ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Ekonomi Pembangunan

Oleh :

SHELVY LIA AMEDIA
1011010010/ FEB/ EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI SEKTOR
INDUSTRI DI SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

SHELVY LIA AMEDIA
1011010010/ FEB/ EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA

Yang diajukan

Shelvy Lia Amedia
1011010010

Disetujui untuk Ujian Skripsi oleh:
Pembimbing Utama

Ir.Hamidah Hendrarini, M.Si
NIP. 196012271991031002

Tanggal:.......................

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Wakil Dekan I


Dr s. Ec. Rachman Suwaidi, MS
19603301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA

Yang diajukan

Shelvy Lia Amedia
1011010010

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh:

Pembimbing Utama

Ir.Hamidah Hendrarini, M.Si

NIP. 196012271991031002

Tanggal:.......................

Mengetahui
Ka.Progdi Ekonomi Pembangunan

Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA

Yang diajukan

Shelvy Lia Amedia

1011010010

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pembimbing Utama

Ir.Hamidah Hendrarini, M.Si
NIP. 196012271991031002

Tanggal:.......................

Mengetahui
Ka.Progdi Ekonomi Pembangunan

Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP
NIP. 196111201987032001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA
Disusun oleh :
SHELVY LIA AMEDIA
1011010010/FEB/EP
Telah Diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Pr ogr am Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional " Veter an" J awa Timur
Pada tanggal 15 Apr il 2014

Pembimbing :

Tim Penguji

Pembimbing Utama

Ketua

Ir . Hamidah Hendr ar ini, M.Si

SE, MS

Pr of. Dr. Djohan Mashudi,

Sekretaris

Ir . Hamidah Hendr ar ini, M.Si
Anggota

Drs. Ec. Wiwin Pr iana, MT

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur , SE, ME
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. Wb
Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul
“ANALISIS

BEBERAPA

FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

INVESTASI SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA”
Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi
persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada

jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati
yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dosen pembimbing Ibu Ir. Hamidah Hendrarini, M.Si yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dan terima kasih kepada banyak pihak, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan
banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi
ini.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Drs. Ec. Arif Bachtiar selaku dosen wali yang mana telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah dengan
ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan
dan pelayanan akademik bagi peneliti.
6. Terucap hormat khusus kepada kedua orangtuaku yang senantiasa
memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tak
terhingga.
7. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2010 khususnya yang
telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan
skripsi hingga selesai.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untukpenelitian
selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surabaya, April 2014


Peneliti

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................

i

Daftar Isi ...........................................................................................................

iii

Daftar Tabel .....................................................................................................

viii

Daftar Gambar ................................................................................................

viii

Daftar Lampiran .............................................................................................

ix

Abstraksi ..........................................................................................................

x

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...........................................................................

1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................................

5

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................

5

1.4. Manfaat Penelitian......................................................................

6

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu ....................................................................

7

2.2. Landasan Teori ...........................................................................

11

2.2.1. Teori Investasi ...................................................................

11

2.2.1.1.Pengertian Investasi .................................................

11

2.2.1.2. Jenis-Jenis Investasi ........................................... ..

15

2.2.1.3. Faktor-Faktor Yang Menentukan Investasi ........ .

16

2.2.2. Industri ............................................................................... .
2.2.2.1. Pengertian Industri............................................... ..

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18
18

2.2.2.2. Macam-Macam Industri....................................... .

19

2.2.3. Produksi......................................................................... .

21

2.2.3.1. Pengertian Produksi.............................................. .

21

2.2.3.2. Jenis-Jenis Produksi...............................................

21

2.2.3.3. Sistem Produksi.....................................................

22

2.2.4. Produk Domestik Regional Bruto...................................

23

2.2.4.1. Pengertian PDRB...................................................

23

2.2.4.2. Penyajian Produk Domestik Regional Bruto..........

23

2.2.4.3. Hubungan PDRB Terhadap Investasi....................

25

2.2.5. Kurs Valas ........................................................................... .. 25
2.2.5.1. Pengertian Kurs Valas...........................................

25

2.2.5.2. Sistem Kurs Valas.................................................

26

2.2.5.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan
Nilai Tukar Mata Uang..........................................

27

2.2.5.4.Hubungan Kurs Valas Terhadap Investasi .............

29

2.2.6. Tenaga Kerja.................................................................. .

29

2.2.6.1. Pengertian Tenaga Kerja..................................... ..

29

2.2.6.2. Hubungan Tenaga Kerja dan Investasi............... ..

31

2.2.7. Inflasi............................................................................ ..

31

2.2.7.1. Pengertian Inflasi............................................... ...

31

2.2.7.2. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya............................ ..

32

2.2.7.3. Inflasi Berdasarkan Asal-Usulnya...................... ..

33

2.2.7.4. Cara Mencegah Inflasi........................................ ..

33

2.2.7.5. Hubungan Inflasi Terhadap Investasi ....................

35

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III

BAB IV

2.3. Kerangka Konseptual............................................................ ....

35

2.4. Hipotesis....................................................................................

37

METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi operasional dan Pengukuran variabel .........................

