Pengaruh Audit Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan : Studi Kasus pada PT. Pindad (Persero) Bandung.

(1)

vii

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine the internal audit adopted by the PT. PINDAD (PERSERO) has adequate and internal audit significantly influence the effectiveness of sales internal control. The study was conducted at PT. PINDAD (PESERO) located on Jl. Jend. Gatot Subroto 517 Bandung and the company's main activity is produce military and industrial equipment. The method used in this research is descriptive analysis methods and techniques of data collection through interviews, questionnaires and literature. Testing the hypothesis using a simple regression analysis with total sample is 30. From the results of research, it can be concluded that the internal audits are implemented by PT. PINDAD (PERSERO) has adequate and internal audit as a management tool to support the effectiveness of sales internal control very influential. It can be seen from the research model obtained is Y = 8.392 +0.851 X and the influence of effectiveness sales internal control is 68.6% and the residual is influenced by other factors. Keywords: Internal Audit, Sales Internal Control


(2)

ABSTRAK

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui audit internal yang diterapkan oleh PT. PINDAD (PERSERO) telah memadai dan audit internal berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan. Penelitian dilakukan pada PT. PINDAD (PERSERO) yang terletak di Jl. Jend. Gatot Subroto No.517 Bandung dan aktivitas utama perusahaan adalah memproduksi alat militer dan perindustrian. Metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode analisa deskriptif serta teknik pengumpulan data melalui wawancara, kuisioner dan penelitian kepustakaan. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 30. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa audit internal yang diterapkan PT. PINDAD (PERSERO) telah memadai dan audit internal sebagai alat bantu manajemen dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan sangat berpengaruh. Hal ini dilihat dari model penelitian yang didapatkan yaitu Y=8,392+0,851X dan besarnya pengaruh audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan adalah sebesar 68,6% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.


(3)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRACT vii

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN xx

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 6

1.4 Kegunaan Penelitian 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS 8

2.1 Kajian Pustaka 8

2.1.1 Pengertian Pengaruh 8


(4)

2.1.2.1 Pengertian Audit 8

2.1.2.2 Peranan Audit 9

2.1.2.3 Jenis-jenis Audit 10

2.1.3 Perbedaan antara Auditor Eksternal dan Internal 11

2.1.4 Audit Internal 13

2.1.4.1 Pengertian Audit Internal 13

2.1.4.2 Fungsi dan Tujuan Audit Internal 14 2.1.4.3 Ruang Lingkup Audit Internal 16

2.1.4.4 Unsur-unsur Audit Internal 17

2.1.4.5 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal 18

2.1.4.6 Kualifikasi Audit Internal 20

2.1.4.7 Program Audit dan Pelaksanaan Audit Internal 23 2.1.4.8 Laporan Hasil Audit Internal 26 2.1.4.9 Pemantauan Tindak Lanjut atas Audit Internal 27

2.1.5 Pengertian Efektivitas 28

2.1.6 Pengendalian Internal 28

2.1.6.1 Pengertian Pengendalian Internal 28 2.1.6.2 Tujuan Pengendalian Internal 29 2.1.6.3 Komponen Pengendalian Internal 31 2.1.6.4 Keterbatasan Pengendalian Internal 36

2.1.7 Pengendalian Internal Penjualan 37

2.1.7.1 Pengertian Penjualan 37

2.1.7.2 Tujuan Penjualan 38


(5)

xi

2.1.7.4 Pengendalian Internal Penjualan 39 2.1.7.5 Tujuan Pengendalian Internal Penjualan 40

2.2 Rerangka Pemikiran 40

2.3 Pengembangan Hipotesis 44

BAB III METODE PENELITIAN 45

3.1 Objek Penelitian 45

3.1.1 Sejarah Perusahaan 45

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 47

3.1.2.1 Visi Perusahaan 47

3.1.2.2 Misi Perusahaan 47

3.1.3 Bidang Usaha 47

3.1.4 Pabrik dan Produk 49

3.2 Metode Penelitian 50

3.2.1 Jenis Penelitian 50

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 50

3.2.3 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran 51

3.2.4 Populasi dan Sampel Penelitian 53

3.2.4.1 Populasi Penelitian 53

3.2.4.2 Sampel Penelitian 54

3.2.5 Alat Analisis Data 54

3.2.5.1 Teknik Pengembangan Instrumen 54 3.2.5.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas 55


(6)

3.2.5.4 Uji Normalitas 58

3.2.5.5 Analisis Regresi 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 63 4.1 Penerapan Audit Internal 63 4.2 Hasil Penelitian 75

