Kebiasaan Merokok Sebagai Faktor Risiko Utama Terjadinya Bronchogenic Carcinoma.
KEBIASAAN MEROKOK SEBAGAI FAKTOR RISIKO UT AMA
TERJADINY A BRONCHOGENIC CARCINOMA
Agustinus William (0110152): Dosen pembimbing: David Gunawan, dr.
ABSTRAK
Bronchogenic carcinoma merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak,
dan hampir seluruhnya berhubungan dengan kebiasaan merokok. Sebelum
penggunaan rokok dikenal secara luas, bronchogenic carcinoma merupakan
penyakit yang jarang dijumpai.
Rokok merupakan campuran kompleks dari berbagai zat kimia dan
karsinogenik. Seiring dengan berjalannya waktu, komposisi rokok mengalami
banyak perubahan. Perubahan ini diikuti oleh meningkatnya risiko bronchogenic
carcinoma yang berhubungan dengan kebutuhan perokok dalam mempertahankan
kadar nikotin dalam darah, yang selanjutnya akan diikuti dengan peningkatan
kebutuhan rokok per harinya dan hisapan rokok yang lebih dalam. Faktor genetik
juga berperan besar dalam meningkatkan risiko bronchogenic carcinoma. Faktor
genetik tersebut mengatur metabolisme, detoksifikasi karsinogen dan perbaikan
DNA, mengontrol siklus sel, dan respon seluler lainnya. Terdapat pula faktor
risiko lainnya yang mungkin dapat meningkatkan risiko bronchogenic carcinoma.
Studi terhadap bronchogenic carcinoma perlu lebih diperhatikan lagi untuk
menghentikan kebiasaan merokok, dan memberi pemahaman lebih lanjut
mengenai bahaya terhadap paparan asap rokok dari lingkungan sekitar.
IV
SMOKING HABIT AS MAJOR RISK FACTOR
BRONCHOGENIC CARCINOMA
OF
Agustinus William (0110152): Tutor: David Gunawan, dr.
ABSTRACT
Bronchogenic carcinoma is the one of the most common cause of death, and
almost all of it is related to smoking habit. Before the widespread use of cigarettes
in this century, bronchogenic carcinoma was a rare illness.
Tobacco smoke is a complex mixture of numerous chemicals and carcinogens.
Over the years, the composition of cigarettes most frequently used has been
changing. This has been accompanied by an increased risk of bronchogenic
carcinoma due to a smokers' need to maintain blood nicotine levels, which in turn
causes the need for smoking more cigarettes per day and deeper inhalation.
Genetic susceptibilities also playa large role in increasing bronchogenic
carcinoma risk. They govern carcinogen metabolism and detoxification, DNA
repair, cell cycle control and other cellular responses. There are also other risk
factors that may increase the risk of bronchogenic carcinoma. The needfor the
study of bronchogenic carcinoma is highlighted by the need to stop the smoking
habit and to understand the risk of environmental tobacco smoke.
v
DAFTARISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................
SURA T PERNY AT AAN ..........................................................................
ABS TRAK ................................................................................................
ABSTRACT ................................................................................................
KAT A PENGANT AR ...............................................................................
DAFT AR ISI
.......................
DAFT AR GAMBAR
.........
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ....................................................................................
1.2. Identifikasi masalah ............................................................................
1.3. Maksud dan tujuan
..........................
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
.........................................
11
III
IV
V
VI
V11
IX
1
2
2
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Tembakau dan kebiasaan merokok ................................................. 4
2.1.2. Insidensi karsinoma dan komplikasi lain yang berhubungan dengan
kebiasaan merokok
6
2.2. Komponen rokok
7
2.2.1. Zat-zat yang terkandung dalam rokok dan pengaruhnya
7
2.2.2. Filter dan pengamhnya
8
2.3. Sistem pemafasan
9
2.3.1. Fungsi sistem pemafasan
9
2.3.2. Epitel sistem pemafasan
10
2.3.3. Pam-pam dan bagian-bagiannya
11
2.4. Tumor pam
14
2.4.1. Jenis-jenis tumor pam
14
2.4.2. Bronchogenic carcinoma
15
2.4.2.1. Klasifikasi bronchogenic carcinoma
15
2.4.2.2. Morfologi bronchogenic carcinoma
16
2.4.2.2.1. Squamous cell carcinoma
17
2.4.2.2.2. Adenocarcinoma
18
2.4.2.2.3. Small cell carcinoma (SCLC)
19
2.4.2.2.4. Large cell carcinoma
20
2.4.2.3. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko bronchogenic carcinoma
.....................................................................................................................
