UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII MTS. CERDAS MURNI T.A. 2012/2013.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII
MTS. CERDAS MURNI T.A. 2012/2013
Oleh :
Yeni Septiani Rambe
NIM. 408111107
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ” Upaya
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Pendekatan
Contextual Teaching & Learning (CTL) pada Materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel di Kelas VIII MTs. Cerdas Murni T.A. 2012/2013 ” disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd, Bapak Drs.
Togi, M.Pd dan Bapak Drs.Syafari, M.Pd yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Sahat
Siahaan, M.Pd selaku Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,
Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua
Jurusan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Ibrahim Arbi, S.Ag., S.PdI selaku Kepala
MTs. Cerdas Murni medan, Bapak Sumarlan S.Pd, selaku guru matematika MTs.
Cerdas Murni Medan, guru dan staf pegawai MTs. Cerdas Murni Medan yang
namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih
atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Raja
Natoras Rambe, Ibunda tersayang Yosmalina yang telah banyak memberi kasih
sayang, dukungan, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi
ini dapat terlaksana dengan baik. Abangda Ahmad Alwi Rambe, Apri Oslan
Rambe dan Kakanda Lily Satriani Rambe yang telah memberikan doa dan
v
iv
motivasi kepada penulis. Terima kasih juga buat sahabat saya : Anita Harahap,
Maharani Putri, Fatimah Nuryani, dan teman-teman kelas A Reguler 2008 terima
kasih atas doa dan dukungannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Februari 2013
Penulis,
Yeni Septiani Rambe
NIM. 408111107
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING ( CTL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII
MTs. CERDAS MURNI T.A. 2012/2013
Yeni Septiani Rambe (NIM : 408111107)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui apakah pembelajaran melalui
pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII MTs Cerdas Murni Medan
Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Subjek penelitian yaitu kelas VIII MT.s Cerdas murni yang berjumlah 28 siswa.
Objek penelitian adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
melalui pembelajaran matematika kontekstual di kelas VIII MTs Cerdas Murni.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes
kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada
siklus I terdapat 20 orang siswa (71,43%) yang memperoleh kategori kemampuan
pemecahan masalah minimal sedang atau mencapai ketuntasan belajar dengan
rata-rata kelas 21. Pada siklus II diperoleh 25 orang siswa (89,29%) yang
memperoleh kategori kemampuan pemecahan masalah minimal sedang (mencapai
ketuntasan belajar) dengan rata-rata kelas 24,29. Dari siklus I ke siklus II
diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu
sebanyak 5 orang siswa (17,86 %) dan nilai rata-rata meningkat sebesar 3,29.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dapat dikatakan termasuk
kategori sedang. Pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti mengelola
pembelajaran termasuk kategori baik.
Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa dan mengalami
peningkatan dari siklus I dan siklus II maka dapat disimpulakan bahwa
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1.Latar Belakang Masalah.............................................................................
1.2.Identifikasi Masalah ...................................................................................
1.3.Pembatasan Masalah ..................................................................................
1.4.Rumusan Masalah ......................................................................................
1.5.Tujuan Penelitian .......................................................................................
1.6.Manfaat Penelitian .....................................................................................
1
1
6
6
7
7
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
2.1.Kerangka Teoritis.......................................................................................
2.1.1. Masalah Matematika ..............................................................................
2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .....................................
2.1.3. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ........................
2.1.4. Pembelajaran Kontekstual......................................................................
2.1.5. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ..................................................
2.1.6. Teori – Teori yang Relevan dengan Pendekatan Kontekstual ...............
2.1.7. Pendekatan kontekstual dan pemecahan masalah ..................................
2.2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel....................................................
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Tindakan....................................................................................
8
8
8
9
11
13
14
20
23
24
27
28
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................................
3.2.1. Subyek Penelitian
3.2.2.Objek penelitian
3.3. Jenis Penelitian..........................................................................................
3.4 .Prosedur Penelitian....................................................................................
3.5.Alat Pengumpul Data .................................................................................
3.6. Teknik Analisis Data
29
29
29
29
29
29
29
29
30
33
34
vii
3.6.1. Reduksi Data
3.6.2. Paparan Data ..........................................................................................
3.6.3. Menarik Kesimpulan
777
34
35
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Analisis Data I
4.1.1.5 Refleksi I
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Analisis Data II
4.1.2.5 Refleksi II
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
39
39
39
39
39
40
41
48
50
50
50
51
52
60
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
63
63
64
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN....................................................................................................
