PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Menerima Bel (Beasiswa Ekonomi Lemah) Dan Siswa Yang Menerima Best (Beasiswa Prestasi) Di Sma Negeri 2 Ngawi Se

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG
MENERIMA BEL(BEASISWA EKONOMI LEMAH) DAN
SISWA YANG MENERIMA BEST (BEASISWA PRESTASI)
DI SMA NEGERI 2 NGAWISEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2013

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari Tugas Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pedidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:
LATIFAH LILIS SOFIYAH
NIM: G 000 090 062
NIRM: 09/X/02.2.1/1744

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

1


ABSTRAK
Biaya pendidikan merupakan kendala bagi orangtua untuk dapat
menyekolahkan anaknya di sekolah yang maju dan berkualitas tinggi atau favorit.
SMA Negeri 2 Ngawi Menyadari hal tersebut, sehingga SMA Negeri 2 Ngawi
memberikan Beasiswa untuk siswa yang berprestasi dari golongan ekonomi lemah
yang disebut dengan Beasiswa Ekonomi Lemah (BEL) dan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi akademik dan non akademik yang disebut dengan Beasiswa
Prestasi (BEST).
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL dan siswa
yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semester Genap Tahun 2013; 2)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi belajar
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam antara siswa yang menerima BEL
dan siswa yang menerima BEST di SMA Negeri 2 Ngawi Semeter Genap Tahun
2013.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan metode
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengamati
hubungan kausal antara dua variabel. Pendekatan ini untuk mengetahui apakah
setelah diberi perlakuan beasiswa terdapat perbedaan prestasi belajar.

Sebagaimana lazimnya,
pendekatan penelitian ini memerlukan hipotesis.
Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengumpulkan informasi data
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam siswa yang menerima BEL dan siswa yang menerima BEST, terutama jika
tidak ada perbedaan prestasi belajar antara dua kelompok siswa tersebut. Untuk
memperoleh data dalam penelitian menghgunakan metode dokumentasi dan
wawancara. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data hasil ulangan tengah
semester genap siswa BEL dan Siswa BEST, sedangkan Wawancara digunakan
untuk memperoleh data jenis pekerjaan orangtua, jarak rumah, kendaraan yang
digunakan, dan gaya belajar.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa deviasi standar
atau deviasi rata-rata siswa BEST lebih besar daripada siswa BEL, hal ini
menunjukan bahwa data siswa BEL lebih homogen daripada siswa BEST yaitu
terbukti dengan Standar Deviasi siswa BEL 5,043 < siswa BEST 8,27.
Dari hasil selisih rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEL dan
rata-rata prestasi belajar siswa yang menerima BEST, yaitu 1,11 Selisih ini
menempatkan prestasi belajar siswa yang menerima BEL lebih tinggi daripada
prestasi belajar siswa
yang menerima BEST.Adapunfaktor

yang
berpengaruhterhadapselisihituberdasarkananalisiskualitatif,adalah gaya belajar
dan
fasilitas
belajar,
sementarajenispekerjaan
orang
tua,
jarakrumah,danalattransportasitidakberpengaruh.
Kata Kunci :Prestasi Pendidikan Agama Islam, Beasiswa Ekonomi Lemah
(BEL), Beaasiswa Prestasi (BEST), Faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, Gaya Belajar.

2

kemampuan dasar siswa. Adanya

PENDAHULUAN
Kegiatan
sangat


terkait

pencarian

sekolah

pembelajaran

diharapkan

dapat

dengan

proses

menghasilkan sumber daya manusia

Islam


sangat

yang

ilmu.

berkualitas.

Namun

tidak

pentingnya

semua masyarakat bisa merasakan

mencari ilmu. Al-Qur’an dan Sunnah

proses pendidikan yang bermutu dan


mengajak kaum muslimin untuk

berkualitas baik. Karena pendidikan

mencari dan mendapatkan ilmu dan

yang

kearifan, serta menempatkan orang-

biaya yang mahal. Hanya masyarakat

orang yang berpengetahuan pada

menengah atas mampu membayar

derajat yang tinggi.

pendidikan


menekankan

terhadap

berkualitas

mahal.