2.4.2.3.1.
2.4.2.3.2.
2.4.2.3.3.
2.4.2.3.4.
Kebiasaan merokok ...................................................................
Pekerjaan-pekerjaan industrial berisiko ...................................
Diet ............................................................................................
Polusi udara
........
V11
20
21
22
23
23
Vlll
2.4.2.3.5. Penyakit pam kronis ...
.............
2.4.2.3 .6. Predisposisi familial
..........................
2.4.2.3.7. Onkogen ..
......
...............
2.4.2.3.8. Faktor host lainnya ....................................................................
2.4.2.4. Etiopatogenesa bronchogenic carcinoma .....................................
2.4.2.5. Pemeriksaan dan manifestasi klinis ..............................................
2.4.2.6. Terapi dan prognosa .....................................................................
2.4.2.7. Pencegahan
.............
2.4.3. Bronchogenic carcinoma pada wanita .............................................
24
24
25
28
29
31
32
33
34
BAB III PEMBAHASAN MASALAH ....................................................
36
BAB IV KISIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan .........................................................................................
4.2. Saran
.........................
39
39
DAFTAR PUST AKA
RIWAYAT HIDUP
.............. 40
............................ 43
DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Paru-paru nonnal
11
Gambar 2.2. Bronchial tree
12
Gambar 2.3. Sistem pernafasan yang telah terserang bronchogenic carcinoma
17
Gambar 2.4. Squamous cell carcinoma: makroskopis dan mikroskopis 18
Ganlbar 2.5. Adenocarcinoma
19
Gambar 2.6. Small cell carcinoma: makroskopis dan mikroskopis
19
Gambar 2.7. Skema dasar karsinogenesis
28
Ganlbar 2.8. Pemeriksaan radiologis
31
IX
RIWAYATHIDUP
1. UMUM
Nama
: Agustinus William
Tempat / tanggallabir
: Jakarta / 23 Agustus 1983
Alamat
: Prof. DR. Sumantri Brojonegoro 49 Jambi
Agama
: Katolik
NamaAyab
: Asianto Supargo
Nama Ibu
: Ratna Lilyana
2. PENDIDIKAN
·
·
Tahun 1989 lulus TK Xaverius 1 Jambi
Tabun 1995 lulus SD Xaverius 1 Jambi
·
Tabun 1998 lulus SLTP Xaverius 1 Jambi
·
Tabun 20011ulus SMU Xaverius 1 Jambi
43
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sudah menjadi pemikiran masyarakat umum bahwa kebiasaan merokok dapat
menyebabkan terjadinya penyakit paru. Namun pemikiran mereka hanya sampai
sebatas itu, tanpa mengetahui dengan persis apa kaitan antara rokok dengan
penyakit pam. Mereka bam menyadari ketika mulai merasa napasnya memendek
dan cepat tersengal-sengal, itu berarti fungsi pam-pam mulai menurun akibat
terlalu banyak merokok. Selain itu, sebagian masyarakat justru tidak mengetahui
bahwa tumor ganas tersering pam, bronchogenic carcinoma, sangat erat kaitannya
dengan kebiasaan merokok.
Bronchogenic carcinoma merupakan 95% dari tumor ganas pam, dan temyata
kanker paru merupakan salah satu kanker yang paling banyak menyebabkan
kematian. Majalah Kedokteran Indonesia memuat jumal yang menyatakan bahwa
di Amerika Serikat antara tahun 1930-1989, kematian akibat kanker pam
meningkat dari 4 menjadi 75 per 100.000 penderita laki-laki dan dari 3 menjadi 32
per 100.000 penderita perempuan. Reuters Health memberitakan bahwa pada pada
tahun 2000 terdapat 2,7 juta orang yang menderita karsinoma pam, dan 1,1 juta
orang meninggal karenanya. Kedua angka ini merupakan angka terbesar
dibandingkan
dengan
karsinoma
lainnya.
American
Lung
Association
memperkirakan ada 169.400 kasus bam karsinoma pam, dan didapatkan 154.900
kematian akibat karsinoma pam di Amerika Serikat selama tahun 2002.
Perkumpulan terse but juga menyatakan sebanyak 87% kasus karsinoma pam
berhubungan erat dengan kebiasaan merokok, sehingga sebenamya jumlah kasus
kanker pam dapat berkurang drastis bila kebiasaan merokok dihilangkan.
