PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAPAT MEMPENGARUHI KUANTITAS PENGUNGKAPAN SOSIAL PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA.

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAPAT MEMPENGARUHI KUANTITAS
PENGUNGKAPAN SOSIAL PERUSAHAAN LQ-45 YANG
TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyar atan
Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ekonomi
J ur usan Manajemen

Oleh:
INDAH SULISTYAWATI PU
0812010158 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dapat
Mempengaruhi Kuantitas Pengungkapan Sosial Perusahaan LQ-45 Yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Ali Maskun, MS, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan
segalanya.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.


Surabaya, Februari 2012
Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................

i

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………...


vi

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

vii

ABSTRAKSI...................................................................................................

viii

BAB

BAB

I

II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah ...........................................................

7

1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................

8

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................

9

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................

10


2.2. Landasan Teori ..................................................................

13

2.1.1. Pasar Modal .............................................................

13

2.2.2. Laporan Keuangan ...................................................

20

2.2.3. Rasio Keuangan .......................................................

25

2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR) ...................

29


2.2.5. Pengungkapan sosial sebagai tanggung
jawab perusahaan ....................................................

32

2.2.6. Pelaporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan ..

35

2.2.7.Leverage ...................................................................

37

2.2.8. Ukuran Perusahaan (Size) .......................................

39

2.2.9. Profitabilitas ...........................................................


41

2.2.10. Pengaruh Leverage Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan(CSR) ..............

43

2.2.11. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ......................

44

2.2.12. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ......................
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

46


BAB

2.3. Kerangka Pikir ...................................................................

47

2.4. Hipotesis ............................................................................

47

III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................

50

3.2. Populasi dan Sampel ........................................................

52

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................


53

3.3.1. Jenis dan Sumber data ...............................................

49

3.3.2. Metode Pengumpulan data .......................................

49

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis......................................

50

3.4.1. Teknik Analisis ........................................................

54

3.4.2. Uji Normalitas ........................................................


55

3.4.3. Uji Asumsi Klasik ....................................................

55

3.4.4. Pengujian Hipotesis ..................................................

58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian................................................

61

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................

64

4.3. Uji Kualitas Data ...............................................................

69

4.3.1. Hasil Pengujian Normalitas ......................................

69

4.3.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ................................

70

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda .................

73

4.3.4. Teknik Analisis ........................................................

76

4.4. Analisis Hasil Penelitian ....................................................

78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .............................................................................

82

5.2. Saran

83

.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel:
3.1.

: Tabel Autokorelasi…………………………………………………

57

4.1.

: Data DER Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2009..............................

65

4.2.

: Data Ln Total Asset Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2009...............

67

4.3.

: Data ROA Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2009.............................

68

4.4.

: Data CSR Perusahaan LQ45 Tahun 2007-2009.............................

68

4.5.

: Hasil Pengujian Normalitas………………………………………..

69

4.6.

: Hasil Pengujian Multikolinieritas...………………………………..

70

4.7.

: Hasil Pengujian Hetetoskedastisitas..……………………………..

72

4.8.

: Hasil Pengujian Autokorelasi……………………………………..

73

4.9.

: Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda………………………...

74

4.10

: Hasil Uji F…………………………………………………………

76

4.11

: Hasil Uji t………………………………………………………….

76

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar:
2.1.

: Diagram Kerangka Pikir……………………………………………

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

47

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS DAPAT MEMPENGARUHI KUANTITAS
PENGUNGKAPAN SOSIAL PERUSAHAAN LQ-45 YANG
TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

Indah Sulistyawati PU

ABSTRAK

Tujuan utama pelaporan keuangan guna memberikan informasi kepada
para pemegang saham dan kreditur menjadi ikut bergeser pula kearah
kecenderungan bahwa perlunya pelaporan yang bersifat dari luar organisasi
perusahaan (externality) dalam rangka memberikan informasi kepada beberapa
kelompok orang luar (investor) yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa ide dasar yang melandasi
perlunya dikembangkan akuntansi sosial (sosial accounting), secara umum adalah
perlunya perluasan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini mempunyai
tujuan mengetahui pengaruh, dan menguji secara empiris pengaruh kepemilikan
manajemen, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan LQ 45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh perusahaan LQ 45 yang
terdaftar (listing) di BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini jenis data
sekunder. Penelitian ini berlandaskan pendekatan kuantitatif dengan tekhnik
analisis regreri linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu: Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitability tidak
berpengaruh terhadap Pengungkapan Biaya Sosial.