Pendidikan merupakan salah

identik

dengan

biaya

Sedangkan

yang


masyarakat

satu faktor utama bagi perkembangan

ekonomi

sumber daya manusia yang diyakini

membayangkan

mampu

serta

menyekolahkan anaknya di sekolah

menciptakan manusia produktif yang

yang bermutu dan berkualitas. Salah


mampu

dan

satu sekolah yang berkualitas adalah

agama. Pendidikan dalam arti luas di

sekolah yang sudah meraih sertifikat

dalamnya

pengertian

ISO (International Standarization of

mendidik, membimbing, mengajar

Organization). Selain itu di era


dan melatih. Dalam keseluruhan

teknologi informasi sekarang ini,

proses

salah satu ciri pembelajaran pada

meningkatkan

memajukan

bangsa

terkandung

pendidikan

di


sekolah,

lemah

dengan

yang

tidak

pernah
dapat

kegiatan belajar merupakan kegiatan

sekolah

maju

adalah

yang paling pokok.

penggunaan komputer sebagai media

Sekolah merupakan salah satu

untuk menyampaikan materi kepada

wadah kegiatan yang dapat berfungsi

anak didiknya. Namun di sisi lain

sebagai

pembelajaran

tempat

mengembangkan

untuk

yang

berkualitas

membutuhkan biaya yang besar. Di

kemampuan-

3

sinilah kendala utama masyarakat

raport SMP, sedangkan salah satu

ekonomi lemah, mereka sulit untuk

syarat jalur BEST adalah memiliki

dapat membiayai anaknya di sekolah

prestasi akademik yang dibuktikan

favorit atau berkualitas.

dengan nilai raport atau prestasi non-

Mengingat kondisi tersebut di

akademik yang dibuktikan dengan

atas, SMA Negeri 2 Ngawi yang

sertifikat kejuaraan OSN (Olimpiade

sudah mendapatkan sertifikat ISO

Sain

sejak tahun 2010, selalu berusaha

kejuaraan OOSN ( Olimpiade Olah

untuk

jurang

Raga Siswa Nasional) saat di SMP.

pemisah antara masyarakat ekonomi

Siswa jalur BEL dan BEST dalam

menengah ke atas dengan masyarakat

pembelajaran

ekonomi menengah bawah untuk

seluruh kelas yang terdiri dari 9 kelas

memperoleh

yang

X, 9 kelas XI (5 kelas IPA dan 4

mengapresiasi

kelas IPS), dan 9 kelas XII (5 kelas

menghilangkan

berkualitas

pendidikan
dengan

Nasional)

atau

sertifikat

didistribusikan

ke

IPA dan 4 kelas IPS).

golongan ekonomi lemah. Dalam
rangka mengakomodasi masyarakat

Jalur BEL dibuka untuk siswa

ekonomi lemah, sudah tiga tahun ini

yang mempunyai prestasi akademik

dibuka

yang

jalur

Beasiswa

Ekonomi

baik

dan

tergolong

dari

Lemah (BEL). Sedangkan untuk

keluarga ekonomi lemah, sehingga

siswa yang

mempunyai prestasi

anak-anak yang masuk golongan ini

akademik dan non akademik pada

tidak perlu khawatir akan biaya yang

saat di SMP, dibuka jalur Beasiswa

mahal untuk masuk ke sekolah yang

Prestasi (BEST). Beasiswa yang

maju dan berkualitas. SMA Negeri 2

disediakan

Ngawi

berasal

dari

komite

sangat

memahami

hal

biaya

tersebut, maka dibukalah jalur BEL

pendidikan selama siswa sekolah di

untuk mereka yang tidak mampu

SMA Negeri 2 Ngawi. Salah satu

tetapi mempunyai prestasi akademik

syarat bagi jalur BEL adalah surat

yang baik. Sedangkan anak anak

keterangan tidak mampu dari desa

yang diterima melalui jalur BEST

serta mempunyai nilai akademik

adalah anak yang memiliki prestasi

yang baik dibuktikan dengan nilai

yang baik

sekolah

berupa

bantuan

4

di

bidang akademik

maupun non-akademik. Di bidang

Faktor yang mempengaruhi

non akademik misalnya mereka yang

prestasi belajar siswa pada mata

memperoleh juara I di bidang olah

pelajaran Pendidikan Agama Islam di

raga

atletik,

SMA Negeri 2 Ngawi berasal dari

bulutangkis), bidang seni (tari, baca

faktor internal dan faktor eksternal.

puisi, menyanyi solo), bidang sains

Faktor internal yaitu faktor yang

atau OSN (fisika, kimia, biologi,

berasal dari diri siswa antara lain:

matematika,

faktor

(basket,

beladiri,

ekonomi,

geografi,

psikologi,

minat

belajar,

kebumian, TIK (Tehnologi Informasi

kondisi fisik siswa. Sedangkan faktor

dan Komputer)).

eksternal antara lain: faktor keluarga,

Untuk

sekolah, masyarakat, dan lingkungan.