67
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah
12
Tabel 1.2 Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah
12
Tabel 2.1 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah Pada Tes Siklus I
41
Tabel 2.2 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencenakan Penyelesaian Masalah Pada Tes Siklus I
41
Tabel 2.3 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Menyelesaikan Masalah Pada Tes Siklus I
42
Tabel 2.4 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Hasil ( Penyelesaian) Pada Tes Siklus I
42
Tabel 2.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
43
Tabel 2.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I
44
Tabel 2.7 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I
45
Tabel 2.8 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah Pada Tes Siklus II
53
Tabel 2.9 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II
53
Tabel 2.10 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Menyelesaikan Masalah Pada Tes Siklus II
54
Tabel 2.11 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Penyelesaian Pada Tes Siklus II
54
Tabel 2.12 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
55
ix
Tabel 2.13 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II
Tabel 2.14 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II
57
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
30
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
43
Grafik 1.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I, II, III Siklus I
67
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II
81
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II
86
Lampiran 4
Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
91
Lampiran 5
Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
96
Lampiran 6
Lembar Aktivitas Siswa III (Siklus I)
102
Lampiran 7
Lembar Aktivitas Siswa IV (Siklus II)
106
Lampiran 8
Lembar Aktivitas Siswa V (Siklus II)
109
Lampiran 9
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I
115
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II
116
Lampiran 11 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I
Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
117
120
Masalah II
Lampiran 13 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
123
Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
124
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I (TKPM I)
125
Lampiran 16 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II (TKPM II)
129
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Nilai Tes Matematika Pada LangkahLangkah Pemecahan Masalah
133
Lampiran 18 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I atau
TKPM I
Lampiran 19 Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah
Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes
134
xiii
Kemampuan Pemecahan Masalah I
138
Lampiran 20 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II atau
TKPM II
139
Lampiran 21 Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah
Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah I
143
Lampiran 22 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Pertemuan I,II,dan III
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I,II,dan III
144
150
Lampiran 24 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Pertemuan I dan II
156
Lampiran 25 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
160
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian
164
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi
setiap individu untuk melatih kemampuan berpikir logis, kritis, sistematis dan
kreatif, karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan
jelas satu dengan yang lainnya serta memerlukan pola pikir yang bersifat deduktif
dan konsisten. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius(dalam Abdurrahman
2003:253) bahwa:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berfikir jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana megenal
pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan
kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Selain itu, Matematika mulai dari bentuknya yang paling kompleks,
memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan lainnya, juga
dalam memecahkan persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003 : 253) menyatakan :
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan
dalam segala kehidupan, (2) Semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai, (3) Merupakan saran komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas, (4) Dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara, (5) Meningkatkan kemampuan berfikir
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) Memberikan
kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika secara tidak
langsung sangat mempengaruhi kehidupan setiap orang di masa yang akan
datang.. Jadi, semakin sering bermatematika, maka akan semakin sering pula
berpikir secara logis, dan hal ini akan membantu kita untuk menghadapi kejadiankejadian dalam hidup dengan pikiran yang logis pula.
Walaupun matematika memiliki peran yang penting dalam penentuan
masa depan seseorang, tetapi dari hasil observasi diketahui bahwa kemampuan
2
bermatematika siswa masih tergolong rendah. Ada banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan matematika siswa. Salah satunya adalah
kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah.
Namun Tujuan dan tuntutan tersebut tidak mungkin tercapai bila pembelajaran
hanya berbentuk hafalan, latihan pengerjaan soal yang rutin, serta proses
pembelajaran yang teacher centered sehingga siswa lebih mengenal pengetahuan
dari “apa kata guru”, bukan datang dari “menemukan sendiri”.
Pembelajaran matematika di sekolah di Indonesia dewasa ini, tampak
bahwa proses dan hasil pembelajarannya belum memenuhi harapan yang di
inginkan. Nuh (2010) (http://www. suarakarya-online.com)
mengemukakan
bahwa:
“Sama seperti di tingkat SMA, angka kelulusan ujian nasional (UN)
disekolah menengah pertama (SMP) tahun 2010 juga jeblok alias turun
cukup signifikan dibanding UN 2009, yaitu dari 95,05% menjadi 90,27%.
siswa yang tidak lulus terbanyak dimata pelajaran Matematika yakni
12,13%, pelajaraan Bahasa Inggris sebanyak 12,01%, pada pelajaran IPA
sebanyak 5,56% dan pada pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 0,86 %”.
Fakta diatas sebagai bukti bahwa hasil belajar siswa mengalami penurunan
secara signifikan,terutama pada bidang studi matematika. Tampak dengan jelas
bahwa banyak siswa yang mengalami kendala pada bidang studi tersebut.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah banyak
siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari. Seperti yang diungkapkan
oleh Sriyanto (2007:7) bahwa :
“Matematika seringkali dianggap sebagai momok yang menakutkan oleh
sebagian besar siswa. Selama ini matematika cenderung dianggap sebagai
pelajaran yang sulit, karena pengalaman yang tidak menyenangkan banyak
dirasakan siswa ketika belajar matematika. Hal ini secara tidak langsung
akan mempengaruhi minat siswa terhadap matematika.”
3
Ada beberapa gejala yang tampak mencolok dalam pembelajaran
matematika, antara lain :
1. Materi pembelajaran yang sangat padat dibandingkan dengan waktu yang
tersedia.
2. Strategi
pembelajaran
yang
lebih
didominasi
oleh
upaya
untuk
menyelesaikan materi pembelajaran dalam waktu yang tersedia, dan kurang
adanya proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan
konstruktif.
3. Kurang keterkaitan antara materi dan proses pembelajaran dengan dunia
nyata.
Dalam proses pembelajaran yang terjadi siswa hanya diposisikan sebagai
pendengar ceramah guru, akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan
dan menjadikan siswa malas belajar. Dan umumnya siswa mengatakan matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan, tidak menarik, dan bahkan
penuh misteri. Ini disebabkan oleh pelajaran matematika yang dirasakan sukar,
gersang, tidak tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Menurut
Harminingsih (2008) (http://www.snapdrive.net) mengemukakan bahwa :
”Pada pengajaran yang dilakukan, guru masih menggunakan cara
pengajaran yang tradisional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran dan
pengajaran dengan menggunakan metode ceramah. Pada pembelajaran
berlangsung terlihat siswa asyik dengan kegiatannya sendiri yang tidak ada
kaitannya dengan apa yang disampaikan guru. Justru masih terlihat anak –
anak yang bermain – main dengan temannya tanpa memperdulikan apa
yang disampaikan oleh guru pengajar”.