38

3.2. Teknik Penentuan Sampel .........................................................

39

3.3. Teknik Pengumpulan Data.........................................................

39

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ............................................

40

3.4.1. Teknik Analisis ................................................................

40

3.4.2. Uji Hipotesis......................................................................

41

3.5. Asumsi klasik (BLUE).......................................................... ..

44

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................

48

4.1.1. Keadaan Umum Kota Surabaya ............................................

48

4.1.2. Geografis dan Topografi Kota Surabaya ..............................

49

4.1.3. Kependudukan ........................................................................

50

4.1.4. Investasi Sektor Industri Di Surabaya ...................................

51

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................

52

4.2.1. Deskripsi Investasi Sektor Industri .......................................

52

4.2.2. Deskripsi PDRB Sektor Industri ...........................................

54

4.2.3. Deskripsi Kurs Valuta Asing .................................................

55

4.2.4. Deskripsi Jumlah Tenaga Kerja .............................................

56

4.2.5. Deskripsi Tingkat Inflasi......................................... ..............

57

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.3. Analisis Regresi.............................................................. 59
4.3.1. Pengujian Adanya Pelanggaran – Pelanggaran Asumsi –Asumsi
Klasik .......................................................................................... 59

BAB V

4.3.1.1. Uji Multikolinieritas ............................................................

59

4.3.1.2. Uji Autokolerasi ..................................................................

60

4.3.1.3. Uji Heterokedasitas .............................................................

61

4.3.2. Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis...................... ..........

63

4.3.2.1. Uji Hipotesis Secara Simultan................................ ...........

65

4.3.2.2. Uji Hipotesis Secara Parsial................................... ............

66

4.3.3. Pembahasan............................................................ ...............

73

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................

75

5.2. Saran ...........................................................................................

75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
SEKTOR INDUSTRI DI SURABAYA
Oleh :
SHELVY LIA AMEDIA
Abstraksi
Saat ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal
ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula
kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang
dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data time series
pada tahun 1997 sampai dengan 2011. Analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah regresi linier berganda dan variabel yang digunakan adalah PDRB
sektor industri (X1), Kurs Valas (X2), Jumlah Tenaga Kerja (X3), Tingkat Inflasi
(X4) Investasi Sektor Industri di Surabaya (Y) sebagai variabel terikatnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa PDRB Sektor Industri (X1),
Kurs Valas (X2), Jumlah Tenaga Kerja (X3), Tingkat Inflasi (X4) secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Investasi Sektor Industri di Surabaya (Y).
Ditunjukkan dengan Fhitung = 6,848 > Ftabel = 3,48 sedangkan secara parsial,
variabel PDRB Sektor Industri (X1) tidak berpengaruh terhadap investasi sektor
industri di Surabaya ditunjukkan dengan thitung = 0,058 < ttabel = 2,228, Kurs Valas
(X2) berpengaruh terhadap investasi sektor industri di Surabaya ditunjukkan
dengan thitung = -2,932 < ttabel = -2,228. Variabel jumlah Tenaga Kerja (X3)
berpengaruh terhadap investasi sektor industri di Surabaya ditunjukkan dengan
thitung = 3,812 > ttabel = 2,228 Variabel Tingkat Inflasi (X4) tidak berpengaruh
terhadap investasi sektor industri di Surabaya ditunjukkan dengan thitung = 0,041 <
ttabel = 2,228.
Kata Kunci : Investasi Sektor Industri, PDRB Sektor Industri, Kurs Valas,
Jumlah Tenaga Kerja dan Tingkat Inflasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALYSIS OF SOME FACTORS AFFECTING THE INVESTMENT
SECTOR INDUSTRY IN SURABAYA
by :
SHELVY LIA AMEDIA
ABSTRACT
Today many countries that do policy aims to increase domestic investment
or foreign capital. This is done by the government because investment activities
will also encourage economic activity of a country, employment, the resulting
increase in output, foreign exchange savings or even the addition of foreign
exchange .
In this study using secondary data is data time series in 1997 through 2011.
Analysis used in this study is a multiple linear regression and the variables used
are industrial sector PDRB (X1), Foreign Currency Exchange (X2), Workforce
(X3), Inflation Rate (X4) Industry Sector Investment in Surabaya (Y) as the
dependent variable.
The results of this study indicate that the Industrial Sector PDRB (X1),
Foreign Currency Exchange (X2), Workforce (X3), Inflation Rate (X4)
simultaneously significant effect on the Industrial Sector Investment in Surabaya
(Y). Indicated by F value = 6.848 > F = 3.48 while partial, Industry Sector PDRB
variable (X1) has no effect on investment in the industrial sector Surabaya
indicated by tarithmetic = 0.058 < ttable = 2.228, Foreign Currency Exchange (X2)
effect on the investment industry Surabaya indicated by tarithmetic = -2.932 < ttable =
2.228. Variable number of Labor (X3) effect on investment in the industrial sector
Surabaya indicated by tarithmetic = 3.812 > ttable = 2.228 Variable Inflation rate (X4)
does not affect the investment industry in Surabaya indicated by t arithmetic = 0.041 <
t table = 2.228 .
Keywords : Investment Industry Sector, Industrial Sector PDRB, Currency
Exchange, Workforce and Inflation.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Investasi sering juga disebut penanaman modal atau pembentukan
modal. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam
modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang

