HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variasi Pengaturan Tempat Duduk Siswa Dalam Upaya Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Di SD Negeri 1 Sawahan Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar Penelitian

Latar penelitian dideskripsikan melalui tinjauan historis, keadaan tenaga kependidikan, dan keadaan siswa di sekolah.

1. Tinjauan Historis SD Negeri 1 Sawahan

Sekolah Dasar Negeri 1 Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali tempat dilaksanakan penelitian ini berdiri pada tahun 1927 dengan SK Kelembagaan Gub. KDH TK I No. 421.2/013/X/34/85. SD Negeri 1 Sawahan memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101030911001 dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 20308272.

Saat ini SD Negeri 1 Sawahan merupakan SD Daerah Binaan (DABIN) I yang berada di Desa Pandean Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dan berakreditasi B pada tahun 2012. Sekolah ini memiliki visi “ Terwujudnya lulusan yang berkepribadian luhur, unggul dalam prestasi, dan kompetitif “.

2. Keadaan Tenaga Kependidikan SD Negeri 1 Sawahan

Tahun ajaran 2014/2015 SD Negeri 1 Sawahan memiliki tenaga kependidikan sebanyak 15 orang. Ke lima belas tenaga kependidikan tersebut adalah 1 (satu) kepala sekolah, 8 (delapan) guru kelas, 1 (satu) guru penjaskes, 1 (satu) guru agama Islam, 1 (satu) guru bahasa Inggris, 1 (satu) guru komputer, 1 (satu) tenaga perpustakaan, dan 1 (satu) penjaga sekolah.

Lebih jelasnya tentang keadaan tenaga kependidikan di SD Negeri 1 Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel di bawah ini.


(2)

Tabel 4.1.

Data Tenaga Kependidikan SD Negeri 1 Sawahan No

.

Nama Tempat

Tanggal Lahir

L/P Jabatan Mengajar Kelas 1. Drs. Slamet Marjuki Byl,

06-11-1964

L Kepala SD IV-VI 2. Lathifah Arifatul F.,

S.Pd.

Byl, 12-09-1993

P Guru Kelas I 3. Dwi Margani U.,

S.Pd.SD.

Byl, 18-10-1979

p Guru Kelas II 4. Dwi Endah T., S.Pd. Byl,

04-03-1985

P Guru Kelas III A 5. Sri Rejeki, S.Pd. Byl,

29-09-1980

P Guru Kelas III B 6. Titik Mulyani,

S.Pd.SD.

Byl, 12-01-1962

P Guru Kelas IV A 7. Suripto, S.Pd. Byl,

07-10-1959

L Guru Kelas IV B 8. Ismi Harsiwi, S.Pd. Byl,

25-07-1968

P Guru Kelas V 9. Dayatni, S.Pd.SD. Byl,

24-03-1964

P Guru Kelas VI 10. Puji Wiyono, S.Pd. Ska,

24-11-1962

L Guru

Penjaskes

I-VI 11. Muti’ah, S.PdI. Byl,

12-03-1961

P Guru

Agama

I-VI 12. Siti Faizah, S.Pd. Byl,

05-09-1977

P Guru

B.Inggris

I-VI 13. Bigik L., S.Kom Kra,

26-05-1982

P Guru

Komputer

I-VI 14. Makruf Iskandar Ska,

15-07-1989

L Perpust -

15. Jaelani Byl,

27-10-1980

L Penjaga -

3. Keadaan Siswa SD Negeri 1 Sawahan

Tahun ajaran 2014/2015 siswa yang bersekolah di SD Negeri 1 Sawahan dari kelas I-VI berjumlah 277 siswa. Di bawah ini perincian jumlah siswa kelas I-VI SD Negeri 1 Sawahan.


(3)

Tabel 4.2.

Data Siswa Kelas I-VI SD Negeri 1 Sawahan Tahun Ajaran 2014/2015

No. Kelas Rombongan

Belajar

Banyak Siswa

L P Jumlah

1. I 1 18 22 40

2. II 1 14 23 37

3. III 2 23 37 60

4. IV 2 30 27 57

5. V 1 23 22 45

6. VI 1 15 23 38

Jml 6 8 123 154 277

B. Refleksi Awal

1. Kondisi Awal (Pra Tindakan)

Pelaksanaan pembelajaran pra siklus kelas IV dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 9 Januari 2015 yang diampu oleh Ibu Titik Mulyani, S.Pd.SD. Pada tahap pra siklus, materi yang diajarkan yaitu mengenai gaya. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana minat dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA di kelas sebelum diterapkannya variasi pengaturan tempat duduk.

Dengan mengamati secara langsung pembelajaran IPA di kelas, peneliti dapat mengetahui minat dan motivasi belajar siswa selama di kelas dan dicatat yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang diterapkan guru masih berpusat pada guru. Selama proses pembelajaran yang aktif adalah guru.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pra siklus di kelas IV dengan materi gaya yang disampaikan oleh Ibu Titik Mulyani, S.Pd.SD, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah dan pengerjaan Lembar Kerja Siswa. Guru menjelaskan mengenai gaya hanya dengan membaca materi pada buku pegangan dan


(4)

siswa mendengarkan. Suasana terlihat sangat membosankan dan siswa terlihat kurang semangat dalam belajar.

Dalam pembelajaran IPA guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran, menerapkan praktek, dan melakukan variasi pengaturan tempat duduk siswa. Guru juga tidak manggunakan strategi pembelajaran yang variatif dan menyenangkan bagi siswa. Jadi guru hanya menyampaikan materi dan siswa dapat memahaminya.

Observasi pada tahap pra siklus ini menggunakan instrumen lembar observasi dan soal evaluasi siswa. Soal evaluasi ini sebagai tes kemampuan siswa dalam pemahaman materi yang sudah disampaikan guru, yang diberikan pada akhir pembelajaran.

Lembar observasi yang digunakan berisi indikator-indikator minat dan motivasi belajar, total skor, dan prosentase. Berikut skor dan prosentase minat dan motivasi belajar siswa pra siklus:


(5)

Tabel 4.3.

Minat Belajar Siswa Pada Pra Siklus

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

I II III IV V

1. Bagas Yogo Putra P. 1 2 2 1 1 7 35% 2. Galuh Candra Kusuma 2 2 1 1 2 8 40% 3. Adelia Inggrid Putri M. 2 1 2 3 2 10 50% 4. Adinda Valerina Tahta 1 2 2 2 2 9 45% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

1 2 2 1 2 8 40%

6. Alfina Kusuma Agnita 2 2 2 1 2 9 45%

7. Aninda Reza Farida 2 1 1 2 2 8 40%

8. Anindia Putri Nur F. 1 2 2 1 1 7 35% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

1 1 2 2 2 8 40%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

1 1 1 2 2 7 35%

11. Ashfia Eka Utami 2 1 3 2 1 9 45%

12. Attasa Dwina Kiswara 2 1 2 2 2 9 45% 13. Avina Husna Amalia 2 2 1 3 2 10 50% 14. Buyung Ayyub Saputra 1 1 1 1 1 5 25% 15. Clarisa Septiana N. 2 1 1 1 1 6 30% 16. Dira Putra Ramadhan 2 2 1 1 2 8 40% 17. Ertania Martha Absela 2 1 1 2 2 8 40%

18. Fabi Yudha Kusuma 1 1 2 1 2 7 35%

19. Fadhila Rizky Otta P. 1 1 2 2 1 7 35%

20. Faizal Wicaksono 1 2 3 1 1 8 40%

21. Farah Nur Fadilah 1 1 2 1 2 7 35%

22. Febriana Dwi Andika 1 1 2 1 1 6 30%

23. Fitri Jayanti 1 1 2 1 1 6 30%

24. Gigih Galang Pratama 1 1 2 2 1 7 35%

25. Ilham Dwi Pranoto 2 1 1 1 1 6 30%

26. Ilham Ramadhan 1 1 1 1 1 5 25%

27. Irawati Budi Kusuma 2 1 1 1 1 6 30%

28. Iwan Andrianto 1 1 2 1 1 6 30%

29. Kelvin Aditya Setyawan

1 2 1 1 2 7 35%

30. Latifah Anggun M. 2 2 1 1 1 7 35%

Total 43 41 49 43 45

% 35,83

% 34,16 % 40,83 % 35,83 % 37,5 %


(6)

Keterangan:

Minat belajar siswa

1. Indikator I (siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas).

2. Indikator II (siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk).

3. Indikator III (siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain). 4. Indikator IV (siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru).

5. Indikator V (siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas jumlah skor 43 dengan prosentase 35,83%, siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk jumlah skor 41 dengan prosentase 34,16%, siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain jumlah skor 49 dengan prosentase 40,83%, siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru jumlah skor 43 dengan prosentase 35,83%, dan siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran jumlah skor 45 dengan prosentase 37,5%. Secara keseluruhan dalam prosentase minat belajar siswa pada pra siklus dari kelima indikator minat belajar tersebut mencapai rata-rata 36,83%.


(7)

Tabel 4.4.

Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

I II III IV V

1. Bagas Yogo Putra P. 1 1 2 1 1 6 30% 2. Galuh Candra Kusuma 2 2 1 1 1 7 35% 3. Adelia Inggrid Putri M. 1 2 2 3 2 10 50% 4. Adinda Valerina Tahta 2 1 2 1 2 8 40% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

2 2 2 1 2 9 45%

6. Alfina Kusuma Agnita 2 1 2 1 2 8 40%

7. Aninda Reza Farida 1 2 1 1 2 7 35%

8. Anindia Putri Nur F. 1 1 2 1 1 6 30% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

1 1 2 1 1 6 30%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

2 1 1 2 1 7 35%

11. Ashfia Eka Utami 2 1 3 2 1 9 45%

12. Attasa Dwina Kiswara 1 1 2 2 2 8 40% 13. Avina Husna Amalia 2 3 1 2 2 10 50% 14. Buyung Ayyub Saputra 2 1 1 1 1 6 30% 15. Clarisa Septiana N. 2 1 2 1 1 7 35% 16. Dira Putra Ramadhan 3 2 1 1 2 9 45% 17. Ertania Martha Absela 1 1 1 2 2 7 35%

18. Fabi Yudha Kusuma 1 1 2 1 1 6 30%

19. Fadhila Rizky Otta P. 2 1 2 2 1 8 40%

20. Faizal Wicaksono 1 2 2 1 1 7 35%

21. Farah Nur Fadilah 1 1 1 1 1 5 25%

22. Febriana Dwi Andika 2 1 2 1 1 7 35%

23. Fitri Jayanti 1 1 2 1 1 6 30%

24. Gigih Galang Pratama 3 1 2 2 1 9 45%

25. Ilham Dwi Pranoto 2 1 1 1 1 6 30%

26. Ilham Ramadhan 1 1 1 1 1 5 25%

27. Irawati Budi Kusuma 2 1 1 2 1 7 35%

28. Iwan Andrianto 1 2 2 1 1 7 35%

29. Kelvin Aditya Setyawan

1 2 1 1 1 6 30%

30. Latifah Anggun M. 2 2 1 2 1 8 40%

Total 48 41 48 41 39

% 40

% 34,16 % 40 % 34,16 % 32,5 %


(8)

Keterangan:

Motivasi belajar siswa

1. Indikator I (siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar).

2. Indikator II (siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru).

3. Indikator III (siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran).

4. Indikator IV (siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru).

5. Indikator V (siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar jumlah skor 48 dengan prosentase 40%, siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru jumlah skor 41 dengan prosentase 34,16%, siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran jumlah skor 48 dengan prosentase 40%, siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru jumlah skor 41 dengan prosentase 34,16%, dan siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas jumlah skor 39 dengan prosentase 32,5%. Secara keseluruhan dalam prosentase motivasi belajar siswa pada pra siklus dari kelima indikator motivasi belajar tersebut mencapai rata-rata 36,16%.


(9)

Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa pada materi yang diberikan guru dengan melihat minat dan motivasi belajar siswa sebelum menggunakan variasi penataan tempat duduk, juga dilakukan tes hasil belajar untuk siswa. Hasil belajar yang diperoleh siswa sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Hasil Nilai Tes Siswa Pada Pra Siklus

NO. NAMA NILAI KETERANGAN

1. Bagas Yogo Putra P. 40 Belum Tuntas

2. Galuh Candra Kusuma 46 Belum Tuntas

3. Adelia Inggrid Putri M. 70 Tuntas

4. Adinda Valerina Tahta 66 Tuntas

5. Akbar Nurabdi Dwi Saputra 72 Tuntas

6. Alfina Kusuma Agnita 68 Tuntas

7. Aninda Reza Farida 62 Belum Tuntas

8. Anindia Putri Nur F. 48 Belum Tuntas

9. Aprianto Nugroho Tri S. 52 Belum Tuntas 10. Aryaseta Bintang Purnomo 52 Belum Tuntas

11. Ashfia Eka Utami 68 Tuntas

12. Attasa Dwina Kiswara 65 Tuntas

13. Avina Husna Amalia 72 Tuntas

14. Buyung Ayyub Saputra 32 Belum Tuntas

15. Clarisa Septiana N. 48 Belum Tuntas

16. Dira Putra Ramadhan 66 Tuntas

17. Ertania Martha Absela 30 Belum Tuntas

18. Fabi Yudha Kusuma 52 Belum Tuntas

19. Fadhila Rizky Otta P. 68 Tuntas

20. Faizal Wicaksono 56 Belum Tuntas

21. Farah Nur Fadilah 28 Belum Tuntas

22. Febriana Dwi Andika 64 Belum Tuntas

23. Fitri Jayanti 68 Tuntas

24. Gigih Galang Pratama 72 Tuntas

25. Ilham Dwi Pranoto 66 Tuntas

26. Ilham Ramadhan 64 Belum Tuntas

27. Irawati Budi Kusuma 32 Belum Tuntas

28. Iwan Andrianto 62 Belum Tuntas

29. Kelvin Aditya Setyawan 28 Belum Tuntas

30. Latifah Anggun M. 70 Tuntas

Jumlah Nilai 1687 -


(10)

Berkaitan dengan hasil tes yang diperolah siswa, dapat dilihat rata-rata hasil belajar pada tahap pra siklus adalah 56,23. Dari 30 siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau belum tuntas ada 17 siswa, sedangkan yang sudah tuntas ada 13 siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV yaitu 65.

C. Deskripsi Penelitian Siklus 1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan persiapan penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 10 April 2015. Peneliti merencanakan akan melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I pada hari Jum’at tanggal 17 April 2015. Kegiatan ini akan berlangsung di ruang kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan.

Langkah-langkah persiapan peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA kelas IV pada bab Gaya.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan.

4) Menyiapkan lembar evaluasi siswa beserta kunci jawaban. 5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa.

6) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. b. Pelaksanaan

Seperti yang telah direncanakan, siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 17 April 2015. Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2×35 menit dan dilaksanakan sesuai dengan jam mata pelajaran IPA. Pada siklus ini dilaksanakan bersama-sama dengan Ibu Titik Mulyani, S.Pd,SD sebagai guru kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan. Pada pelaksanaan siklus I pengajar dilakukan oleh


(11)

peneliti, sedangkan observer atau sebagai pengamatnya yaitu Ibu Titik Mulyani, S.Pd.SD.

c. Observasi

1) Tindak Mengajar

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian mengecek kehadiran siswa.

Setelah itu, guru menyiapkan media pembelajaran dan menjelaskan materi yang dibahas dalam pelaksanaan pembelajaran. Kemudian melakukan percobaan-percobaan mengenai gaya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan variasi pengaturan tempat duduk model corak tim dan strategi pembelajaran yang dipakai guru adalah picture and picture.

2) Tindak Belajar

Suasana pembelajaran belum kondusif dan belum dapat dikendalikan oleh guru, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pengaturan tempat duduk yang berbeda sehingga siswa merasa melakukan hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Akibatnya, suasana terlihat gaduh yang disebabkan siswa asyik bercerita dengan teman satu kelompoknya. Mungkin mereka merasa senang karena jarang ataupun bahkan belum pernah duduk dengan model corak tim. Akan tetapi tidak semua siswa ramai dan asyik sendiri. Sebagian besar siswa yang ramai sendiri yaitu siswa laki-laki yang duduk menjadi satu kelompok.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang ada pada siklus I. Tindakan yang belum berhasil dilaksanakan pada siklus I berdasarkan lembar observasi dan analisis kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas IV adalah:


(12)

2) Membuat dan menjadikan siswa selalu berkonsentrasi belajar saat menerima pelajaran.

3) Merangsang siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

e. Evaluasi

Hasil refleksi pada siklus I masih perlu perbaikan atau dievaluasi karena belum mengalami peningkatan yang cukup. Adapun evaluasi pada siklus I sebagai berikut:

1) Guru kurang dapat mengendalikan atau mengkondisikan suasana kelas yang belum kondusif.

2) Guru kurang kreatif dalam mengalihkan perhatian siswa untuk konsentrasi.

3) Dalam pertemuan berikutnya, guru harus lebih merangsang siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan, ataupun mengungkapkan pendapatnya supaya percaya diri dan tidak merasa malu.

2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan

Kegiatan persiapan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April 2015. Peneliti merencanakan akan melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus II pada hari Jum’at tanggal 24 April 2015. Kegiatan ini akan berlangsung di ruang kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan.

Langkah-langkah persiapan peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA kelas IV pada bab Gaya.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan.

4) Menyiapkan lembar evaluasi siswa beserta kunci jawaban. 5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa.


(13)

7) Menyiapkan reward untuk siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran di kelas.

b. Pelaksanaan

Seperti yang telah direncanakan, siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 24 April 2015. Pelaksanaan tindakan siklus II berlangsung selama 2×35 menit dan dilaksanakan sesuai dengan jam mata pelajaran IPA. Pada siklus ini dilaksanakan bersama-sama dengan Ibu Titik Mulyani, S.Pd,SD sebagai guru kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan. Pada pelaksanaan siklus II pengajar dilakukan oleh peneliti, sedangkan observer atau sebagai pengamatnya yaitu Ibu Titik Mulyani, S.Pd.SD.

Pelaksanaan siklus II ini sebagai tindakan untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas IV pada siklus I untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Solusinya yaitu sebagai berikut:

1) Menggunakan model variasi pengaturan tempat duduk yang berbeda, yaitu model huruf U.

2) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda, yaitu example non example.

3) Menyisipkan permainan edukatif di dalam kelas sesuai dengan materi pembelajaran secara individu tetapi dalam sebuah tim. 4) Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak

membosankan.

5) Memberikan reward atau hadiah kepada siswa yang aktif bertanya, menjawab pertanyaan, ataupun mengemukakan pendapatnya di kelas.

c. Observasi

1) Tindak Mengajar

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian mengecek kehadiran siswa. Sebelum memulai pada materi, guru memberikan


(14)

permainan edukatif kepada siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran supaya siswa lebih semangat belajar.