Guru yang profesional selayaknya tidak hanya sekedar menjalankan tugas
mengajar bidang studi dikelas melainkan harus mampu memanajemen kelas
dengan baik. Bagaimana mungkin seorang guru mampu menerangkan materi
dengan baik ketika kondisi anak masih belum siap untuk menerima pelajaran.
Selain itu metode ceramah yang menjadi andalan sebagian guru malah
kebanyakan menjadikan murid menghafal tanpa mengerti. Seperti yang
dikemukakan oleh Soedjadi (2007 : 7) sebagai berikut :
“Banyak terjadi guru lebih menekankan mengajarkan alat, bagaimana alat
itu dipakai, bagaimana anak belajar menggunakannya, tanpa tahu
4
bagaimana alat itu dibuat ataupun mengkritisi kenapa alat itu dipakai.
Proses pendidikan matematika seperti itu sangat memungkinkan anak
hanya menghafal tanpa mengerti, padahal semestinya boleh menghafal
hanya setelah mengerti. Sifat kritis yang diharapkan tumbuh melalui
pembelajaran matematika dapat sama sekali tidak tercapai”.
Kondisi ini melahirkan anggapan bagi siswa bahwa belajar matematika tak
lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep. Hal ini
dirasakan oleh siswa MTs Cerdas Murni berdasarkan wawancara yang dilakukan
peneliti kepada beberapa
murid yang tidak menyukai pelajaran matematika.
Ketika ditanya alasan mengapa mereka tidak suka pelajaran matematika
jawabannya karena sulit,membingungkan dan membosankan. Secara umum siswa
– siswa tersebut menyatakan bahwa matematika sangat sulit.
Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh guru mata pelajaran matematika
di MTs Cerdas Murni adalah penguasaan siswa terhadap beberapa materi
matematika, terutama dalam mengingat konsep dalam waktu yang terbatas yang
telah diajarkan. Pandangan seperti ini akan mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap 27 siswa pada
tanggal 19 Maret 2011 di kelas VIII-2 MTs Cerdas Murni , peneliti memperoleh
data sebagai berikut :
•
Melalui angket yang peneliti sebar, didapat data bahwa ada 7 siswa yang
suka pelajaran matematika dan 20 siswa suka mata pelajaran yang lain.
•
Berdasarkan data pada angket mengenai nilai matematika yang didapat
dalam beberapa bulan trakhir diperoleh bahwa yang memperoleh nilai 6 –
7 ada 7 siswa, lebih besar dari 7 ada 10 siswa dan dibawah nilai 6 ada 10
siswa.
Melalui tes kemampuan pemecahan masalah siswa diperoleh bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa yang dilaksanakan pada tanggal 03
September pada materi sistem persamaan linear dua variable sangat rendah. Dari
27 siswa hanya 4 orang yang menjawab selebihnya tidak mengetahui sama
sekali. Dari 4 orang yang tersebut diketahui bahwa dalam memahami masalah
saja mereka tidak mampu apa lagi dalam menyusun dan melaksanakan rencana.
5
Dari interview kepada guru matematika siswa tersebut diperoleh bahwa
alasan kenapa siswa tersebut tidak bisa menjawab materi persamaan linear dua
variabel adalah karena siswa – siswa tersebut lupa tentang konsep materi yang
sudah dipelajari sebab materi SPLDV sudah lama mereka tinggalkan. Hal ini
membuktikan bahwa selama ini guru membelajarkan murid untuk menghapal
materi bukan memahami konsep materi,sehingga ketika diulang siswanya pun
lupa.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan pendekatan pembelajaran yang lebih
bermakna sehingga dapat membekali siswa dalam menghadapi permasalahan
hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang.
Beberapa hal tersebut di atas mengarahkan pada kesimpulan bahwa diperlukan
sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi pendekatan yang mendorong
siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri agar
siswa
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah matematika. Ada beberapa
pendekatan yang saat ini mulai dikembangkan dan diterapkan, salah satunya
adalah pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan CTL (Contextual
Teaching and Learning). CTL dapat menjadi alternatif pendekatan yang
digunakan sebagai solusi permasalahan yang dihadapi guru MTs Cerdas Murni.
Menurut kunandar (2007:302) pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi
belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan- hubungan antara
pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari – hari..
Dengan kata lain pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep
belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak
“bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya bukan sekedar
“mengetahuinya”. Dengan adanya pembelajaran kontekstual ini siswa akan
mengetahui
apa
yang
dipelajarinya
sebagai
hasil
rekonstruksi
sendiri.
Pembelajaran kontekstual ini akan mendorong siswa untuk belajar aktif. Menurut
Natawidjaja dalam Kunandar (2007:300 ) bahwa “ belajar aktif adalah suatu
6
sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik “
Paparan di atas menjadi latar belakang penulisan skripsi yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui
Pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII MTs. Cerdas Murni T.A.
2012/2013 ”.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah
siswa dalam belajar
matematika.
2. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pembelajaran yang sulit.
3. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
1.3.
Batasan Masalah
Seperti yang telah diuraikan diatas, terdapat banyak masalah yang
teridentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Dalam
penelitian ini masalah yang timbul dibatasi yaitu mengenai pembelajaran
matematika kontekstual pada materi system persamaan linear dua variabel untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa MTs. cerdas murni tahun
ajaran 2012/2013”.