Kebiasaan merokok disebarluaskan oleh bangsa Eropa ke seluruh bumi.
Bermula dari sekedar penghangat badan, rokok kini berubah menjadi suatu
kebiasaan yang sulit dihilangkan oleh para konsumennya di seluruh dunia,
termasuk Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Meskipun pemerintah
1
2
telah melakukan berbagai usaha untuk mengurangi kebiasaan ini, jumlah perokok
masih tetap tinggi, bahkan cenderung bertambah. Para konsumen seakan tidak
peduli akan bahaya merokok, padahal jika mereka mau mengurangi kebiasaan
tersebut, semua orang baik perokok maupun bukan akan mencapai umur yang
lebih panjang dan kehidupan yang lebih sehat.
Dari hasil Susenas tahoo 2001, di Indonesia ditemukan prevalensi perokok
laki-Iaki sebesar 54,5%, sedangkan pada perempuan hanya sebesar 1,2%.
Tingginya angka ini dikarenakan tidak adanya pengetahuan
tentang risiko
merokok, juga karena adiksi (Kompas 2001). Tambahan pula, kandungan nikotin
dan tar pada rokok kretek 1ebih tinggi dibanding
dengan rokok luar negeri.
Indonesia merupakan urutan kelima pengonsumsi rokok di dunia dengan
konsumsi 188 mi1yar batang per tahun. (Sirait et al, 2002)
Untuk itu kebiasaan
merokok
sebagai faktor risiko utama terjadinya
bronchogenic carcinoma perlu dibahas lebih lanjut agar masyarakat lebih sadar
akan bahaya merokok, dengan demikian insidensi bronchogenic carcinoma di
masyarakat dapat diturunkan.
1.2. Identifikasi masalah
Faktor apa saja dalam kebiasaan merokok dan faktor lain yang berperan
sebagai pemicu terjadinya bronchogenic carcinoma
1.3.Maksud dan tujuan
Maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar masyarakat luas
mengetahui bahwa kebiasaan merokok sangat berpengaruh terhadap teIjadinya
bronchogenic carcinoma.
Tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar masyarakat
semakin memahami bahaya merokok, sehingga kebiasaan tersebut dapat
dikurangi.
1.4.Manfaat Karya Tulis IImiah
Manfaat akademis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah menanamkan
3
minat mahasiswa kedokteran terhadap penelitian di bidang onkologi yang
berhubungan dengan lingkungan, terutama efek zat-zat karsinogenik terhadap
tubuh manusia.
Manfaat praktis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengurangi
kebiasaan merokok di kalangan masyarakat luas.
BAD IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kebiasaan
carcinoma.
merokok
merupakan
faktor
risiko
utama
terjadinya
bronchogenic
Besarnya risiko ditentukan oleh jenis tembakau, eara mengonsumsi,
jenis
rokok, sejak kapan mulai merokok, lamanya merokok, dan terpapar tidaknya dengan
faktor lain. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko adalah pekerjaan industrial
berisiko, diet, polusi udara, penyakit paru kronis, predisposisi
familial, onkogen, dan
faktor host lainnya (menstruasi, ROS, riwayat karsinoma sebelumnya).
4.2. Saran
.
Hindari dan hentikanlah kebiasaan merokok.
·
Hindarilah melakukan pekerjaan-pekerjaan
bronchogenic
dapat meningkatkan risiko menderita
carcinoma.
·
Diet yang baik untuk menghindari risiko menderita bronchogenic carcinoma.
·
Hindari polusi udara, termasuk asap rokok, karena merokok pasif juga merupakan
salah satu faktor predisposisi dari bronchogenic carcinoma.
·
Pemerintah mungkin harus mempertimbangkan
·
Generasi muda Indonesia sebaiknya menghindari rokok, dan melakukan kegiatan-
beredamya rokok di Indonesia.
kegiatan positif lainnya, demi kemajuan bang sa.
·
Penelitian
lebih lanjut mengenai
molekuler
dilakukan
39
bronchogenic
carcinoma
perlu
DAFTAR PUSTAKA
American Lung Association. 2004. Lung cancer facts.
htt ://www.alaw.or lun disease/lun cancer/lun cancer facts.html,29
Februari 2004.
American Lung Association. 2004. About lung cancer.
http://www.lungusa.org/diseases/lungcanc.html, 29 Februari 2004.
