Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penduduk Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Berkaitan Dengan Penyakit Malaria.

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERllAKU PENDUDUK
KEDUSUNAN SANGRAWAYANG, DESA KERTAJAYA, KECAMATAN
SIMPENAN, KABUPATEN SUKABUMI, JAW A BARAT, BERKAITAN
DENGAN PENY AKlT MALARIA
Muhammad Fahrizal, Pembimbing : Donny Pangemanan, drg., S.K.M.
Hingga kini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan yang
penting di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka morbiditas dan mortalitas akibat
penyakit malaria ternyata masih tetap tinggi. Disamping itu, di Indonesia masih
banyak daerah-daerah endemis malaria, salah satunya Desa Kertajaya. Tingginya
morbiditas dan mortalitas akibat penyakit malaria diduga berhubungan dengan
rendahnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
dan perilaku penduduk Kedusunan Sangrawayang Desa Kertajaya, Kecamatan
Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif, rancangan cross sectional,
dan instrumen penelitian berupa kuesioner. Teknik pengambilan sampel ialah
proportional simple random sampling, objek penelitian ialah kepala keluarga
(KK) yang tinggal di Kedusunan Sangrawayang Desa Kertajaya.
Hasil


penelitian

yang

diperoleh

ialah

dari

155 responden,

76,13%

berpengetahuan baik, 100% bersikap baik, dan 90,32% berperilaku baik.
Saran penulis untuk membantu mengatasi permasalahan penyakit malaria di
Kedusunan Sangrawayang Desa Kertajaya ialah bahwa usaha-usaha pencegahan
dan pemberantasan penyakit malaria harus dipecahkan dari akar permasalahannya.
Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan


penyakit malaria harus tetap

dilakukan terus-menerus secara lintas sektoral. Perlu juga dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai pengaruh lingkungan terhadap angka kejadian penyakit
malaria.

IV

ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BERA VIOUR OF
RESIDENT IN KEDUSUNAN SANGRA WAYANG, DESA KERTAJAYA,
KECAMATAN SIMPENAN, KABUPATEN SUKABUW, JAWA BARAT,
RELATED TO MALARIA DISEASE

Muhammad Fahrizal, 2005, Tutor: Donny Pangemanan, drg., S.K.M
Until now, malaria is still an important health problem in Indonesia. It has
been seen from morbidity and mortality rate caused by malaria apparently is still
high. Beside that, still many endemic areas of malaria in Indonesia, one of them is

Desa Kertajaya. The high rate of morbidity and mortality rate are assumed to be
caused by the poor knowledge, attitude and behaviour ~f resident related to
malaria.
The goal of this research is to know the description of knowledge, attitude and
behaviour of resident in Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya, Kecamatan
Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
The method that used is cross-sectional descriptive using questionnaire as an
instrument. Family leader who lived in Kedusunan Sangrawayang,

Desa

Kertajaya are sampled using proportional simple random sampling method.
The result shows that from 155 respondents, 76.13% has good knowledge,
100% has good attitude, and 90.32% has good behaviour.
The proposed

solution to solve the malaria problems

in Kedusunan


Sangrawayang Desa Kertajaya are that the efforts to prevent and destroy malaria
are should be abolished completely. It also done continously and handled crosssectoral with other institution. More studied ~f environtments should be done to
know further influences of environtments to malaria.

v

DAFT AR ISI

i
...ii
III
iv

Halaman judul
Halaman persetujuan pembimbing
.
H a Iaman pernyataan m ah asIswa
Abstrak
Abstract.


. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. ... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

Prakata
Daftar isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Daftar lampiran

vi
viii
xii
xiv
xv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Identifikasi masalah
1.3 Maksud dan tujuan
1.4 Kegunaan penelitian
1.5 Kerangka pemikiran

1.6 Metodologi
1.7 Lokasi dan waktu

1
2
3
3
4
4
4

BAB II. TINJAUAN PUST AKA
2.1 Definisi malaria
2.2 Epidemiologi
2.2.1 Faktor parasi t
2.2.2 Faktor manusia
2.2.3 Faktor nyamuk
2.2.4 Lingkungan
2.2.4.1 Lingkungan fisik
2.2.4.2 Lingkungan biologik

2.2.4.3 Lingkungan sosial budaya
2.2.5 Penilaian situasi malaria
2.2.6 Malaria di masyarakat
2.3 Etiologi dan siklus paras it..
2.4 Manifestasi klinis..
2.5 Diagnosis
2.6 Pengobatan
2.7 Pencegahan
2.7.1 Pemberantasan vektor
2.7.2 Kemoprofilaksis
2.7.3 Vaksin malaria
2.8 Perilaku kesehatan
2.8.1 Domain perilaku kesehatan
2.8.1.1 Pengetahuan (knowledge)

Vlll

6
6
6

7
...8
10
10
.11
12
..12
..17
..19
..21
.27
.30
.33
..33
...35
.35
36
..40
41


IX

2.8.1.2 Sikap (attitude).
...
2.8.1.3 Praktik atau tindakan (practice)

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan penelitian
3.2 Metode penelitian
3.3 Instrumen penelitian
3.4 Populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
3.5 Pengumpulan data
... ...
3.6 Teknik analisis data
3.6.1 Identitas
3.6.2 Pengetahuan
3.6.3 Sikap
3.6.4 Perilaku

3.7 Definisi operasional
3.8 Penyajian data

...

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum lokasi penelitian
4.2 Hasil penelitian
4.2.1 Karakteristik responden
4.2.1.1 Umur responden
4.2.1.2 Jenis kelamin
4.2.1.3 Pendidikan terakhir
4.2.1.4 Pekerjaan
4.2.2 Pengetahuan
...
4.2.2.1 Distribusi pengetahuan responden mengenai
penyakit malaria
4.2.2.2 Distribusi pengetahuan responden mengenai
sumber pengetahuan tentang penyakit
malaria

4.2.2.3 Distribusi pengetahuan responden mengenai
tahu tidaknya arti penyakit malaria
4.2.2.4 Distribusi pengetahuan responden mengenai
arti penyaki t malaria
4.2.2.5 Distribusi pengetahuan responden mengenai
tahu tidaknya gejala-gejala penyakit malaria
4.2.2.6 Distribusi responden mengenai gejala-gejala
penyakit malaria
4.2.2.7 Distribusi pengetahuan responden mengenai
bisa tidaknya penyakit malaria menular
4.2.2.8 Distribusi pengetahuan responden mengenai
cara penularan penyakit malaria

..43
45

47
47
47
48
..48
48
..48
49
49
.49
49
50
.50
52
53
54
54
....54
..55
55
..56
..56
56

57
58
58
59
60
61
61

x

4.2.2.9
4.2.2.10
4.2.2.11

4.2.2.12
4.2.2.13
4.2.2.14
4.2.2.15

Distribusi pengetahuan responden mengenai
tahu tidaknya tentang nyamuk malaria
(nyamuk Anopheles)
Distribusi pengetahuan responden mengenai
tahu tidaknya tempat perindukan nyamuk
malaria (nyamukAnopheles)
Distribusi pengetahuan responden mengenai
tempat perindukan nyamuk malaria (nyamuk
Anopheles) khususnya di daerah tempat
tinggal responden
Distribusi pengetahuan responden mengenai
bisa tidaknya penyakit malaria disembuhkan
Distribusi pengetahuan responden mengenai
cara penyembuhan penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai
bisa tidaknya penyakit malaria dicegah
Distribusi pengetahuan responden mengenai
cara pencegahan penyakit malaria
Distribusi tingkat pengetahun responden