Kata kunci: Tingkat Leverage, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan
Pengungkapan Sosial (CSR)

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan
masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan timbal
balik

antara

perusahaan

dengan masyarakat.

Perusahaan dan

masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan
membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan
keberhasilan pembangunan bangsa (Susiloadi, 2008:123). Dua aspek
(ekonomi dan sosial) penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi
sinergis antara keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa
perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi mendapatkan
keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus
memberikan kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungannya
(Susiloadi, 2008:123). Perusahaan tidak hanya dihadapkan pada
tanggung jawab yang berpijak pada perolehan keuntungan perusahaan
semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

lingkungannya.

Jika

masyarakat

(terutama masyarakat

sekitar)

menganggap perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan
lingkungannya serta tidak merasakan kontribusi secara langsung
bahkan merasakan dampak negatif dari beroperasinya sebuah
perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi masyarakat
atau gejolak sosial (Susiloadi, 2008:123)
Menurut World Council for Sustainable Development definisi
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan
dari bisnis untuk berperilaku dan berkontribusi bagi pembangunan
ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawannya, serta
masyarakat

local ataupun masyarakat

Responsibility

(CSR)

merupakan

luas.

konsep

Corporate
dimana

Social

perusahaan

mengintegrasikan masyarakat dan lingkungan dalam kegiatan bisnis
dan interaksi mereka, dengan para stakeholder dengan dasar sukarela
(Handayati,2009:7).
Implementasi

Corporate

Social

Responsibility

(CSR)

merupakan perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan
untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat. Adanya CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Undangundang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

menyatakan

bahwa

”setiap

penanam

modal

berkewajiban

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”. (Susiloadi, 2008:2).
Fenomena perkembangan isu CSR secara khusus dibahas oleh
majalah MIX edisi 16 Oktober 2006. Menurut penelusurannya, dalam
lima tahun terakhir ini istilah CSR sangat popular di Indonesia. Banyak
perusahaan antusias menjalankan karena beberapa hal, antara lain;
dapat meningkatkan citra perusahaan, dapat membawa keberuntungan
perusahaan, dan dapat menjamin keberlangsungan. Warta Ekonomi
pada tahun 2006 melaporkan bahwa perusahaan semakin menyadari
pentingnya menerapkan program CSR sebagai bagian dari strategi
bisnisnya. Survey global yang dilakukan oleh The Economist
Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan
investor

dari

berbagai

organisasi

menjadikan

CSR

sebagai

pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Darwin (2007)
dalam Novita dan Djakman (2008) menyatakan bahwa pengungkapan
kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau
laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas,
responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor dan
stakeholders lainnya. Pengungkapan tersebut bertujuan untuk menjalin
hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan
publik dan stakeholders lainnya tentang bagaimana perusahaan telah
mengintegrasikan corporate social responsibilty (CSR): - lingkungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dan sosial – dalam setiap aspek kegiatan operasinya. Selain itu,
perusahaan juga dapat memperoleh legitimasi dengan memperlihatkan
tanggung jawab sosial melalui pengungkapan CSR dalam media
termasuk dalam laporan tahunan perusahaan (Oliver, 1991; Haniffa dan
Coke, 2005; Ani, 2007). Kiroyan (2006) dalam Sayekti dan Wondabio
(2007) menyatakan bahwa dengan menerapkan CSR, diharapkan
perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan
kekuatan keuangannya dalam jangka panjang. Hal ini mengindikasikan
bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akan
direspon positif oleh para pelaku pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan LQ-45 sebagian besar
tidak mendukung Undang – Undang Perseoran Terbatas Nomor 40
Tahun 2007 Pasal 74 juga mencantumkan kewajiban CSR. Adanya
bentuk kewajiban ini, oleh sebagian korporasi dianggap sebagai beban,
selain pajak yang merupakan mandatory atau pengungkapan wajib bagi
pelaku bisnis di Indonesia. Pajak merupakan sumber pendanaan bagi
pemerintah dalam melaksanakan tanggung jawab Negara untuk
mengatasi

masalah

sosial,

meningkatkan

kesejahteraan

dan

kemakmuran serta menjadi kontrak sosial antara warga Negara dengan
Pemerintah.
Masih
mengungkapkan

banyaknya
biaya

Perusahaan
sosial,

LQ-45

membuat

yang

beberapa

belum
peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

mengungkapkan adanya pengaruh yang signifikan dalam Perusahaan
LQ-45, diantaranya adalah pada penelitian Cooke (1992) yang
menyebutkan “Pengaruh antara size, status listing, dan jenis industri
terhadap

luas

pengungkapan

dalam

laporan

tahunan”.

Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa size, status listing adalah variabel
penjelas yang penting, dan Perusahaan LQ-45 secara signifikan
mengungkapkan informasi lebih banyak.
Beberapa penulis seperti Henderson dalam Kholis, (2002:28),
menggambarkan beberapa contoh konkrit yang dapat dianggap sebagai
externality, antara lain seperti melaporkan jumlah karyawan, jaminan
kesehatan, informasi tentang upaya pencegahan lingkungan, standar
kualitas, pengepakan produk ramah lingkungan, penyaluran beasiswa
pendidikan, dan kepedulian sosial kepada masyarakat di sekitar daerah
industri. Seperti YTA (Yayasan Toyota dan Astra) yang didirikan
pada tahun 1974 dan dikelola bersama oleh Toyota-Astra Motor dan
PT Astra International Tbk. Fokus aktivitas YTA adalah di bidang
pendidikan, termasuk melalui pemberian beasiswa bagi pelajar sekolah
dasar hingga sekolah menengah atas, sumbangan buku-buku, dan
dukungan untuk program pendidikan tehnik sampai tingkat S2. YTA
berfokus

pada

pengembangan

pengetahuan

dan

kemampuan

masyarakat melalui pendidikan, penelitian ilmiah dan pengembangan
teknologi, terutama di bidang otomotif. Sepanjang tahun 2010 YTA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

telah melakukan kegiatan-kegiatan berikut selaras visinya: Bantuan
Dana Penelitian: Bantuan diberikan bagi mahasiswa untuk melakukan
penelitian yang menjadi persyaratan bagi peserta program Strata 2
(Master) atau Strata 3 (Doktor).Bantuan Kegiatan Ilmiah Pelajar:
Dana disediakan untuk pelaksanaan berbagai kegiatan ilmiah yang
diselenggarakan oleh kelompok-kelompok pelajar. Bantuan Alat
Peraga Pendidikan: Bantuan diberikan dalam bentuk dukungan bagi
kelancaran kegiatan belajar-mengajar, termasuk mobil, alat transmisi,
dan sebagainya, untuk lembaga pendidikan teknik di seluruh Indonesia.
Manual Teknik bagi Teknisi Otomotif: Secara berkala YTA
menerbitkan manual teknik otomotif untuk Sekolah Teknik Menengah
di seluruh Indonesia.Sejauh ini YTA telah berperan aktif menyalurkan
beasiswa bagi siswa SD/SMP/SMA, mahasiswa S1 dan mahasiswa
pasca sarjana. ( http://www.astra.co.id/index.php/csr/details/36).
Begitu juga dengan Perusahaan LQ-45, Hal ini seharusnya bisa
diatasi dengan pengeluaran biaya sosial perusahaan. Tetapi pada
kenyataannya banyak Perusahaan LQ-45 yang belum mencantumkan
biaya sosial dalam laporan keuangannya. Berdasarkan empat puluh
lima Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya
beberapa Perusahaan LQ-45 atau sekitar 30,7% yang melakukan
pengungkapan biaya sosial. Oleh karena itu pada penelitian ini
menggunakan Perusahaan LQ-45 sebagai obyek penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Atas dasar penelitian tersebut, maka penulis ingin mengetahui
sejauh mana pengaruh karakteristik perusahaan, yang diantaranya
adalah “Tingkat Leverage, Ukuran Per usahaan, Profitabilitas
dapat Mempengaruhi Kuantitas Pengungkapan Sosial (CSR)
Perusahaan LQ-45 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah
Perusahaan LQ-45 merupakan Perusahaan yang mempunyai
liquid yang tertinggi, sehingga perusahaan ini perlu melakukan
pengungkapan sosial. Karena, Perusahaan LQ-45 selain dekat dengan
investor, kreditor, dan pemerintah, perusahaan juga dekat dengan
lingkungan sosial. Maka dari itu perlu adanya pengungkapan sosial
dalam prakteknya. Untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Apakah tingkat leverage berpengaruh terhadap pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan Perusahaan LQ-45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah

ukuran

perusahaan

berpengaruh

terhadap

pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan Perusahaan LQ-45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia ?

