IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PDAM SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA (Studi Kasus Analisis Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya).

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI PDAM
SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA

(Studi Kasus Analisis Deskriptif Iklim Komunikasi Organisasi Perusahaan
Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Fisip UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
Arinto Prihatmoko
NPM. 0843010223

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J UDUL PENELITIAN

: IKLIM

KOMUNIKASI

ORGANISASI

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (
PDAM

)

SURYA

SEMBADA


KOTA

SURABAYA
(Studi kasus Analisis Deskriptif Komunikasi
Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum
Surya Sembada Kota Surabaya)
Nama Mahasiswa

: Arinto Prihatmoko

NPM

: 0843010223

Program Studi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas


: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti ujian Skripsi

PEMBIMBING

Zainal Abidin,S.Sos, Msi
NPTY. 3 73 0599 0170 1
Mengetahui
DEKAN

Dra. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi
IKLIM

KOMUNIKASI

ORGANISASI

PERUSAHAAN DAERAH

AIR

MINUM ( PDAM ) SURYA SEMBADA KOTA SURABAYA
(Studi kasus Analisis Deskriptif Komunikasi Or ganisasi Perusahaan Daerah Air
Minum Surya Sembada Kota Surabaya
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Zainal Abidin,S.Sos, Msi sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

pengarahan kepada penulis selama penyusunan laporan ini. Penulis juga
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Dosen-dosen Ilmu Komunikasi yang selama perkuliahan ini telah memberikan
ilmu dan pengetahuan selama ini.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak Muhammad Sliem, Direktur Utama PDAM Surabaya, atas waktu dan
kesempatan yang diberikan.
5. Bapak Hendro, perwakilan dari Tata Usaha PDAM Surabaya, atas waktu dan
kesempatan yang diberikan.
6. Mba Widya dan Mbak Nina, Bagian Unit Humas

PDAM Surabaya, atas


bimbingan yang telah diberikan.
7. Orang tua dan kakak tercinta atas segala doa yang telah diberikan dan dukungan
baik secara moral dan materiil.
8. MB.Semen Gresik yang membuat smangat hari-hariku pada saat SKRIPSI.
9. Makasih buat Dilla, Najwa, Mbok Na, Mayta, Norma, Inge yang saling
menyemangati dalam penyelsaian Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna memperbaiki
kekurangan yang ada. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca, khususnya untuk rekan-rekan Program Studi Ilmu Komunikasi.

Surabaya,

Oktober 2012

Penulis

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN J UDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJ UAN .....................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................

v

BAB I


PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang ......................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ..............................................................

4

1.3

Tujuan Penelitian ..................................................................


4

1.4

Manfaat Penelitian ................................................................

4

KAJ IAN PUSTAKA ....................................................................

6

2.1

Landasan Teori .....................................................................

6

2.1.1 Organisasi ..................................................................


6

2.1.1.1 Definisi Organisasi ......................................

6

2.1.1.2 Karakteristik Organisasi ...............................

7

BAB II

2.1.1.3 Fungsi Organisasi ........................................ 10
2.1.1.4 Teori Organisasi ........................................... 11
2.1.1.5 Karyawan .................................................... 14
2.1.2 Komunikasi Organisasi .............................................. 15
2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ............... 15
2.1.2.2 Arus Informasi Dalam Organisasi ................ 18
2.1.2.3 Kebijakan Komunikasi ................................. 19


v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2.4 Komunikasi Organisasi Yang Efektif ........... 21
2.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi .................................... 22
2.1.3.1 Iklim Organisasi ........................................... 22
2.1.3.2 Iklim Komunikasi ........................................ 26
2.1.3.3 Iklim Komunikasi Organisasi ....................... 30
2.1.3.4 Faktor-Faktor Iklim Komunikasi Organisasi

31

2.1.3.5 Kepuasan Komunikasi Organisasi ................ 33
2.1.3.6 Hubungan Komunikasi Dengan Kepuasan
Kerja ............................................................ 34
2.1.3.7 Implikasi Iklim Komunikasi Organisasi Bagi
Pengembangan Karir .................................... 37
2.1.4 Iklim Komunikasi Organisasi Positif ......................... 38
2.1.5 Iklim Komunikasi Organisasi Negatif ........................ 39
2.1.6 Komunikasi Informal ................................................. 39
2.1.6.1 Fungsi Komunikasi Informal ....................... 42
2.1.6.2 Sifat Karakteristik Komunikasi Informal ...... 42
2.1.6.3 Teori

Komunikasi

Yang

Mendukung

Komunikasi Informal ................................... 44
2.1.6.4 Proses Komunikasi ...................................... 45
2.1.6.5 Komunikasi Interaksional ............................ 46
2.1.6.6 Konsep Hubungan Dalam Suatu Organisasi . 48
2.1.7 Teori Hubungan Manusia .......................................... 51
2.2

Kerangka Berfikir ................................................................. 54

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 59
3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................... 59
3.1.1 Iklim Komunikasi Organisasi .................................... 59
3.1.2 Pengukuran Variabel ................................................. 60

