PERBEDAAN MOTIVASI KERJA ANTARA PEGAWAI TETAP DENGAN PEGAWAI TIDAK TETAP PADA HOTEL Perbedaan Motivasi Kerja Antara Pegawai Tetap Dengan Pegawai Tidak Tetap Pada Hotel The Royal Surakarta Heritage Solo.

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA ANTARA PEGAWAI TETAP
DENGAN PEGAWAI TIDAK TETAP PADA HOTEL
THE ROYAL SURAKARTA HERITAGE SOLO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:
ELLA ARDANI
F 100 070 047

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
0

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA ANTARA PEGAWAI TETAP
DENGAN PEGAWAI TIDAK TETAP PADA HOTEL
THE ROYAL SURAKARTA HERITAGE SOLO
Ella Ardani
Achmad Dwityanto
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Abstraksi
Masalah motivasi kerja merupakan masalah penting. Oleh sebab itu,
diperlukan upaya-upaya tambahan untuk menyebarluaskan motivasi kerja yang
dimiliki oleh masing-masing individu. Dapat diketahui bahwa gaji yang diterima
pegawai tetap dan tidak tetap ada perbedaan besar. Adanya perbedaan-perbedaan
kebijakan perusahaan dapat menimbulkan kecemburuan sosial antara pegawai tidak
tetap terhadap pegawai tetap. Rasa kecemburuan sosial berpengaruh terhadap
motivasi kerja yang dimiliki pegawai menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan motivasi kerja
pegawai pada hotel The Royal Surakarta Heritage Solo berdasarkan status pegawai,
yaitu pegawai tetap dan tidak tetap. (2) Membandingkan tingkat motivasi kerja
antara pegawai tetap dan tidak tetap. (3) Tingkat motivasi kerja pada pegawai tetap.
(4) Tingkat motivasi kerja pada pegawai tidak tetap.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di hotel The Royal
Surakarta Heritage Solo berjumlah 102 orang, dengan rincian jumlah pegawai staff
atau pegawai tetap sebanyak 65 orang dan pegawai casual atau pegawai tidak tetap
sebanyak 37 orang. Jumlah subjek 102 orang tersebut dipergunakan semua sebagai
sampel. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala motivasi kerja.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t-test

Motivasi kerja pada perawat ditinjau dari jenis kelamin dan usia dapat
diperoleh kesimpulan, sebagai berikut: (1) Ada perbedaan motivasi kerja antara
pegawai tetap dan pengawai tidak tetap. Hal ini ditunjukkan hasil hasil uji t sebesar 4,256 dengan p = 0,000 < 0,05. (2) Tingkat perbedaan motivasi kerja ditunjukkan
hasil mean untuk pegawai tetap sebesar 137.89 dan pegawai tidak tetap dengan
mean sebesar 122.03. Dari hasil mean tersebut ada perbedaan selisih sebesar 15.86.
(3) Motivasi kerja pegawai tetap termasuk kategori tinggi, karena sebagian besar
frekuensi terletak di antara angka 123,2  X  150,6 sebanyak 23 frekuensi (62,2%).
(4) Motivasi kerja pegawai tidak tetap termasuk kategori sedang. karena sebagian
besar frekuensi terletak di antara angka 96,8  X  123,2 sebanyak 22 frekuensi
(59,5%).
Kata kunci : Status pegawai tetap dan tidak tetap, Motivasi kerja

1

pegawai rendah juga berdampak pada

PENDAHULUAN
Masalah

motivasi


kerja

konsumen yang menggunakan hotel

merupakan masalah penting. Oleh

tersebut. Akibatnya, konsumen tidak

sebab itu, diperlukan upaya-upaya

menggunakan jasa hotel tersebut,

tambahan

menyebarluaskan

sehingga dapat merugikan pemasukan

motivasi kerja yang dimiliki oleh


hotel. Sedangkan bagi pegawai yang

masing-masing individu. Salah satu

memiliki motivasi rendah berdampak

hambatan

pada penghasilan yang tetap dan tidak

untuk

potensial

yang

akan

dihadapi adalah kenyataan bahwa


meningkat

masih banyak pegawai yang kurang

motivasi

menyadari akan motivasi kerja yang

perusahaan dan pegawai itu sendiri,

dimiliki, agar dapat menghasilkan

maka perlu bagi pegawai untuk

program

memiliki motivasi tinggi.

