PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Menerima Bel (Beasiswa Ekonomi Lemah) Dan Siswa Yang Menerima Best (Beasiswa Prestasi) Di Sma Negeri 2 Ngawi Se
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG
MENERIMA BEL(BEASISWA EKONOMI LEMAH) DAN
SISWA YANG MENERIMA BEST (BEASISWA PRESTASI)
DI SMA NEGERI 2 NGAWISEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Tugas Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pedidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
LATIFAH LILIS SOFIYAH
NIM: G 000 090 062
NIRM: 09/X/02.2.1/1744
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
ABSTRAK
Biaya pendidikan merupakan kendala bagi orangtua untuk dapat
menyekolahkan anaknya di sekolah yang maju dan berkualitas tinggi atau favorit.
SMA Negeri 2 Ngawi Menyadari hal tersebut, sehingga SMA Negeri 2 Ngawi
memberikan Beasiswa untuk siswa yang berprestasi dari golongan ekonomi lemah
yang disebut dengan Beasiswa Ekonomi Lemah (BEL) dan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi akademik dan non akademik yang disebut dengan Beasiswa
Prestasi (BEST).
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa
yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semester Genap Tahun 2013; 2)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi belajar
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL
dan siswa yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semeter Genap Tahun
2013.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengamati
hubungan kausal antara dua variabel. Pendekatan ini untuk mengetahui apakah
setelah diberi perlakuan beasiswa terdapat perbedaan prestasi belajar.
Sebagaimana lazimnya,
pendekatan penelitian ini memerlukan hipotesis.
Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan informasi data
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST, terutama jika
tidak ada perbedaan prestasi belajar antara dua kelompok siswa tersebut. Untuk
memperoleh data dalam penelitian menghgunakan metode dokumentasi dan
wawancara. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data hasil ulangan tengah
semester genap siswa BEL dan Siswa BEST, sedangkan Wawancara digunakan
untuk memperoleh data jenis pekerjaan orangtua, jarak rumah, kendaraan yang
digunakan, dan gaya belajar.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa deviasi standar
atau deviasi rata-rata siswa BEST lebih besar daripada siswa BEL, hal ini
menunjukan bahwa data siswa BEL lebih homogen daripada siswa BEST yaitu
terbukti dengan Standar Deviasi siswa BEL 5,043 < siswa BEST 8,27.
Dari hasil selisih rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEL dan
rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEST, yaitu 1,11 Selisih ini
menempatkan prestasi belajar siswa yang menerima BEL lebih tinggi daripada
prestasi belajar siswa
yang menerima BEST.Adapunfaktor
yang
berpengaruhterhadapselisihituberdasarkananalisiskualitatif,adalah gaya belajar
dan
fasilitas
belajar,
sementarajenispekerjaan
orang
tua,
jarakrumah,danalattransportasitidakberpengaruh.
Kata Kunci :Prestasi Pendidikan Agama Islam, Beasiswa Ekonomi Lemah
(BEL), Beaasiswa Prestasi (BEST), Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, Gaya Belajar.
2
kemampuan dasar siswa. Adanya
PENDAHULUAN
Kegiatan
sangat
terkait
pencarian
sekolah
pembelajaran
diharapkan
dapat
dengan
proses
menghasilkan sumber daya manusia
Islam
sangat
yang
ilmu.
berkualitas.
Namun
tidak
pentingnya
semua masyarakat bisa merasakan
mencari ilmu. Al-Qur’an dan Sunnah
proses pendidikan yang bermutu dan
mengajak kaum muslimin untuk
berkualitas baik. Karena pendidikan
mencari dan mendapatkan ilmu dan
yang
kearifan, serta menempatkan orang-
biaya yang mahal. Hanya masyarakat
orang yang berpengetahuan pada
menengah atas mampu membayar
derajat yang tinggi.
pendidikan
menekankan
terhadap
berkualitas
mahal.
Pendidikan merupakan salah
identik
dengan
biaya
Sedangkan
yang
masyarakat
satu faktor utama bagi perkembangan
ekonomi
sumber daya manusia yang diyakini
membayangkan
mampu
serta
menyekolahkan anaknya di sekolah
menciptakan manusia produktif yang
yang bermutu dan berkualitas. Salah
mampu
dan
satu sekolah yang berkualitas adalah
agama. Pendidikan dalam arti luas di
sekolah yang sudah meraih sertifikat
dalamnya
pengertian
ISO (International Standarization of
mendidik, membimbing, mengajar
Organization). Selain itu di era
dan melatih. Dalam keseluruhan
teknologi informasi sekarang ini,
proses
salah satu ciri pembelajaran pada
meningkatkan
memajukan
bangsa
terkandung
pendidikan
di
sekolah,
lemah
dengan
yang
tidak
pernah
dapat
kegiatan belajar merupakan kegiatan
sekolah
maju
adalah
yang paling pokok.
penggunaan komputer sebagai media
Sekolah merupakan salah satu
untuk menyampaikan materi kepada
wadah kegiatan yang dapat berfungsi
anak didiknya. Namun di sisi lain
sebagai
pembelajaran
tempat
mengembangkan
untuk
yang
berkualitas
membutuhkan biaya yang besar. Di
kemampuan-
3
sinilah kendala utama masyarakat
raport SMP, sedangkan salah satu
ekonomi lemah, mereka sulit untuk
syarat jalur BEST adalah memiliki
dapat membiayai anaknya di sekolah
prestasi akademik yang dibuktikan
favorit atau berkualitas.
dengan nilai raport atau prestasi non-
Mengingat kondisi tersebut di
akademik yang dibuktikan dengan
atas, SMA Negeri 2 Ngawi yang
sertifikat kejuaraan OSN (Olimpiade
sudah mendapatkan sertifikat ISO
Sain
sejak tahun 2010, selalu berusaha
kejuaraan OOSN ( Olimpiade Olah
untuk
jurang
Raga Siswa Nasional) saat di SMP.
pemisah antara masyarakat ekonomi
Siswa jalur BEL dan BEST dalam
menengah ke atas dengan masyarakat
pembelajaran
ekonomi menengah bawah untuk
seluruh kelas yang terdiri dari 9 kelas
memperoleh
yang
X, 9 kelas XI (5 kelas IPA dan 4
mengapresiasi
kelas IPS), dan 9 kelas XII (5 kelas
menghilangkan
berkualitas
pendidikan
dengan
Nasional)
atau
sertifikat
didistribusikan
ke
IPA dan 4 kelas IPS).
golongan ekonomi lemah. Dalam
rangka mengakomodasi masyarakat
Jalur BEL dibuka untuk siswa
ekonomi lemah, sudah tiga tahun ini
yang mempunyai prestasi akademik
dibuka
yang
jalur
Beasiswa
Ekonomi
baik
dan
tergolong
dari
Lemah (BEL). Sedangkan untuk
keluarga ekonomi lemah, sehingga
siswa yang
mempunyai prestasi
anak-anak yang masuk golongan ini
akademik dan non akademik pada
tidak perlu khawatir akan biaya yang
saat di SMP, dibuka jalur Beasiswa
mahal untuk masuk ke sekolah yang
Prestasi (BEST). Beasiswa yang
maju dan berkualitas. SMA Negeri 2
disediakan
Ngawi
berasal
dari
komite
sangat
memahami
hal
biaya
tersebut, maka dibukalah jalur BEL
pendidikan selama siswa sekolah di
untuk mereka yang tidak mampu
SMA Negeri 2 Ngawi. Salah satu
tetapi mempunyai prestasi akademik
syarat bagi jalur BEL adalah surat
yang baik. Sedangkan anak anak
keterangan tidak mampu dari desa
yang diterima melalui jalur BEST
serta mempunyai nilai akademik
adalah anak yang memiliki prestasi
yang baik dibuktikan dengan nilai
yang baik
sekolah
berupa
bantuan
4
di
bidang akademik
maupun non-akademik. Di bidang
Faktor yang mempengaruhi
non akademik misalnya mereka yang
prestasi belajar siswa pada mata
memperoleh juara I di bidang olah
pelajaran Pendidikan Agama Islam di
raga
atletik,
SMA Negeri 2 Ngawi berasal dari
bulutangkis), bidang seni (tari, baca
faktor internal dan faktor eksternal.
puisi, menyanyi solo), bidang sains
Faktor internal yaitu faktor yang
atau OSN (fisika, kimia, biologi,
berasal dari diri siswa antara lain:
matematika,
faktor
(basket,
beladiri,
ekonomi,
geografi,
psikologi,
minat
belajar,
kebumian, TIK (Tehnologi Informasi
kondisi fisik siswa. Sedangkan faktor
dan Komputer)).