4.2.2.16
4.2.3 Sikap
4.2.3.1 Distribusi sikap responden mengenai setuju
tidaknya pemakaian kelambu saat tidur
4.2.3.2 Distribusi sikap responden mengenai setuju
tidaknya pemakaian obat oles (repellent)
saat akan keluar rumah di waktu malam
4.2.3.3 Distribusi sikap responden mengenai setuju
tidaknya kegiatan penyemprotan nyamuk
(spraying) untuk memberantas nyamuk
malaria (nyamuk Anopheles)
4.2.3.4 Distribusi sikap responden mengenai setuju
tidaknya diadakan penyuluhan tentang
penyakit malaria
4.2.3.5 Distribusi sikap responden mengenai setuju
tidaknya diadakan kegiatan pengambilan
sampel darah massallMBS (Mass Blood
Survey)
4.2.3.6 Distribusi tingkat sikap responden
4.2.4 Perilaku
4.2.4.1 Distribusi ada tidaknya anggota keluarga
responden yang pernah terkena penyakit
malaria
4.2.4.2 Distribusi perilaku responden mengenai
tindakan yang dilakukan terhadap anggota
keluarga yang terkena penyakit malaria
4.2.4.3 Distribusi perilaku responden mengenai
teratur tidaknya memakan obat sesuai

.62
63

63
64
65
65
66
67
.68
68
68

..69
70

71
72
72
72

73

Xl

petunjuk petugas kesehatan bila diberi obat
oleh petugas kesehatan
4.2.4.4 Distribusi perilaku responden mengenai
sudah belumnya melakukan
tindakan
pencegahan penyakit malaria
4.2.4.5 Distribusi perilaku responden mengenai
tindakan yang sudah dilakukan dalam usaha
pencegahan penyakit malaria
4.2.4.6 Distribusi perilaku responden mengenai ada
tidaknya anggota keluarga responden yang
sering keluar rumah di waktu malam
4.2.4.7 Distribusi perilaku responden mengenai
tindakan pemakaian obat oles (repellent)
saat akan keluar rumah di waktu malam
4.2.4.8 Distribusi ada tidaknya kegiatan penyuluhan
tentang penyakit malaria di daerah tempat
tinggal responden
4.2.4.9 Distribusi perilaku responden mengenai ikut
tidaknya
responden
dalam
kegiatan
penyuluhan penyakit malaria
4.2.4.10 Distribusi
ada
tidaknya
kegiatan
pengambilan sampel darah massal/MBS
(Mass Blood Survey) di daerah tempat
tinggal responden
...
4.2.4.11 Distribusi perilaku responden mengenai ikut
tidaknya
responden
dalam
kegiatan
pengambilan sampel darah massal/MBS
(Mass Blood Survey)
4.2.4.12 Distribusi tingkat perilaku responden

74
74
75

76

76
77
77

78

78
79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

.80
80

DAFT AR PUST AKA ......
LAMPIR.AN
RIW AYAT HIDUP

.82
83
93

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tabell.2
Tabel 2.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel4.5
Tabel 4.6
Tabel4.7
Tabel4.8
Tabel4.9
Tabel4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabe14.14
Tabe14.15
Tabe14.16
Tabe14.17
Tabe14.18
Tabel4.19
Tabe14.20