kerja


yang

produktif

diperlukan suatu pandangan yang luas

jabatannya.
rendah

Kenyataan

yang

Akibat
merugikan

motivasi

rendah


yang menempatkan unsur manusia

dimiliki oleh sebagian pegawai bagian

sebagai

Untuk

casual atau pegawai tidak tetap yang

mendapatkan suatu hasil kerja yang

bekerja di hotel The Royal Surakarta

baik

titik

dan


organisasi,

sentralnya.

sesuai

dengan

tujuan

Heritage

maka

individu

dalam

pegawai hotel The Royal Surakarta


Solo.

Motivasi

kerja

Heritage Solo rendah dapat diketahui

bekerja memerlukan motivasi tinggi.
Motivasi tinggi yang dimiliki

melalui hasil observasi mengenai

seorang

mampu

perilaku pegawai. Perilaku pegawai


Sebaliknya,

yang memiliki motivasi rendah dilihat

karyawan yang memiliki motivasi

dari intensitas waktu, pegawai sering

rendah menjadikan karyawan tersebut

tidak masuk kerja dan kurang rajin

kurang

maksimal

dalam

menjalankan


Akibat

pegawai

yang

oleh

meningkatkan

karyawan
kinerja.

bekerja.

tugas

yang

menjadi

memiliki

tanggung jawab pegawai. Dari hasil

motivasi rendah dapat merugikan

wawancara menurut manager hotel

perusahaan, karena perusahaan tidak

The Royal Surakarta Heritage Solo

dapat mencapai tujuan target yang

dapat

telah ditentukan. Selain itu, motivasi

sebagian pegawai dalam melakukan
1

diketahui

aktivitas

kerja

waktu,

Di dalam upaya mencapai

menjalankan pekerjaan ditunda-tunda,

tujuan motivasi kerja pegawai tinggi,

dan

dapat

perlu adanya suatu faktor yang harus

(Hasil

dimiliki oleh para pegawai, yakni

Observasi dan Wawancara dengan

semangat kerja. Semangat kerja itu

Manager Hotel The Royal Surakarta

sendiri timbul dan tumbuh dalam diri

Heritage Solo, 14 September 2012).

pegawai yang disebabkan adanya

kegiatan

kerja

hasil

tepat

kerja

memuaskan

belum

pimpinan

motivasi dari pimpinan dalam arti

Dijelaskan oleh Gibson dan
Donelly (2000) bahwa ada empat ciri

pimpinan

motivasi

diri

dorongan kepada pegawai, di mana

seseorang, yaitu (1) menunjukkan

motif itu sendiri menyangkut pada

aktivitas kerja, dengan indikatornya

kebutuhan pegawai, baik kebutuhan

yaitu: pegawai melakukan kegiatan

batin

kerja

menjalankan

Pemberian motif merupakan proses

pekerjaan tanpa ditunda-tunda, dan

dari motivasi, motivasi itu sendiri

hasil

memuaskan

merupakan proses pemberian motif

Menunjukkan

kepada para bawahannya sedemikian

ketekunan dan tidak putus asa dalam

rupa, sehingga mereka mau bekerja

menghadapi kegagalan. (3) Pegawai

dengan ikhlas.

kerja

tepat

kerja

pimpinan.

tinggi

waktu,

dapat
(2)

memanfaatkan

pada

memberi

maupun

motif

kebutuhan

Pengukuran

untuk

atau

lahir.

melihat

waktu

untuk

lembaga,

tidak

seberapa besar upaya motivasi kerja

terpengaruh oleh pegawai lain yang

pegawai berdasarkan pada tiga aspek

sering tidak masuk kerja, dan rajin

yang

menjalankan

menjadi

(2012) bahwa dalam menentukan

tanggung jawab pegawai. (4) Pegawai

besarnya kekuatan motivasi seseorang

memilih tugas-tugas yang mempunyai

(F),

kesulitan

ciri

ketidakpastian atau uncertainty (U),

motivasi tinggi dimiliki oleh pegawai

dan harapan atau hope (H) dijabarkan

dapat menguntungkan perusahaan dan

melalui model matematika F = (R-U)²

pegawai itu sendiri.