4.2.1 Penerapan Audit Internal 75

4.2.1.1 Independensi Audit Internal 76 4.2.1.2 Kompetensi Audit Internal 78 4.2.1.3 Program Audit Internal 81

4.2.1.4 Laporan Hasil Audit Internal 83 4.2.1.5 Tindak Lanjut Audit Internal 85 4.2.2 Keefektifan Pengendalian Internal atas Penjualan 87 4.2.2.1 Lingkungan Pengendalian 87 4.2.2.2 Perkiraan Risiko 90

4.2.2.3 Aktivitas Pengendalian 91

4.2.2.4 Informasi dan Komunikasi 93 4.2.2.5 Pemantauan 96

4.2.2.6 Keandalan Laporan Keuangan 97

4.2.2.7 Efektivitas dan Efisiensi Penjualan 98

4.2.2.8 Ketaatan Terhadap Peraturan yang Berlaku 98

4.2.3 Hasil Uji Validitas 99


(7)

xiii

4.2.3.2 Variabel Dependen (Efektivitas Pengendalian Internal

Penjualan) 100

4.2.4 Hasil Uji Reliabilitas 102

4.2.5 Hasil Uji Normalitas 102

4.2.6 Hasil Uji Analisis Regresi 103

4.2.7 Koefisien Determinasi 106

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 107

5.2 Saran 108 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Rerangka Pemikiran 43

Gambar 2 Model Penelitian 43


(9)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Perbedaan Antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal 12 Tabel II Variabel, Dimensi, Indikator, No. Item, Skala Pengukuran 53 Tabel III Perusahaan Memiliki Fungsi Auditor Internal yang Independen

yang Berguna bagi Pelaksanaan Perusahaan 76 Tabel IV Auditor Internal Dalam Melaksanakan Tugas dan Tanggung

Jawab Mempertahankan Sikap Mental Independen 76 Tabel V Auditor Internal Mendapat Dukungan dari Manajemen Dalam

Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawabnya 77 Tabel VI Auditor Internal Merupakan Fungsi yang Terpisah Dari Fungsi

Operasional Utama Perusahaan 77

Tabel VII Auditor Internal Dalam Melaksanakan Tugas Tidak Dibatasi 78 Tabel VIII Auditor Internal Memiliki Latar Belakang Pendidikan Tentang

Internal Auditing dan Akuntansi 78

Tabel IX Auditor Internal Memiliki Pengetahuan yang Memadai Dalam

Bidangnya 79

Tabel X Auditor Internal Memiliki Wewenang Penuh Untuk Melakukan Aktivitas Pemeriksaan di Semua Bidang Dalam Perusahaan 79 Tabel XI Auditor Internal Memberikan Informasi dan Saran yang Mudah

Untuk Dimengerti 80

Tabel XII Auditor Internal Mengadakan Audit atas Catatan Akuntansi,


(10)

Tabel XIII Auditor Internal Menyusun Program Internal Auditing Secara

Menyeluruh Dalam Perusahaan 81

Tabel XIV Auditor Internal Telah Melaksanakan Prosedur Pemeriksaan yang Tercantum Dalam Program Internal Auditing 81 Tabel XV Program Audit Dibuat Secara Tertulis dan Sistematis 82 Tabel XVI Program Audit Dilaksanakan Secara Periodik 82 Tabel XVII Program Audit Memberikan Evaluasi Terhadap Pengendalian

Internal Untuk Penjualan 83

Tabel XVIII Laporan Hasil Audit Menyajikan Temuan Auditor Internal atas

Hasil Audit yang Dilaksanakan 83

Tabel XIX Laporan Hasil Audit Disusun Secara Objektif, Singkat, Jelas 84 Tabel XX Laporan Hasil Audit Menyajikan Saran dan Rekomendasi 84 Tabel XXI Laporan Hasil Audit Diselesaikan dan Disampaikan Secara Tepat

Waktu 85

Tabel XXII Saran dan Rekomendasi Perbaikan yang Diajukan Auditor Internal Mendapat Perhatian dari Manajemen Perusahaan 85 Tabel XXIII Manajemen Konsisten Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut 86 Tabel XXIV Auditor Internal Melakukan Pemantauan Selama Dilakukan

Aktivitas Perbaikan Berdasakan Temuan 86

Tabel XXV Perusahaan Memiliki Kode Etik yang Dikomunikasikan kepada

Seluruh Karyawan 87

Tabel XXVI Perusahaan Memberikan Masa Percobaan Bagi Karyawan Baru

Sebelum Menjadi Karyawan Tetap 87


(11)

xvii

Tabel XXVIII Perusahaan Memiliki Struktur Organisasi yang Menggambarkan Pemisahan Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab 88 Tabel XXIX Dewan Komisaris Selalu Melakukan Peninjauan ke Perusahaan Secara Rutin Untuk Menilai Aktivitas Manajemen 89 Tabel XXX Perusahaan Menetapkan Wewenang dan Tanggung Jawab bagi