mengetahui

efektivitas pemberian beasiswa bagi

LANDASAN TEORI

siswa yang menerima BEL dan siswa

Dalam Slameto (2003:9),

yang menerima BEST maka pada

teori Gestalt mengemukakan bahwa

penelitian

dalam

ini

perlu

adanya

belajar

perlu

pendalaman secara khusus untuk

penyesuaian,

membandingkan keberhasilan siswa

respon

yang menerima BEL dan siswa yang

memecahkan problem yang dihadapi,

menerima BEST melalui prestasi

belajar bukan hanya mengulangi hal-

belajar pada pelajaran Pendidikan

hal yang harus dipelajari, tetapi

Agama Islam. Dalam penelitian ini,

mengerti

Prestasi Pendidikan Agama Islam

kemampuan dasar. Kemudian teori

yang merupakan

R. Gagne memberikan dua definisi

(Ujian

Tengah

hasil nilai UTS
Semester)

yaitu

adanya

yang

memperoleh
tepat

atau

untuk

memperoleh

terhadap masalah belajar, pertama,

yang

diadakan pada tanggal 1-8 Pebruari

belajar

adalah

proses

2013 akan dijadikan objek penelitian

memperoleh

untuk mengetahui perbedaan prestasi

pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan,

Pendidikan Agama

Islam antara

dan tingkah laku, kedua, belajar

siswa yang menerima BEL dan siswa

adalah penguasaan pengetahuan atau

yang menerima BEST.

ketrampilan

motivasi

dalam

yang diperoleh dari

instruksi(Slameto (2003:13))

5

untuk

Selanjutnya

Abu

belajar merupakan kegiatan yang

Ahmadi dan Widodo Supriyanto

kompleks. Setelah belajar orang

(2008:126) teori James O. Whittaker

memiliki pengetahuan, ketrampilan,

menyatakan bahwa belajar dapat

dan

nilai.

Selanjutnya

Skinner

didefinisikan sebagai proses tingkah

mempunyai

pandangan

bahwa

laku yang ditimbulkan atau diubah

belajar adalah suatu perilaku. Pada

melalui latihan atau pengalaman.

saat orang belajar maka responsnya

Learning may be defined as the

menjadi lebih baik. Sebaliknya bila

process by which behavior originates

seseorang

or is altered through training or

responsnya

menurun.

menurut

pandangan

Dengan

experience.

perubahan

dalam

tingkah

demikian,

belajar

maka

Kemudian
Piaget,

akibat

pengetahuan dibentuk oleh individu.

pertumbuhan fisik atau kematangan,

Sebab individu melakukan interaksi

kelelahan, penyakit, atau pengaruh

terus-menerus dengan lingkungan.

obat-obatan tidak termasuk sebagai

Lingkungan

belajar. Definisi yang tidak jauh

perubahan, dengan adanya interaksi

berbeda

oleh

dengan lingkungan maka fungsi

yang

intelek

juga

Cronbach
berjudul

laku

tidak

dikemukakan

dalam

bukunya

Educational

tersebut

semakin

mengalami

berkembang

(Dimyati (2006: 9)).

Psychology

sebagai berikut Learning is shown by

Dari beberapa definisi di atas,

change in behaviour as a result of

maka peneliti berpendapat bahwa

experience. Dengan demikian belajar

belajar adalah perubahan tingkah

yang

laku berdasarkan pengetahuan yang

efektif

adalah

melalui

pengalaman. Dalam proses belajar,

sudah

seseorang

menyelesaikan

dengan

berinteraksi
objek

belajar

langsung

Ahmadi

dan

untuk

masalah

yang

dihadapi.

dengan

Pretasi

menggunakan semua alat indranya
(Abu

diperoleh

belajar

merupakan

dambaan bagi setiap siswa yang

Widodo

sedang

Supriyanto (2008:127)).

pembelajaran

Selanjutnya dalam Dimyati
(2006:10) Gagne berpendapat bahwa

6

mengikuti
di

sekolah

proses
serta

dambaan bagi orang tua maupun

kegiatan

belajar

guru.

menghasilkan hasil belajar yang
maksimal

Dalam Kamus Besar Bahasa

yang

sehingga

dapat

terdorong

Indonesia (2012: 1101), prestasi

keinginan untuk terus mendapatkan

belajar mempunyai arti hasil yang

hasil

telah

Sumber penguat belajar dapat secara

dicapai

dilakukan,

(dari

yang

telah

dikerjakan

belajar

ekstrinsik

dan

yang

memuaskan.