Setelah itu, guru menyiapkan media pembelajaran dan menjelaskan materi yang dibahas dalam pelaksanaan pembelajaran. Kemudian melakukan percobaan-percobaan mengenai gaya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan variasi pengaturan tempat duduk model huruf U dan strategi pembelajaran yang dipakai guru adalah example non example. 2) Tindak Belajar

Suasana pembelajaran lebih baik daripada siklus I. Pada siklus I suasana belum kondusif, sedangkan pada siklus II suasana pembelajaran sudah mulai kondusif dan dapat dikendalikan. Minat dan motivasi belajar siswa terlihat sudah meningkat. Siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan mulai memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh. Siswa aktif dan semangat dalam belajar. Mereka aktif berinteraksi dengan guru, lebih percaya diri, bahkan sampai berebut ketika menjawab pertanyaan dari guru. Siswa terlihat nyaman belajar dengan model tempat duduk yang digunakan.

d. Refleksi

Hasil refleksi menunjukkan siklus II sudah mengalami peningkatan, tetapi belum optimal. Refleksi pada siklus II ini diharapkan dapat menjadikan peningkatan secara optimal. Adapun refleksi tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Guru sudah mampu mengambil perhatian siswa ketika suasana tidak kondusif. Suasana kelas terlihat lebih kondusif dibandingkan dengan siklus I.

2) Guru cukup mampu membuat dan menjadikan siswa selalu berkonsentrasi belajar saat menerima pelajaran dibandingkan dengan siklus I.


(15)

3) Guru cukup memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang sudah disampaikan.

e. Evaluasi

Hasil refleksi pada siklus II sudah mulai mengalami peningkatan, tetapi belum dapat mencapai apa yang telah diharapkan. Maka dari itu masih perlu adanya evaluasi pada siklus II. Evaluasi tersebut adalah:

1) Guru harus selalu menyisipkan ice breaking dalam kegiatan pembelajaran supaya membangkitkan siswa untuk semangat dalam belajar dan mengambil perhatian siswa.

2) Guru harus lebih banyak menambah permainan edukatif supaya tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan menjadikan siswa lebih konsentrasi dalam menerima pelajaran.

3) Guru harus lebih banyak memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada siswa supaya siswa pandai dalam mengemukakan pendapat dari jawaban pertanyaan yang diajukan guru.

3. Deskripsi Siklus III a. Perencanaan

Kegiatan persiapan penelitian siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 1 Mei 2015. Peneliti merencanakan akan melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus III pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2015. Kegiatan ini akan berlangsung di ruang kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan.

Langkah-langkah persiapan peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus III ini adalah:

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA kelas IV pada bab Gaya.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. 3) Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan.

4) Menyiapkan lembar evaluasi siswa beserta kunci jawaban. 5) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa.


(16)

6) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

7) Menyiapkan reward untuk siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran di kelas.

8) Menyiapkan beberapa ice breaking. b. Pelaksanaan

Siklus III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2015. Pelaksanaan tindakan siklus III berlangsung selama 2×35 menit dan dilaksanakan sesuai dengan jam mata pelajaran IPA. Pada siklus ini dilaksanakan bersama-sama dengan Ibu Titik Mulyani, S.Pd,SD sebagai guru kelas IV A SD Negeri 1 Sawahan. Pada pelaksanaan siklus III pengajar dilakukan oleh peneliti, sedangkan observer atau sebagai pengamatnya yaitu Ibu Titik Mulyani, S.Pd.SD.

Pelaksanaan siklus III ini sebagai tindakan untuk meningkatkan secara optimal pada siklus I dan siklus II dalam upaya meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus III yaitu sebagai berikut:

1) Menggunakan model variasi pengaturan tempat duduk yang berbeda, yaitu model chevron.

2) Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda, yaitu Number

Head Together (NHT).

3) Memberikan reward atau hadiah kepada siswa yang aktif bertanya, menjawab pertanyaan, ataupun mengemukakan pendapatnya di kelas.

4) Banyak memberikan ice breaking di awal dan di tengah-tengah pembelajaran.

5) Memberikan banyak pertanyaan lisan kepada siswa. c. Observasi

1) Tindak Mengajar

Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian mengecek kehadiran siswa. Sebelum memulai pada materi, guru


(17)

memberikan ice breaking kepada siswa untuk melatih konsentrasi belajar siswa.

Setelah itu, guru menyiapkan media pembelajaran dan menjelaskan materi yang dibahas dalam pelaksanaan pembelajaran. Kemudian melakukan percobaan-percobaan mengenai gaya. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan variasi pengaturan tempat duduk model chevron dan strategi pembelajaran yang dipakai guru adalah Number

Head Together (NHT).

2) Tindak Belajar

Suasana pembelajaran sudah kondusif. Siswa memperhatikan guru dengan sungguh-sungguh. Kemauan siswa dalam belajar tinggi dan siswa bersemangat sekali dalam belajar. Tempat duduk model chevron membuat siswa nyaman dan guru mudah berinteraksi dengan siswa. Ketika melakukan tanya jawab lisan, siswa dengan antusias berebut untuk menjawab pertanyaan dari guru. Karena minat dan motivasi belajar siswa sudah meningkat, maka hasil tes belajar siswapun mengalami peningkatan yang sepadan.

d. Refleksi

Hasil refleksi menunjukkan siklus III sudah mengalami peningkatan yang optimal. Refleksi pada siklus III yaitu sebagai berikut:

1) Menyiapkan siswa untuk belajar.

2) Melaksanakan penataan/pengaturan tempat duduk siswa yang bervariasi.

3) Guru mampu memotivasi siswa.

4) Guru mampu berinteraksi dengan siswa selama proses pembelajaran.

5) Suasana kegiatan pembelajaran sudah kondusif, karena guru sudah dapat mengendalikan siswa dan mengambil perhatian dari siswa.


(18)

Selain yang disebutkan di atas, hal yang berhasil dalam siklus ini adalah:

1) Minat belajar siswa sudah meningkat, terlihat mulai dari siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas, siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk, siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain, siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru, dan siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran.

2) Motivasi belajar siswa sudah meningkat, terlihat mulai dari kemauan belajar yang dimiliki siswa sangat besar atau antusias yang tinggi untuk belajar, siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas, siswa selalu berusaha untuk lebih menguasai materi pelajaran, dan siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas.

3) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan mencapai target yang telah ditentukan.

e. Evaluasi

Berdasarkan hasil refleksi siklus III maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran telah mengalami peningkatan dengan adanya penggunaan variasi pengaturan tempat duduk siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari proses belajar siswa selama di kelas. Minat dan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hal itu dapat terjadi karena guru pandai dalam mengatur tempat duduk siswa, menggunakan berbagai strategi pembelajaran, dan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.


(19)

D. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Peningkatan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Variasi Pengaturan Tempat Duduk

Hasil Minat Belajar Pada Siklus I

Pada tahap pra siklus, guru menggunakan pengaturan tempat duduk model tradisional, dimana siswa duduk secara berpasangan dan meja ditata berderet ke samping dan belakang. Seperti pada tahap pra siklus, observasi dilakukan peneliti bersama guru kelas sebagai kolaborator sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar. Siklus I dilaksanakan pada 17 April 2015. Tindakan yang telah dirumuskan pada pra siklus, akan diterapkan pada siklus I. Berikut ini hasil observasi minat belajar siswa pada siklus I:


(20)

Tabel 4.6.

Rincian Skor Perbutir Indikator Minat Belajar Siswa Pada Siklus I

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

I II III IV V

1. Bagas Yogo Putra P. 1 2 2 2 1 8 40% 2. Galuh Candra Kusuma 1 2 2 2 2 9 45% 3. Adelia Inggrid Putri M. 2 2 3 2 2 10 50% 4. Adinda Valerina Tahta 2 3 2 2 1 10 50% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

2 2 2 1 2 9 45%

6. Alfina Kusuma Agnita 2 3 2 3 2 12 60%

7. Aninda Reza Farida 1 1 2 2 2 8 40%

8. Anindia Putri Nur F. 2 1 2 1 2 8 40% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

2 1 1 2 2 8 40%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

1 1 2 1 2 7 35%

11. Ashfia Eka Utami 2 2 3 2 2 11 55%

12. Attasa Dwina Kiswara 1 2 2 2 2 9 45% 13. Avina Husna Amalia 2 2 1 3 2 10 50% 14. Buyung Ayyub Saputra 1 1 2 1 1 6 30% 15. Clarisa Septiana N. 2 2 1 2 1 8 35% 16. Dira Putra Ramadhan 2 2 1 2 2 9 45% 17. Ertania Martha Absela 1 2 1 2 2 8 40% 18. Fabi Yudha Kusuma 3 2 3 2 2 12 60% 19. Fadhila Rizky Otta P. 1 2 2 2 1 8 40%

20. Faizal Wicaksono 3 2 3 2 2 12 60%

21. Farah Nur Fadilah 1 1 1 2 2 7 35%

22. Febriana Dwi Andika 2 2 2 1 1 8 40%

23. Fitri Jayanti 1 1 2 2 1 7 35%

24. Gigih Galang Pratama 2 2 1 2 2 9 45%

25. Ilham Dwi Pranoto 2 1 2 1 1 7 35%

26. Ilham Ramadhan 2 1 1 1 2 7 35%

27. Irawati Budi Kusuma 1 1 2 1 1 6 30%

28. Iwan Andrianto 2 2 1 1 1 7 35%

29. Kelvin Aditya Setyawan

1 2 1 2 2 8 40%

30. Latifah Anggun M. 2 2 3 2 3 12 60%

Total 52 52 58 53 51

% 43,33

% 43,33 % 48,33 % 44,16 % 42,5 %


(21)

Keterangan:

Minat belajar siswa

1. Indikator I (siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas).

2. Indikator II (siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk).

3. Indikator III (siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain). 4. Indikator IV (siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru).

5. Indikator V (siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas jumlah skor 52 dengan prosentase 43,33%, siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk jumlah skor 52 dengan prosentase 43,33%, siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain jumlah skor 58 dengan prosentase 48,33%, siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru jumlah skor 53 dengan prosentase 44,16%, dan siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran jumlah skor 51 dengan prosentase 42,5%. Secara keseluruhan dalam prosentase minat belajar siswa pada siklus I dari kelima indikator minat belajar tersebut diperoleh rata-rata 44,33%.


