UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN

TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) PADAKELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR

KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

WARSINI

Dalam pembelajaran tematik di SD Negeri 2 Pringsewu Timur selama ini proses

pembelajarannya guru masih mendominasi kelas, siswa masih mengalami kesulitan dalam

menghubungkan tema dengan beberapa mata pelajaran dan siswa kurang dilibatkan secara

aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadi pasif. Kecenderungan pembelajaran yang

demikian berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa, dimana banyak siswa kelas III

yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu model

pembelajaran yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas rendah

yaitu

contextual teaching and learning

dimana model pembelajaran ini membantu siswa

memahami materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui pendekatan tematik dengan model

pembelajaran c

ontextual teaching and learning

pada kelas III SD Negeri 2 Pringsewu Timur

Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (

Classroom Action Research

) yang

dilaksanakan dengan dua siklus.Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Desain penelitian ini

menerapkan model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin yang terdiri dari empat

komponen, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4)

refleksi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di kelas III melalui

pendekatan tematik dengan model pembelajaran c

ontextual teaching and learning

efektif dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil

belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Pendekatan Tematik, dan Model Pembelajaran

Contextual Teaching

and Learning.


(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum

operasional yang berbasis kompetensi sebagai hasil refleksi, pemikiran dan

pengkajian yang mendalam dari kurikulum yang telah berlaku beserta

pelaksanaanya. Kompetensi-kompetensi yang dikembangkan dalam

kurikulum ini diarahkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian

bertahan hidup dalam kondisi yang penuh dengan berbagai perubahan,

persaingan, ketidakpastian dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Untuk

memberikan keterampilan dan keahlian tersebut dibutuhkan pendidikan.

Pendidikan perlu diberikan pada anak usia dini agar mereka dapat

menghadapi tantangan-tantangan di masa yang akan datang. Terutama anak

yang berada pada usia awal sekolah dasar, yaitu siswa kelas rendah akan

mengalami perkembangan yang luar biasa dalam kemampuan mereka

memahami tentang segala hal yang ada di lingkungannya. Pada usia tersebut

mereka masih berpikir segala sesuatu dihadapannya sebagai sesuatu yang

utuh (holistic). Oleh karena itu, proses pembelajaran yang dilaksanakan pada

kelas rendah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata sebagai pengalaman

yang pernah mereka alami secara langsung. Pada tingkat sekolah dasar kelas


(3)

2

rendah khususnya Kelas III, kurikulum inidilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

tematik. Pendekatan tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk menggabungkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa. Penggabungan beberapa mata pelajaran dengan menggunakan

tema dapat membantu guru dan siswa memahami materi pelajaran. Dengan pembelajaran ini

diharapkan siswa untuk aktif membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalamannya

secara langsung.

Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru Kelas III pada SD Negeri 2 Pringsewu

Timur, bahwa pembelajaran tematik yang dilaksanakan belum berhasil dengan baik. Hal ini

dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah pada beberapa mata pelajaran.

Tabel 1 : Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas III Semester II SD

Negeri 2 Pringsewu Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

No. Mata Pelajaran KKM Tuntas Tidak Tuntas

1 Pkn 62 19 siswa (70,37%) 8 siswa (29,63%) 2 Bahasa Indonesia 63 13 siswa (48,15%) 14 siswa (51,85%) 3 Matematika 60 9 siswa (33,33%) 18 siswa (66,67%) 4 IPA 62 11 siswa (40,74%) 16 siswa (59,26%) 5 IPS 62 12 siswa (44,44%) 15 siswa (55,56%)

Jumlah 47,41% 52,59%

Sumber : Data guru Kelas III Semester II SD Negeri 2 Pringsewu Timur tahun pelajaran

2011/2012

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada mata pelajaran matematika sebesar 33,33% atau 9

siswa dengan KKM 60 dapat dikategorikan tuntas, pada mata pelajaran IPA sebesar 40,74%

atau 11 siswa dengan KKM 62 dapat dikategorikan tuntas dan pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia sebesar 48,15% atau 13 siswa dengan KKM 62 dapat dikategorikan tuntas. Hal

ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik yaitu mata pelajaran

matematika, IPA dan Bahasa Indonesia di Kelas III SD Negeri 2 Pringsewu Timur masih


(4)

3

rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena guru dalam proses

pembelajarannya masih mendominasi kelas, siswa masih mengalami kesulitan dalam

menghubungkan tema dengan beberapa mata pelajaran dan siswa kurang dilibatkan secara

aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadi pasif. Oleh karena itu, peneliti

mengadakan suatu tindakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran tematik terutama pada pelajaran matematika, IPA dan Bahasa Indonesia.

Upaya yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran

Contextual

Teaching and Learning (CTL)

, dimana siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan

situasi kehidupan nyata. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan dapat membantu siswa

memberikan motivasi dalam belajar.

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penyebab rendahnya hasil belajar siswa kelas III SD

Negeri 2 Pringsewu Timur adalah :

1.

Guru dalam proses pembelajarannya masih menjadi pusat pembelajaran sedangkan

siswanya pasif.

2.

Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.

3.

Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga menjadi pasif.

4.

Metode yang digunakan guru masih bersifat konvensional.

5.

Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang

menghubungkan tema dengan beberapa mata pelajaran.

6.

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, IPA dan Bahasa

Indonesia.


(5)

4

1.3

Rumusan Masalah dan Permasalahan

Adapun masalah yang dirumuskan rendahnya hasil belajar siswa karena menggunakan

pendekatan tematik. Dengan demikian permasalahannya adalah sebagai berikut :

1.

Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui pendekatan tematik dengan model

pembelajaran c

ontextual teaching and learning

pada kelas III SD Negeri 2 Pringsewu

Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.

2.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan tematik dengan model

pembelajaran c

ontextual teaching and learning

pada kelas III SD Negeri 2 Pringsewu

Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.

1.4

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1.

Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui pendekatan tematik dengan model

pembelajaran c

ontextual teaching and learning

pada kelas III SD Negeri 2 Pringsewu

Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.

2.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui pendekatan tematik dengan model

pembelajaran c

ontextual teaching and learning

pada kelas III SD Negeri 2 Pringsewu

Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013.

1.5

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1.

Bagi Siswa


(6)

5

b.

Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran c

ontextual

teaching and learning.

c.

Siswa dapat melakukan komunikasi dengan siswa yang lain secara lebih baik dan

percaya diri dalam menyelesaikan permasalahan dengan model

pembelajaranc

ontextual teaching and learning.

d.

