43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada sub judul pelaksanaan tindakan akan dideskripsikan tentang kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II. Deskripsi prasiklus akan dijelaskan mengenai

  Prasiklus siswa dan hasil belajar siswa sebelum diadakannya siklus I dan siklus II. Sedangkan pada deskripsi siklus I dan deskripsi siklus II akan diuraikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan per masing- masing siklus.

4.1.1. Deskripsi Prasiklus

  yang dilaksanakan

  Deskripsi prasiklus diperoleh dari hasil observasi

  

sebelum melakukan tindakan penelitian. Observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 3

Februari 2015 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dan siswa kelas 5 di SD Negeri 01 Banjardowo beserta hasil belajar IPA

yang diperoleh siswadari ulangan harian yang diberikan oleh guru kelas. Berdasarkan

hasil pengamatan yang telah dilakukan diketahui h

  asil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri 01 Banjardowo semester I tahun 2014/2015 sebelum pelaksanaan tindakan penelitian masih rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya alat peraga dan pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat sehingga memicu rendahnya minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya siswa lebih sering berbicara sendiri, jarang terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan rendahnya pemahaman konsep IPA yang telah diajarkan. Proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang telah disusun sebagai acuan dalam melaksanakan perbaikan/peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa. Berikut penilaian RPP prasiklus yang telah dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Hasil Penilaian RPP Prasiklus

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

  1

  2

  3

  4 Skor Perumusan indikator

  1, 2, 3

  9 pembelajaran Pemilihan dan pengorganisasian materi 6, 7 4, 5

  10 ajar Pemilihan sumber belajar/

  8, 9, 10

  6 media pembelajaran Skenario/ kegiatan 11, 12,

  15

  11 Pembelajaran 13, 14 Penilaian hasil belajar

  19 18 16, 17

  9 Total

  1

  10

  8

  45 Berdasarkan tabel 4.1 hasil penilaian RPP prasiklus dapat diketahui hasil indikator yang mendapat skor 1 sebanyak 1 item, indikator yang mendapat skor 2 sebanyak 10 item, dan indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 45. Pada aspek kesiapan belajar siswa perumusan indikator pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek satu 9 skor. Pada aspek pemilihan dan pengorganisasian materi ajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 6, 7 memperoleh skor 2 sedangkan indikator nomor 4, 5 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek pemilihan sumber belajar/ media pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9, 10 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 6 skor. Pada aspek skenario/ kegiatan pembelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 11, 12, 13, 14 memperoleh skor 2, sedangkan indikator nomor 15 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 11 skor. Pada aspek penilaian hasil belajar terdiri dari 4 indikator. Indikator nomor 19 memperoleh skor 1, indikator nomor 18 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 16, 17 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek sembilan 9 skor. Data tabel 4.1 dapat dilihat pada diagram 4.1:

  12 r ko

10 S

  8 k a

  6

  10

  11

  9 ny

  9

  4 a

  

6

B

  2

  1

  2

  

3

  4

  5 Aspek yang dinilai

4.1 Diagram Penilaian RPP Prasiklus

  Implementasi dari RPP yang telah dibuat dapat dilihat dari proses pembelajaran yang berlangsung. Data proses pembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