3.2

Populasi Sampel dan Teknik Penarikan Sampel .................... 63
3.2.1 Populasi ..................................................................... 63
3.2.2 Teknik Penarikan Sampel dan Sampel ....................... 63

3.3

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 64

3.4

Metode Analisis Data ............................................................ 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 69
4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 69
4.1.1 Latar Belakang Perusahaan ........................................ 69
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ........................................... 72
4.1.3 Logo dan Makna Perusahaan ..................................... 73
4.1.4 Struktur Organisasi .................................................... 75

4.2

Penyajian Data dan Analisis Data .......................................... 76
4.2.1 Identitas Responden ................................................... 76
4.2.2 Deskripsi Indikator Iklim Perusahaan ........................ 80
4.2.2.1

Kepercayaan ................................................ 80

4.2.2.2

Keputusan Partisipatif ................................... 87

4.2.2.3

Kejujuran ..................................................... 93

4.2.2.4

Keterbukaan Dalam Komunikasi Ke Bawah.. 99

4.2.2.5

Mendengarkan Dalam Komunikasi Ke Atas . 105

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

4.2.2.6

Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi ..... 109

4.2.2.7

Nilai Iklim Komposit ................................... 112

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 113
5.1

Kesimpulan

..................................................................... 113

5.2

Saran

..................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 119
LAMPIRAN

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
ARINTO PRIHATMOKO, IKLIM KOMUNIKASI PDAM SURYA SEMBADA KOTA
SURABAYA.
Penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah
iklim komunikasi organisasi di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota
Surabaya. Iklim organisasi merupakan persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang
berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam Organisasi. Berdasarkan survey pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti dengan karyawan dari bagian produksi dapat diketahui ada
beberapa pegawai mengeluhkan pekerjaan secara informal : sikap dari para karyawan lama
yang selalu menganggap bahwa karyawan baru tidak tau apa – apa atau tidak faham betul
akan perusahaan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial di antara karyawan. Bahwa tidak
ada efek timbal balik yang didapatkan. Seharusnya harus adanya komunikasi yang baik di
antara setiap karyawan tidak memandang lama tidaknya ia bekerja atau berdasarkan
senioritas. Juga adanya kurang kedekatan antara bawahan dan atasan begitu juga kebalikanya.
Jika hubungan antara karyawan berjalan dengan baik maka itu sangat menguntungkan bagi
perusahaan tersebut. Disini penulis akan melakukan penilitian tentang iklim komunikasi yang
ada pada perusahaan ini.
Dalam penelitian ini iklim komunikasi organisasi pada PDAM Surya Sembada kota
Surabaya dijabarkan berdasarkan 6 variabel berdasarkan dari teori Pace and Faules yaitu
kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi
kebawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas, dan perhatian pada tujuan-tujuan
berkinerja tinggi.
Adapun data diolah berdasarkan data primer hasil penyebaran kuesioner yang di
bagikan pada 100 responden karyawan PDAm Surya Sembada Kota Surabaya. Dari data
tersebut dilakukan analisis deskriptif untuk mengetahui respon para karyawan terhadap iklim
komunikasi organisasi.
Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa variabel setiap indikator yang ada rendah.
Hal ini menunjukan bahwa iklim komunikasi organisasi yang ada sangatlah kurang baik.
Masih adanya kesenjangan yang terjadi antara atasan dan bawahan, ketidak kepercayaan
sesama rekan kerja, serta karyawan belum maksimal melakukan pekerjaanya berdasarkan
tanggung jawab yang di berikan atasan.
Saran yang diberikan penulis untuk pihak manajemen PDAM Surya Sembada Kota
Surabaya. Lebih membangun suasana kerja yang kondusif dan komunikatif. Agar komunikasi
berjalan 2 arah dan adanya timbal balik antara atasan dan bawahan, bawahan dan atasam dan
sesama karyawan juga.
Kesimpulanya adalah berdasarkan analisis mengenai iklim komunikasi organisasi
dapat dilihat dari pola perilaku komunikasi yang meliputi diagnologis, interaksional dan
kolektif diperoleh hasil bahwa masih banyak kekurangan dalam berkomunikasi. Maka bentuk
komunikasi antar pribadi sangat perlu agar melancarkan komunikasi persuasif yaitu suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