eksternal antara lain: faktor keluarga,
Untuk
sekolah, masyarakat, dan lingkungan.
mengetahui
efektivitas pemberian beasiswa bagi
LANDASAN TEORI
siswa yang menerima BEL dan siswa
Dalam Slameto (2003:9),
yang menerima BEST maka pada
teori Gestalt mengemukakan bahwa
penelitian
dalam
ini
perlu
adanya
belajar
perlu
pendalaman secara khusus untuk
penyesuaian,
membandingkan keberhasilan siswa
respon
yang menerima BEL dan siswa yang
memecahkan problem yang dihadapi,
menerima BEST melalui prestasi
belajar bukan hanya mengulangi hal-
belajar pada pelajaran Pendidikan
hal yang harus dipelajari, tetapi
Agama Islam. Dalam penelitian ini,
mengerti
Prestasi Pendidikan Agama Islam
kemampuan dasar. Kemudian teori
yang merupakan
R. Gagne memberikan dua definisi
(Ujian
Tengah
hasil nilai UTS
Semester)
yaitu
adanya
yang
memperoleh
tepat
atau
untuk
memperoleh
terhadap masalah belajar, pertama,
yang
diadakan pada tanggal 1-8 Pebruari
belajar
adalah
proses
2013 akan dijadikan objek penelitian
memperoleh
untuk mengetahui perbedaan prestasi
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,
Pendidikan Agama
Islam antara
dan tingkah laku, kedua, belajar
siswa yang menerima BEL dan siswa
adalah penguasaan pengetahuan atau
yang menerima BEST.
ketrampilan
motivasi
dalam
yang diperoleh dari
instruksi(Slameto (2003:13))
5
untuk
Selanjutnya
Abu
belajar merupakan kegiatan yang
Ahmadi dan Widodo Supriyanto
kompleks. Setelah belajar orang
(2008:126) teori James O. Whittaker
memiliki pengetahuan, ketrampilan,
menyatakan bahwa belajar dapat
dan
nilai.
Selanjutnya
Skinner
didefinisikan sebagai proses tingkah
mempunyai
pandangan
bahwa
laku yang ditimbulkan atau diubah
belajar adalah suatu perilaku. Pada
melalui latihan atau pengalaman.
saat orang belajar maka responsnya
Learning may be defined as the
menjadi lebih baik. Sebaliknya bila
process by which behavior originates
seseorang
or is altered through training or
responsnya
menurun.
menurut
pandangan
Dengan
experience.
perubahan
dalam
tingkah
demikian,
belajar
maka
Kemudian
Piaget,
akibat
pengetahuan dibentuk oleh individu.
pertumbuhan fisik atau kematangan,
Sebab individu melakukan interaksi
kelelahan, penyakit, atau pengaruh
terus-menerus dengan lingkungan.
obat-obatan tidak termasuk sebagai
Lingkungan
belajar. Definisi yang tidak jauh
perubahan, dengan adanya interaksi
berbeda
oleh
dengan lingkungan maka fungsi
yang
intelek
juga
Cronbach
berjudul
laku
tidak
dikemukakan
dalam
bukunya
Educational
tersebut
semakin
mengalami
berkembang
(Dimyati (2006: 9)).
Psychology
sebagai berikut Learning is shown by
Dari beberapa definisi di atas,
change in behaviour as a result of
maka peneliti berpendapat bahwa
experience. Dengan demikian belajar
belajar adalah perubahan tingkah
yang
laku berdasarkan pengetahuan yang
efektif
adalah
melalui
pengalaman. Dalam proses belajar,
sudah
seseorang
menyelesaikan
dengan
berinteraksi
objek
belajar
langsung
Ahmadi
dan
untuk
masalah
yang
dihadapi.
dengan
Pretasi
menggunakan semua alat indranya
(Abu
diperoleh
belajar
merupakan
dambaan bagi setiap siswa yang
Widodo
sedang
Supriyanto (2008:127)).
pembelajaran
Selanjutnya dalam Dimyati
(2006:10) Gagne berpendapat bahwa
6
mengikuti
di
sekolah
proses
serta
dambaan bagi orang tua maupun
kegiatan
belajar
guru.
menghasilkan hasil belajar yang
maksimal
Dalam Kamus Besar Bahasa
yang
sehingga
dapat
terdorong
Indonesia (2012: 1101), prestasi
keinginan untuk terus mendapatkan
belajar mempunyai arti hasil yang
hasil
telah
Sumber penguat belajar dapat secara
dicapai
dilakukan,
(dari
yang
telah
dikerjakan
belajar
ekstrinsik
dan
yang
memuaskan.
(nilai,
sebagainya), sementara dari segi
penghargaan)
akademis mempunyai makna hasil
intrinsik
pelajaran
menyelidiki, mengartikan situasi).
yang
diperoleh
dari
dan
pengakuan,
dapat
secara
(keinginan
untuk
kegiatan belajar di sekolah atau
(http://belajarpsikologi.com/pengerti
perguruan
an-prestasi-belajar/).
tinggi
yang
bersifat
Menurut
kognitif dan biasanya ditentukan
Tu’u
(2004:75),
melalui pengukuran dan penilaian.
prestasi belajar dapat dirumuskan
Prestasi mempunyai arti penguasaan
sebagai berikut:
pengetahuan atau ketrampilan yang
a. Prestasi belajar siswa adalah
dikembangkan oleh mata pelajaran
hasil belajar yang dicapai siswa
ditunjukan dengan nilai tes atau
ketika
angka nilai yang diberikan guru.
mengerjakan
Selanjutnya Saifuddin Azwar
(1996:
164)
menyatakan
mengikuti
kegiatan
bahwa
serta
tugas
dan
pembelajaran
di
sekolah.
prestasi atau keberhasilan dalam
b. Prestasi belajar siswa yang
belajar dapat dioperasionalkan dalam
terutama dinilai adalah aspek
bentuk
kognitifnya
karena
nilai rapor, indeks prestasi studi,
bersangkutan
dengan
angka
kemampuan
indikator-indikator
kelulusan,
berupa
predikat
keberhasilan, dan semacamnya.
Sependapat
pengetahuan,
dengan
secara
prestasi
teori
belajar
suatu
proses
dalam
ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis,
pernyataan di atas menurut Abu
Ahmadi
siswa
sintesa, dan evaluasi.
adalah
c. Prestasi belajar dibuktikan dan
dari
ditunjukan melalui nilai atau
7
angka nilai hasil evaluasi yang
(faktor internal) maupun dari luar
dilakukan oleh guru terhadap
diri
tugas siswa dan hasil ulangan-
Pengenalan terhadap faktor-faktor
ulangan atau ujian yang dicapai
yang mempengaruhi prestasi belajar
seseorang setelah melakukan
penting
proses
membantu
belajar
mengajar.
(faktor
eksternal)
sekali
sisa
individu.
dalam
dalam
rangka
mencapai
(http://drogpatravel.blogspot.co
prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
m/2012/10/pengertian-prestasi-
Hal-hal yang tergolong faktor
internal adalah sebagai berikut :
belajar/)
Kemudian menurut Syaiful
a. Faktor jasmaniah baik yang
Bahri Djamarah (2002:141), bahwa
bersifat bawaan maupun yang
prestasi belajar merupakan suatu
diperoleh. Yang termasuk faktor
perubahan yang terjadi akibat dari
ini
kegiatan belajar yang telah dilakukan
pendengaran, struktur tubuh, dan
oleh individu. Perubahan itu adalah
sebagainya. Menurut Slameto
hasil yang telah dicapai dari proses
(2003:54) faktor jasmaniah ini
belajar.
dibagi menjadi 2 macam yaitu :
misalnya
penglihatan,
1) Faktor kesehatan yaitu bahwa
Dari beberapa pengertian di
bahwa
sehat berarti dalam keadaan
pengertian prestasi adalah hasil yang
baik segenap badan beserta
dicapai dari proses yang sudah
bagian-bagiannya atau bebas
dilakukan sebelumnya.
dari
atas peneliti
berpendapat
Faktor-faktor
yang
penyakit.
