Modul Guru Pembelajar SLB,TK,SD,SMP,SMA,SMK Lengkap 2016

(1)

Peck, Davis. 2010.

General Chemistry.

Gambar 9.1 . titrasi asam basa

Asam klorida atau HCl dikenal sebagai Asam Lambung, karena di dalam lambung terdapat asam ini dalam konsentrasi 0,1 M. Ketika konsentrasi asam lambung meningkat biasanya orang makan antacid atau obat maag . Antacid berfungsi menetralkan kelebihan asam lambung karena mengandung senyawa yang bersifat basa. Reaksi antara senyawa asam dengan basa dalam jumlah mol yang sama dinamakan reaksi penetralan.

Konsentrasi larutan asam dapat ditentukan dengan menambahkan larutan basa dan menggunakan indikator asam basa dengan cara titrasi.Titration is the process in which a solution of one reactant, the titrant, is carefully added to a solution of another reactant, and the volume of titrant required for complete reaction is measured. (Peck, 2010). Titrasi merupakan proses penambahan larutan baku (larutan yang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dengan bantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Materi titrasi asam basa pada Kurikulum 2013 disajikan di kelas XI semester 1 SMA dengan Kompetensi Dasar (KD) sebagai berikut. KD dari Kompetensi Inti 3 (KI 3) Aspek Pengetahuan: 3.11. Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dari hasil titrasi asam basa. KD dari KI 4 aspek Keterampilan: 4.10 Memprediksi titik ekuivalen melalui titik akhir titrasi asam-basa.

Kompetensi guru pada diklat PKB – Modul D untuk materi ini adalah 20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung

TITRASI ASAM BASA

Poppy Kamalia Devi


(2)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

mata pelajaran kimia dan 20.1. Memahami konsep-konsep, hukum-hukum, dan teori-teori kimia meliputi struktur, dinamika, energetika dan kinetika serta penerapannya secara fleksibel.

A. TUJUAN

Setelah belajar dengan modul ini diharapkan peserta diklat dapat: 1. Memahami konsep titrasi asam basa.

2. Menentukan kadar zat dalam suatu produk berdasarkan data penelitian melalui titrasi asam basa.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi yang diharapkan dicapai melalui diklat ini adalah:

1. Menentukan jenis titrasi asam basa berdasarkan grafik titrasi; 2. Menentukan indikator yang tepat untuk titrasi asam/basa; dan

3. Menghitung kadar zat dalam suatu produk berdasarkan data penelitian

melalui titrasi asam basa”.

C. URAIAN MATERI

Pada uraian materi berikut, Anda dapat mempelajari konsep titrasi asam-basa, indikator asam basa, dan kurva titrasi

1. Konsep Titrasi Asam-Basa

Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam basa. Reaksi kimia pada titrasi dikenakan pada larutan yang sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya dan larutan yang sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui konsentrasinya dan larutan yang sudah diketahui volume dan

konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut “titran”

dan biasanya diletakkan dalam labu erlenmeyer, sedangkan zat yang telah

diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”, baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.

Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redoks untuk titrasi yang


(3)

melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Tingkat keasaman atau kebasaan dapat ditentukan dengan menggunakan asam atau basa yang ekivalen. Ekuivalen asam setara dengan satu mol ion hidronium (H+ atau H3O+). Sedangkan ekivalen basa setara dengan satu mol ion hidroksida

(OH-). Jika yang direaksikan adalah asam atau basa poliprotik (banyak ekivalen), maka setiap mol zat tersebut akan melepaskan lebih dari satu H+ atau OH-.

2. Proses Titrasi Asam Basa

Proses titrasi asam basa memerlukan berbagai alat dan bahan dan teknik-teknik melakukan titrasi.

Perangkat Titrasi Asam Basa

Untuk melakukan titrasi asam basa, diperlukan beberapa peralatan sebagai berikut

Sumber: Petrucci, Ralph H., et all, 2007, General Chemistry


(4)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Perangkat atau alat titrasi asam basa seperti yang tertera pada gambar selain itu ada-ada alat-alat lain untuk melakukan titrasi.Larutan yang akan dititrasi ditempatkan di dalam labu erlenmeyer. Beberapa indikator diteteskan ke dalam larutan tersebut. Buret diisi oleh larutan standar, perlahan-lahan diteteskan ke dalam larutan yang dititrasi sampai indikator berubah warna.

