Efektivitas Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Alat untuk Mengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus di PT ”X”, Medan).

(1)

ABSTRAK

Keberhasilan perusahaan dapat diketahui dengan melaksanakan rencana pengukuran kinerja yang merupakan bagian dari perencanaan strategik. Pengu-kuran kinerja penting untuk dilaksanakan guna mengevaluasi apakah perusahaan telah mencapai visi, misi, dan tujuannya, serta merencanakan strategi-strategi baru pada masa yang akan datang. Bertolak dari sinilah muncul suatu konsep baru yaitu Balanced Scorecard sebagai suatu sistem manajemen, pengukuran kinerja, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis.

Dalam penelitian ini, penulis memilih sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan itu dikenal sebagai perusahaan besar yang memiliki keunggulan dalam kualitas produknya.

Metoda yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah Deskriptif Analitis. Pembuatan model Balanced Scorecard ini diawali dengan tahap mengidentifikasi visi, misi, dan melakukan analisis SWOT. Tahap kedua adalah membangun strategi bisnis perusahaan yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan General Manager perusahaan. Tahap yang ketiga adalah menguraikan strategi ke dalam sasaran strategi yang sebagian besar diambil dari hasil analisis SWOT. Tahap yang keempat adalah menghubungkan setiap sasaran strategis dengan 4 perspektif Balanced Scorecard yang digambarkan dalam peta strategi. Pembuatan Balanced Scorecard pada skripsi ini dibatasi hanya sampai penentuan ukuran saja. Maka tahap akhir yang dilakukan adalah penentuan ukuran untuk setiap sasaran strategis tersebut dalam lag indicator atau lead indicator.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dengan menggunakan metode Balanced Scorecard diketahui bahwa kinerja PT ”X” saat ini belum optimal. Hal ini terlihat dari masih adanya beberapa tolok ukur yang memberikan hasil kurang memuaskan yaitu tolok ukur pendapatan; tingkat ROE; dan jumlah keluhan konsumen

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Balanced Scorecard yang dibuat menunjukkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis perusahaan. Hubungan tersebut terlihat pada gambar strategy maps. Untuk penentuan ukuran kinerja yang tepat cara yang dilakukan adalah memilih ukuran mana yang dapat menilai keberhasilan pengimplementasian sasaran strategi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Kata kunci: Balanced Scorecard, kinerja.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas semua berkat, rahmat, anugerah serta kesehatan yang telah diberikan kepada penulis selama menyusun skripsi ini sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Efektivitas Penerapan Metode Balanced Scorecard sebagai Alat untuk Mengukur Kinerja Perusahaan” (Studi kasus pada PT ”X”) yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna dan penulisan ini tidak akan dapat berjalan dengan lancar tanpa bantuan, dorongan dan dukungan, bimbingan, serta saran yang bermanfaat dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ita Salsalina Lingga, SE., MSi., Ak., selaku dosen pembimbing dan juga sekaligus sebagai dosen wali penulis yang dengan sabar telah meyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Tatik Budiningsih, Dra., MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

3. Bapak Tedy Wahyusaputra, SE., MM., selaku Pembantu Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

4. Ibu Se Tin, SE., MSi., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.


(3)

5. Bapak Trimanto Setyo Wardoyo, SE., MSi., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan ilmu pengetahuannya selama penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung.

7. Seluruh Staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Universitas Kristen Maranatha Bandung.

8. Ibu Mery dan seluruh staf PT ”X” yang telah bersedia memberikan waktu dan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

9. My lovely family, papa en mami yang tidak habis-habisnya mendoakan shanti supaya skripsinya cepat beres; take, tacie, oke, ti-ti yang selalu ngedukung dan ngedoain supaya skripsi shanti bisa cepat selesai. Sie2 ya, sie2 buat tacie yang selalu ada buat mei2, sie2 doa mami yang selalu nyertain, oke yang selalu ngeoptimisin mei2.

10.Teman-temanku yang baik yang telah memberi dukungan dan semangat selama penulis mengerjakan skripsi ini: my best fren trisna, awie, jenny chandra, jeni ci, lady, thing, deby, nyun2, rinny, silvia, yonas, ko beng2, mas eri, mbak mala serta teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

11.Anak-anak mamamia yang kompak: c’elty, c’ping2, sefu (feranita), c’hei, mei2, c’yani, lidya, acu, nophie, rami, meri, winda & irwan.


(4)

Sekali lagi penulis mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas keberadaan mereka semua. Penulis berdoa agar Tuhan Yesus Kristus memberkati mereka secara berlimpah, Amin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan juga jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam skirpsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membaca dan yang membutuhkannya.

