PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA.

(1)

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun oleh: ABIE ABDILLAH

1105422

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(3)

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA

(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

Oleh Abie Abdillah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk meemenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Abie Abdillah

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN

LABA

(Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)

Oleh : Abie Abdillah

Pembimbing : Drs. H. TB. Aman Faturachman, MM, Ak,CPA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kualitas auditor, komite audit, dan corporate governance terhadap manajemen laba.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012. Dengan teknik purposive sampling, diperoleh 29 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel.

Hasil dari analisis regresi data panel menunjukkan bahwa kualitas auditor, komite audit, dan corporate governance berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Kemudian hasil pengujian hipotesis secara parsial menujukkan bahwa kualitas auditor berpengaruh signifikan, sedangkan komite audit dan corporate governance tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.


(5)

Kata Kunci : kualitas auditor, komite audit, Corporate Governance, manajemen laba

Influence The Quality of Auditors, Audit Committee and Corporate

Governance on Earnings Management

(Studies on Banking Companies Listed in The BEI on 2009 2012)

By: Abie Abdillah

Supervisor : Drs.H.TB. Aman Faturachman, MM, Ak,CPA

ABSTRACT

This reseach is aimed to find out the influence of the quality of auditors, audit committee, and corporate governance towards earnings management.

This research population are banking companies in Indonesian Stock

Exchange in the year 2009 – 2012. By using purposive sampling method, 29

sample companies were selected. Method of analysis used in this research is pooled data regressions.

The result of pooled data regressions analysis showed that the quality of auditors, audit committee, and corporate governance gave a positive influence towards earnings management. And then, the result of hypotesis testing showed that the quality of auditors gave significant influence towards earnings management. While audit committee and corporate governance gave no significant influence towards earnings management.


(6)

Keyword : quality of auditors, audit committee, corporate governance, earnings management


(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi dunia usaha berkembang pesat. Seluruh perusahaan saling berpacu bersaing dengan yang lain, mereka berjuang untuk memperebutkan seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal merekapun bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yag semakin melakukan ekspansi besar-besaran terhadap peluang pasar di Indonesia. Hal ini membuat setiap perusahaan dituntut untuk menerapkan strategi yang jitu agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

Untuk menyikapi hal ini tiap-tiap perusahaan menerapkan strategi dan kebijakan-kebijakan yang berbeda-beda. Laporan keuangan adalah cerminan atau gambaran tentang kondisi dari perusahaan sehingga untuk mendapatkan kepercayaan dari pasar pihak manajemen perusahaan berusaha sebaik mungkin agar laporan keuangan perusahaan mencerminkan kondisi perusahaan yang baik. Salah satu informasi yang terdapat di laporan keuangan tentang gambaran kinerja perusahaan adalah laporan mengenai laba perusahaan.

Bagi investor atau pemilik saham untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan hasil perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah


(8)

laporan laba rugi. Laba sebagai salah satu faktor penarik mereka untuk berinvestasi di perusahaan tersebut karena dengan asumsi apabila perusahaan mendapatkan laba yang besar maka para investor akan mendapatkan dividen yang tinggi pula. Selain itu laba perusahaan dalam sebuah periode dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi investor untuk memperkirakan bagaimana kelangsungan hidup dan kinerja perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Akan tetapi jumlah besaran laba yang diungkapkan pada laporan keuangan seringkali mendapatkan respon yang bervariasi dari para calon investor. Hal itu disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah kualitas dari laba yang dihasilkan itu sendiri, jika laba yang dihasilkan tidak menunjukan yang sebenarnya dari kinerja manajemen tersebut, maka akan menyesatkan pengguna laporan keuangan tersebut dan merugikan para penggunanya karena tidak mendapatkan informasi yang akurat. Hal ini terjadi karena adanya keleluasaan bagi para manajer perusahaan untuk menggunakan metode akuntansi yang mana yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan tersebut.