(22)

Berikut adalah hasil minat belajar siswa pada siklus I: Tabel 4.7.

Hasil Minat Belajar Siswa Pada Siklus I

No. Indikator Jumlah Skor Prosentase

1. Siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas.

52 43,33%

2. Siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk.

52 43,33%

3. Siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain.

58 48,33%

4. Siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru.

53 44,16%

5. Siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran.

51 42,5%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil minat belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga diperlukan siklus berikutnya untuk dapat mencapai indikator pencapaian, yaitu 80%.

Hasil pengamatan pada siklus I tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mulai ada peningkatan minat dalam belajar IPA di kelas. Dari kelima indikator pengamatan minat di atas, yang mengalami banyak peningkatan yaitu pada aspek kedua, yakni siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk. Siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas karena menggunakan model tempat duduk yang berbeda dari biasanya.

Dengan penggunaan tempat duduk model corak tim pada siklus I memudahkan siswa untuk bekerja sama dalam satu kelompok. Guru dengan mudah melakukan interaksi dengan setiap tim (kelompok siswa). Walaupun siswa duduk secara berkelompok, siswa tetap memperhatikan


(23)

pelajaran dan memusatkan perhatian kepada guru karena posisi kursi siswa dihadapkan ke depan.

Hasil Minat Belajar Siswa Pada Siklus II


(24)

Tabel 4.8.

Rincian Skor Perbutir Indikator Minat Belajar Siswa Pada Siklus II

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

I II III IV V

1. Bagas Yogo Putra P. 3 3 3 4 3 16 80% 2. Galuh Candra Kusuma 3 3 3 3 3 15 75% 3. Adelia Inggrid Putri M. 3 4 3 3 3 16 80% 4. Adinda Valerina Tahta 3 3 3 3 3 15 75% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

3 3 4 3 3 16 80%

6. Alfina Kusuma Agnita 3 4 3 3 4 17 85% 7. Aninda Reza Farida 3 3 3 3 3 15 75% 8. Anindia Putri Nur F. 3 4 3 2 3 15 75% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

2 3 3 3 3 14 70%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

3 3 3 3 2 14 70%

11. Ashfia Eka Utami 4 3 3 4 3 17 85%

12. Attasa Dwina Kiswara 3 3 4 3 3 16 80% 13. Avina Husna Amalia 4 3 3 3 3 16 80% 14. Buyung Ayyub Saputra 3 2 3 3 3 14 70% 15. Clarisa Septiana N. 3 3 2 3 3 14 70% 16. Dira Putra Ramadhan 4 4 3 3 3 17 85% 17. Ertania Martha Absela 3 2 3 4 3 15 75% 18. Fabi Yudha Kusuma 3 4 3 3 4 17 85% 19. Fadhila Rizky Otta P. 3 3 3 3 3 15 75%

20. Faizal Wicaksono 4 3 3 3 4 17 85%

21. Farah Nur Fadilah 3 3 3 2 3 14 70% 22. Febriana Dwi Andika 3 3 3 3 3 15 75%

23. Fitri Jayanti 3 4 4 3 3 17 85%

24. Gigih Galang Pratama 3 3 4 3 3 16 80% 25. Ilham Dwi Pranoto 3 3 3 3 4 16 80%

26. Ilham Ramadhan 3 3 3 4 2 16 80%

27. Irawati Budi Kusuma 3 3 2 3 3 14 70%

28. Iwan Andrianto 3 4 3 3 3 16 80%

29. Kelvin Aditya Setyawan

3 3 3 3 3 15 75%

30. Latifah Anggun M. 3 3 3 4 4 17 85%

Total 93 95 92 93 93

% 77,5

% 79,16 % 76,66 % 77,5 % 77,5 %


(25)

Keterangan:

Minat belajar siswa

1. Indikator I (siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas).

2. Indikator II (siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk).

3. Indikator III (siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain). 4. Indikator IV (siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru).

5. Indikator V (siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas jumlah skor 93 dengan prosentase 77,5%, siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk jumlah skor 95 dengan prosentase 79,16%, siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain jumlah skor 92 dengan prosentase 76,66%, siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru jumlah skor 93 dengan prosentase 77,5%, dan siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran jumlah skor 93 dengan prosentase 77,5%. Secara keseluruhan dalam prosentase minat belajar siswa pada siklus II dari kelima indikator minat belajar tersebut diperoleh rata-rata 77,66%.


(26)

Berikut adalah hasil minat belajar siswa pada siklus II: Tabel 4.9.

Hasil Minat Belajar Siswa Pada Siklus II

No. Indikator Jumlah Skor Prosentase

1. Siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas.

93 77,5%

2. Siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk.

95 79,16%

3. Siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain.

92 76,66%

4. Siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru.

93 77,5%

5. Siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran.

93 77,5%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil minat belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga diperlukan siklus berikutnya untuk dapat mencapai indikator pencapaian, yaitu 80%. Hasil pengamatan pada siklus II tersebut dapat disimpulkan bahwa sudah ada peningkatan minat dalam belajar IPA di kelas, meskipun belum optimal. Pada siklus II skor tertinggi pada setiap indikator yaitu pada indikator kedua, yaitu siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk.

Pada siklus II pengaturan tempat duduk yang digunakan guru yaitu model huruf U. Dengan menggunakan tempat duduk model huruf U, guru dapat menjangkau seluruh siswa sehingga kegiatan pembelajaran dapat maksimal. Siswa antusias sekali dengan model tempat duduk yang digunakan karena siswa belum pernah duduk dengan model huruf U tersebut dan duduk dengan teman sebelah yang berbeda, serta dapat memudahkan interaksi dengan guru. Pada model tempat duduk seperti itu


(27)

guru menyisipkan permainan edukatif yang memanfaatkan tempat duduk model huruf U, sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar IPA di kelas.

Hasil Minat Belajar Siswa Pada Siklus III


(28)

Tabel 4.10.

Rincian Skor Perbutir Indikator Minat Belajar Siswa Pada Siklus III

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

I II III IV V

1. Bagas Yogo Putra P. 4 4 4 3 3 18 90% 2. Galuh Candra Kusuma 3 4 3 3 3 16 80% 3. Adelia Inggrid Putri M. 3 4 3 4 3 17 85% 4. Adinda Valerina Tahta 4 4 3 4 4 19 95% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

3 3 4 3 3 16 80%

6. Alfina Kusuma Agnita 4 4 4 3 4 19 95% 7. Aninda Reza Farida 3 4 3 3 3 16 80% 8. Anindia Putri Nur F. 3 4 3 3 3 16 80% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

4 4 3 3 3 17 85%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

4 3 3 3 3 16 80%

11. Ashfia Eka Utami 4 4 4 3 4 19 95%

12. Attasa Dwina Kiswara 3 4 4 3 4 18 90% 13. Avina Husna Amalia 4 4 3 4 3 18 90% 14. Buyung Ayyub Saputra 3 3 3 3 3 15 75% 15. Clarisa Septiana N. 3 3 3 3 3 15 75% 16. Dira Putra Ramadhan 4 3 4 3 3 17 85% 17. Ertania Martha Absela 3 3 3 4 3 16 80% 18. Fabi Yudha Kusuma 3 4 3 3 4 17 85% 19. Fadhila Rizky Otta P. 3 4 3 3 3 16 80%

20. Faizal Wicaksono 4 4 3 4 4 19 95%

21. Farah Nur Fadilah 3 3 3 3 3 15 75% 22. Febriana Dwi Andika 4 3 3 3 3 16 80%

23. Fitri Jayanti 4 4 4 3 3 18 90%

24. Gigih Galang Pratama 3 4 4 3 3 17 85% 25. Ilham Dwi Pranoto 3 4 3 3 4 17 85%

26. Ilham Ramadhan 3 4 3 4 2 16 80%

27. Irawati Budi Kusuma 3 4 3 3 3 16 80%

28. Iwan Andrianto 4 3 3 3 3 16 80%

29. Kelvin Aditya Setyawan

3 4 3 4 3 17 85%

30. Latifah Anggun M. 4 4 3 4 4 19 95%

Total 103 111 98 98 97

% 85,83

% 92,5 % 81,66 % 81,66 % 80,83 %


(29)

Keterangan:

Minat belajar siswa

1. Indikator I (siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas).

2. Indikator II (siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk).

3. Indikator III (siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain). 4. Indikator IV (siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru).

5. Indikator V (siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas jumlah skor 103 dengan prosentase 85,83%, siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk jumlah skor 111 dengan prosentase 92,5%, siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain jumlah skor 98 dengan prosentase 81,66%, siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru jumlah skor 98 dengan prosentase 81,66%, dan siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran jumlah skor 97 dengan prosentase 80,83%. Secara keseluruhan dalam prosentase minat belajar siswa pada siklus III dari kelima indikator minat belajar tersebut mencapai rata-rata 84,49%.


(30)

Berikut adalah hasil minat belajar siswa pada siklus III: Tabel 4.11.

Hasil Minat Belajar Siswa Pada Siklus III

No. Indikator Jumlah Skor Prosentase

1. Siswa merasa lebih senang belajar IPA di kelas.

103 85,83%

2. Siswa tertarik belajar IPA dengan menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk.

111 92,5%

3. Siswa lebih memperhatikan pelajaran daripada yang lain.

98 81,66%

4. Siswa selalu memusatkan perhatian kepada guru.

98 81,66%

5. Siswa selalu terlibat aktif di kelas selama kegiatan pembelajaran.

97 80,83%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil minat belajar siswa telah mengalami peningkatan dari 77,66% pada siklus II menjadi 84,49% pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan kelas berhenti pada siklus III karena hasil minat belajar siswa telah mencapai pada indikator pencapaian yang telah ditentukan, yaitu 80%.