modal atau

perlengkapan - perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa - jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan sebagai investasi jika
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi. Investasi merupakan
hal yang penting dalam perekonomian.
Dalam pembangunan ekonomi, investasi mempunyai dua peran
penting. Pertama, peran dalam jangka pendek berupa pengaruhnya terhadap
permintaan agregat yang akan mendorong meningkatnya output dan
kesempatan kerja. Kedua, efeknya terhadap pembentukan kapital. Investasi
akan menambah berbagai peralatan, mesin, bangunan dan sebagainya. Dalam
jangka panjang, tindakan ini akan meningkatkan potensi output dan
mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Saat ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing.
Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong
pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan
output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi, dengan posisi
semacam itu investasi pada hakekatnya merupakan langkah awal dari
kegiatan ekonomi, untuk mencerminkan ramai tidaknya pembangunan.
Dalam upaya menumbuhkan perekonomian. Setiap Negara senantiasa
berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Perbaikan
iklim investasi tak henti-hentinya dilakukan pemerintah terutama sejak
adanya krisis ekonomi
Investasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan
dalam rangka proses peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal ini karena
investasi pada dasarnya dimaksudkan untuk menambah kapasitas produksi
nasional. Dengan bertambahnya kapasitas produksi nasional, maka bertambah
pula kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan sejumlah barang
dan jasa. Dimana selanjutnya taraf hidup dan kemakmuran masyarakat akan
meningkat karena tersedianya alat pelumas kebutuhan masyarakat bertambah.
Oleh karena itu dapat di pahami mengapa pemerintah selalu terus berusaha
mendorong investasi didalam Negeri.
Keadaan penting dalam setiap perkembangan suatu daerah ialah
adanya keluwesan peradapan, yaitu mengenai struktur masyarakat dan
perekonomian.

Ini

membuka kesempatan untuk

adanya perubahan.

Keluwesan peradapan ini menghendaki pula terbukanya pikiran yang
mendasar untuk kearah yang lebih baik. Dorongan yang kuat untuk
perkembangan ekonomi yaitu untuk menjadi makmur. Perkembangan
ekonomi meliputi proses pembentukan kapital yang terus-menerus untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

menambah alat-alat produksi. Keadaan masyarakat harus memungkinkan
adanya akumulasi kapital, yaitu dengan mengadakan investasi yang diambil
dari modal asing (Anonim, 2007 : 2).
Investasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan
dalam rangka proses peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal ini dapat
dimengerti karena investasi pada dasarnya dimaksudkan untuk menambah
kapasitas produksi daerah. Dengan bertambahnya kapasitas produksi daerah,
maka bertambah pula kemampuan suatu perokonomian untuk menghasilkan
sejumlah barang dan jasa. Dimana selanjutnya taraf hidup dan kemakmuran
masyarakat akan meningkat karena tersedianya alat untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. (Rosyidi, 2002 : 14).
Permasalahan yang harus dipahami adalah sesungguhnya investor
asing sudah memahami karakteristik dan kondisi suatu propinsi, sehingga
kebijakan apapun yang digulirkan oleh satu propinsi akan terpantau oleh
investor. (Sarwedi, 2005 : 31).
Masih

tertinggalnya

perekonomian

Jawa

Timur

mendorong

pemerintah untuk mencari sumber- sumber pembiayaan pembangunan baik
yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar negeri. Investasi
merupakan salah satu sumber yang menjadi sasaran pemerintah untuk
membantu proses pembangunan, terutama pembangunan pada sektor- sektor
yang ada di Jawa Timur.
Perekonomian Kota Surabaya stabil dan konsisten. Dalam empat
tahun terakhir Surabaya menikmati pertumbuhan ekonomi yang konsisten

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

rata-rata di atas 6% per tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi di atas
pertumbuhan ekonomi Provinsi dan Nasional. Kota Surabaya ini berhasil
lolos dari guncangan ekonomi nasional (krisis moneter 1998) dan krisis
global 2008 dan tetap menunjukkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahun.
( Anonim : 2009 )
Kota Surabaya memiliki lebih dari 14.500 industri besar, menengah
dan kecil masing-masing sebanyak 196 industri besar, 1404 industri
menengah, 3.458 industri kecil dan lebih dari 9000 industri kecil informal. (
Anonim : 2009 )
Kota Surabaya memiliki lokasi khusus untuk pengembangan industri
termasuk Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) dimana terdapat
berbagai industri manufaktur di sana. SIER menduduki lahan seluas 245
hektar dikelola secara profesional, ditempati oleh hampir 300 perusahaan
yang menampung puluhan ribu pekerja dan bergerak di bidang packaging,
produk listrik, bahan kimia, produk kosmetik, makanan, dan lain sebagainya.
( Anonim : 2009 )
Selain SIER, Surabaya juga memiliki lokasi industri di Margomulyo
yang merupakan lokasi industri yang lama dan ditempati berbagai industri
besar yang bergerak di berbagai bidang seperti besi baja, produk kelistrikan,
peralatan rumah tangga, makanan dan sebagainya. ( Anonim : 2009 )
Perkembangan penanaman modal baik PMA/PMDN mengalami
peningkatan baik dalam jumlah proyek maupun jumlah investasi. Jumlah
perusahaan PMA/PMDN secara kumulatif sebanyak 742 buah perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