Dengan adanya keleluasaan tersebut dan juga alasan adanya perbedaan penerimaan insentif antara manajer dengan investor, tindakan manipulasi laba (earnings manipulation) atau manajemen laba (eranings management) oleh manajemen sering dilakukan dalam menyajikan informasi laba perusahaan. Tindakan earnings management ini telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, antara lain : kasus perusahaan


(9)

Satyam di India (2010), Enron, Merck, WorldCom, dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat (Cornett et al., 2006). Beberapa kasus juga terjadi di Indonesia, seperti :

Kasus laporan keuangan ganda PT Bank Lippo pada tahun 2002 yang diterbitkan oleh pihak manajemen perusahaan yang melibatkan pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi laba, Boediono (2005) dan Bank Century yang memanipulasi laba dengan perbedaan neraca keuangan yang timpang dalam rentang waktu satu bulan. Sebelumnya, pengamat hukum perbankan menduga keras adanya manipulasi laporan keuangan September 2008 yang dilakukan oleh Robert Tantular sebagai pemilik lama Bank Century karena sebenarnya kondisi kesehatan Bank Century sebelum dilakukannya pengambilalihan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) jauh lebih buruk dari apa yang tertera dalam laporan keuangan yang diterima Bank Indonesia (BI). Dia menjelaskan, manipulasi dilakukan dengan memasukkan kredit macet sebagai kredit lancar sehingga manajemen tidak perlu melakukan pencadangan untuk kredit macetnya. Dugaan manipulasi tersebut dikuatkan dengan adanya temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyatakan posisi rasio kecukupan modal (CAR) Century per Oktober 2008 adalah minus 3,5 persen, padahal baru saja mendapat dana FPJP dari BI. Sedangkan dalam laporan keuangan unaudited (belum diaudit) per September 2008 yang dilaporkan manajemen lama menyebutkan CAR perseroan masih di posisi 2,5 persen. Selain memainkan angka kredit macet, manajemen lama Bank


(10)

Century juga banyak mencantumkan kredit fiktif dan L/C fiktif dalam laporan keuangannya serta aset-aset lainnya yang ternyata bodong. Sumber : nasional.inilah.com

Perusahaan perbankan merupakan perusahaan “kepercayaan”, sehingga

apabila perusahaan diketahui melakukan tindak manajemen laba otomatis kepercayaan investor akan berkurang dan satu persatu ataupun bersama-sama akan melakukan penarikan dana sehingga bisa menimbulkan rush (penarikan dana secara besar-besaran) yang kemudian akan merugikan bank tersebut bahkan menyebabkan bank tersebut collapse (bangkrut).

Manajemen laba sebagai suatu proses pengambilan langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Prinsip (GAAP). Pengertian manajemen laba oleh Scott (2000) adalah sebagai pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer. Manajemen laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; kualitas auditor, komite audit dan corporate governance.

Untuk menghindari praktik manajemen laba maka auditor yang berkualitas sangat diperlukan. Para pengguna laporan keuangan teruatama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor. Oleh karena itu, auditor sebagai pihak yang independen diharapkan dapat membatasi besarnya manajemen laba serta membantu menjaga dan meningkatkan kepercayaan masyarakat umum terhadap laporan keuangan. Namun demikian, efektifitas dan kemampuan auditor untuk mendeteksi


(11)

manajemen laba tergantung kepada kualitas auditor tersebut. Kualitas audit ini biasanya dikaitkan dengan Reputasi Kantor Akuntan Publik, yakni big four dan non big four.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa manajemen laba yang terjadi pada perusahaan yang diaudit oleh auditor yang termasuk Big Six lebih rendah daripada auditor Non Big Six. Menurut Becker et al. (dalam Sanjaya, 2008); Meutia (2004) dan Nuraini dan Sumarno (2007) menyatakan bahwa tindakan manajemen laba terhadap hasil audit yang dilakukan oleh KAP Big Four lebih rendah daripada KAP Non Big Four. Hasil ini berbeda dengan Fan dan Wong (2001) yang menyatakan bahwa kualitas auditor tidak mempengaruhi manajemen laba.

Dalam rangka pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang pembentukan komite audit. Peraturan mewajibkan perusahaan yang terdaftar di BEI memiliki komite audit. Komite audit harus beranggotakan 30% anggota independen, memiliki keahlian dalam bidang akuntansi.

Bursa Efek Jakarta (BEJ) menyatakan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris, (Keputusan Direksi BEJ No. Kep-315/BEJ/06/2000). Komite audit memiliki peran penting dalam tugas membantu Dewan Komisaris untuk melakukan fungsi pengawasan atas kinerja perusahaan. Hal tersebut terutama berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan


(12)

kebijakan akuntansi perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan, dengan tujuan melindungi kepentingan pemegang saham.

