Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB)).
vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
In an effort to control the cost of production to keep prices competitive products in a tight market like today we need a guideline or reference that has been set in advance, which is used as a basis for assessing and determining what next steps will be determined. Guidelines or standards are guidelines that been determined in advance how much will it cost or required in carrying out the production process from raw material to a finished goods and is a guideline in the implementation of actual production. By comparing the product cost of production than standard cost of production it will know the variances in the costing of the production process. Variances that occur can be analyzed and can be determined whether the difference or variance may be said to be beneficial (favorable) or unbeneficial (unfavorable). The productions costs are researched and assessed include the cost of raw materials, direct labor costs, and factory overhead costs. This study aims to determine whether the company has set the standard cost has been done in a sustainable variances. Objects in this study were PT. Insan Muda Berdikari (IMB) established in the livestock and dairy that produces milk and yoghurt jelly..
(2)
vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Dalam upaya pengendalian biaya untuk produksi guna mempertahankan harga produk dalam persaingan pasar yang ketat seperti sekarang ini diperlukan suatu pedoman atau acuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai dan menentukan langkah apa yang selanjutnya akan ditentukan. Pedoman atau standar merupakan pedoman yang telah ditentukan di muka seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan atau yang dibutuhkan dalam melaksanakan proses produksi dari bahan baku hingga menjadi barang jadi dan merupakan pedoman di dalam pelaksanaan produksi sebenarnya. Dengan membandingkan biaya produksi yang sebenarnya terjadi dengan biaya produksi standar maka akan diketahui varians didalam pembiayaan proses produksi. Selisih yang terjadi dapat dianalisis dan dapat ditentukan apakah selisih atau varians tersebut dapat dikatakan menguntungkan (favorable) atau tidak menguntungkan (unfavorable). Adapun biaya produksi yang diteliti dan dinilai meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan telah menetapkan biaya standard dan telah melakukan selisih secara berkelanjutan. Objek dalam penelitian ini adalah PT. Insan Muda Berdikari (IMB) yang bergerak di bidang peternakan dan produk olahan susu yang memproduksi susu murni dan yoghurt jelly.
(3)
viii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PENGESAHAN ……… ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……… iii
KATA PENGANTAR ……… iv
ABSTRACT ……… vi
ABSTRAK ……… vii
DAFTAR ISI ……… viii
DAFTAR TABEL ……… x
DAFTAR GAMBAR ……… xi
DAFTAR LAMPIRAN ……… xii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
1.1. Latar Belakang ……… 1
1.2. Perumusan Masalah ……… 4
1.3. Tujuan Penelitian ……… 7
1.4. Manfaat Penelitian ……… 7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ……… 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 9
2.1. Konsep Biaya ……… 9
2.1.1. Pengertian Biaya ……… 9
2.1.2. Jenis-jenis Biaya ……… 10
2.2. Konsep Biaya Produksi ……… 11
2.2.1. Pengertian Biaya Produksi ……… 11
2.2.2. Jenis-jenis Biaya Produksi ……… 12
2.3. Konsep Biaya Standar ……… 13
2.3.1. Pengertian Biaya Standar ……… 13
2.3.2. Tipe-tipe Standar ……… 14
2.3.3. Tujuan Penetapan Biaya Standar ……… 14
2.3.4. Penentuan Biaya Standar ……… 15
2.4. Konsep Pengendalian ……… 18
2.5. Analisis Varians ……… 18
2.6. Kerangka Pemikiran ……… 22
BAB III METODE PENELITIAN ……… 25
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 25
3.2. Pengumpulan Data ……… 25
(4)
ix Universitas Kristen Maranatha
3.3.1. Metode Analisis Data ……… 25
3.3.2. Analisis Varians ……… 26
3.3.3. Analisis Deskriptif ……… 30
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 31
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ……… 31
4.1.1. Sejarah PT. Insan Muda Berdikari (IMB) ……… 31
4.1.2. Tujuan dan Struktur Organisasi ……… 34
4.2. Proses Produksi Yoghurt ……… 35
4.3. Penentuan Biaya Standar ……… 37
4.4. Biaya Produksi ……… 39
4.4.1. Bahan Baku Langsung ……… 39
4.4.2. Tenaga Kerja Langsung ……… 40
4.4.3. Overhead Pabrik ……… 42
4.5. Penetapan Standar ……… 43
4.6. Analisis Varians ……… 44
4.6.1. Analisis Varians Bahan Baku Langsung ……… 44
4.6.2. Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung ……… 57
4.6.3. Analisis Varians Overhead ……… 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ……… 66
5.1. Simpulan ……… 66
5.2. Saran ……… 68
DAFTAR PUSTAKA ……… 70
LAMPIRAN ……… 71
(5)