Siswa mempunyai hasil belajar yang lebih baik jika pendekatan tematik

menggunakan model pembelajaranc

ontextual teaching and learning

dengan

menerapkan 7 komponenc

ontextual teaching and learning.

2.

Bagi Guru

a.

Guru dapat mengembangkan kreativitas dalam menyajikan materi pelajaran sebagai

implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis model

pembelajaran c

ontextual teaching and learning

.

b.

Memberikan informasi dalam memilih model dan pendekatan pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

c.

Guru menjadi lebih professional dan dapat memperbaiki segala kesalahan dalam

menyelenggarakan pendidikan.

3.

Bagi Sekolah

a.

Memberikan referensi bagi sekolah dalam menggunakan model dan pendekatan

pembelajaran yang bervariasi agar siswa dapat memahami materi pelajaran dengan

baik

b.

Sekolah dapat mengembangkan kurikulum sendiri dari bawah dan dapat menjadi

sekolah yang mandiri.


(7)

(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Secara psikologis, “Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”, sebagaimana dikemukakan oleh

Slameto (2003 : 2) menurut definisinya “ Belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Wina Sanjaya (2010 : 112)

“Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan perilaku”. Aktivitas mental itu terjadi

karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang disadari.

Selanjutnya Trianto (2010 : 16) secara umum mengemukakan bahwa “Belajar

diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman

dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau

karakteristik seseorang sejak lahir”. Djamarah dan Zain (2010 : 10)

mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat

pengalaman dan latihan”. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah

laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,


(9)

bahkan meliputi segenap aspekorganisme atau pribadi. Syaiful Sagala (2010 :

13)mengemukakan bahwa “Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks,

sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri”. Sedangkan Cronbach (dalam

Riyanto, 2010 : 5) menyatakan bahwa ”Belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai

hasil dari pengalaman”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa belajar dapat terjadi karena adanya proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri

seseorang sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.2 Pengertian Hasil Belajar

Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar.

Sebagaimana dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009 : 3) “Hasil belajar merupakan

hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Di sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Menurut Oemar Hamalik (2010 : 31)

“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, abilitas dan keterampilan. Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa

memperoleh suatu hasil belajar”. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa melalui tes setelah selesai

proses pembelajaran.

2.3 Aktivitas Belajar

Didalam belajar diperlukan adanya aktivitas, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat

(learning by doing), berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak


(10)

ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Oleh karena itu, aktivitas merupakan prinsip/asas yang

sangat penting didalam interaksi pembelajaran. Beberapa pandangan tentang aktivitas

belajar menurut para ahli antara lain adalah Mustofa Abi Hamid (http:// mustofaabihamid

.blogspot. com /2010/06/model-pembelajaran.html) mengatakan bahwa “Aktivitas dalam

belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan siswa yang mengikuti pelajaran, bertanya

hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala sesuatu yang

menunjang prestasi belajarr”, sedangkan Sardiman (2008 : 100) mengatakan “Perlu

ditambah bahwa yang dimaksud aktivitas belajar adalah aktivitas yang berupa fisik maupun

mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus saling terkait”.

2.4 Pendekatan Tematik

2.4.1 Pengertian Pendekatan Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu

(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang

memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuwan secara holistik, bermakna, dan

autentik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusman (2011 : 254) bahwa

pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan

pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam

pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari

melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang

telah dipahaminya. Menurut Trianto (2009 : 70) “Pembelajaran tematik adalah

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata


(11)

pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Tema

yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi topik

pembelajaran. Selanjutnya Sriudin (dalamTrianto, 2009 : 79) “Pembelajaran Tematik

merupakan pembelajaran bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik lebih

menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu”.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik

adalah pembelajaran terpadu yang menghubungkan tema dengan beberapa mata

pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Tematik

Menurut Kunandar (2007) pendekatan tematik memiliki kelebihan dan kelemahan.

Kelebihan pendekatan tematik, yaitu :

1.

Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan

peserta didik.

2.

Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan

tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3.

Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4.

Mengembangkan keterampilan berfikir anak didik sesuai dengan persoalan yang

dihadapi.

5.

Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6.

Memiliki sikap toleransi komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

7.

Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi


(12)

Selain memiliki kelebihan pendekatan tematik juga memilki kelemahan.

Adapun kelemahan pendekatan tematik terjadi jika dilakukan oleh guru tunggal,

misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran

tema sehingga pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema

dengan materi pokok setiap mata pelajaran.

2.5 Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

2.5.1 Pengertian ModelPembelajaran Contextual Teaching and

Learning

Kontekstual adalah kata sifat, adjektif, untuk kata benda”Konteks”. Konteks artinya

kondisi lingkungan yaitu keadaan atau kejadian yang membentuk lingkungan dari

sebuah hal. Ringkasnya konteks adalah lingkungan, sebagaimana yang dikemukakan

oleh Kesuma, dkk (2009 : 57) “contextual teaching and learning dapat diartikan

sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu” serta

“Contextual teaching and learning adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan

materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata

sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.

Menurut Nurhadi (dalam Rusman, 2011 : 189) “Pembelajaran kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga

dan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa


(13)

contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

2.5.2 Tujuh Komponen Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning

Ada tujuh komponen dalam pembelajaran contextual teaching and learning, yaitu

sebagai berikut :

1.

Konstruktivisme (constructivism)

Constructivism

merupakan landasan berpikir pendekatan pembelajaran

contextual teaching and learning, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit,yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

2.

Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan kegiatan inti dari kegiatan pembelajaran berbasis

contextual teaching and learning. Pengetahuan dari keterampilan yang diperoleh

siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil

menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada

kegiatan menemukan apapun yang diajarkannya.

3.

Bertanya (Questioning)

Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa

bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang


(14)

berbasis

inquiry, yaitu menggali informasi, menginformasikan apa yang sudah

diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

4.

Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep

learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh

dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

sharing antara

teman, antarkelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

5.

Pemodelan (Modeling)

Dalam pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning, guru bukan

satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang

siswa bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara melafalkan suatu kata.

6.

Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke

belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.

7.

Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan

gambaran perkembangan belajar siswa.

2.5.3 Perbedaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Model

Pembelajaran Tradisional

Menurut Yatim Riyanto (2010 : 165) terdapat perbedaan pembelajaran pada model

pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran tradisional. Perbedaan

tersebut, yaitu :


(15)

Learning

1 Siswa secara aktif terlibat

dalam proses pembelajaran.

Siswa adalah penerima

informasi secara pasif.

2 Siswa belajar dari teman

melalui kerja kelompok,

diskusi, saling mengoreksi.

Siswa belajar secara individual.