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah pembelajaran
melalui pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII MTs cerdas murni Medan
tahun ajaran 2012/2013”.
7
1.5.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui apakah
pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII MTs. cerdas
murni Medan tahun ajaran 2012/2013.
1.6.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, siswa dapat menumbuhkan kemampuan untuk bekerja sama,
berkomunikasi,
memecahkan
masalah,
menemukan
ide-ide
dan
menerapkannya serta merangsang kreativitas siswa dalam pembelajaran .
2. Bagi guru sekolah, untuk menambah pengalaman langsung melaksanakan
penelitian
tindakan
kelas
(PTK)
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran dan mengembangkan profesi guru .
3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dalam mengajar matematika
dengan tindakan kelas untuk berbagai materi pelajaran.
4. Manfaat bagi lembaga , mendapatkan masukan pelaksanaan pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel , dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II
dilakukan.
2. Peningkatan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
dengan
menggunakan CTL pada siklus I (71,43%) dan pada siklus II (89,29%) dari
seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian
dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat 85%
siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang.
3. Peningkatan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah dari hasil
tes kemampuan pemecahan masalah I dan II nilai rata-rata siswa meningkat
sebesar 3,29 dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 5 orang (17,86%).
4. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dengan
menerapkan pembelajaran CTL dikategorikan sedang. Pada awal pembelajaran,
guru belum mampu secara maksimal dalam mengelola dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti
mengelola pembelajaran termasuk baik.
64
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan
adalah :
1.
Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan pendekatan Contextual Teaching and
Learning karena dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.
Untuk guru matematika khususnya guru matematika MTs. cerdas murni,
disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
khususnya pada soal cerita yaitu pada aspek merencanakan penyelesaian
khususnya memodelkan kedalam bentuk matematika dan melibatkan siswa
dalam proses belajar mengajar.
3.
Bagi guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi
pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga kesulitan yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera
mungkin.
4.
Kepada siswa MTs. Cerdas murni disarankan agar berani dalam
mengungkapkan ide tau pertanyaan, belajar dengan rileks, dan selalu berfikir
bahwa matematika itu menyenangkan, sehingga pembelajaran matematika
dengan CTL ini tidak akan membosankan
5.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
sama, jangan lupa untuk mengoptimalkan pembelajaran disiklus pertama
sehingga dari refleksi siklus pertama akan ditemukan apa yang harus
dilakukan untuk perbaikan hasil disiklus kedua.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2007), Dasar-dasar Eva/uasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Faku!tas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan.,
(2008), Bulcu Pedomaft Peftulisa" Skripsi Mahasiswa daft Standart
Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Harminingsih, (2008), http://www.snapdrive.net ( di akses 29 maret 2012)
Krulik, Steven., (1980), Problem Solving in School Mathematics, NCTM
(National Council of Teachers of Mathematics, Virginia
Kunandar,(2007), Guru Profesional, Jakarta: Raja Grafmdo.
Muslich, Mansyur., (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, Penerbil Bumi Aksara, Jakarta.
Nuh, (2010), Kelulusan Ujian Nasional, http://www. suarakarya-online.com ( di
akses 0 1 april 20 12)
Nurhadi. 2004. Pendekatan Kontekstual dan Pendekatannya dalam KBK Malang
UNM
Nurhidayah,
Eka.,
(2010),
Penerapan
Pembelajaran
Realistik
untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
.
Pokok Bahasan Aritmetika Sosia/ Kelas VII SMP Negeri 1 Arse
Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Sanjaya, Wina., (2005), Pembelajaran Dalam Jmpkemenlasi KBK, Penerbil
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Soedjadi, R.,(2007), Seri Pembelajaran Matematika Rea/istik Untuk Guru dan
Orang Tua Murid "Masa/ah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika
Seko/ah ". Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.
66
riyanto , (2007) , Strategi Sukses Menguasai Matematika , Indonesia Cerdas •
Yogyakarta
udijono, Anas., (1996), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Jdjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung
.mllati dan Asra, (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
im dosen UNIMED., (2008), Strategi Be/ajar Mengajar Matematika, FMIPA
UNIMED, Medan
ianto., (201 0), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta
ianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif·Progresij;
Prenada Media Group, Jakarta.
Kencana
SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII
MTS. CERDAS MURNI T.A. 2012/2013
Oleh :
Yeni Septiani Rambe
NIM. 408111107
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan ridha-Nya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ” Upaya
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui Pendekatan
Contextual Teaching & Learning (CTL) pada Materi Sistem Persamaan Linear
Dua Variabel di Kelas VIII MTs. Cerdas Murni T.A. 2012/2013 ” disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan di jurusan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Marojahan Panjaitan, M.Pd, Bapak Drs.
Togi, M.Pd dan Bapak Drs.Syafari, M.Pd yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Sahat
Siahaan, M.Pd selaku Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,
Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Mukhtar, M.Pd selaku ketua
Jurusan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Ibrahim Arbi, S.Ag., S.PdI selaku Kepala
MTs. Cerdas Murni medan, Bapak Sumarlan S.Pd, selaku guru matematika MTs.