Bagaimana kita mengetahui cara menghentikan suatu proses titrasi, apakah ketika reaksi sudah selesai?. Dalam satu metode, beberapa tetes indikator ditambahkan pada larutan yang dititrasi. Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang memiliki sifat khas, yakni dapat berubah warnanya bergantung pada konsentrasi H+ dalam larutan. Setidaknya satu senyawa ini dapat menimbulkan warna yang sangat pekat walaupun indikator ditambahkan dalam jumlah yang sangat kecil.

Kita dapat menitrasi suatu larutan asam dengan konsentrasi tidak diketahui dengan menambahkan larutan standar natrium hidroksida dari buret (gambar 11-1). Sebuah buret umumnya dibuat dengan skala tertinggi 1 mL atau yang lebih rendah pada 0,1 mL sehingga memungkinkan pembacaan pada interval ± 0,02 mL (analis berpengalaman dapat melakukan pembacaan pada interval ± 0,01 mL). Orang yang melakukan titrasi dapat memilih indikator yang bisa merubah warna tepat pada titik ekivalen. Titik ekivalen adalah titik dimana sejumlah mol larutan asam tepat bereaksi dengan larutan basa. Titik dimana indikator merubah warna sehingga reaksi berhenti disebut titik akhir titrasi. Idealnya titik akhir bertepatan dengan titik ekivalen. Indikator fenolftalein tidak berwarna dalam larutan asam dan berwarna merah keunguan dalam larutan basa. Dalam suatu reaksi dimana larutan basa ditambahkan pada asam, fenolftalein biasa digunakan sebagai indikator. Titik akhir ditandai dengan adanya semburat warna merah muda yang muncul paling cepat setelah 15 detik larutan yang direaksikan dalam erlenmeyer.

Cara menghitung konsentrasi larutan titran atau titer dari data titrasi adalah sebagai berikut. Pada saat titik akhir titrasi atau saat indikator fenolftalein berubah warna yaitu pH = 7, akan dicapai titik ekivalen, maka :


(5)

Mol H+ = mol OH-. Oleh karena mol zat = volum larutan x molaritas, sehingga: Catatan:

V = volum

Masam = molaritas H+

Mbasa = molaritas OH

-Misalkan pada suatu percobaan titrasi didapat data sebagai berikut.

Tabel 9.1. Volum Titran dan Titer pada suatu titrasi asam basa

1. 10 mL HCl yang tidak diketahui konsentrasinya dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Pada titik akhir titrasi ternyata rata-rata volum NaOH 0,1 M yang digunakan adalah 12,52 mL. Hitung konsentrasi HCl yang dititrasi.

Penyelesaian :

Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa

10 mL x Masam = 12,52 mL x 0,1 M


(6)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Masam =

Jadi konsentrasi HCl adalah 0,125 M.

2. 10 mL HCl X M dititrasi oleh larutan Ba(OH)2 0,1 M diperlukan 15 mL.

Hitunglah konsentrasi HCl yang dititrasi.

Penyelesaian:

HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

Ba(OH)2(aq) Ba2+(aq) + 2 OH-(aq)

Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa

10 mL x Masam = 15 mL x 0,2 M

10 Masam = 3

Masam =

Molaritas asam = molaritas H+ = 0,3 M Jadi, konsentrasi HCl adalah 0,3 M.

3. 43,2 mL larutan NaOH 0,236 M bereaksi sempurna dengan 36,7 M larutan H2SO4. Berapakah konsentrasi larutan H2SO4 tersebut?

Penyelesaian :

H2SO4 + 2 NaOH Na2SO4 + 2 H2O

... mmol NaOH = 43,2 mL NaOH x

... mmol H2SO4 = 10,2 mmol NaOH x

...