3 Pembelajaran dikaitkan

dengan kehidupan nyata dan

masalah yang disimulasikan.

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis.

4 Perilaku dibangun atas

kesadaran sendiri.

Perilaku dibangun atas dasar

kebiasaan.

5 Keterampilan dikembangkan

atas dasar pemahaman.

Keterampilan dikembangkan

atas dasar latihan.

6 Hadiah untuk perilaku baik

adalah kepuasan diri.

Hadiah untuk perilaku baik

adalah tujuan atau nilai (angka)

rapor.

7 Seseorang tidak melakukan

yang jelek karena dia sadar

hal itu keliru dan merugikan.

Seseorang tidak melakukan yang

jelek karena dia takut hukuman.

8 Bahasa diajarkan dengan

pendekatan komunikatif,

yakni siswa diajak

menggunakan bahasa dalam

konteks nyata.

Bahasa diajarkan dengan

pendekatan struktural, rumus

diterangkan sampai paham

kemudian dilatihkan (driil).

9 Pemahaman rumus

dikembangkan atas dasar

skema yang sudah ada dalam

diri siswa.

Rumus itu ada di luar diri siswa,

yang harus diterangkan,

diterima, dihafalkan,dan

dilatihkan.

10 Pemahana rumus itu berbeda

antara siswa yang satu

dengan siswa yang lainnya

(on going process of

development).

Rumus adalah kebenaran

absolute (sama untuk semua

orang). Hanya ada dua

kemungkinan yaitu pemahaman

rumus yang salah atau

pemahaman rumus yang benar.

11 Siswa menggunakan

kemampuan berpikir kritis,

terlibat penuh dalam

Siswa secara pasif menerima

rumus atau kaidah (membaca,

mendengar, mencatat,


(16)

mengupayakan terjadinya

proses pembelajaran yang

efektif, ikut bertanggung

jawab atas terjadinya proses

pembelajaran yang efektif

dan membawa semata

masing-masing kedalam

proses pembelajaran.

menghafal), tanpa memberikan

kontribusi ide dalam proses

pembelajaran.

12 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri. Manusia

menciptakan atau

membangun pengetahuan

dengan cara memberi arti dan

memahami pengalamannya.

Pengetahuan adalah

penangkapan terhadap

serangkaian fakta, konsep ,atau

hukum yang berada diluar diri

manusia.

13 Karena pengetahuan itu

dikembangkan (dikonstruksi)

oleh manusia itu sendiri,

sementara manusia selalu

mengalami peristiwa baru,

maka pengetahuan itu tidak

pernah stabil, selalu

berkembang (tentative

incomplete).

Kebenaran bersifat absolut dan

pengetahuan bersifat final.

14 Siswa diminta bertanggung

jawab memonitor dan

mengembangkan

pembelajaran mereka

masing-masing.

Guru adalah penentu jalannya

proses pemelajaran.

15 Penghargaan terhadap

pengalaman siswa sangat

diutamakan.

Pembelajaran tidak

memerhatikan pengalaman

siswa.

16 Hasil belajar diukur dengan

berbagai cara proses bekerja

hasil karya, penampilan,

rekaman tes, dan lain-lain.

Hasil belajar diukur hanya

dengan tes.

17 Pembelajaran terjadi

diberbagai tempat, konteks,

dan setting.

Pembelajaran hanya terjadi

dalam kelas.


(17)

18 Penyesalan adalah hukuman

dari perilaku jelek.

Sangksi adalah hukuman dari

perilaku jelek.

19 Perilaku baik berdasarkan

motivasi instrinsik.

Perilaku baik berdasar dari

motivasi ekstrinsik.

20 Seseorang berperilaku baik

karena dia yakin itulah yang

terbaik dan bermanfaat.

Seseorang berperilaku baik

karena dia terbiasa melakukan

begitu,. Kebiasaan ini dibangun

dengan menyenangkan.

2.5.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Menurut Yatim Riyanto (2010 : 168) terdapat langkah-langkah model pembelajaran

contextual teaching and learning, yaitu sebagai berikut :

1.

Kembangkan pikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan

dan keterampilan barunya.

2.

Laksanakanlah sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.

3.

Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.

4.

Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).

5.

Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.

6.

Lakukan refleksi diakhir pertemuan.

7.

Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.

2.6 Penelitian yang Relevan

Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan pengumpulan literatur mengenai penelitian yang

relevan dengan judul yang akan dteliti. Hasil penelitian Edi Subagiyo (2010) model

pembelajaran

contextual teaching and learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa

kelas V SD Negeri Wates pada materi pokok bangun datar. Hal tersebut dapat dilihat dari


(18)

hasil tes belajar siswa pada siklus I memiliki rata-rata 6,27 meningkat menjadi 7,2 pada

siklus II. Demikian pula dengan persentase siswa yang mencapai KKM. Pada siklus I

persentasenya yaitu 50% meningkat menjadi 78,5% pada siklus II.

Selain itu, ada juga penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran

dengan model contextual teaching and learning. Hasil penelitian Rindang Wijayanti (2011)

menunjukkan bahwa model pembelajaran

contextual teaching and learning

berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa yang

menggunakan model contextual teaching and learning memiliki rata-rata 15,92, sedangkan

kelas yang tidak menggunakan pembelajaran

contextual teaching and learning memiliki

rata-rata 12,11. Hasil penelitian itu menjunjukkan bahwa model pembelajaran

contextual

teaching and learning nberpengaruh meningkatkan hasil belajar siswa.

2.7 Materi Pelajaran pada Pembelajaran Tematik

2.7.1 Tema Pendidikan

2.7.1.1 Bahasa Indonesia Tentang Menceritakan Suatu Peristiwa Berupa

Pengalaman

Pengalaman dapat berupa pengalaman yang menyenangkan dan

pengalaman yang menyedihkan. Menceritakan pengalaman pribadi sangat

menyenangkan.

2.7.1.2 Matematika tentang Persegi

Menghitung luas persegi


(19)

Luas persegi disamping adalah 9 satuan persegi.