dengan perincian PMA sebanyak 368 buah dan PMDN sebanyak 374 buah.
( Anonim : 2009 )
Penanaman modal yang telah disetujui dan terealisasi dalam periode
Januari s/d 31 Desember 2009 sebanyak 7 (satu) buah proyek PMDN dengan
nilai investasi sebesar Rp. 20.950.000.000 dan USD 121.913.000 dan
Penanaman Modal Asing sebanyak 45 (Empat Puluh Lima) buah proyek
dengan investasi sebesar USD 263.216.899 dan Rp.265.579.077.126.
(Anonim : 2009 )
Berdasarkan fakta – fakta diatas, maka perlu diadakan penelitian
dimana pengaruh PDRB Sektor Industri, Kurs Valuta Asing, Jumlah Tenaga
Kerja, Tingkat Inflasi berpengaruh terhadap perkembangan investasi sektor
industri di Surabaya?

1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah yang akan di
bahas adalah :
1. Apakah PDRB Sektor Industri, Kurs Valuta Asing, Jumlah Tenaga Kerja,
Tingkat Inflasi mempengaruhi investasi sektor industri di Surabaya?
2. Manakah dari ke empat faktor tersebut yang paling dominan pengaruhnya
terhadap investasi sektor industri di Surabaya?

1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak di
capai adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB Sektor Industri, Kurs Valuta Asing,
Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Inflasi terhadap investasi sektor industri di
Surabaya.
2. Untuk mengetahui manakah di antara PDRB Sektor Industri, Kurs Valuta
Asing, Jumlah Tenaga Kerja, Tingkat Inflasi yang paling dominan
pengaruhnya terhadap investasi sektor industri di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan beberapa manfaat
antara lain :
1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan untuk
memperkaya bacaan di perpustakaan UPN ‘Veteran’ Jawa Timur.
2. Sebagai

bahan

pertimbangan

bagi

penelitian

selanjutnya

yang

berhubungan dengan investasi sektor industri di Surabaya.
3. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di jadikan sebagai masukan dalam
usaha meningkatkan investasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Hasil-hasil penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai pengkajian yang berhubungan dengan analisis beberapa
faktor yang mempengaruhi investasi sektor imdustri di Surabaya
1. Oktaviani (2009)
“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Sektor
Industri Di Surabaya”. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu secara
simultan menunjukan adanya hubungan yang nyata antara variabel Kurs
Valuta Asing (X1), Tingkat Inflasi (X2), Tingkat Suku Bunga Kredit
Investasi (X3), Indeks Harga Saham (X4) terhadap investasi sektor industri
(Y). Hal ini diketahui dari uji F yaitu diperoleh F hitung sebesar 16,008
dan F tabel sebesar 3,478. Sedangkan secara parsial variabel Kurs Valuta
Asing (X1) berpengaruh nyata terhadap investasi sektor industri di
Surabaya (Y) dengan menggunakan uji t dimana t hitung sebesar 7,764 > t
tabel sebesar 2,228. Variabel Inflasi (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap
investasi sektor industri di surabaya (Y) dengan menggunakan uji t dimana
t hitung sebesar -1,217 < t tabel sebesar 2,228. Variabel Tingkat suku
bunga kredit investasi (X3) berpengaruh nyata terhadap investasi sektor
industri di Surabaya (Y) dengan menggunakan uji t dimana t hitung
sebesar -2,419 < t tabel sebesar 2,228. Variabel IHSG (X4) tidak
berpengaruh nyata terhadap investasi sektor industri di Surabaya (Y).