Hasil pengamatan siklus III dapat disimpulkan bahwa dari siklus II ke siklus III telah mengalami peningkatan secara optimal. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada prosentase dari masing-masing indikator. Skor tertinggi terdapat pada indikator kedua, yaitu ketertarikan siswa menggunakan berbagai variasi pengaturan tempat duduk sangat tinggi.

Pada siklus III tempat duduk yang digunakan adalah model chevron, yang bertujuan untuk mengurangi jarak di antarsiswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga siswa dan guru mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran.


(31)

Berikut adalah peningkatan minat belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III:

Tabel 4.12.

Perbandingan Hasil Minat Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

No. Tahapan Siklus Rata-rata

1. Pra Siklus 36,83%

2. Siklus I 44,33%

3. Siklus II 77,66%

4. Siklus III 84,49%

Sedangkan grafik peningkatan minat belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.1.

Grafik Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 0.00%

20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00%

Pra Siklus

Siklus I Siklus II Siklus III 36.83% 44.33%

77.66% 84.49%

Perbandingan Hasil Minat Belajar Siswa

Prosentase Minat Belajar Siswa


(32)

2. Deskripsi Data Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Variasi Pengaturan Tempat Duduk

Hasil Motivasi Belajar Pada Siklus I

Pada pra siklus, guru menggunakan pengaturan tempat duduk model tradisional, dimana siswa duduk secara berpasangan dan meja ditata berderet ke samping dan belakang. Pada pra siklus, motivasi belajar siswa sangat kurang karena siswa merasa bosan dengan pembelajaran IPA yang hanya monoton dan tidak adanya pergantian model tempat duduk.

Seperti pada pra siklus, observasi dilakukan peneliti bersama guru kelas sebagai kolaborator sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa yang berdampak pada hasil belajar. Siklus I dilaksanakan pada 17 April 2015. Tindakan yang telah dirumuskan pada pra siklus, akan diterapkan pada siklus I. Berikut ini hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I:


(33)

Tabel 4.13.

Rincian Skor Perbutir Indikator Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

I II III IV V

1. Bagas Yogo Putra P. 1 2 2 1 1 7 35% 2. Galuh Candra Kusuma 2 2 1 1 1 7 35% 3. Adelia Inggrid Putri M. 2 2 2 3 2 11 55% 4. Adinda Valerina Tahta 2 1 2 2 2 9 45% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

2 2 2 2 2 10 50%

6. Alfina Kusuma Agnita 2 2 2 1 2 9 45%

7. Aninda Reza Farida 1 2 1 2 2 8 40%

8. Anindia Putri Nur F. 1 2 2 1 1 7 35% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

1 1 2 1 2 7 35%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

2 2 1 2 1 8 40%

11. Ashfia Eka Utami 1 2 3 2 2 10 50%

12. Attasa Dwina Kiswara 1 2 2 2 2 9 45% 13. Avina Husna Amalia 2 3 2 2 1 10 50% 14. Buyung Ayyub Saputra 2 1 1 1 2 7 35% 15. Clarisa Septiana N. 2 1 2 2 1 8 40% 16. Dira Putra Ramadhan 3 1 1 2 2 9 45% 17. Ertania Martha Absela 1 1 1 2 2 7 35%

18. Fabi Yudha Kusuma 1 2 2 1 1 7 35%

19. Fadhila Rizky Otta P. 2 2 2 2 1 9 45%

20. Faizal Wicaksono 1 2 2 1 2 8 40%

21. Farah Nur Fadilah 1 1 2 1 1 6 30%

22. Febriana Dwi Andika 2 1 2 2 1 8 40%

23. Fitri Jayanti 1 2 2 1 2 8 40%

24. Gigih Galang Pratama 3 1 2 2 1 9 45%

25. Ilham Dwi Pranoto 2 1 1 2 1 7 35%

26. Ilham Ramadhan 1 1 2 1 1 6 30%

27. Irawati Budi Kusuma 2 1 1 2 1 7 35%

28. Iwan Andrianto 2 2 2 1 1 8 40%

29. Kelvin Aditya Setyawan

2 2 1 1 1 7 35%

30. Latifah Anggun M. 2 2 2 3 2 11 55%

Total 50 49 52 49 44

% 41,66

% 40,83 % 43,33 % 40,83 % 36,66 %


(34)

Keterangan:

Motivasi belajar siswa

1. Indikator I (siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar).

2. Indikator II (siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru).

3. Indikator III (siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran).

4. Indikator IV (siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru).

5. Indikator V (siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar jumlah skor 50 dengan prosentase 41,66%, siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru jumlah skor 49 dengan prosentase 40,83%, siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran jumlah skor 52 dengan prosentase 43,33%, siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru jumlah skor 49 dengan prosentase 40,83%, dan siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas jumlah skor 44 dengan prosentase 36,66%. Secara keseluruhan dalam prosentase motivasi belajar siswa pada siklus I dari kelima indikator motivasi belajar tersebut diperoleh rata-rata 40,66%.


(35)

Berikut adalah hasil motivasi belajar siswa pada siklus I: Tabel 4.14.

Hasil Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I

No. Indikator Jumlah Skor Prosentase

1. Siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar.

50 41,66%

2. Siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

49 40,83%

3. Siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran.

52 43,33%

4. Siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

49 40,83%

5. Siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas.

44 36,66%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil motivasi belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga diperlukan siklus berikutnya untuk dapat mencapai indikator pencapaian, yaitu 80%.

Hasil pengamatan pada siklus I tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mulai ada peningkatan motivasi dalam belajar IPA di kelas. Pada pra siklus rata-rata hasil motivasi belajar siswa diperoleh 36,16%, sedangkan pada siklus I rata-rata hasil motivasi belajar siswa diperoleh 40,66%.

Pada siklus I tempat duduk yang digunakan yaitu model corak tim. Dengan tempat duduk model corak tim siswa terlihat sangat antusias belajar IPA, karena siswa dapat bekerja sama secara berkelompok dengan teman satu timnya untuk melakukan percobaan mengenai gaya. Meskipun siswa duduk secara berkelompok, secara individu siswa juga aktif dalam


(36)

kegiatan pembelajaran. Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa bahwa dengan bekerja sama dan bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya, belajar akan lebih mudah dan cepat selesai. Siswa tidak boleh bertanya sebelum mereka mencoba atau belajar secara mandiri. Jadi guru menanamkan siswa untuk selalu berusaha.

Selain melakukan pengamatan untuk mengetahui minat dan motivasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas, guru juga melakukan tes hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus I tersebut sebagai berikut:


(37)

Tabel 4.15.

Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus I

NO. NAMA NILAI KETERANGAN

1. Bagas Yogo Putra P. 64 Belum Tuntas

2. Galuh Candra Kusuma 48 Belum Tuntas

3. Adelia Inggrid Putri M. 76 Tuntas

4. Adinda Valerina Tahta 68 Tuntas

5. Akbar Nurabdi Dwi Saputra 76 Tuntas

6. Alfina Kusuma Agnita 80 Tuntas

7. Aninda Reza Farida 64 Belum Tuntas

8. Anindia Putri Nur F. 62 Belum Tuntas

9. Aprianto Nugroho Tri S. 56 Belum Tuntas 10. Aryaseta Bintang Purnomo 52 Belum Tuntas

11. Ashfia Eka Utami 72 Tuntas

12. Attasa Dwina Kiswara 68 Tuntas

13. Avina Husna Amalia 76 Tuntas

14. Buyung Ayyub Saputra 48 Belum Tuntas

15. Clarisa Septiana N. 56 Belum Tuntas

16. Dira Putra Ramadhan 76 Tuntas

17. Ertania Martha Absela 68 Tuntas

18. Fabi Yudha Kusuma 84 Tuntas

19. Fadhila Rizky Otta P. 72 Tuntas

20. Faizal Wicaksono 82 Tuntas

21. Farah Nur Fadilah 44 Belum Tuntas

22. Febriana Dwi Andika 68 Tuntas

23. Fitri Jayanti 76 Tuntas

24. Gigih Galang Pratama 76 Tuntas

25. Ilham Dwi Pranoto 68 Tuntas

26. Ilham Ramadhan 66 Tuntas

27. Irawati Budi Kusuma 36 Belum Tuntas

28. Iwan Andrianto 65 Tuntas

29. Kelvin Aditya Setyawan 68 Tuntas

30. Latifah Anggun M. 88 Tuntas

Jumlah Nilai 2003 -

Rata-rata 66,76 -

Hasil belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan. Minat belajar siswa yang meningkat berpengaruh terhadap hasil belajar yang mereka peroleh. Pada tahap pra siklus, rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas IV yaitu 56,23, sedangkan pada tahap siklus I rata-rata naik menjadi 66,76, jadi terjadi peningkatan sebesar 10,53. Siswa yang sudah


(38)

memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau yang sudah tuntas berjumlah 20 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 10 siswa.

Hasil Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II


(39)

Tabel 4.16.