Klasifikasi Kasus Positif Malaria di Puskesmas Simpenan
Diperinci Per Desa Periode Januari-Juli Tahun 2004
Klasifikasi Kasus Positif Malaria di Desa Kertajaya
Diperinci Per Kedusunan Periode Januari-Juli
Tahoo
2004
Perbedaan keluhanltanda klinik malaria berat pada dewasa
dan anak
Distribusi umur responden
Jenis kelamin
Distribusi pendidikan terakhir responden
Distribusi pekerjaan responden
Distribusi pengetahuan responden mengenai tahu-tidaknya
tentang penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai sumber
pengetahuan tentang penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai tahu tidaknya
arti penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai arti penyakit
malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai tahu tidaknya
gejala-gejala penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai gejala-gejala
penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai bisa tidaknya
penyakit malaria menular
Distribusi pengetahuan responden mengenai cara penularan
penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai tahu tidaknya
tentang nyamuk malaria (nyamuk Anopheles)
Distribusi pengetahuan responden mengenai tahu tidaknya
tempat perindukan nyamuk malaria (nyamuk Anopheles)
Distribusi pengetahuan responden mengenai tempat
perindukan
nyamuk malaria (nyamuk Anopheles)
khususnya di daerah tempat tinggal responden
Distribusi pengetahuan responden mengenai bisa tidaknya
penyakit malaria disembuhkan
Distribusi
pengetahuan
responden
mengenai
cara
penyembuhan penyakit malaria
Distribusi pengetahuan responden mengenai bisa tidaknya
penyakit malaria dicegah
Distribusi
pengetahuan
responden
mengenai
cara
pencegahan penyakit malaria
Distribusi tingkat pengetahuan responden

XlI

3
3
.26
...54
55
55
56
56
57
58
58
..59
60
...61
61
62
63
63
64
.65
65
66
67

X1l1

Tabe14.21
Tabel 4.22

Tabel 4.23

Tabel 4.24
Tabel 4.25
Tabel 4.26
Tabel 4.27
Tabel 4.28
Tabel 4.29
Tabel 4.30
Tabe14.31
Tabel 4.32
Tabel 4.33
Tabel4.34
Tabel 4.35
Tabel 4.36
Tabel4.37

Tabel 4.38

Distribusi sikap responden mengenai setuju tidaknya
pemakaian kelambu saat tidur
Distribusi sikap responden mengenai setuju tidaknya
pemakaian obat oles (repellent) saat akan keluar rumah di
waktu malam
Distribusi sikap responden mengenai setuju tidaknya
kegiatan penyemprotan
nyamuk (spraying)
untuk
memberantas nyamuk malaria (nyamukAnopheles)
Distribusi sikap responden mengenai setuju tidaknya
diadakan penyuluhan tentang penyakit malaria
Distribusi sikap responden mengenai setuju tidaknya
diadakan kegiatan pengambilan sampel darah massallMBS
(Mass Blood Survey)
Distribusi tingkat sikap responden
Distribusi ada tidaknya anggota keluarga responden yang
pemah terkena penyakit malaria
Distribusi perilaku responden mengenai tindakan yang
dilakukan terhadap anggota keluarga yang terkena penyakit
Inalaria
Distribusi perilaku responden mengenai teratur tidaknya
memakan obat sesuai petunjuk petugas kesehatan
Distribusi perilaku responden mengenai sudah belumnya
melakukan tindakan pencegahan penyakit malaria
Distribusi perilaku responden mengenai tindakan yang
sudah dilakukan dalam usaha pencegahan penyakit malaria
Distribusi perilaku responden mengenai ada tidaknya
anggota keluarga responden yang sering keluar rumah di
waktu malam
Distribusi
perilaku responden
mengenai
tindakan
pemakaian obat oles (repellent) saat akan keluar rumah di
waktu malam
Distribusi ada tidaknya kegiatan penyuluhan tentang
penyakit malaria di daerah tempat tinggal responden
Distribusi perilaku responden mengenai ikut tidaknya
responden dalam kegiatan penyuluhan tentang penyakit
malaria
Distribusi ada tidaknya kegiatan pengambilan sampel darah
massallMBS (Mass Blood Survey)
Distribusi perilaku responden mengenai ikut tidaknya
responden dalam kegiatan pengambilan sampel darah
massallMBS (Mass Blood Survey)
Distribusi tingkat perilaku responden

..68

.68

69
70
71
72
72

73
74
74
75
76
76
77
77
78

78
79

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3

Nyamuk Anopheles betina
Siklus hidup parasit Plasmodium
Skema hubungan status kesehatan,
pendidikan kesehatan