Amos C.I., Xu W., Spitz M.R Is there a genetic basis for lung cancer
susceptibility? 1999.
htt ://www.ncbi.nlm.nih. ov/entrez/ ue .fc i?cmd=Retrieve&db=PubMed&lis
t uids=0337715&dopt=Abstract, 28 Februari 2004.
Anonymous. 1999. Neoplasia. In: Cotran RS., Kumar V., Collins., editors:
Robbins pathologic basis of disease. 6th ed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company. p. 260-325.
Behera D. Aetiology of Lung Cancer. 2001.
htt ://c an2.wwindia.comlindianchestsocie
, 28 Februari 2004
Darmansjah I., Gan S. 1995. Obat ganglion. Dalam: Bagian Farmakologi FKUI,
editor: Farmakologi dan terapi, edisi 4. Jakarta: Gaya Barn.
Haugen A. 2002. Women who smoke: are women more susceptible to tobaccoinduced lung cancer? http://carcin.oupjournals.org/cgi/content/full/23/2/227,
Maret 2004.
6
Hudoyo A. 2003. Mengenal Lebih Dekat Biologi Molekular Sel Kanker. Jurnal
respirologi Indonesia, 2 (23): 99-104.
Illinois department Public of Health. 2004. How common is lung cancer in
women?
http://www.idph.state.iI.us/about/womenshealth/factsheets/lung.htm. 29
Februari 2004.
Kobzik L. 1999. The lung. In: Cotran RS., Kumar V., Collins., editors: Robbins
pathologic basis of disease. 6th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company. p.
697-749.
40
41
Kohno T., Yokota J. 1999. How many tumor suppressor genes are involved in
human lung carcinogenesis?
http://www.ncbi.n1m.nih.gov/entrez/querv.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&lis
t uids=10426784&dopt=Abstract,
7 Maret 2004.
Loyola University Chicago. 2003. Hostfactors.
http://www .meddean.1uc.edu/lumen/MedEd/medicine/pulmonar/lungcalhostfact.
htm, 6 Maret 2004.
Munzer A. 2000. Smoking and smoking cessation. In: Humes RD., DuPont H.L.,
Gardner L.B., Griffin J.W., Harris E.D., Hazzard W.R., et aI., editors: Kelley's
textbook of internal medicine. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins. p. 219-24.
Osann K.E., Ernster V.L., Mustacchi P. 2000. Biology of Lung Cancer. In:
Murray J.F., Nadel A.J., editors: Textbook of Respiratory Medicine. 3rd ed. New
York: p. 1395-1407.
Oncology Channel. 2004. Types of lung cancer.
http://www.oncologychannel.com/lungcancer/types.shtml.
6 Maret 2004.
Parkin D.M. 2001. Lung Cancer Leads Global Cancer Statistics List.
http://www.canceroage.com/cancernews/cancernews3283.htm. 7 Maret 2004.
Paulsen D.F. 1993. Basic histology: examination & board review. 2nd ed. New
Jersey: Prentice Hall International Inc. p. 246-260.
Prager D., Cameron R., Ford J., Figun R.A. 2000. Biology of Lung Cancer. In:
Murray J.F., Nadel A.J., editors: Textbook of Respiratory Medicine. 3rd ed. New
York: p. 1408-1425.
Sari F.E. 2001. Jusuf A. Kanker Pam Pada Perempuan. Majalah kedokteran
Indonesia, 6 (51): 213-217.
Sekido Y., Fong K.M., Gadzar A.F., Minna J.D. 2000. Biology of Lung Cancer.
In: Murray J.F., Nadel A.J., editors: Textbook of Respiratory Medicine. 3rd ed.
New York: p. 1375-1394.
Shields P.G. 2002. Molecular epidemiology of smoking and lung cancer.
htt ://www.ncbi.nlm.nih. ov/entrez/ ue .fc i?cmd=Retrieve&db=PubMed&lis
t uids=12362269&dopt=Abstract, 28 Febmari 2004.
Sirait A.M., Pradono Y., Toman LL. 2002. Perilaku merokok di Indonesia.
Buletin penelitian kesehatan, 3 (30): 139-152.
42
Stop Smoking Support. 2004. Whats in a Cigarette?
http://www.stopsmokingsupport.com/whatsinit.htm.
28 Februari 2004.
University of Iowa. 2002. Do you know what you're smoking?
http://www.public-health.uiowa.edu/itrc/Cluitline/conseCluences.htm. 29 Februari
2004.