(nilai,

sebagainya), sementara dari segi

penghargaan)

akademis mempunyai makna hasil

intrinsik

pelajaran

menyelidiki, mengartikan situasi).

yang

diperoleh

dari

dan

pengakuan,
dapat

secara

(keinginan

untuk

kegiatan belajar di sekolah atau

(http://belajarpsikologi.com/pengerti

perguruan

an-prestasi-belajar/).

tinggi

yang

bersifat

Menurut

kognitif dan biasanya ditentukan

Tu’u

(2004:75),

melalui pengukuran dan penilaian.

prestasi belajar dapat dirumuskan

Prestasi mempunyai arti penguasaan

sebagai berikut:

pengetahuan atau ketrampilan yang

a. Prestasi belajar siswa adalah

dikembangkan oleh mata pelajaran

hasil belajar yang dicapai siswa

ditunjukan dengan nilai tes atau

ketika

angka nilai yang diberikan guru.

mengerjakan

Selanjutnya Saifuddin Azwar
(1996:

164)

menyatakan

mengikuti

kegiatan

bahwa

serta

tugas

dan

pembelajaran

di

sekolah.

prestasi atau keberhasilan dalam

b. Prestasi belajar siswa yang

belajar dapat dioperasionalkan dalam

terutama dinilai adalah aspek

bentuk

kognitifnya

karena

nilai rapor, indeks prestasi studi,

bersangkutan

dengan

angka

kemampuan

indikator-indikator

kelulusan,

berupa

predikat

keberhasilan, dan semacamnya.
Sependapat

pengetahuan,

dengan

secara

prestasi
teori

belajar

suatu

proses

dalam
ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis,

pernyataan di atas menurut Abu
Ahmadi

siswa

sintesa, dan evaluasi.

adalah

c. Prestasi belajar dibuktikan dan

dari

ditunjukan melalui nilai atau

7

angka nilai hasil evaluasi yang

(faktor internal) maupun dari luar

dilakukan oleh guru terhadap

diri

tugas siswa dan hasil ulangan-

Pengenalan terhadap faktor-faktor

ulangan atau ujian yang dicapai

yang mempengaruhi prestasi belajar

seseorang setelah melakukan

penting

proses

membantu

belajar

mengajar.

(faktor

eksternal)

sekali
sisa

individu.

dalam
dalam

rangka
mencapai

(http://drogpatravel.blogspot.co

prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

m/2012/10/pengertian-prestasi-

Hal-hal yang tergolong faktor
internal adalah sebagai berikut :

belajar/)
Kemudian menurut Syaiful

a. Faktor jasmaniah baik yang

Bahri Djamarah (2002:141), bahwa

bersifat bawaan maupun yang

prestasi belajar merupakan suatu

diperoleh. Yang termasuk faktor

perubahan yang terjadi akibat dari

ini

kegiatan belajar yang telah dilakukan

pendengaran, struktur tubuh, dan

oleh individu. Perubahan itu adalah

sebagainya. Menurut Slameto

hasil yang telah dicapai dari proses

(2003:54) faktor jasmaniah ini

belajar.

dibagi menjadi 2 macam yaitu :

misalnya

penglihatan,

1) Faktor kesehatan yaitu bahwa

Dari beberapa pengertian di
bahwa

sehat berarti dalam keadaan

pengertian prestasi adalah hasil yang

baik segenap badan beserta

dicapai dari proses yang sudah

bagian-bagiannya atau bebas

dilakukan sebelumnya.

dari

atas peneliti

berpendapat

Faktor-faktor

yang

penyakit.

Kesehatan

seseorang berpengaruh pada

dapat

proses belajar.

mempengaruhi prestasi belajar siswa
dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal

2) Cacat tubuh adalah sesuatu

dan faktor eksternal. Menurut Abu

yang menyebabkan kurang

Ahmadi

Supriyono

baik atau kurang sempurna

(2008:138), prestasi belajar yang

mengenai tubuh atau badan.

dicapai seseorang merupakan hasil

Cacat tubuh dapat berupa

interaksi

buta,

dan Widodo

berbagai

faktor

yang

setengah

buta,

tuli,

setengah tuli, patah kaki,

mempengaruhinya baik dalam diri

8

Adapun

patah tangan, lumpuh dan
lain-lain.
tubuh

Keadaan
ini

hal-hal

yang

tergolong faktor eksternal adalah

cacat

sebagai berikut :

mempengaruhi

belajar siswa yang cacat,

1) Faktor sosial yang terdiri atas :

belajarnya juga terganggu.