Rincian Skor Perbutir Indikator Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

1 2 3 4 5

1. Bagas Yogo Putra P. 3 3 4 3 3 16 80% 2. Galuh Candra Kusuma 3 3 3 3 3 15 75% 3. Adelia Inggrid Putri M. 3 4 3 3 3 16 80% 4. Adinda Valerina Tahta 3 3 3 3 3 15 75% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

3 3 3 4 3 16 80%

6. Alfina Kusuma Agnita 4 3 3 4 3 17 85% 7. Aninda Reza Farida 3 3 3 3 3 15 75% 8. Anindia Putri Nur F. 4 2 3 3 2 14 70% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

3 3 3 3 2 14 70%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

3 3 3 3 2 14 70%

11. Ashfia Eka Utami 3 4 3 3 3 17 85%

12. Attasa Dwina Kiswara 3 3 3 3 4 16 80% 13. Avina Husna Amalia 3 3 2 4 4 16 80% 14. Buyung Ayyub Saputra 3 2 3 3 3 14 70% 15. Clarisa Septiana N. 3 3 3 3 2 14 70% 16. Dira Putra Ramadhan 3 3 3 4 4 17 85% 17. Ertania Martha Absela 3 3 3 3 3 15 75% 18. Fabi Yudha Kusuma 4 3 3 4 3 17 85% 19. Fadhila Rizky Otta P. 3 3 4 3 3 16 80%

20. Faizal Wicaksono 3 4 3 3 3 16 80%

21. Farah Nur Fadilah 3 3 3 3 2 14 70% 22. Febriana Dwi Andika 3 3 3 4 3 16 70%

23. Fitri Jayanti 4 3 3 3 4 17 85%

24. Gigih Galang Pratama 3 3 3 3 3 15 75% 25. Ilham Dwi Pranoto 3 3 3 4 3 16 80%

26. Ilham Ramadhan 4 3 3 3 3 16 80%

27. Irawati Budi Kusuma 3 3 2 3 3 14 70%

28. Iwan Andrianto 2 2 2 4 3 13 65%

29. Kelvin Aditya Setyawan

3 3 3 3 3 15 75%

30. Latifah Anggun M. 4 3 3 3 4 17 85%

Total 95 90 89 98 90

% 79,16

% 75 % 74,16 % 81,66 % 75 %


(40)

Keterangan:

Motivasi belajar siswa

1. Indikator I (siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar).

2. Indikator II (siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru).

3. Indikator III (siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran).

4. Indikator IV (siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru).

5. Indikator V (siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar jumlah skor 95 dengan prosentase 79,16%, siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru jumlah skor 90 dengan prosentase 75%, siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran jumlah skor 89 dengan prosentase 74,16%, siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru jumlah skor 98 dengan prosentase 81,66%, dan siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas jumlah skor 90 dengan prosentase 75%. Secara keseluruhan dalam prosentase motivasi belajar siswa pada siklus II dari kelima indikator motivasi belajar tersebut diperoleh rata-rata 76,99%.


(41)

Berikut adalah hasil motivasi belajar siswa pada siklus II: Tabel 4.17.

Hasil Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II

No. Indikator Jumlah Skor Prosentase

1. Siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar.

95 79,16%

2. Siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

90 75%

3. Siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran.

89 74,16%

4. Siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

98 81,66%

5. Siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas.

90 75%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil motivasi belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan, sehingga diperlukan siklus berikutnya untuk dapat mencapai indikator pencapaian, yaitu 80%.

Hasil pengamatan pada siklus II tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi dalam belajar IPA di kelas. Pada siklus I rata-rata hasil motivasi belajar siswa diperoleh 40,66%, sedangkan pada siklus II rata-rata hasil motivasi belajar siswa diperoleh 76,99%.

Pada siklus II tempat duduk yang digunakan yaitu model huruf U. Dengan menggunakan model huruf U siswa sangat semangat belajar karena siswa merasakan dan dapat duduk berdekatan atau bersebelahan dengan teman yang tidak biasanya duduk bersamanya. Siswa memiliki antusias yang tinggi dengan adanya motivasi yang diberikan guru kepada


(42)

mereka. Guru memberikan motivasi dengan cara mengajak bermain sambil belajar dan menyisipkan permainan-permainan edukatif dengan memanfaatkan posisi duduk siswa. Siswa senang sekali mengikuti kegiatan pembelajaran IPA di kelas. Guru juga memberikan motivasi berupa reward atau penghargaan kepada siswa yang aktif di kelas, jadi siswa lebih termotivasi untuk belajar.

Selain melakukan pengamatan untuk mengetahui minat dan motivasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas, guru juga melakukan tes hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus II tersebut sebagai berikut:


(43)

Tabel 4.18.

Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus II

NO. NAMA NILAI KETERANGAN

1. Bagas Yogo Putra P. 84 Tuntas

2. Galuh Candra Kusuma 76 Tuntas

3. Adelia Inggrid Putri M. 80 Tuntas

4. Adinda Valerina Tahta 76 Tuntas

5. Akbar Nurabdi Dwi Saputra 80 Tuntas

6. Alfina Kusuma Agnita 88 Tuntas

7. Aninda Reza Farida 72 Tuntas

8. Anindia Putri Nur F. 65 Tuntas

9. Aprianto Nugroho Tri S. 64 Belum Tuntas 10. Aryaseta Bintang Purnomo 64 Belum Tuntas

11. Ashfia Eka Utami 88 Tuntas

12. Attasa Dwina Kiswara 80 Tuntas

13. Avina Husna Amalia 80 Tuntas

14. Buyung Ayyub Saputra 62 Belum Tuntas

15. Clarisa Septiana N. 64 Belum Tuntas

16. Dira Putra Ramadhan 84 Tuntas

17. Ertania Martha Absela 68 Tuntas

18. Fabi Yudha Kusuma 84 Tuntas

19. Fadhila Rizky Otta P. 76 Tuntas

20. Faizal Wicaksono 88 Tuntas

21. Farah Nur Fadilah 46 Belum Tuntas

22. Febriana Dwi Andika 72 Tuntas

23. Fitri Jayanti 88 Tuntas

24. Gigih Galang Pratama 80 Tuntas

25. Ilham Dwi Pranoto 80 Tuntas

26. Ilham Ramadhan 80 Tuntas

27. Irawati Budi Kusuma 64 Belum Tuntas

28. Iwan Andrianto 70 Tuntas

29. Kelvin Aditya Setyawan 70 Tuntas

30. Latifah Anggun M. 88 Tuntas

Jumlah Nilai 2261 -

Rata-rata 75,36 -

Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, tetapi belum secara optimal. Minat belajar siswa yang meningkat berpengaruh terhadap hasil belajar yang mereka peroleh. Pada siklus I, rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas IV yaitu 66,76, sedangkan pada siklus II rata-rata naik menjadi 75,36, jadi terjadi peningkatan sebesar 8,6. Siswa yang sudah


(44)

memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau yang sudah tuntas berjumlah 24 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 6 siswa.

Hasil Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus III


(45)

Tabel 4.19.

Rincian Skor Perbutir Indikator Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus III

No. Nama Siswa Indikator Total

Skor

Prosen-tase

1 2 3 4 5

1. Bagas Yogo Putra P. 4 4 4 3 3 18 90% 2. Galuh Candra Kusuma 4 3 3 4 3 17 85% 3. Adelia Inggrid Putri M. 3 4 3 3 3 16 80% 4. Adinda Valerina Tahta 4 3 3 4 4 18 90% 5. Akbar Nurabdi Dwi

Saputra

4 3 3 4 3 17 85%

6. Alfina Kusuma Agnita 4 4 3 4 3 18 90% 7. Aninda Reza Farida 3 3 3 4 3 16 80% 8. Anindia Putri Nur F. 4 3 3 3 3 16 80% 9. Aprianto Nugroho Tri

S.

3 3 4 4 3 17 85%

10. Aryaseta Bintang Purnomo

4 3 4 3 3 17 85%

11. Ashfia Eka Utami 4 4 4 3 3 18 90%

12. Attasa Dwina Kiswara 4 3 4 3 4 18 90% 13. Avina Husna Amalia 3 4 3 4 4 18 90% 14. Buyung Ayyub Saputra 4 2 3 2 3 14 70% 15. Clarisa Septiana N. 3 3 3 3 3 15 75% 16. Dira Putra Ramadhan 3 3 4 3 4 17 85% 17. Ertania Martha Absela 4 3 3 3 3 16 80% 18. Fabi Yudha Kusuma 4 4 3 4 3 18 90% 19. Fadhila Rizky Otta P. 3 4 3 3 4 17 85%

20. Faizal Wicaksono 4 4 4 3 3 18 90%

21. Farah Nur Fadilah 3 3 3 3 3 15 75% 22. Febriana Dwi Andika 4 3 3 3 4 17 85%

23. Fitri Jayanti 4 3 4 3 3 17 85%

24. Gigih Galang Pratama 3 3 4 4 4 18 90% 25. Ilham Dwi Pranoto 3 4 3 4 3 17 85%

26. Ilham Ramadhan 4 3 3 3 4 17 85%

27. Irawati Budi Kusuma 3 3 4 3 3 16 80%

28. Iwan Andrianto 3 4 3 3 3 16 80%

29. Kelvin Aditya Setyawan

4 3 2 3 4 16 80%

30. Latifah Anggun M. 4 3 4 3 4 18 90%

Total 108 99 100 99 97

% 90

% 82,5 % 83,33 % 82,5 % 80,83 %


(46)

Keterangan:

Motivasi belajar siswa

1. Indikator I (siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar).

2. Indikator II (siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru).

3. Indikator III (siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran).

4. Indikator IV (siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru).

5. Indikator V (siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas).

Penilaian masing-masing indikator menggunakan skor 1 sampai 4, dengan kriteria sebagai berikut:

Skor 1 = kurang Skor 2 = cukup Skor 3 = baik

Skor 4 = sangat baik

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa pada indikator siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar jumlah skor 108 dengan prosentase 90%, siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru jumlah skor 99 dengan prosentase 82,5%, siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran jumlah skor 100 dengan prosentase 83,33%, siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru jumlah skor 99 dengan prosentase 82,5%, dan siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas jumlah skor 97 dengan prosentase 80,83%. Secara keseluruhan dalam prosentase motivasi belajar siswa pada siklus III dari kelima indikator motivasi belajar tersebut diperoleh rata-rata 83,83%.


(47)

Berikut adalah hasil minat belajar siswa pada siklus III: Tabel 4.20.