TERJADINY A BRONCHOGENIC CARCINOMA
Agustinus William (0110152): Dosen pembimbing: David Gunawan, dr.
ABSTRAK
Bronchogenic carcinoma merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak,
dan hampir seluruhnya berhubungan dengan kebiasaan merokok. Sebelum
penggunaan rokok dikenal secara luas, bronchogenic carcinoma merupakan
penyakit yang jarang dijumpai.
Rokok merupakan campuran kompleks dari berbagai zat kimia dan
karsinogenik. Seiring dengan berjalannya waktu, komposisi rokok mengalami
banyak perubahan. Perubahan ini diikuti oleh meningkatnya risiko bronchogenic
carcinoma yang berhubungan dengan kebutuhan perokok dalam mempertahankan
kadar nikotin dalam darah, yang selanjutnya akan diikuti dengan peningkatan
kebutuhan rokok per harinya dan hisapan rokok yang lebih dalam. Faktor genetik
juga berperan besar dalam meningkatkan risiko bronchogenic carcinoma. Faktor
genetik tersebut mengatur metabolisme, detoksifikasi karsinogen dan perbaikan
DNA, mengontrol siklus sel, dan respon seluler lainnya. Terdapat pula faktor
risiko lainnya yang mungkin dapat meningkatkan risiko bronchogenic carcinoma.
Studi terhadap bronchogenic carcinoma perlu lebih diperhatikan lagi untuk
menghentikan kebiasaan merokok, dan memberi pemahaman lebih lanjut
mengenai bahaya terhadap paparan asap rokok dari lingkungan sekitar.
IV
SMOKING HABIT AS MAJOR RISK FACTOR
BRONCHOGENIC CARCINOMA
OF
Agustinus William (0110152): Tutor: David Gunawan, dr.
ABSTRACT
Bronchogenic carcinoma is the one of the most common cause of death, and
almost all of it is related to smoking habit. Before the widespread use of cigarettes
in this century, bronchogenic carcinoma was a rare illness.
Tobacco smoke is a complex mixture of numerous chemicals and carcinogens.
Over the years, the composition of cigarettes most frequently used has been
changing. This has been accompanied by an increased risk of bronchogenic
carcinoma due to a smokers' need to maintain blood nicotine levels, which in turn
causes the need for smoking more cigarettes per day and deeper inhalation.
Genetic susceptibilities also playa large role in increasing bronchogenic
carcinoma risk. They govern carcinogen metabolism and detoxification, DNA
repair, cell cycle control and other cellular responses. There are also other risk
factors that may increase the risk of bronchogenic carcinoma. The needfor the
study of bronchogenic carcinoma is highlighted by the need to stop the smoking
habit and to understand the risk of environmental tobacco smoke.
v
DAFTARISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................
SURA T PERNY AT AAN ..........................................................................
ABS TRAK ................................................................................................
ABSTRACT ................................................................................................
KAT A PENGANT AR ...............................................................................
DAFT AR ISI
.......................
DAFT AR GAMBAR
.........
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang ....................................................................................
1.2. Identifikasi masalah ............................................................................
1.3. Maksud dan tujuan
..........................
1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
.........................................
11
III
IV
V
VI
V11
IX
1
2
2
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Tembakau dan kebiasaan merokok ................................................. 4
2.1.2. Insidensi karsinoma dan komplikasi lain yang berhubungan dengan
kebiasaan merokok
6
2.2. Komponen rokok
7
2.2.1. Zat-zat yang terkandung dalam rokok dan pengaruhnya
7
2.2.2. Filter dan pengamhnya
8
2.3. Sistem pemafasan
9
2.3.1. Fungsi sistem pemafasan
9
2.3.2. Epitel sistem pemafasan
10
2.3.3. Pam-pam dan bagian-bagiannya
11
2.4. Tumor pam
14
2.4.1. Jenis-jenis tumor pam
14
2.4.2. Bronchogenic carcinoma
15
2.4.2.1. Klasifikasi bronchogenic carcinoma
15
2.4.2.2. Morfologi bronchogenic carcinoma
16
2.4.2.2.1. Squamous cell carcinoma
17
2.4.2.2.2. Adenocarcinoma
18
2.4.2.2.3. Small cell carcinoma (SCLC)
19
2.4.2.2.4. Large cell carcinoma
20
2.4.2.3. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko bronchogenic carcinoma
.....................................................................................................................