a) Lingkungan keluarga seperti

Jika hal ini terjadi, hendaknya

jenis pekerjaan orang tua; b)

ia

Lingkungan

sekolah;

c)

Lingkungan

masyarakat;

d)

belajar

pada

pendidikan

lembaga

khusus

atau

diusahakan alat bantu agar
dapat

menghindari

Lingkungan kelompok

atau

2) Faktor budaya seperti adat

mengurangi kecacatannya.

istiadat,

b. Faktor psikologis, baik yang

3) Faktor lingkungan fisik seperti,

diperoleh, terdiri atas :
intelektif

pengetahuan,

teknologi, dan kesenian.

bersifat bawaan maupun yang

1) Faktor

ilmu

beasiswa,
yang

alat

transportasi,

jarak rumah, fasilitas belajar,

meliputi :

fasilitas rumah dan iklim atau

a) Faktor

potensial

yaitu

cuaca.

kecerdasan dan bakat.

METODE PENELITIAN

b) Faktor kecakapan nyata

Penelitian

ini

menggunakan

yaitu prestasi yang telah

jenis penelitian lapangan dengan

dimiliki.

menggabungkan metode kuantitatif

2) Faktor non-intelektif, yaitu
unsur-unsur

dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif

kepribadian

digunakan

untuk

mengamati

tertentu seperti gaya belajar,

perbandingan antara dua variabel.

sikap,

Pendekatan ini untuk mengetahui

kebiasaan,

minat,

kebutuhan, motivasi, emosi,

apakah

penyesuaian diri.

beasiswa terdapat perbedaan prestasi

c. Faktor kematangan fisik maupun

belajar.

psikis

setelah

diberi

Sebagaimana

pendekatan

perlakuan

lazimnya,

penelitian

ini

memerlukan hipotesis. Sedangkan
pendekatan

9

kualitatif

digunakan

Dalam penelitian ini teknik

untuk mengumpulkan informasi data
tentang

faktor-faktor

pengumpulan

yang

data

menggunakan

belajar

metode dokumentasi, Data yang

Pendidikan Agama Islam siswa yang

diperoleh dari dokumentasi dalam

menerima BEL dan siswa yang

penelitian ini adalah jumlah siswa

menerima BEST, terutama jika tidak

yang mendapatkan Beasiswa BEL

ada perbedaan prestasi belajar antara

dan BEST, daftar nama siswa, daftar

dua kelompok siswa tersebut.

nilai Pendidikan Agama Islam hasil

mempengaruhi

prestasi

ulangan

Dalam penelitian ini peneliti

Tengah

Semester.

Data

menggunakan metode penggabungan

diperoleh dari pegawai TU (Tata

antara

Usaha)

penelitian

kuantitatif

dan

Sekolah

tempat

peneliti

kualitatif dengan mengambil model

melakukan

kombinasi Sequential Explanatory

menggunakan metode dokumentasi

Design. Metode ini dicirikan dengan

peneliti juga menggunakan metode

pengumpulan

data

wawancara yang ditujukan kepada

kuantitatif pada tahap awal diikuti

subjek yaitu siswa yang menerima

pengumpulan

data

BEL (Beasiswa Ekonomi Lemah)

kualitatif pada tahap kedua. Bobot

dan siswa BEST (Beasiswa Prestasi)

metode ini lebih pada data kuantitatif

untuk mengumpulkan data tentang

sedangkan data kualitatif melengkapi

faktor-faktor

data kuantitatif.

mempengaruhi

dan

dan

analisis

analisis

penelitian.

apa

Selain

saja

prestasi

yang
belajar,

Sumber data ada dua yaitu data

Pemilihan nilai Ulangan Tengah

primer dan data sekunder. Data

Semester (UTS) dilaksanakan pada

primer yaitu data yang diperoleh dari

tanggal 1-8 Pebruari 2013 karena

informan,

akan

nilai UTS relatif hasil kerja siswa

dijadikan informan adalah Kepala

murni belum digabung dengan nilai

sekolah, siswa BEL, siswa BEST dan

ulangan harian dan nilai-nilai tugas.

petugas

Sedangkan data yang mempengaruhi

adapun

TU.

yang

Sedangkan

data

sekunder yaitu data yang berupa

prestasi

dokumentasi.

melalui metode wawancara yang
meliputi

10

belajar

a)

siswa

Beasiswa;

diperoleh

b)

Jenis

pekerjaan orang tua; c) Jarak rumah;

diduga

d) Transportasi; e) Gaya belajar; dan

prestasi tersebut antara lain :

f) fasilitas belajar.