XIV

9
..19
perilaku,

dan
37

DAFT AR LAMPmAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Peta wilayah kerja Puskesmas Simpenan
Kuesioner
Basil jawaban kuesioner

xv

83
84
89

BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Hingga kini penyakit malaria tetap menjadi masalah penting bagi Indonesia.
Hal ini terlihat dari angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit malaria
temyata masih tetap tinggi (Nurhayati, Inge Sutanto, 2002). Di seluruh dunia,
setiap tahunnya ditemukan 500 juta kasus malaria yang mengakibatkan 1 juta
orang meninggal dunia setiap tahunnya. Di Indonesia, menurut hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001, 70 juta penduduk tinggal di
daerah endemis malaria dan 56,3 juta penduduk diantaranya tinggal di daerah
endemis malaria sedang sampai tinggi dengan 15 juta kasus malaria klinis
(Depkes RI, 2004). Kemudian di Indonesia, selama peri ode tahun 1997-2003
telah terjadi peningkatan insidensi malaria. Hal tersebut dapat terlihat pada
Annual Parasite Incidence (API) tahun 1997 di Jawa dan Bali sebesar 0,12 per
seribu penduduk menjadi 0,81 per seribu penduduk pada tahun 2003. Kemudian
di luar Jawa Bali untuk peri ode yang sama, dari 16,06 per seribu penduduk
meningkat menjadi 31,09 per seribu penduduk (Depkes RI, 2004).
Hal-hal yang menyebabkan

malaria masih menjadi masalah penting di

Indonesia antara lain adanya penurunan efektifitas penyemprotan menggunakan
DDT, Plasmodium falciparum

yang telah resisten klorokuin di 12 provinsi

(Papua, Maluku Utara, Maluku, Kaltim, NTT, Jatim, Jateng, DI Yogyakarta,
Jabar, Bali, Riau, dan NAD), clan aspek sosial budaya. Selain itu, meluasnya
daerah-daerah endemis malaria juga menyebabkan penyakit ini bertambah penting
(Siti Supardiyah, Kenti Friskarini, 2003; Depkes RI, 2004). Di Indonesia masih
banyak daerah-daerah yang merupakan daerah endemis malaria, tidak terkecuali
di pulau Jawa. Bahkan di pulau Jawa dan Bali telah terjadi peningkatan jumlah
desa yang termasuk ke dalam daerah endemis malaria. Jumlah desa yang termasuk
ke dalam daerah endemis malaria di pulau Jawa dan Bali pada tahun 1997

1

2
sebanyak 5.023 desa meningkat menjadi 7.031 desa pada tahun 2001 (Depkes RI,
2004 ).
Salah satu daerah endemis malaria di pulau Jawa ialah Desa Kertajaya,
Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Desa Kertajaya terletak
di wilayah pantai sehingga berpotensi menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa).
Hal ini disebabkan di desa ini banyak terdapat laguna di tepi pantai yang
merupakan tempat perindukan nyamuk Anopheles sundaicus yang merupakan
vektor penular penyakit malaria (Depkes RI, 2004). Bahkan pada tahun 2004 ini,
telah terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) malaria di Kabupaten Sukabumi dan
Desa Kertajaya termasuk salah satu daerah yang terkena KLB. Di Desa Kertajaya,
KLB menyerang Kedusunan Sangrawayang yang terdiri dari lima dusun yaitu
Dusun Cibeas, Cisantri, Pamipiran, Sangrawayang, dan Cipeundeuy (Depkes RI,
2004; Dinkes Jabar, 2004).
Sejak tahun 1950-an, berbagai kegiatan telah dilakukan untuk mencegah
penyakit malaria. Pada awalnya kegiatan tersebut berhasil menurunkan morbiditas
dan mortalitas akibat penyakit malaria. Akan tetapi, kegiatan tersebut banyak
menemui hambatan-hambatan. Hal tersebut menyebabkan usaha pencegahan
penyakit malaria mengalami kemunduran (Suriadi Gunawan, 2000). Dalam
keberhasilan usaha pencegahan penyakit malaria, aspek sosial budaya ikut
berperan karena timbul dan hilangnya suatu penyakit dipengaruhi juga oleh aspek
sosial budaya yang ada di masyarakat.