teknik komunikasi secara psikologis manusia yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan,
bujukan atau rayuan.
Kata kunci : iklim komunikasi organisasi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT
ARINTO PRIHATMOKO, CLIMATE COMMUNICATION SEMBADA SURYA CITY
PDAM Surabaya.
The authors undertook this study in order to determine how organizational communication
climate in the Regional Water Company (PDAM) Surabaya Sembada Surya. An
organizational climate perceptions about messages and message-related events that occur in
the organization. Based on a preliminary survey conducted by researchers with the employees
of the production can be seen there are some employees complained informally work: the
attitude of the old employees who always assume that new employees do not know what - or
do not understand what exactly will the company. This gives rise to social inequalities among
employees. That there is no reciprocal effect obtained. Should have a good communication
among all employees regardless of whether it works or longer based on seniority. Also a lack
of closeness between subordinates and superiors as well kebalikanya. If the relationship
between the employee goes well then it is very profitable for the company. Here the authors
will conduct The studies on communication climate that existed at this company.
In this study of organizational communication climate in PDAM Surabaya Surya Sembada
described by 6 variables on the basis of the theory of Pace and Faules the belief, shared
decision making, honesty, openness in communication down, listen to the upward
communication, and attention to the goals of high-performance .
The data is processed based on primary data dissemination questionnaire distributed to 100
respondents Sembada Solar City employees PDAM Surabaya. From the descriptive analysis
of the data was conducted to study the response of the employees to the organization's
communication climate.
From the analysis, it can be seen that each indicator variable that is low. This shows that the
existing organizational communication climate is unfavorable. Still the gap that occurs
between superiors and subordinates, lack of trust among co-workers, and employees do not
maximized their job responsibilities based on the given employer.
The advice the author gives to the management PDAM Surabaya Sembada Surya. More build
a conducive working atmosphere and communicative. In order to run 2-way communication
and the tradeoffs between superiors and subordinates, subordinates and atasam and fellow
employees as well. is based on an analysis of organizational communication climate can be
seen from the pattern of behavior that includes diagnologis communication, interactional and
the collective result that there are still many shortcomings in communication. So the form of
interpersonal communication is necessary to launch a persuasive communication is a
technique of human communication that are psychologically subtle, supple form of
solicitation, enticement or seduction.
Keywords: organizational communication climate PDAM Surabaya Surya Sembada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap manusia yang ada di dunia ini, tidak mungkin dapat terlepas dari
kehidupan berkelompok atau berorganisasi. Hal ini dikarenakan, manusia
diciptakan oleh tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup
seorang diri. Dalam menjalani kehidupan berorganisasi tersebut, manusia yang
satu dengan yang lainya saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukan melalui
komunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal, baik lisan maupun tulisan.
Komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi disebut dengan
komunikasi organisasi. Adapun tujuan komunikasi dalam organisasi adalah
untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding ) sehingga terjadi
kesetaraan kerangka referensi (frame of reference) dan kesamaan pengalaman
(fiels of experience) diantara anggota organisasi.
Dari pengalaman-pengalaman komunikasi organisasi yang terjadi,
perlahan-perlahan akan membentuk
merupakan persepsi-persepsi,

suatu iklim komunikasi organisasi

mengenai pesan dan peristiwa yang

berhubungan pesan yang terjadi dalam organisasi (Pace dan Faules,2001)
Keberadaan iklim komunikasi organisasi, sangatlah penting. Karena iklim
komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup anggotanya, kepada
siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana ‘’ Iklim komunikasi organisasi

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dari peristiwa yang berhubungan
dengan pesan yang terjadi di dalam organisasi ’’ (Pace dan Faules,2006).
Iklim komunikasi organisasi dapat diputuskan sifatnya berdasarkan persepsipersepsi pesan yang terjadi di dalam organisasi tersebut, seperti yang
dijelaskan di paragraf-paragraf sebelumnya, bahwa komunikasi organisasi
dapat dinilai keberhasilanya jika dapat memberikan dan menerima pesan dan
makna secara efektif, seperti teori menurut Pace dan Faules (2006),
menyatakan bahwa

“alasan lain yang mendukung pentingnya iklim

komunikasi organisasi yang kondusif, nyaman, dan positif, maka akan
dipercaya akan meningkatkan motivasi kerja dari para anggota organisasi atau
karyawan perusahaan.
Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya. Adapun alasan peneliti
memilih PDAM

sebagai tempat penelitian , dikarenakan sering terjadi

perselisihan faham antara pegawai lama dengan pegawai baru. Seringkali ide
atau tanggapan dari pegawai baru diangap tidak benar dan tidak sesuai dengan
keadaan perusahaan. PDAM Surya Sembada Kota Surabaya merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang memenuhi produksi Air bersih
untuk wilayah Surabaya yang didirikan sekitar tahun 1890 pada jaman
penjajahan belanda yang terletak di jalan Mayjen Prof. Moestopo no 2
Surabaya.
Pada PDAM di bagi kedalam beberapa divisi. Seperti divisi umum,divisi
humas, divisi produksi, divisi distribusi, divisi teknisi dan divisi keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Selama ini, terlihat bahwa keadaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
terlihat baik-baik saja, akan tetapi secara fenomenalogis terdapat beberapa
masalah yang meliputi perusahaan tersebut. Berdasarkan survey pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti dengan karyawan PDAM dapat diketahui ada
beberapa pegawai

mengeluhkan pekerjaan secara informal : sikap dari

berbagai senior atau karyawan lama yang meremehkan ide atau pendapat dari
karyawan baru atau junior mereka sehingga menimbulkan hubungan yang
tidak harmonis. Dalam pelaksanaan operasionalnya seringkali