Kesehatan
seseorang berpengaruh pada
dapat
proses belajar.
mempengaruhi prestasi belajar siswa
dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal
2) Cacat tubuh adalah sesuatu
dan faktor eksternal. Menurut Abu
yang menyebabkan kurang
Ahmadi
Supriyono
baik atau kurang sempurna
(2008:138), prestasi belajar yang
mengenai tubuh atau badan.
dicapai seseorang merupakan hasil
Cacat tubuh dapat berupa
interaksi
buta,
dan Widodo
berbagai
faktor
yang
setengah
buta,
tuli,
setengah tuli, patah kaki,
mempengaruhinya baik dalam diri
8
Adapun
patah tangan, lumpuh dan
lain-lain.
tubuh
Keadaan
ini
hal-hal
yang
tergolong faktor eksternal adalah
cacat
sebagai berikut :
mempengaruhi
belajar siswa yang cacat,
1) Faktor sosial yang terdiri atas :
belajarnya juga terganggu.
a) Lingkungan keluarga seperti
Jika hal ini terjadi, hendaknya
jenis pekerjaan orang tua; b)
ia
Lingkungan
sekolah;
c)
Lingkungan
masyarakat;
d)
belajar
pada
pendidikan
lembaga
khusus
atau
diusahakan alat bantu agar
dapat
menghindari
Lingkungan kelompok
atau
2) Faktor budaya seperti adat
mengurangi kecacatannya.
istiadat,
b. Faktor psikologis, baik yang
3) Faktor lingkungan fisik seperti,
diperoleh, terdiri atas :
intelektif
pengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
bersifat bawaan maupun yang
1) Faktor
ilmu
beasiswa,
yang
alat
transportasi,
jarak rumah, fasilitas belajar,
meliputi :
fasilitas rumah dan iklim atau
a) Faktor
potensial
yaitu
cuaca.
kecerdasan dan bakat.
METODE PENELITIAN
b) Faktor kecakapan nyata
Penelitian
ini
menggunakan
yaitu prestasi yang telah
jenis penelitian lapangan dengan
dimiliki.
menggabungkan metode kuantitatif
2) Faktor non-intelektif, yaitu
unsur-unsur
dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
kepribadian
digunakan
untuk
mengamati
tertentu seperti gaya belajar,
perbandingan antara dua variabel.
sikap,
Pendekatan ini untuk mengetahui
kebiasaan,
minat,
kebutuhan, motivasi, emosi,
apakah
penyesuaian diri.
beasiswa terdapat perbedaan prestasi
c. Faktor kematangan fisik maupun
belajar.
psikis
setelah
diberi
Sebagaimana
pendekatan
perlakuan
lazimnya,
penelitian
ini
memerlukan hipotesis. Sedangkan
pendekatan
9
kualitatif
digunakan
Dalam penelitian ini teknik
untuk mengumpulkan informasi data
tentang
faktor-faktor
pengumpulan
yang
data
menggunakan
belajar
metode dokumentasi, Data yang
Pendidikan Agama Islam siswa yang
diperoleh dari dokumentasi dalam
menerima BEL dan siswa yang
penelitian ini adalah jumlah siswa
menerima BEST, terutama jika tidak
yang mendapatkan Beasiswa BEL
ada perbedaan prestasi belajar antara
dan BEST, daftar nama siswa, daftar
dua kelompok siswa tersebut.
nilai Pendidikan Agama Islam hasil
mempengaruhi
prestasi
ulangan
Dalam penelitian ini peneliti
Tengah
Semester.
Data
menggunakan metode penggabungan
diperoleh dari pegawai TU (Tata
antara
Usaha)
penelitian
kuantitatif
dan
Sekolah
tempat
peneliti
kualitatif dengan mengambil model
melakukan
kombinasi Sequential Explanatory
menggunakan metode dokumentasi
Design. Metode ini dicirikan dengan
peneliti juga menggunakan metode
pengumpulan
data
wawancara yang ditujukan kepada
kuantitatif pada tahap awal diikuti
subjek yaitu siswa yang menerima
pengumpulan
data
BEL (Beasiswa Ekonomi Lemah)
kualitatif pada tahap kedua. Bobot
dan siswa BEST (Beasiswa Prestasi)
metode ini lebih pada data kuantitatif
untuk mengumpulkan data tentang
sedangkan data kualitatif melengkapi
faktor-faktor
data kuantitatif.
mempengaruhi
dan
dan
analisis
analisis
penelitian.
apa
Selain
saja
prestasi
yang
belajar,
Sumber data ada dua yaitu data
Pemilihan nilai Ulangan Tengah
primer dan data sekunder. Data
Semester (UTS) dilaksanakan pada
primer yaitu data yang diperoleh dari
tanggal 1-8 Pebruari 2013 karena
informan,
akan
nilai UTS relatif hasil kerja siswa
dijadikan informan adalah Kepala
murni belum digabung dengan nilai
sekolah, siswa BEL, siswa BEST dan
ulangan harian dan nilai-nilai tugas.
petugas
Sedangkan data yang mempengaruhi
adapun
TU.
yang
Sedangkan
data
sekunder yaitu data yang berupa
prestasi
dokumentasi.
melalui metode wawancara yang
meliputi
10
belajar
a)
siswa
Beasiswa;
diperoleh
b)
Jenis
pekerjaan orang tua; c) Jarak rumah;
diduga
d) Transportasi; e) Gaya belajar; dan
prestasi tersebut antara lain :
f) fasilitas belajar.
mempengaruhi
perbedaan
1. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dari
hasil
wawancara
diperoleh data pekerjaan orang
HASIL PENELITIAN
Analisis kuantitatif dengan
tua, menunjukan pekerjaan orang
menggunakan perhitungan Standar
tua siswa BEL sebagian besar
Deviasi Siswa BEL adalah sebagai
merupakan petani sebanyak 15
berikut :
orang (44,12%), swasta 14 orang
fX 2
SD1=
n
256040 ,3
=
34
−
−
fX
( )2
n
(41,18%), buruh tani 3 orang
(8,82%) perangkat desa 1 orang
(2,94%),
2945,5 2
(
) )
34
(2,94%)
hal
ini
menunjukan
bahwa jenis pekerjaan orang tua
7530,59 − 7505,165
=
dan PNS 1 orang
siswa BEL lebih dominan sebagai
= 25,43
petani yaitu sebanyak 15 orang
= 5,043
(41,18%).
Analisis
kuantitatif
Sedangkan
Perhitungan
pekerjaan
Standar Deviasi Siswa BEST adalah
orang tua siswa BEST secara garis
sebagai berikut :
besar
SD=
=
1
12 91475 −
12
=
1
1
=12
dikelompokan
menjadi 2 jenis pekerjaan yaitu
PNS 7 orang (58,33%), dan
(1043)2
swasta/wiraswasta
1097700 − (1087849)
12
=
N fX 2 − (fX)2
1
N
dapat
(41,67%)
dari
menunjukan
9851
5
orang
hasil
tersebut
bahwa
jenis
pekerjaan orang tua siswa BEST
99,25
lebih dominan sebagai PNS yaitu
12
sebanyak 7 orang (58,33%).
= 8,27
Analisis
berdasarkan
Dengan demikian dari hasil
kualitatif
faktor-faktor
prosentase
yang
disimpulkan
11
di
atas
dapat
bahwa
jenis
pekerjaan orang tua siswa BEL
kendaraan umum sebagai alat
lebih
petani/swasta
transportasi atau jalan kaki untuk
sedangkan siswa BEST lebih
pulang dan pergi ke sekolah,
dominan PNS sehingga siswa
sebagaimana
yang jenis pekerjaan orang tuanya
siswa
petani/swasta
rata-rata
kendaraan umum sebanyak 22
mempunyai nilai yang lebih bagus
orang (64,71%), sepeda motor
daripada
siswa
yang
jenis
sebanyak 10 orang (29,41%),
pekerjaan
orang
tuanya
PNS
sepeda 1 orang (2,94%), dan jalan
meskipun
perbedaan
dominan
yang
diketahui
bahwa
menggunakan
kaki/kos 1 orang (2,94%)
nilainya
Sedangkan untuk siswa BEST
kecil.
jarak rumah yang ditempuh 0-10 Km
2. Jarak Rumah dan Transportasi
Kemudian jarak rumah dan
sebanyak 8 orang (66,66%), 11-20
transportasi untuk siswa BEL
Km sebanyak 2 orang (16,67%), 21-
diketahui jarak rumah ke sekolah
30 Km sebanyak 2 orang (16,67%)
secara garis besar dibagi menjadi
sehingga jarak rumah kurang dari 21
4 kategori yaitu jarak 0-10 Km
Km (dekat) sebanyak 10 orang
sebanyak 10 orang (29,41%),
(83,32%) dan jarak tempuh lebih dari
jarak 11-20 Km 9 orang (26,47%),
21 Km (jauh) sebanyak 2 orang
jarak 21-30 Km sebanyak 9 orang
(16,66%), meskipun jarak rumah
(26,47%), jarak lebih dari 31 Km
anak BEST kurang dari 21 Km
6
ini
sebesar 83,32% akan tetapi sebagian
menunjukan bahwa jarak rumah
besar mereka menggunakan sepeda
kurang
(dekat)
motor sebanyak 10 orang (83,33%),
sebanyak 19 orang (55,88%). Dan
dan kendaraan umum sebanyak 2
jarak rumah yang lebih dari 21
orang (16,67%).
orang
(17,65%)
dari
21
Km
hal
Dengan demikian dapat
Km (jauh) sebanyak 15 orang
sebagian
disimpulkan bahwa jarak rumah
besar jarak rumah siswa BEL
ke sekolah dan alat transportasi
kurang dari 21 Km sebanyak
antara siswa BEL dan BEST tidak
(44,12%).