2.4.2.3.1.
2.4.2.3.2.
2.4.2.3.3.
2.4.2.3.4.
Kebiasaan merokok ...................................................................
Pekerjaan-pekerjaan industrial berisiko ...................................
Diet ............................................................................................
Polusi udara
........
V11
20
21
22
23
23
Vlll
2.4.2.3.5. Penyakit pam kronis ...
.............
2.4.2.3 .6. Predisposisi familial
..........................
2.4.2.3.7. Onkogen ..
......
...............
2.4.2.3.8. Faktor host lainnya ....................................................................
2.4.2.4. Etiopatogenesa bronchogenic carcinoma .....................................
2.4.2.5. Pemeriksaan dan manifestasi klinis ..............................................
2.4.2.6. Terapi dan prognosa .....................................................................
2.4.2.7. Pencegahan
.............
2.4.3. Bronchogenic carcinoma pada wanita .............................................
24
24
25
28
29
31
32
33
34
BAB III PEMBAHASAN MASALAH ....................................................
36
BAB IV KISIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan .........................................................................................
4.2. Saran
.........................
39
39
DAFTAR PUST AKA
RIWAYAT HIDUP
.............. 40
............................ 43
DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Paru-paru nonnal
11
Gambar 2.2. Bronchial tree
12
Gambar 2.3. Sistem pernafasan yang telah terserang bronchogenic carcinoma
17
Gambar 2.4. Squamous cell carcinoma: makroskopis dan mikroskopis 18
Ganlbar 2.5. Adenocarcinoma
19
Gambar 2.6. Small cell carcinoma: makroskopis dan mikroskopis
19
Gambar 2.7. Skema dasar karsinogenesis
28
Ganlbar 2.8. Pemeriksaan radiologis
31
IX
RIWAYATHIDUP
1. UMUM
Nama
: Agustinus William
Tempat / tanggallabir
: Jakarta / 23 Agustus 1983
Alamat
: Prof. DR. Sumantri Brojonegoro 49 Jambi
Agama
: Katolik
NamaAyab
: Asianto Supargo
Nama Ibu
: Ratna Lilyana
2. PENDIDIKAN
·
·
Tahun 1989 lulus TK Xaverius 1 Jambi
Tabun 1995 lulus SD Xaverius 1 Jambi
·
Tabun 1998 lulus SLTP Xaverius 1 Jambi
·
Tabun 20011ulus SMU Xaverius 1 Jambi
43
BABI
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sudah menjadi pemikiran masyarakat umum bahwa kebiasaan merokok dapat
menyebabkan terjadinya penyakit paru. Namun pemikiran mereka hanya sampai
sebatas itu, tanpa mengetahui dengan persis apa kaitan antara rokok dengan
penyakit pam. Mereka bam menyadari ketika mulai merasa napasnya memendek
dan cepat tersengal-sengal, itu berarti fungsi pam-pam mulai menurun akibat
terlalu banyak merokok. Selain itu, sebagian masyarakat justru tidak mengetahui
bahwa tumor ganas tersering pam, bronchogenic carcinoma, sangat erat kaitannya
dengan kebiasaan merokok.
Bronchogenic carcinoma merupakan 95% dari tumor ganas pam, dan temyata
kanker paru merupakan salah satu kanker yang paling banyak menyebabkan
kematian. Majalah Kedokteran Indonesia memuat jumal yang menyatakan bahwa
di Amerika Serikat antara tahun 1930-1989, kematian akibat kanker pam
meningkat dari 4 menjadi 75 per 100.000 penderita laki-laki dan dari 3 menjadi 32
per 100.000 penderita perempuan. Reuters Health memberitakan bahwa pada pada
tahun 2000 terdapat 2,7 juta orang yang menderita karsinoma pam, dan 1,1 juta
orang meninggal karenanya. Kedua angka ini merupakan angka terbesar
dibandingkan
dengan
karsinoma
lainnya.
American
Lung
Association
memperkirakan ada 169.400 kasus bam karsinoma pam, dan didapatkan 154.900
kematian akibat karsinoma pam di Amerika Serikat selama tahun 2002.
Perkumpulan terse but juga menyatakan sebanyak 87% kasus karsinoma pam
berhubungan erat dengan kebiasaan merokok, sehingga sebenamya jumlah kasus
kanker pam dapat berkurang drastis bila kebiasaan merokok dihilangkan.