ditemukan

beberapa masalah yang menggangu hubungan komunikasi di perusahaan.
Masalah tersebut di antaranya kurangnya pendekatan pimpinan terhadap
karyawan di kantor. Berdasarkan survey pendahuluan peneliti melakukan
wawancara dengan berbagai karyawan dari berbagai divisi yang ada.
Menurut permasalahan yang sudah dijabarkan di atas, masalah yang
sering dihadapi karyawan tidak hanya pada divisi tertentu tapi semua divisi
hampir memiliki masalah yang sama. Komunikasi yang kurang baik antara
perusahaan dengan karyawan saat ini sangat mempengaruhi kinerja para
karyawan karena mereka mersa tidak nyamana dengan pekerjaan mereka.
Kadang perusahaan membuat suatu acara dan tidak semua karyawan di ajak.
Hal tersebut yang kadang membuat pertanyaan dari karyawan yang tidak di
ikut sertakan acara tersebut.
Masalah yang ditemukan tersebut dimungkinkan adanya iklim komunikasi
yang kurang kondusif di dalam perusahaan sehingga menimbulkan keluhan
dari karyawan mengenai pekerjaanya dan mengenai sikap para karyawan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

senior yang tidak mau menerima pendapat dari karyawan junior. Padahal
sebuah perusahaan diharapkan dapat menciptakan iklim yang menimbulkan
kenyamanan dan kepuasan dalam bekerja melalui kebijakan, struktur, dan
prosedur kerja bagi orang-orang yang bekerja di dalamnya.
Untuk mendukung pelaksanaan penelitian ini, penelitian memerlukan
responden. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para
karyawan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Dengan adanya keterkaitan
secara langsung tersebut, mereka secara otomatis turut serta mempengaruhi
iklim komunikasi organisasi yang terjadi, dan kinerja mereka secara langsung
memiliki dampak terhadap perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini “
Bagaimanakah iklim Komunikasi Organisasi di

Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Surya Sembada kota Surabaya?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penulisan skripsi
ini Adalah “ Untuk mengetahui bagaimanakah iklim komunikasi organisasi
di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya? ”
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dari penelitian ini untuk berbagai pihak
adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

1. Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Memberikan

tambahan

referensi

khususnya

ilmu

komunikasi

organisasi yang berkaitan dengan iklim komunikasi organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini juga dapat dijadikan masukan nantinya, dapat
dijadikan, sebagai bahan evaluasi atas iklim komunikasi organisasi
di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada kota
Surabaya.
b. Selain itu peneliti dapat digunakan sebagai masukan atau referenci
untuk penetapan kebijakan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Surya Sembada kota Surabaya di masa yang akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Organisasi
2.1.1.1 Definisi Organisasi
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud
dengan organisasi. Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah
suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai
beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui
hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga menyatakan bahwa
organisasi

mempunyai

karakteristik

tertentu

yaitu

mempunyai

struktur,tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan
tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu bagian dengan
bagian lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein ini
adalah merupakan suatu sistem.
Selanjutnya Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah
sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan
pendapat wright (1977) dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu

6
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

bentuk sistem terbuka dari aktifitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai suatu tujaun bersama.
Walaupun

ketiga pendapat mengenai organisasi tersebut

kelihatanya berbeda-beda perumusan

tapi ada 3 hal yang sama sama

dikemukakan.
1. Organisasi merupakan suatu sistem
2. Mengkoordinasi suatu aktivitas
3. Mencapai tujuan bersama atau tujuan umum
Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing
bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak menggangu
bagian lainya. Tanpa koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan
baik.
Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha
lebih dari satu orang untuk menyelasikanaya. Kondisi ini timbul mungkin
di sebakan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk
di tanggani satu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti
usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak
orang dalam interaksi kerja sama.
2.1.1.2 Karakteristik Organisasi
Tiap organisasi disamping mempunyai elemen yang umkum juga
mempunyai karakteristik yang umum. Diantaranya karakteristik tersebut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

adalah bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan
struktur.
1. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami
perubahan,

karena

selalu

menghadapi

tantangan

baru

dari

lingkunganya dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan
yang selalu berubah tersebut.ada beberpa faktor yang paling penting
dalam karakteristik dari dinamis ini :
a. Sifat dinamis ini pertama sekali disebabkan karena adanya
perubahan ekonomi dalam lingkungannya. Semua organisi pasti
memerlukan keuangan untuk melakukan aktifitasnya.
b. Faktor kedua yang menjadikan organisasi bersifat dinamis adalah
perubahan pasaran. Kebanyakan organisasi pasaranya adalah hasil
produksi atau pelayanan. Karena pasaran itu tergantung kepada
langganan yang menggunakannya maka organisasi harus sensitif
terhadap perubahan sikap langgananya.
c. Faktor ketiga yang juga menjadikan organisasi bersifat dinamis
adalah perubahan kondisi sosial. Karena semua organisasi
tergantung kepada bakat dan inisiatif manusia maka organisasi
mesti tetap dinamis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
kondisi sosial.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

d. Faktor

terakhir

adalah

perubahan

teknologi.