Bandung, 11 Desember 2007 Penulis,

Vimala Shanti


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GAMBAR ……… xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.4Kegunaan Penelitian ... 8

1.5Rerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 8

1.6Metoda Penelitian ... 12

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 16

2.1Balanced Scorecard ……….16

2.1.1 Pengertian Balanced Scorecard ………. 16

2.1.2 Kerangka Kerja Balanced Scorecard...17

2.1.3 Empat Perspektif Dalam Balanced Scorecard ... 18

2.1.3.1 Perspektif Keuangan ...18

2.1.3.2 Perspektif Konsumen ...24

2.1.3.3 Perspektif Proses Bisnis Internal ...30


(6)

2.1.3.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 32

2.1.4 Balanced Scorecard sebagai Sistem Manajemen Strategis .. 35

2.1.5 Balanced Scorecard sebagai Teknik Pengukuran Kinerja .... 39

2.1.5.1 Karakteristik Sistem Pengukuran Kinerja ... 39

2.1.5.2 Dua jenis pengukuran dalam Balanced Scorecard ... 41

2.1.6 Penetapan Target dan Peningkatan Kinerja ... 42

2.2Konsep dan Sejarah Perkembangan Balanced Scorecard ………. 44

2.3 Kepuasan Pekerja ... 46

2.4 Analisis SWOT ... 48

2.4.1 Matriks SWOT ... 51

2.5 Pengertian Visi dan Misi ……… 52

2.6 Strategy Maps ……… 53

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN ... 57

3.1Objek Penelitian ………. 57

3.1.1Sejarah Singkat Perusahaan ……….. 57

3.1.2Ruang Lingkup Usaha ………...58

3.1.3Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ...58

3.1.3.1Tugas dan Wewenang Setiap Jabatan dalam Susunan Organisasi PT “X”... 61

3.2Metoda Penelitian ... 70

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.2.2 Langkah-langkah Penelitian ... 72


(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

4.1 Visi dan Misi Perusahaan ... 75

4.2 Analisis SWOT ... 77

4.3 Pengembangan Strategi Perusahaan ... 82

4.4 Menguraikan strategi bisnis ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil ... 83

4.5 Perspektif dalam Balanced Scorecard ………... 84

4.5.1 Perspektif Keuangan (Financial Perspectives) ………. 84

4.5.1.1Pendapatan ……… 85

4.5.1.2 Tingkat Persentase ROE (Return Of Equity) ……… 86

4.5.2Perspektif Pelanggan (Customer Perspectives) ……… 88

4.5.2.1Jumlah Keluhan Konsumen ……….. 90

4.5.2.2Jumlah Keluhan yang Dapat Ditangani ... 95

4.5.2.3 Kepuasan Konsumen ... 98

4.5.2.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 98

4.5.2.3.1.1Pengujian Validitas dan Reliabilitas Persepsi ... 98

4.5.2.3.1.2Pengujian Validitas dan Reliabilitas Harapan ...102

4.5.3Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Processes Perspectives) ………...105

4.5.4Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspectives) ………...105

4.6 Membuat peta strategi ………..107 viii


(8)

4.7 Pembahasan ………..109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………114

5.1 Kesimpulan ………. 114

5.2 Saran ………... 118 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Profitabilitas Konsumen dan Segmen Sasaran ... 28

Tabel 2.2 : Perspektif Konsumen – Ukuran Utama ... 29

Tabel 2.3 : Manfaat dan Kelemahan dari Berbagai Aspek Pengukuran ... 42

Tabel 4.1 : Sasaran Strategik ... 84

Tabel 4.2 : Pendapatan ... 85

Tabel 4.3 : Return Of Equity / ROE (%) ... 87

Tabel 4.4 : Jumlah keluhan konsumen tahun 2004 ...90

Tabel 4.5 : Jumlah keluhan konsumen tahun 2005 ... 91

Tabel 4.6 : Jumlah keluhan konsumen tahun 2006 ... 92

Tabel 4.7 : Jumlah keluhan yang dapat ditangani tahun 2004 ... 95

Tabel 4.8 : Jumlah keluhan yang dapat ditangani tahun 2005 ... 95

Tabel 4.9 : Jumlah keluhan yang dapat ditangani tahun 2006 ... 96

Tabel 4.10 : Hasil uji validitas dan reliabilitas persepsi konsumen …………... 98

Tabel 4.11 : Perbandingan r hitung dengan r kritik persepsi konsumen ……...100

Tabel 4.12 : Hasil uji validitas dan reliabilitas harapan konsumen …………..102

Tabel 4.13 : Perbandingan r hitung dengan r kritik harapan konsumen ……...103


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Balanced Scorecard menawarkan sebuah gambaran

menyeluruh kinerja bisnis ...17

Gambar 2.2 : Kerangka Kerja Balanced Scorecard ...18

Gambar 2.3 : Siklus Kas Ke Kas ...24

Gambar 2.4 : Perpektif Konsumen – Ukuran Utama ...28

Gambar 2.5 : Proporsi Nilai Konsumen ...30

Gambar 2.6 : Perspektif Proses Bisnis Internal: Model Rantai Nilai Genetik ...32

Gambar 2.7 : Balanced Scorecard sebagai Rerangka Kerja Tindakan Strategis 37 Gambar 2.8 : Empat Hambatan Implementasi Strategi ...38

Gambar 2.9 : Cara Membuat Analisis SWOT ... 50

Gambar 2.10 : Matriks SWOT …...52

Gambar 2.11: Strategy maps ...55

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT “X” ...60

Gambar 4.1 : Pendapatan ...86

Gambar 4.2 : Tingkat ROE (%) ...87

Gambar 4.3 : Grafik keluhan konsumen tahun 2004 ...90

Gambar 4.4 : Grafik keluhan konsumen tahun 2005 ...91

Gambar 4.5 : Grafik keluhan konsumen tahun 2006 ... 92


(11)

KUESIONER KEPUASAN KONSUMEN

Pertama-tama, penulis memohon maaf apabila mengganggu kenyamanan Bapak/Ibu/Saudara/i. Penulis selaku mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Maranatha memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner yang telah kami sediakan. Adapun kuesioner ini mengenai pendapat anda mengenai produk minyak goreng Sania yang mungkin anda konsumsi atau anda ketahui sebelumnya mengenai produk ini. Tujuan dari kuesioner ini adalah untuk penyusunan Tugas Akhir penulis. Maka dari itu, kami memohon kerjasama agar Bapak/Ibu/Saudara/I dapat mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya. Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami

Petunjuk pengisian :

Berikan tanda (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu pilih di tabel yang telah disediakan.

