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur

Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa:

Nama : Pariyem, S.Pd.

NIP : 19650222 198803 2 006

Tempat Mengajar : SMP Negeri 1 Labuhan Rata

Alamat Sekolah : Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur

Telepon/HP : -

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Tugini

NPM : 1013134004

Program Studi : S-1 Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Tempat Mengajar : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Alamat Sekolah : Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur

Telepon/HP : 082179190095

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Labuhan Ratu, 7 Mei 2012

Mengetahui: Teman Sejawat

Kepala SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

Hi. Suparman, S.Pd., M.Pd. Pariyem, S.Pd.

NIP 1962013 198412 1 004 NIP 19650222 198803 2 006


(65)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Tugini

NPM : 1013134004

Tempat Tugas : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur

Menyatakan bahwa:

Nama : Pariyem, S.Pd.

Tempat Mengajar : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur Guru Bidang Studi : Bahasa dan Sastra Indonesia

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan pembelajaran dalam proses pencatatan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Labuhan Ratu, 7 Mei 2012 Yang Membuat Pernyataan

Teman Sejawat, Mahasiswa,

Pariyem, S.Pd . Tugini


(66)

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU(APKG) LEMBAR PENILAIAN

KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

PETUNJUK:

1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung

2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta

dampaknya pada diri siswa

3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut

4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran,

pilihlah salah satu butir penilian yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan

5. Nilailah semua aspek kemampuan guru

1. Mengelola ruang dan fasilitas

pembelajaran 1 2 3 4 5

1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar √

1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas √

Rata-rata butir 1 = A 80

2. Melaksanakan kegiatan perbaikan Pembelajaran

2.1 Memulai pembelajaran √

2.2 Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,

dan lingkungan √

2.3 Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan √

2.4 Melaksanakan pembelajaran dalam

urutan yang logis √

2.5 Melaksanakan perbaikan pembel- ajaran secara individual, kelompok

atau klasikal √

2.6 Mengelola waktu pembelajaran

secara efisien √

Rata-rata butir 2 = B 73,33

NAMA GURU/MAHASISWA : Tugini

NPM : 1013134004

TEMPAT MENGAJAR : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

KELAS : VIII-1

MATA PELAJARAN : Bahasa dan Sastra Indonesia

WAKTU : 2 x 40 Menit


(67)

3. Mengelola interaksi kelas

3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi

Pembelajaran √

3.2 Menangani pertanyaan dan respon

Siswa √

3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan,

isyarat, dan gerakan badan √

3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan

Siswa √

3.5 Memantapkan penguasaan materi

pembelajaran √

Rata-rata butir 3 = C 76

4. Bersikap terbuka dan luwes serta Membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar

4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian, dan

sabar kepada siswa √

4.2 Menunjukkan kegairahan dalam

mengajar √

4.3 Mengembangkan hubungan antar-

pribadi yang sehat dan serasi √

4.4 Membantu siswa menyadari

kelebihan dan kekurangannya √

4.5 Membantu siswa menumbuhkan

kepercayaan diri √

Rata-rata butir 4 = D 80

5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan pembelajaran mata pelajaran tertentu

Bahasa Indonesia

5.1 Mendemonstrasikan penguasaan

materi bahasa Indonesia √

5.2 Mengembangkan kemampuan

siswa untuk berkomunikasi √

dan bernalar

5.3 Memberikan latihan keterampilan

berbahasa √

5.4 Peka terhadap kesalahan

penggunaan istilah teknis √

5.5 Memupuk kegemaran membaca √


(68)

Rata-rata butir 5.a = E 72 6. Melaksanakan penilaian proses dan

hasil belajar

6.1 Melaksanakan penilaian selama

proses pembelajaran √

6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir

pembelajaran √

Rata-rata butir 6 = F 80

7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran

7.1 Keefektifan proses pembelajaran √

7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan √

7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa

siswa √

7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran √

Rata-rata butir 7 = G 75

Labuhan Ratu, 10 Mei 2012 Teman Sejawat,

Pariyem, S.Pd.