Perubahan

teknologiyang terjadi dalam masyarakat akan memberikan dampak
pada organisasi.
2. Memerlukan informasi
Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi
organisasi tidak dapat dijalankan. Dengan adanya organisasi bahan
mentah dapat diolah menjadi hasil produksi yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia. Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses
komunikasi. Tanpa komunikasi tidak mungkin kita mendapatkan
informasi.
3. Mempunyai tujuan
Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu setiap organisasi harus
mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Tujuan organisasi hendaknya
dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehinggga setiap anggota
dapat diharapkan mendukung pencapaian tujuan organisasi melalui
partisipasi mereka secara individual.
4. Tersruktur
Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat
aturan-aturan, undangan-undangan dan hierarki hubungan dalam
organisasi. Tiap organisasi mempunyai satu struktur. Beberapa dari
organisasi mempunyai batas yang tajam dan struktur yang kompleks.
Struktur menjadikan organisasi membakukan prosedur kerja dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi.
Kebanyakan

organisasi

menggunakan

banyak

uang

untuk

mengembangkan dan menyempurnakan keterampilan mereka melalui
bermacam-macam tipe pada program pendidikan.
2.1.1.3 Fungsi Organisasi
Organisasi mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah
memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan
tanggung jawab, memproduksi hasil produksi, dan mempengaruhi orang.
1. Memenuhi kebutuhan pokok organsasi
Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam
rangka kelangsungan hidup organisasi tersebut. Misalnya semua
organisasi cenderung memerlukan gedung sebagai tempat operasinya
organisasi; uang atau modal untuk biaya pekerjaan dan penyediaan
bahan mentah atau fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan.
Kadang-kadang beberapa organisasi memerlukan barang-barang yang
berharga, tenaga kerja yang rajin dan terampil
2. Mengembangkan tugas dan tanggung jawab.
Kebayakan organisasi bekerja dengan bermacam-macam standar etis
tertentu. Ini berarti bahwa organisasi harus hidup sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan oleh organisasi maupun standar
masyarakat dimana organisasi itu berada. Standar ini memberikan
organisasi satu set tanggung jawab yang harus dilakukan oleh anggota

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

organisasi, baik itu ada hubungannya dengan produk yang mereka buat
atau tidak.
3. Memproduksi orang atau barang
Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang atau orang
sesuai dengan jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai
prosuk

masing-masing.

Misalnya

organisasi

pendidikan

guru

produksinya adalah calon-calon guru. Para ahli dan pimpinan
organisasi

banyak

menggunakan waktunya

untuk

memikirkan

peningkatan dan penyempurnaan hasil produksinya. Efektifitas proses
produksinya banyak tergantung pada ketepatan informasi.
4. Mempengaruhi dan dipengaruhi orang.
Sesungguhnya organisasi digerakkan oleh orang. Orang yang
membimbing,

mengolah,

mengarahkan

dan

menyebabkan

pertumbuhan organisasi. Orang yang memberikan ide-ide baru,
program baru dan arahan yang baru. Orang sebagai anggota organisasi
maupun sebagai pemakai jasa organisasi, dipengaruhi oleh organisasi.
Kebanyakan dari orang dewasa menghabiskan waktu kerjanya kirakira 50-60 persen

dalam organisasi sebgai anggota organisasi

(Hunt,1979). Dalam kondisi yang normal orang akan cenderung
mengambil karakteristik tertentu dari organisasi dimana dia bekerja.
2.1.1.4 Teori Organisasi
Dalam bagian ini akan dikemukakan beberapa teori organisasi
yang akan membantu untuk melihat proses komunikasi dalam organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Masing – masing teori tersebut tentu akan berbeda pandangannya terhadap
komunikasi organisasi. Teori organisasi yang akan dibahas antara lain
teori klasik, teori hubungan manusia, teori sistem sosial, teori politik dan
teori simbol.
1. Teori klasik atau struktural berasal dari dua teori. Pertama, teori
santifik manajemen yang dikembangkan oleh W.Tylor

1911 yang

menekankan pada pembagian pekerjaan untuk mendapatkan hasil
maksimal dengan biaya seefisien mungkin. Sejalan dengan prinsip
tylor ini Henry fayol 1919 mengembangkan teori yang agak lebih luas
yang menekankan kepada spesialisasi pekerjaan, otoritas, kontrol dan
mendelegasian tanggung jawab. Kedua : berasal dari teori birokrasi
yang dikembangkan oleh Max Weber 1947 yang menekankan pada
pentingnya bentuk struktur hierarki yang efektif bagi organisasi.
Masing-masing teori tersebut akan dibicarakan sepintas lalu sebelum
masuk pada teori klasik.
pada

teori saintifik

manajemen

pengelolaan

organisasi

didasarkan pada prinsip-prinsip kunci seperti berikut :
a. Pembagian pekerjaan
b. Otoritas tanggung jawab
c. Kesatuan komando
d. Kesatuan arah
e. Minat masing masing bawahan terhadap minat umum
f. Pembayaran yang wajar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

g. Sentralisasi
h. Mata rantai komando
i.

Perintah

j.

Kesamaan

k. Stabilitas kedudukan personel yang tetap
l.