3. Kurva Titrasi

Kurva titrasi menggambarkan alur pH terhadap volum asam atau basa yang ditambahkan pada saat titrasi. Pada kurva ini dapat dilihat titik ekivalen dari reaksi asam-basa pada titrasi.

Titik saat indikator merubah warna larutan disebut titik akhir. Titik ini ditentukan oleh nilai Ka indikator. Tabel 19-4 berikut menunjukkan beberapa indikator


(7)

Tabel 9.2. Indikator dan trayek pH

Umumnya, terjadi perubahan warna pada rentang pH 1,5 sampai 2,0.

Pada tabel 19-5 disajikan contoh pembuatan kurva titrasi asam kuat dengan basa kuat pada percobaan titrasi 100 mL HCl 0,1 M dengan 120 mL larutan NaOH 0,1 M. Setiap perubahan pH dicatat volum NaOH yang ditambahkannya. Data yang diperoleh tertera pada tabel berikut.

Tabel 9.3. Data titrasi untuk 100 mL HCl 0,1 M dengan NaOH

Setelah volume titrasi diketahui, maka data tersebut dibuat kurva titrasi. Kurva titrasi berikut dibuat berikut berdasarkan data pada tabel 19-5.


(8)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Gambar 9.4. Kurva Titrasi Asam lemah dengan basa kuat (Peck, 2010) (Sumber: Peck, Davis. 2010. General Chemistry)

Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.

Titrasi Asam Kuat vs Basa Kuat

Diagram berikut menunjukkan kurva pH penambahan asam kuat pada basa kuat. Bagian yang diarsir pada gambar tersebut adalah trayek pH untuk jingga metil dan fenolftalein.

Sumber: Peck, Davis. 2010. General Chemistry. Gambar 9.5. Trayek pH asam kuat dan basa kuat


(9)

Pada gambar terlihat bahwa tidak terdapat perubahan indikator pada titik ekivalen. Akan tetapi, kurva menurun tajam pada titik ekuivalen menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada volume asam yang ditambahkan apapun indikator yang anda pilih. Jika anda menggunakan fenolftalein, anda akan mentitrasi sampai fenolftalein berubah menjadi tak berwarna (pada pH 8,8) karena itu adalah titik terdekat untuk mendapatkan titik ekuivalen.

Jika menggunakan jingga metil, anda akan mentitrasi sampai bagian pertama kali muncul warna jingga dalam larutan. Pada titrasi ini penggunaan indikator fenolftalein akan lebih mudah menentukan titik akhir titrasi.

Titrasi asam kuat vs basa lemah

Sumber: Peck, Davis. 2010. General Chemistry. Gambar 9.4. Trayek pH asam kuat dan basa lemah

Kali ini adalah sangat jelas bahwa fenolftalein kurang berguna. Akan tetapi jingga metil mulai berubah dari kuning menjadi jingga sangat mendekati titik ekuivalen. Anda memiliki pilihan indikator yang berubah warna pada bagian kurva yang curam.


(10)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Asam lemah vs basa kuat

Sumber: Peck, Davis. 2010. General Chemistry. Gambar 9.5 Trayek pH asam lemah dan basa kuat

Kali ini, metil jingga tak baik digunakan! Akan tetapi, fenolftalein berubah warna dengan tepat pada tempat yang Anda inginkan.

Asam lemah vs basa lemah

Kurva berikut adalah untuk kasus dimana asam dan basa keduanya sebanding lemahnya – sebagai contoh, asam metanoat dan larutan amonia. Pada kasus yang lain, titik ekuivalen akan terletak pada pH yang lain.

Sumber: Peck, Davis. 2010. General Chemistry. Gambar 9. 6. Trayek pH asam lemah dan basa lemah

Anda dapat melihat bahwa kedua indikator tidak dapat digunakan. Fenolftlein akan berakhir perubahannya sebelum tercapai titik ekuivalen, dan jingga metil jauh ke bawah sekali.


(11)

Karena pH titik ekuivalen berbeda pada setiap titrasi maka pemilihan indikator untuk titrasi berbagai asam basa tidak dapat digeneralisasikan.