x H. Harapan (H) merupakan unsur

kepentingan

tugas

sedang.

yang

Keempat

dikemukakan

yaitu risiko

oleh

atau

Piyono

risk (R),

terpenting sebuah motivasi. Ketika H
2

bernilai 0 maka motivasi pun juga

membutuhkan

bernilai 0. Sementara risiko dan

lingkungan kerja yang mendukung

ketidakpastian

saling

seperti hubungan dengan atasan dan

menimbulkan

rekan sekerja, tidak hanya sekedar

antara

uang

akan

berinteraksi
beberapa

yang
kondisi,

lain:

dan

kondisi

kerja

prestasi

tetapi

atau

juga

ketidakpastian yang memuncak akan

kebutuhan untuk berinteraksi sosial.

menjelma menjadi risiko dan berubah

Rekan sekerja yang mendukung dan

menjadi penghambat motivasi. Selain

ramah

itu, bila tak ada risiko secara otomatis

bersemangat dalam bekerja. Selain itu,

akan berakibat pada tidak adanya

perilaku

ketidakpastian.

mendengarkan pendapat pegawai dan

Aspek-aspek

motivasi

dapat

membuat

kerja

pegawai

yang

baik

menunjukkan suatu minat pribadi

seseorang (F), yaitu risiko atau risk

pegawai

(R), ketidakpastian atau uncertainty

bersemangat dalam bekerja.

(U), dan harapan atau hope (H)

juga

Tinggi

dapat

membuat

rendahnya

motivasi

menentukan tingkat optimal untuk

kerja seseseorang dipengaruhi oleh

memperbaiki

banyak

upaya

bawahan.

faktor.

Seperti

yang

Moekijat

(2001)

Pegawai cenderung lebih menyukai

diutarakan

oleh

pekerjaan-pekerjaan yang memberi

bahwa

faktor-faktor

pegawai

mempengaruhi motivasi kerja adalah

kesempatan

menggunakan

keterampilan

kemampuan
beragam

untuk

dalam

tugas

dan

karakteristik

melakukan

sehingga

atau

pegawai

individual,

jabatan,

organisasi.

dan

Faktor

yang

pekerjaan
lingkungan

pekerjaan

atau

secara mental tertantang. Pekerjaan

jabatan seseorang dalam dunia kerja

yang

penting

terlalu

menantang

dapat

untuk

diperhatikan.

menciptakan frustasi dan perasaan

Mengingat jabatan seseorang dalam

gagal. Oleh sebab itu, kebanyakan

perusahaan

pegawai menyukai kondisi tantangan

besarnya

yang sedang karena dapat mengalami

sehingga dapat memenuhi kebutuhan

kesenangan

hidup.

dan

kepuasan

atas

usahanya (Robbins, 2001). Pegawai
3

dapat
gaji

yang

menentukan
diperoleh,

Moekijat (2001) menyatakan

tentang Ketenagakerjaan, ayat (1)

bahwa apa yang dilakukan individu

menjelaskan bahwa perjanjian kerja

juga dapat mempengaruhi motivasi

untuk waktu tertentu hanya dapat

beberapa pekerjaan tampaknya rutin

dibuat untuk pekerjaan tertentu yang

dan sebagian lagi lebih bervariasi.

menurut jenis dan sifat atau kegiatan

Jenis pekerjaan mempunyai derajat

pekerjaannya

ekonomi

berbeda-beda,

waktu tertentu dan ayat (4) perjanjian

demikian juga jumlah umpan balik

kerja waktu tertentu yang didasarkan

yang

harus

atas jangka waktu tertentu dapat

dirancang sedemikian rupa agar dapat

diadakan untuk paling lama 2 (dua)

membangun motivasi yang berarti

tahun dan hanya boleh diperpanjang 1

pula

(satu) kali untuk jangka waktu paling

yang

diterima.