Anggota komite audit dipersyaratkan berasal dari pihak ekstern perusahaan yang independen, harus terdiri dari individu-indidvidu yang independen dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, serta memiliki pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif. Salah satu dari alasan utama independensi ini adalah untuk memelihara integritas serta pandangan yang objektif dalam laporan serta penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu yang independen cenderung lebih adil dan tidak memihak serta objektif dalam menangani suatu permasalahan.

Komite audit yang independen membuktikan secara negatif terkait dengan kualitas laba perusahaan (Suaryana, 2005, Siallagan, 2006) dan menurunkan manajemen laba (Bukit dan Iskandar, 2009; Wardhani, 2010). Klein (2002) menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara komite audit yang independen dengan akrual tidak normal sebagai proksi manajemen laba. Sedangkan di Indonesia, Siregar dan Utama (2005) tidak menemukan pengaruh dari keberadaan komite audit terhadap jenis manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

Bank Indonesia selaku regulator lembaga perbankan telah mengeluarkan banyak peraturan yang terkait langsung dengan upaya penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang intinya bertujuan untuk menciptakan suatu sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem


(13)

keuangan, transparansi, dan pelaksanaan GCG dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Corporate governance pada intinya adalah mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi terciptanya tujuan organisasi. Corporate governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan-hubungan tersebut dan mencegah terjadinya kesalahan dalam segi korporasi dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki.

Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran motivasi manajemen laba yang berbeda pula,seperti antara manajer yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak memegang saham. Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen (kepemilikan manajerial) cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba (Boediono, 2005).

Chtourou et al. (2001) dan Midiastuty dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berhubungan negatif dengan manajemen laba, sedangkan ukuran dewan direksi berhubungan positif


(14)

dengan manajemen laba. Hasil penelitian ini bertentangan dengan Boediono (2005) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komposisi dewan komisaris memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Perbedaan pada penelitian ini adalah peneliti mencoba meneliti pengaruh antara karakteristik khusus dari kualitas auditor, komite audit dan corporate governance dengan manajemen laba secara parsial pada perusahaan perbankan di Indonesia. Dikarenakan tidak adanya penelitian dan teori yang menyatakan hubungan simultan dari keempat variabe tersebut. Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas auditor, sedangkan karakteristik komite audit yang digunakan dalam penelitian ini adalah independensi komite audit dan karakteristik dalam corporate governance yang digunakan adalah kepemilikan manajerial.

Ketidak konsistenan hasil penelitian ini yang menyebabkan peneliti ingin menguji kembali kualitas auditor, komite audit dan corporate governance terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian di atas, judul yang diajukan dalam

penelitian ini adalah “PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)”.


(15)

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh kualitas auditor terhadap manajemen laba ? 2. Apakah terdapat pengaruh komite audit terhadap manajemen laba ? 3. Apakah terdapat pengaruh corporate governance terhadap manajemen

laba?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas auditor terhadap manajemen laba.

2. Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap manajemen laba. 3. Untuk mengetahui pengaruh corporate governance terhadap

manajemen laba.

1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain :


(16)

1. Penulis

Dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai kualitas auditor, komite audit, corporate governance dan manajemen laba, sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai kesesuaian antara fakta di lapangan dengan permasalahan tersebut dengan ilmu yang diteliti.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan saran bagi pihak manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan manajemen laba khususnya yang berhubungan dengan kualitas auditor, komite audit, dan corporate governance.

3. Pihak lain

Diharapkan dapat berguna sebagai masukan dari dokumen-dokumen untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang mungkin membutuhkan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitan selanjutnya

.

2. Kegunaan Teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmuekonomi,khususnya ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literatur-literatur lainya dengan keadaan sesungguhnya yang ada di perusahaan.


(17)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam melaksanakan setiap penelitian, peneliti harus mempelajari objek yang akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang direncanakan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Manajemen Laba yang diukur menggunakan proksi discretionary accrual dan variabel independen dalam penelitian ini adalah kualitas auditor yang diukur menggunakan ukuran KAP, komite audit yang diukur dengan menggunakan independensi komite audit dan corporate governance yang diukur dengan menggunakan kepemiikan Manajerial. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh kualitas auditor, komite audit dan corporate governance terhadap Manajemen Laba pada perusahaan perbankan di Indonesia, periode 2009-2012.