55,88%
Walaupun
mereka
mengunakan
12
banyak mempengaruhi prestasi
setelah shalat tahajud sebanyak 28
belajar siswa.
orang (82,28%) dan mereka yang
3. Gaya
Belajar
dan
mempunyai gaya belajar santai
Fasilitas
seperti belajar sambil menonton tv
Belajar.
dan
Selanjutnya gaya belajar
serta mendengarkan musik dan
fasilitas
radio sebanyak 6 orang (17,64%).
belajar
yang
digunakan Siswa BEL dan BEST
Sedangkan
cenderung
gaya
digunakan siswa BEL rata-rata
belajar tersendiri dan tidak semua
hanya menggunakan buku dan
siswa mendapat fasilitas yang
alat tulis.
mempunyai
ini
dapat
yang
Kemudian gaya belajar yang
memadai dari orang tua mereka
hal
fasilitas
dilakukan
mempengaruhi
siswa
BEST
juga
prestasi belajar siswa BEL dan
cenderung bermacam-macam secara
BEST.
belajar/tempat
garis besar gaya belajar siswa BEST
belajar siswa yang menerima BEL
dibagi menjadi 5 kategori yaitu di
secara garis besar dibagi menjadi
kamar sebanyak 4 orang (33,33%),
6 kategori tempat sepi sebanyak
tempat sepi sebanyak 3 orang (25%),
11
kamar
tengah malam sebanyak 3 orang
sebanyak 11 orang (32,35%),
(25%), sambil mendengarkan musik
tengah malam sebanyak 4 orang
sebanyak 1 orang (8,33%), depan TV
(11,76%), sambil mendengarkan
sebanyak 1 orang (8,33%) jadi siswa
musik dan radio sebanyak 4 orang
yang belajar sungguh-sungguh pada
(11,76%), depan TV sebanyak 2
tengah malam, di kamar, dan di
orang (5,88%), dan malam hari
tempat sepi sebanyak 10 orang
setelah tahajud sebanyak 2 orang
(83,33%)
dan
(5,88%).
mempunyai
gaya
Gaya
orang
(32,35%),
Jadi
siswa
yang
siswa
yang
belajar
sambil
dalam
menonton tv dan mendengarkan
yang
musik sebanyak 2 orang (16,66%).
mempunyai gaya belajar di tempat
Selanjutnya fasilitas belajar yang
sepi, di kamar, dan siswa yang
digunakan
suka belajar pada tengah malam
dikelompokan menjadi 2 kategori
bersungguh-sungguh
belajar
yaitu
mereka
13
siswa
BEST
dapat
yaitu laptop dan HP sebanyak 9
BEL, hal ini menunjukan bahwa data
orang
HP
siswa BEL lebih homogen daripada
sebanyak 3 orang (25%) dengan
siswa BEST yaitu terbukti dengan
banyaknya fasilitas yang dimiliki
Standar Deviasi siswa BEL 5,043 <
dapat mempengaruhi gaya belajar
siswa BEST 8,27.
yang mereka lakukan.
2. Faktor-faktor
(75%),
dan
fasilitas
yang
Meskipun siswa BEL belajar
mempengaruhi prestasi belajar
tanpa menggunakan fasilitas belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa
yang memadai namun gaya belajar
yang menerima BEL dan siswa
mereka cenderung lebih bersungguh-
yang menerima BEST.
sungguh dibandingkan dengan siswa
Dari
hasil
selisih
rata-rata
BEST, hal ini disebabkan karena
prestasi belajar siswa yang menerima
kesalahan
fasilitas
BEL dan rata-rata prestasi belajar
yang diberikan orang tua. Faktor-
siswa yang menerima BEST, yaitu
faktor di ataslah yang mempengaruhi
1,11
prestasi
ini
prestasi belajar siswa yang menerima
terbukti dengan rata-rata nilai siswa
BEL lebih tinggi daripada prestasi
BEL lebih besar daripada nilai rata-
belajar
rata siswa BEST yaitu siswa BEL
BEST.Adapunfaktor
dengan nilai rata-rata 88,18 dan
berpengaruhterhadapselisihituberdas
siswa BEST dengan nilai rata-rata
arkananalisiskualitatif,adalah
87,33.
belajar
SIMPULAN
sementarajenispekerjaan orang tua,
menggunakan
belajar
1. Perbandingan
mereka
prestasi
hal
Selisih
ini
siswa
menempatkan
yang
dan
fasilitas
menerima
yang
gaya
belajar,
jarakrumah,danalattransportasitidakb
belajar
Pendidikan Agama Islam antara
erpengaruh.
siswa yang menerima BEL dan
SARAN-SARAN
siswa yang menerima BEST
1.
Sekolah
a) Supaya
Jadi berdasarkan perhitungan di
tidak
dibedakan
siswa
berprestasi
atas dapat diketahui bahwa deviasi
antara
standar atau deviasi rata-rata siswa
akademik/Non-akademik dan
BEST lebih besar daripada siswa
siswa berprestasi akademik
14
ekonomi lemah karena dari
lemah diberi bantuan khusus
hasil penelitian tidak ada
siswa miskin.
perbedaan prestasi pada mata
4. Peneliti lanjut
pelajaran Pendididkan Agama
Perlu adanya penelitian tentang
Islam setelah siswa belajar
penggunaan
selama 1 tahun di SMA
penelitian tentang prestasi siswa
Negeri 2 Ngawi.
yang tidak menerima beasiswa.
b) Hendaknya
program
diberikan
khusus
menambah
Abbas Tashakkori. 2010. Handbook
Of Mixed Methods In Social
&
Behavioral
Reserch.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
pelajaran
Pendidikan Agama Islam jika
memungkinkan.
c) Program
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono.
2008. “Psokologi Belajar”.
Jakarta : Rineka Cipta.
mentoring
hendaknya lebih ditingkatkan
Anas Sudjiono. 1987. “Pengantar
Statistik Pendidikan” Jakarta
: CV. Rajawali.
khususnya bagi siswa BEL
dan BEST.
2. Dinas pendidikan
Dalam
PPDB
Peserta
Didik
membuat
Arifin. 2012. Penegrtian Prestasi
Belajar .
(online),
(www.drogpatravel.blogspot.
com) diakses pada tanggal 15
Mei 2013 pukul 13:15
(Penerimaan
Baru)
aturan
supaya
yang
tidak
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap. Surabaya
: Penerbit Apollo.
membedakan siswa berprestasi
akademik/Non-akademik
siswa
berprestasi
dan
akademik
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
ekonomi lemah.
3. Pemerintah
Hariyanto. 2010. Pengertian Prestasi
Belajar.(online),(www.belaja
rpsikologi.com/engertianprestasi-belajar/) diakses pada
tanggal 15 Mei 2013 pukul
13:00
Hendaknya pemerintah membuat
program bagi siswa beprestasi
akademik/non-akademik
diberi
penghargaan
serta
DAFTAR PUSTAKA
untuk
jam
beasiswa
harus
beasiswa
prestasi bagi siswa ekonomi
Maulana
Muhammad.
Muntakhab Ahadits
15
2007.
Dalil-
Dalil Pilihan Enam Sifat
Utama. Yogyakarta : Penerbit
As-Shaff.
Rahayu
Kariadinata,
Maman
Abdurrahman. 2012. “Dasardasar Statistik Pendidikan”.
Bandung : Pustaka Setia.
Saifuddin Azwar. 1996. “Psikologi
Intelegensi”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor –
Faktor
yang
Mempengaruhinya . Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syaiful
Bahri Djamarah. 2002.