1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan :
1. Mengetahui dan menguji secara empiris tingkat leverage
terhadap

pengungkapan

sosial

dalam

laporan

tahunan

Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui dan menguji secara empiris ukuran perusahaan
terhadap

pengungkapan

sosial

dalam

laporan

tahunan

Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui dan menguji secara empiris profitabilitas terhadap
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan Perusahaan LQ-45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Bagi Peneliti
Penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memperluas wawasan
berfikir serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

dan pengetahuan yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di
lapangan.
b. Bagi Per usahaan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi perusahaanperusahaan di Indonesia.
c. Bagi Akademis
Sebagai tambahan khasanah perpustakaan dan bahan masukan
bagi penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Retno Anggraini (2006) “Pengungkapan Informasi Sosial dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial
dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada PerusahaanPerusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta)”
Peneliti

ingin

mengetahui

sejauh

mana

perusahaan

menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kepentingan sosial
dengan memberikan informasi sosial serta faktor-faktor yang
mempengaruhi

keputusan

perusahaan

untuk

mengungkapkan

informasi sosial di dalam laporan keuangan tahunan pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Hampir

semua

perusahaan

mengungkapkan

kinerja

ekonominya, hal ini disebabkan oleh dikeluarkannya surat keputusan
No. Kep-150/Men/2000 oleh Menteri Tenaga Kerja tentang
penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di
perusahaan. Serta dikeluarkannya PSAK No. 57 tentang kewajiban
diestimasi, kewajiban kontinjensi dan Aktiva kontinjensi yang

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2001. Hal ini berarti
perusahaan akan mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan
yang menghendakinya. Sedangkan pada perusahaan perbankan dan
asuransi sebagian besar (lebih dari 50%) mengungkapkan informasi
mengenai pengembangan sumber daya manusianya dibandingkan
dengan industri yang lain. Hal ini karena industri ini sangat
tergantung

pada

memberikan

kemampuan

jasanya

kepada

manusia
pelanggan.

(karyawan)

dalam

Perusahaan dengan

kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri
yang memiliki risiko politis yang tinggi (high-profile) cenderung
mengungkapkan informasi sosial yang lebih banyak dibandingkan
perusahaan lain.
2. Sayekti

Dan Wondabio (2007) “Pengaruh CSR Disclosure

Terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris Pada
Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari
pengungkapan informasi Corporate Social Responsibility (CSR)
dalam laporan tahunan perusahan terhadap respon pasar terhadap
laba perusahaan (earning response coefficient, ERC). Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan
tahun 2005. Pengujian empiris atas sampel tersebut menunjukkan
bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR berpengaruh negatif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

terhadap besarnya ERC. Tujuan dari penelitian adalah untuk menguji
pengaruh dari tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan
tahunan perusahaan terhadap ERC. Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 108 laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2005.
Kesimpulan

dari

pengujian

analisa

regresi

berganda

yang

menggunakan metode regresi ordinary least square (OLS) crosssectional dengan memasukkan variabel beta (sebagai proksi risiko)
dan price-to-book value (sebagai proksi dari growth opportunities)
menunjukkan hasil yang mendukung hipotesa yang diajukan dalam
penelitian ini. Bukti empiris penelitian ini mendukung hipotesa yang
menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR dalam
laporan tahunan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa investor mengapresiasi
informasi CSR yang diungkapan dalam laporan tahunan perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan bagi para
pelaku usaha, investor, lembaga pasar modal terkait, serta para
penyusun

standar

akuntansi

bahwa

mungkin

sudah

harus

dipertimbangkan untuk mengatur mengenai pengungkapan informasi
CSR dalam laporan tahunan perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu diatas terdapat perbedaan
dan persamaan penelitian yang akan dilakukan, perbedaannya
terdapat pada waktu, tempat penelitian, dan Variabel bebas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

penelitian yang digunakan. Sedangkan persamaannya adalah sama–
sama membahas mengenai Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan.
Jadi penelitian kali ini bukan merupakan duplikasi dari
penelitian sebelumnya, meskipun diakui penelitian terdahulu mampu
mendukung penelitian sekarang.