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2. Agustina (2009)
“Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengar uhi Investasi Industri
Besar Di J awa Timur”. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu secara
simultan menunjukan hubungan yang nyata antara PDRB (X1), Tingkat
suku bunga kredit (X2), Jumlah tenaga kerja (X3), Kurs valas (X4), Ekspor
(X5) terhadap investasi industri besar di Jawa Timur (Y). Hal ini diketahui
dari uji F yaitu diperoleh F hitung sebesar 5,350 dan F tabel sebesar 3,48.
Sedangkan secara parsial variabel PDRB (X1) tidak berpengaruh nyata
terhadap investasi industri besar di Jawa Timur (Y) dengan menggunakan
uji t dimana t hitung sebesar 0,6999 < t tabel sebesar -2,262. Tingkat suku
bunga kredit (X2) berpengaruh nyata terhadap investasi industri besar di
Jawa Timur (Y) dengan menggunakan uji t dimana t hitung sebesar 3,178
> t tabel sebesar 2,262. Variabel Jumlah tenaga kerja (X3) tidak
berpengaruh nyata terhadap investasi industri besar di Jawa Timur (Y)
dengan menggunakan uji t dimana t hitung sebesar 0,111 < t tabel sebesar
2,262. Variabel Kurs Valas (X4) tidak berpengaruh nyata terhadap
investasi industri besar di Jawa Timur (Y) dengan menggunakan uji t
dimanat hitung sebesar-1,185 < t tabel sebesar 2,262. Ekspor (X5) tidak
berpengaruh nyata terhadap investasi industri besar di Jawa Timur (Y)
dengan menggunakan uji t dimana t hitung sebesar 0,459 < t tabel sebesar
2,262.
3. Penelitian Nasution (Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi 2003 : 73 : 73-81).
Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa apabila tingkat suku bunga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

kredit investasi yang tinggi dapat menghambat investasi pada sektor
swasta, pada gilirannya investasi yang tidak meningkat akan menurunkan
tingkat kemampuan berproduksi. Akibatnya barang yang diproduksi
(output) akan berkurang (supply barang turun) sehingga akan terjadi
kelebihan permintaan, artinya jumlah supply barang tidak bisa
mengimbangi kekuatan permintaan di pasar yang dapat memicu kenaikan
harga di pasar dan menyebabkan inflasi.
4. Jurnal : “Kajian Profil Investasi dan Pengembangan Usaha Kecil
Atau Menengah di J awa Timur”. Usaha Kecil atau Menengah baik di
bidang industri, perdagangan maupun jasa, dalam bentuk kajian di
Indonesia terus berkembang pada decade belakangan ini. Keadaan ini
timbul sebagai akibat adanya kecenderungan bahwa pengusaha kecil atau
menengah menjadi kelompok yang marginal dalam konstelasi sosial
ekonomi padahal peran usaha kecil atau menengah khususnya di Jawa
Timur cukup besar khususnya dilihat dari serapan tenaga kerja. Fakta ini
menunjukan bahwa ternyata pengusaha kecil lebih mampu bertahan
selama krisis ekonomi. Hal ini lebih memberikan keyakinan bahwa
pengembangan ekonomi lokal dengan berbasis kerakyatan harus
dilakukan untuk mendorong terbangunnya struktrur perekonomian yang
lebih tangguh dan stabil, pengembangan usaha kecil atau menengah di
Jawa Timur diharapkan dapat mengatasi masalah tenaga kerja sebagai
akibat dari tekanan penduduk dan terjadinya pengangguran-pengangguran
baru baik pengangguran terbuka maupun pengangguran tersembunyi yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

muncul akibat pemutusan kerja karena tutupnya beberapa industri besar
dan hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang
antara perkotaan dan pedesaan sehinnga timbulnya structural deformation
dalam ekonomi. (2005 : 56)
5. Jurnal Asmara ( Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi Volume 12 Number 2
2013 ) “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Investasi Pada Industri
Tekstil Dan Pr oduk Tekstil (TPT) Indonesia”. Industri tekstil dan
produk tekstil (TPT) Indonesia masih menghadapi masalah utama yang
terkait dengan produksi dan produktivitas. Struktur industri TPT masih di
dominasi oleh penggunakan mesin yang relatif tua. Tingkat pertumbuhan
investasi yang relatif rendah adalah salah satu faktor utama yang
diperkirakan mempengaruhi struktur industri TPT. Tujuan utama dari
penelitian

ini

adalah

untuk

menganalisis

faktor-faktor

yang

mempengaruhi investasi di industri TPT. Model panel digunakan untuk
menjawab tujuan penelitian. Hasil analisis ini menunjukan bahwa
perkembangan jumlah perusahaan dalam industri TPT di Indonesia terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Begitu halnya dengan
penyerapan tenaga kerja juga semakin meningkat. Namun demikian,
perkembangan volume produksi, ekspor dan impor produksi TPT
cenderung berfluktuasi. Hasil analisis model panel menunjukan bahwa
biaya bahan baku di dalam negeri, biaya bunga dan produktivitas
memiliki pengaruh positif terhadap investasi di industri tekstil dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

pakaian, sementara itu biaya, biaya bahan bakar, dan biaya tenaga kerja
(upah) berpengaruh negatif terhadap investasi di industri TPT.