Aspek sosial budaya yang erat

hubungannya dengan penyakit yang disebabkan oleh parasit meliputi kebiasaan,
kepercayaan, nilai tradisi, sikap, pengetahuan, dan persepsi masyarakat tentang
penyakit atau sakit (Siti Supardiyah, Imam Waluyo, Kenti Friskarini, 2002).

1.2

Identifikasi masalah

Pada tahun 2004 telah terjadi KLB malaria di Desa Kertajaya. Berdasarkan
data yang diperoleh dari bagian P2M Malaria Puskesmas Simpenan, Kecamatan
Simpenan, selama periode Januari-Juli
1.1 dan tabel 1.2.

2004 didapatkan hasil seperti pada tabel

3

Berdasarkan tabel 1.1, jumlah penduduk yang terinfeksi penyakit malaria
terbanyak ialah di Desa Kertajaya. Pada tabel 1.2, jumlah penderita yang
terinfeksi penyakit malaria terbanyak ialah di Kedusunan Sangrawayang. Dengan
kata lain, jumlah penduduk yang terinfeksi penyakit malaria terbanyak ialah di
Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya.

Tabel 1.1 Klasifikasi Kasus Positif Malaria di Puskesmas Simpenan Diperinci
Per Desa Periode Januari-Juli

Jumlah infeksi

Jumlah Penduduk

Desa

No.

Tahun 2004
Total

P.v

P.f
1.

Kertajaya

8830

296

229

525

2.

Loji

8906

18

40

58

3.

Cidadap

12140

8

33

41

4.

Cibuntu

3858

0

0

0

5.

Cihaur

6253

3

13

16

6.

Mekar Asih

4188

0

1

1

Total

44175

325

313

638

Tabel 1.2 Klasifikasi Kasus Positif Malaria di Desa Kertajaya Diperinci Per
Kedusooan Peri ode Januari-Juli
Dusun

No.

Tahoo 2004
Total

Jumlah infeksi
P.f

P.v

1.

Cikeresek

1

1

2

2.

Kiara Koneng

5

54

59

3.

Tipar

7

18

25

4.

Sampora

0

0

0

5.

Cibutun

27

29

56

6.

Sangrawayang

256

118

374

7.

Cigadog

0

9

9

296

229

525

Total

4

Tingginya angka kejadian penyakit malaria di Kedusunan Sangrawayang, Desa
Kertajaya, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor lingkungan
sosial budaya. Pengetahuan dan sikap merupakan beberapa hal yang termasuk
dalam faktor tersebut. Jadi, bagaimanakah gambaran pengetahuan, sikap, dan
perilaku penduduk Kedusunan

Sangrawayang, Desa Kertajaya,

Kecamatan

Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berkaitan dengan penyakit malaria?

1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap,
dan perilaku penduduk Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya, Kecamatan
Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berkaitan dengan penyakit malaria.
Tujuan penelitian ini ialah untuk membantu menurunkan morbiditas dan
mortalitas akibat penyakit malaria di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat serta sedapat mungkin mencegah terjadinya
KLB malaria di daerah tersebut.
1.4 Kegunaan penelitian

.

Untuk instansi terkait, penelitian ini berguna untuk mengetahui lebih jelas
tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk Kedusunan
Sangrawayang, Desa Kertajaya, berkaitan dengan penyakit malaria.
Diharapkan

dengan

adanya

penelitian

ini,

dapat

mempermudah

penyusunan langkah-Iangkah pencegahan dan pemberantasan

penyakit

malaria di wilayah tersebut sehingga angka mortalitas dan morbiditasnya
dapat dikurangi.

.