Kebiasaan merokok disebarluaskan oleh bangsa Eropa ke seluruh bumi.
Bermula dari sekedar penghangat badan, rokok kini berubah menjadi suatu
kebiasaan yang sulit dihilangkan oleh para konsumennya di seluruh dunia,
termasuk Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Meskipun pemerintah
1
2
telah melakukan berbagai usaha untuk mengurangi kebiasaan ini, jumlah perokok
masih tetap tinggi, bahkan cenderung bertambah. Para konsumen seakan tidak
peduli akan bahaya merokok, padahal jika mereka mau mengurangi kebiasaan
tersebut, semua orang baik perokok maupun bukan akan mencapai umur yang
lebih panjang dan kehidupan yang lebih sehat.
Dari hasil Susenas tahoo 2001, di Indonesia ditemukan prevalensi perokok
laki-Iaki sebesar 54,5%, sedangkan pada perempuan hanya sebesar 1,2%.
Tingginya angka ini dikarenakan tidak adanya pengetahuan
tentang risiko
merokok, juga karena adiksi (Kompas 2001). Tambahan pula, kandungan nikotin
dan tar pada rokok kretek 1ebih tinggi dibanding
dengan rokok luar negeri.
Indonesia merupakan urutan kelima pengonsumsi rokok di dunia dengan
konsumsi 188 mi1yar batang per tahun. (Sirait et al, 2002)
Untuk itu kebiasaan
merokok
sebagai faktor risiko utama terjadinya
bronchogenic carcinoma perlu dibahas lebih lanjut agar masyarakat lebih sadar
akan bahaya merokok, dengan demikian insidensi bronchogenic carcinoma di
masyarakat dapat diturunkan.
1.2. Identifikasi masalah
Faktor apa saja dalam kebiasaan merokok dan faktor lain yang berperan
sebagai pemicu terjadinya bronchogenic carcinoma
1.3.Maksud dan tujuan
Maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar masyarakat luas
mengetahui bahwa kebiasaan merokok sangat berpengaruh terhadap teIjadinya
bronchogenic carcinoma.
Tujuan dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah agar masyarakat
semakin memahami bahaya merokok, sehingga kebiasaan tersebut dapat
dikurangi.
1.4.Manfaat Karya Tulis IImiah
Manfaat akademis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah menanamkan
3
minat mahasiswa kedokteran terhadap penelitian di bidang onkologi yang
berhubungan dengan lingkungan, terutama efek zat-zat karsinogenik terhadap
tubuh manusia.
Manfaat praktis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengurangi
kebiasaan merokok di kalangan masyarakat luas.
BAD IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kebiasaan
carcinoma.
merokok
merupakan
faktor
risiko
utama
terjadinya
bronchogenic
Besarnya risiko ditentukan oleh jenis tembakau, eara mengonsumsi,
jenis
rokok, sejak kapan mulai merokok, lamanya merokok, dan terpapar tidaknya dengan
faktor lain. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko adalah pekerjaan industrial
berisiko, diet, polusi udara, penyakit paru kronis, predisposisi
familial, onkogen, dan
faktor host lainnya (menstruasi, ROS, riwayat karsinoma sebelumnya).
4.2. Saran
.
Hindari dan hentikanlah kebiasaan merokok.
·
Hindarilah melakukan pekerjaan-pekerjaan
bronchogenic
dapat meningkatkan risiko menderita
carcinoma.
·
Diet yang baik untuk menghindari risiko menderita bronchogenic carcinoma.
·
Hindari polusi udara, termasuk asap rokok, karena merokok pasif juga merupakan
salah satu faktor predisposisi dari bronchogenic carcinoma.
·
Pemerintah mungkin harus mempertimbangkan
·
Generasi muda Indonesia sebaiknya menghindari rokok, dan melakukan kegiatan-
beredamya rokok di Indonesia.
kegiatan positif lainnya, demi kemajuan bang sa.
·
Penelitian
lebih lanjut mengenai
molekuler
dilakukan
39
bronchogenic
carcinoma
perlu
DAFTAR PUSTAKA
American Lung Association. 2004. Lung cancer facts.
htt ://www.alaw.or lun disease/lun cancer/lun cancer facts.html,29
Februari 2004.
American Lung Association. 2004. About lung cancer.
http://www.lungusa.org/diseases/lungcanc.html, 29 Februari 2004.