Persepsi adalah penilaian anda terhadap kinerja perusahaan saat ini.

Harapan adalah keinginan atau harapan anda terhadap kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

Keterangan :

Harapan Responden Kinerja Responden STP = sangat tidak penting STM = sangat tidak memuaskan TP = tidak penting TM = tidak memuaskan

P = penting M = memuaskan


(12)

Persepsi Harapan Pernyataan

STM TM M SM STP TP P SP

Keanekaragaman kemasan produk yang dijual

Harga dari produk

Kualitas dari produk

Warna produk sesuai dengan keinginan konsumen Proses penyaringan yang lebih dari sekali

Respon dari perusahaan terhadap keluhan/pertanyaan dari pelanggan

Kemudahan komunikasi antara konsumen dengan perusahaan, misalnya memberikan kritik dan saran mengenai produk

Promosi atau iklan mengenai produk melalui brosur Kemudahan untuk memperoleh produk


(13)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Vimala Shanti

Tempat/tanggal lahir : Pantai Labu, 10 November 1986

Alamat Bandung : Jl. Terusan Babakan Jeruk I/126 RT.03 RW.03 Kel. Sukagalih

Alamat Asal : Jl. Dr. Cipto No.81 Lubuk Pakam-Sumatera Utara No. Telepon Asal : (061) 7951696

No. Handphone : 081321496492

Alamat email : v1_m4le@yahoo.co.id Pendidikan : - SD Methodist Lubuk Pakam

- SMP Methodist Lubuk Pakam - SMU Methodist Lubuk Pakam

- Mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha Bandung


(14)

Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Di era globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis melaju pesat, sehingga perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam dunia bisnis dituntut saling berusaha untuk mengikuti perkembangan tersebut. Perusahaan-perusahaan dari berbagai jenis usaha saling berkompetisi untuk memenuhi permintaan pasar yang menuntut kualitas produk yang semakin baik dan produk-produk yang semakin bervariasi. Untuk itu, perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang ada dalam perusahaan dan menjalankan aktivitas perusahaan sesuai dengan rencana manajemennya.

Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin ketat. Persaingan hampir terjadi di semua sektor, tidak terkecuali sektor ekonomi yang melibatkan banyak perusahaan didalamnya. Perusahaan-perusahaan tentu akan berusaha untuk memenangkan persaingan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya saing yang tinggi.

Untuk menghadapi persaingan, manajemen perlu menjalankan fungsi-fungsi seperti perencanaan dan pengendalian agar strategi perusahaan dapat tercapai. Strategi tersebut muncul setelah melalui proses perencanaan dan pertimbangan oleh pihak manajemen perusahaan. perencanaan adalah proses menyadari


(15)

Bab 1 Pendahuluan 2

kesempatan dan ancaman dari luar, menentukan tujuan yang diinginkan dan menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila hasil sesungguhnya tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan, maka manajemen harus mengevaluasi ketidaksesuaian tersebut dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Kedua fungsi tersebut merupakan fungsi yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.

Pengendalian yang efektif akan tercapai bila didukung oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik tanpa pengendalian menjadi kurang bermanfaat.

Ceasilia Srimindarti mengungkapkan bahwa:

”Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan sistem imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk meningkatkan tingkat gaji karyawan maupun reward yang layak. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.” (2006: www.duniaesai.com)

Jonathan Sofianmenyatakan bahwa:

“Setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat untuk mengukur kinerja perusahaannya untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Biasanya obyek yang diukur adalah bagian keuangan. Mengapa hanya bagian keuangan? Jawabannya sederhana karena keuangan berbicara mengenai angka dan angka. Sesuatu yang mudah dihitung dan dianalisa. Dengan perkembangan ilmu manajemen dan kemajuan teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja perusahaan yang hanya mengandalkan perspektif keuangan dirasakan banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan karena ada perspektif non keuangan yang penting yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan.” (2004 : www.sisfokampus.net/index.php)


(16)

Bab 1 Pendahuluan 3

Jonathan Sofianmenyatakan bahwa:

“Perkembangan Balanced Scorecard yang pesat dan mendapat respon positif dari pelaku bisnis, membuat banyak institusi bisnis mencoba untuk menerapkan atau minimal menjajaki kemungkinan untuk diterapkan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Ditinjau dari sistem manajemen strategik, Balanced Scorecard dapat dikatakan sebagai intinya. Mengapa demikian? Perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif memerlukan suatu perencanan yang matang, tidak hanya berorientasi pada masa yang akan datang tetapi juga harus bisa mengantisipasi perubahan dalam jangka pendek dan menengah secara holistik. Oleh karena itu memahami langkah-langkah manajemen strategik diperlukan untuk dapat menciptakan perencanan yang matang untuk masa depan perusahaan.” (2004 : www.sisfokampus.net/index.php)

PT ”X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan minyak goreng. Persaingan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini tentu akan mempengaruhi keuntungan dan volume penjualan, pemasok yang mampu bersaing dan memenangkan pesanan dalam jumlah besar dari konsumen akan mampu bertahan dalam persaingan tersebut.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia merasakan bahwa mereka kurang dapat mengendalikan perusahaan secara baik terutama dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Perusahaan-perusahaan tersebut umumnya hanya menjadikan ukuran keuangan sebagai alat kendali dan ukuran keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan-perusahaan tersebut perlu untuk menerapkan sistem manajemen yang baik untuk mengendalikan perusahaan, memperbaiki sistem yang ada dalam perusahaan sehingga dapat mencapai keseimbangan dari aspek-aspek yang diperlukan oleh perusahaan.