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Komposisi Bahan Baku Yoghurt per Produksi ……… 40 Tabel 2 Overhead Variabel Produksi Yoghurt ……… 43 Tabel 3 Kuantitas Standar Bahan Baku Yoghurt per Produksi …… 43 Tabel 4 Analisis Varians Harga Bahan Baku Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 45 Tabel 5 Analisis Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 50 Tabel 6 Analisis Varians Total Bahan Baku Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 54 Tabel 7 Analisis Varians Tarif Tenaga Kerja Langsung
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) Bulan Mei 2012 ……… 58 Tabel 8 Analisis Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
PT. Insan Muda Berdikari Bulan (IMB) Mei 2012 ……… 58 Tabel 9 Analisis Varians Pengeluaran Overhead Variabel
Produksi Yoghurt Selama Bulan Mei 2012 ……… 60 Tabel 10 Analisis Varians Efisiensi Overhead Variabel
(6)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ……… 24
(7)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Izin Penelitian dari PT. Insan Muda Berdikari (IMB)
(8)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persaingan usaha dalam menarik minat konsumen terhadap produk perusahaan yang semakin ketat mengharuskan perusahaan untuk mengambil tindakan yang tepat agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, untuk menjamin kelangsungan hidupnya, perusahaan harus dapat mencapai tujuan utamanya. Tujuan utama perusahaan secara umum, yaitu untuk memaksimalkan laba yang dicapai melalui peningkatan penjualan produk perusahaan dan efisiensi biaya.
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan mengharapkan adanya peningkatan penjualan dan efisiensi biaya. Peningkatan penjualan terjadi karena adanya kepuasan dari konsumen sehingga menimbulkan loyalitas konsumen terhadap produk perusahaan. Hal ini dapat diwujudkan oleh perusahaan melalui kualitas produk yang baik dan dengan penetapan standar produk yang harus dipenuhi selama pelaksanaan proses produksi sampai dengan produk dihasilkan. Jika pengendalian dalam pelaksanaan standar ini dilakukan dengan baik, perusahaan akan dapat menghasilkan produk yang berkualitas yang sesuai dengan selera konsumen dan dengan harga yang dapat bersaing di pasaran. Namun, pencapaian efesiensi biaya selama proses produksi dilakukan dengan cara meminimalkan semua biaya yang timbul dari awal pelaksanaan proses produksi sampai dengan selesainya proses produksi.
(9)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
2 Universitas Kristen Maranatha Jika perusahaan telah menjalankan hal-hal yang telah dijadikan standar, seperti berapa besarnya biaya produksi yang boleh terjadi, maka perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain dengan keunggulan yang dimilikinya, yaitu dalam harga dan kualitas produk. Oleh karena itu manajemen perusahaan harus mampu mengatur segala sesuatu yang dapat mempengaruhi seluruh proses yang terjadi di dalam perusahaan. Jika hal diatas dapat dipenuhi, maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebih mudah untuk dicapai.
Setiap perusahaan yang berorientasi terhadap laba memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat, salah satunya yaitu perusahaan manufaktur. Menurut Nafarin (2003), perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah suatu bahan menjadi produk tertentu untuk dijual.
Pada perusahaan manufaktur, perhitungan atas biaya-biaya yang timbul dengan tepat akan sangat berguna bagi perusahaan, sehingga perusahaan diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sejenis, dimana, perusahaan yang telah mampu menekan biaya produksinya dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah tanpa mengurangi kualitas produknya.
Proses kegiatan perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang siap dijual disebut dengan proses produksi. Proses produksi merupakan hal yang sangat krusial karena di dalamnya terkandung biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
(10)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
3 Universitas Kristen Maranatha Dalam dunia usaha yang semakin berkembang ini, untuk mendapatkan keuntungan yang optimal diperlukan pengendalian terhadap biaya produksi. Hal tersebut perlu dilakukan agar biaya produksi yang digunakan dapat seefisien mungkin. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai alat pengendalian terhadap biaya produksi yaitu dengan menetapkan biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi yang paling efisien (Nafarin, 2003). Penetapan biaya standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui biaya yang seharusnya terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang dilaksanakan menjadi faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya produksi bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang berskala besar maupun perusahaan berskala kecil dan menengah.