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pasar Modal
Definisi pasar modal menurut Sunariyah (2004:2) adalah
sebagai berikut:
a. Definisi dalam arti luas: Pasar modal adalah kebutuhan system
keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan
semua perantara di bidang keuangan, serta surat-surat berharga /
klaim jangka panjang dan jangka pendek, primer dan yang tidak
langsung.
b. Dalam arti menengah: Pasar modal adalah semua pasar yang
terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan
warkat-warkat kredit (biasanya) yang berjangka waktu lebih dari
satu tahun termasuk saham-saham, obligasi-obligasi, pinjaman
berjangka hipotek dan tabungan serta deposito berjangka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

c. Dalam arti sempit: Pasar modal adalah tempat pasar terorganisir
yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi-obligasi
dengan memakai makelar, komisioner dan para underwriter.
Secara

umum Sunariyah (2004:3)

juga

menyebutkan

pengertian pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkret
dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana yang bersifat
abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar-lembar surat berharga
di bursa efek.

2.2.1.1. Fungsi dan Peranan Pasar Modal
Menurut Husnan (2009:4) pasar modal menjalankan fungsi
ekonomi dan keuangan, dalam melaksanakan fungsi ekonominya,
pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari
lender ke borrower, sedangkan fungsi keuangan dilakukan dengan
menyediakan dana tanpa harus terikat langsung dalam kepemilikan
aktiva riil yag diperlukan untuk investasi tersebut.
Widiatmodjo (2006:14) menjelaskan peranan pasar modal
dalam kegiatan ekonomi yaitu menjadi salah satu sumber untuk
kemajuan ekonomi. Hal ini disebabkan karena pasar modal dapat
menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan–perusahaan dan
digolongkan sebagai sumber pembiayaan modern.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Secara umum dapat dijelaskan bahwa dengan adanya pasar
modal, maka perusahaan–perusahaan akan lebih mudah memperoleh
dana sehingga kegiatan ekonomi di berbagai sektor dapat
ditingkatkan. Terjadinya peningkatan kegiatan ekonomi, akan
menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja yang luas yang
dengan sendirinya dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar,
sehingga secara langsung dapat berpengaruh dalam mengurangi
jumlah pengangguran.
Dijualnya saham di pasar modal berarti masyarakat diberi
kesempatan untuk memiliki dan menikmati keuntungan yang
diperoleh perusahaan, dengan kata lain pasar modal dapat membantu
pemerintah ingin meng-Indonesia-kan akan kultur ekonomi yang
sehat.

2.2.1.2. J enis-jenis Pasar Modal
Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan
beberapa cara, umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis
ataupun

bentuk

pasar

modal

dimana

sekuritas

diperjualbelikan. Menurut Sunariyah (2004:10),

tersebut

jenis-jenis pasar

modal tersebut ada beberapa macam, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

a. Pasar Perdana (primary market)
Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
diperdagangkan

di

pasar

sekunder.

Pengertian

tersebut

menunjukkan bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang
memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang
dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham
dicatatkan di bursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten)
berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.
Peranan penjamin emisi pada pasar perdana selain menentukan
harga saham, juga melaksanakan penjualan saham kepada
masyarakat sebagai calon investor. Dari uraian diatas menegaskan
bahwa saham yang diterbitkan emiten pertama kali dan dari hasil
penjualan

saham

tersebut

keseluruhannya

sebagai

modal

perusahaan.
b. Pasar Sekunder (secondary market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah
melewati masa penawaran pada pasar perdana. Harga saham di
pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara
pembeli dan penjual. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas,
setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Dibandingkan
dengan perdagangan pasar perdana, perdagangan pasar sekunder
mempunyai volume perdagangan yang jauh lebih besar. Namun
demikian, hasil penjualan saham disini biasanya tidak lagi masuk
modal perusahaan.
c. Pasar ketiga (third market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain
di luar bursa (over the counter market). Di Indonesia, pasar ketiga
ini disebut bursa pararel. Dimana menurut Pakdes 1989 bursa
pararel merupakan suatu sistem