(17)

Bab 1 Pendahuluan 4

Perusahaan “X” berharap dapat memberikan produk yang berkualitas baik dengan harga terjangkau. Oleh karena itu, Perusahaan “X” harus selalu mengawasi dan menyempurnakan strategi-strategi bisnis mereka untuk dapat bertahan dan mendapatkan keseimbangan dalam tercapainya tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Maka dari itu, diperlukan juga suatu pengukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan keberhasilan implementasi strategi dari berbagai sudut pandang seperti financial performance, customer, internal business process, dan learning and growth. Dengan demikian, kinerja perusahaan dapat dianalisa dan dievaluasi untuk mengukur kinerja perusahaan sehingga dikemudian hari dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja perusahaan.

Penulis menyimpulkan bahwa implementasi strategi selama ini tidak berjalan lancar. Hal ini dikarenakan karyawan kurang memahami dan mengerti dengan baik apa yang menjadi misi dan strategi Perusahaan “X”. Selain itu, Perusahaan “X” juga masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional, yang melihat keberhasilan perusahaan cenderung dari aspek financial saja, seperti ROI (Return On Investment), ROE (Return On Equity), dan RI (Residual Income).

Riri Satria menyatakan bahwa:

“Secara tradisional, kinerja organisasi selalu diukur dari perspektif keuangan belaka. Jika keuangan perusahaan itu baik, maka diyakini keseluruhan komponen di dalam perusahaan tersebut juga baik. Ternyata pola pikir seperti itu tidak selalu benar. Kepintaran para ahli keuangan dan akuntansi melakukan rekayasa keuangan seperti window dressing membuat laporan keuangan menjadi cantik, tetapi aslinya keropos di dalam. Akhirnya, BSC tampil untuk mengatakan bahwa ada 4 (empat) perspektif yang juga mesti diukur kinerjanya, yaitu keuangan, pelanggan atau pemasaran, proses bisnis


(18)

Bab 1 Pendahuluan 5

internal, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan.” (Majalah e-Indonesia Edisi Maret 2006:22)

Pengukuran kinerja karyawan yang selama ini dilakukan kurang memberi kontribusi terhadap peningkatan kinerja secara keseluruhan dan pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan. Hal ini mengakibatkan manajemen hanya berorientasi pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan keuntungan jangka panjang. Penerapan Balanced Scorecard dapat membantu Perusahaan “X” dalam usaha peningkatan kinerjanya. Balanced Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja dan sistem manajemen strategi yang memberikan rerangka comprehensive untuk menjabarkan misi dan strategi perusahaan “X” ke dalam berbagai tujuan, ukuran, target, dan inisiatif melalui empat perspective, yaitu financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, dan learning and growth perspective.

Jonathan Sofianmenyatakan bahwa:

“Konsep Balanced Scorecard merupakan terobosan baru dalam manajemen, perusahan konvensional yang terbiasa dengan metode pengukuran pada keuangan mulai tertarik untuk menerapkan metode Balanced Scorecard. Sebut saja perusahaan raksasa yang mengklaim akan keberhasilannya menerapkan konsep Balanced Scorecard, misalnya Mobil, Brown & Root, Cigna, Motorola, Mc Donal, Singer, Volvo, dsb. Faktor-faktor yang memicu perusahaan mengimplementasikan Balanced Scorecard adalah:

1. Kondisi lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan sangat kompetitif dan tidak menentu.

2. Sistem manajemen yang digunakan perusahaan tidak bisa menjawab

kebutuhan manajemen secara keseluruhan.” (www.sisfokampus.net/index.php)


(19)

Bab 1 Pendahuluan 6

Untuk meningkat kinerja suatu perusahaan, diperlukan kerja sama seluruh karyawan. Oleh karena itu, mereka harus memahami visi, misi, tujuan, dan strategi perusahaan dengan baik. Balanced Scorecard dapat membantu perusahaan “X” dalam mengkomunikasikan serta menerjemahkan visi, misi, dan strategi perusahaan kepada seluruh karyawan yang ada, melalui tujuan, ukuran, target, dan inisiatif dari tiap Balanced Scorecard perspective. Dengan demikian, mereka dapat menciptakan dan mewujudkan tujuan individual maupun tujuan bussines unit yang akan membentuk suatu kesatuan arah untuk menuju pencapaian tujuan dan strategi perusahaan “X” yang telah ditetapkan.

Penulis berharap dengan digunakannya metode Balanced Scorecard, perusahaan “X” diharapkan berhasil dalam mengimplemetasikan strateginya, dapat mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki melalui pengukuran kinerjanya sehingga dapat segera diperbaiki, dapat mengidentifikasi keunggulan-keunggulan yang ada untuk terus ditingkatkan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan Balanced Scorecard sebagai topik penyusunan skripsi ini dengan judul “ Efektivitas Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Perusahaan”.