Cerdas Murni Medan, guru dan staf pegawai MTs. Cerdas Murni Medan yang
namanya tidak memungkinkan penulis menyebutkan satu persatu, terima kasih
atas segala arahan bantuan dan kerjasama yang diberikan kepada penulis.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Raja
Natoras Rambe, Ibunda tersayang Yosmalina yang telah banyak memberi kasih
sayang, dukungan, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan dan penyusunan skripsi
ini dapat terlaksana dengan baik. Abangda Ahmad Alwi Rambe, Apri Oslan
Rambe dan Kakanda Lily Satriani Rambe yang telah memberikan doa dan
v
iv
motivasi kepada penulis. Terima kasih juga buat sahabat saya : Anita Harahap,
Maharani Putri, Fatimah Nuryani, dan teman-teman kelas A Reguler 2008 terima
kasih atas doa dan dukungannya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Februari 2013
Penulis,
Yeni Septiani Rambe
NIM. 408111107
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING ( CTL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII
MTs. CERDAS MURNI T.A. 2012/2013
Yeni Septiani Rambe (NIM : 408111107)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui apakah pembelajaran melalui
pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII MTs Cerdas Murni Medan
Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Subjek penelitian yaitu kelas VIII MT.s Cerdas murni yang berjumlah 28 siswa.
Objek penelitian adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
melalui pembelajaran matematika kontekstual di kelas VIII MTs Cerdas Murni.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana di akhir setiap siklus diberikan tes
kemampuan pemecahan masalah yang berbentuk uraian untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada
siklus I terdapat 20 orang siswa (71,43%) yang memperoleh kategori kemampuan
pemecahan masalah minimal sedang atau mencapai ketuntasan belajar dengan
rata-rata kelas 21. Pada siklus II diperoleh 25 orang siswa (89,29%) yang
memperoleh kategori kemampuan pemecahan masalah minimal sedang (mencapai
ketuntasan belajar) dengan rata-rata kelas 24,29. Dari siklus I ke siklus II
diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu
sebanyak 5 orang siswa (17,86 %) dan nilai rata-rata meningkat sebesar 3,29.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dapat dikatakan termasuk
kategori sedang. Pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti mengelola
pembelajaran termasuk kategori baik.
Karena telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar siswa dan mengalami
peningkatan dari siklus I dan siklus II maka dapat disimpulakan bahwa
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Daftar Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
x
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1.Latar Belakang Masalah.............................................................................
1.2.Identifikasi Masalah ...................................................................................
1.3.Pembatasan Masalah ..................................................................................
1.4.Rumusan Masalah ......................................................................................
1.5.Tujuan Penelitian .......................................................................................
1.6.Manfaat Penelitian .....................................................................................
1
1
6
6
7
7
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................
2.1.Kerangka Teoritis.......................................................................................
2.1.1. Masalah Matematika ..............................................................................
2.1.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .....................................
2.1.3. Alat Evaluasi Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ........................
2.1.4. Pembelajaran Kontekstual......................................................................
2.1.5. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ..................................................
2.1.6. Teori – Teori yang Relevan dengan Pendekatan Kontekstual ...............
2.1.7. Pendekatan kontekstual dan pemecahan masalah ..................................
2.2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel....................................................
2.3. Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Tindakan....................................................................................
8
8
8
9
11
13
14
20
23
24
27
28
BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1. Tempat Penelitian
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian .....................................................................
3.2.1. Subyek Penelitian
3.2.2.Objek penelitian
3.3. Jenis Penelitian..........................................................................................
3.4 .Prosedur Penelitian....................................................................................
3.5.Alat Pengumpul Data .................................................................................
3.6. Teknik Analisis Data
29
29
29
29
29
29
29
29
30
33
34
vii
3.6.1. Reduksi Data
3.6.2. Paparan Data ..........................................................................................
3.6.3. Menarik Kesimpulan
777
34
35
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1 Permasalahan I
4.1.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4 Analisis Data I
4.1.1.5 Refleksi I
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II
4.1.2.1 Permasalahan II
4.1.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4 Analisis Data II
4.1.2.5 Refleksi II
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
39
39
39
39
39
40
41
48
50
50
50
51
52
60
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
63
63
64
DAFTAR PUSTAKA
65
LAMPIRAN....................................................................................................
67
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Alternatif Pertama Pemberian Skor Pemecahan Masalah
12
Tabel 1.2 Alternatif Kedua Pemberian Skor Pemecahan Masalah
12
Tabel 2.1 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah Pada Tes Siklus I
41
Tabel 2.2 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencenakan Penyelesaian Masalah Pada Tes Siklus I
41
Tabel 2.3 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Menyelesaikan Masalah Pada Tes Siklus I
42
Tabel 2.4 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Hasil ( Penyelesaian) Pada Tes Siklus I
42
Tabel 2.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
43
Tabel 2.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I
44
Tabel 2.7 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus I
45
Tabel 2.8 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memahami Masalah Pada Tes Siklus II
53
Tabel 2.9 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II
53
Tabel 2.10 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Menyelesaikan Masalah Pada Tes Siklus II
54
Tabel 2.11 Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek
Memeriksa Penyelesaian Pada Tes Siklus II
54
Tabel 2.12 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan
Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
55
ix
Tabel 2.13 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II
Tabel 2.14 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melakukan Pembelajaran
Pada Siklus II
57
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
30
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
43
Grafik 1.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I, II, III Siklus I
67
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Siklus II
81
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Siklus II
86
Lampiran 4
Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I)
91
Lampiran 5
Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I)
96
Lampiran 6
Lembar Aktivitas Siswa III (Siklus I)
102
Lampiran 7
Lembar Aktivitas Siswa IV (Siklus II)
106
Lampiran 8
Lembar Aktivitas Siswa V (Siklus II)
109
Lampiran 9
Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I
115
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah II
116
Lampiran 11 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah I
Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
117
120
Masalah II
Lampiran 13 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
123
Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
124
Lampiran 15 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah I (TKPM I)
125
Lampiran 16 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan
Pemecahan Masalah II (TKPM II)
129
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Nilai Tes Matematika Pada LangkahLangkah Pemecahan Masalah
133
Lampiran 18 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I atau
TKPM I
Lampiran 19 Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah
Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes
134
xiii
Kemampuan Pemecahan Masalah I
138
Lampiran 20 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II atau
TKPM II
139
Lampiran 21 Persentase Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah
Untuk Setiap Langkah Pemecahan Masalah Pada Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah I
143
Lampiran 22 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Pertemuan I,II,dan III
Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I,II,dan III
144
150
Lampiran 24 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Pertemuan I dan II
156
Lampiran 25 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I dan II
160
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian
164
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi
setiap individu untuk melatih kemampuan berpikir logis, kritis, sistematis dan
kreatif, karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan
jelas satu dengan yang lainnya serta memerlukan pola pikir yang bersifat deduktif
dan konsisten. Seperti yang dikemukakan oleh Cornelius(dalam Abdurrahman
2003:253) bahwa:
“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika
merupakan (1) sarana berfikir jelas dan logis, (2) sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana megenal
pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan
kesadaran terhadap perkembangan budaya”.