Setiap Karyawan 89

Tabel XXXI Perusahaan Melakukan Perputaran Jabatan dalam Kurun Waktu

Tertentu 90

Tabel XXXII Manajemen Selalu Memonitor Teknologi Baru dan Aplikasi serta

Perkembangan dari Perusahaan Lain 90

Tabel XXXIII Perusahaan Dapat Mengenali Risiko yang Dapat Terjadi Mengenai Tindakan Kolusi Pegawai 91 Tabel XXXIV Perusahaan Mengadakan Penilaian Piutang Terhadap Kinerja

Penjualan dan Penagihan Piutang 91

Tabel XXXV Terdapat Pemisahan Fungsi Pencatatan, Penerimaan Kas, Kredit, Penyimpanan dan Pengiriman Barang di Dalam Perusahaan 92 Tabel XXXVI Barang yang Akan Dikirim ke Customer Telah Diperiksa Baik

Kuantitas Maupun Kualitas 92

Tabel XXXVII Perusahaan Dilengkapi Alarm Pencurian dan Kebakaran serta Terdapat Alat Pemadam Kebakaran di Setiap Ruangan 93 Tabel XXXVIII Transaksi Penjualan Diklasifikasikan dan Dicatat Dalam Buku

Penerimaan Kas 93

Tabel XXXIX Setiap Penerimaan Penjualan Dicocokkan Terlebih Dahulu Dengan Transaksi yang Terjadi 94


(12)

Tabel XL Transaksi Penjualan dan Penagihan Piutang Disertai Dokumen

dan Catatan yang Memadai 94

Tabel XLI Formulir Dibuat Rangkap Untuk Keperluan Dokumentasi 95 Tabel XLII Dokumen dan Catatan yang Digunakan Diberi Nomor urut 95 Tabel XLIII Perusahaan Melakukan Pemantauan dan Pelaksanaan Pengendalian Internal Atas Siklus Penjualan dan Penagihan Piutang 96

Tabel XLIV Pemantauan yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal Dilaksanakan Secara Terus Menerus Oleh Manajemen 96

Tabel XLV Perusahaan Memiliki Standar Pelaporan yang Dijadikan Patokan Dalam Menyusun Laporan Keuangan 97

Tabel XLVI Laporan Keuangan Perusahaan Disajikan Tepat Pada Saat Dibutuhkan Untuk Pengambilan Keputusan 97

Tabel XLVII Pengendalian Internal Penjualan yang Efektif telah Dilaksanakan Secara Periodik dan Berkesinambungan oleh Manajemen 98

Tabel XLVIII Semua Pegawai Mematuhi dan Menjalankan Kebijakan yang Ditetapkan Oleh Perusahaan 98

Tabel XLIX Prosedur Penjualan Telah Dilaksanakan Sesuai Dengan Prosedur yang Ditetapkan Oleh Perusahaan 99

Tabel L Hasil Uji Validitas Variabel Independen 100

Tabel LI Hasil Uji Validitas Variabel Dependen 101

Tabel LII Hasil Uji Reliabilitas 102

Tabel LIII Hasil Uji Normalitas 102


(13)

xix

Tabel LV Hasil Persamaan Regresi Variabel Independen dan Variabel

Dependen 104


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Data Kuisioner

Lampiran B Daftar Pertanyaan Kuisioner

Lampiran C Hasil Output Uji SPSS


(15)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada awal tahun 2010, Indonesia bersama lima negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam) serta China terjalin dalam suatu kerja sama khusus dalam bidang ekonomi yang dituangkan dalam suatu perjanjian perdagangan bebas yang diberi nama perjanjian ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) (Edratna, 2010). Hal ini menyebabkan masing-masing negara berusaha untuk memajukan negaranya dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang perekonomian sehingga berdampak pada perusahaan-perusahaan yang sedang beroperasional.

Perusahaan dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk menciptakan produk maupun jasa yang dapat dijual dengan harga dan kualitas yang dapat bersaing dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk meningkatkan efektivitas dalam berbagai aktivitas perusahaan melalui perancangan dan penerapan strategi oleh manajemen sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan.

Adapun tujuan pendirian perusahaan didasarkan pada beberapa alasan. Namun, perolehan laba menjadi alasan utama mengapa suatu perusahaan berdiri. Laba juga menentukan kelangsungan hidup perusahaan agar berbagai aktivitas dapat dijalankan di dalam suatu perusahaan.