(20)

Bab 1 Pendahuluan 7

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mencoba mengkaji dan membahas beberapa masalah berikut:

1. Bagaimanakah sistem pengukuran kinerja yang selama ini diterapkan oleh perusahaan?

2. Apakah metode Balanced Scorecard telah diterapkan pada perusahaan? 3 Bagaimana efektivitas dari penerapan metode Balanced Scorecard dalam

mengukur kinerja perusahaan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengetahuan yang telah dipelajari oleh peneliti dengan melihat penerapannya dalam praktek yang sebenarnya.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja yang selama ini diterapkan oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menerapkan metode Balanced Scorecard.

3. Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dari penerapan metode Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja perusahaan.


(21)

Bab 1 Pendahuluan 8

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama bagi :

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan mengenai peranan metode Balanced Scorecard dalam menilai kinerja perusahaan. 2. Penulis

Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penerapan metode Balanced Scorecard yang nantinya dapat digunakan sebagai modal untuk terjun ke dunia usaha yang nyata.

2 Pihak lain

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut berkaitan dengan topik yang sama.

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Persaingan yang ketat dalam setiap bidang usaha membuat perusahaan dituntut untuk memiliki strategi yang membuat mereka mampu bersaing dengan pesaingnya. Sikap konsumen yang semakin selektif akibat persaingan perusahaan yang bergerak dalam industri sejenis membuat perusahaan memerlukan perencanaan dan pengendalian yang matang. Ini berarti bahwa perusahaan dituntut kecermatannya dalam menempatkan dirinya dan lebih inovatif dalam memperoleh keunggulan kompetitif.


(22)

Bab 1 Pendahuluan 9

Untuk mendorong keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi yang telah dirumuskan, manajemen membutuhkan sebuah sistem pengukuran kinerja (performance measurement system). Sistem pengukuran kinerja yang komprehensif sangat diperlukan guna menghasilkan informasi yang dapat memberikan gambaran multidimensi dan akurat mengenai kinerja, dimana kinerja tidak hanya diukur dari segi keuangan saja tetapi perlu diperhatikan segi non keuangannya.

Analisa laporan keuangan semata-mata dilakukan hanya untuk menunjukkan keberhasilan pemilik dan karyawan untuk jangka pendek Dengan menekankan pada satu aspek saja, yaitu keuangan (yang berorientasi pada rendahnya biaya produksi). Adanya program pelatihan dan pengembangan karyawan dan juga kegiatan penelitian, dianggap sebagai biaya yang hanya akan menambah biaya produksi dan bukan dilihat sebagai suatu upaya untuk menciptakan nilai di masa yang akan datang. Penghilangan kegiatan semacam ini memang menunjukkan kinerja yang baik untuk jangka pendek. Namun untuk jangka panjang, penghilangan kegiatan-kegiatan tersebut akan membuat perusahaan sulit bertahan karena kurang terampilnya karyawan dan tidak adanya produk-produuk baru yang mengakibatkan produk yang dihasilkan tidak berkualitas dan tidak dapat bersaing secara kompetitif dipasaran. Dengan begitu kinerja keuangan perusahaan akan menurun karena perusahaan tidak mampu menciptakan nilai di masa yang akan datang.


(23)

Bab 1 Pendahuluan 10

Balanced scorecard memiliki keistimewaan dalam hal pengukurannya yang komprehensif, karena selain mempertimbangkan kinerja keuangan, juga mempertimbangkan kinerja-kinerja non keuangan.

Menurut Mulyadi (2001), definisi mengenai pengukuran kinerja adalah: “Pengukuran kinerja adalah penentuan atau penilaian secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian karyawan dan organisasi berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Pengukuran kinerja merupakan suatu usaha formal yang dilaksanakan secara sistematik oleh perusahaan dalam mengevaluasi hasil-hasil aktivitas yang telah dilakukan atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dalam satu periode, dimana hasilnya apakah sudah sesuai dengan rencana atau menyimpang.

Meskipun manajemen telah merumuskan dan menetapkan berbagai strategi yang diharapkan mampu meningkatkan keunggulan bersaing dari para pesaingnya, namun tidaklah memadai apabila tidak dirangkai dengan sistem pengukuran kinerja yang efektif.

Anthony dan Govindarajan (2001 : 144) menyatakan bahwa :

“Balanced scorecard is a total that helps the company’s focus, improves communication, sets organizational objectives, and provides feed back on strategy”.


(24)

Bab 1 Pendahuluan 11

Balanced scorecard merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan terhadap empat perspektif di atas dan digunakan oleh perusahaan yang bermaksud menjadi perusahaan yang inovatif. Balanced scorecard merupakan contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan. Hanya saja dalam penerapannya banyak hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja alat itu sendiri. Sebagai contoh, jika strategy map perusahaan tidak selaras dengan visi perusahaan atau jika strategy map itu tidak memiliki hubungan sebab-akibat satu sama yang lain, hal ini akan mempengaruhi kinerja dari balanced scorecard itu sendiri.

Balanced Scorecard tidak hanya sebatas gabungan dari ukuran-ukuran keuangan dengan aspek non keuangan, akan tetapi lebih kepada upaya untuk mentranslasikan visi, misi dan strategi perusahaan dalam sistem pengukuran kinerja.

Selain itu balanced scorecard juga digunakan sebagai alat komunikasi antara manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah, yang berarti balanced scorecard ini harus mampu dipahami oleh setiap pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Oleh karena itu balanced scorecard harus dibangun di setiap level organisasi atau perusahaan.