Selain itu, Matematika mulai dari bentuknya yang paling kompleks,
memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan lainnya, juga
dalam memecahkan persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003 : 253) menyatakan :
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) Selalu digunakan
dalam segala kehidupan, (2) Semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai, (3) Merupakan saran komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas, (4) Dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara, (5) Meningkatkan kemampuan berfikir
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) Memberikan
kemampuan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika secara tidak
langsung sangat mempengaruhi kehidupan setiap orang di masa yang akan
datang.. Jadi, semakin sering bermatematika, maka akan semakin sering pula
berpikir secara logis, dan hal ini akan membantu kita untuk menghadapi kejadiankejadian dalam hidup dengan pikiran yang logis pula.
Walaupun matematika memiliki peran yang penting dalam penentuan
masa depan seseorang, tetapi dari hasil observasi diketahui bahwa kemampuan
2
bermatematika siswa masih tergolong rendah. Ada banyak faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan matematika siswa. Salah satunya adalah
kemampuan pemecahan masalah siswa yang masih rendah.
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang
sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah.
Namun Tujuan dan tuntutan tersebut tidak mungkin tercapai bila pembelajaran
hanya berbentuk hafalan, latihan pengerjaan soal yang rutin, serta proses
pembelajaran yang teacher centered sehingga siswa lebih mengenal pengetahuan
dari “apa kata guru”, bukan datang dari “menemukan sendiri”.
Pembelajaran matematika di sekolah di Indonesia dewasa ini, tampak
bahwa proses dan hasil pembelajarannya belum memenuhi harapan yang di
inginkan. Nuh (2010) (http://www. suarakarya-online.com)
mengemukakan
bahwa:
“Sama seperti di tingkat SMA, angka kelulusan ujian nasional (UN)
disekolah menengah pertama (SMP) tahun 2010 juga jeblok alias turun
cukup signifikan dibanding UN 2009, yaitu dari 95,05% menjadi 90,27%.
siswa yang tidak lulus terbanyak dimata pelajaran Matematika yakni
12,13%, pelajaraan Bahasa Inggris sebanyak 12,01%, pada pelajaran IPA
sebanyak 5,56% dan pada pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 0,86 %”.
Fakta diatas sebagai bukti bahwa hasil belajar siswa mengalami penurunan
secara signifikan,terutama pada bidang studi matematika. Tampak dengan jelas
bahwa banyak siswa yang mengalami kendala pada bidang studi tersebut.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah banyak
siswa yang menganggap matematika sulit dipelajari. Seperti yang diungkapkan
oleh Sriyanto (2007:7) bahwa :
“Matematika seringkali dianggap sebagai momok yang menakutkan oleh
sebagian besar siswa. Selama ini matematika cenderung dianggap sebagai
pelajaran yang sulit, karena pengalaman yang tidak menyenangkan banyak
dirasakan siswa ketika belajar matematika. Hal ini secara tidak langsung
akan mempengaruhi minat siswa terhadap matematika.”
3
Ada beberapa gejala yang tampak mencolok dalam pembelajaran
matematika, antara lain :
1. Materi pembelajaran yang sangat padat dibandingkan dengan waktu yang
tersedia.
2. Strategi
pembelajaran
yang
lebih
didominasi
oleh
upaya
untuk
menyelesaikan materi pembelajaran dalam waktu yang tersedia, dan kurang
adanya proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan
konstruktif.
3. Kurang keterkaitan antara materi dan proses pembelajaran dengan dunia
nyata.
Dalam proses pembelajaran yang terjadi siswa hanya diposisikan sebagai
pendengar ceramah guru, akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan
dan menjadikan siswa malas belajar. Dan umumnya siswa mengatakan matematika
merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan, tidak menarik, dan bahkan
penuh misteri. Ini disebabkan oleh pelajaran matematika yang dirasakan sukar,
gersang, tidak tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Menurut
Harminingsih (2008) (http://www.snapdrive.net) mengemukakan bahwa :
”Pada pengajaran yang dilakukan, guru masih menggunakan cara
pengajaran yang tradisional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran dan
pengajaran dengan menggunakan metode ceramah. Pada pembelajaran
berlangsung terlihat siswa asyik dengan kegiatannya sendiri yang tidak ada
kaitannya dengan apa yang disampaikan guru. Justru masih terlihat anak –
anak yang bermain – main dengan temannya tanpa memperdulikan apa
yang disampaikan oleh guru pengajar”.