Diperoleh dari = 3 satuan x 3 satuan

= 9 satuan

3 satuan

Luas persegi = sisi x sisi

= s x s

3 satuan

2.7.1.3 IPA Tentang Cuaca

Cuaca adalah keadaan udara disuatu tempat pada waktu tertentu. Cuaca

sangat berpengaruh dalam kehidupan setiap makhluk hidup di bumi. Cuaca

yang sering dialami, diantaranya : cerah, panas, dingin, dan hujan. Keadaan

cuaca dapat ditunjukkan dari keadaan langit. Jika langit diliputi awan, tampak

sinar matahri ke bumi terhalang oleh awan. Oleh karenanya udara tidak terlalu

panas. Pada siang hari, cuaca serah dan langit tidak berawan. Pada saat

tertentu, awan tampak berwarna abu-abu dan menutupi langit. Itu pertanda

akan turun hujan. Hujan turun berupa titik-titik air dari langit. Pada saat hujan,

biasanya cuaca terasa dingin. Hujan terjadi karena ada pemanasan air di

permukaan bumi. Awan adalah gumpalan kabut. Awan memiliki bentuk yang

berubah-ubah sesuai dengan keadaan cuaca. Bentuk-bentuk awan antara lain

awan sirus, awan cumulus, dan awan stratus.

2.7.2 Tema Peristiwa Alam

2.7.2.1 Bahasa Indonesia Tentang Menceritakan Suatu Peristiwa

1 2 3

4 5 6

7 8 9


(20)

Peristiwa adalah kejadian atau hal yang benar-benar terjadi. Sebuah peristiwa

dapat kamu alami, kamu lihat ataupun kamu dengar. Adapun langkah-langkah

dalam menceritakan peristiwa, yaitu sebagai berikut :

a.

Peristiwa apa yang kamu alami, lihat dan kamu dengar

b.

Waktu peristiwa itu terjadi

c.

Tempat peristiwa itu terjadi

d.

Sebab peristiwa itu terjadi

e.

Urutan kejadian peristiwa itu terjadi

2.7.2.2 Matematika Tentang Pecahan

Membaca, membilang, dan menulis lambang pecahan.

Contoh :

Daerah yang diberi warna adalah 1 bagian dari 3.

Oleh karena itu, daerah tersebut menunjukkan

pecahan . Pecahan dibaca satu pertiga atau

sepertiga.

2.7.2.3 IPA Tentang Energi

Ada 2 macam gerak benda, yaitu :

a.

Gerak benda dipengaruhi oleh ukuran benda

b.

Gerak benda dipengaruhi oleh bentuk benda

Energi tidak dapat dilihat, hanya dapat dirasakan. Macam-macam energi, yaitu

: energi gerak, energi panasdan energi bunyi. Energi dihasilkan dengan

mengubah energi lain. Oleh karena itu, kita harus selalu menghemat energi.


(21)

2.8 Kerangka Pikir

Tahap perkembangan anak usia dini pada kelas awal sekolah dasar pada masa ini perlu

didorong seluruh potensinya agar dapat berkembang secara optimal.

Contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan

mereka sehari-hari. Pendekatan tematik digunakan pada anak usia dini yang berada di kelas

rendah, yaitu kelas 1-3 karena pada siswa mengalami perkembangan yang luar biasa dalam

kemampuan mereka memahami segala hal yang ada di lingkungannya sebagai pengalaman

yang pernah mereka alami secara langsung. Pada usia tersebut, siswa masih berpikir segala

sesuatu dihadapannya sebagai sesuatu

yang utuh. Penggunaan model

pembelajarancontextual teaching and learning dalam penelitian ini dapat menjadi alternatif

guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan model pembelajarancontextual

teaching and learning,

siswa dapat mengalaminya sendiri untuk menemukan materi

pelajaran dan membantu siswa menghubungkan materi pelajaran dengan situasi kehidupan

nyata. Model pembelajarancontextual teaching and learning ini cocok digunakan pada

pendekatan tematik.

Gambar.1 Kerangka Pikir Penelitian

Modelpembelajaran

contextual teaching and

learning (CTL)

Hasil belajar

dapat meningkat

Pendekatan


(22)

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research).Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa

meningkat.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua siklus. Setiap siklus terdiri

dari dua pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Analisis data yang

digunakan adalah datakuantitatif dan data kualitatif. Desain penelitian ini

menerapkan model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin (dalam

Kusumah dan Dwitagama, 2008 : 20) dengan konsep pokok action research

yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan

tindakan

(acting), pengamatan

(observing), dan refleksi

(reflecting).

Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Adapun

siklus PTK menurut Kurt Lewin dapat dilihat pada gambar.2 di bawah ini :


(24)

Siklus I

Siklus II

Gambar 2. Siklus PTK menurut Kurt Lewin dengan dua siklus

Perancanangan

(Planning)

Tindakan

(Acting)

Refleksi

(Reflecting)

Pengamatan

(Observing)

Perancanangan

(Planning)

PERUBAHAN

Refleksi

(Reflecting)

Tindakan

(Acting)

Pengamatan

(Observing)


(25)

3.2 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 28 Mei – 13 Juni 2012 di SD Negeri 2 Pringsewu

Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu tahun pelajaran 2012/2013. Dalam

pelaksanaanya menggunakan model penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research)menurut Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen. Hubungan komponen

tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar3. Model PTK Menurut Kurt Lewin

Berdasarkan gambar3 di atas, hal pertama yang harus dilakukan adalah merencanakan

sesuatu sebelum melaksanakan proses pembelajaran, melaksanakan tindakan dalam proses

pembelajaran, melakukan pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan dalam proses

pembelajaran, dan merefleksi hasil pembelajaran sehingga dapat melakukan perencanaan

yang lebih matang. Keempat tahapan ini terus berulang setiap siklus.

Pelaksanaan

Tindakan

(Acting)

Pengamatan

(Observasing)

Perencanaan

(Planning)

Refleksi

(Refecting)


(26)

1.

Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menjadi subjek penelitian ini adalah

siswa kelas III SD Negeri 2 Pringsewu Timur dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa

yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan.

2.

Faktor-Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa selama

proses pembelajaran melalui pendekatan tematik dengan model pembelajaran contextual

teaching and learning.

3.3 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tes, observasi dan

diskusi.

1.

Tes

: Menggunakan butir soal/instrument soal untuk

mengukur hasil belajar siswa.

2.

Observasi

: Menggunakan lembar observasi untuk mengukur

tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan

tematik dengan model pembelajaran contextual teaching and learning.

3.

Diskusi

: Menggunakan lembar hasil observasi

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam PTK ini, meliputi tes, observasi, dan diskusi antara guru,

teman sejawat, dan kolabolator.

1.

Tes

: Dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar siswa.


(27)

2.

Observasi

: Dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dan implementasi

pembelajaran melalui pendekatan tematik dengan model pembelajaran

contextual teaching and learningdengan menggunakan lembar

observasi aktivitas siswa. Adapun lembar observasi aktivitas siswa

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No. Aspek Indikator Penilaian Kriteria 1

2 3 4 5

Aspek dan indikator penilaian :

a.

Interaksi siswa dengan guru selama proses pembelajaran

b.