perdagangan efek

yang

terorganisasi oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek
dengan diawasi oleh badan Pengawasan Pasar Modal.
d. Pasar Keempat (fourth market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antara
investor atau dengan kata lain pengalihan saham dari pemegang
saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang
efek. Bentuk transaksi dalam perdagangan semacam ini biasanya
dilakukan dalam jumlah besar (block sale).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.2.1.3. Instr umen Pasar Modal
Pada umumnya dana–dana yang diperjualbelikan adalah
berupa surat–surat berharga yang terdiri dari berbagai macam
bentuk. Bentuk–bentuk surat berharga ini disebut dengan efek.
Pengertian efek menurut UU RI No 8 tahun 1995, tentang
efek yang dikutip oleh Husnan (2009:3). Efek adalah selembar kertas
yang menunjukan hak pemegang surat tersebut untuk memperoleh
bagian dari prospek atau kekayaan lembaga yang menerbitkan
sekuritas tersebut. Instrumen pasar modal menurut Sunariyah yang
dikutip oleh Paris Ma’ruf (2002) adalah :
1. Saham
Saham adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan.
Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham paling dominan
diperdagangkan, selanjutnya saham dapat dibedakan antara saham
biasa dan saham perferen.
a. Saham biasa
Pada saham biasa pemegang saham tidak memperoleh hak
istimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk
memperoleh

deviden

sepanjang

perseroan

memperoleh

keuntungan. Pada likuidasi perseroan pemilik saham memiliki
hak memperoleh sebagian dari kekayan perseroan setelah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

tagihan kreditur dilunasi. Namun itu adalah hak umum bukan
hak istimewa.
b. Saham preferen
Sedangkan

pada

saham

preferen,

pemegang

saham

memperoleh hak untuk mendapat deviden atau bagian
kekayaan pada saat likuidasi perusahaan, lebih dulu dari saham
biasa.
Dalam pemilihan Dewan Komisaris, pemilik saham biasa
mempunyai hak suara yang pada kelanjutannya akan
mengangkat pejabat–pejabat untuk mengelola perusahaan,
sedangkan pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara.
2. Obligasi
Obligasi adalah bukti hutang dari emiten yang dijamin oleh
penanggung yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji
lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada
tanggal jatuh tempo, yaitu
a. Obligasi biasa
Merupakan tanda hutang yang diterbitkan oleh pemerintah atau
swasta dengan jumlah pembayaran bunga secara tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

b. Obligasi konversi
Obligasi

yang setelah jangka

waktu

tertentu, dengan

pertimbangan dan atau harga tertentu, dapat ditukarkan
menjadi saham perusahaan emiten.
3. Derivatif dari Efek
a. Right
Right ini menunjukan bukti hak memesan terlebih dahulu yang
melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang
saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan oleh
perusahaan sebelum saham tersebut ditawarkan kepada pihak
lain.
b. Warrant
Warrant merupakan opsi untuk membeli sejumlah saham
dengan harga tertentu. Warrant sering dipergunakan dalan
penerbitan obligasi, karena jika suatu obligasi disertai dengan
warrant, investor tidak hanya akan memperoleh bunga tetap
dari pembelian obligasi, tetapi juga opsi untuk membeli saham
dengan bunga tertentu.

2.2.2. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi,
peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria
pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan,
dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integrasi dari laporan keuangan”.
(PSAK, 2009:14)
Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan hasil
usaha suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui keuangan yang
merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang terdiri dari
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan kejadian keuangan
selama periode tertentu yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan
laporan keuangan lainnya.

2.2.2.1. J enis Lapor an Keuangan
Menurut Kasmir (2007:15), laporan keuangan yang lengkap
biasanya terdiri dari:
a. Neraca

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan posisi keuangan
d. Catatan atas laporan keuangan
Setiap laporan keuangan utama harus diikuti dengan
pernyataan bahwa catatan atas laporan keuangan adalah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara
keseluruhan. Laporan keuangan disusun dalam rangka mencapai atau
memperoleh penjelasan yang cukup disebut dengan laporan bentuk
pendek. Bila laporan bentuk ini ditambah dengan penjelasan
tambahan yang diperlukan guna penjelasan penuh. Laporan ini
disebut laporan bentuk panjang.
a.

Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi atau
keadaan keuangan, dengan demikian menunjukkan aktiva,
kewajiban dan modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu. neraca mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh
perusahaan.
2) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang
timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3) Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban.
b.

