Strategi Pencitraan Korporat Melalui CSR.

Pikiran Rakyat
o Senin
123
17

OJan

18

19
OPeb

o

Selasa

456
20

21


o Mar

OApr

.

Rabu o Kamis 0 Jumat
o Sabtu 0 Mlnggu
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
22
27

28
29
30
31
23
24
26
OMei
OJun OJul 0 Ags'
Sep OOkt .Nav
ODes

@

Strategi Pencitraan
_.~--

-,--~

o


'

Korporat

Melalui CSR
Oleh LUKIATI KOMALA E.
EGIATAN
CSR (corporate social responsibility)
korporat
merupakan salah satu
dedikasi perusahaan
sebagai upaya "balas
budi" kepada stakeholders (publik pemangku
kepentingan) yang memerlukan pemberdayaan untuk lebih maju
setelah sang korporat
meraup "keuntungan"
cukup banyak dalarn
kiprah bisnisnya.
Perhelatan Musyawarah Daerah (Musda)

2009 BPC Perhumas Bandung-Jawa
Barat, Rabu, 25 November 2009 ini,
selain akan mengganti kepengurusan
baru untuk periode 2009-2011, juga
menggelar seminar Public Relations
dengan mengusung tema "Strategi
Pencitraan Korporat melalui CSR."
Corporate social responsibility adalah tentang nilai dan standar yang dilakukan berkaitan dengan beroperasinya
korporat, di mana CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak
secara etis, beroperasi secara legal, dan
berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal, dan masyarakat secara lebih luas (Sankat, Clemen K, dalarn

K

Kllping

Humas

Budimanta,dkk.2004:

72).
Banyak kegiatan
CRS korporat untuk
publik eksternal, seperti meningkatkan
kemampuan sumber
daya manusia bagi para perajin di sekitar
perusahaan dengan
mengadakan pelatihan
cara membuat pembukuan penerimaan dan
penjualan yang sesuai
standar, serta pelatihan membukapasar baru dengan membuat
media online (cyber
marketing dengan tujuan selling product dan cyber public relations dengan tujuan image building atau
membangun citra merk atau citra produk). Kegiatanlainnya membantu fasilitas perpustakaan sekolah dasar
sampai menengah atas untuk bisa meningkatkan wawasan para siswa, bisa
juga memberikan bimbingan belajar
gratis masuk perguruan tinggi ternarna. Banyak sekali program CSRkorporat yang lebih berorientasi ke publik
eksternal.
SementaraCSRkorporat untuk publik internal, misalnya upaya meningkatkan kesejehteraan karyawan, atau
perlunya dibuat de~ ~wan

yang

Unpad

2009
--

-

dapat membuka peluang-peluang usaha untuk menambah kesejahteraan
karyawan. Kendati sudah ada koperasi
karyaw~ di perusahaan, tetapi hasilnya perlu dioptimalkan lagi untuk kesejahteraan. Tidak hanya sampai tahap
simpan pinjam uang dan membeli
sembako, tetapi bagaimana karyawan
di perusahaan itu bisa memperoleh
tambahan di luar gaji tetapnya atau
memiliki saham perusahaan.
Memang perlu dibuat strategi pencitraan korporat melalui CSR dalam
bentuk planning dan programming
yang matang, dengan melakukan langkah-Iangkah sebagai berikut: pengenalan situasi, penetapan tujuan, definisi publik, pemilihan media dan teknik

PR (public relations), perencanaan
anggaran, serta pengukuran hasil. Kegiatan CSR sendiri bisa dalam tiga
bentuk: events (kegia'tan PR dalam kerangka waktu terbatas, kapan mulai
dan berakhirnya sangat jelas, ditujukan untuk satu atau beberapa publik
terpilih), campaign (kegiatan PR yang
hampir sarna dengan events, tetapi dalam waktu yang lebih panjang dan dapat terdiri atas berbagai events), dan
program (kegiatan PR yang terdiri atas
berbagai events, biasanya tidak punya
batas waktu yangjelas kapan berakhirnya karena dilakukan secara berkesinambungan).
Sebuah program CSR korporat dirancang sedemikian rupa agar tujuan
CSR benar-benar terwujud dengan baik, sekaligus tercapai image building
(pembentukan citra atau sebuah penci-

traan) positifbagi ~orporat.
CSR, selain dianggap "zakatnya" sebuah korporat, juga untuk menghapus
sebutan korporat sebagai "menara gading" Gauh dan tidak peduli kepada kehidupan masyarakat sebagai tetangganya korporat). Padahal, sebuah korporat sebagai warga negara dari kehidupan masyarakat tidak menjadi eksklusif
dari masyarakat.
Program CSR itu setidaknya harus
menyentuh semua lapisan masyarakat
(atas-atas, menengah atas-atas, menangah bawah-bawah, bawah), ken dati

yang sering menjadi skala prioritas
adalah menengah bawah-bawah.
Dalam era perang citra dan kompetisi ini, menjadi penting untuk menelisik
praktik CSR, utamanya korporat yang
langsung atau tidak langsung bersentuhan dengan publik atau masyarakat
(Widyanto. 2007).
Korporat yang memandang masyarakat, terutama yang tinggal di lokasi
operasional dan produksi korporat,
bertanggung jawab untuk menjamin
kesehatan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat, dan tanggung jawab
ini semakin besar pada korporat yang
menjadikan masyarakat sebagai pasar
bagi produknya.
Keberhasilan program CSR dapat diukur dengan melihat apakah program
CSR itu bisa mengubah perilaku masyarakat atau tidak.***

Penulis, dosen Jurusan ]lmu Humas Fikom Unpad, danfungsionaris
BPCPerhumas Bandung-Jawa Barat.