2.2 Landasan Teori
2.2.1. Teori Investasi
2.2.1.1. Pengertian Investasi
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal
atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan
tingkat pengeluaran agregat. Apabila para pengusaha menggunakan uang
tersebut untuk membeli barang – barang modal, maka pengeluaran tersebut
dinamakan investasi, Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan
sebagai pengeluaran atau pengeluaranpenanam - penanam modal atau
peerusahaan untuk membeli barang - barang modal dan perlengkapan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang
- barang dan jasa- jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pengertian
investasi menurut Kasmir dan Jakfar, 2012 investasi dapat diartikan sebagai
penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif
panjang dalam berbagai bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan
dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik atau pun non
fisik, seperti proyek pendirian pabrik, jalan, jembatan, pembangunan
gedung dan proyek penelitian, dan pengembangan.
Pengertian investasi menurut Sunariyah ( 2003 : 4 ) : “Investasi
adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan
biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang
melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik
domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab
kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara,
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan
devisa atau bahkan penambahan devisa.
Secara statistik, investasi atau pengeluaran untuk membeli barangbarang modal dan peralatan produksi, dibedakan menjadi 4 komponen,
yaitu : investasi perusahaan-perusahaan swasta, pengeluaran untuk
mendirikan tempat tinggal, perubahan dalam inventaris (inventory)
perusahaan dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Tujuan
pengusaha untuk mewujudkan alat-alat produksi tersebut adalah untuk
memperoleh keuntungan dari kegiatan produksi yang dilakukannya di
masa depan. Hal ini berarti investasi yang dilakukan di masa kini sangat
erat hubungannya dengan prospek memperoleh untung di masa depan.
Semakin cerah prospek untuk memperoleh keuntungan yang lumayan di
masa depan, semakin tinggi investasi yang dilakukannya pada masa kini
(Gunawan ,2001 ).
Dari segi nilai dan proporsinya terhadap pendapatan nasional,
investasi perusahaan tidaklah sebesar pengeluaran konsumsi rumah tangga.
Namun demikian investasi perusahaan peranannya sangatlah penting
dibanding konsumsi rumah tangga. Di berbagai negara, terutama di
negara-negara industri yang perekonomiannya sudah sangat berkembang,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

investasi perusahaan adalah sangat “volatile” yaitu selalu mengalami
kenaikan dan penurunan yang sangat besar, dan sebagai sumber penting
dari berlakunya fluktuasi dalam kegiatan perekonomian. Disamping itu
kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan
pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.
Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting kegiatan investasi dalam
perekonomian. Pertama, investasi merupakan salah satu komponen dari
pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan
permintaan agregat dan pendapatan nasional. Kedua, pertambahan barang
modal

sebagai

akibat

investasi

akan

menambahakan

kapasitas

memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan menstimulir
pertambahan produksi nasional serta kesempatan kerja. Ketiga, investasi
selalu diikuti oleh perkembangan teknologi, perkembangan ini akan
memberi sumbangan penting terhadap peningkatan produktivitas dan
pendapatan per kapita masyarakat.
Menurut Meir membagi pengertian investasi menjadi tiga motif
yaitu : profit motive, technological motive, marketing motive.
a. Profit motive
Bahwa investasi ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Jadi investor yang menanamkan modalnya akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan dan mendorong
mereka untuk selalu bekerja keras.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

b. Technological motive
Pada motif ini para investor lebih mengutamakan kemampuan
teknologi dalam setiap usahanya. Ini berarti bahwa para investor akan
lebih cenderung menambah kapasitas produksi dan menemukan
produk-produk baru.
c. Marketing motive
Suatu investor selalu mengarah keperluasan pasar sehingga akan
memperoleh posisi yang kuat dalam persaingan. Usaha ini jg
dimaksudkan untuk kepentingan memasarkan hasil yang seluasluasnya, baik untuk kedalam maupun ke luar negeri.
Dapat di simpulkan bahwa investasi itu merupakan suatu pengeluaran
pemilik modal untuk membeli barang-barang atau jasa secara
ekonomis dan di harapkan dapat memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya. Sedangkan motif dari para investor tersebut terbagi
menjadi tiga macam, yaitu : sifat motif kearah satu keuntungan (profit
motive), kemajuan teknologi (technological motive), dan kemasalah
pemasaran (marketing motive)
Ketiga motif tersebut jika dipadukan secara sinergi dan selalu
berorientasi ke masa depan, tentunya dapat berdampak positif terhadap
kemajuan perekonomian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.1.2 J enis-J enis Investasi
Investasi dapat dibagi menurut cara pembagian dapat digolongkan
menjadi delapan jenis yang terkelompok menjadi empat kelompok, yaitu (
Rosyidi, 2006 : 188 : 196)
a. Autonomous Investment dan Inducted Investment
Autonomous Investment adalah investasi yang besar kecilnya
tidak di pengaruhi pendapatan nasional, tetapi dapat bergeser ke atas
atau ke bawah karena adanya perubahan-perubahan faktor-faktor diluar
pendapatan, seperti tingkat teknologi, kebijakan pemerintah, harapan
para pengusaha dan sebagainya. Sedangkan Inducted Investment adalah
investasi yang besar kevilnya di pengaruhi oleh pendapatan nasional,
tetapi dapat bergeser kekanan atas karena adanya perubahan-perubahan
faktor-faktor pendapatan.
b. Public Investment dan Private Investment
Public Investment adalah investasi atau penanaman modal yang
dilakukan oleh pemerintah. Maksudnya perkataan pemerintah, baik
pemerintah pusaat maupun daerah. Singkatnya public investment tidak
dilaksanakan pleh pihak-pihak yang bersifat personal atau bersifat
inpersonal. Sementara itu Private Investment adalah kebalikannya, yaitu
investasi yang dilaksanakan oleh swasta, dimana unsur-unsur seperti
keuntungan yang akan diperoleh, masa depan penjualan dan sebagainya
memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan volume
investasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