Untuk masyarakat, khususnya masyarakat Kedusunan Sangrawayang,
Desa Kertajaya, penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran
penduduk setempat sehubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku
mereka berkaitan dengan penyakit malaria.

5

.

Untuk penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan
penulis khususnya di bidang penyakit malaria.

1.5

Kerangka pemikiran
Dalam usaha pencegahan penyakit malaria, banyak faktor yang berperan dalam

menentukan keberhasilannya. Salah satu hal yang berperan dalam menentukan
keberhasilannya ialah faktor lingkungan sosial budaya. Pengetahuan dan sikap
merupakan beberapa hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan sosial budaya.
Pengetahuan dan sikap akan mempengaruhi perilaku. Bila pengetahuan dan sikap
masyarakat

tentang

penyakit

malaria,

usaha-usaha

pengobatan

serta

pencegahannya baik maka perilaku masyarakat tentang penyakit malaria, usabausaha pengobatan, dan pencegahannya juga akan baik. Bila usaha pencegahan
penyakit malaria baik maka usaha pencegahan penyakit malaria akan berhasil.
Bila usaha pencegahan penyakit malaria berhasil maka angka kejadian malaria
pun akan berkurang.

1.6

Metodologi

- Metode penelitian
- Teknik pengumpulan
- Instrumen penelitian
- Responden

deskriptif-cross-sectional
data

survel
kuesioner
kepala keluarga (KK) yang tinggal di
Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya

- Teknik sampel
1.7

: proportional simple random sampling

Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret-Desember

2004 di Kedusunan

Sangrawayang, Desa Kertajaya, dan kampus Fakultas Kedokteran Universitas
Kristen Maranatha Bandung.

BABV

KES~ULANDANSARAN
5.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan, sikap dan

perilaku penduduk Kedusunan

Sangrawayang, Desa Kertajaya,

Kecamatan

Sirnpenan, Kabupaten Sukaburni, Jawa Barat pada umurnnya ialah baik.

5.2 Saran
Terdapat banyak faktor yang berperan dalarn usaha pencegahan penyakit
malaria, antara lain faktor nyamuk, parasit, rnanusia, dan lingkungan. Jadi, bila
usaha pencegahan penyakit malaria ingin berhasil, maka dalam pelaksanaan usaha
pencegahan penyakit malaria tersebut harns memperhatikan faktor-faktor tersebut
sehingga diharapkan usaha pencegahan penyakit malaria tersebut akan berhasil.
Penyakit malaria di Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya, mernpakan
penyakit endemis di daerah tersebut. Daerah tersebut mernpakan daerah pinggir
pantai yang banyak terdapat laguna yang mernpakan tempat perindukan nyarnuk
malaria. Jadi, laguna-laguna

yang terdapat

di daerah tersebut

sebaiknya

dikeringkan atau ditimbun. Apabila tidak memungkinkan, lakukan penanaman
ikan pemakan jentik di laguna-laguna tersebut.
Disamping itu usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria
seperti pemakaian kelambu saat tidur, penyemprotan

nyamuk (spraying),

pemeriksaan darah massal, dan lain-Iainnya tetap hams dilakukan secara ternsmeneros. Penyuluhan juga tetap hams dilakukan agar masyarakat semakin tahu
bahaya penyakit malaria bagi kesehatan.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria juga hams dilakukan
secara lintas sektoral. Artinya, permasalahan penyakit malaria tidak hanya
masalah Dinas Kesehatan saja, melainkan masalah bersama-sama dan perlu

80

81
dilakukan keIjasama dengan instansi lainnya seperti Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Perhutanan, dan lain-Iainnya.
Penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh lingkungan terhadap angka kejadian
penyakit malaria di daerah tersebut juga sebaiknya perlu dilakukan. Hal 1m
disebabkan karena penyakit malaria juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Diharapkan dengan dilaksanakananya usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit malaria secara terus-menerus,

dapat menurunkan

morbiditas

dan

mortalitas penyakit malaria dan juga dapat mencegah teIjadinya lagi KLB malaria
di daerah tersebut. Hal ini juga dapat membantu mewujudkan target pemerintah
untuk menurunkan jumlah penderita malaria sebanyak 50% di 12 provinsi yang
telah ditargetkan pada akhir 2005 nanti.