Laporan Laba Rugi, merupakan ringkasan aktivitas usaha
perusahaan pada periode tertentu yang melaporkan hasil usaha
bersih atas kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan
aktivitas lainnya. laporan keuangan laba rugi mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva.
2) Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi dalam
periode akuntasi tertentu dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal.

c.

Laporan perubahan posisi keuangan, perubahan posisi keuangan
dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana. Bapepam mewajibkan
emiten dan calon emiten menyampaikan laporan keuangan yang
dilengkapi dengan laporan perubahan posisi keuangan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

mengukur perubahan aktiva, kewajiban dan modal sendiri
selama suatu periode tertentu dalam bentuk arus kas (inflow)
arus kas keluar (outflow) dana. laporan arus kas harus
melaporkan

arus

kas

selama

periode

tertentu

dan

diklasifikasikan menurut aktivitas, operasi dan pendanaan.
d.

Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan

dan

memberikan

penjelasan

kualitatif

serta

kuantitatif terhadap laporan keuangan utama, sehingga tidak
menyesatkan pembacanya. Kewajiban untuk pemberian catatan
menurut Bapepam harus didasarkan pada

pertimbangan

materialitas berdasarkan persentase relatif. Untuk pihak-pihak
yang sifatnya khusus, baik karena sifat industri maupun
transaksinya perlu diuraikan dalam ikhtisar dan daftar informasi
tambahan.

2.2.2.2. Tujuan Lapor an Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari
posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas
yang meliputi:
(a)

Aset;

(b)

Liabilitas;

(c)

Ekuitas;

(d)

Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(e)

Kontribusi dari

dan

distribusi

kepada

pemilik

dalam

kapasitasnya sebagai pemilik;dan
(f)

Arus Kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat

dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan
dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

2.2.3. Rasio Keuangan Perusahaan
Menurut Kasmir (2007 : 245) mengelompokkan rasio
finansial yaitu antara lain :
1) Rasio likuiditas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2) Rasio leverage
Adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur sampai
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
3) Rasio aktivitas
Adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
seberapa besar aktivitas perusahaan dalam mengerjakan sumbersumber dananya.
4) Rasio profitabilitas
Adalah rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Dalam mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya
dapat dilakukan dengan dua macam cara perbandingan (2007 : 254) :
1) Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio rasio dari waktu - waktu lalu (ratio historis) atau dengan rasiorasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang
dari perusahaan yang sama.
2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio
perusahaan / company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari
perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio standart ) untuk
waktu yang sama.
Sedangkan menurut Kasmir (2007:263) mengelompokkan
beberapa rasio keuangan bank sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

• Rasio Likuiditas
Rasio

likuiditas

merupakan

rasio

untuk

mengukur

kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali
pencairan dana depositnya pada saat ditagih serta dapat
mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. (Kasmir, 2007
: 268) Adapun jenis rasio likuiditas yang digunakan adalah :
a). Assets to Loan Ratio (ALR)
Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang
dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukkan
semakin rendahnya tingkat likuiditas bank. Rumus yang
digunakan (Kasmir, 2007 : 270), adalah:
ALR =

Total Loans
Total Assets

x 100%

b). Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk
mengukur

komposisi

jumlah

kredit

yang

diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal
sendiri yang digunakan. Rumus yang digunakan (Kasmir,
2007 : 272), adalah:
L DR =

Loans
x 100%
Total Deposito + Equity

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27



Rasio Solvabilitas
Merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber
dana untuk membiayai kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini
merupakan alat untuk melihat kekayaan bank untuk melihat
efisiensi bagi pihak manajemn bank tersebut. (Kasmir, 2007 :
275) Adapun jenis rasio solvabilitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
Penilaian Capital ini didasarkan dengan metode CAR
(Capital Adequacy Ratio). Diukur dengan menggunakan skala
rasio dan satuan pengukuran adalah prosentase (%).(Kasmir, 2007
: 278)
CAR =



Total

Equity Capitall
x 100%
Loans + Securities

Rasio Rentabilitas
Rentabilitas rasio sering disebut profitabilitas usaha. Rasio
ini

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan, (Kasmir,
2007 : 279). Adapun jenis rasio rentabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
a). Net Profit Margin
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan net icome ditinjau dari sudut operating income-