“Psikologi Belajar”. Jakarta :
Rineka Cipta.
16
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG
MENERIMA BEL(BEASISWA EKONOMI LEMAH) DAN
SISWA YANG MENERIMA BEST (BEASISWA PRESTASI)
DI SMA NEGERI 2 NGAWISEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Tugas Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pedidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
LATIFAH LILIS SOFIYAH
NIM: G 000 090 062
NIRM: 09/X/02.2.1/1744
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
1
ABSTRAK
Biaya pendidikan merupakan kendala bagi orangtua untuk dapat
menyekolahkan anaknya di sekolah yang maju dan berkualitas tinggi atau favorit.
SMA Negeri 2 Ngawi Menyadari hal tersebut, sehingga SMA Negeri 2 Ngawi
memberikan Beasiswa untuk siswa yang berprestasi dari golongan ekonomi lemah
yang disebut dengan Beasiswa Ekonomi Lemah (BEL) dan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi akademik dan non akademik yang disebut dengan Beasiswa
Prestasi (BEST).
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa
yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semester Genap Tahun 2013; 2)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi belajar
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL
dan siswa yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semeter Genap Tahun
2013.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengamati
hubungan kausal antara dua variabel. Pendekatan ini untuk mengetahui apakah
setelah diberi perlakuan beasiswa terdapat perbedaan prestasi belajar.
Sebagaimana lazimnya,
pendekatan penelitian ini memerlukan hipotesis.
Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan informasi data
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST, terutama jika
tidak ada perbedaan prestasi belajar antara dua kelompok siswa tersebut. Untuk
memperoleh data dalam penelitian menghgunakan metode dokumentasi dan
wawancara. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data hasil ulangan tengah
semester genap siswa BEL dan Siswa BEST, sedangkan Wawancara digunakan
untuk memperoleh data jenis pekerjaan orangtua, jarak rumah, kendaraan yang
digunakan, dan gaya belajar.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa deviasi standar
atau deviasi rata-rata siswa BEST lebih besar daripada siswa BEL, hal ini
menunjukan bahwa data siswa BEL lebih homogen daripada siswa BEST yaitu
terbukti dengan Standar Deviasi siswa BEL 5,043 < siswa BEST 8,27.
Dari hasil selisih rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEL dan
rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEST, yaitu 1,11 Selisih ini
menempatkan prestasi belajar siswa yang menerima BEL lebih tinggi daripada
prestasi belajar siswa
yang menerima BEST.Adapunfaktor
yang
berpengaruhterhadapselisihituberdasarkananalisiskualitatif,adalah gaya belajar
dan
fasilitas
belajar,
sementarajenispekerjaan
orang
tua,
jarakrumah,danalattransportasitidakberpengaruh.
Kata Kunci :Prestasi Pendidikan Agama Islam, Beasiswa Ekonomi Lemah
(BEL), Beaasiswa Prestasi (BEST), Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, Gaya Belajar.
2
kemampuan dasar siswa. Adanya
PENDAHULUAN
Kegiatan
sangat
terkait
pencarian
sekolah
pembelajaran
diharapkan
dapat
dengan
proses
menghasilkan sumber daya manusia
Islam
sangat
yang
ilmu.
berkualitas.
Namun
tidak
pentingnya
semua masyarakat bisa merasakan
mencari ilmu. Al-Qur’an dan Sunnah
proses pendidikan yang bermutu dan
mengajak kaum muslimin untuk
berkualitas baik. Karena pendidikan
mencari dan mendapatkan ilmu dan
yang
kearifan, serta menempatkan orang-
biaya yang mahal. Hanya masyarakat
orang yang berpengetahuan pada
menengah atas mampu membayar
derajat yang tinggi.
pendidikan
menekankan
terhadap
berkualitas
mahal.
Pendidikan merupakan salah
identik
dengan
biaya
Sedangkan
yang
masyarakat
satu faktor utama bagi perkembangan
ekonomi
sumber daya manusia yang diyakini
membayangkan
mampu
serta
menyekolahkan anaknya di sekolah
menciptakan manusia produktif yang
yang bermutu dan berkualitas. Salah
mampu
dan
satu sekolah yang berkualitas adalah
agama. Pendidikan dalam arti luas di
sekolah yang sudah meraih sertifikat
dalamnya
pengertian
ISO (International Standarization of
mendidik, membimbing, mengajar
Organization). Selain itu di era
dan melatih. Dalam keseluruhan
teknologi informasi sekarang ini,
proses
salah satu ciri pembelajaran pada
meningkatkan
memajukan
bangsa
terkandung
pendidikan
di
sekolah,
lemah
dengan
yang
tidak
pernah
dapat
kegiatan belajar merupakan kegiatan
sekolah
maju
adalah
yang paling pokok.
penggunaan komputer sebagai media
Sekolah merupakan salah satu
untuk menyampaikan materi kepada
wadah kegiatan yang dapat berfungsi
anak didiknya. Namun di sisi lain
sebagai
pembelajaran
tempat
mengembangkan
untuk
yang
berkualitas
membutuhkan biaya yang besar. Di
kemampuan-
3
sinilah kendala utama masyarakat
raport SMP, sedangkan salah satu
ekonomi lemah, mereka sulit untuk
syarat jalur BEST adalah memiliki
dapat membiayai anaknya di sekolah
prestasi akademik yang dibuktikan
favorit atau berkualitas.
dengan nilai raport atau prestasi non-
Mengingat kondisi tersebut di
akademik yang dibuktikan dengan
atas, SMA Negeri 2 Ngawi yang
sertifikat kejuaraan OSN (Olimpiade
sudah mendapatkan sertifikat ISO
Sain
sejak tahun 2010, selalu berusaha
kejuaraan OOSN ( Olimpiade Olah
untuk
jurang
Raga Siswa Nasional) saat di SMP.
pemisah antara masyarakat ekonomi
Siswa jalur BEL dan BEST dalam
menengah ke atas dengan masyarakat
pembelajaran
ekonomi menengah bawah untuk
seluruh kelas yang terdiri dari 9 kelas
memperoleh
yang
X, 9 kelas XI (5 kelas IPA dan 4
mengapresiasi
kelas IPS), dan 9 kelas XII (5 kelas
menghilangkan
berkualitas
pendidikan
dengan
Nasional)
atau
sertifikat
didistribusikan
ke
IPA dan 4 kelas IPS).
golongan ekonomi lemah. Dalam
rangka mengakomodasi masyarakat
Jalur BEL dibuka untuk siswa
ekonomi lemah, sudah tiga tahun ini
yang mempunyai prestasi akademik
dibuka
yang
jalur
Beasiswa
Ekonomi
baik
dan
tergolong
dari
Lemah (BEL). Sedangkan untuk
keluarga ekonomi lemah, sehingga
siswa yang
mempunyai prestasi
anak-anak yang masuk golongan ini
akademik dan non akademik pada
tidak perlu khawatir akan biaya yang
saat di SMP, dibuka jalur Beasiswa
mahal untuk masuk ke sekolah yang
Prestasi (BEST). Beasiswa yang
maju dan berkualitas. SMA Negeri 2
disediakan
Ngawi
berasal
dari
komite
sangat
memahami
hal
biaya
tersebut, maka dibukalah jalur BEL
pendidikan selama siswa sekolah di
untuk mereka yang tidak mampu
SMA Negeri 2 Ngawi. Salah satu
tetapi mempunyai prestasi akademik
syarat bagi jalur BEL adalah surat
yang baik. Sedangkan anak anak
keterangan tidak mampu dari desa
yang diterima melalui jalur BEST
serta mempunyai nilai akademik
adalah anak yang memiliki prestasi
yang baik dibuktikan dengan nilai
yang baik
sekolah
berupa
bantuan
4
di
bidang akademik
maupun non-akademik. Di bidang
Faktor yang mempengaruhi
non akademik misalnya mereka yang
prestasi belajar siswa pada mata
memperoleh juara I di bidang olah
pelajaran Pendidikan Agama Islam di
raga
atletik,
SMA Negeri 2 Ngawi berasal dari
bulutangkis), bidang seni (tari, baca
faktor internal dan faktor eksternal.
puisi, menyanyi solo), bidang sains
Faktor internal yaitu faktor yang
atau OSN (fisika, kimia, biologi,
berasal dari diri siswa antara lain:
matematika,
faktor
(basket,
beladiri,
ekonomi,
geografi,
psikologi,
minat
belajar,
kebumian, TIK (Tehnologi Informasi
kondisi fisik siswa. Sedangkan faktor
dan Komputer)).