Hasil Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus III

No. Indikator Jumlah Skor Prosentase

1. Siswa memiliki kemauan yang besar atau antusias yang tinggi untuk belajar.

108 90%

2. Siswa tekun dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

99 82,5%

3. Siswa berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya di kelas saat proses pembelajaran.

100 83,33%

4. Siswa selalu berusaha untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

99 82,5%

5. Siswa aktif bertanya kepada guru mengenai materi yang belum jelas.

97 80,83%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil motivasi belajar siswa telah mengalami peningkatan dari 76,99% pada siklus II menjadi 83,83% pada siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan kelas berhenti pada siklus III karena hasil motivasi belajar siswa telah mencapai pada indikator pencapaian yang telah ditentukan, yaitu 80%.

Pada siklus III tempat duduk yang digunakan yaitu model chevron. Dengan menggunakan model chevron, siswa sangat aktif selama kegiatan pembelajaran. Model ini memberikan sudut pandang baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani proses belajar-mengajar dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus. Pada saat guru tanya jawab soal dengan siswa, siswa berebut untuk menjawabnya. Model chevron ini juga memudahkan guru untuk memantau aktifitas siswa dari depan.


(48)

Selama kegiatan pembelajaran, guru selalu memberikan motivasi kepada siswa, berupa reward atau penghargaan, pujian atau tepuk tangan, dan guru selalu memberikan ice breaking atau semacam permainan singkat untuk menambah semangat siswa dalam belajar, serta dapat menciptakan suasana yang menyenangkan.

Selain melakukan pengamatan untuk mengetahui minat dan motivasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas, guru juga melakukan tes hasil belajar. Hasil belajar siswa pada siklus III tersebut sebagai berikut:


(49)

Tabel 4.21.

Hasil Nilai Tes Siswa Pada Siklus III

NO. NAMA NILAI KETERANGAN

1. Bagas Yogo Putra P. 92 Tuntas

2. Galuh Candra Kusuma 84 Tuntas

3. Adelia Inggrid Putri M. 84 Tuntas

4. Adinda Valerina Tahta 88 Tuntas

5. Akbar Nurabdi Dwi Saputra 80 Tuntas

6. Alfina Kusuma Agnita 92 Tuntas

7. Aninda Reza Farida 82 Tuntas

8. Anindia Putri Nur F. 80 Tuntas

9. Aprianto Nugroho Tri S. 72 Tuntas

10. Aryaseta Bintang Purnomo 76 Tuntas

11. Ashfia Eka Utami 100 Tuntas

12. Attasa Dwina Kiswara 92 Tuntas

13. Avina Husna Amalia 92 Tuntas

14. Buyung Ayyub Saputra 62 Belum Tuntas

15. Clarisa Septiana N. 64 Belum Tuntas

16. Dira Putra Ramadhan 88 Tuntas

17. Ertania Martha Absela 76 Tuntas

18. Fabi Yudha Kusuma 88 Tuntas

19. Fadhila Rizky Otta P. 84 Tuntas

20. Faizal Wicaksono 96 Tuntas

21. Farah Nur Fadilah 56 Belum Tuntas

22. Febriana Dwi Andika 72 Tuntas

23. Fitri Jayanti 92 Tuntas

24. Gigih Galang Pratama 94 Tuntas

25. Ilham Dwi Pranoto 92 Tuntas

26. Ilham Ramadhan 92 Tuntas

27. Irawati Budi Kusuma 70 Tuntas

28. Iwan Andrianto 84 Tuntas

29. Kelvin Aditya Setyawan 74 Tuntas

30. Latifah Anggun M. 92 Tuntas

Jumlah Nilai 2490 -

Rata-rata 83 -

Hasil belajar siswa pada siklus III mengalami peningkatan secara optimal. Minat belajar siswa yang meningkat berpengaruh terhadap hasil belajar yang mereka peroleh. Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas IV yaitu 75,36, sedangkan pada siklus III rata-rata naik menjadi 83, jadi terjadi peningkatan sebesar 7,64. Siswa yang sudah


(50)

memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau yang sudah tuntas berjumlah 27 siswa, sedangkan siswa yang masih belum tuntas ada 3 siswa.

Berikut adalah peningkatan motivasi belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III:

Tabel 4.22.

Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

No. Tahapan Siklus Rata-rata

1. Pra Siklus 36,16%

2. Siklus I 40,66%

3. Siklus II 76,99%

4. Siklus III 83,83%

Sedangkan grafik peningkatan motivasi belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.2.

Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III 0.00%

50.00% 100.00%

Pra Siklus

Siklus I Siklus II Siklus III 36.16% 40.66%

76.99% 83.83%

Perbandingan Hasil Motivasi Belajar Siswa

Prosentase Motivasi Belajar Siswa


(51)

Berhubung pada siklus III sudah banyak siswa yang nilai IPA nya tuntas atau di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan rata-rata hasil belajar IPA kelas IV dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III sudah meningkat, maka tahapan siklus tidak akan dilanjutkan karena hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diharapkan. Siklus III dinyatakan selesai.

Adapun peningkatan rata-rata hasil nilai tes siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.23.

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

No. Tahapan Siklus Rata-rata Nilai

1. Pra Siklus 56,23

2. Siklus I 66,76

3. Siklus II 75,36

4. Siklus III 83

Sedangkan grafik peningkatan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(52)

Gambar 4.3.

Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

E. Pembahasan

Penggunaan tempat duduk model tradisional dalam pembelajaran IPA dirasa kurang efektif dan sangat membosankan, apalagi guru dalam menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah, tidak menggunakan media pembelajaran, dan tidak melakukan percobaan atau praktek. Dengan begitu, siswa akan merasa bosan, tidak senang, dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pada tempat duduk model tradisional, biasanya siswa yang paling aktif dan paling cepat menyerap ilmu dari guru yaitu siswa yang duduk di barisan depan. Guru biasanya kurang memperhatikan siswa yang ada di belakang. Siswa yang tempat duduknya di belakang tidak dapat menerima pelajaran secara maksimal.

Biasanya siswa kurang semangat mengikuti pembelajaran IPA, mungkin karena mereka menganggap mata pelajaran IPA itu sulit dan materi-materinya susah dipahami, pembelajarannya membosankan, dan kurang menarik. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan beberapa variasi pengaturan tempat duduk siswa pada saat pembelajaran IPA. Cara

0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III 56.23

66.76 75.36

83

Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil

Belajar Siswa


(53)

tersebut dapat mengatasi kebosanan siswa di dalam kelas saat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA.

Tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar. Variasi tempat duduk siswa sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan. Diperlukan pemilihan tempat duduk yang tepat dan dapat mengoptimalkan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar. Apabila siswa duduknya hanya ditempatkan pada satu tempat tanpa divariasi maka siswa merasa bosan, apalagi dengan teman duduk sebangku yang setiap harinya sama. Selain bosan, siswa juga hanya akrab atau menganggap teman sebangkunyalah yang paling nyaman. Siswa tidak mau bergaul dengan teman yang lain.

Dengan guru menggunakan berbagai variasi model tempat duduk, yang diganti-ganti setiap harinya, maka siswa akan lebih semangat mengikuti pelajaran, khususnya IPA. Minat belajar siswa terlihat sekali. Siswa antusias dan aktif di kelas, apalagi dengan guru mengelola kelas yang baik. Penggunaan variasi model tempat duduk ini, guru dapat memperhatikan siswa secara menyeluruh. Siswa yang semula hanya duduk di belakang, maka guru mengatur dan menempatkan siswa tersebut di depan. Guru juga mengatur siswa dengan teman-teman yang duduk di sekelilingnya, supaya tidak bosan. Suasana kelas saat pembelajaran IPA menggunakan tempat duduk model tradisional sangat berbeda dengan yang menggunakan variasi model tempat duduk, misalnya model corak tim, huruf U, dan susunan chevron.

Ketika peneliti masuk ke kelas IV untuk melaksanakan penelitian mengenai penggunaan variasi pengaturan tempat duduk, tampak raut wajah siswa yang beaneka ragam, ada siswa yang malu-malu, takut, terlihat bingung, dan ada juga yang sangat antusias. Mungkin siswa masih merasa asing dan belum mengetahui mengenai macam-macam model tempat duduk. Siswa hanya mengetahui satu model tempat duduk saja yaitu model tradisional karena selama ini hanya model tradisional yang diterapkan gurunya di kelas. Namun, ketika guru menjelaskan dan


(54)

langsung menerapkan variasi model tempat duduk, siswa mulai paham dan senang dengan menempati posisi duduk mereka yang baru. Suasana belajar IPA di kelas sangat menyenangkan, nyaman dengan tempat duduk mereka, kreatifitas siswa mulai terlihat, siswa sangat aktif, bahkan siswa selalu berebut menjawab pertanyaan guru dan berlomba-lomba untuk menjawabnya.

Minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terlihat pada meningkatnya minat siswa saat mengikuti pelajaran pada siklus I, II, dan III. Hal ini dapat dilihat pada prosentase rata-rata minat belajar siswa pada masing-masing siklus yang menunjukkan peningkatan yaitu pra siklus 36,83%, siklus I 44,33%, siklus II 77,66%, dan siklus III 84,49%. Motivasi belajar siswa juga meningkat, sama seperti pada minat belajar di atas, meningkatnya motivasi belajar siswa juga dapat dilihat pada prosentase rata-rata motivasi belajar siswa yang menunjukkan peningkatan pada masing-masing siklus yaitu pra siklus 36,16%, siklus I 40,66%, siklus II 76,99%, dan siklus III 83,83%.

Dengan adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan variasi pengaturan tempat duduk berdampak pada nilai ketuntasan belajar siswa, yang menunjukkan pada masing-masing siklus yaitu pra siklus dengan rata-rata 56,23, siklus I dengan rata-rata 66,76, siklus II dengan rata-rata 75,36, dan siklus III dengan rata-rata 83.