Pekerjaan

penambahan

kerja

serta

kepuasan. Peranan atau kejelasan

akan

selesai

dalam

lama 1 (satu) tahun.

jabatan merupakan salah satu faktor

Dari kedua ayat pada pasal 59

yang dapat mempengaruhi tingkat

UU No. 13 Tahun 2003 dapat

motivasi. Sering ditemui seseorang

dipahami

dengan motivasi yang tinggi tidak

mempunyai masa kerja kontrak yaitu

mengetahui apa yang harus dilakukan,

2 kali, yang pertama dikontrak saat

keadaan

dapat

masuk kerja dengan waktu maksimal

mempengaruhi tampilan kerja yang

adalah 2 tahun, kemudian boleh di

kurang baik.

perpanjang 1 kali lagi dengan waktu

seperti

ini

Jabatan atau status kerja yang

bahwa

pegawai

yang

paling lama 1 tahun. Jika mengacu

dimiliki pegawai berhubungan dengan

pada

kebijaksanaan

peraturan

mengambil waktu maksimum kontrak

perusahaan. Menurut peraturan di

kerja, maka setelah 3 tahun dan masih

hotel The Royal Surakarta Heritage

bekerja di tempat tersebut, sudah

Solo, status pegawai dibedakan atas

diangkat sebagai pegawai tetap.

dan

pegawai tetap, pegawai percobaaan
dan

pegawai

waktu

peraturan

Dalam
atau

tertentu.

tersebut

dunia

ketenagakerjaan

dan

kepegawaian
baik

di

Diperjelas oleh pasal 59 Undang-

lingkungan lembaga atau perusahaan

undang

pemerintah atau swasta tidak semua

Nomor

13

Tahun

2003
4

pegawai atau pekerja yang bekerja di

yang mempunyai daya gerak dari

dalamnya

dalam dirinya sendiri, hal inilah yang

mempunyai

status

kepegawaian yang sama sehingga

disebut

berbeda pula hak dan kewajiban

berpendapat bahwa setiap tindakan

masing-masing. Penggunaan istilah

manusia

pegawai dan pekerja, kepegawaian

motivasi, tanpa motivasi seseorang

dan ketenagakerjaan pada hakikatnya

tidak akan mampu berbuat apa-apa.

secara

Motivasi sendiri adalah suatu variabel

yuridis

perbedaan

tidak

arti

mempunyai

dengan

kaitannya

yang

motivasi.

Chaplin

dilatarbelakangi

ikut

campur

tangan

(2000)

oleh

yang

dengan kehadirannya di dalam suatu

digunakan untuk menimbulkan faktor-

perusahaan hanya berbeda lingkungan

faktor tertentu didalam organisme

penggunaanya.

yang

Tujuan yang ingin dicapai dari

membangkitkan,

mengelola,

mempertahankan dan menyalurkan

penelitian ini untuk mengetahui: (1)

tingkah laku.
As’ad (2001) mengemukakan

Perbedaan motivasi kerja pegawai
pada hotel The Royal Surakarta

bahwa

Heritage Solo

kebutuhan individu untuk berbuat

berdasarkan status

motivasi

pegawai, yaitu pegawai tetap dan

lebih

tidak

mendorong

tetap.

(2)

Membandingkan

kerja

adalah

baik dari orang lain, yang
individu

untuk

tingkat motivasi kerja antara pegawai

menyelesaikan tugas lebih sukses dan

tetap dan tidak tetap. (3) Tingkat

mencapai

motivasi kerja pada pegawai tetap. (4)

Kartono (2003), mengatakan bahwa

Tingkat motivasi kerja pada pegawai

motivasi kerja merupakan ide-ide

tidak tetap

pokok yang selalu berpengaruh besar

prestasi

yang

tinggi.

sikap dan tingkah laku individu saat
melakukan suatu pegawaian. Dengan

LANDASAN TEORI

adanya

Manusia bukanlah benda mati,

motivasi

kepuasan

ada

yang

kebutuhan. Hall dan Linzey (dalam

mendorongnya. Menurut Indriastuti

Siswanto, 1996) menyatakan bahwa

(2003) manusia merupakan makhluk

motivasi

dari

luar

5

kerja

guna

mencapai

tak bergerak yang hanya bergerak bila
daya

kerja

akan

adalah

memenuhi

sebagai

pendorong yang berhubungan dengan

pegawai dengan golongan pegawai

prestasi,

tertentu untuk diserahi tugas dan

yaitu

menguasai,

memanipulasi, mengatur, lingkungan

tanggung jawab dalam perusahaan.