Larutan natrium karbonat dan asam hidroklorida encer

Berikut ini adalah kasus yang menarik. Jika anda menggunakan fenolftalein atau jingga metil, keduanya akan memberikan hasil titrasi yang benar akan tetapi harga dengan fenolftalein akan lebih tepat dibandingkan dengan bagian jingga metil yang lain.

Sumber: Peck, Davis. 2010. General Chemistry.

Gambar 9.7. Trayek pH larutan natrium karbonat dan asam hidroklorida encer

Hal ini terjadi bahwa fenolftalein selesai mengalami perubahan warnanya pada pH yang tepat dengan titik ekuivalen pada saat untuk pertama kalinya natrium hidrogen karbonat terbentuk.

Perubahan warna jingga metil dengan tepat terjadi pada pH titik ekuivalen bagian kedua reaksi.


(12)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

1. Jika 20,60 mL larutah HCl 0,0100 M digunakan untuk mentitrasi 30,00 mL larutan NaOH sampai titik ekivalen, berapakah konsentrasi larutan NaOH ? indikator apakah yang dapat digunakan dalam titrasi tersebut?

Penyelesaian:

HCL + NaOH NaCl + H2O

Mol HCl = M x V = (0,0100 mol/L) (0,02060 L) = 0,000206 mol

Mol NaOH = mol HCl karena perbandingan ekivalen HCl dan NaOH adalah 1:1, maka mol NaOH adalah 0,000206 mol

Konsentrasi NaOH:

Indikator yang sesuai untuk titrasi asam kuat dengan basa kuat adalah indikator jingga metil atau fenolftalein.

2. Perhatikan kurva berikut:

Jika larutan yang dipakai untuk titrasi adalah HCl 0,1 M. Tentukan konsentrasi larutan NaOH yang dititrasi !

Penyelesaian:

Berdasarkan kurva di atas terlihat bahwa titik ekuivalen terjadi saat volume HCl adalah 40 mL. Data yang dapat diperoleh dari kurva tersebut :

VHCl = Va = 40 mL

MHCl = Ma = 0,1 M

nHCl = na = 1 (n adalah valensi)

VNaOH = Vb = 20 mL

MNaOH = Mb = ...?

mNaOH = nb = 1


(13)

dengan demikian, konsentrasi NaOH adalah Vb . Mb . nb = Va . Ma . na

Mb =

3.Perhatikan grafik titrasi asam lemah oleh basa kuat berikut !

20 mL CH3COOH dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,05 M. Konsentrasi

larutan CH3COOH dan pH larutan pada titik C adalah . . . .

Penyelesaian :

CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

Pada titik ekuivalen, titik C, larutan bersifat basa karena hidrolisis parsial dari garam yang terbentuk (CH3COONa), sehingga pH ˃7.

Konsentrasi larutan CH3COOH:

Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa

Mbasa =

Mbasa =

= 0,15 M

4. Perhitungan Jumlah Pereaksi atau Hasil Reaksi melalui Reaksi Penetralan atau Titrasi

Pada reaksi penetralan jumlah mol ion H+ sama dengan jumlah ion OH-. Atas dasar itu jumlah pereaksi atau hasil reaksi dapat diperhitungkan. Perhatikan cara perhitungannya pada contoh soal berikut.


(14)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

1. 50 mL larutan NaOH dinetralkan melalui titrasi oleh 25 mL larutan HCl 0,2 M. Berapa massa NaOH yang terdapat pada larutan tersebut?

Penyelesaian :

VAMA = VBMB

25 mL.0,2 M = 50 mL. MNaOH

MNaOH =

Jumlah mol NaOH pada larutan tersebut = 50 mL x 0,1 mmol = 5.10-3 mol. Massa NaOH yang terdapat dalam larutan tersebut = 5.10-3 x 40 = 0,2 gram.

2. Sebanyak 250 mL H2SO40,1 M dapat dinetralkan melalui titrasi oleh larutan

KOH 0,3 M. Berapa mL volum KOH yang diperlukan?