Pada saat ini PT. Insan Muda Berdikari (IMB) belum menggunakan biaya standar untuk menentukan efisiensi perusahaan, selama ini perusahaan menentukan tolak ukurnya berdasarkan pemikiran dan pengalaman masa lalu, misalnya seperti berapa banyak bahan baku yang diperlukan untuk membuat satu unit produk. Dengan penerapan biaya standar pada perusahaan ini diharapkan perusahaan dapat memperoleh biaya produksi yang lebih efisien dari sebelumnya. Dalam hal ini, faktor biaya berperan penting dalam menentukan harga pokok produksi. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan pengendalian atas biaya produksi yang diwujudkan melalui penetapan biaya standar, dimana biaya standar digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui dan menganalisa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, yaitu disaat
(11)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
4 Universitas Kristen Maranatha biaya-biaya yang timbul tidak sesuai dengan yang dianggarkan oleh perusahaan.
Sejak didirikannya PT. Insan Muda Berdikari (IMB) kegiatan usaha perusahaan belum pernah mendapatkan keuntungan, sehingga penulis berasumsi dengan diterapkannya metode biaya standar terhadap kegiatan usaha perusahaan dapat mengurangi biaya-biaya yang timbul dalam proses produksi dan perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari kegiatan usahanya.
1.2. Perumusan Masalah
PT. Insan Muda Berdikari (IMB) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi produk hasil olahan dari susu sapi segar yaitu yoghurt jelly. Lokasi perusahaan berada di Kampung Paratag, Desa Jambudipa, RT 06 RW 04, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Yoghurt jelly yang diproduksi ada berbagai macam rasa, yaitu anggur, strawberry, melon, durian, mangga, leci, mocca, dan blueberry. Pembuatan yoghurt jelly membutuhkan bahan baku yaitu susu sapi murni, jelly, gula rafinasi,
Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermopillus, dan esence (perasa
buah-buahan).
Biaya produksi PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Selama ini biaya produksi perusahaan tersebut belum dikelola dengan baik. Biaya produksi yang tidak dikelola dengan baik akan berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
(12)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
5 Universitas Kristen Maranatha Pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan secara efisien. Pengendalian dilakukan dengan membandingkan antara biaya standar dengan realisasinya. Jika terjadi varians (selisih) antara biaya standar dengan realisasinya maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya varians tersebut.
Pentingnya analisis varians antara biaya standar dengan realisasinya untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi menjadikan peneliti melakukan kajian dengan judul ”Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))”.
Penyebab dari kerugian yang dialami oleh PT. Insan Muda Berdikari (IMB) pada dasarnya adalah timbulnya biaya lebih besar dibandingkan dengan pendapatan perusahaan, faktor-faktor yang menyebabkan biaya lebih besar dibandingkan dengan pendapatan perusahaan adalah:
1. Pakan Sapi yang terdiri dari konsentrat dan hijauan yang biayanya terlalu besar. Pertama harga konsentrat yang mencapai Rp. 3000/kg akan tetapi tidak memberikan efek yang signifikan terhadap produksi susu sapi, dimana perusahaan berharap dengan harga konsentrat sebesar Rp. 3000/kg dapat menghasilkan susu rata-rata lebih besar dari 15 liter per hari tetapi pada kenyataannya rata-rata produksi susu sapi tidak lebih dari 10 liter per hari. Kemudian untuk hijauan dengan harga Rp. 260/kg terkadang penjual memanipulasi berat timbangannya. Pengendalian yang sudah dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan konsentrat adalah dengan menciptakan sendiri konsentrat pengganti
(13)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
6 Universitas Kristen Maranatha dengan biaya sebesar Rp. 1800/kg dan terbukti kualitasnya tidak berbeda jauh dengan konsentrat yang harganya Rp. 3000/kg. Kemudian untuk permasalahan hijauan perusahaan telah membeli timbangan digital untuk menimbang kembali hijauan yang telah dibeli, tetapi dengan dibelinya timbangan digital tersebut muncul permasalahan baru dimana pegawai suka malas untuk menimbang ulang hijauan tersebut, dan perusahaan berusaha menanggulanginya dengan kontrol secara berkala apakah pegawai menimbang ulang atau tidak hijauan yang baru dibeli oleh perusahaan.