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

nya. Sedangkan tinggi rasio, semakin baik hasil yang
ditunjukannya. (Kasmir, 2007 : 280)
NPM(NetProfitMargin)=

LabaBersih
x100%
OperatingIncome

b). Return on Equity (ROE)
Mengukur kemampuan bank untuk mengahasilkan laba dengan
membandingkan laba sebelum pajak dengan equity. (Kasmir,
2003 : 280)
ROE =

Net Income
x100%
Equity Capital

2.2.4. Cor por ate Social Responsibility (CSR)
Menurut Kotler dan Lee dalam Solihin (2009:5) ”Corporate
Social Responsibility is a commitment to improve community well
being through discretionary business practices and contribution of
corporate resources”(tanggung jawab sosial perusahaan adalah
kegiatan yang semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara
sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan
berkontribusi kepada sumberdaya perusahaan).
Menurut versi Bank Dunia dalam Laksiani (2008:45) definisi
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “Corporate Social
Responsibility (CSR) is the commitment of business to contribute to
sustainable economic development working with employees and their

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

representatives, the local community and society at large to improve
quality of life, in ways that are both good for business and good for
development” (Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
komitmen

bisnis

sebagai

kontribusi

untuk

keberlanjutan

perkembangan ekonomi yang bekerja sama dengan pekerja,
perwakilan mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk
memperbaiki kualitas hidup, dimana keduanya baik untuk bisnis
maupun pengembangan).
Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan
terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu: perlindungan
lingkungan, jaminan kerja, hak asasi manusia, interaksi dan
keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standart usaha, pasar,
pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan,
kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.
Sedangkan

menurut

Petkoski

dan

Twose

(2003)

mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
komitmen bisnis yang berperan untuk mendukung pembangunan
ekonomi,

bekerjasama

dengan

karyawan

dan

keluarganya,

masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk meningkatkan mutu
hidup mereka dengan berbagai cara yang menguntungkan bagi bisnis
dan pembangunan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

30

Sejauh ini definisi yang banyak digunakan adalah pemikiran
Elkington tentang triple bottom line. Menurut Elkington (1997)
dalam Laksiani (2008:45) Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah adanya segitiga dalam kehidupan stakeholders yang mesti
diperhatikan korporasi di tengah usahanya mencari keuntungan,
yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial, yang kemudian diilustrasikan
dalam bentuk segitiga.
Ebert (2003) mendefinisikan corporate social responsibility
sebagai usaha perusahaan untuk menyeimbangkan komitmenkomitmennya
individual

terhadap

dalam

kelompok-kelompok

lingkungan

perusahaan

dan
tersebut,

individualtermasuk

didalamnya adalah pelanggan, perusahaan-perusahaan lain, para
karyawan, dan investor. Corporate Social Responsibility (CSR)
memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi
tanggung jawab di bidang hukum (Darwin, 2004:33). Dalam
kemajuan industri sekarang, tekanan masyarakat kepada perusahaan
agar mereka melakukan pembenahan sistem operasi perusahaan
menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab
terhadap sosial sangat kuat, perkembangan tekhnologi dan industri
yang pesat dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan sekitar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

31

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
perusahaan-perusahaan diharapkan

selain memiliki komitmen

finansial kepada pemilik atau pemegang saham (shareholders), tapi
juga memiliki komitmen sosial terhadap para pihak lain yang
berkepentingan, karena CSR merupakan salah satu bagian dari
strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun tujuan dari
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah (Darwin, 2004:33):
1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan,
biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan
secara fundamental adalah baik.
2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi
adanya kontrak sosial di antara organisasi dan masyarakat.
Keberadaan

kontrak

sosial

ini

menuntut

dibebaskannya

akuntabilitas sosial.
3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.
Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) perlu diungkapkan dalam
perusahaan sebagai wuj

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek indonesia)

0 14 63

The Impact of Liquidity, Profitability, Solvency and Firm Size on Capital Structure of Company Listed in LQ45 Period 2010-2014

0 4 131

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 88

PENGARUH LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 75

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 86

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJEMEN, TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 102

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAPAT MEMPENGARUHI KUANTITAS PENGUNGKAPAN SOSIAL PERUSAHAAN LQ-45 YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 0 17

PENGARUH TINGKAT LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN TAMBANG DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25

PENGARUH UMUR PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Repository UNTAR

0 0 29