eksternal antara lain: faktor keluarga,
Untuk
sekolah, masyarakat, dan lingkungan.
mengetahui
efektivitas pemberian beasiswa bagi
LANDASAN TEORI
siswa yang menerima BEL dan siswa
Dalam Slameto (2003:9),
yang menerima BEST maka pada
teori Gestalt mengemukakan bahwa
penelitian
dalam
ini
perlu
adanya
belajar
perlu
pendalaman secara khusus untuk
penyesuaian,
membandingkan keberhasilan siswa
respon
yang menerima BEL dan siswa yang
memecahkan problem yang dihadapi,
menerima BEST melalui prestasi
belajar bukan hanya mengulangi hal-
belajar pada pelajaran Pendidikan
hal yang harus dipelajari, tetapi
Agama Islam. Dalam penelitian ini,
mengerti
Prestasi Pendidikan Agama Islam
kemampuan dasar. Kemudian teori
yang merupakan
R. Gagne memberikan dua definisi
(Ujian
Tengah
hasil nilai UTS
Semester)
yaitu
adanya
yang
memperoleh
tepat
atau
untuk
memperoleh
terhadap masalah belajar, pertama,
yang
diadakan pada tanggal 1-8 Pebruari
belajar
adalah
proses
2013 akan dijadikan objek penelitian
memperoleh
untuk mengetahui perbedaan prestasi
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,
Pendidikan Agama
Islam antara
dan tingkah laku, kedua, belajar
siswa yang menerima BEL dan siswa
adalah penguasaan pengetahuan atau
yang menerima BEST.
ketrampilan
motivasi
dalam
yang diperoleh dari
instruksi(Slameto (2003:13))
5
untuk
Selanjutnya
Abu
belajar merupakan kegiatan yang
Ahmadi dan Widodo Supriyanto
kompleks. Setelah belajar orang
(2008:126) teori James O. Whittaker
memiliki pengetahuan, ketrampilan,
menyatakan bahwa belajar dapat
dan
nilai.
Selanjutnya
Skinner
didefinisikan sebagai proses tingkah
mempunyai
pandangan
bahwa
laku yang ditimbulkan atau diubah
belajar adalah suatu perilaku. Pada
melalui latihan atau pengalaman.
saat orang belajar maka responsnya
Learning may be defined as the
menjadi lebih baik. Sebaliknya bila
process by which behavior originates
seseorang
or is altered through training or
responsnya
menurun.
menurut
pandangan
Dengan
experience.
perubahan
dalam
tingkah
demikian,
belajar
maka
Kemudian
Piaget,
akibat
pengetahuan dibentuk oleh individu.
pertumbuhan fisik atau kematangan,
Sebab individu melakukan interaksi
kelelahan, penyakit, atau pengaruh
terus-menerus dengan lingkungan.
obat-obatan tidak termasuk sebagai
Lingkungan
belajar. Definisi yang tidak jauh
perubahan, dengan adanya interaksi
berbeda
oleh
dengan lingkungan maka fungsi
yang
intelek
juga
Cronbach
berjudul
laku
tidak
dikemukakan
dalam
bukunya
Educational
tersebut
semakin
mengalami
berkembang
(Dimyati (2006: 9)).
Psychology
sebagai berikut Learning is shown by
Dari beberapa definisi di atas,
change in behaviour as a result of
maka peneliti berpendapat bahwa
experience. Dengan demikian belajar
belajar adalah perubahan tingkah
yang
laku berdasarkan pengetahuan yang
efektif
adalah
melalui
pengalaman. Dalam proses belajar,
sudah
seseorang
menyelesaikan
dengan
berinteraksi
objek
belajar
langsung
Ahmadi
dan
untuk
masalah
yang
dihadapi.
dengan
Pretasi
menggunakan semua alat indranya
(Abu
diperoleh
belajar
merupakan
dambaan bagi setiap siswa yang
Widodo
sedang
Supriyanto (2008:127)).
pembelajaran
Selanjutnya dalam Dimyati
(2006:10) Gagne berpendapat bahwa
6
mengikuti
di
sekolah
proses
serta
dambaan bagi orang tua maupun
kegiatan
belajar
guru.
menghasilkan hasil belajar yang
maksimal
Dalam Kamus Besar Bahasa
yang
sehingga
dapat
terdorong
Indonesia (2012: 1101), prestasi
keinginan untuk terus mendapatkan
belajar mempunyai arti hasil yang
hasil
telah
Sumber penguat belajar dapat secara
dicapai
dilakukan,
(dari
yang
telah
dikerjakan
belajar
ekstrinsik
dan
yang
memuaskan.
(nilai,
sebagainya), sementara dari segi
penghargaan)
akademis mempunyai makna hasil
intrinsik
pelajaran
menyelidiki, mengartikan situasi).
yang
diperoleh
dari
dan
pengakuan,
dapat
secara
(keinginan
untuk
kegiatan belajar di sekolah atau
(http://belajarpsikologi.com/pengerti
perguruan
an-prestasi-belajar/).
tinggi
yang
bersifat
Menurut
kognitif dan biasanya ditentukan
Tu’u
(2004:75),
melalui pengukuran dan penilaian.
prestasi belajar dapat dirumuskan
Prestasi mempunyai arti penguasaan
sebagai berikut:
pengetahuan atau ketrampilan yang
a. Prestasi belajar siswa adalah
dikembangkan oleh mata pelajaran
hasil belajar yang dicapai siswa
ditunjukan dengan nilai tes atau
ketika
angka nilai yang diberikan guru.
mengerjakan
Selanjutnya Saifuddin Azwar
(1996:
164)
menyatakan
mengikuti
kegiatan
bahwa
serta
tugas
dan
pembelajaran
di
sekolah.
prestasi atau keberhasilan dalam
b. Prestasi belajar siswa yang
belajar dapat dioperasionalkan dalam
terutama dinilai adalah aspek
bentuk
kognitifnya
karena
nilai rapor, indeks prestasi studi,
bersangkutan
dengan
angka
kemampuan
indikator-indikator
kelulusan,
berupa
predikat
keberhasilan, dan semacamnya.
Sependapat
pengetahuan,
dengan
secara
prestasi
teori
belajar
suatu
proses
dalam
ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis,
pernyataan di atas menurut Abu
Ahmadi
siswa
sintesa, dan evaluasi.
adalah
c. Prestasi belajar dibuktikan dan
dari
ditunjukan melalui nilai atau
7
angka nilai hasil evaluasi yang
(faktor internal) maupun dari luar
dilakukan oleh guru terhadap
diri
tugas siswa dan hasil ulangan-
Pengenalan terhadap faktor-faktor
ulangan atau ujian yang dicapai
yang mempengaruhi prestasi belajar
seseorang setelah melakukan
penting
proses
membantu
belajar
mengajar.
(faktor
eksternal)
sekali
sisa
individu.
dalam
dalam
rangka
mencapai
(http://drogpatravel.blogspot.co
prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
m/2012/10/pengertian-prestasi-
Hal-hal yang tergolong faktor
internal adalah sebagai berikut :
belajar/)
Kemudian menurut Syaiful
a. Faktor jasmaniah baik yang
Bahri Djamarah (2002:141), bahwa
bersifat bawaan maupun yang
prestasi belajar merupakan suatu
diperoleh. Yang termasuk faktor
perubahan yang terjadi akibat dari
ini
kegiatan belajar yang telah dilakukan
pendengaran, struktur tubuh, dan
oleh individu. Perubahan itu adalah
sebagainya. Menurut Slameto
hasil yang telah dicapai dari proses
(2003:54) faktor jasmaniah ini
belajar.
dibagi menjadi 2 macam yaitu :
misalnya
penglihatan,
1) Faktor kesehatan yaitu bahwa
Dari beberapa pengertian di
bahwa
sehat berarti dalam keadaan
pengertian prestasi adalah hasil yang
baik segenap badan beserta
dicapai dari proses yang sudah
bagian-bagiannya atau bebas
dilakukan sebelumnya.
dari
atas peneliti
berpendapat
Faktor-faktor
yang
penyakit.