Evaluasi yang dilakukan terhadap balanced scorecard ini dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang ada yang sesuai dengan objek yang diteliti. Diantara yang diteliti dalam penelitian ini adalah sasaran strategi, pengukuran kinerja, strategi inisiatif, target-target perusahaan, dan anggaran sebagai


(25)

Bab 1 Pendahuluan 12

perencanaan jangka pendek perusahaan. kesemuanya diteliti untuk mencari faktor-faktor yang dapat menghambat ataupun mendukung keefektifan penerapan balanced scorecard di perusahaan.

Melalui Balanced Scorecard, perusahaan dapat mengukur kegiatan penciptaan nilai masa kini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-kepentingan masa yang akan datang, mengukur apa yang telah dinvestasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan. kinerja di masa yang akan datang.

Untuk menanggapi masalah yang terjadi pada suatu objek penelitian perlu diadakan perumusan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada dalam suatu penelitian yang perlu diteliti kebenarannya. Hipotesis ini berperan sebagai dasar acuan untuk melakukan suatu penelitian. Suatu hipotesis akan diterima, apabila setelah diuji ternyata benar, akan tetapi apabila setelah diuji ternyata salah maka hipotesis tersebut akan ditolak. Adapun hipotesis yang dapat dikemukakan atas permasalahan yang diuraikan adalah dengan diterapkannya metode Balanced Scorecard dalam perusahaan, diperoleh informasi yang akurat dalam mengelola sistem manajemen perusahaan.

1.6 Metoda Penelitian

Metoda penelitian dalam hal ini dimaksudkan sebagai langkah yang sistematis untuk mengumpulkan bahan dan fakta yang akan dianalisis dan sebagai pembuat kesimpulan atas objek penelitian. Metode penelitian dibutuhkan agar


(26)

Bab 1 Pendahuluan 13

langkah-langkah menuju pemecahan masalah dalam penelitian dapat dilakukan secara terarah dan jelas.

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), metode deskriptif analitis merupakan metode penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik subjek yang diteliti. Tujuannya untuk menggambarkan, memaparkan dan melaporkan suatu keadaan, fakta, peristiwa dan gejala yang ada pada waktu penelitian dilakukan dengan jalan mengumpulkan, mengedarkan dan menganalisis data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang selanjutnya membuat kesimpulan dan rekomendasi.

Sedangkan arti dari penelitian deskriptif sendiri adalah penelitian dimana informasinya sudah tersedia, namun informasi ini belum terperinci sehingga perlu dilakukan suatu penelitian tambahan dan penelitian analisis yaitu penelitian yang digunakan untuk menguji faktor-faktor yang akan diteliti.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data kuantitatif, yaitu data yang diteliti dan dianalisis dalam bentuk angka dan perhitungan.

2. Data kualitatif, yaitu dianalisis tidak dalam angka-angka, melainkan hanya bersifat uraian-uraian atau keterangan-keterangan untuk menganalisa masalah yang ada.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus (case study research) yaitu penelitian yang dilakukan pada satu objek penelitian saja dan metoda penelitian deskriptif analitis yaitu suatu metoda yang


(27)

Bab 1 Pendahuluan 14

berusaha untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga diperoleh suatu gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan diolah untuk ditarik kesimpulan atasnya.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan cara: 1. Penelitian lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan jalan melakukan peninjauan langsung terhadap objek yang sedang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan secara langsung bertanya jawab dengan pegawai perusahaan.

b. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung aktivitas perusahaan.

c. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan studi terhadap data-data perusahaan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sekunder yang mendukung penelitian dengan cara mengumpulkan keterangan serta data yang bersifat teoritis melalui literatur-literatur, buku referensi, bahan kuliah dan bahan lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang berfungsi sebagai bahan perbandingan.


(28)

Bab 1 Pendahuluan 15

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT ”X” yang beroperasi di bidang pengolahan minyak goreng yang proses produksinya berlangsung di Kuala Tanjung, Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan September sampai dengan bulan Desember 2007.


(29)

Bab V Kesimpulan dan Saran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, akhirnya penulis mencoba untuk menyimpulkan dan mengajukan saran-saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan :

1. Strategi-strategi PT “X” dapat dihubungkan dalam 4 perspektif Balanced Scorecard. Hal ini terlihat dalam strategy map yang menunjukkan hubungan antar sasaran strategis dengan fokus utama yaitu pencapaian visi dan misi perusahaan. Hubungan tersebut adalah hubungan sebab-akibat (cause and effect). Salah satu hubungan sebab akibat yang terjadi adalah jika kompetensi SDM ditingkatkan, maka mutu produk hasil produksi dapat ditingkatkan sesuai dengan standar. Jika mutu produk hasil produksi sesuai dengan standar, maka kepuasan pelanggan terhadap mutu produk akan meningkat. Jika kepuasan pelanggan meningkat, maka pendapatan perusahaan dapat dioptimalkan.