Inisiatif

m. Rasa kesatuan korp

2. Teori hubungan manusia
Manusia sebagai anggota organisasi adalah merupakan inti organisasi
sosial. Manusia terlibat dalam tingkahlaku organisasi. Misalnya
anggota organisasi yang memutuskan apa peranan yang dilakukan dan
bagaimana melakukanya. Tanpa manusia organisasi tidak akan ada.
Oleh

karena

itu

faktor

manusia

dalam

organisasi

haruslah

mendapatkan perhatian dan tidak dapat diabaikan seperti halnya
dengan teori klasik. Teori hubungan manusia ini menekan pada
pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi
Teori ini menyarankan strategi peningkatan dan penyempurnaan
organisasi dengan meningkatkan keputusan anggota organisasi dan
menciptakan

organisasi

mengembangkan

yang

potensinya.

dapat

Teori

membantu

hubungan

individu

manusia

ini

diperkenalkan pada tahun1930-an yang dipelopori oleh barnard 1938,
Mayo 1933, Roethlisherger dan Dichson 1939. Inilah permulaan teori

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

hubungan manusia menolak prinsip teori struktural klasik dan
menentang pandangan yang mekanis terhadap organisasi yang tidak
sensitif terhadap kebutuhan sosial anggota organisasi
2.1.1.5 Karyawan
Menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003, tenaga kerja adalah
setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Hasibuan (2005:12) menjelaskan bahwa karyawan adalah penjual
jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat

kompensasi yang cukup

besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Dalam hal ini, karyawan wajib
terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang di berikan dan berhak
memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam
suatu perusahaan di bedakan atas karyawan operasional dan karyawan
manajerial (pimpinan).
1. Karyawan Operasional
Karyawan operasional adalah sebagai orang yang secara
langsung harus mengerjakan sendiri pekerjaan sesuai dengan
perintah atasan.
2. Karyawan Manajerial
Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak
memerintah

bawahanya

untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mengerjakan

sebagai

15

pekerjaanya dan dikerjakan sesuai dengan perintah. Mereka
mencapai tujuan kegiatan-kegiatan orang lain. Karyawan
manajerial ini dibedakan atas manajerial lini dan manajer staf.
a. Manajer Lini
Manajer lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai
wewenang lini (Lini Up), berhak dan bertanggung jawab
langsung merealisasi tujuan perusahaan.
b. Manajer Staf
Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang
staf (stel authority) yang hanya berhak memberikan saran
dan pelayanan untuk memperlancar penyelsaian tugas-tugas
manajer lini.
Jadi pengertian tenaga kerja lebih luas daripada pengertian
karyawan, karena tenaga kerja adalah orang yang bekerja di dalam
maupun di luar hubungan kerja. Ciri khas hubungan kerja adalah tenaga
kerja itu bekerja di bawah perintah orang lain dengan menerima balas jasa
( Hasibuan, 2005:12 )
2.1.2 Komunikasi Organisasi
2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam
organisasi. Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian
informasi, ide-ide, di antara para anggota organisasi secara timbal balik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi
organisasi pada dasarnya merupakan

suatu kegiatan intern di dalam

organisasi (wursanto,2003:157).
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks (Muhammad, 2004:65). Komunikasi organisasi juga dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Pace &
Faules, 2001:31).
Komunikasi organisasi (Organizations Communication) terjadi di
dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung
dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikaasi kelompok (
Mulyana, 2001:75 ). Pengertian komunikasi organisasi dari buku Dedy
Mulyana ini akan menjadi acuan penelitian dalam melakukan penelitian.
Untuk memahami komunikasi ada baiknya kita memahami terlebih dahulu
konseptualisasinya. Dalam komunikasi setidaknya terdapat 3 kerangka
pemahaman mengenai komunikasi, yaitu : komunikasi sebagai tindakan
satu arah, komunikasi sebagai interaksi, komunikasi sebagai transaksi.
Dalam penelitian ini, peneliti cendereung

menggunkan kerangka

komunikasi sebagai interaksi.
Komunikasi sebagai interaksi menyertakan dengan suatu proses
sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang
menyampaikan pesan, baik verbal maupun non-verbal, seorang penerima

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukan kepala,
kemudian orang pertama beraksi lagi setelah menerima respon atau umpan
balik dari orang kedua, dan seterusnya (Mulyana, 2001:65).
Dari konseptualisasi tersebut Shannon dan Weaver menyatakan
bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi

satu

sama

lainya,

sengaja

atau

tidak

sengaja

(Pareno,2002:4).
Untuk

memahami komunikasi organisas,

Ami muhammad

memberikan definisi sendiri yang digunakan untuk memahami komunikasi
organisasi sebagai berikut : komunikasi adalah pertukaran pesan verbal
maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk
mengubah tingkah laku (2004:4-5).
Dalam

bukunya

Robbins

mengungkapkan

bahwa

dalam

komunikasi pria lebih langsung, tidak tergantung dan cenderung
memegang kendali yang sering dipertegas dengan jalan mengemukakan
pemecahan. Sedangkan wanita dalam berkomunikasi tidak langsung,
mencari dukungan dan hubungan, bukan untuk memperoleh nasihat pria
(2003:21).
Jalaudin Rackhmat pernah mengungkapakan bila orang-orang
memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat sosial,
ekonomi,