NIP 19650222 198803 2 006

Keterangan Skor (Konversi):

1 = 20, 2 = 40, 3 = 60, 4 = 80, 5 = 100 81 – 100 (Sangat Baik)

61 – 80 (Baik) 41 – 60 (Cukup) 21 – 40 (Kurang)

Nilai APKG-PTK = Y

A + B + C + D + E + F + G Y = = 7


(69)

0 – 20 (Sangat Kurang)

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU(APKG) LEMBAR PENILAIAN

KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

PETUNJUK:

1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung

2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta

dampaknya pada diri siswa

3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut

4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran,

pilihlah salah satu butir penilian yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan

5. Nilailah semua aspek kemampuan guru

1. Mengelola ruang dan fasilitas

pembelajaran 1 2 3 4 5

1.1 Menata fasilitas dan sumber belajar √

1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas √

Rata-rata butir 1 = A 80

2. Melaksanakan kegiatan perbaikan Pembelajaran

2.1 Memulai pembelajaran √

2.2 Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,

dan lingkungan √

2.3 Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan √

2.4 Melaksanakan pembelajaran dalam

urutan yang logis √

2.5 Melaksanakan perbaikan pembel- ajaran secara individual, kelompok

atau klasikal √

2.6 Mengelola waktu pembelajaran

secara efisien √

NAMA GURU/MAHASISWA : Tugini

NPM : 1013134004

TEMPAT MENGAJAR : SMP Negeri 1 Labuhan Ratu

KELAS : VIII-1

MATA PELAJARAN : Bahasa dan Sastra Indonesia

WAKTU : 2 x 40 Menit


(70)

Rata-rata butir 2 = B 80 3. Mengelola interaksi kelas

3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi

Pembelajaran √

3.2 Menangani pertanyaan dan respon

Siswa √

3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan,

isyarat, dan gerakan badan √

3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan

Siswa √

3.5 Memantapkan penguasaan materi

pembelajaran √

Rata-rata butir 3 = C 80

4. Bersikap terbuka dan luwes serta Membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar

4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian, dan

sabar kepada siswa √

4.2 Menunjukkan kegairahan dalam

mengajar √

4.3 Mengembangkan hubungan antar-

pribadi yang sehat dan serasi √

4.4 Membantu siswa menyadari

kelebihan dan kekurangannya √

4.5 Membantu siswa menumbuhkan

kepercayaan diri √

Rata-rata butir 4 = D 80

5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan pembelajaran mata pelajaran tertentu

Bahasa Indonesia

5.1 Mendemonstrasikan penguasaan

materi bahasa Indonesia √

5.2 Mengembangkan kemampuan

siswa untuk berkomunikasi √

dan bernalar

5.3 Memberikan latihan keterampilan

berbahasa √

5.4 Peka terhadap kesalahan

penggunaan istilah teknis √

5.5 Memupuk kegemaran membaca √


(71)

Rata-rata butir 5.a = E 80 6. Melaksanakan penilaian proses dan

hasil belajar

6.1 Melaksanakan penilaian selama

proses pembelajaran √

6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir

pembelajaran √

Rata-rata butir 6 = F 80

7. Kesan umum pelaksanaan pembelajaran

7.1 Keefektifan proses pembelajaran √

7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan √

7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa

siswa √

7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran √

Rata-rata butir 7 = G 80

Labuhan Ratu, 17 Mei 2012 Teman Sejawat,

Pariyem, S.Pd.

NIP 19650222 198803 2 006

Keterangan Skor (Konversi):

1 = 20, 2 = 40, 3 = 60, 4 = 80, 5 = 100 81 – 100 (Sangat Baik)

61 – 80 (Baik) 41 – 60 (Cukup) 21 – 40 (Kurang) 0 – 20 (Sangat Kurang)

Nilai APKG-PTK = Y

A + B + C + D + E + F + G Y = = 7


(72)

(73)

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 (Dua)

Standar Kompetensi : Menulis

16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai Penulisan puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai

oMembaca berbagai puisi,

kemudian mendaftar topik yang akan diangkat sebagai puisi

oBertanya jawab untuk

menentukan puisi yang akan ditulis

oMengamati objek,

mendata objek yang akan dijadikan bahan penulisan

Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan menulis puisi Menulis puisi dengan menggu-nakan pilihan kata yang tepat

Portofolio Lembar penilaian protofolio

Tulislah sebuah puisi berdasarkan objek tertentu dengan pilihan kata yang tepat! Suntinglah puisimu sehingga menjadi lebih puitis! Cermatilah komentar gurumu

4 X 40 Menit

Buku Teks Gambar Foto Lingkungan


(74)

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen puisi

oMendeskripsikan objek

dalam larik-larik puitis

oMenulis puisi dengan

menggunakan pilihan kata yang tepat

oMenyunting sendiri

pilihan kata yang terdapat di dalam puisi yang ditulis agar bersifat puitis

dan atau temanmu untuk perbaikan puisi yang kamu hasilkan!