mempengaruhi

perbedaan

1. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Dari

hasil

wawancara

diperoleh data pekerjaan orang

HASIL PENELITIAN
Analisis kuantitatif dengan

tua, menunjukan pekerjaan orang

menggunakan perhitungan Standar

tua siswa BEL sebagian besar

Deviasi Siswa BEL adalah sebagai

merupakan petani sebanyak 15

berikut :

orang (44,12%), swasta 14 orang
fX 2

SD1=

n

256040 ,3

=

34





fX
( )2
n

(41,18%), buruh tani 3 orang
(8,82%) perangkat desa 1 orang
(2,94%),

2945,5 2
(
) )
34

(2,94%)

hal

ini

menunjukan

bahwa jenis pekerjaan orang tua

7530,59 − 7505,165

=

dan PNS 1 orang

siswa BEL lebih dominan sebagai

= 25,43

petani yaitu sebanyak 15 orang

= 5,043

(41,18%).

Analisis

kuantitatif

Sedangkan

Perhitungan

pekerjaan

Standar Deviasi Siswa BEST adalah

orang tua siswa BEST secara garis

sebagai berikut :

besar

SD=
=

1

12 91475 −

12

=

1
1

=12

dikelompokan

menjadi 2 jenis pekerjaan yaitu
PNS 7 orang (58,33%), dan

(1043)2

swasta/wiraswasta

1097700 − (1087849)

12

=

N fX 2 − (fX)2

1
N

dapat

(41,67%)

dari

menunjukan

9851

5

orang

hasil

tersebut

bahwa

jenis

pekerjaan orang tua siswa BEST

99,25

lebih dominan sebagai PNS yaitu

12

sebanyak 7 orang (58,33%).

= 8,27
Analisis
berdasarkan

Dengan demikian dari hasil

kualitatif
faktor-faktor

prosentase

yang

disimpulkan

11

di

atas

dapat

bahwa

jenis

pekerjaan orang tua siswa BEL

kendaraan umum sebagai alat

lebih

petani/swasta

transportasi atau jalan kaki untuk

sedangkan siswa BEST lebih

pulang dan pergi ke sekolah,

dominan PNS sehingga siswa

sebagaimana

yang jenis pekerjaan orang tuanya

siswa

petani/swasta

rata-rata

kendaraan umum sebanyak 22

mempunyai nilai yang lebih bagus

orang (64,71%), sepeda motor

daripada

siswa

yang

jenis

sebanyak 10 orang (29,41%),

pekerjaan

orang

tuanya

PNS

sepeda 1 orang (2,94%), dan jalan

meskipun

perbedaan

dominan

yang

diketahui

bahwa

menggunakan

kaki/kos 1 orang (2,94%)

nilainya

Sedangkan untuk siswa BEST

kecil.

jarak rumah yang ditempuh 0-10 Km

2. Jarak Rumah dan Transportasi
Kemudian jarak rumah dan

sebanyak 8 orang (66,66%), 11-20

transportasi untuk siswa BEL

Km sebanyak 2 orang (16,67%), 21-

diketahui jarak rumah ke sekolah

30 Km sebanyak 2 orang (16,67%)

secara garis besar dibagi menjadi

sehingga jarak rumah kurang dari 21

4 kategori yaitu jarak 0-10 Km

Km (dekat) sebanyak 10 orang

sebanyak 10 orang (29,41%),

(83,32%) dan jarak tempuh lebih dari

jarak 11-20 Km 9 orang (26,47%),

21 Km (jauh) sebanyak 2 orang

jarak 21-30 Km sebanyak 9 orang

(16,66%), meskipun jarak rumah

(26,47%), jarak lebih dari 31 Km

anak BEST kurang dari 21 Km

6

ini

sebesar 83,32% akan tetapi sebagian

menunjukan bahwa jarak rumah

besar mereka menggunakan sepeda

kurang

(dekat)

motor sebanyak 10 orang (83,33%),

sebanyak 19 orang (55,88%). Dan

dan kendaraan umum sebanyak 2

jarak rumah yang lebih dari 21

orang (16,67%).

orang

(17,65%)

dari

21

Km

hal

Dengan demikian dapat

Km (jauh) sebanyak 15 orang
sebagian

disimpulkan bahwa jarak rumah

besar jarak rumah siswa BEL

ke sekolah dan alat transportasi

kurang dari 21 Km sebanyak

antara siswa BEL dan BEST tidak

(44,12%).