Peusahaan perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat dibandingkan dengan industri lain, misalnya suatu bank harus memenuhi kriteria cumulative average abnormal return (CAAR) minimum. Bank Indonesia menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam penentuan status suatu bank (apakah bank tersebut merupakan bank yang sehat atau tidak).


(18)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) menyatakan bahwa, definisi metode penelitian adalah sebagai berikut : “Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu dan kegunaan tertentu”. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan berdasarkan tingkat eksplanasi adalah penelitian asosiatif yakni penelitian yang mencari dua hubungan dengan jumlah minimal dua variabel. Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini diklasifikasikan pada penelitian yang bersifat deskriptif analitis survei secara cross sectional dan time series. Menurut Moh.Nazir (2005:63) metode penelitian deskriptif analitis adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dimana tujuannya adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat. Penelitian ini dapat dikategorikan penelitian korelasional, karena merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ada atau tidaknya korelasi antar variabel.


(19)

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian, yaitu berupa suatu konsep yang mempunyai nilai.

3.2.2.1 Variabel Dependen

Manajemen laba adalah suatu kondisi dimana manajemen melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan bagi pihak eksternal sehingga meratakan, menaikkan, dan menurunkan pelaporan laba. Pengukuran manajemen laba menggunakan discretionary accrual (DAC). Dalam penelitian ini discretionary accrual digunakan sebagai proksi karena merupakan komponen yang dapat dimanipulasi oleh manajer. Discretionary accrual menggunakan komponen akrual dalam mengatur laba karena komponen akrual tidak memerlukan bukti kas secara fisik sehingga dalam mempermainkan komponen akrual tidak disertai kas yang diterima/dikeluarkan. Untuk mengukur DAC, terlebih dahulu akan mengukur total akrual. Total akrual diklasifikasikan menjadi komponen discretionary dan nondiscretionary, dengan tahapan:

a) Mengukur total accrual dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.

TAit = NIit– CFOit


(20)

TAit : akrual total pada tahun t untuk perusahaan i

NIit : laba bersih (net income) pada tahun t untuk perusahaan i

CFOit : arus kas operasi (cash flow from operating) pada tahun t untuk

perusahaan i

b) Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS (Ordinary Least Square):

TAit / Ait-1= α1(1/ Ait-1) + β2(ΔREVit / Ait-1) + β3(PPEit / Ait-1) + e

Dimana :

TAit : total accruals pada tahun t untuk perusahaan i

Ait-1 : total aset pada periode t-1

ΔREVit : pendapatan pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun

t-1 untuk peusahaan i

PPEit : aktiva tetap (gross property plant and equipment) pada

tahun t untuk perusahaan i

e : error term pada tahun t untuk perusahaan i

α1,β2,β3 : koefisien regresi

c) Menghitung nondiscretionary accruals model (NDA) adalah sebagai berikut:


(21)

Dimana :

NDAt : nondiscretionary accruals

ΔRECit : piutang pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1

untuk peusahaan i

d) Menghitung discretionary accruals

DAit = (TAit / Ait-1) – NDAt / Ait-1

Dimana :

DAit : discretionary accruals perusahaan i pada periode t

Berikut ini penilaian discretionary accruals dalam Sri Sulistyanto (2008) :

1. Jika DA bernilai positif (+), maka perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara menaikkan laba perusahaan

2. Jika DA bernilai negatif (-), maka perusahaan melakukan manajemen laba dengan cara menurunkan laba perusahaan

3. Jika DA bernilai nol (0), maka perusahaan tidak melakukan manajemen laba

3.2.2.2 Variabel Independen


(22)

1. Kualitas auditor

Auditor yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen. Proksi kualitas auditor yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran KAP karena nama baik perusahaan (KAP) dianggap merupakan gambaran yang paling penting (Sanjaya, 2008). Auditor perusahaan yang termasuk KAP Big Four diberi nilai 1, sedangkan KAP Non Big Four diberi nilai 0.