Amos C.I., Xu W., Spitz M.R Is there a genetic basis for lung cancer
susceptibility? 1999.
htt ://www.ncbi.nlm.nih. ov/entrez/ ue .fc i?cmd=Retrieve&db=PubMed&lis
t uids=0337715&dopt=Abstract, 28 Februari 2004.
Anonymous. 1999. Neoplasia. In: Cotran RS., Kumar V., Collins., editors:
Robbins pathologic basis of disease. 6th ed. Philadelphia: W.B. Saunders
Company. p. 260-325.
Behera D. Aetiology of Lung Cancer. 2001.
htt ://c an2.wwindia.comlindianchestsocie
, 28 Februari 2004
Darmansjah I., Gan S. 1995. Obat ganglion. Dalam: Bagian Farmakologi FKUI,
editor: Farmakologi dan terapi, edisi 4. Jakarta: Gaya Barn.
Haugen A. 2002. Women who smoke: are women more susceptible to tobaccoinduced lung cancer? http://carcin.oupjournals.org/cgi/content/full/23/2/227,
Maret 2004.
6
Hudoyo A. 2003. Mengenal Lebih Dekat Biologi Molekular Sel Kanker. Jurnal
respirologi Indonesia, 2 (23): 99-104.
Illinois department Public of Health. 2004. How common is lung cancer in
women?
http://www.idph.state.iI.us/about/womenshealth/factsheets/lung.htm. 29
Februari 2004.
Kobzik L. 1999. The lung. In: Cotran RS., Kumar V., Collins., editors: Robbins
pathologic basis of disease. 6th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company. p.
697-749.
40
41
Kohno T., Yokota J. 1999. How many tumor suppressor genes are involved in
human lung carcinogenesis?
http://www.ncbi.n1m.nih.gov/entrez/querv.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&lis
t uids=10426784&dopt=Abstract,
7 Maret 2004.
Loyola University Chicago. 2003. Hostfactors.
http://www .meddean.1uc.edu/lumen/MedEd/medicine/pulmonar/lungcalhostfact.
htm, 6 Maret 2004.
Munzer A. 2000. Smoking and smoking cessation. In: Humes RD., DuPont H.L.,
Gardner L.B., Griffin J.W., Harris E.D., Hazzard W.R., et aI., editors: Kelley's
textbook of internal medicine. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins. p. 219-24.
Osann K.E., Ernster V.L., Mustacchi P. 2000. Biology of Lung Cancer. In:
Murray J.F., Nadel A.J., editors: Textbook of Respiratory Medicine. 3rd ed. New
York: p. 1395-1407.
Oncology Channel. 2004. Types of lung cancer.
http://www.oncologychannel.com/lungcancer/types.shtml.
6 Maret 2004.
Parkin D.M. 2001. Lung Cancer Leads Global Cancer Statistics List.
http://www.canceroage.com/cancernews/cancernews3283.htm. 7 Maret 2004.
Paulsen D.F. 1993. Basic histology: examination & board review. 2nd ed. New
Jersey: Prentice Hall International Inc. p. 246-260.
Prager D., Cameron R., Ford J., Figun R.A. 2000. Biology of Lung Cancer. In:
Murray J.F., Nadel A.J., editors: Textbook of Respiratory Medicine. 3rd ed. New
York: p. 1408-1425.
Sari F.E. 2001. Jusuf A. Kanker Pam Pada Perempuan. Majalah kedokteran
Indonesia, 6 (51): 213-217.
Sekido Y., Fong K.M., Gadzar A.F., Minna J.D. 2000. Biology of Lung Cancer.
In: Murray J.F., Nadel A.J., editors: Textbook of Respiratory Medicine. 3rd ed.
New York: p. 1375-1394.
Shields P.G. 2002. Molecular epidemiology of smoking and lung cancer.
htt ://www.ncbi.nlm.nih. ov/entrez/ ue .fc i?cmd=Retrieve&db=PubMed&lis
t uids=12362269&dopt=Abstract, 28 Febmari 2004.
Sirait A.M., Pradono Y., Toman LL. 2002. Perilaku merokok di Indonesia.
Buletin penelitian kesehatan, 3 (30): 139-152.
42
Stop Smoking Support. 2004. Whats in a Cigarette?
http://www.stopsmokingsupport.com/whatsinit.htm.
28 Februari 2004.
University of Iowa. 2002. Do you know what you're smoking?
http://www.public-health.uiowa.edu/itrc/Cluitline/conseCluences.htm. 29 Februari
2004.