(16)

Bab I Pendahuluan 2 Perolehan laba pada suatu perusahaan didasarkan pada pendapatan yang didapatkan melalui aktivitas penjualan dikurangi dengan biaya-biaya operasional yang dikeluarkan. Oleh karena itu, aktivitas penjualan merupakan aktivitas yang dianggap penting di dalam perusahaan.

Agar aktivitas penjualan dapat dilaksanakan secara efektif diperlukan suatu alat pengendalian yang memadai untuk menjamin kelangsungan aktivitas penjualan tersebut. Pengendalian yang dimaksud berupa pengendalian internal terhadap sistem dan prosedur penjualan.

Manajemen bertanggungjawab terhadap aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Namun, salah satu kelemahan manajemen terletak pada ketidaksanggupan manajemen untuk memantau dan menilai keseluruhan aktivitas dari karyawan terhadap operasional yang dilakukan di masing-masing aktivitas yang ada diperusahaan. Ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan manakala ada tekanan (pressure), ada kesempatan (opportunity) dan moral seseorang yang tidak dapat dinilai hanya melalui proses wawancara penerimaan tenaga kerja

(razionalization) (Arens et al., 2008:432).

Menurut Koesmana et al. (2007:59), semua organisasi dilihat dari jenis, skala dan jenis aktivitas tidak terhindar dari risiko terjadinya kecurangan (fraud). Hal ini disebabkan lemahnya pengendalian internal yang terdapat pada organisasi tersebut. Pada aktivitas penjualan, kecurangan (fraud) yang biasa dilakukan oleh karyawan adalah dalam hal penipuan kualitas barang yang akan dijual, pemalsuan dokumen, pelaporan piutang yang salah dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengendalian internal diperlukan manajemen untuk menjadi alat yang dapat menutupi kelemahan manajemen.


(17)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Menurut Ratliff et al. (1988:91) menyatakan bahwa adapun fungsi utama dari suatu pengendalian internal adalah untuk memantau dan memastikan suatu sistem pengendalian telah dijalankan secara baik dan efektif di dalam suatu organisasi. Selain itu, tujuan pengendalian intern diberlakukan di dalam suatu perusahaan adalah untuk memberikan informasi yang sesuai dengan fakta dan berintegritas (reliability

and integrity of information) kepada manajemen dalam pengambilan suatu keputusan

mengenai operasional perusahaan, menjamin kepatuhan manajemen perusahaan terhadap kebijakan, hukum dan peraturan (compliance with policies, plans,

procedures, laws and regulations) baik peraturan perusahaan maupun peraturan

pemerintah, melindungi harta perusahaan (safeguarding asset) dari kemungkinan kecurangan (fraud) yang dapat terjadi, menjamin penggunaan sumber daya perusahaan secara ekonomis dan efisien (economy and efficiency of operations) serta mengusahakan pencapaian tujuan perusahaan baik dalam hal operasional maupun visi misi perusahaan (Accomplishment of organizational objectives goals for

operations and programs).

Namun, sistem pengendalian internal yang telah dirancang sedemikian rupa tidak menjamin bahwa aktivitas perusahaan secara keseluruhan telah berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam struktur pengendalian seperti persengkongkolan antar karyawan pada aktivitas perusahaan dan manakala sistem pengendalian internal tidak diterapkan secara tegas dan menganggap pengendalian internal hanya merupakan formalitas dalam suatu prosedur di perusahaan.

Hal tersebut didasarkan pada fenomena yang pernah terjadi pada PT. Kimia Farma Tbk. Kimia Farma berbentuk perseroan terbatas sejak tahun 1971 dan baru


(18)

Bab I Pendahuluan 4 terdaftar sebagai perusahaan terbuka atau perusahaan publik (Tbk.) pada bulan Juli 2001 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (Wikipedia.org, 2012). Sebagai perusahaan terbuka tentu terdapat komite audit di dalam struktur organisasi perusahaan yang biasanya terdiri dari audit eksternal maupun audit internal untuk merancang serta menerapkan pengendalian internal pada berbagai aktivitas perusahaan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Muh. Arief Effendi (2012) yang menyatakan bahwa berdasarkan surat edaran BAPEPAM No.SE-03/PM/2000 merekomendasikan agar perusahaan-perusahaan publik memiliki komite audit. Namun demikian, pada akhir tahun 2001, kecurangan (fraud) tetap terjadi dalam bentuk perekayasaan laporan keuangan bahwa perusahaan meningkatkan laba melalui aktivitas penjualan. Padahal sesuai fakta, aktivitas penjualan tidak ditingkatkan, melainkan penyajian yang salah mengenai penjualan yaitu pencatatan ganda ketika transaksi penjualan terjadi sehingga berakhir dengan adanya kerugian berupa denda serta sanksi yang diberikan kepada pihak perusahaan (Herwidayatmo, 2002:4).