c. Domestic dan Foreign Investment
Domestic artinya dalam negeri, sedangkan foreign artinya adalah
luar negeri. Dengan itu jelaslah bahwa domestic investment adalah
penanaman modal dalam negeri di dalam negeri, sedangkan foreign
investment adalah penanaman modal asing. Suatu negara yang memiliki
sumber daya yang melimpah dan sumber daya manusia tetapi tidak
memiliki modal yang cukup untuk mengelolah sumber-sumber yang
dimilikinya itu maka negara tersebut akan mengundang modal asing
agar sumber-sumber yang ada di dalam negeri tetap dimanfaatkan.
d. Gross Investment dan Net Investment
Gross Investment adalah total seluruh investasi yang diadakan
atau yang dilaksanakan pada suatu ketika. Dengan demikian, investasi
bruto ini dapat bernilai positif ataupun nol (yakni ada atau tidak ada
investasi sama sekali), tetapi tidak bernilai negatif, maksud invstasi
bruto disini, adalah semua jenis investasi yang dilaksanakan di suatu
Negara, dengan peduli jenis investasi apa sajakah yang dilaksanakan itu.
Sedangkan Net Investment adalah selisih antara investasi bruto dengan
penyusutan.
2.2.1.3 Faktor-Faktor Yang Menentukan Investasi
Penanaman-penanaman modal melakukan investasi bukan untuk
memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan
demikian

banyak keuntungan

yang

akan

diperoleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

besar

sekali

17

penanamanya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan
oleh para pengusaha.
Disamping itu harapan di masa yang akan datang untuk
memperoleh untung, terdapat beberapa faktor lain yang akan menentukan
tingkat investasi yang akan dilakukan oleh perekonomian. Faktor-faktor
utama yang menentukan tingkat investasi adalah
1. Ramalan Mengenai Keadaan Dimasa Yang Akan Datang
Kegiatan perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang barangbarang modal, baru dinamakan kegiatan memakan waktu dan apabila
investasi tersebut telah usai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri
atau perusahaan itu mulai menghasilkan barang atau jasa yang menjadi
produksinya, maka para pemilik modal biasanya akan melakukan
kegiatan terus menerus selama beberapa tahun. Oleh karena itu dalam
menentukan apakah semua kegiatan yang akan di kembangkan itu dapat
memperoleh keuntungan atau menimbulkan kerugian, maka pengusaha
harus membuat ramalan-ramalan dimasa yang akan datang.
2. Perubahan dan Perkembangan Teknologi
Kegiatan yang dilakukan para pengusaha untuk menggunakan teknologi
yang dikembangkan dalam kegiatan produksi atau usaha lain yang
dinamakan inovasi.
3. Tingkat Bunga
Tingkat

Bunga

dapat

mempengaruhi

para

pengusaha

dalam

memutuskan apakah harus melaksanakan investasi yang direncanakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

atau membatalkannya. Maka tingkat bunga dapat di golongkan sebagai
faktor penting yang menentukan besarnya investasi.
4. Keuntungan Yang Diperoleh Perusahaan-Perusahaan
Salah satu faktor yang menentukan investasi adalah keuntungan yang di
peroleh, disamping dibiayai yang dipinjam dari modal yang dipinjam
dari badan keuangan dan masyarakat, dapat pula dibiayai tabungan
yang dimiliki oleh mereka.
5. Tingkat Pendapatan Nasional Dan Perundang-Undangan
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan
masyarakat, dan selanjutkan pendapatan masyarakat tinggi tersebut
akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa.
Maka keuntungan perusahaan

akan bertambah tinggi dan akan

mendorong dilakukannya lebih banyak investasi.
2.2.2. Industri
2.2.2.1. Pengertian Industri
Pengertian

