PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Tipe Pilihan Ganda Biasa Dan Tipe Pilihan Ganda Asosiasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo Tahun Aja

PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN
GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD NEGERI 02 TUNGGULREJO
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ANNISA RAMADHANI
A.510100238

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

UNTVERSITAS MUIIAMMADTYAII

STIRAKARTA
TAIruLTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAI\T
JI- A.Yani Tromol pos _ I pabelan,
Kartasura Telp. (0271) 7l74l7,Fax.
surakarta 57

I

02website,,f.tm;ff#,

.',#t,rg

Email : gm@,Hne.gpoid

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing
skripsi / tugas akhir
Nama
: Drs. Mulyadi Sri Kamulyan, S.H.,
M.pd


MK

:

:

l9l

Telah membaca dan mencermati naskah
artiker pubrikasi
ringkasan skripsi/tugas akhir dari maha-siswa

ilmia[

yang merupakan

:

Nama


Annisa Ramadhani

MM

A.510100238

Program Studi

FKIP/ PCSD

Judul Skripsi

PERBANDINGAN HASIL EVALUASI
BELAJAR TIPE
PILTHAN GANDA BI,ASA DAN TIPE
PILTHAN GANDA
ASOSIASI PADA MATA PELAJAF,AN
IPA KELAS V
SD NEGERI 02 TTINGGULREIO

TAHTIN AJARAN 2OI3

I 2014
Naskah tersebur rayah dan dapat disetujui
untuk dipubrikasikan.
Dernikian pcrsetujuan dibuat, semoga
dapat dipcrgunakan seperlunya

Surakarta, 30 Juni 2014

NIK.IgI

PERBANDINGAN HASIL EVALUASI BELAJAR TIPE PILIHAN
GANDA BIASA DAN TIPE PILIHAN GANDA ASOSIASI
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD NEGERI 02 TUNGGULREJO
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
Oleh :
Annisa Ramadhani
NIM : A 510 100 238

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membedakan hasil belajar dengan
evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi pada mata
pelajaran IPA, (2) membuktikan hasil belajar dengan evaluasi tipe pilihan ganda
biasa lebih baik dari pilihan ganda asosiasi pada mata pelajaran IPA. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian
ini dilakukan di SD Negeri 02 Tunggulrejo tahun ajaran 2013/2014. Sampel
populasi yaitu kelas V yang berjumlah 23 siswa dengan mendapat perlakuan
pertama berupa evaluasi hasil belajar tipe pilihan ganda biasa dan perlakuan
kedua berupa evaluasi hasil belajar tipe pilihan ganda asosiasi. Teknik
pengumpulan data berupa soal tes evaluasi, observasi dan dokumentasi. Teknik
analisis yang digunakan adalah uji t untuk menguji hipotesis yang sebelumnya
dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas. Hasil analisis data
dengan taraf signifikansi 5% diperoleh thitung sebesar 4,065 dan ttabel sebesar 2,080.
Dengan DK = { t | t < - ttabel atau t > ttabel } dan thitung lebih besar daripada ttabel
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar IPA
antara penerapan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda
asosiasi pada siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo tahun ajaran 2013/2014 (2)
hasil belajar lebih baik dengan evaluasi tipe pilihan ganda biasa pada siswa

kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo.
Kata Kunci :
evaluasi tipe pilihan ganda biasa, evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi, hasil
belajar

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar
tersebut dilakukan dalam pembelajaran dimana ada pendidik yang

melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai
atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur
yang ditentukan (Syaiful Sagala, 2012: 4).
Menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar merupakan
bagian dari kompetensi paedagogik yang harus dikuasai oleh setiap guru.
Tidak hanya strategi dalam penyampaian materi pembelajaran yang harus
ditingkatkan, namun dalam evaluasi belajar peserta didik perlu untuk
selalu ditingkatkan untuk mengembangkan kemampuan berfikir peserta
didik. Untuk melaksanakan tugas ini dengan baik seorang guru harus

mempelajari peraturan perundang‐undangan tentang penilaian pendidikan,
salah satunya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
Sebab fungsi penting bagi pendidik dalam mengevaluasi belajar
peserta didik menurut Wahidmurni et al (dalam Sudaryono 2012:23)
adalah