Kegiatan siswa dalam kelompok

c.

Interaksi antar sesama siswa selama proses pembelajaran

d.

Partisipasi siswa sebagai kelompok lain

e.

Motivasi dan kegairahan siswa dalam belajar

3. Diskusi antara guru, teman sejawat atau kolaborator untuk merefleksi hasil siklus PTK.

3.5

Teknik Analisis Data

3.5.1

Skor Pilihan Ganda

Dalam menentukan skor pilihan ganda digunakan cara tanpa

hukuman, yaitu apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawan yang cocok

dengan kunci jawaban.


(28)

Rumus : S = R

Keterangan :

S = skor

R = jawaban yang benar

1 = jawaban benar

0 = jawaban salah

(Suharsimi Arikunto, 2003 : 172)

3.5.2

Ketuntasan Hasil Belajar

Ketuntasan hasil belajar siswa setelah mengerjakan tes pada setiap siklus

pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 3. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

No. Nilai Siswa Jumlah Siswa Persentasi Keterangan

1 < 60 Belum tuntas

2 Tuntas

Jumlah

3.5.3

Nilai rata-rata Hasil Belajar Siswa

3.5.4

Nilai Rata-rata Kelas

Untuk menentukan nilai rata-rata kelas digunakan rumus :

Keterangan :


(29)

= Jumlah nilai hasil belajar seluruh siswa

= Jumlah siswa

3.5.5

Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Menentukan persentase ketuntasan klasikal belajar siswa menggunakan rumus :

Keterangan :

K = ketuntasan klasikal

Pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus

No. Aspek Indikator Kriteria Penilaian a. Melaksanakan

instruksi/perintah guru 1 Interaksi siswa dengan guru selama

proses pembelajaran b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama

a. Berdiskusi

memecahkan masalah dalam kelompok 2 Kegiatan siswa

dalam kelompok b. Bekerjasama dalam mengerjakan lembar kerja siswa

a. Mensharing informasi ke kelompok lain 3 Interaksi antar sesama siswa selama

proses pembelajaran b. Mensharing hasil kerjanya ke kelompok lain

a. Mengajukan pertanyaan 4 Partisipasi siswa sebagai kelompok

lain b. pendapat atau Mengemukakan menjawab pertanyaan 5 Motivasi dan kegairahan siswa

dalam belajar

a. Antusias/semangat menyampaikan hasil yang mereka temukan

Nilai 20, jika dua indikator msing-masing aspek terpenuhi

NIlai 10, jika satu indikator masing-masing aspek terpenuhi

Nilai 0, jika tidak ada masing-masing aspek yang


(30)

dari kelompok lain b. Bersegera terhadap

instruksi yang diberikan

3.6

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat

keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM di kelas.

Indikator keberhasilan harus realistik dan dapat diukur.

Indikator keberhasilan diharapkan dapat diperoleh pada setiap tahapan siklus yang

diterapkan kepada siswa selama penelitian berlangsung. Indikator dalam penelitian tindakan

kelas ini dikatakan berhasil apabila siswa secara individual telah mencapai nilai Kritera

Ketuntasan Minimal (KKM) sama dengan 60 atau lebih dan secara klasikal dikatakan tuntas

dalam kegiatan belajarnya jika terdapat lebih dari 80% dari keseluruhan siswa yang

mendapat nilai atau sama dengan nilai KKM 60.

3.7

Langkah-Langkah Penelitian

Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan dua siklus sebagai dasar penelitian tindakan

kelas. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Penelitian

ini menggunakan model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin yang terdiri dari

empat komponen, yaitu :

1.

Tahap Perencanaan (Planning)

2.

Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

3.

Tahap Pengamatan (Observation)

4.

Tahap Refleksi (Reflection)

Tahapan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan prapenelitian

dan pelaksaanaan penelitian.


(31)

3.7.1

Tahap Prapenelitian Siklus I

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian yang

langkah-langkahnya sebagai berikut :

1.

Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing

kelompok terdiri dari 5-6 orang.

2.

Menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, tugas

dan kewajiban, serta tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran.

3.

Melaksanakan tes kepada siswaterutama untuk mengukur kemampuan

awal siswa.

3.7.2

Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus I

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Setiap

siklusterdiri dari dua pertemuan.

Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

1.

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian

tindakan kelas, antara lain :

a.

Menganalisis silabus/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

b.

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

c.

Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses

pembelajaran di kelas.

d.

Membuat lembar analisis pencapaian observasi aktivitas dan hasil belajar

siswa untuk mengetahui sejauhmana pencapaian aktivitas dan hasil belajar

serta ketuntasan belajar pada setiap indikator.


(32)

f.

Membuat soal tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan dalam proses

pembelajaran.

2.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan model pembelajaran

contextual teaching and learning. Secara garis besar prosedur yang dilakukan

adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

a.

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotivasi siswa dan

membangun suasana belajar yang penuh semangat, melakukan apersepsi

dengan cara mengingatkan kembali materi pelajaran yang telah diberikan

melalui tanya jawab, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak

siswa bernyanyi.

b.

Kegiatan Inti

1)

Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu lebih kurang

15 menit s.d. 20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi

meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.

2)

Belajar dalam Kelompok

Setelah materi diberikan, siswa dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Masing-masing kelompok-kelompok

diberi waktu untuk mencari bahan bacaan dan diberikan lembar


(33)

oservasi serta membahasnya dengan cara bekerjasama serta saling

berdiskusi dengan kelompok mereka.

3)

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Selama proses pembelajaran, masing-masing kelompok diminta untuk

mencari bahan bacaan dan membacanya serta menceritakan kembali

dengan kata-kata sendiri. Kemudian masing-masing kelompok diminta

untuk mengamati kondisi cuaca yang terjadi pada hari ini dan

mendiskusikannya dengan mengisi tabel pengamatan.

4)

Pembahasan lembar observasi

Masing-masing kelompok lalu membahas hasil diskusinya dengan

bimbingan dari guru.

c.

Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan refleksi dengan

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan

ini guru juga memberikan pujian kepada masing-masing kelompok yang

dapat menceritakan kembali hasil temuannya.

3.

Pengamatan

a.

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian mengamati kegiatan siswa

dengan menggunakan lembar pengamatan (observasi) siswa yang telah

dipersiapkan. Pengamatan ditujukan pada kegiatan belajar siswa dan hasil

belajar siswa yang masing-masing dicatat melalui lembar pengamatan yang

telah disediakan.


(34)

b.

Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

c.

Selain itu dilakukan pemotretan untuk mendokumentasikan

kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.

4.

Refleksi

a.