industri

yang

digunakan

pemerintah

melalui

Departemen Perindustrian Republik Indonesia adalah rangkaian dan usaha
ekonomi yang meliputi pengolahan, pengerjaan, pembuatan, pengubahan,
dan perbaikan bahan baku dan barang sehingga menjadi barang jadi.
Pengertian lain dari industri adalah industri dapat berupa himpunan
perusahaan-perusahaan sejenis, industri dapat pula diartikan sebagai sektor
ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah
bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulakan bahwa
indusrti adalah kumpulan dari perusahaan yang menjalankan kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi, barangbarang jadi agar menjadi barang yang mempunyai nilai yang lebih tinggi
untuk penggunaannya dalam proses industri.
2.2.2.2 Macam-Macam Industri
Pengelompokan industri dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Industri Dasar
Industri dasar meliputi kelompok industri mesin dan
logam dasar (IMLD) dan kelompok kimia dasar ditinjau dari
misinya industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, membantu penjualan struktur industri
dan bersifat padat modal, teknologi maju, teruji dan tidak
padat karya namun dapat mendorong terciptanya lapangan
kerja.
2. Industri Kecil
Industri Kecil meliputi industri pangan, industri
sedang, industri galian bukan logam dan industri logam.
Kelompok industri ini mempunyai misi melaksanakan
pemerataan teknologi yang digunakan menengah atau
sederhana dan padat karya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3. Industri Hilir
Industri Hilir meliputi industri yang mengolah sumber
daya hutan, industri yang mengolah hasil pertambangan,
industri yang mengolah hasil pertanian secara luas. Kelompok
ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi
atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat
modal dan telnologi yang digunakan adalah teknologi
menengah dan teknologi maju.
Menurut Badan Pusat Statistik industri dibagi menjadi empat
kelompok, yaitu :
1. Industri Besar
Industri Besar ini memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100
orang lebih, yang bersifat padat modal, dimana tenaga kerja yang
digunakan dalam melaksanakan proses produksilebih sedikit
daripada jumlah modal yang digunakan dengan teknologi yang
tinggi dan teruji. Industri besar ini tidak padat karya.
2. Industri Sedang
Industri Sedang ini memperkerjakan tenaga kerja antara 20-99
orang. Dengan teknologi yang tinggi dan tidak banyk menyerap
tenaga kerja dan menggunakan padat modal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

3. Industri Kecil
Industri Kecil ini memperkerjakan tenaga kerja antara 5-19 orang.
Dengan teknologi yang sederhana dan menyerap banyak tenaga
kerja.
4. Industri Kerajinan
Industri Kerajinan ini memperkerjakan tenaga kerta antara 1-4
orang. Industri ini disebut juga industri kecil non formal, karena
tidak diwajibkan mempunyai izin atau daftar usaha, yang memiliki
modal investasi untuk mesin dan peralatan.
2.2.3. Produksi
2.2.3.1. Pengertian Produksi
Produksi dapat diartikan sebagai cara, metode, dan teknik untuk
menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan
dana) yang ada.
2.2.3.2. J enis-jenis Produksi
1. Proses Produksi Yang Terus Menerus (continous process)
Proses yang di tandai dengan aliran bahan baku yang selalu
tetap atau mempunyai pola yang selalu sama sampai produk
selesai dikerjakan, biasanya untuk membuat produk yang
lebih besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

2. Proses Produksi Yang Terputus-Putus
Proses ini aliran bahan baku sampai produk jadi
tidak memiliki pola yang pasti atau selau berubah-ubah.
Antara produk jadi yang lain berbea-beda dalam hal jumlah,
kualtas, desain maupun harga. Contoh : perusahaan
percetakan, mebel, dan lain-lain.
3. Proses Produksi Bersifat Proyek
Kegiatan produksi yang dilakukan pada tempat dan
waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi
yang digunakanditempatkan di tempat dimana lokasi
proyek dilaksanakan dan pada saat preoyek direncanakan.
2.2.3.3. Sistem Produksi
Sistem produksi yang digunakan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
1.

Sistem Seri yaitu dimana dua atau tiga lebih merupakan
sistem satu sistem yang lebih besar

2.

Sistem Paralel yaitu dimana perusahaan memproduksi
barang-barang yang serupa di beberapa pabrik dengan lokasi
yang berbeda tetapi saat pengerjaan sama, sehingga dapat
berproduksi dengan jumlah yang lebih besar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

2.2.4

Produk Domestik Regional Bruto

2.2.4.1 Pengertian PDRB
Produk Domestik Regional Bruto adalah total nilai produksi
barang dan jasa yang diproduksi suatu wilayah (regional) tertentu
dalam waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Besaran produk
domestik regional bruto dapat dihitung melalui pengukuran arus
sirkular (circular flow) dan pengukurannya dapat dibedakan
menjadi tiga cara, yaitu :
1. Metode Total Keluaran (The Total-Output Method) atau
pendekatan produksi
2. Metode Keluaran atas Keluaran (The Spending-On-Output
Method) atau pendekatan pengeluaran
3. Metode

Pendapatan dari

Produksi

(The

Income-From-

Production Method) atau pendekatan pendapatan. ( Anonim,
2006 : 1)
Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah
seluruh nilai tambah (produk) yang ditimbulakn oleh berbagai
sektor atau lapangan usaha, yang melakukan kegiatan usahanya di
suatu daerah atau region tertentu tanpa memperhatikan pemilikan
atas faktor produksi. ( Anonim, 2002 : 6 ).
2.2.4.2 Penyajian Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Badan Pusat Statistik dalam Produk Domestik
Regional Bruto Jawa Timur (2002 : 5)

Produk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Domestik

24

Regional Brut