memberikan

umpan

balik

kepada

peserta

didik


dalam

mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi dari proses pembelajaran yang
dilakukan. Pengetahuan dan pemahaman pada pencapaian hasil belajar
peserta didik akan membantu guru untuk mengadakan refleksi guna
memperbaiki kinerja di masa yang akan datang. Sebab informasi tersebut
adalah sangat penting untuk merencanakan proses pembelajaran
selanjutnya. Masukan dari evaluasi hasil belajar mungkin akan merubah
berbagai metode dan strategi pembelajaran yang biasa dilakukan atau
mungkin perlu tidaknya penambahan media pembelajaran dilakukan.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai. Dalam tahap
persiapan terdapat beberapa kegiatan, antara lain penyusunan tabel
spesifikasi yang di dalamnya terdapat sasaran penilaian, teknik penilaian
serta jumlah instrumen yang diperlukan. Pada tahap pelaksanaan,
dilakukan pemakaian instrumen untuk menemukan respon peserta didik

terhadap instrumen tersebut sebagai bentuk hasil belajar, selanjutnya
dilakukan penelitian terhadap data yang telah dikumpulkan dan dianalisis

untuk membuat tafsiran tentang kualitas prestasi belajar peserta didik, baik
dengan acuan kriteria maupun dengan acuan kelompok.
Kemampuan lain yang harus dikuasai guru sebagai evaluator
adalah kemampuan memahami teknik evaluasi baik tes maupun nontes
yang meliputi jenis masing‐masing teknik , karakteristik, prosedur
pengembangan, serta cara menentukan baik atau tidaknya ditinjau dari
berbagai segi validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran soal.
Namun tidak banyak guru yang benar‐benar memahami teknik maupun
jenis tipe evaluasi yang dapat mengukur kemampuan siswa secara
menyeluruh, baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.
Setiap sekolah mengadakan evaluasi (penilaian), mulai dari
evaluasi formatif sampai evaluasi sumatif termasuk Ujian Sekolah (US)
dan Ujian Nasional (UN). Data hasil penilaian dapat memberikan
informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan tentang daya serap
siswa terhadap materi pelajaran, perbaikan proses belajar pembelajaran,
bimbingan dan konseling terhadap siswa yang bermasalah, kenaikan
kelas dan kelulusan, apabila diperoleh dari hasil pengukuran prestasi
belajar yang dilakukan dengan cermat dengan alat ukur yang disebut tes
prestasi belajar yang di dalamnya terdapat tes subyektif dan tes obyektif.
Tes obyektif khususnya bentuk tes pilihan ganda di Indonesia

digunakan pada tes formatif dan tes sumatif yang juga di dalamnya
terdapat ujian sekolah, ujian nasional dan digunakan juga pada ujian
masuk perguruan tinggi. Keunggulan penggunaan

bentuk tes pilihan

ganda adalah dapat mencakup banyak pokok bahasan dan mudah
penyekorannya. Jenis tes bentuk pilihan ganda antara lain pilihan ganda
biasa dan pilihan ganda asosiasi. Sekarang ini tes bentuk pilihan
ganda asosiasi
SMA/SMK tidak

pada ujian sekolah dan ujian nasional di SD, SMP,
digunakan

lagi.

Sedangkan

pada


ujian

masuk

perguruan tinggi bentuk tes pilihan ganda asosiasi masih digunakan

sehingga

peserta

tes yang

pada

umumnya

lulusan

SMA/SMK

mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal bentuk pilihan ganda
asosiasi karena mereka tidak terbiasa menghadapi bentuk soal tersebut.
Tidak digunakannya bentuk soal pilihan ganda asosiasi di sekolahsekolah karena soal-soal bentuk pilihan ganda asosiasi dianggap lebih
sulit

yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar peserta didik

dibandingkan

dengan

bentuk

soal

pilihan

ganda

biasa

dalam

pengerjaan soal maupun dalam pembuatannya tapi lebih dapat
membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa
yang mempunyai kemampuan rendah. Apakah benar pandangan ini?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu diadakan
penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Tipe
Pilihan Ganda Biasa Dan Tipe Pilihan Ganda Asosiasi Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo Tahun Ajaran 2013
/ 2014.”