Penyelesaian :

H2SO4 2 H+ + SO4

2-0,1 M 0,2 M

VA . MA = VB . MB

250 mL. 0,2 M = VB . 0,3 M

VKOH =

3. 40 mL larutan NH4OH 0,2 M dicampurkan dengan 100 mL larutan HCl 0,02

M. Hitung berapa gram garam yang terbentuk ! ( Ar N = 14, H = 1, Cl = 35,5)

Penyelesaian :

Persamaan reaksi:

NH4OH(aq) + HCl(aq) NH4Cl(aq) + H2O(l)

NH4OH yang ada = 40 mL x 0,2 mmol mL-1 = 8 mmol

HCl yang ada = 100 mL x 0,02 mmol mL-1 = 2 mmol

Pada persamaan reaksi, mol NH4OH ~ mol HCl maka HCl yang habis

bereaksi = 2 mmol

NH4Cl yang terbentuk = = 2 mmol

NHCl yang terbentuk = 2 x 53,5 = 107 mg

Contoh Soal


(15)

D. AKTIVITAS PEMBELAJARAN

Setelah mengkaji materi tentang Titrasi Asam Basa, Anda dapat mencoba melakukan eksperimen titrasi. Anda juga dapat mendiskusikan bagaimana membuat kurva titrasi berdasarkan data eksperimen. Contoh lembar kerja eksperimen dan noneksperimen adalah sebagai berikut :

Titrasi Asam Basa I. Tujuan :

Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH melalui titrasi asam-basa

Konsep :

Titrasi merupakan salah satu aplikasi stoikiometri larutan. Pada umumnya digunakan dalam penentuan konsentrasi asam atau basa (titrasi asam basa atau asidi alkalimetri). Proses ini melibatkan larutan yang konsentrasinya sampai pada titik stoikiometri atau titik ekivalen. Namun pada prakteknya titik ekivalen ini tidak bisa diamati langsung dari percobaan. Yang bisa diamati adalah titik dimana saat warna indikator tepat berubah warna (titrasi dihentikan) yang disebut titik akhir titrasi.

II. Alat dan Bahan : Alat :

- Buret - Corong

- Erlenmeyer - Statif


(16)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

Bahan :

- Larutan HCl dengan konsentrasi yang belum diketahui

- Larutan Fenolftalein

- Larutan NaOH 0,1 M

- Aquades

IV. Langkah kerja :

1. Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M dan catat pembacaan buret

2. Masukkan 5 mL larutan HCl ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 5 mL aquades

3. Tambahkan 2 tetes larutan fenolftalein

4. Lakukan titrasi dengan cara menenteskan larutan NaOH dari buret ke dalam labu erlenmeyer sambil diguncangkan. Penetesan larutan dihentikan jika larutan dalam erlenmeyer menjadi merah muda dan warna itu tidak menghilang jika erlenmeyer diguncangkan.

5. Catat volume NaOH yang digunakan 6. Ulangi percobaan 2-3 kali

V. Pengamatan :

Konsentrasi larutan NaOH diketahui adalah . . . M Pembacaan buret berisi larutan NaOH :

Percobaan Ke -

Volume NaOH (mL)

Awal (V1) Akhir (V2) Terpakai (V2-V1)

1 2 3

VI.Perhitungan :


(17)

E. LATIHAN DAN TUGAS

Pilihan ganda

1. Pernyataan di bawah ini yang benar mengenai pengertian titrasi asam basa adalah . . . .

A. Analisis yang berkaitan dengan volume-volume larutan pereaksi B. Suatu cara menentukan konsentrasi larutan basa jika konsentrasi

larutan asam diketahui

C. Kondisi pada saat perbandingan jumlah mol asam dan jumlah mol basa dengan perbandingan koefisien asam dan koefisien basa menurut persamaan reaksi.

D. Cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi secara tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan lain.

Volume rata-rata NaOH yang digunakan : . . . mL Volume HCl yang digunakan : . . . mL

VI. Pertanyaan :

1. Tuliskan persamaan reaksi dari percobaan di atas !

... ... 2. Berapa konsentrasi larutan HCl tersebut ?