Menganalisis data pada waktu melakukan pengamatan, analisis dilakukan

dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b.

Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran contextual teaching and learning.

c.

Hasil analisis data dijadikan sebagai bahan untuk membuat perencanaan

tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil pada tahap berikutnya.

\

3.7.3 Tahap Prapenelitian Siklus II

Sebelum melaksanakan penelitian, diadakan kegiatan prapenelitian yang

langkah-langkahnya sebagai berikut :

1.

Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengn masing-masing

kelompok terdiri dari 5-6 orang.

2.

Menjelaskan tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, tugas

dan kewajiban, serta tanggung jawab siswa selama proses pembelajaran.

3.

Melaksanakan tes kepada siswaterutama untuk mengukur kemampuan

awal siswa.


(35)

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus

terdiri dari dua pertemuan.

Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :

1.

Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian

tindakan kelas, antara lain :

a.

Menganalisis silabus/Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

b.

Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

c.

Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses

pembelajaran di kelas.

d.

Mempersiapkan alat peraga berupa gambar untuk membantu siswa

memahami materi pelajaran.

e.

Membuat lembar analisis pencapaian observasi aktivitas siswa dan hasil

belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana pencapaian aktivitas dan hasil

belajar serta ketuntasan belajar pada setiap indikator.

2.

Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat dengan menggunakan model pembelajaran

contextual teaching and learning. Secara garis besar prosedur yang dilakukan

adalah pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

a.

Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan memotivasi siswa

dan membangun suasana belajar yang penuh semangat, melakukan apersepsi

dengan cara mengingatkan kembali materi pelajaran yang telah diberikan


(36)

melalui tanya jawab, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan mengajak

siswa bernyanyi.

b.

Kegiatan Inti

1)

Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan secara klasikal dalam waktu lebih kurang

15 menit s.d. 20 menit dari waktu yang tersedia. Penyajian materi

meliputi pokok-pokok materi secara garis besar.

2)

Belajar dalam Kelompok

Setelah materi diberikan, siswa dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Masing-masing kelompok-kelompok

diberi waktu untuk mencari bahan bacaan dan membahasnya dengan

cara bekerjasama serta saling berdiskusi dengan kelompok mereka.

3)

Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Selama proses pembelajaran, masing-masing kelompok diminta untuk

mencari bahan bacaan dan membacanya serta menceritakan kembali

dengan kata-kata sendiri. Kemudian masing-masing kelompok diminta

untuk menjumlahkan korban peristiwa alam tersebut kedalam bentuk

pecahan.

c.

Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, guru melakukan refleksi dengan menyimpulkan

hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan ini guru juga

memberikan pujian kepada masing-masing kelompok yang dapat

menceritakan kembali hasil temuannya.


(37)

3.

Pengamatan

a.

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap proses

pembelajaran yang dilaksanakan. Kemudian mengamati kegiatan siswa

dengan menggunakan lembar observasi siswa yang telah dipersiapkan.

Pengamatan ditujukan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa yang

masing-masing dicatat melalui lembar observasi (pengamatan) yang telah

disediakan.

b.

Menilai tindakan dengan menggunakan format evaluasi.

c.

Selain itu dilakukan pemotretan untuk mendokumentasikan

kejadian-kejadian khusus selama pelaksanaan pembelajaran.

4.

Tahap refleksi

a.

Menganalisis data pada waktu melakukan pengamatan, analisis dilakukan

dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.

b.

Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran contextual teaching and learning.

c.

Hasil analisis data dijadikan sebagai bahan untuk membuat perencanaan

tindakan baru jika pembelajaran belum berhasil pada tahap berikutnya.

3.8

Instrumen Penelitian

1.

Instrumen Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah testpilihan ganda yang

dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus II dalam proses pembelajaran.


(38)

2.

Lembar observasi : untuk mengamati aktivitas belajar siswa.

3.

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar kerja siswa digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran dan

membantu siswa dalam memahami materi pelajaran.


(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada kelas III SD Negeri

2 Pringsewu Timur, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain :

1.

Penggunaan model pembelajaran

contextual teaching and learning dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas III

SD Negeri 2 Pringsewu Timur tahun pelajaran 2012/2013.

2.

Penggunaan model pembelajaran

contextual teaching and learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas III SD

Negeri 2 Pringsewu Timur tahun pelajaran 2012/2013.

3.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik terus mengalami

peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar

siswa yang dilaksanakan pada siklus I dengan tema “Pendidikan” untuk

pertemuan ke-1 mencapai rata-rata 64,81 dan siklus I pertemuan ke-2

mencapai rata-rata sebesar 65,56. Sedangkan pada siklus II pertemuan

ke-1 dengan tema “peristiwa Alam” mencapai rata-rata 71,48 dan siklus

II pertemuan ke-2 mencapai rata-rata sebesar 80,74.


(40)

5.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu sebagai berikut :

1.

Para guru yang mengajar dikelas rendah seperti kelas I, II dan III dapat lebih

meningkatkan proses pembelajarannya dengan memberikan penguatanuntuk

memotivasi siswa dalam belajar dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata.

2.

Untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, sebaiknya guru menggunakan

model pembelajaran

contextual teaching and learning. Karena model pembelajaran

contextual teaching and learning dapat membantu siswa untuk menemukan materi yang

dipelajari dan berhubungan dengan situasi kehidupan nyata.

3.

Guru meningkatkan proses pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran

aktif agar hasil belajarnya dapat meningkat.


(41)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN

TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL)

PADAKELAS III

SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(SKRIPSI)

Oleh

WARSINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(42)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN

TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL)

PADAKELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR

KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Oleh

WARSINI

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratuntukMencapaiGelar

Sarjana Pendidikan

Pada

Program Studi PGSD Strata 1 Dalam Jabatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(43)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

KerangkaPikirPenelitian ...

22

2.

Siklus PTK Menurut Kurt LewindenganDuaSiklus ... 24

3.

Model PTK Menurut Kurt Lewin ...

25

4.

Grafik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ...

63

5.

Simbol Berbagai Keadaan Cuaca ...

82

6.

PeristiwatentangCuaca... 93


(44)

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

i

ABSTRAK ...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

HALAMAN RIWAYAT HIDUP... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah ...1

1.2

Identifikasi Masalah ...3

1.3

Rumusan Masalah dan Permasalahan ...4

1.4

Tujuan Penelitian ...4

1.5

Manfaat Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

1.1

Pengertian Belajar ...7

1.2

Pengertian Hasil Belajar ...8


(45)

1.4

Pendekatan Tematik

1.4.1

...