Fenomena lain yang terjadi yaitu salah seorang direktur penjualan dari sebuah perusahaan elektronik yang terlibat dalam proses penjualan fiktif. Kecurangan

(Fraud) yang dilakukan dalam bentuk pemalsuan kuitansi konsumen, tagihan palsu

yang dikeluarkan oleh perusahaan, produk yang dikeluarkan dari gudang penyimpanan seolah-olah akan dikirimkan kepada pembeli yang akhirnya dijual secara pribadi oleh direktur tersebut dan hasil penjualan dipergunakan untuk kepentingan pribadi, serta transaksi penjualan yang dicatat dalam sistem akuntansi yang tidak benar (wordpress. com, 2008). Kedua fenomena tersebut membuktikan bahwa di dalam perusahaan terdapat audit internal yang merancang dan menerapkan


(19)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha pengendalian internal namun tidak menjamin aktivitas perusahaan berjalan secara efektif dan perusahaan dapat terhindar dari kecurangan (fraud). Hal ini juga diungkapkan oleh Djanegara H.Moermahadi S. dan Haryadi Maicella C. (2007:2) yang menyatakan bahwa sistem pengendalian yang efektif belum tentu aktivitas penjualan dapat berjalan secara efektif.

Agar pengendalian internal dapat berjalan dengan efektif diperlukan orang atau bagian yang independen untuk melaksanakan pemeriksaan atas berbagai aktivitas internal perusahan. Bagian tersebut dinamakan dengan Auditor Internal. Gabungan dari kompetensi, independensi serta integritas yang tinggi menjadikan seorang auditor internal fokus terhadap pemeriksaan internal dalam berbagai aktivitas perusahaan seperti administrasi, operasi, penjualan, akuntansi dan keuangan (Ratliff et al., 1988:7). Auditor internal memiliki kewajiban untuk melakukan pemeriksaan internal sehingga dapat memperoleh kelengkapan informasi dan menilai efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan untuk dijadikan rekomendasi kepada manajemen perusahaan sehingga dengan demikian, diharapkan dengan adanya auditor internal dalam meningkatkan efektivitas atas aktivitas perusahaan, kecurangan (fraud) tidak akan terjadi sehingga dapat merugikan perusahaan. Atas dasar pemikiran dan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti judul : “PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN “Studi Kasus pada PT. PINDAD (PERSERO) Bandung””


(20)

Bab I Pendahuluan 6 1.2. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah audit internal yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai?

2. Apakah audit internal berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan perusahaan?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data perusahaan yang berhubungan dengan pengendalian internal penjualan sehingga data tersebut akan diolah untuk mendapatkan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui sejauh mana penerapan audit internal dalam suatu perusahaan dalam menilai efektivitas aktivitas penjualan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Untuk mengetahui apakah audit internal yang diterapkan oleh perusahaan telah memadai.

2. Untuk mengetahui apakah audit internal berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan perusahaan.

1.4. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat bagi akademisi

Adapun kegunaan penelitian ini bagi akademisi adalah diharapkan hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain yang membahas permasalahan yang sama dan menambah pengetahuan pengguna hasil penelitian tersebut.


(21)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha 2. Manfaat bagi praktisi

Adapun kegunaan penelitian ini bagi praktisi adalah diharapkan hasil penelitian tersebut dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran mengenai pentingnya audit internal sebagai suatu alat untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualan perusahaan.


(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan PT.PINDAD (PERSERO) di Bandung selama periode November 2012 sampai Desember 2012 serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV yaitu dalam menjawab hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa audit internal sebagai salah satu unsur pengendalian internal diperusahaan telah diterapkan secara memadai. Hal tersebut didasarkan pada alasan bahwa auditor internal atau dalam PT.PINDAD (PERSERO) dikenal dengan bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) telah memenuhi kualifikasi audit internal. Satuan Pengawasan Intern (SPI) merupakan fungsi independen yang terpisah dari fungsi-fungsi operasional lain yang terdapat dalam perusahaan. Satuan Pengawasan Intern (SPI) juga didukung dengan kompetensi yang memadai dalam menjalankan aktivitas pemeriksaan karena memiliki latar belakang pendidikan tentang internal auditor dan akuntansi sehingga dapat mengadakan berbagai pemeriksaan serta memberikan informasi dan saran dari hasil pemeriksaan yang mudah untuk dimengerti.