2. Pada saat ini 60% produksi susu sapi diserap oleh koperasi susu dimana harga per liter yang sanggup dibayar oleh koperasi hanya sebesar Rp. 3150 sedangkan HPP susu sapi yang telah dihitung oleh perusahaan sebesar Rp. 4000/liter. Perusahaan berusaha menanggulangi permasalahan ini dengan berupaya meningkatkan penyerapan susu ke pengolahan susu mencapai 100% dengan harapan harga susu di pengolahan susu itu bisa mencapai Rp.5000/liter dan setidaknya produksi rata-rata susu sapi setiap harinya mencapai 13 liter, disamping itu perusahaan juga berupaya melakukan efisiensi biaya.
Jadi sebenarnya perusahaan terbagi menjadi dua sektor usaha yaitu peternakan dan pengolahan susu. Dan sektor usaha yang sebenarnya sedang mengalami kerugian itu adalah sektor usaha peternakan, sedangkan untuk sektor usaha pengolahan susu permasalahan utamanya adalah rata-rata penjualan saat ini masih dapat dibilang rendah karena tingkat penjualan pada sektor usaha pengolahan susu memiliki pengaruh yang sangat besar
(14)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
7 Universitas Kristen Maranatha terhadap tingkat kerugian, karena jika tingkat penjualan produk hasil pengolahan susu mengalami peningkatan, maka dapat dengan secara langsung mengurangi kerugian perusahaan yang dihasilkan sari sektor usaha peternakan yaitu tingkat penyerapan susu sapi yang belum mencapai 100%.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?
2. Bagaimana varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual pada PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?
3. Apakah varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen PT. Insan Muda Berdikari (IMB)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penerapan biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik di PT. Insan Muda Berdikari (IMB). 2. Menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya
aktual pada PT. Insan Muda Berdikari (IMB).
3. Mengevaluasi varians yang terjadi apakah masih dalam batas pengendalian manajemen PT. Insan Muda Berdikari (IMB).
1.4. Manfaat Penelitian
(15)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
8 Universitas Kristen Maranatha 1. Memberikan sumber kepustakaan bagi para pembaca yang dapat
digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui peranan penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan alternatif untuk penerapan strategi perusahaan dalam penentuan biaya standar sehingga dapat meningkatkan laba dan meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
4. Dapat menambah wawasan yang lebih jelas dalam akuntansi manajemen pada umunya, khususnya mengenai biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi dan juga sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kuliah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di PT. Insan Muda Berdikari (IMB). Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan biaya standar bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik; analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi.
Penelitian ini hanya membahas satu produk unggulan dari PT. Insan Muda Berdikari (IMB) yaitu yoghurt jelly.
(16)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
66 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terhadap standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Standar biaya produksi di PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik. Standar biaya bahan baku langsung terdiri dari standar harga dan standar efisiensi penggunaan bahan baku langsung. Standar harga bahan baku langsung ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk penerapan standar efisiensi bahan baku langsung ditetapkan oleh PT. Insan Muda Berdikari (IMB) sendiri berdasarkan komposisi produk yoghurt. Biaya standar yang diterapkan oleh perusahaan yoghurt dalam satu kali produksi untuk bahan baku susu murni sebesar Rp. 190.000, bahan baku gula rafinasi sebesar Rp. 40.000, bibit starter yoghurt sebesar Rp. 10.000, essence sebesar Rp. 6.000, air sebesar Rp. 625, dan jelly sebesar Rp. 13.000. Standar biaya tenaga kerja langsung terdiri dari standar tarif dan standar efisiensi tenaga kerja langsung. Standar ini ditetapkan perusahaan. Tarif upah standar tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 3.125 dengan jam tenaga kerja langsung standar selama tiga jam. Sedangkan untuk standar overhead pabrik terbagi lagi menjadi standar overhead tetap berupa tarif penyusutan alat
(17)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
67 Universitas Kristen Maranatha produksi dan standar overhead variabel berupa standar pengeluaran dan standar efisiensi. Biaya standar overhead variabel dalam satu bulan selama bulan Mei 2012 yaitu biaya stiker cup sebesar Rp. 1.984.000, sedotan sebesar Rp. 171.120, gas sebesar Rp. 270.000, cup sebesar Rp. 1.488.000 dan plastic top seal sebesar Rp. 595.200. Biaya overhead tetap berupa tarif penyusutan mesin pendingin sebesar Rp. 3.102 per hari, tarif penyusutan mesin pemasak sebesar Rp 1.389 per hari, dan tarif penyusutan mesin top seal sebesar Rp. 1.389 per harinya.
Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa susu murni memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 820.000 dengan persentase 8,18 %. Gula rafinasi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 170.000 dengan persentase 8,06 %. Bibit starter yoghurt memiliki varians
unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 7,55 %. Essence memiliki
varians unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 11,11 %. Pada air varians unfavorable sebesar Rp. 3000 dengan persentase 9,09 %. Jelly memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 109.000 dengan persentase 15,82 %. Hasil analisis varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa tarif memiliki varians favorable sebesar Rp. 2.712 dengan persentase 10 %. Efisiensi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 2.117 dengan persentase 8,47 %. Analisis varians untuk overhead variabel dihitung berdasarkan biaya overhead variabel selama satu bulan pada bulan Mei 2012. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa biaya stiker cup memiliki
(18)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
68 Universitas Kristen Maranatha varians unfavorable sebesar Rp. 1.407.477,42 dengan persentase 8,18 %. Biaya sedotan memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 346.055,48 dengan persentase 23,31 %. Gas memiliki varians favorable sebesar Rp. 173.548,39 dengan persentase 7,41 %. Cup memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 1.058.645,16 dengan persentase 8,2 %. Plastik top seal memiliki varians
favorable sebesar Rp. 218.670,97 dengen persentase 4,23%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
Apabila varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen, hal ini harus tetap mendapat perhatian dari manajemen pihak PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terutama komponen harga beli dan efisiensi. Tindakan yang harus diambil jika varians masih batas pengendalian yaitu dengan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap proses produksi mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini bertujuan agar varians yang terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi karena akan mempengaruhi harga jual yoghurt dan laba yang akan didapatkan PT. Insan Muda Berdikari (IMB). Tindakan yang perlu diambil jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang telah ditetapkan.
Perusahaan harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang sesuai dengan takaran yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi hasil jadi yoghurt yang diproduksi.
(19)
Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus: PT. Insan Muda Berdikari (IMB))
69 Universitas Kristen Maranatha Standar yang ditetapkan oleh Perusahaan yang berkaitan dengan harga sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim, ketersediaan bahan baku, dan inflasi.
(20)
70 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. K. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Ofset, Yogyakarta. Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hansen, D. R. and Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Tujuh. Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting Seventh Edition.
Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya;
Penekanan Manajerial. Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta:
Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition.
Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media, Yogyakarta.
Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri
dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Depok.
William K. Carter. 2009. Akuntansi Biaya Buku Satu. Edisi Empat Belas. Krista, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost Accounting Fourteenth Edition.
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2008. Akuntansi Manajerial. Buku Satu, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Dua, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.
(1)
8 Universitas Kristen Maranatha 1. Memberikan sumber kepustakaan bagi para pembaca yang dapat
digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui peranan penerapan biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan alternatif untuk penerapan strategi perusahaan dalam penentuan biaya standar sehingga dapat meningkatkan laba dan meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
4. Dapat menambah wawasan yang lebih jelas dalam akuntansi manajemen pada umunya, khususnya mengenai biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi dan juga sebagai pengembangan ilmu yang diperoleh selama mengikuti kuliah.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang analisis biaya standar sebagai alat pengendalian biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi biaya di PT. Insan Muda Berdikari (IMB). Analisis penelitian ini berfokus pada penerapan biaya standar bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik; analisis varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya yang sebenarnya terjadi; dan pengelolaan dalam mengendalikan biaya produksi.
Penelitian ini hanya membahas satu produk unggulan dari PT. Insan Muda Berdikari (IMB) yaitu yoghurt jelly.