2. Penentuan ukuran kinerja yang tepat adalah dengan memilih ukuran mana yang dapat menilai keberhasilan sasaran strategi jika diimplementasikan untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Ukuran kinerja tersebut dapat berupa ukuran outcomes atau hasil yang dinamakan lag indicators dan ukuran


(30)

Bab V Kesimpulan dan Saran 115

Universitas Kristen Maranatha pendorong kinerja yang dinamakan lead indicators. Setiap sasaran dalam setiap perspektif Balanced Scorecard memiliki ukuran hasil dan ukuran pendorong kinerja. Misalnya untuk tujuan dalam perspektif pelanggan dengan sasaran strategi meningkatkan kepuasan pelanggan, ukuran yang dipilih oleh penulis adalah survei kepuasan pelanggan sebagai lead indicator karena dapat menjadi faktor pendorong kepuasan pelanggan dan jumlah keluhan pelanggan terhadap mutu produk sebagai lead indicator karena jumlah keluhan pelanggan pendorong untuk melihat peningkatan kepuasan pelanggan.

Usulan strategi, program kerja dan tolok ukur yang perlu dilakukan oleh PT “X” dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan adalah :

1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Usulan strategi :

- Mengatasi keterlambatan pengiriman. - Mengembangkan kemitraan.

- Menanamkan budaya efisiensi. Usulan program kerja :

- Merancang penjadwalan untuk proses produksi.

- Melakukan kerjasama dengan agen-agen dalam menyalurkan produk. - Melakukan pemeliharaan sarana perusahaan.

- Pemberian reward dan punishment. - Mengembangkan atribut produk baru. - Mengembangkan beragam tingkat mutu.


(31)

Bab V Kesimpulan dan Saran 116

Universitas Kristen Maranatha 2. Perspektif Proses Bisnis Internal

Usulan strategi :

- Menghindari kekosongan bahan baku. - Mengoptimalkan teknologi informasi. - Memperbesar jalur distribusi.

- Melakukan pembenahan diri. - Menambah modal perusahaan. Usulan program kerja :

- Melakukan penjadwalan.

- Menerapkan Sistem Informasi Manajemen.

- Melakukan kerjasama dengan agen-agen dalam memasarkan produk di beberapa daerah.

- Penghematan dengan memperpanjang usia mesin dan peralatan yang digunakan.

- Menambah modal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. - Menambah modal untuk memperbaiki Sistem Informasi Manajemen yang ada saat ini.

- Menambah modal untuk menambah biaya produksi seperti biaya bahan baku, pembelian material mandling, dan lain-lain.

- Menambah modal untuk biaya pemasaran. 3. Perspektif Konsumen

Usulan strategi


(32)

Bab V Kesimpulan dan Saran 117

Universitas Kristen Maranatha - Memperluas pangsa pasar.

- Meningkatkan bauran komunikasi. - Meningkatkan layanan internet. Usulan program kerja :

- Membentuk Customer Care. - Menambah jumlah pekerja.

- Melakukan periklanan melalui media cetak berskala nasional. 4. Perspektif Keuangan

Usulan strategi

- Meningkatkan bauran pendapatan. Usulan program kerja :

- Penambahan pendapatan lain-lain.


(33)

Bab V Kesimpulan dan Saran 118

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis ajukan guna menjadi masukan bagi PT ”X” dalam menyusun strategi dan menerapkan Balanced Scorecard adalah: 1. Perusahaan perlu menyampaikan visi, misi, tujuan, serta strategi korporasinya

kepada semua karyawan sehingga tercipta goal congruence, sehingga karyawan dapat melakukan tugas dan pekerjaan mereka dengan mengacu pada pencapaian visi dan misi perusahan. Shared vision adalah fondasi bagi pembelajaran strategis.

2. Pembuatan Balanced Scorecard memerlukan kelengkapan data terutama visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi perusahaan. Karena data-data tersebut adalah data utama yang diperlukan untuk membuat sasaran strategi yang tepat, serta untuk mendapatkan arah dan tujuan jangka panjang yang jelas.

3. Perusahaan dapat menggunakan metode Balanced Scorecard sebagai alat bantu kendali perusahaan yang mencakup perspektif keuangan dan perspektif non keuangan.

4. Dalam penerapan Balanced Scorecard dibutuhkan keterlibatan pihak menajemen atas.

5. Penerapan Balanced Scorecard sebaiknya diikuti juga dengan perubahan budaya organisasi.

6. Perusahaan perlu fokus kepada pelayanan kepada pelanggan seperti pengiriman tepat waktu dan yang paling utama yaitu mutu dari produk yang dihasilkan. Penulis menyarankan agar memilih bahan baku yang baik dalam proses pengolahannya sehingga menghasilkan produk yang berkualitas baik.


(34)

Bab V Kesimpulan dan Saran 119

Universitas Kristen Maranatha 7. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman misalnya

dengan diadakannya acara gathering tiap dua kali dalam setahun untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan menghilangkan rasa jenuh karena pekerjaan.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Robert S. and David P. Norton. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan strategi menjadi aksi. edisi pertama. Erlangga. Jakarta.

Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. edisi ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi: Balanced Scorecard Dengan Six Sigma. edisi pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. edisi kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Niven, Paul R. 2002. BSC Step by Step: Maximizing Performance and Maintaining Result. 2nd edition. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk menghadapi Abad 21. edisi kesembilan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. edisi kesebelas. Erlangga. Jakarta.

Kurnianto, Heru. 2006. Budaya Organisasional Balanced Scorecard: Dimensi Teori dan Praktik. edisi pertama. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. edisi kelima. CV Alfabeta. Bandung. Rangkuti, Freddy. 2003. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. edisi pertama. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

David, F.R. 2005. Strategic Management: Concepts and Cases. 10th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice-Hall.