sosial dan fisik, mengatasi rintangan-

Status pegawai tetap memiliki

rintangan dan memelihara kualitas

kewajiban yang sama dengan pegawai

kerja yang tinggi, bersaing untuk

tidak tetap sesuai dengan jabatan

melebihi perbuatannya yang lampau

pegawai. Hak yang diperoleh pegawai

dan mengungguli orang lain.

tetap berbeda dengan pegawai tidak

Faktor-faktor

yang

tetap.

mempengaruhi motivasi dibedakan

Hipotesis dalam penelitian ini

atas faktor intern, yaitu faktor yang

yaitu ada perbedaan motivasi kerja

berasal dari dalam individu yaitu

antara pegawai berstatus tetap dan

karakteristik

pegawai

individu

dan

faktor

berstatus

tidak

tetap.

ekstern yaitu faktor di luar individu

Motivasi kerja pegawai status tetap

meliputi karakteristik dari pegawaian

lebih tinggi dibandingkan pegawai

atau jabatan, dan karakteristik dari

tidak tetap.

lingkungan.
Aspek motivasi kerja yaitu

METODE PENELITIAN

arah perilaku (direction of behavior),

Populasi dalam penelitian ini

tingkat usaha (level of effort), dan

adalah seluruh pegawai di hotel The

tingkat

kegigihan

(level

of

Royal

persistence).

Surakarta

Heritage

Solo

berjumlah 102 orang, dengan rincian

Status

menurut

jumlah pegawai staff atau pegawai

Poerwadarminto (2005) yaitu suatu

tetap sebanyak 65 orang dan pegawai

keadaan atau kedudukan seseorang

casual atau pegawai tidak tetap

dalam suatu kelompok. Nitisemito

sebanyak 37 orang. Jumlah subjek 102

(2001) berpendapat bahwa pegawai

orang tersebut dipergunakan semua

adalah

sebagai sampel. Oleh sebab itu,

orang

persyaratan

yang

penerimaan

memenuhi
pegawai

penelitian

ini

disebut

penelitian

sesuai peraturan perusahaan serta

populasi, karena seluruh subjek 102

diangkat oleh perusahaan sebagai

orang dipakai sebagai sampel.
6

data

Motivasi seutuhnya datang dari

adalah suatu cara yang dipakai untuk

dalam tiap individu, dan kedua, dari

memperoleh

tenaga,

Metode

pengumpulan

data

yang

diselidiki

kontinuitas

dan

perilaku

(Hadi, 2002). Adapun pengumpulan

penuntunnya. Dengan kata lain, setiap

data dalam penelitian ini dengan

karyawan memiliki motif yang berbeda

menggunakan metode angket. Metode

dalam

angket mempunyai keuntungan antara

merupakan sikap kesediaan, perasaan

kerja

menghasilkan kerja yang lebih banyak

dan tenaga.

dan baik.

Penentuan metode penelitian

Pekerjaan merupakan sumber

yang digunakan sangat dipengaruhi

penting bagi motivasi yang tinggi

oleh tujuan penelitian dan jenis data.

maupun yang rendah. Industrialisasi

Analisis data dalam penelitian ini

dan tekanan terhadap metode ilmiah

menggunakan uji t-test. Alasannya,

dalam

karena untuk mengetahui perbedaan

menghasilkan

pekerjaan dan menugaskan suatu fungsi

tetap dan tidak tetap.

tertentu kepada seseorang. Interaksi
antara individu dan organisasi dapat

PEMBAHASAN

memperlancar pengembangan motivasi

Berdasarkan perhitungan yang
dengan

produksi

kecenderungan untuk memecah-mecah

motivasi kerja pada pegawai berstatus

kerja

menggunakan

kondisi
dalam

yang

ideal.

mempekerjakan

pegawai mengharapkan suatu motivasi

perbedaan motivasi kerja pegawai

kerja yang baik dari para pegawai nya

tetap dengan tidak tetap sebesar -

karena perusahaan sangat menjunjung

4,256 dengan p = 0,000