... ... 3. Faktor-faktor apa saja yang bisa menyebabkan kesalahan pada

percobaan titrasi ?

... ... 4. Apa kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan ?

... ...


(18)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

2. Jika 20 mL asam fosfat Hl04 0,1 M dititrasi dengan larutan natrium

hidroksida (NaOH) 0,2 M hingga tepat berubah menjadi HPO maka volume basa yang diperlukan adalah . . . .

A. 10 mL B. 20 mL C. 25 mL D. 100 ml

3. Jika 20 mL larutan NaOH 0,1 M dapat dinetralkan oleh 25 mL larutan H2SO4

maka 1 liter H2SO4 mengandung H2SO4 sebanyak . . . .

A. 0,04 mol B. 0,05 mol C. 0,08 mol D. 0,25 mol

4. Perhatikan contoh titrasi berikut :

I. Titrasi 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M

II. Titrasi 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M

III. Titrasi 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan larutan NH3 0,1 M

IV. Titrasi larutan 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NH3 0,1

M

Dari contoh titrasi di atas yang merupakan titrasi asam kuat dan basa lemah adalah . . . .

A. I dan II B. I dan III C. II dan III D. III dan IV

5. Seorang siswa mereaksikan 100 mL larutan NaOH 0,5 M dengan 50 mL larutan HCl 1,0 M. Mol NaOH dengan HCl sebelum reaksi adalah . . . .

A. 0,05 mol NaOH dan 0,1 mol HCl B. 0,05 mol NaOH dan 0,05 mol HCl C. 0,2 mol NaOH dan 0,2 mol HCl D. 0,5 mol NaOH dan 0,05 mol HCl


(19)

6. Perhatikan grafik titrasi asam basa berikut!

Pernyataan yang benar terkait gambar di atas adalah . . . .

A. (1) titrasi asam kuat dengan basa kuat, (2) titrasi basa kuat dengan asam kuat

B. (1) titrasi basa kuat dengan asam kuat, (2) titrasi asam lemah dengan basa kuat

C. (1) titrasi asam kuat dengan basa kuat, (2) titrasi basa lemah dengan asam kuat

D. (1) titrasi asam lemah dengan basa kuat, (2) titrasi basa lemah dengan asam kuat.


(20)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

7. Di titrasi 25 mL NH3 0,1 M dengan penambahan HCl 0,1 M sebanyak 10 mL,

20 mL, 25 mL, 30 mL, 40 mL, 50 mL. Berdasarkan data pada tabel di bawah ini grafik titrasi yang sesuai adalah

V HCl [H+] atau [H3O+] pH

0 1,3 x 10-3 [H+] 11,11

10 8,8 x 10-4 10,94

20 4,2 x 10-4 10,63

25 5,3 x 10-6 [H3O+] 5,28

30 9 x 10-3 2,05

40 2 x 10-2 1,7

50 3 x 10-2 1,52

A. C

D

B.

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 8.72 25 mL Titik ekuivalen pH

Volume HCl (mL)

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 5.28 25 mL Titik ekuivalen pH

Volume HCl (mL)

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2.05 30 mL Titik ekuivalen pH

Volume HCl (mL)

0 10 20 30 40 50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 7 25 mL Titik ekuivalen pH


(21)

8. Indikator yang paling tepat digunakan untuk titrasi asam lemah CH3COOH

0,1 M dengan basa kuat NaOH 0,1 M adalah . . . . A. Metil merah (rentang pH 3,5 – 4,8)

B. Brom kresol hijau (rentang pH 4,6 – 5,8) C. Brom timol biru (rentang pH 6,0 – 8,0) D. Fenolftalein (rentang pH 8,0 – 10,0)

9. Jika 20 mL HNO3 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M maka volum

basa yang dipergunakan untuk mencapai titik ekivalen adalah . . . . A. 10 mL

B. 20 mL C. 30 mL D. 40 mL

10. Seorang siswa sedang melakukan percobaan titrasi larutan CH3COOH

dengan larutan NaOH dan menggunakan indikator fenolftalein, titik akhir titrasi dicapai bila . . . .