Selain independensi dan kompetensi yang dimiliki, dalam melaksanakan aktivitas pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern (SPI) menyusun program audit internal untuk memberikan evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan khususnya pemeriksaan akan aktivitas penjualan perusahaan. Satuan Pengawasan


(23)

Bab V Simpulan dan Saran 108

Universitas Kristen Maranatha Intern (SPI) setelah melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam bentuk laporan hasil audit internal yang menyajikan berbagai temuan-temuan yang diperoleh selama pemeriksaaan berlangsung serta disampaikan kepada manajemen secara tepat waktu serta melakukan pengawasan dan pemantauan secara berkesinambungan akan aktivitas perbaikan yang didasarkan pada temuan-temuan yang diperoleh selama pemeriksaan.

Kesimpulan mengenai diterimanya hipotesis juga didukung oleh pengujian secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program For Social Science) versi 20.0 dan memperoleh kesimpulan persamaan regresi pada penelitian ini adalah Y = 8,392 + 0,851X, hasil uji regresi menyimpulkan Sig.≤ α (0,000 ≤ 0,05) maka HA diterima yaitu audit internal berpengaruh secara signifikan dalam

menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan besarnya pengaruh tersebut dinyatakan dalam koefisien determinasi (kd) yaitu pengaruh audit internal (X) terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan (Y) adalah sebesar 68,6% dan sisanya sebesar 31,4% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2 Saran

Setelah menguraikan pembahasan dan kesimpulan penelitian terhadap PT.PINDAD (PERSERO), penulis mencoba untuk mengemukakan saran yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi PT.PINDAD (PERSERO) dalam meningkatkan pelaksanaan audit internal dan meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualan. Adapun saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Kepada pihak Satuan Pengawas Internal (SPI) PT.PINDAD (PERSERO) tetap mempertahankan kinerja yang telah dimiliki dalam melakukan berbagai aktivitas


(24)

Bab V Simpulan dan Saran 109 pemeriksaan yang dilakukan agar dapat mendukung pengendalian internal perusahaan secara optimal.

2. Kepada Manajemen PT.PINDAD (PERSERO) tetap mempertahankan kinerja yang telah dimiliki agar dapat beroperasi secara optimal.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan. (2004). Management Control System. 11th Edition. Mc Grow-Hill International Edition, New york.

Arens Alvin A., Loebbecke James K. (2000). Auditing an Integrated Approach. 8th Edition, Practise Hall Inc:Englewood, New Jersey.

Arens Alvin A., Elder Randal J., dan Beasley Mark S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Edisi kedua belas. (Diterjemahkan oleh: Herman Wibowo), Penerbit Erlangga.

Djanegara H.Moermahadi S., dan Haryadi Maicella C. (2007). Studi Tentang Efektivitas Intern Penjualan. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Volume VII Nomor 1, hal. 1-7.

Edratna. (2010). Strategi Bank dalam Menghadapi ACFTA : “Mengembangkan

Pembiayaan UKM dengan Memperkuat Manajemen Risiko”, 30 April 2010

diakses dari http://edratna.wordpress.com/2010/04/30/strategi-bank-dalam- menghadapi-acfta-mengembangkan-pembiayaan-ukm-dengan-memperkuat-manajemen-risiko/ pada tanggal 28 September 2012.

Fraud dan Korupsi : Suatu Catatan Untuk Negeri, 31 Oktober 2008 diakses dari http://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/10/31/contoh-kasus-korupsi-dan-fraud-penjualan-dan-persediaan/ pada tanggal 27 September 2012.

Ghozali,I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Guy Dan M., Alderman C. Wayne, Winters Alan J. (2002). Auditing. Edisi kelima. (Diterjemahkan oleh:Sugiyarto, Paul A.Rajoe, Ichsan Setiyo Budi). Penerbit Erlangga.

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., dan Black, W.C. 2006. Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall International, Inc.

Herwidayatmo. (2002:4). Siaran Pers Badan Pegawas Pasar Modal ,27 Desember

2002 diakses dari

http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Des2002/PR_27_12_2002.PDF pada tanggal 27 September 2012

Hiro Tugiman. (1996). Pengenalan Internal Audit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Hiro Tugiman. (1997). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius,


(26)

Hiro Tugiman. (2005). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

James D. Wilson, Jhon B. Campbell. (1996). Tugas Akuntan Manajemen

(Controllership). (Diterjemahankan oleh: Tjintjin Fenix Tjendra). Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga.

Jogiyanto.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses dari http://kamusbahasaindonesia.org/ pada tanggal 1 Oktober 2012.