Kesehatan
seseorang berpengaruh pada
dapat
proses belajar.
mempengaruhi prestasi belajar siswa
dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal
2) Cacat tubuh adalah sesuatu
dan faktor eksternal. Menurut Abu
yang menyebabkan kurang
Ahmadi
Supriyono
baik atau kurang sempurna
(2008:138), prestasi belajar yang
mengenai tubuh atau badan.
dicapai seseorang merupakan hasil
Cacat tubuh dapat berupa
interaksi
buta,
dan Widodo
berbagai
faktor
yang
setengah
buta,
tuli,
setengah tuli, patah kaki,
mempengaruhinya baik dalam diri
8
Adapun
patah tangan, lumpuh dan
lain-lain.
tubuh
Keadaan
ini
hal-hal
yang
tergolong faktor eksternal adalah
cacat
sebagai berikut :
mempengaruhi
belajar siswa yang cacat,
1) Faktor sosial yang terdiri atas :
belajarnya juga terganggu.
a) Lingkungan keluarga seperti
Jika hal ini terjadi, hendaknya
jenis pekerjaan orang tua; b)
ia
Lingkungan
sekolah;
c)
Lingkungan
masyarakat;
d)
belajar
pada
pendidikan
lembaga
khusus
atau
diusahakan alat bantu agar
dapat
menghindari
Lingkungan kelompok
atau
2) Faktor budaya seperti adat
mengurangi kecacatannya.
istiadat,
b. Faktor psikologis, baik yang
3) Faktor lingkungan fisik seperti,
diperoleh, terdiri atas :
intelektif
pengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
bersifat bawaan maupun yang
1) Faktor
ilmu
beasiswa,
yang
alat
transportasi,
jarak rumah, fasilitas belajar,
meliputi :
fasilitas rumah dan iklim atau
a) Faktor
potensial
yaitu
cuaca.
kecerdasan dan bakat.
METODE PENELITIAN
b) Faktor kecakapan nyata
Penelitian
ini
menggunakan
yaitu prestasi yang telah
jenis penelitian lapangan dengan
dimiliki.
menggabungkan metode kuantitatif
2) Faktor non-intelektif, yaitu
unsur-unsur
dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
kepribadian
digunakan
untuk
mengamati
tertentu seperti gaya belajar,
perbandingan antara dua variabel.
sikap,
Pendekatan ini untuk mengetahui
kebiasaan,
minat,
kebutuhan, motivasi, emosi,
apakah
penyesuaian diri.
beasiswa terdapat perbedaan prestasi
c. Faktor kematangan fisik maupun
belajar.
psikis
setelah
diberi
Sebagaimana
pendekatan
perlakuan
lazimnya,
penelitian
ini
memerlukan hipotesis. Sedangkan
pendekatan
9
kualitatif
digunakan
Dalam penelitian ini teknik
untuk mengumpulkan informasi data
tentang
faktor-faktor
pengumpulan
yang
data
menggunakan
belajar
metode dokumentasi, Data yang
Pendidikan Agama Islam siswa yang
diperoleh dari dokumentasi dalam
menerima BEL dan siswa yang
penelitian ini adalah jumlah siswa
menerima BEST, terutama jika tidak
yang mendapatkan Beasiswa BEL
ada perbedaan prestasi belajar antara
dan BEST, daftar nama siswa, daftar
dua kelompok siswa tersebut.
nilai Pendidikan Agama Islam hasil
mempengaruhi
prestasi
ulangan
Dalam penelitian ini peneliti
Tengah
Semester.
Data
menggunakan metode penggabungan
diperoleh dari pegawai TU (Tata
antara
Usaha)
penelitian
kuantitatif
dan
Sekolah
tempat
peneliti
kualitatif dengan mengambil model
melakukan
kombinasi Sequential Explanatory
menggunakan metode dokumentasi
Design. Metode ini dicirikan dengan
peneliti juga menggunakan metode
pengumpulan
data
wawancara yang ditujukan kepada
kuantitatif pada tahap awal diikuti
subjek yaitu siswa yang menerima
pengumpulan
data
BEL (Beasiswa Ekonomi Lemah)
kualitatif pada tahap kedua. Bobot
dan siswa BEST (Beasiswa Prestasi)
metode ini lebih pada data kuantitatif
untuk mengumpulkan data tentang
sedangkan data kualitatif melengkapi
faktor-faktor
data kuantitatif.
mempengaruhi
dan
dan
analisis
analisis
penelitian.
apa
Selain
saja
prestasi
yang
belajar,
Sumber data ada dua yaitu data
Pemilihan nilai Ulangan Tengah
primer dan data sekunder. Data
Semester (UTS) dilaksanakan pada
primer yaitu data yang diperoleh dari
tanggal 1-8 Pebruari 2013 karena
informan,
akan
nilai UTS relatif hasil kerja siswa
dijadikan informan adalah Kepala
murni belum digabung dengan nilai
sekolah, siswa BEL, siswa BEST dan
ulangan harian dan nilai-nilai tugas.
petugas
Sedangkan data yang mempengaruhi
adapun
TU.
yang
Sedangkan
data
sekunder yaitu data yang berupa
prestasi
dokumentasi.
melalui metode wawancara yang
meliputi
10
belajar
a)
siswa
Beasiswa;
diperoleh
b)
Jenis
pekerjaan orang tua; c) Jarak rumah;
diduga
d) Transportasi; e) Gaya belajar; dan
prestasi tersebut antara lain :
f) fasilitas belajar.
mempengaruhi
perbedaan
1. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dari
hasil
wawancara
diperoleh data pekerjaan orang
HASIL PENELITIAN
Analisis kuantitatif dengan
tua, menunjukan pekerjaan orang
menggunakan perhitungan Standar
tua siswa BEL sebagian besar
Deviasi Siswa BEL adalah sebagai
merupakan petani sebanyak 15
berikut :
orang (44,12%), swasta 14 orang
fX 2
SD1=
n
256040 ,3
=
34
−
−
fX
( )2
n
(41,18%), buruh tani 3 orang
(8,82%) perangkat desa 1 orang
(2,94%),
2945,5 2
(
) )
34
(2,94%)
hal
ini
menunjukan
bahwa jenis pekerjaan orang tua
7530,59 − 7505,165
=
dan PNS 1 orang
siswa BEL lebih dominan sebagai
= 25,43
petani yaitu sebanyak 15 orang
= 5,043
(41,18%).
Analisis
kuantitatif
Sedangkan
Perhitungan
pekerjaan
Standar Deviasi Siswa BEST adalah
orang tua siswa BEST secara garis
sebagai berikut :
besar
SD=
=
1
12 91475 −
12
=
1
1
=12
dikelompokan
menjadi 2 jenis pekerjaan yaitu
PNS 7 orang (58,33%), dan
(1043)2
swasta/wiraswasta
1097700 − (1087849)
12
=
N fX 2 − (fX)2
1
N
dapat
(41,67%)
dari
menunjukan
9851
5
orang
hasil
tersebut
bahwa
jenis
pekerjaan orang tua siswa BEST
99,25
lebih dominan sebagai PNS yaitu
12
sebanyak 7 orang (58,33%).
= 8,27
Analisis
berdasarkan
Dengan demikian dari hasil
kualitatif
faktor-faktor
prosentase
yang
disimpulkan
11
di
atas
dapat
bahwa
jenis
pekerjaan orang tua siswa BEL
kendaraan umum sebagai alat
lebih
petani/swasta
transportasi atau jalan kaki untuk
sedangkan siswa BEST lebih
pulang dan pergi ke sekolah,
dominan PNS sehingga siswa
sebagaimana
yang jenis pekerjaan orang tuanya
siswa
petani/swasta
rata-rata
kendaraan umum sebanyak 22
mempunyai nilai yang lebih bagus
orang (64,71%), sepeda motor
daripada
siswa
yang
jenis
sebanyak 10 orang (29,41%),
pekerjaan
orang
tuanya
PNS
sepeda 1 orang (2,94%), dan jalan
meskipun
perbedaan
dominan
yang
diketahui
bahwa
menggunakan
kaki/kos 1 orang (2,94%)
nilainya
Sedangkan untuk siswa BEST
kecil.
jarak rumah yang ditempuh 0-10 Km
2. Jarak Rumah dan Transportasi
Kemudian jarak rumah dan
sebanyak 8 orang (66,66%), 11-20
transportasi untuk siswa BEL
Km sebanyak 2 orang (16,67%), 21-
diketahui jarak rumah ke sekolah
30 Km sebanyak 2 orang (16,67%)
secara garis besar dibagi menjadi
sehingga jarak rumah kurang dari 21
4 kategori yaitu jarak 0-10 Km
Km (dekat) sebanyak 10 orang
sebanyak 10 orang (29,41%),
(83,32%) dan jarak tempuh lebih dari
jarak 11-20 Km 9 orang (26,47%),
21 Km (jauh) sebanyak 2 orang
jarak 21-30 Km sebanyak 9 orang
(16,66%), meskipun jarak rumah
(26,47%), jarak lebih dari 31 Km
anak BEST kurang dari 21 Km
6
ini
sebesar 83,32% akan tetapi sebagian
menunjukan bahwa jarak rumah
besar mereka menggunakan sepeda
kurang
(dekat)
motor sebanyak 10 orang (83,33%),
sebanyak 19 orang (55,88%). Dan
dan kendaraan umum sebanyak 2
jarak rumah yang lebih dari 21
orang (16,67%).
orang
(17,65%)
dari
21
Km
hal
Dengan demikian dapat
Km (jauh) sebanyak 15 orang
sebagian
disimpulkan bahwa jarak rumah
besar jarak rumah siswa BEL
ke sekolah dan alat transportasi
kurang dari 21 Km sebanyak
antara siswa BEL dan BEST tidak
(44,12%).