A. Larutan dalam erlenmeyer tidak berwarna

B. Warna larutan dalam erlenmeyer menjadi biru tua C. Warna larutan dalam erlenmeyer menjadi merah tua D. Warna larutan dalam erlenmeyer menjadi merah muda

Latihan Soal Uraian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Tentukan molaritas KOH jika 5 mL asam klorida 0,1 M dapat dinetralkan oleh 10 mL larutan KOH.

2. 25 mL larutan H2SO4 dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Jika dibutuhkan 10

mL larutan NaOH, tentukanlah kemolaran larutan H2SO4 !

3. Perkirakan gambar grafik titrasi jika larutan NH3 dititrasi oleh HCl dan

CH3COOH dititrasi oleh NH3(aq).

4. 100 mL larutan Ca(OH)2 tepat dinetralkan oleh 100 mL larutan HCl 0,05 M.


(22)

PPPPTK IPA

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan - KEMDIKBUD

5. Jika 20,60 mL larutan HCl 0,0100 M digunakan untuk mentitrasi 30,00 mL larutan NaOH sampai titik ekivalen, berapakah konsentrasi larutan NaOH?

F.

RANGKUMAN

1. Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa dengan jumlah mol ion H+ = mol ion OH-.

2. Titrasi asam-basa adalah penambahan larutan standar atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan asam atau basa sampai sasana netral.

3. Titik ekivalen yaitu titik saat jumlah mol larutan standar tepat bereaksi dengan jumlah mol larutan sampel.

4. titik akhir titrasi adalah titik saat indikator menunjukkan gejala yang menandai bahwa titik ekuivalen telah tercapai

5. Grafik titrasi menggambarkan alur pH terhadap volum asam atau basa yang ditambahkan pada saat titrasi

6. Titrasi asam-basa menggunakan rumus : Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa

Catatan :

V = volum

Masam = molaritas H+

Mbasa = molaritas OH-

G. UMPAN BALIK

Setelah menyelesaikan soal latihan ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan pembelajaran berikutnya, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari


(23)

G. KUNCI JAWABAN

No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


(1)

hidroksida (NaOH) 0,2 M hingga tepat berubah menjadi HPO maka volume basa yang diperlukan adalah . . . .

A. 10 mL B. 20 mL C. 25 mL D. 100 ml

3. Jika 20 mL larutan NaOH 0,1 M dapat dinetralkan oleh 25 mL larutan H2SO4

maka 1 liter H2SO4 mengandung H2SO4 sebanyak . . . .

A. 0,04 mol B. 0,05 mol C. 0,08 mol D. 0,25 mol

4. Perhatikan contoh titrasi berikut :

I. Titrasi 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M

II. Titrasi 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NaOH 0,1 M

III. Titrasi 25 mL larutan HCl 0,1 M dengan larutan NH3 0,1 M

IV. Titrasi larutan 25 mL larutan CH3COOH 0,1 M dengan larutan NH3 0,1

M

Dari contoh titrasi di atas yang merupakan titrasi asam kuat dan basa lemah adalah . . . .

A. I dan II B. I dan III C. II dan III D. III dan IV

5. Seorang siswa mereaksikan 100 mL larutan NaOH 0,5 M dengan 50 mL larutan HCl 1,0 M. Mol NaOH dengan HCl sebelum reaksi adalah . . . .

A. 0,05 mol NaOH dan 0,1 mol HCl B. 0,05 mol NaOH dan 0,05 mol HCl C. 0,2 mol NaOH dan 0,2 mol HCl


(2)

LISTRIK untuk SMP

Modul guru pembelajar Mata pelajaran Kimia SMA

6. Perhatikan grafik titrasi asam basa berikut!

Pernyataan yang benar terkait gambar di atas adalah . . . .