Pengerti

an Pendekatan Tematik ...9

1.4.2

...

Kelebih

an dan Kelemahan Pendekatan Tematik ...10

1.5

Model Pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL)

1.5.1

Pengertian Model Pembelajaran

Contextual Teaching And

Learning (CTL)

...11

1.5.2

...

Tujuh

Komponen Pembelajaran

Contextual Teaching And

Learning (CTL)

...12

1.5.3

...

Perbeda

an Model Pembelajaran Kontekstual dengan Model

Pembelajaran Tradisional ...14

1.5.4

...

Langka

h-Langkah Model Pembelajaran

Contextual Teaching

And Learning (CTL)

...17

1.6

Penelitian yang Relevan ...17

1.7

Materi Pelajaran pada Pembelajaran Tematik

2.7.1 Tema Pendidikan

1.7.1.1

Bahasa Indonesia tentang Menceritakan Suatu

Peristiwa Berupa Pengalaman ...18

2.7.1.2 Matematika tentang Persegi ...19

2.7.1.3 IPA tentangCuaca ... 19

1.7.2

...

Tema

Peristiwa alam

1.7.2.1

Bahasa Indonesia tentang Menceritakan Suatu

Peristiwa ... 20

2.7.2.2 Matematika tentang Pecahan ... 20

2.7.2.3 IPA tentang Persegi ... 21

1.8

Kerangka Pikir ... 21

Bab III METODE PENELITIAN


(46)

3.1

Metode Penelitian ...23

3.2 Setting Penelitian ...25

3.3

Alat Pengumpulan Data ...26

3.4

Teknik Pengumpulan Data ...26

3.5

Teknik Analisis Data

3.5.1 Skor Pilihan Ganda ...27

3.5.2

...

Ketunta

san Hasil Belajar...28

3.5.3

...

Nilai

Rata-rata Hasil Belajar Siswa ... 28

3.5.4

...

Nilai

Rata-rata Kelas...28

3.5.5

...

Persenta

se Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ...29

3.6

Indikator Keberhasilan ...30

3.7

Langkah-LangkahPenelitian

3.7.1 Tahap Prapenelitian Siklus I... 31

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 31

3.7.3 Tahap Prapenelitian Siklus II ...35

3.7.4

...

Tahap

Pelaksanaan Penelitian Siklus II...35

3.8 Instrumen Penelitian...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah SD Negeri 2 Pringsewu ...40

4.1.2

...

Pra

Penelitian di SD Negeri 2 Pringsewu Timur ...41

4.2

Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Ke-1 ... 42

4.3

Pelaksanaan Siklus I Pertemuan Ke-2 ...47

4.4

Pelaksanaan Siklus II Pertemuan Ke-1...52


(47)

4.6 Pembahasan ...61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan... 65

5.2

Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(48)

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2009.

Belajar dan Pembelajaran

. Jakarta : Rineka Cipta.

Edi Subagiyo. 2010.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Wates

pada Pokok Bahasan Bangun Datar sebagai Implementasi Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL).

Semarang:UNNES.

Kesuma, dkk. 2009.

Contextual Teaching and Learning.

Yogyakarta : Rahayasa

Research and Training.

Kunandar. 2007.

Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru.

Jakarta : Rajawali Pers.

Nur Fajariyah dan Defi Triratnawati. 2008.

Cerdas Berhitung Matematika untuk

S

D MI Kelas 3.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Oemar Hamalik. 2010.

Proses Belajar Mengajar.

Jakarta : Bumi Aksara.

Rinawan Abadi dan Emi Sulami. 2010.

Buku Panduan Pendidik Ilmu

Pengetahuan alam untuk SD dan MI.

Klaten : Intan Pariwara.

Rindang Wijayanti. 2011.

Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di SDIT

Nurul Falah Cilincing Jakarta Utara.

Jakarta:2011.

Rusman. 2011.

Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru.

Jakarta : Rajawali Pers.

Sardiman. 2008.

Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar

. Jakarta : Raja

Gravindo Persada.

Slameto. 2003.

Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

. Jakarta :

Rineka Cipta.

S, Rositawati dan Aris Muharam. 2008.

Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

untuk Kelas III Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Jakarta : Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


(50)

Suharsimi Arikunto. 2003.

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta : Bumi

Aksara.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2010.

Strategi Belajar Mengajar

.

Jakarta : Rineka Cipta.

Syaiful Sagala. 2010.

Konsep dan Makna Pembelajaran

. Bandung : Alfabeta.

Trianto. 2009.

Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik

. Jakarta : Prestasi

Pustaka.

Trianto. 2010.

Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.

Jakarta :

Kencana.

Uti Darmawati dan Anton Suparyanto. 2010.

Buku Panduan Pendidik Bahasa

Indonesia untuk SD dan MI.

Kalten : Intan Pariwara.

Mustofa Abi Hamid. 2010.

Model Pembelajaran.

Tersedia : http://

mustofaabihamid .blogspot. com /2010/06/model-pembelajaran.html.[25

November 2012].

Wijaya Kesumah dan Dedi Dwitagama. 2011.

Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas.

Jakarta : Indeks.

Wina Sanjaya. 2010.

Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan

. Jakarta : Kencana.

Yatim Riyanto. 2010.

Paradigma Baru Pembelajaran

. Jakarta : Kencana.

.

2006.

Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa Sekolah

Dasar Kelas 3.

Jakarta : Depdiknas.


(51)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

HasilBelajar Siswa Kelas III SDNegeri 2 Pringsewu

TimurTahunPelajaran 2011/2012 ...

2

2.

LembarObservasiAktivitasSiswa ...

27

3.

Ketuntasan Belajar Siswa ...

28

4.

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Setiap Siklus ...

29

5.

DaftarSiswa SD Negeri 2 PringsewuTimurTahunPelajaran

2012/2013 ...

41

6.

Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-1

Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahunPelajaran 2012/2013

...

45

7.

HasilObservasiAktivitasSiswapadaPembelajaranTematikSiklus I

Pertemuan Ke-1 Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahun

Pelajaran 2012/2013 ...

46

8.

Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus I Pertemuan Ke-2

Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahunPelajaran 2012/2013

...

49

9.

HasilObservasiAktivitasSiswapadaPembelajaranTematikSiklus I

Pertemuan Ke-2 Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahun

Pelajaran 2012/2013 ...

51

10.

Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-1

Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahunPelajaran 2012/2013

...

54

11.

HasilObservasiAktivitasSiswapadaPembelajaranTematikSiklus II

Pertemuan Ke-1 Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahun

Pelajaran 2012/2013 ...

55


(52)

12. Hasil Evaluasi Pembelajaran Tematik Siklus II Pertemuan Ke-2

Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahunPelajaran 2012/2013

...