55,88%
Walaupun
mereka
mengunakan
12
banyak mempengaruhi prestasi
setelah shalat tahajud sebanyak 28
belajar siswa.
orang (82,28%) dan mereka yang
3. Gaya
Belajar
dan
mempunyai gaya belajar santai
Fasilitas
seperti belajar sambil menonton tv
Belajar.
dan
Selanjutnya gaya belajar
serta mendengarkan musik dan
fasilitas
radio sebanyak 6 orang (17,64%).
belajar
yang
digunakan Siswa BEL dan BEST
Sedangkan
cenderung
gaya
digunakan siswa BEL rata-rata
belajar tersendiri dan tidak semua
hanya menggunakan buku dan
siswa mendapat fasilitas yang
alat tulis.
mempunyai
ini
dapat
yang
Kemudian gaya belajar yang
memadai dari orang tua mereka
hal
fasilitas
dilakukan
mempengaruhi
siswa
BEST
juga
prestasi belajar siswa BEL dan
cenderung bermacam-macam secara
BEST.
belajar/tempat
garis besar gaya belajar siswa BEST
belajar siswa yang menerima BEL
dibagi menjadi 5 kategori yaitu di
secara garis besar dibagi menjadi
kamar sebanyak 4 orang (33,33%),
6 kategori tempat sepi sebanyak
tempat sepi sebanyak 3 orang (25%),
11
kamar
tengah malam sebanyak 3 orang
sebanyak 11 orang (32,35%),
(25%), sambil mendengarkan musik
tengah malam sebanyak 4 orang
sebanyak 1 orang (8,33%), depan TV
(11,76%), sambil mendengarkan
sebanyak 1 orang (8,33%) jadi siswa
musik dan radio sebanyak 4 orang
yang belajar sungguh-sungguh pada
(11,76%), depan TV sebanyak 2
tengah malam, di kamar, dan di
orang (5,88%), dan malam hari
tempat sepi sebanyak 10 orang
setelah tahajud sebanyak 2 orang
(83,33%)
dan
(5,88%).
mempunyai
gaya
Gaya
orang
(32,35%),
Jadi
siswa
yang
siswa
yang
belajar
sambil
dalam
menonton tv dan mendengarkan
yang
musik sebanyak 2 orang (16,66%).
mempunyai gaya belajar di tempat
Selanjutnya fasilitas belajar yang
sepi, di kamar, dan siswa yang
digunakan
suka belajar pada tengah malam
dikelompokan menjadi 2 kategori
bersungguh-sungguh
belajar
yaitu
mereka
13
siswa
BEST
dapat
yaitu laptop dan HP sebanyak 9
BEL, hal ini menunjukan bahwa data
orang
HP
siswa BEL lebih homogen daripada
sebanyak 3 orang (25%) dengan
siswa BEST yaitu terbukti dengan
banyaknya fasilitas yang dimiliki
Standar Deviasi siswa BEL 5,043 <
dapat mempengaruhi gaya belajar
siswa BEST 8,27.
yang mereka lakukan.
2. Faktor-faktor
(75%),
dan
fasilitas
yang
Meskipun siswa BEL belajar
mempengaruhi prestasi belajar
tanpa menggunakan fasilitas belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa
yang memadai namun gaya belajar
yang menerima BEL dan siswa
mereka cenderung lebih bersungguh-
yang menerima BEST.
sungguh dibandingkan dengan siswa
Dari
hasil
selisih
rata-rata
BEST, hal ini disebabkan karena
prestasi belajar siswa yang menerima
kesalahan
fasilitas
BEL dan rata-rata prestasi belajar
yang diberikan orang tua. Faktor-
siswa yang menerima BEST, yaitu
faktor di ataslah yang mempengaruhi
1,11
prestasi
ini
prestasi belajar siswa yang menerima
terbukti dengan rata-rata nilai siswa
BEL lebih tinggi daripada prestasi
BEL lebih besar daripada nilai rata-
belajar
rata siswa BEST yaitu siswa BEL
BEST.Adapunfaktor
dengan nilai rata-rata 88,18 dan
berpengaruhterhadapselisihituberdas
siswa BEST dengan nilai rata-rata
arkananalisiskualitatif,adalah
87,33.
belajar
SIMPULAN
sementarajenispekerjaan orang tua,
menggunakan
belajar
1. Perbandingan
mereka
prestasi
hal
Selisih
ini
siswa
menempatkan
yang
dan
fasilitas
menerima
yang
gaya
belajar,
jarakrumah,danalattransportasitidakb
belajar
Pendidikan Agama Islam antara
erpengaruh.
siswa yang menerima BEL dan
SARAN-SARAN
siswa yang menerima BEST
1.
Sekolah
a) Supaya
Jadi berdasarkan perhitungan di
tidak
dibedakan
siswa
berprestasi
atas dapat diketahui bahwa deviasi
antara
standar atau deviasi rata-rata siswa
akademik/Non-akademik dan
BEST lebih besar daripada siswa
siswa berprestasi akademik
14
ekonomi lemah karena dari
lemah diberi bantuan khusus
hasil penelitian tidak ada
siswa miskin.
perbedaan prestasi pada mata
4. Peneliti lanjut
pelajaran Pendididkan Agama
Perlu adanya penelitian tentang
Islam setelah siswa belajar
penggunaan
selama 1 tahun di SMA
penelitian tentang prestasi siswa
Negeri 2 Ngawi.
yang tidak menerima beasiswa.
b) Hendaknya
program
diberikan
khusus
menambah
Abbas Tashakkori. 2010. Handbook
Of Mixed Methods In Social
&
Behavioral
Reserch.
Jakarta: Pustaka Pelajar.
pelajaran
Pendidikan Agama Islam jika
memungkinkan.
c) Program
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono.
2008. “Psokologi Belajar”.
Jakarta : Rineka Cipta.
mentoring
hendaknya lebih ditingkatkan
Anas Sudjiono. 1987. “Pengantar
Statistik Pendidikan” Jakarta
: CV. Rajawali.
khususnya bagi siswa BEL
dan BEST.
2. Dinas pendidikan
Dalam
PPDB
Peserta
Didik
membuat
Arifin. 2012. Penegrtian Prestasi
Belajar .
(online),
(www.drogpatravel.blogspot.
com) diakses pada tanggal 15
Mei 2013 pukul 13:15
(Penerimaan
Baru)
aturan
supaya
yang
tidak
Daryanto. 1997. Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap. Surabaya
: Penerbit Apollo.
membedakan siswa berprestasi
akademik/Non-akademik
siswa
berprestasi
dan
akademik
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
ekonomi lemah.
3. Pemerintah
Hariyanto. 2010. Pengertian Prestasi
Belajar.(online),(www.belaja
rpsikologi.com/engertianprestasi-belajar/) diakses pada
tanggal 15 Mei 2013 pukul
13:00
Hendaknya pemerintah membuat
program bagi siswa beprestasi
akademik/non-akademik
diberi
penghargaan
serta
DAFTAR PUSTAKA
untuk
jam
beasiswa
harus
beasiswa
prestasi bagi siswa ekonomi
Maulana
Muhammad.
Muntakhab Ahadits
15
2007.
Dalil-
Dalil Pilihan Enam Sifat
Utama. Yogyakarta : Penerbit
As-Shaff.
Rahayu
Kariadinata,
Maman
Abdurrahman. 2012. “Dasardasar Statistik Pendidikan”.
Bandung : Pustaka Setia.
Saifuddin Azwar. 1996. “Psikologi
Intelegensi”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor –
Faktor
yang
Mempengaruhinya . Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syaiful
Bahri Djamarah. 2002.
“Psikologi Belajar”. Jakarta :
Rineka Cipta.
16