2. Komite Audit

Berdasarkan Keputusan Bapepam Nomor Kep-29/PM/2004, independensi dari setiap anggota di ukur dengan persyaratan :

a) Bukan merupakan orang dalam badan yang memberikan jasa audit, non-audit dan konsultasi kepada perusahaan

b) Bukan merupakan eksekutif manajemen

c) Tidak memiliki saham perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung

d) Tidak memiliki hubungan keluarga dewan komisaris maupun dewan direksi


(23)

e) Tidak memiliki hubungan usaha baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan usaha perusahaan.

Independensi dimaksudkan untuk memelihara integritas serta pandangan yang objektif dalam laporan serta penyusunan rekomendasi yang diajukan oleh komite audit, karena individu yang independen cenderung lebih adil dan tidak memihak serta obyektif dalam menangani suatu permasalahan. Independensi komite audit pada penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator persentase anggota komite audit yang independen terhadap jumlah seluruh anggota komite audit.

Independensi komite audit (ACINDP) diperoleh dari perhitungan : ACINDP = jumlah anggota – jumlah anggota independen

jumlah anggota

3. Corporate Governance

Kepemilikan manajer adalah persentase jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono, 2005). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal perusahaan yang dimiliki.

Tabel 3.1


(24)

Operasionalisasi Variabel

Proksi Indikator Skala

Pengukuran Instrumen

Kualitas auditor

(X1) Ukuran KAP

Auditor perusahaan, yang termasuk KAP Big Four diberi nilai 1, sedangkan KAP Non

Big Four diberi nilai 0

Nominal

Laporan Tahunan Perusahaan

Komite Audit (X2)

Independensi Komite Audit Rasio Laporan Tahunan Perusahaan Corporate Governance

(X3)

Kepemilikan Manajerial Rasio Laporan Tahunan Perusahaan Manajemen Laba (Y) discretionary

accrual total akrual Rasio

Laporan Tahunan Perusahaan

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012. Penentuan sampel perusahaan dilakukan dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012.

2. Perusahaan perbankan yang konsisten terdaftar di BEI periode 2009-2012. 3. Data-data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap

dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang di terbitkan pada tahun 2009-2012.


(25)

Pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.2

Kriteria Pemilihan Sampel

No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah

1 Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk kategori perusahaan perbankan

selama periode 2009-2012

36

2 Emiten yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2009-2012

0

3 Emiten tidak konsisten terdaftar pada periode 2009-2013

(7)

Jumlah observasi

29 perusahaan x 4 tahun (2009-2012) 116

Rincian perusahaan perbankan yang telah diperoleh sebagai sampel penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 AGRO Bank BRI Agroniaga


(26)

3 BACA Bank Capital Indonesia

4 BAEK Bank Ekonomi Raharja

5 BBCA Bank Central Asia

6 BBKP Bank Bukopin

7 BBNI Bank Negara Indonesia

8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia

10 BBTN Bank Tabungan Negara

11 BCIC Bank Mutiara

12 BDMN Bank Danamon

13 BEKS Bank Pundi

14 BKSW Bank QNB Kesawan

15 BMRI Bank Mandiri

16 BNBA Bank Bumi Arta

17 BNGA Bank CIMB Niaga

18 BNII Bank International Indonesia

19 BNLI Bank Permata

20 BSWD Bank Of India Indonesia (Swadesi)

21 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional

22 BVIC Bank Victoria International

23 INPC Bank Artha Graha

24 MAYA Bank Mayapada

25 MCOR Bank Windu Kentjana

26 MEGA Bank Mega

27 NISP Bank NISP

28 PNBN Bank PAN Indonesia (Panin)

29 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui studi lapangan berupa data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report) periode 2009-2012 pada perusahaan perbankan. Studi kepustakaan, berupa kegiatan mempelajari dan mengkaji sejumlah literatur seperti buku-buku, jurnal,


(27)

artikel maupun media masa lainnya yang mengandung informasi terkait dengan masalah yang diteliti.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012 : 206)

Penelitian ini akan menganalisis pengaruh variabel independen terhadap perbankan yang mengalami permasalahan keuangan dibandingkan dengan yang sehat secara keuangan.

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas dan heteroskedastisitas, serta data yang dihasilkan memiliki distribusi normal. Apabila tidak dijumpai adanya multikolinearitas dan heteroskedastisitas maka asumsi klasik telah terpenuhi.