58

13.

HasilObservasiAktivitasSiswapadaPembelajaranTematikSiklus II

Pertemuan Ke-2 Kelas III SD Negeri 2 PringsewuTimurTahun

Pelajaran 2012/2013 ...

60

14.

HasilEvaluasiPembelajaranTematikSiklus I danSiklus II...

62

15.

PengamatanKeadaanCuacapadaHariIni...

80

16.

SimbolKeadaanCuaca...

80

17.

...Penga

matanMenggambarLuasPersegi...

81


(53)

(54)

(55)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberi kemudahan, rahmat serta karunia kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan salafush sholih hingga akhir zaman.

Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1.

Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S selaku pembimbing

2.

Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd selaku pembahas

3.

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

4.

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

5.

E. Suyitno, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 2 Pringsewu Timuryang memberi kesempatan

dan tempat bagi penulis untuk melakukan penelitian.

6.

Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pendidikan.

8.

Rekan-rekan angkatan 2010yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, karena sifat seorang mukmin

adalah saling menasehati dan berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.

Bandar Lampung, November 2012

Peneliti,

WARSINI


(56)

Judul Skripsi

: UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA MELALUI

PENDEKATAN TEMATIK DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) PADAKELAS III SD NEGERI 2

PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2012/2013

Nama Mahasiswa

: WARSINI

Nomor Pokok Mahasiswa

: 1013119220

Program Studi

: S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd

Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S

NIP. 19510507 198103 1 002

NIP. 19520831 198103 1 001

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji


(57)

Pembimbing

: Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S

………

Penguji

: Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd

………

Bukan Pembimbing

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP. 19600315 198503 1 003


(58)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari

sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.


(59)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

:

WARSINI

NPM

: 1013119220

Tempat tanggal lahir : Margodadi, 12 September 1956

Alamat

: Jl. Melati II No. 20 Pringsewu Timur Kecamatan

Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi

Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”

UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PADAKELAS

III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN

PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013”

adalahbenarhasilkaryapenulissendiri yang

dilaksanakanpadatanggal 28 Mei – 13 Juni 2012. Skripsiinibukanhasilmenjiplak,

danatauhasilkarya orang lain.

Demikianpernyataaninipenulisbuatdengansebenarnya.Atasperhatiannyasayaucapkanterimakasih.

Pringsewu, November 2012

Yang membuatpernyataan

WARSINI


(60)

PERSEMBAHAN

Skripsiinikupersembahkanuntuk :

-

Suamikutercintadananak-anakkutersayang

yang

selalusetiadanmenyayangikusertaberdoa

demi

keberhasilanku

-

Sahabat-sahabatku yang senantiasamemberikandoa’a,

saran dandukungan

-

Para guru dandosen yang selalumemberibimbingan,

masukandanmotivasihinggaterselesaikannyaskripsiini

-

Rekan-rekanpendidikan

S1

PGSD

DalamJabatanangkatan2010danseterusnya

yang

sedangmenyusunskripsi


(61)

RIWAYAT HIDUP

PenulisbernamaWarsinilahir di Margodadipadatanggal 12 September

1956 anakpertamadarienambersaudaradariBapakDulahSukardi (Alm)

danIbuWasitah.

Pendidikan yang pernahditempuh :

-

Sekolah Dasar Negeri 2 Ambarawa tamat tahun 1969

-

Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama Negeri tamat tahun 1973

-

Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas Negeri tamat tahun 1976

-

Sekolah Pendidikan Guru tamat tahun 1979

-

SekolahTinggiIlmuTarbiyahAgusSalim Metro Lampung tamattahun 2007

-

Tenaga pengajar di SD Negeri 2 Pringsewu Timur sejak tahun 1990.

-

Tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


(1)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PENDEKATAN TEMATIK DENGAN

MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADAKELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : WARSINI Nomor Pokok Mahasiswa : 1013119220

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19520831 198103 1 001

MENGESAHKAN 1. Tim Penguji


(2)

Pembimbing : Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S ………

Penguji : Drs. Nazarudin Wahab, M.Pd ……… Bukan Pembimbing

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003


(3)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.


(4)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : WARSINI NPM : 1013119220

Tempat tanggal lahir : Margodadi, 12 September 1956

Alamat : Jl. Melati II No. 20 Pringsewu Timur Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADAKELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013” adalahbenarhasilkaryapenulissendiri yang dilaksanakanpadatanggal 28 Mei – 13 Juni 2012. Skripsiinibukanhasilmenjiplak, danatauhasilkarya orang lain.

Demikianpernyataaninipenulisbuatdengansebenarnya.Atasperhatiannyasayaucapkanterimakasih. Pringsewu, November 2012

Yang membuatpernyataan

WARSINI


(5)

PERSEMBAHAN

Skripsiinikupersembahkanuntuk :

- Suamikutercintadananak-anakkutersayang yang

selalusetiadanmenyayangikusertaberdoa demi

keberhasilanku

- Sahabat-sahabatku yang senantiasamemberikandoa’a,

saran dandukungan

- Para guru dandosen yang selalumemberibimbingan,

masukandanmotivasihinggaterselesaikannyaskripsiini

- Rekan-rekanpendidikan S1 PGSD

DalamJabatanangkatan2010danseterusnya yang

sedangmenyusunskripsi


(6)

RIWAYAT HIDUP

PenulisbernamaWarsinilahir di Margodadipadatanggal 12 September 1956 anakpertamadarienambersaudaradariBapakDulahSukardi (Alm) danIbuWasitah.

Pendidikan yang pernahditempuh :

- Sekolah Dasar Negeri 2 Ambarawa tamat tahun 1969

- Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama Negeri tamat tahun 1973

- Sekolah Kesejahteraan Keluarga Atas Negeri tamat tahun 1976

- Sekolah Pendidikan Guru tamat tahun 1979

- SekolahTinggiIlmuTarbiyahAgusSalim Metro Lampung tamattahun 2007

- Tenaga pengajar di SD Negeri 2 Pringsewu Timur sejak tahun 1990.

- Tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SEMESTER GENAP SD NEGERI 3 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

0 5 65

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN PENDEKATAN TEMATIK KELAS I SEMESTER GENAP SD NEGERI 3 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

0 5 116

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN TEMATIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS III SD NEGERI 2 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 26 61

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SINAR SEMENDO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 48

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BOJONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 55

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII 5 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 18

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GUNUNG MULYO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 46

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III A SD NEGERI 1 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 53

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SD NEGERI 2 PAJARAGUNG KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 46

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PRINGSEWU BARAT KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 47