Guru yang profesional selayaknya tidak hanya sekedar menjalankan tugas
mengajar bidang studi dikelas melainkan harus mampu memanajemen kelas
dengan baik. Bagaimana mungkin seorang guru mampu menerangkan materi
dengan baik ketika kondisi anak masih belum siap untuk menerima pelajaran.
Selain itu metode ceramah yang menjadi andalan sebagian guru malah
kebanyakan menjadikan murid menghafal tanpa mengerti. Seperti yang
dikemukakan oleh Soedjadi (2007 : 7) sebagai berikut :
“Banyak terjadi guru lebih menekankan mengajarkan alat, bagaimana alat
itu dipakai, bagaimana anak belajar menggunakannya, tanpa tahu
4
bagaimana alat itu dibuat ataupun mengkritisi kenapa alat itu dipakai.
Proses pendidikan matematika seperti itu sangat memungkinkan anak
hanya menghafal tanpa mengerti, padahal semestinya boleh menghafal
hanya setelah mengerti. Sifat kritis yang diharapkan tumbuh melalui
pembelajaran matematika dapat sama sekali tidak tercapai”.
Kondisi ini melahirkan anggapan bagi siswa bahwa belajar matematika tak
lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan konsep. Hal ini
dirasakan oleh siswa MTs Cerdas Murni berdasarkan wawancara yang dilakukan
peneliti kepada beberapa
murid yang tidak menyukai pelajaran matematika.
Ketika ditanya alasan mengapa mereka tidak suka pelajaran matematika
jawabannya karena sulit,membingungkan dan membosankan. Secara umum siswa
– siswa tersebut menyatakan bahwa matematika sangat sulit.
Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh guru mata pelajaran matematika
di MTs Cerdas Murni adalah penguasaan siswa terhadap beberapa materi
matematika, terutama dalam mengingat konsep dalam waktu yang terbatas yang
telah diajarkan. Pandangan seperti ini akan mempengaruhi kemampuan
pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap 27 siswa pada
tanggal 19 Maret 2011 di kelas VIII-2 MTs Cerdas Murni , peneliti memperoleh
data sebagai berikut :
•
Melalui angket yang peneliti sebar, didapat data bahwa ada 7 siswa yang
suka pelajaran matematika dan 20 siswa suka mata pelajaran yang lain.
•
Berdasarkan data pada angket mengenai nilai matematika yang didapat
dalam beberapa bulan trakhir diperoleh bahwa yang memperoleh nilai 6 –
7 ada 7 siswa, lebih besar dari 7 ada 10 siswa dan dibawah nilai 6 ada 10
siswa.
Melalui tes kemampuan pemecahan masalah siswa diperoleh bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa yang dilaksanakan pada tanggal 03
September pada materi sistem persamaan linear dua variable sangat rendah. Dari
27 siswa hanya 4 orang yang menjawab selebihnya tidak mengetahui sama
sekali. Dari 4 orang yang tersebut diketahui bahwa dalam memahami masalah
saja mereka tidak mampu apa lagi dalam menyusun dan melaksanakan rencana.
5
Dari interview kepada guru matematika siswa tersebut diperoleh bahwa
alasan kenapa siswa tersebut tidak bisa menjawab materi persamaan linear dua
variabel adalah karena siswa – siswa tersebut lupa tentang konsep materi yang
sudah dipelajari sebab materi SPLDV sudah lama mereka tinggalkan. Hal ini
membuktikan bahwa selama ini guru membelajarkan murid untuk menghapal
materi bukan memahami konsep materi,sehingga ketika diulang siswanya pun
lupa.
Oleh karena itu, perlu ada perubahan pendekatan pembelajaran yang lebih
bermakna sehingga dapat membekali siswa dalam menghadapi permasalahan
hidup yang dihadapi sekarang maupun yang akan datang.
Beberapa hal tersebut di atas mengarahkan pada kesimpulan bahwa diperlukan
sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi pendekatan yang mendorong
siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri agar
siswa
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah matematika. Ada beberapa
pendekatan yang saat ini mulai dikembangkan dan diterapkan, salah satunya
adalah pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan CTL (Contextual
Teaching and Learning). CTL dapat menjadi alternatif pendekatan yang
digunakan sebagai solusi permasalahan yang dihadapi guru MTs Cerdas Murni.
Menurut kunandar (2007:302) pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi
belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan- hubungan antara
pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan mereka sehari – hari..
Dengan kata lain pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep
belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan
diciptakan secara alamiah, artinya belajar akan lebih bermakna jika anak
“bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya bukan sekedar
“mengetahuinya”. Dengan adanya pembelajaran kontekstual ini siswa akan
mengetahui
apa
yang
dipelajarinya
sebagai
hasil
rekonstruksi
sendiri.
Pembelajaran kontekstual ini akan mendorong siswa untuk belajar aktif. Menurut
Natawidjaja dalam Kunandar (2007:300 ) bahwa “ belajar aktif adalah suatu
6
sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental
intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik “
Paparan di atas menjadi latar belakang penulisan skripsi yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Melalui
Pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) pada Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII MTs. Cerdas Murni T.A.
2012/2013 ”.
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah
siswa dalam belajar
matematika.
2. Anggapan siswa bahwa matematika adalah pembelajaran yang sulit.
3. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
1.3.