Wheelen, T.L., and Hunger, J.D. 2002. Strategic Management and Business Policy. 8th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice-Hall.


(36)

Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner, dan Dwayne D. Gremler. 2006. Services

Marketing : Integrating Customer Focus Across the Firm. 4th edition.

McGraw-Hill.

Alma, H Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. edisi kelima. CV Alfabeta. Bandung.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. edisi kesebelas. PT Prenhallindo. Jakarta.

Atkinson, A.A., Kaplan, R.S., and Young, S.M. 2004. Management Accounting. 4th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice-Hall.

Internet: www.duniaesai.com


(1)

Universitas Kristen Maranatha 2. Perspektif Proses Bisnis Internal

Usulan strategi :

- Menghindari kekosongan bahan baku.

- Mengoptimalkan teknologi informasi.

- Memperbesar jalur distribusi.

- Melakukan pembenahan diri.

- Menambah modal perusahaan.

Usulan program kerja :

- Melakukan penjadwalan.

- Menerapkan Sistem Informasi Manajemen.

- Melakukan kerjasama dengan agen-agen dalam memasarkan produk di

beberapa daerah.

- Penghematan dengan memperpanjang usia mesin dan peralatan yang

digunakan.

- Menambah modal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

- Menambah modal untuk memperbaiki Sistem Informasi Manajemen yang

ada saat ini.

- Menambah modal untuk menambah biaya produksi seperti biaya bahan

baku, pembelian material mandling, dan lain-lain.

- Menambah modal untuk biaya pemasaran.

3. Perspektif Konsumen

Usulan strategi


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran 117

Universitas Kristen Maranatha - Memperluas pangsa pasar.

- Meningkatkan bauran komunikasi.

- Meningkatkan layanan internet.

Usulan program kerja :

- Membentuk Customer Care.

- Menambah jumlah pekerja.

- Melakukan periklanan melalui media cetak berskala nasional.

4. Perspektif Keuangan

Usulan strategi

- Meningkatkan bauran pendapatan.

Usulan program kerja :

- Penambahan pendapatan lain-lain.


(3)

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis ajukan guna menjadi masukan bagi PT

”X” dalam menyusun strategi dan menerapkan Balanced Scorecard adalah:

1. Perusahaan perlu menyampaikan visi, misi, tujuan, serta strategi korporasinya

kepada semua karyawan sehingga tercipta goal congruence, sehingga

karyawan dapat melakukan tugas dan pekerjaan mereka dengan mengacu pada

pencapaian visi dan misi perusahan. Shared vision adalah fondasi bagi

pembelajaran strategis.

2. Pembuatan Balanced Scorecard memerlukan kelengkapan data terutama visi,

misi, tujuan, nilai, dan strategi perusahaan. Karena data-data tersebut adalah

data utama yang diperlukan untuk membuat sasaran strategi yang tepat, serta

untuk mendapatkan arah dan tujuan jangka panjang yang jelas.

3. Perusahaan dapat menggunakan metode Balanced Scorecard sebagai alat

bantu kendali perusahaan yang mencakup perspektif keuangan dan perspektif

non keuangan.

4. Dalam penerapan Balanced Scorecard dibutuhkan keterlibatan pihak

menajemen atas.

5. Penerapan Balanced Scorecard sebaiknya diikuti juga dengan perubahan

budaya organisasi.

6. Perusahaan perlu fokus kepada pelayanan kepada pelanggan seperti

pengiriman tepat waktu dan yang paling utama yaitu mutu dari produk yang

dihasilkan. Penulis menyarankan agar memilih bahan baku yang baik dalam


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran 119

Universitas Kristen Maranatha 7. Perusahaan perlu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman misalnya

dengan diadakannya acara gathering tiap dua kali dalam setahun untuk

menumbuhkan rasa kebersamaan dan menghilangkan rasa jenuh karena


(5)

strategi menjadi aksi. edisi pertama. Erlangga. Jakarta.

Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard: Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. edisi ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Gaspersz, Vincent. 2002. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi: Balanced Scorecard Dengan Six Sigma. edisi pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. edisi kedua. Salemba Empat. Jakarta.

Niven, Paul R. 2002. BSC Step by Step: Maximizing Performance and Maintaining Result. 2nd edition. John Wiley & Sons, Inc. New York.

Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk menghadapi Abad 21. edisi kesembilan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. edisi kesebelas. Erlangga. Jakarta.

Kurnianto, Heru. 2006. Budaya Organisasional Balanced Scorecard: Dimensi Teori dan Praktik. edisi pertama. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. edisi kelima. CV Alfabeta. Bandung. Rangkuti, Freddy. 2003. Measuring Customer Satisfaction: Teknik Mengukur dan

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. edisi pertama. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

David, F.R. 2005. Strategic Management: Concepts and Cases. 10th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice-Hall.

Wheelen, T.L., and Hunger, J.D. 2002. Strategic Management and Business Policy. 8th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice-Hall.


(6)

Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner, dan Dwayne D. Gremler. 2006. Services Marketing : Integrating Customer Focus Across the Firm. 4th edition. McGraw-Hill.

Alma, H Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. edisi kelima. CV Alfabeta. Bandung.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. edisi kesebelas. PT Prenhallindo. Jakarta.

Atkinson, A.A., Kaplan, R.S., and Young, S.M. 2004. Management Accounting. 4th edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice-Hall.

Internet: www.duniaesai.com