B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 02 Tunggulrejo yang terletak di desa Tawun
kelurahan Tunggulrejo Kecamatan Jumantono Karanganyar. Penelitian
dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 bulan
antara bulan Maret-Mei 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 23 siswa.
Penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yakni variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
dengan evaluasi tipe pilihan ganda biasa (
ganda asosiasi
IPA.

dan evaluasi tipe pilihan

Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar

Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes sebagai metode
utama dan dilengkapi dengan dokumentasi serta observasi. Teknik tes
dilakukan dengan memberikan soal evaluasi dengan tipe pilihan ganda
biasa pada awalnya, kemudian dilakukan tes kedua dengan menggunakan
tipe pilihan ganda asosiasi yang selanjutnya kedua data hasil belajar yang
telah terkumpul akan dibandingkan. Kedua tipe soal tersebut sebelumnya
dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Teknik dokumentasi dilakukan
untuk mengetahui data nama siswa kelas V maupun profil sekolah secara
umum. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t, yang sebelumnya
dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan metode
Lilliefors.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil uji instrumen yaitu soal evaluasi siswa dengan dua tipe yaitu
pilihan ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi yang diujikan pada
siswa kelas V SDN 03 Tunggulrejo dari 30 item pertanyaan dilakukan uji
validitas didapatkan 21 item valid pada kedua tipe soal evaluasi tersebut.
Selanjutnya dengan uji reliabilitas dari 21 item pertanyaan yang valid
didapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,881 yang berada pada
interval 0,80 – 1,000, sehingga kedua tipe soal evaluasi tersebut memiliki
tingkat reliabilitas yang sangat kuat. Dengan demikian instrumen
penelitian ini reliabel dan layak digunakan untuk penelitian.
Berdasarkan hasil tabulasi data diperoleh skor hasil belajar IPA
dengan menggunakan soal tipe pilihan ganda biasa tertinggi 95 dan nilai
terendah 57 dengan nilai rata-rata 77,8 dan nilai standar deviasi sebesar
12,194. Hasil pengelompokan dengan interval yang dilakukan terhadap
data hasil belajar IPA menggunakan evaluasi tipe pilihan ganda biasa
dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Pengelompokan Data Hasil Belajar IPA

dengan Soal Tipe Pilihan Ganda Biasa
Interval
57 – 62
63 – 68
69 – 74
75 – 80
81 – 86
87 – 95
Jumlah

Xi
59,5
65,5
71,5
77,5
83,5
91

Fi
4
0
4
4
4
7
23

Fk
4
4
8
12
16
23

Frekuensi Relatif
17,39 %
0%
17,39 %
17,39 %
17,39 %
30,43 %

Untuk lebih jelasnya, data akan disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut.

Tipe Pilihan Ganda Biasa
Frekuensi

8
6
4
2
0
57-62

63-68

69-74

75-80

81-86

87-95

Interval

Gambar 1 Grafik Hasil Belajar IPA Tipe Pilihan Ganda Biasa

Sedangkan skor hasil belajar IPA dengan menggunakan soal tipe
pilihan ganda asosiasi tertinggi 95 dan nilai terendah 29 dengan nilai ratarata 64,7 dan nilai standar deviasi sebesar 17,649. Hasil pengelompokan
dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPA
menggunakan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi dipaparkan pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2
Pengelompokan Data Hasil Belajar IPA
dengan Soal Tipe Pilihan Ganda Asosiasi

Interval
29 – 39
40 – 50
51 – 61
62 – 72
73 – 83
84 – 95
Jumlah

Xi
34
45
56
67
78
89,5

Fi
2
3
4
5
6
3
23

Fk
2
5
9
14
20
23

Frekuensi Komulatif
8,69 %
13,04 %
17,39 %
21,74 %
26,09 %
13,04 %

Untuk lebih jelasnya data akan disajikan dalam bentuk histogram
sebagai berikut.