DAFTAR PUSTAKA

. Eko Budiarto, 2002. Biostatistika
.
.

.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGG
Emiliana Tjitra, 2000. Obat Anti Malaria. dalam P.N. Harijanto: Malaria:
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, Dan Penanganan. Jakarta:
EGG
Centers for Disease Control & Prevention, 2005. Parasites and Health :
Malaria. http://www.dpd.cdc.gov/dpdxl. 21 Januari 2005.
Departemen Kesehatan RI, 2004. Kejadian Luar Biasa Malaria di Sukabumi
dan Karimun Akibatkan II orang Meninggal. http://www.depkes.go.idl.
20 Desember 2004.
Departemen Kesehatan RI, 2004. Malaria Akan Diturunkan 50 Persen di 12
Provinsi. http://www.depkes.go.id/. 20 Desember 2004.
Departemen Kesehatan RI, 2004. Penggunaan Artemisinin Untuk Atasi
Malaria Di Daerah Yang Resisten Klorokuin. http://www.depkes.go.idl.
20 Desember 2004.
Departemen Kesehatan RI, 1999. Program Pemberantasan Malaria. Edisi 6.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2004. Malaria Semakin Ganas.
http://www.diskesiabar.gojd/. 20 Desember 2004.
London School of Hygiene & Tropical Medicine, 2005. Malaria Centre:
About Us. http://www.Ishtm.ac.ukl. 21 Januari 2005.
PAPDI, 2003. Konsensus Penanganan Malaria 2003. Jakarta: PAPDI.
P.N. Harijanto, 2000. Gejala Klinik Malaria. dalam P.N. Harijanto: Malaria:
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinik, Dan Penanganan. Jakarta:
EGC.
Soekidjo Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehtan Ma5yarakat. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suriadi Gunawan, 2000. Epidemiologi Malaria. dalam P.N. Harijanto:
Malaria
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, Dan
Penanganan. Jakarta: EGC.
Wita Pribadi, 2002. Parasit Malaria. dalam S Gandahusada., H.D Ilahude., W
Pribadi: Parasitologi Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Wita Pribadi, 2002. Pengobatan Dan Pencegahan Penyakit Malaria. dalam S
Gandahusada., H.D Ilahude., W Pribadi: Parasitologi Kedokteran. Edisi
3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

82

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

2 87 83

Penerapan Solar Cell (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Untuk Masyarakat Terpencil Kecamatan Simpenan, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

1 6 17

Analisis Risiko Produksi dan Perilaku Penawaran Cabai Merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat

1 8 170

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Mengenai Filariasis Di RW 1 Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung Jawa Barat Tahun 2014.

0 3 20

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penduduk Terhadap Penyakit Filariasis Limfatik Di Desa Bongas Kecamatan Pamanukan Kabupaten Subang Tahun 2011.

0 0 53

Pengaruh Pengetahuan Sikap dan Perilaku Penduduk Terhadap Tingginya Prevalensi Penyakit Malaria Di Desa Mesa Kecamatan TNS (Teo Nila Serua) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2010.

0 7 29

GAMBARAN LINGKUNGAN DAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PADA PENINGKATAN KASUS MALARIA DI DESA KALIREJO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2012

0 0 10

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT KAITANNYA DENGAN PENULARAN DAN UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKABUMI, PROVINSI JAWA BARAT

0 0 10

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TOKOH MASYARAKAT TENTANG MALARIA DI KABUPATEN PURWOREJO, JAWA TENGAH

0 1 6

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penduduk Kedusunan Sangrawayang, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Berkaitan Dengan Penyakit Malaria - MCUrepository

0 0 10