Kimia Farma, 3 September 2012 diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_Farma pada tanggal 28 September 2012. Koesmana Deddy S., Krsitiawan Humbul, dan Rizki Ahmad .(2007). Peran Audit

Internal Dalam Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud menurut

Standar Profesi. Economic Review and Accounting Review, Volume II Nomor 1, hal. 59-71.

Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Edisi Kedua. Penerbit Bina Aksara. Jakarta.

Muh. Arief Effendi. (2012). Komite Audit di Perusahaan Publik Bukan Sekedar

Pelengkap, 2 Maret 2012 diakses dari

http://muhariefeffendi.wordpress.com/2012/03/02/komite-audit-di

perusahaan-publik-bukan-sekedar-pelengkap/ pada tanggal 30 September 2012.

Mulyadi dan Puradiredja K. (1998). Auditing. Edisi kelima. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Nazir. (2005). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta

Nugroho, B.A. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ratliff Richard L., Wallace Wanda A., Loebbecke James K., dan McFarland William G. (1988). Internal Auditing Principles and Techniques. Institute of Internal Auditors. Altamonte Springs,Florida.

Sawyer Lawrence B., Dittenhofer Mortimer A., Scheiner James H. (2005). Audit Internal Sawyer. Edisi kelima. (Diterjemahkan oleh:Desi Andhariani). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stella. (2011). “Peranan Audit Internal Terhadap Dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Penjualan “Studi Kasus pada PT. Agronesia

-Inkaba”” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sugiyono.(2005). Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung.


(27)

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.

Wahana Komputer. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12. Edisi Pertama. Penerbit Andi kerja sama dengan Wahana Komputer Semarang. Yogyakarta.


(1)

107

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan PT.PINDAD (PERSERO) di Bandung selama periode November 2012 sampai Desember 2012 serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV yaitu dalam menjawab hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa audit internal sebagai salah satu unsur pengendalian internal diperusahaan telah diterapkan secara memadai. Hal tersebut didasarkan pada alasan bahwa auditor internal atau dalam PT.PINDAD (PERSERO) dikenal dengan bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) telah memenuhi kualifikasi audit internal. Satuan Pengawasan Intern (SPI) merupakan fungsi independen yang terpisah dari fungsi-fungsi operasional lain yang terdapat dalam perusahaan. Satuan Pengawasan Intern (SPI) juga didukung dengan kompetensi yang memadai dalam menjalankan aktivitas pemeriksaan karena memiliki latar belakang pendidikan tentang internal auditor dan akuntansi sehingga dapat mengadakan berbagai pemeriksaan serta memberikan informasi dan saran dari hasil pemeriksaan yang mudah untuk dimengerti.

Selain independensi dan kompetensi yang dimiliki, dalam melaksanakan aktivitas pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern (SPI) menyusun program audit internal untuk memberikan evaluasi terhadap pengendalian internal perusahaan khususnya pemeriksaan akan aktivitas penjualan perusahaan. Satuan Pengawasan


(2)

Bab V Simpulan dan Saran 108

Universitas Kristen Maranatha Intern (SPI) setelah melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam bentuk laporan hasil audit internal yang menyajikan berbagai temuan-temuan yang diperoleh selama pemeriksaaan berlangsung serta disampaikan kepada manajemen secara tepat waktu serta melakukan pengawasan dan pemantauan secara berkesinambungan akan aktivitas perbaikan yang didasarkan pada temuan-temuan yang diperoleh selama pemeriksaan.

Kesimpulan mengenai diterimanya hipotesis juga didukung oleh pengujian secara statistik dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program For Social Science) versi 20.0 dan memperoleh kesimpulan persamaan regresi pada penelitian ini adalah Y = 8,392 + 0,851X, hasil uji regresi menyimpulkan Sig.≤ α (0,000 ≤ 0,05) maka HA diterima yaitu audit internal berpengaruh secara signifikan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan besarnya pengaruh tersebut dinyatakan dalam koefisien determinasi (kd) yaitu pengaruh audit internal (X) terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan (Y) adalah sebesar 68,6% dan sisanya sebesar 31,4% dipengaruhi oleh faktor lain.

5.2 Saran

Setelah menguraikan pembahasan dan kesimpulan penelitian terhadap PT.PINDAD (PERSERO), penulis mencoba untuk mengemukakan saran yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi PT.PINDAD (PERSERO) dalam meningkatkan pelaksanaan audit internal dan meningkatkan efektivitas pengendalian internal penjualan. Adapun saran yang diberikan sebagai berikut:

1. Kepada pihak Satuan Pengawas Internal (SPI) PT.PINDAD (PERSERO) tetap mempertahankan kinerja yang telah dimiliki dalam melakukan berbagai aktivitas


(3)

Bab V Simpulan dan Saran 109

Universitas Kristen Maranatha pemeriksaan yang dilakukan agar dapat mendukung pengendalian internal perusahaan secara optimal.