55,88%

Walaupun

mereka

mengunakan

12

banyak mempengaruhi prestasi

setelah shalat tahajud sebanyak 28

belajar siswa.

orang (82,28%) dan mereka yang

3. Gaya

Belajar

dan

mempunyai gaya belajar santai

Fasilitas

seperti belajar sambil menonton tv

Belajar.

dan

Selanjutnya gaya belajar

serta mendengarkan musik dan

fasilitas

radio sebanyak 6 orang (17,64%).

belajar

yang

digunakan Siswa BEL dan BEST

Sedangkan

cenderung

gaya

digunakan siswa BEL rata-rata

belajar tersendiri dan tidak semua

hanya menggunakan buku dan

siswa mendapat fasilitas yang

alat tulis.

mempunyai

ini

dapat

yang

Kemudian gaya belajar yang

memadai dari orang tua mereka
hal

fasilitas

dilakukan

mempengaruhi

siswa

BEST

juga

prestasi belajar siswa BEL dan

cenderung bermacam-macam secara

BEST.

belajar/tempat

garis besar gaya belajar siswa BEST

belajar siswa yang menerima BEL

dibagi menjadi 5 kategori yaitu di

secara garis besar dibagi menjadi

kamar sebanyak 4 orang (33,33%),

6 kategori tempat sepi sebanyak

tempat sepi sebanyak 3 orang (25%),

11

kamar

tengah malam sebanyak 3 orang

sebanyak 11 orang (32,35%),

(25%), sambil mendengarkan musik

tengah malam sebanyak 4 orang

sebanyak 1 orang (8,33%), depan TV

(11,76%), sambil mendengarkan

sebanyak 1 orang (8,33%) jadi siswa

musik dan radio sebanyak 4 orang

yang belajar sungguh-sungguh pada

(11,76%), depan TV sebanyak 2

tengah malam, di kamar, dan di

orang (5,88%), dan malam hari

tempat sepi sebanyak 10 orang

setelah tahajud sebanyak 2 orang

(83,33%)

dan

(5,88%).

mempunyai

gaya

Gaya

orang

(32,35%),

Jadi

siswa

yang

siswa

yang

belajar

sambil

dalam

menonton tv dan mendengarkan

yang

musik sebanyak 2 orang (16,66%).

mempunyai gaya belajar di tempat

Selanjutnya fasilitas belajar yang

sepi, di kamar, dan siswa yang

digunakan

suka belajar pada tengah malam

dikelompokan menjadi 2 kategori

bersungguh-sungguh
belajar

yaitu

mereka

13

siswa

BEST

dapat

yaitu laptop dan HP sebanyak 9

BEL, hal ini menunjukan bahwa data

orang

HP

siswa BEL lebih homogen daripada

sebanyak 3 orang (25%) dengan

siswa BEST yaitu terbukti dengan

banyaknya fasilitas yang dimiliki

Standar Deviasi siswa BEL 5,043 <

dapat mempengaruhi gaya belajar

siswa BEST 8,27.

yang mereka lakukan.

2. Faktor-faktor

(75%),

dan

fasilitas

yang

Meskipun siswa BEL belajar

mempengaruhi prestasi belajar

tanpa menggunakan fasilitas belajar

Pendidikan Agama Islam Siswa

yang memadai namun gaya belajar

yang menerima BEL dan siswa

mereka cenderung lebih bersungguh-

yang menerima BEST.

sungguh dibandingkan dengan siswa

Dari

hasil

selisih

rata-rata

BEST, hal ini disebabkan karena

prestasi belajar siswa yang menerima

kesalahan

fasilitas

BEL dan rata-rata prestasi belajar

yang diberikan orang tua. Faktor-

siswa yang menerima BEST, yaitu

faktor di ataslah yang mempengaruhi

1,11

prestasi

ini

prestasi belajar siswa yang menerima

terbukti dengan rata-rata nilai siswa

BEL lebih tinggi daripada prestasi

BEL lebih besar daripada nilai rata-

belajar

rata siswa BEST yaitu siswa BEL

BEST.Adapunfaktor

dengan nilai rata-rata 88,18 dan

berpengaruhterhadapselisihituberdas

siswa BEST dengan nilai rata-rata

arkananalisiskualitatif,adalah

87,33.

belajar

SIMPULAN

sementarajenispekerjaan orang tua,

menggunakan

belajar

1. Perbandingan

mereka

prestasi

hal

Selisih

ini

siswa

menempatkan

yang

dan

fasilitas

menerima
yang

gaya
belajar,

jarakrumah,danalattransportasitidakb

belajar

Pendidikan Agama Islam antara

erpengaruh.

siswa yang menerima BEL dan

SARAN-SARAN

siswa yang menerima BEST

1.