A. (1) titrasi asam kuat dengan basa kuat, (2) titrasi basa kuat dengan asam kuat

B. (1) titrasi basa kuat dengan asam kuat, (2) titrasi asam lemah dengan basa kuat

C. (1) titrasi asam kuat dengan basa kuat, (2) titrasi basa lemah dengan asam kuat

D. (1) titrasi asam lemah dengan basa kuat, (2) titrasi basa lemah dengan asam kuat.


(3)

20 mL, 25 mL, 30 mL, 40 mL, 50 mL. Berdasarkan data pada tabel di bawah ini grafik titrasi yang sesuai adalah

V HCl [H+] atau [H3O+] pH

0 1,3 x 10-3 [H+] 11,11

10 8,8 x 10-4 10,94

20 4,2 x 10-4 10,63

25 5,3 x 10-6 [H3O+] 5,28

30 9 x 10-3 2,05

40 2 x 10-2 1,7

50 3 x 10-2 1,52

A. C

D

B.

0 10 20 30 40 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 8.72 25 mL Titik ekuivalen pH

Volume HCl (mL)

0 10 20 30 40 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 5.28 25 mL Titik ekuivalen pH

Volume HCl (mL)

0 10 20 30 40 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2.05 30 mL Titik ekuivalen pH

Volume HCl (mL)

0 10 20 30 40 50 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 7 25 mL Titik ekuivalen pH


(4)

LISTRIK untuk SMP

Modul guru pembelajar Mata pelajaran Kimia SMA

8. Indikator yang paling tepat digunakan untuk titrasi asam lemah CH3COOH

0,1 M dengan basa kuat NaOH 0,1 M adalah . . . . A. Metil merah (rentang pH 3,5 – 4,8)

B. Brom kresol hijau (rentang pH 4,6 – 5,8) C. Brom timol biru (rentang pH 6,0 – 8,0) D. Fenolftalein (rentang pH 8,0 – 10,0)

9. Jika 20 mL HNO3 0,1 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,2 M maka volum

basa yang dipergunakan untuk mencapai titik ekivalen adalah . . . . A. 10 mL

B. 20 mL C. 30 mL D. 40 mL

10. Seorang siswa sedang melakukan percobaan titrasi larutan CH3COOH

dengan larutan NaOH dan menggunakan indikator fenolftalein, titik akhir titrasi dicapai bila . . . .

A. Larutan dalam erlenmeyer tidak berwarna

B. Warna larutan dalam erlenmeyer menjadi biru tua C. Warna larutan dalam erlenmeyer menjadi merah tua D. Warna larutan dalam erlenmeyer menjadi merah muda

Latihan Soal Uraian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Tentukan molaritas KOH jika 5 mL asam klorida 0,1 M dapat dinetralkan oleh 10 mL larutan KOH.

2. 25 mL larutan H2SO4 dititrasi oleh larutan NaOH 0,1 M. Jika dibutuhkan 10

mL larutan NaOH, tentukanlah kemolaran larutan H2SO4 !

3. Perkirakan gambar grafik titrasi jika larutan NH3 dititrasi oleh HCl dan

CH3COOH dititrasi oleh NH3(aq).


(5)

larutan NaOH sampai titik ekivalen, berapakah konsentrasi larutan NaOH?

F.

RANGKUMAN

1. Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa dengan jumlah mol ion H+ = mol ion OH-.

2. Titrasi asam-basa adalah penambahan larutan standar atau larutan yang telah diketahui konsentrasinya ke dalam larutan asam atau basa sampai sasana netral.

3. Titik ekivalen yaitu titik saat jumlah mol larutan standar tepat bereaksi dengan jumlah mol larutan sampel.

4. titik akhir titrasi adalah titik saat indikator menunjukkan gejala yang menandai bahwa titik ekuivalen telah tercapai

5. Grafik titrasi menggambarkan alur pH terhadap volum asam atau basa yang ditambahkan pada saat titrasi

6. Titrasi asam-basa menggunakan rumus : Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa

Catatan :

V = volum

Masam = molaritas H+

Mbasa = molaritas OH-

G. UMPAN BALIK

Setelah menyelesaikan soal latihan ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan pembelajaran berikutnya, namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari


(6)

LISTRIK untuk SMP

Modul guru pembelajar Mata pelajaran Kimia SMA

G. KUNCI JAWABAN

No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10