Siswa merasa senang dan tidak bosan apabila model tempat duduknya berbeda-beda setiap harinya. Guru juga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar IPA, yang mungkin pelajaran yang dianggapnya sulit. Menurut Hamid (2011:126) pengaturan tempat duduk dilakukan supaya membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas, adanya interaksi siswa dan guru secara aktif, dan membuat variasi kerja siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya kemauan siswa dalam belajar IPA, pemberian motivasi guru kepada siswa


(1)

Berhubung pada siklus III sudah banyak siswa yang nilai IPA nya tuntas atau di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan rata-rata hasil belajar IPA kelas IV dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III sudah meningkat, maka tahapan siklus tidak akan dilanjutkan karena hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diharapkan. Siklus III dinyatakan selesai.

Adapun peningkatan rata-rata hasil nilai tes siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.23.

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

No. Tahapan Siklus Rata-rata Nilai

1. Pra Siklus 56,23

2. Siklus I 66,76

3. Siklus II 75,36

4. Siklus III 83

Sedangkan grafik peningkatan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


(2)

Gambar 4.3.

Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

E. Pembahasan

Penggunaan tempat duduk model tradisional dalam pembelajaran IPA dirasa kurang efektif dan sangat membosankan, apalagi guru dalam menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah, tidak menggunakan media pembelajaran, dan tidak melakukan percobaan atau praktek. Dengan begitu, siswa akan merasa bosan, tidak senang, dan kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pada tempat duduk model tradisional, biasanya siswa yang paling aktif dan paling cepat menyerap ilmu dari guru yaitu siswa yang duduk di barisan depan. Guru biasanya kurang memperhatikan siswa yang ada di belakang. Siswa yang tempat duduknya di belakang tidak dapat menerima pelajaran secara maksimal.

Biasanya siswa kurang semangat mengikuti pembelajaran IPA, mungkin karena mereka menganggap mata pelajaran IPA itu sulit dan materi-materinya susah dipahami, pembelajarannya membosankan, dan kurang menarik. Oleh karena itu, peneliti mencoba menggunakan beberapa variasi pengaturan tempat duduk siswa pada saat pembelajaran IPA. Cara

0 20 40 60 80 100

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III 56.23

66.76 75.36

83

Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil

Belajar Siswa


(3)

tersebut dapat mengatasi kebosanan siswa di dalam kelas saat mengikuti kegiatan pembelajaran IPA.

Tempat duduk mempengaruhi siswa dalam belajar. Variasi tempat duduk siswa sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan. Diperlukan pemilihan tempat duduk yang tepat dan dapat mengoptimalkan kenyamanan dalam kegiatan belajar mengajar. Apabila siswa duduknya hanya ditempatkan pada satu tempat tanpa divariasi maka siswa merasa bosan, apalagi dengan teman duduk sebangku yang setiap harinya sama. Selain bosan, siswa juga hanya akrab atau menganggap teman sebangkunyalah yang paling nyaman. Siswa tidak mau bergaul dengan teman yang lain.

Dengan guru menggunakan berbagai variasi model tempat duduk, yang diganti-ganti setiap harinya, maka siswa akan lebih semangat mengikuti pelajaran, khususnya IPA. Minat belajar siswa terlihat sekali. Siswa antusias dan aktif di kelas, apalagi dengan guru mengelola kelas yang baik. Penggunaan variasi model tempat duduk ini, guru dapat memperhatikan siswa secara menyeluruh. Siswa yang semula hanya duduk di belakang, maka guru mengatur dan menempatkan siswa tersebut di depan. Guru juga mengatur siswa dengan teman-teman yang duduk di sekelilingnya, supaya tidak bosan. Suasana kelas saat pembelajaran IPA menggunakan tempat duduk model tradisional sangat berbeda dengan yang menggunakan variasi model tempat duduk, misalnya model corak tim, huruf U, dan susunan chevron.

Ketika peneliti masuk ke kelas IV untuk melaksanakan penelitian mengenai penggunaan variasi pengaturan tempat duduk, tampak raut wajah siswa yang beaneka ragam, ada siswa yang malu-malu, takut, terlihat bingung, dan ada juga yang sangat antusias. Mungkin siswa masih merasa asing dan belum mengetahui mengenai macam-macam model tempat duduk. Siswa hanya mengetahui satu model tempat duduk saja yaitu model tradisional karena selama ini hanya model tradisional yang diterapkan gurunya di kelas. Namun, ketika guru menjelaskan dan


(4)

langsung menerapkan variasi model tempat duduk, siswa mulai paham dan senang dengan menempati posisi duduk mereka yang baru. Suasana belajar IPA di kelas sangat menyenangkan, nyaman dengan tempat duduk mereka, kreatifitas siswa mulai terlihat, siswa sangat aktif, bahkan siswa selalu berebut menjawab pertanyaan guru dan berlomba-lomba untuk menjawabnya.

Minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terlihat pada meningkatnya minat siswa saat mengikuti pelajaran pada siklus I, II, dan III. Hal ini dapat dilihat pada prosentase rata-rata minat belajar siswa pada masing-masing siklus yang menunjukkan peningkatan yaitu pra siklus 36,83%, siklus I 44,33%, siklus II 77,66%, dan siklus III 84,49%. Motivasi belajar siswa juga meningkat, sama seperti pada minat belajar di atas, meningkatnya motivasi belajar siswa juga dapat dilihat pada prosentase rata-rata motivasi belajar siswa yang menunjukkan peningkatan pada masing-masing siklus yaitu pra siklus 36,16%, siklus I 40,66%, siklus II 76,99%, dan siklus III 83,83%.

Dengan adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan variasi pengaturan tempat duduk berdampak pada nilai ketuntasan belajar siswa, yang menunjukkan pada masing-masing siklus yaitu pra siklus dengan rata-rata 56,23, siklus I dengan rata-rata 66,76, siklus II dengan rata-rata 75,36, dan siklus III dengan rata-rata 83.

Siswa merasa senang dan tidak bosan apabila model tempat duduknya berbeda-beda setiap harinya. Guru juga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar IPA, yang mungkin pelajaran yang dianggapnya sulit. Menurut Hamid (2011:126) pengaturan tempat duduk dilakukan supaya membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas, adanya interaksi siswa dan guru secara aktif, dan membuat variasi kerja siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya kemauan siswa dalam belajar IPA, pemberian motivasi guru kepada siswa


(5)

dalam belajar, serta dapat memvariasikan tempat duduk dan pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, nilai yang diperoleh siswa hasil proses pembelajaran juga dapat meningkat.

Penelitian tentang penggunaan variasi pengaturan tempat duduk juga telah dilakukan beberapa peneliti, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Kusnah (2012), yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas I Dengan Variasi Penataan Kelas di SDIT Izzatul Islam Getasan Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya variasi penataan kelas di SDIT Izzatul Islam Getasan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang dalam hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat, keaktifan, serta hasil belajar atau nilai siswa.

Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan variasi pengaturan tempat duduk dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV A di SD Negeri 1 Sawahan tahun ajaran 2014/2015. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini dapat diterima kebenarannya.

Pada penelitian ini telah terbukti bahwa dengan menggunakan variasi pengaturan tempat duduk, selain dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, juga berdampak pada nilai ketuntasan belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel rekapan nilai siswa pada setiap siklus di bawah ini:


(6)

Tabel 4.24.

Rekapan Nilai Siswa Pada Setiap Siklus

NO. NAMA Pra

Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1. Bagas Yogo Putra P. 40 64 84 92

2. Galuh Candra Kusuma 46 48 76 84

3. Adelia Inggrid Putri M. 70 76 80 84

4. Adinda Valerina Tahta 66 68 76 88

5. Akbar Nurabdi Dwi Saputra

72 76 80 80

6. Alfina Kusuma Agnita 68 80 88 92

7. Aninda Reza Farida 62 64 72 82

8. Anindia Putri Nur F. 48 62 65 80

9. Aprianto Nugroho Tri S. 52 56 64 72

10. Aryaseta Bintang Purnomo

52 52 64 76

11. Ashfia Eka Utami 68 72 88 100

12. Attasa Dwina Kiswara 65 68 80 92

13. Avina Husna Amalia 72 76 80 92

14. Buyung Ayyub Saputra 32 48 62 62

15. Clarisa Septiana N. 48 56 64 64

16. Dira Putra Ramadhan 66 76 84 88

17. Ertania Martha Absela 30 68 68 76

18. Fabi Yudha Kusuma 52 84 84 88

19. Fadhila Rizky Otta P. 68 72 76 84

20. Faizal Wicaksono 56 82 88 96

21. Farah Nur Fadilah 28 44 46 56

22. Febriana Dwi Andika 64 68 72 72

23. Fitri Jayanti 68 76 88 92

24. Gigih Galang Pratama 72 76 80 94

25. Ilham Dwi Pranoto 66 68 80 92

26. Ilham Ramadhan 64 66 80 92

27. Irawati Budi Kusuma 32 36 64 70

28. Iwan Andrianto 62 65 70 84

29. Kelvin Aditya Setyawan 28 68 70 74

30. Latifah Anggun M. 70 88 88 92

Jumlah Nilai 1687 2003 2261 2490


Dokumen yang terkait

Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012

4 103 122

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konseling Kelompok Behavioral untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Singorojo Kendal

0 0 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Strategi Pembelajaran Inkuiri di Kelas IV MIS Nidaul Insan Desa Tengah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun Prlajaran

0 0 29

Pengaruh Disipilin Siswa Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2017/2018â€

0 0 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Project Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 1 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Discovery Learning Kelas IV Semester II SD Negeri 02 Kopeng Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 101

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan

0 1 48

Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa

1 4 10