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence ) 16.2 Menulis puisi

bebas dengan memperhatikan unsur persajakan Penulisan puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan

oMembaca berbagai puisi

untuk mendaftar topik yang akan diangkat sebagai puisi

oBertanya jawab untuk

menentukan puisi yang akan ditulis

oMengamati objek dan

Mampu mendata objek yang akan dijadikan bahan untuk penulisan puisi

Mampu

mendeskripsikan objek dalam

larik-Portofolio Lembar penilaian protofolio

Tulislah sebuah puisi dengan berdasarkan topik tertentu dengan persajakan yang tepat! Suntinglah puisimu sehingga menjadi lebih puitis!

2 X 40 menit

Buku Teks Gambar Foto Lingkungan


(75)

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

mendata objek yang akan dipuisikan

oMendeskripsikan objek

dalam larik-larik yang bersifat puitis

oMenulis puisi dengan

memperhatikan unsur persajakan

oMenyunting puisi yang

ditulis sendiri

larik yang bersifat puitis

Cermatilah komen-tar gurumu dan atau temanmu ,

kemudian tuliskan perasaanmu atas proses penulisan puisi yang kamu lakukan!

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )


(76)

Labuhan Ratu, Mei 2012

Mengetahui, Guru Peneliti

Kepala SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU

H. SUPARMAN, S.Pd., MM.Pd. TUGINI


(77)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)


(78)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus I

Sekolah : SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas /Semester : VIII/2

Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas

Kompetensi Dasar : 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2x Pertemuan)

1. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya (Trustworthines) Rasa hormat dan perhatian (respect ) Tekun (diligence)

2. Materi Pembelajaran

a. Gambar keindahan alam pedesaan b. Pengamatan obyek wisata

3. Metode Pembelajaran

1. Tanya jawab 2. Permodelan 3. Demonstrasi

4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan awal

 Apersepsi :

 Guru meminta Peserta didik membacakan puisi yang ditulis Peserta didik pada pertemuan sebelumnya (siklus I) yaitu puisi dengan tema alam. .


(79)

 Guru dan Peserta didik bertanya jawab tentang proses penyusunan puisi yang pernah dialami atau dikenal siswa

 Memotivasi :

 Guru memotivasi Peserta didik bahwa menulis puisi itu mudah dan dapat dilakukan siapapun

 Guru memberikan keterangan tentang pilihan kata yang sesuai pada puisi yang dibacakan siswa

b. Kegiatan Inti. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 memfasilitasi Peserta didik mengamati berbagai penulisan puisi berdasarkan pada gambar, peristiwa yang dibaca, atau pengamatan yang ada di buku Peserta didik berdasarkan pilihan kata yang tepat.

 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari;

 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

 memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan latihan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang sesuai berdasarkan tema bebas (tema dipilih oleh peserta didik)

 Setiap Peserta didik menampilkan hasilnya di papan tulis / di dinding kelas

 Peserta didik mengambil hasil karya yang ditempelkan di papan tulis dan menyunting puisi berdasarkan komentar yang diterimanya

 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.


(1)

27


(2)

28


(3)

29


(4)

30

emeriksa Hasil Kerja Siswa Dalam Kegiatan Menulis Puisi Bebas


(5)

31

Memeriksa Hasil Kerja Siswa Dalam Kegiatan Menulis Puisi Bebas


(6)

32

Memberi Penjelasan Kepada Siswa Kepada Siswa Dalam Menulis Puisi Bebas


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 13 74

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 37 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERWAWANCARA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI GISTING TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V-B SDN 1 TANJUNG SENANG BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 12 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-B SMP PGRI 4 LABUHAN RATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 99 45

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 62

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI TEKNIK PEMODELAN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1 LABUHAN RATU LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 41 108