Batasan Masalah
Seperti yang telah diuraikan diatas, terdapat banyak masalah yang
teridentifikasi, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus. Dalam
penelitian ini masalah yang timbul dibatasi yaitu mengenai pembelajaran
matematika kontekstual pada materi system persamaan linear dua variabel untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa MTs. cerdas murni tahun
ajaran 2012/2013”.
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah pembelajaran
melalui pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII MTs cerdas murni Medan
tahun ajaran 2012/2013”.
7
1.5.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :Untuk mengetahui apakah
pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching & Learning (CTL) dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII MTs. cerdas
murni Medan tahun ajaran 2012/2013.
1.6.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, siswa dapat menumbuhkan kemampuan untuk bekerja sama,
berkomunikasi,
memecahkan
masalah,
menemukan
ide-ide
dan
menerapkannya serta merangsang kreativitas siswa dalam pembelajaran .
2. Bagi guru sekolah, untuk menambah pengalaman langsung melaksanakan
penelitian
tindakan
kelas
(PTK)
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran dan mengembangkan profesi guru .
3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dalam mengajar matematika
dengan tindakan kelas untuk berbagai materi pelajaran.
4. Manfaat bagi lembaga , mendapatkan masukan pelaksanaan pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel , dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II
dilakukan.
2. Peningkatan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
dengan
menggunakan CTL pada siklus I (71,43%) dan pada siklus II (89,29%) dari
seluruh siswa telah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan demikian
dapat dikatakan kelas tersebut telah tuntas belajar, karena terdapat 85%
siswa yang memiliki tingkat kemampuan pemecahan masalah sedang.
3. Peningkatan
kemampuan
pemecahan
masalah
matematika
dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah dari hasil
tes kemampuan pemecahan masalah I dan II nilai rata-rata siswa meningkat
sebesar 3,29 dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 5 orang (17,86%).
4. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus I dengan
menerapkan pembelajaran CTL dikategorikan sedang. Pada awal pembelajaran,
guru belum mampu secara maksimal dalam mengelola dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Tetapi pada siklus II, tingkat kemampuan peneliti
mengelola pembelajaran termasuk baik.
64
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan
adalah :
1.
Kepada guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat
pada siswa, salah satunya penggunaan pendekatan Contextual Teaching and
Learning karena dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.
Untuk guru matematika khususnya guru matematika MTs. cerdas murni,
disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
khususnya pada soal cerita yaitu pada aspek merencanakan penyelesaian
khususnya memodelkan kedalam bentuk matematika dan melibatkan siswa
dalam proses belajar mengajar.
3.
Bagi guru matematika diharapkan selalu mengadakan evaluasi dan refleksi
pada akhir pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga kesulitan yang
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dapat diatasi dengan sesegera
mungkin.
4.
Kepada siswa MTs. Cerdas murni disarankan agar berani dalam
mengungkapkan ide tau pertanyaan, belajar dengan rileks, dan selalu berfikir
bahwa matematika itu menyenangkan, sehingga pembelajaran matematika
dengan CTL ini tidak akan membosankan
5.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
sama, jangan lupa untuk mengoptimalkan pembelajaran disiklus pertama
sehingga dari refleksi siklus pertama akan ditemukan apa yang harus
dilakukan untuk perbaikan hasil disiklus kedua.
65
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk., (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2007), Dasar-dasar Eva/uasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar, Rineka
Cipta, Jakarta.
Faku!tas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam_Universitas Negeri Medan.,
(2008), Bulcu Pedomaft Peftulisa" Skripsi Mahasiswa daft Standart
Oprasional (SOP) ke pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan,
FMIPA Unimed, Medan.
Harminingsih, (2008), http://www.snapdrive.net ( di akses 29 maret 2012)
Krulik, Steven., (1980), Problem Solving in School Mathematics, NCTM
(National Council of Teachers of Mathematics, Virginia
Kunandar,(2007), Guru Profesional, Jakarta: Raja Grafmdo.
Muslich, Mansyur., (2007), KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual, Penerbil Bumi Aksara, Jakarta.
Nuh, (2010), Kelulusan Ujian Nasional, http://www. suarakarya-online.com ( di
akses 0 1 april 20 12)
Nurhadi. 2004. Pendekatan Kontekstual dan Pendekatannya dalam KBK Malang
UNM
Nurhidayah,
Eka.,
(2010),
Penerapan
Pembelajaran
Realistik
untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
.
Pokok Bahasan Aritmetika Sosia/ Kelas VII SMP Negeri 1 Arse
Tahun Ajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Sanjaya, Wina., (2005), Pembelajaran Dalam Jmpkemenlasi KBK, Penerbil
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Soedjadi, R.,(2007), Seri Pembelajaran Matematika Rea/istik Untuk Guru dan
Orang Tua Murid "Masa/ah Kontekstual Sebagai Batu Sendi Matematika
Seko/ah ". Pusat Sains Dan Matematika Sekolah UNESA, Surabaya.
66
riyanto , (2007) , Strategi Sukses Menguasai Matematika , Indonesia Cerdas •
Yogyakarta
udijono, Anas., (1996), Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Jdjana, Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar, Remaja
Rosdakarya, Bandung
.mllati dan Asra, (2007), Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
im dosen UNIMED., (2008), Strategi Be/ajar Mengajar Matematika, FMIPA
UNIMED, Medan
ianto., (201 0), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,
Jakarta
ianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif·Progresij;
Prenada Media Group, Jakarta.
Kencana