Sekolah
a) Supaya

Jadi berdasarkan perhitungan di

tidak

dibedakan

siswa

berprestasi

atas dapat diketahui bahwa deviasi

antara

standar atau deviasi rata-rata siswa

akademik/Non-akademik dan

BEST lebih besar daripada siswa

siswa berprestasi akademik

14

ekonomi lemah karena dari

lemah diberi bantuan khusus

hasil penelitian tidak ada

siswa miskin.

perbedaan prestasi pada mata

4. Peneliti lanjut

pelajaran Pendididkan Agama

Perlu adanya penelitian tentang

Islam setelah siswa belajar

penggunaan

selama 1 tahun di SMA

penelitian tentang prestasi siswa

Negeri 2 Ngawi.

yang tidak menerima beasiswa.

b) Hendaknya
program

diberikan
khusus

menambah

Abbas Tashakkori. 2010. Handbook
Of Mixed Methods In Social
&
Behavioral
Reserch.
Jakarta: Pustaka Pelajar.

pelajaran

Pendidikan Agama Islam jika
memungkinkan.
c) Program

Abu Ahmadi, Widodo Supriyono.
2008. “Psokologi Belajar”.
Jakarta : Rineka Cipta.

mentoring

hendaknya lebih ditingkatkan

Anas Sudjiono. 1987. “Pengantar
Statistik Pendidikan” Jakarta
: CV. Rajawali.

khususnya bagi siswa BEL
dan BEST.
2. Dinas pendidikan
Dalam

PPDB

Peserta

Didik

membuat

Arifin. 2012. Penegrtian Prestasi
Belajar .
(online),
(www.drogpatravel.blogspot.
com) diakses pada tanggal 15
Mei 2013 pukul 13:15

(Penerimaan
Baru)

aturan

supaya

yang

tidak

Daryanto. 1997. Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap. Surabaya
: Penerbit Apollo.

membedakan siswa berprestasi
akademik/Non-akademik
siswa

berprestasi

dan

akademik

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar
dan Pembelajaran. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

ekonomi lemah.
3. Pemerintah

Hariyanto. 2010. Pengertian Prestasi
Belajar.(online),(www.belaja
rpsikologi.com/engertianprestasi-belajar/) diakses pada
tanggal 15 Mei 2013 pukul
13:00

Hendaknya pemerintah membuat
program bagi siswa beprestasi
akademik/non-akademik
diberi

penghargaan

serta

DAFTAR PUSTAKA

untuk

jam

beasiswa

harus

beasiswa

prestasi bagi siswa ekonomi

Maulana
Muhammad.
Muntakhab Ahadits

15

2007.
Dalil-

Dalil Pilihan Enam Sifat
Utama. Yogyakarta : Penerbit
As-Shaff.

Rahayu
Kariadinata,
Maman
Abdurrahman. 2012. “Dasardasar Statistik Pendidikan”.
Bandung : Pustaka Setia.
Saifuddin Azwar. 1996. “Psikologi
Intelegensi”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor –
Faktor
yang
Mempengaruhinya . Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Syaiful

Bahri Djamarah. 2002.
“Psikologi Belajar”. Jakarta :
Rineka Cipta.

16

Dokumen yang terkait

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 49 123

Perbedaan prestasi belajar pendidikan agama islam antara siswa yang berasal dari SMP dengan yang berasal dari MTs : studi kasus di smp negeri 1 tangerang bogor

0 5 113

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI TPQ DENGAN SISWA YANG TIDAK Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Mengikuti TPQ Dengan Siswa Yang Tidak Mengikuti TPQ Kelas V DI Sekolah Dasar Ne

0 2 12

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI TPQ DENGAN SISWA YANG TIDAK Perbandingan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Mengikuti TPQ Dengan Siswa Yang Tidak Mengikuti TPQ Kelas V DI Sekolah Dasar Ne

0 3 17

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA YANG Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Menerima Bel (Beasiswa Ekonomi Lemah) Dan Siswa Yang Menerima Best (Beasiswa Prestasi) Di Sma Negeri 2 Ngawi Se

0 3 14

PENDAHULUAN Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Antara Siswa Yang Menerima Bel (Beasiswa Ekonomi Lemah) Dan Siswa Yang Menerima Best (Beasiswa Prestasi) Di Sma Negeri 2 Ngawi Semester Genap Tahun Pelajaran 2013).

0 7 16

PENGANTAR HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

0 0 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG BELAJAR MANDIRI DENGAN SISWA YANG BELAJAR KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 BAROMBONG KABUPATEN GOWA

0 1 138