2. Kepada Manajemen PT.PINDAD (PERSERO) tetap mempertahankan kinerja yang telah dimiliki agar dapat beroperasi secara optimal.


(4)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N, Vijay Govindarajan. (2004). Management Control System. 11th Edition. Mc Grow-Hill International Edition, New york.

Arens Alvin A., Loebbecke James K. (2000). Auditing an Integrated Approach. 8th Edition, Practise Hall Inc:Englewood, New Jersey.

Arens Alvin A., Elder Randal J., dan Beasley Mark S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Edisi kedua belas. (Diterjemahkan oleh: Herman Wibowo), Penerbit Erlangga.

Djanegara H.Moermahadi S., dan Haryadi Maicella C. (2007). Studi Tentang Efektivitas Intern Penjualan. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Volume VII Nomor 1, hal. 1-7.

Edratna. (2010). Strategi Bank dalam Menghadapi ACFTA : “Mengembangkan

Pembiayaan UKM dengan Memperkuat Manajemen Risiko”, 30 April 2010 diakses dari http://edratna.wordpress.com/2010/04/30/strategi-bank-dalam- menghadapi-acfta-mengembangkan-pembiayaan-ukm-dengan-memperkuat-manajemen-risiko/ pada tanggal 28 September 2012.

Fraud dan Korupsi : Suatu Catatan Untuk Negeri, 31 Oktober 2008 diakses dari http://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/10/31/contoh-kasus-korupsi-dan-fraud-penjualan-dan-persediaan/ pada tanggal 27 September 2012.

Ghozali,I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Guy Dan M., Alderman C. Wayne, Winters Alan J. (2002). Auditing. Edisi kelima. (Diterjemahkan oleh:Sugiyarto, Paul A.Rajoe, Ichsan Setiyo Budi). Penerbit Erlangga.

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., dan Black, W.C. 2006. Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Upper Saddle River, New Jersey:Prentice-Hall International, Inc.

Herwidayatmo. (2002:4). Siaran Pers Badan Pegawas Pasar Modal ,27 Desember

2002 diakses dari

http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Des2002/PR_27_12_2002.PDF pada tanggal 27 September 2012

Hiro Tugiman. (1996). Pengenalan Internal Audit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Hiro Tugiman. (1997). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius,


(5)

Universitas Kristen Maranatha

Hiro Tugiman. (2005). Standar Profesional Audit Internal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

James D. Wilson, Jhon B. Campbell. (1996). Tugas Akuntan Manajemen (Controllership). (Diterjemahankan oleh: Tjintjin Fenix Tjendra). Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga.

Jogiyanto.(2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia diakses dari http://kamusbahasaindonesia.org/ pada tanggal 1 Oktober 2012.

Kimia Farma, 3 September 2012 diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia_Farma pada tanggal 28 September 2012. Koesmana Deddy S., Krsitiawan Humbul, dan Rizki Ahmad .(2007). Peran Audit

Internal Dalam Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud menurut Standar Profesi. Economic Review and Accounting Review, Volume II Nomor 1, hal. 59-71.

Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen. Edisi Kedua. Penerbit Bina Aksara. Jakarta.

Muh. Arief Effendi. (2012). Komite Audit di Perusahaan Publik Bukan Sekedar Pelengkap, 2 Maret 2012 diakses dari

http://muhariefeffendi.wordpress.com/2012/03/02/komite-audit-di

perusahaan-publik-bukan-sekedar-pelengkap/ pada tanggal 30 September

2012.

Mulyadi dan Puradiredja K. (1998). Auditing. Edisi kelima. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Nazir. (2005). Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta

Nugroho, B.A. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Ratliff Richard L., Wallace Wanda A., Loebbecke James K., dan McFarland William G. (1988). Internal Auditing Principles and Techniques. Institute of Internal Auditors. Altamonte Springs,Florida.

Sawyer Lawrence B., Dittenhofer Mortimer A., Scheiner James H. (2005). Audit Internal Sawyer. Edisi kelima. (Diterjemahkan oleh:Desi Andhariani). Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stella. (2011). “Peranan Audit Internal Terhadap Dalam Menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Penjualan “Studi Kasus pada PT. Agronesia -Inkaba””Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sugiyono.(2005). Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta. Bandung.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.

Wahana Komputer. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 12. Edisi Pertama. Penerbit Andi kerja sama dengan Wahana Komputer Semarang. Yogyakarta.