(2)
66 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terhadap standar yang seharusnya terjadi dengan realisasi yang sebenarnya terjadi, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Standar biaya produksi di PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terdiri dari standar biaya bahan baku langsung, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik. Standar biaya bahan baku langsung terdiri dari standar harga dan standar efisiensi penggunaan bahan baku langsung. Standar harga bahan baku langsung ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk penerapan standar efisiensi bahan baku langsung ditetapkan oleh PT. Insan Muda Berdikari (IMB) sendiri berdasarkan komposisi produk yoghurt. Biaya standar yang diterapkan oleh perusahaan yoghurt dalam satu kali produksi untuk bahan baku susu murni sebesar Rp. 190.000, bahan baku gula rafinasi sebesar Rp. 40.000, bibit starter yoghurt sebesar Rp. 10.000, essence sebesar Rp. 6.000, air sebesar Rp. 625, dan jelly sebesar Rp. 13.000. Standar biaya tenaga kerja langsung terdiri dari standar tarif dan standar efisiensi tenaga kerja langsung. Standar ini ditetapkan perusahaan. Tarif upah standar tenaga kerja langsung per jam sebesar Rp. 3.125 dengan jam tenaga kerja langsung standar selama tiga jam. Sedangkan untuk standar overhead pabrik terbagi lagi menjadi standar overhead tetap berupa tarif penyusutan alat
(3)
67 Universitas Kristen Maranatha produksi dan standar overhead variabel berupa standar pengeluaran dan standar efisiensi. Biaya standar overhead variabel dalam satu bulan selama bulan Mei 2012 yaitu biaya stiker cup sebesar Rp. 1.984.000, sedotan sebesar Rp. 171.120, gas sebesar Rp. 270.000, cup sebesar Rp. 1.488.000 dan plastic top seal sebesar Rp. 595.200. Biaya overhead tetap berupa tarif penyusutan mesin pendingin sebesar Rp. 3.102 per hari, tarif penyusutan mesin pemasak sebesar Rp 1.389 per hari, dan tarif penyusutan mesin top seal sebesar Rp. 1.389 per harinya.
Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa susu murni memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 820.000 dengan persentase 8,18 %. Gula rafinasi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 170.000 dengan persentase 8,06 %. Bibit starter yoghurt memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 7,55 %. Essence memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 40.000 dengan persentase 11,11 %. Pada air varians unfavorable sebesar Rp. 3000 dengan persentase 9,09 %. Jelly memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 109.000 dengan persentase 15,82 %. Hasil analisis varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa tarif memiliki varians favorable sebesar Rp. 2.712 dengan persentase 10 %. Efisiensi memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 2.117 dengan persentase 8,47 %. Analisis varians untuk overhead variabel dihitung berdasarkan biaya overhead variabel selama satu bulan pada bulan Mei 2012. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa biaya stiker cup memiliki
(4)
68 Universitas Kristen Maranatha varians unfavorable sebesar Rp. 1.407.477,42 dengan persentase 8,18 %. Biaya sedotan memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 346.055,48 dengan persentase 23,31 %. Gas memiliki varians favorable sebesar Rp. 173.548,39 dengan persentase 7,41 %. Cup memiliki varians unfavorable sebesar Rp. 1.058.645,16 dengan persentase 8,2 %. Plastik top seal memiliki varians favorable sebesar Rp. 218.670,97 dengen persentase 4,23%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
Apabila varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen, hal ini harus tetap mendapat perhatian dari manajemen pihak PT. Insan Muda Berdikari (IMB) terutama komponen harga beli dan efisiensi. Tindakan yang harus diambil jika varians masih batas pengendalian yaitu dengan melakukan kontrol atau pengawasan terhadap proses produksi mulai dari awal hingga akhir produksi. Hal ini bertujuan agar varians yang terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi karena akan mempengaruhi harga jual yoghurt dan laba yang akan didapatkan PT. Insan Muda Berdikari (IMB). Tindakan yang perlu diambil jika varians diluar batas pengendalian yaitu dengan mencari bahan baku yang memiliki harga beli yang lebih murah dari standar yang telah ditetapkan.
Perusahaan harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang sesuai dengan takaran yang telah distandarkan karena akan mempengaruhi hasil jadi yoghurt yang diproduksi.
(5)
69 Universitas Kristen Maranatha Standar yang ditetapkan oleh Perusahaan yang berkaitan dengan harga sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim, ketersediaan bahan baku, dan inflasi.
(6)
70 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Adi, M. K. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Andi Ofset, Yogyakarta. Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hansen, D. R. and Maryanne M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Tujuh. Dewi Fitriasari dan Deny A. Kwary, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Management Accounting Seventh Edition.
Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya; Penekanan Manajerial. Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta: Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition.
Kuswadi. 2005. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya Edisi 5. Aditya Media, Yogyakarta.
Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Wibowo, S. 2008. Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya, Depok.
William K. Carter. 2009. Akuntansi Biaya Buku Satu. Edisi Empat Belas. Krista, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost Accounting Fourteenth Edition.
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2008. Akuntansi Manajerial. Buku Satu, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.
Ray H. Garrison, Eric W. Noreen, Peter C. Brewer. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Dua, Edisi Sebelas. Nuri Hinduan, penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Managerial Acccounting Eleventh Edition.