agama

ideologis

cenderung

saling

menyukai

dalam

berkomunikasi (1994:111). Selain itu dikatakan pula bahwa, orang
cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

tinggi dari pad dirinya atau lebih berhasil dalam kehidupanya
(Rakhmat,1994:117).
Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu kordinasi
rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian kerja dan fungsi melaui hierarki otoritas dan tanggung
jawab. Schein juga mengatakan bahwa bahwa organisasi mempunyai
karakteristik

tertentu

yaitu

mempunyai

struktur,

tujuan,

saling

berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada
komunikasi kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan
aktivitas dalam organisasi tersebut (muhannad,2004:23).
2.1.2.2.Arus Infor masi Dalam Organisasi
Desain organisasi haruslah memungkinkan terjadinya komunikasi ke
empat yaitu, ke atas, ke bawah (vertikal), horisontal, dan diagonal.
(Suwarto,1999:166).
1. Komunikasi ke bawah : adalah komuikasi yang mengalir dari
tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi dan
mencakup kebijakan pemimpin, instruksi dan memo resmi.
2. Komunikasi ke atas : adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat
bawah ke atas sebuah organisasi dan mencakup: kotak saran,
pertemanan kelompok, dan prosedur keluluhan.
3. Komunikasi horisontal : adalah komunikasi yang mengalir
melintas berbgai fungsi dalam organisasi. Bentuk komunikasi ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

diperlukan

untuk

mengkoordinasikan

dan

mengintegrasikan

berbagai fungsi organisasi.
4. Komunikasi diagonal ; adalah komunikasi silang fungsi dan tingkat
dalam organisasi. Hal ini penting dalam situasi dimana anggota
tidak dapat berkomunikasi lewat saluran ke atas, ke bawah,
ataupun horisontal.
2.1.2.3. Kebijakan Komunikasi
Kebijakan komunikasi menggambarkan suatu penempatan tujuan
yang diinginkan organisasi dan untuk mencapainya dengan memandang
komunikasi. Dalam suatu organisasi dimana terdapat kebijakan-kebijakan
komunikais formal, setiap individu manajer, supervisor, kepala seksi, dan
karyawan, maka akan dapat menimbulkan konflik antar anggota ketika
interaksi (soemirat, ardianto,sumina,1993:3). Singband (1996) dan Pace
(1983), mengamati bahwa “ sewaktu perusahaan tidak memiliki filosofi
komunikasi, kita hampir tanpa kekecualian akan memberika suatu hasil :
(Soemirat, Ardianto, Sumirat,1996:64).
1. Sedikit atau tidak ada pembahasan terhadap sebagai isu yang
kontroversial
(maslah karyuawan , gaji promosi, pemutusan hubungan kerja dan
lainya)
2. Berbeda-beda cara mengatasi isu yang sejenis melalui organisasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

3. Diskusi selanjutnya tetap dangkal dan hanya membahas permukaan
dari suatu topik untuk menghasilkan item-item yang nyata kepada
kepentingan bagi individual, didalam dan diluar perusahaan.
Burhan (1971) dan pace (1983) telah mengamati, meskipun setiap
organisasi berbeda dalam menuangkan kebijaka secara formal,tetapi
kesulitan komunikasi organisasi sering muncul karena perbedaan persepsi
karyawan suatu perusahaan atau suatu kelompok kerja dengan supervisior
tentang kebijakan. (Soemirat, Ardianto, Suminar, 1999:64). Singmund
(1969) dan Pace (1983) dalam soemirat, Ardiantp, Suminar (1999;64-65)
mengemukakan filosofi komunikasi, sebagai berikut :
1. Karyawan harus di beri informasi tentang aktifitas organisasi
2. Karyawan harus diberi informasi tentang tujuan, sasaran,
perencanaan dan arah perusahaan.
3. Karyawan harus di beri informasi tentang isu negatif, sensitif, dan
kontroversial.
4. Karyawan harus didorong untuk berperan dalam berlangsungnya
arus komunikasi dua arah.
5. Karyawan harus mengadakan pertemanan secara periodik dengan
supervisor mereka untuk membahas kinerja kerja dan harapan
karyawan.
6. Pertemanan harus dilakukan untuk menemukan suatu yang penting
dan mendorong eksspresi mereka.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

7. Karyawan harus memiliki situasi dan kondisi tertentu yang
memungkinkan berkomunikasi secara tepat.
Secara filosofis komunikasi yang efektif dalam organisasi adalah
adanya kata sepakat untuk perencanaan informasi jangka panjang dengan
aspek lainya. Serta membuka saluran komunikasi dan mengembangkan
kebebasan menuangkan ide.
2.1.2.4 Komunikasi Organisasi yang Efektif
Komunikasi organisasi yang efektif dapat terjadi apabila iklim
organisasi yang ada dalam organisasi tersebut cukup mendukung. Iklim
organisasi merupakan

gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi

makro mengenai peristiwa organisasi, perilaku manusia, respon pegawai
terhadap pegawai lainya, harapan-harapan, konflik-konflik antar personal,
dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi tersebut. Iklim organisasi
berbeda dengan iklim pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan
pesan yang terjadi dalam organisasi (Pace dan Faules, 2000:154).
Iklim organisasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan
anggota lainya. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak
berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan (
Muhammad,2004:85).
Reding dalam Pace dan Faules ( 2000:154) menyebutkan bahwa iklim
komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

organisasi yang menunjukan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebut mempercayai anggotanya dan memberikan kebebasan dalam
mengambil resiko, mendorong dan memberi tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas-tugas, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup
tentang organisasim dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi,
secara aktif memberi penyuluhan kepada para anggota organisasi sehingga
dapat melihat bahwa keterlibatan anggota penting terhadap keputusankeputusan dalam organisasi, dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang
bermutu tinggi dan memberikan tantangan.
2.1.3 Iklim Komunikasi Organisasi
2.1.3.1 Iklim Organisasi
Konsep mengenai iklim organisasi telah mendpat perhatian kira-kira
30 tahun yang lalu tetapi sampai sekarang belum ada kesempatan para ahli
tentang itu. Telah banyak usaha yang telah dilakukan untuk memisahkan,
menerangkan, dan menentukan tempat konsepsi ini dalam teori organisasi.
Bermacam definisi dikemukakan dalam literatur mengenai iklim
organisasi di antaranya seperti apa yang dikemukakan oleh tagiuri (1968)
dalam Muhammad (2002:82) yang menyatakan bahwa iklim komunikasi
organisasi adalah kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal
organisasi yang di alami anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku
mereka serta dapat di uraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set
karakteristik tertentu pada lingkunganya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Payne dan pugh (1976) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu
konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma,
sikap, tingkah laku dan peasaan anggota terhadap suatu sistem sosial.
Selanjutnya Litwin dan Stringer (1968) dalam Muhammad (2002:82)
memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut:
1. Rasa tanggung jawab
2. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan.
3. Ganjaran atau Reward
4. Rasa persaudaraan
5. Semangat tim.
Mereka mengatakan bahwa iklim organisasi dapat dipelajari dengan
mengobservasikan jumlah otonomi secara individual, kebebasan yang
dialami oleh individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi yang
dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi dan
banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja.
Kemudian Hillrieger dan Slocum (Jablin, 1987) dalam Muhammad
(2002:82)

mengemukakan

definisi

iklim

organisasi

dengan

mempertimbangkan subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan
iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan subsistemnya yang
dapat dirasakan oleh anggota organisasi, terhadap anggota dan
lingkunganya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas kelihatan bahwa
para ahli belum sepakat tentang konsepniklim organisasi ini, tetapi
walupun demikian sudah ada kesepakatan umum mengenai atributnya
tetapi juga ada hal-hal penting yang tidak di sepakati mereka. Hal-hal yang
disepakati dan tidak disepakati menurut tompkins (1985) dalam
Muhammad (2002:82) adalah sebagai berikut :
1. Ada konsensus bahwa iklim organisasi adalah suatu konsep yang
masih menjadi pembicaraan para ahli mengenai sifat yang dipunyai
secara keseluruhan atau organisasi secara keseluruhan atau sub unit
organisasi. Jane dan Jones membedakan iklim Psikologis yang
dipersepsikan

individu

mengenai

organisasi

dengan

iklim

organisasi yang menunjuk kepada ciri global dari lingkungan
organisasi

yang

mencolok

mata

anggota.

Bukti

empiris

menunjukan bahwa perbedaan kedua iklim ini, sesungguhnya
sesuatu yang berarti dan iklim organisasi adalah konsep yang bebas
dari persepsi anggota secara individual mengenai organisasi.
Perbedaan ini juga membawa implikasi penting terhadap
bagaimana mendefinisikan iklim secara operasional dan lainya.
Untuk mengukur iklim psikologis peneliti hanya memerlukan
persepsi anggota secara individu mngenai organisasi. Tetapi
sebaliknya karena iklim organisasi adalah suatu atribut dari sistem,
mengukur persepsi subjek saja tidaklah cukup. Juga ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

persetujuan bahwa iklim lebih bersifat deskriptif dari pada efektif
atau evaluatif.
2. Juga ada persetujuan bahwa iklim bersifat deskriptif dari pada
afektif atau evaluatif.
3. Juga diterima secara umum bahwa iklim timbul dari dan diperkuat
oleh praktik organisasi yang mungkin terbatas pada aktivitas yang
sistematis dan yang telah menjadi kebiasaan yang mendalam serta
penting oleh organisasi atau anggotanya.
4. Ada ketidaksepakatan mengenai bagaimana iklim secara umum.
Beberapa peneliti menduga bahwa suatu set dimensi atau
pernyataan yang deskriptif dapat digunakan untuk mencirikan
iklim dari sistem. Dimensi iklim dikembangkan oleh Litwin dan
stringer

(1968).

Sebaliknya

Schneider

(Thompkin,

1985)

mengemukakan bahwa organisasi mungkin banyak iklim yang
berbeda seperti iklim keselamatan, iklim pelayanan pelanggan dan
sebagainya. Dia mendasarkan pendapat