Frekuensi

Tipe Pilihan Ganda Asosiasi
7
6
5
4
3
2
1
0
29-39

40-50

51-61

62-72

73-83

84-95

Interval

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar IPA Tipe Pilihan Ganda Asosiasi

Setelah dilakukan penelitian dan didapatkan data hasil belajar
kemudian dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas sebelum
dilakukan analisis data. Dari perhitungan uji normalitas yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode liliefors melalui program SPSS
16.0 didapatkan nilai signifikasi menunjukkan bahwa nilai signifikasinya
adalah sebesar 0,199 untuk data hasil belajar dengan soal tipe pilihan
ganda biasa, sedangkan pada data hasil belajar dengan soal tipe pilihan
ganda asosiasi didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,200. Suatu data
dikatakan normal apabila nilai signifikasi lebih besar dari 0,05. Karena

nilai signifikasi kedua kelas tersebut lebih besar dari 0,05, maka data hasil
belajar menggunakan kedua tipe evaluasi tersebut dikatakan normal.
Setelah mengetahui bahwa hasil belajar dari kedua tipe evaluasi
tersebut normal kemudian dilakukan analisi data. Analisis data berupa
pengujian hipotesis dengan uji t. Rangkuman hasil perhitungan analisis
dengan uji t disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3 Tabel Uji Hipotesis
Kelas
Pilgan Biasa
Pilgan Asosiasi

Rata-rata
77,61
64,74

thitung

t0,025;23

Keterangan

4,065

2,080

H0 ditolak

Berdasarkan tabel atau hasil perhitungan diatas diketahui bahwa
thitung adalah 4,065 sedangkan ttabel adalah 2,080 dengan kriteria DK = { t |
t < - ttabel atau t > ttabel } maka didapatkan DK = { t | 4,065 > 2,080 }
sehingga H0 ditolak dengan kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar
IPA antara penerapan evaluasi tipe pilihan ganda biasa dan tipe pilihan
ganda asosiasi. Rata-rata hasil belajar dengan menerapkan evaluasi tipe
pilihan ganda biasa adalah 77,61. Sedangkan rata-rata hasil belajar dengan
menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi adalah 64,74. Hasil
belajar peserta didik dengan menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda biasa
lebih tinggi daripada dengan menerapkan evaluasi tipe pilihan ganda
asosiasi yaitu 77,61 > 64,74, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi tipe
pilihan ganda biasa dapat memberikan hasil belajar lebih baik
dibandingkan dengan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi.
Perbedaan ini terjadi karena adanya perbedaan pada alternatif
jawabannya. Pada tipe soal pilihan ganda biasa, tiap alternatif jawaban
berbentuk jawaban tunggal. Sedangkan pada tipe soal pilihan ganda
asosiasi, alternatif jawabannya dapat berupa gabungan jawaban yang
benar. Dalam menjawab soal tipe pilihan ganda asosiasi lebih sulit
daripada menjawab soal tipe pilihan ganda biasa karena dalam menjawab

soal tipe pilihan ganda biasa, peserta didik hanya menempuh satu tahap
yaitu memilih satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan. Sedangkan untuk menjawab soal tipe pilihan ganda asosiasi,
peserta didik menempuh tiga tahap. Tahap pertama, mengidentifikasi satu
atau lebih jawaban betul diantara jawaban (1), (2), (3), dan (4). Tahap
kedua, menghubungkan jawaban yang telah diidentifikasi dengan petunjuk
pengerjaannya. Tahap ketiga, memilih alternatif jawaban dalam bentuk
huruf.
D. Kesimpulan
1. Ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan evaluasi tipe pilihan
ganda biasa dan tipe pilihan ganda asosiasi pada siswa kelas V SD Negeri
02 Tunggulrejo.
2. Evaluasi tipe pilihan ganda biasa dapat memberikan hasil belajar lebih
baik dibandingkan dengan evaluasi tipe pilihan ganda asosiasi pada siswa
kelas V SD Negeri 02 Tunggulrejo.

E. Daftar Pustaka
Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sudaryono. 2012. Dasar ‐dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press
Hanifah, Hani. 2011. “Perbandingan Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda
Butir Soal dan Reliabilitas Tes Bentuk Pilihan Ganda Biasa dan
Pilihan Ganda Asosiasi Mata Pelajaran Ekonomi.” Tesis. Jakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Indraprasta PGRI