(28)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006:147). Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik dapat digunakan. Jika data berdistribusi normal analisis parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan.Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan uji Normal P-P Plot dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

2. Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode – t dengan kesalahan pada periode t-1.


(29)

Uji Durbin Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat 1 (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho = tidak ada autokorelasi (r = 0), dan Ha = ada korelasi (r ≠ 0). (Imam Ghozali, 2006).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain, jika varian residual tetap maka dikatakan homokedastisitas dan jika berbeda heteroskedastisitas. Ada beberapa cara yang ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas salah satunya dengan Uji Scatterplot (Agus Widarjono, 2005:147). Jika tidak tampak adanya suatu pola tertentu pada sebaran data dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

4. Uji Multikolineritas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Untuk itu, perlu dilakukannya uji multikolineraritas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Imam Ghozali, 2006: 95). Uji multikolonieritas dideteksi dengan


(30)

menggunakan nilai tolerance dan variance inflasion factor (VIF). Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

5. Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05. (http://statistikapendidikan.com)

b. Uji Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi, 2006:71). Untuk mengetahui keterkaitan dan relevansi antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat perlu diadakan pengujian terhadap hasil analisis regresi. Persamaan regresi yang digunakan adalah :

Ŷ = a+b1X1+b2X2+b3X3

Untuk mengetahui signifikasi pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan software khusus statistik SPSS.


(31)

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji signifikansi parsial (t) dan koefisien determinasi.

1. Uji Secara Parsial (uji t)

Uji t pada dasarnya menujukkan “seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen.“ (Ghozali, 2006 : 84). Dalam penelitian ini, berarti uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yang terdiri atas kepuasan kerja, job insecurity, dan komitmen profesional terhadap keinginan berpindah kerja auditor yang merupakan variabel dependennya.

Menurut Sudjana (1996: 338) langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis statistik

1) Ho1 : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari

kualitas auditor terhadap Manajemen Laba.

Ha1 : β ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial dari kualitas auditor terhadap

Manajemen Laba.

2) Ho2 : β1 = 0, tidak terdapat pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari

komite audit terhadap Manajeman Laba.

Ha2 : β2 ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial dari komite audit terhadap


(32)

3) Ho3 : β1 = 0, tidak terdapar pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) dari

Corporate Governance terhadap Manajemen Laba.

Ha3 : β2 ≠ 0, terdapat pengaruh secara parsial dari Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba. Mencari thitung

Rumus yang digunakan :

Keterangan :

b1 = regresi masing-masing variabel

s(bi) = standard error koefisien parameter

b. Penentuan nilai kritis

Menggunakan tabel distribusi t dengan memperhatikan signifikansi dan banyaknya jumlah sampel yang digunakan.

c. Kaidah pengambilan keputusan

1) Jika-ttabel<thitung < ttabel, maka Ho diterima, artinya X1, X2, dan X3 secara

parsial (sendiri-sendiri) tidak berpengaruh signifikan terhadap Y.

2) Jika nilai –thitung< -ttabel atau thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya X1, X2, dan X3 secara simultan (bersama-sama) berpengaruh

signifikan terhadap Y.


(33)

Menurut Santoso (2004: 167) dijelaskan bahwa koefisien determinasi yaitu angka yang menunjukan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar variasi perubahan dalam suatu variabel (dependen) ditentukan dalam variabel lain (independen). Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan koefisien determinasi, dalam konteks ini ini koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (Silalahi, 2010:376).


(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi

Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor yang diproksikan oleh reputasi KAP (KAP Big Four dan Non Big Four) secara parsial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa apabila reputasi KAP (KAP Big Four dan Non Big Four) di dalam suatu perusahaan meningkat, maka total akrual pada perusahaan tersebut akan meningkat pula.

2. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa komite audit yag diproksikan oleh komite audit independen secara parsial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi komite audit dalam suatu perusahaan, maka total akrual di perusahaan tersebut akan meningkat pula.

3. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif


(35)

terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh pihak manajemen di dalam suatu perusahaan, maka total akrual di perusahaan tersebut akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan saran guna menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian selanjutnya dapat mengikutsertakan variabel-variabel sebagai variabel kontrol seperti kinerja perusahaan diukur dengan menggunankan profitabilitas relatif (EBIT/asset), dimana EBIT tersebut dapat dipengaruhi oleh manajer dengan memanfaatkan pos-pos akrual.

sehingga hasil yang diperoleh akan menginformasikan pengetahuan yang baru.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Antonia, Edgina. 2008. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen,Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen Terhadap Manajemen Laba.Tesis.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Boediono, Gideon S.B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. Bapepam. (2004). Pelaksana Peraturan Bapepam Nomor: IX. 1.5 Tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Surat Edaran Bapepam No: SE-7/PM/2004. Jakarta.

Cheng, Y. S., Liu, Y. P., & Chien, C. Y. (2009). The association between auditor quality and human capital. Managerial Auditing Journal, 24(6), 523-541 Chtourou, Sonda Marakchi, Jean Bedard, and Lucie Courteau. 2001. Corporate

Governance and Earnings Management. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Cornett, Marcia Millon, Alan J. Marcus, Anthony Saunders, and Hassan Tehranian. 2006. Earnings Management, Corporate Governance and True Financial Performance. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Tatang Ary. 2000. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2, No. 2, hal. 104-115.

Isnanta, Rudi. (2008). “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.


(37)

Klein, April. 2006. Audit Committee, Board of Director Characteristics, and Earnings Managemen. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

La Porta, Rafael, Florencio Lopez de Silanes, and Andrei Shleifer. 1998. Corporate Ownership Around the World. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7, No. 3, hal. 333-350.

Midiastuty, Pratana P. dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Jakarta: Salemba Empat,.

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.

Nuraini, A. dan Sumarno Zain. 2007. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal MAKSI Vol. 7, No. 1, hal. 19-32.

Peasnell , K.V., P.F. Pope, dan S. Young. 1998. Outside Directors, Board Effectiveness, and Earnings Management. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang GCG dalam perusahaan perbankan.

Rusmin, R. 2010. “Auditor quality and earnings management: Singaporean

evidence”. Managerial Auditing Journal ,Vol. 25 No. 7. pp 618-638.

Sanjaya, I Putu Sugiartha. 2008. Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 11, No. 1, hal. 97-116.


(38)

Shleifer, Andrei and Robert W. Vishny. 1996. A Survey of Corporate Governance. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Studi Penerapan OECD 2004 dalam Peraturan Mengenai Corporate Governance. www.bapepam.go.id Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tentang Corporate Governance di perbankan. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/4/DPNP. www.bi.go.id. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan.

Veronica, Sylvia dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 9, No. 3, hal. 307-326.

Warsono, Sony, Fitri Amalia, dan Dian Kartika Rahajeng. 2009. Corporate Governance, Concept and Model. Yogyakarta

Watts, R. L. and Zimmerman J. L. 1986. Positive Accounting Theory. New York, Prentice Hall.

Wedari, Linda Kusumaning. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 7. Denpasar.

Xie, B., W. N. Davidson II and P. J. Dadalt. (2003). Earnings management and corporate governance: the role of the board and the audit committee. Journal of Corporate Finance 9, 295-316.


(39)

Zahara dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.

Zhou, J & Elder, R (2004). Audit Quality and Earning Management by Seasoned Equity Offering Firms. Asia Pacific Journal of Accounting and Economics 11 (2): 95-120

www.Bapepam.go.id www.nasional.inilah.com www.wikipedia.com


(1)

Abie Abdillah, 2014

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “PENGARUH KUALITAS AUDITOR, KOMITE AUDIT DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi

Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2012)”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kualitas auditor yang diproksikan oleh reputasi KAP (KAP Big Four dan Non Big Four) secara parsial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa apabila reputasi KAP (KAP Big Four dan Non Big Four) di dalam suatu perusahaan meningkat, maka total akrual pada perusahaan tersebut akan meningkat pula.

2. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa komite audit yag diproksikan oleh komite audit independen secara parsial berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi komite audit dalam suatu perusahaan, maka total akrual di perusahaan tersebut akan meningkat pula.

3. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif


(2)

102

Abie Abdillah, 2014

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan saham oleh pihak manajemen di dalam suatu perusahaan, maka total akrual di perusahaan tersebut akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan saran guna menyempurnakan beberapa kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian selanjutnya dapat mengikutsertakan variabel-variabel sebagai variabel kontrol seperti kinerja perusahaan diukur dengan menggunankan profitabilitas relatif (EBIT/asset), dimana EBIT tersebut dapat dipengaruhi oleh manajer dengan memanfaatkan pos-pos akrual. sehingga hasil yang diperoleh akan menginformasikan pengetahuan yang baru.


(3)

Abie Abdillah, 2014

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Antonia, Edgina. 2008. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dewan Komisaris Independen,Leverage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen Terhadap Manajemen Laba.Tesis.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Boediono, Gideon S.B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. Bapepam. (2004). Pelaksana Peraturan Bapepam Nomor: IX. 1.5 Tentang

Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Surat Edaran Bapepam No: SE-7/PM/2004. Jakarta.

Cheng, Y. S., Liu, Y. P., & Chien, C. Y. (2009). The association between auditor quality and human capital. Managerial Auditing Journal, 24(6), 523-541 Chtourou, Sonda Marakchi, Jean Bedard, and Lucie Courteau. 2001. Corporate

Governance and Earnings Management. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Cornett, Marcia Millon, Alan J. Marcus, Anthony Saunders, and Hassan Tehranian. 2006. Earnings Management, Corporate Governance and True Financial Performance. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gumanti, Tatang Ary. 2000. Earnings Management: Suatu Telaah Pustaka. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2, No. 2, hal. 104-115.

Isnanta, Rudi. (2008). “Pengaruh Corporate Governance dan Struktur

Kepemilikan terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Vol. 3, No. 4, pp. 305-360.


(4)

Abie Abdillah, 2014

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Klein, April. 2006. Audit Committee, Board of Director Characteristics, and Earnings Managemen. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

La Porta, Rafael, Florencio Lopez de Silanes, and Andrei Shleifer. 1998. Corporate Ownership Around the World. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Meutia, Inten. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 7, No. 3, hal. 333-350.

Midiastuty, Pratana P. dan Mas’ud Machfoedz. 2003. Analisis Hubungan

Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 6. Surabaya.

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Jakarta: Salemba Empat,.

Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. 2007. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.

Nuraini, A. dan Sumarno Zain. 2007. Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal MAKSI Vol. 7, No. 1, hal. 19-32.

Peasnell , K.V., P.F. Pope, dan S. Young. 1998. Outside Directors, Board Effectiveness, and Earnings Management. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tentang GCG dalam perusahaan perbankan.

Rusmin, R. 2010. “Auditor quality and earnings management: Singaporean evidence”. Managerial Auditing Journal ,Vol. 25 No. 7. pp 618-638.

Sanjaya, I Putu Sugiartha. 2008. Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 11, No. 1, hal. 97-116.


(5)

Abie Abdillah, 2014

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shleifer, Andrei and Robert W. Vishny. 1996. A Survey of Corporate Governance. Working Paper Series, www.ssrn.com. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Studi Penerapan OECD 2004 dalam Peraturan Mengenai Corporate Governance. www.bapepam.go.id Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tentang Corporate Governance di perbankan. Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/4/DPNP. www.bi.go.id. Diakses tanggal 18 Mei 2013.

Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perbankan.

Veronica, Sylvia dan Siddharta Utama. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance Terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 9, No. 3, hal. 307-326.

Warsono, Sony, Fitri Amalia, dan Dian Kartika Rahajeng. 2009. Corporate Governance, Concept and Model. Yogyakarta

Watts, R. L. and Zimmerman J. L. 1986. Positive Accounting Theory. New York, Prentice Hall.

Wedari, Linda Kusumaning. 2004. Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite Audit Terhadap Aktivitas Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi 7. Denpasar.

Xie, B., W. N. Davidson II and P. J. Dadalt. (2003). Earnings management and corporate governance: the role of the board and the audit committee. Journal of Corporate Finance 9, 295-316.


(6)

Abie Abdillah, 2014

Pengaruh Kualitas Auditor, Komite Audit Dan Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zahara dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh Rasio CAMEL Terhadap Praktik Manajemen Laba di Bank Syariah. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak.

Zhou, J & Elder, R (2004). Audit Quality and Earning Management by Seasoned Equity Offering Firms. Asia Pacific Journal of Accounting and Economics 11 (2): 95-120

www.Bapepam.go.id www.nasional.inilah.com www.wikipedia.com