  1

  2

  3

  4 Skor Memeriksa kesiapan belajar 1, 2, 3,

  16 siswa

  4 Melakukan apersepsi, motivasi, dan 5, 6, 7

  12 menyampaikan tujuan Membimbing siswa

  8

  3 melakukan eksplorasi Penguasaan materi

  9, 10, 11 13, 14 20 pelajaran

  12 Pendekatan/strategi 15, 16, pembelajaran 20, 21 17, 18,

  19

  23

  22 Pemanfaatan media 23, 24, pembelajaran/sumber

  3

  25 belajar Penggunaan bahasa 26, 27,

  12

  28 Penilaian proses dan hasil 31, 32 29, 30

  12 belajar Membuat Kesimpulan dan

  33, 34, Melakukan Kegiatan 37 35, 36

  20

  38 Refleksi Total

  3

  6

  10 19 121 Kriteria Baik Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru pada prasiklus dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 3 item, indikator yang mendapat skor 2 sebanyak 6 item dan indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 19 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 121. Pada aspek memeriksa kesiapan belajar siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 12 skor. Pada aspek membimbing siswa melakukan eksplorasi terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 3 skor. Pada aspek penguasaan materi pelajaran terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 11 memperoleh skor 2, indikator nomor 13, 14 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 9, 10, 12 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek empat 20 skor. Pada aspek pendekatan/strategi pembelajaran terdiri dari 8 indikator yaitu indikator 20, 21 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 15, 16, 17, 18, 22 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 19 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 23 skor. Pada aspek pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator 23, 24, 25 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam 3 skor. Pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 26, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 12 skor. Pada aspek penilaian proses dan hasil belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 31, 32 memperoleh skor 2, dan indikator nomor 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 12 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 37 memperoleh skor 2, indikator nomor 35, 36 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 33, 34, 38 memperoleh skor 4. Sehingga jumlah skor aspek sembilan 20 skor. Data tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2:

  25

  20

  15

  20

  20

  23

  16

  10

  12

  12

  12

  5

  3

  3

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9 Aspek yang diamati

Diagram 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

  Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa prasiklus diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4 Kesiapan Belajar Siswa 1, 2

  8 Melakukan apersepsi, motivasi, dan 3, 4

  5

  10 menyampaikan tujuan Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan

  6

  3 guru Penguasaan materi 8 7, 9, 10

  10 pelajaran Pendekatan/strategi 13, 14, pembelajaran 11, 17

  12 15, 16,

  19

  18 Pemanfaatan media 19, 20, pembelajaran/sumber

  4 21, 22 belajar

  Membuat Kesimpulan dan melakukan Kegiatan 23, 24 25, 26

  14 Refleksi Total

  7

  1

  13

  5

  68 Kriteria Cukup baik Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas siswa pada prasiklus dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 1 sebanyak 7 item, indikator yang mendapat skor 2 sebanyak 1 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 13 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 5 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 68. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1, 2 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek satu 8 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 3 skor. Pada aspek penguasaan materi pelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 8 memperoleh skor 1, sedangkan indikator nomor 7, 9, 10 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Pada aspek pendekatan/strategi pembelajaran terdiri dari 8 indikator yaitu indikator 11, 17 memperoleh skor 1, indikator nomor 12 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 13, 14, 15, 16, 18 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek lima 19 skor. Pada aspek pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 19, 20, 21, 22 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek enam 4 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 23, 24 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 25, 26 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek sembilan 14 skor. Data tabel 4.3 dapat dilihat pada diagram 4.3:

  20 r

  15 ko S k

  19 a

  10 14 ny a

  10

  10 B

  5

  8

  4

  3

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 Aspek yang diamati Proses pembelajaran yang berlangsung pada setiap pertemuan akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Begitu juga dengan proses pembelajaran prasiklus yang telah dijabarkan sebelumnya. Proses pembelajaran yang kurang dalam penggunaan media membuat siswa merasa bosan dan kurang fokus sehingga hasil belajarnya rendah. Data hasil belajar IPA prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA

  

Prasiklus

  Keterangan Presentase Rentang Presentase

  No Frekuensi Ketuntasan Jumlah Ketuntasan Nilai (%)

  (%) 1 49 - 61 6 19% Tidak tuntas 17 55%

  2 62 - 74 11 36% Tidak tuntas 3 75 - 87 8 26% Tuntas 14 45%

  4 88 - 100 6 19% Tuntas Jumlah siswa 31 100% 31 100%

  Nilai Rata-rata 74,39 Nilai Tertinggi

  99 Nilai Terendah

  49 Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi nilai IPA prasiklus pada rentang nilai 49-61 sejumlah 6 siswa atau 19% dari jumlah keseluruhan siswa, pada rentang nilai 62-74 sebanyak 11 siswa atau 36%, pada rentang nilai 75-87 sebanyak 8 siswa atau 26%, dan pada rentang 88-100 sebanyak 6 siswa atau 19%. Pada prasiklus, jumlah siswa yang tidak tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang sudah tuntas. Sebanyak 17 siswa atau 55% dari total keseluruhan siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, sedangkan siswa yang tuntas ada 14 orang dengan presentase 45%. Nilai rata-rata Prasiklus siswa 74,39 dengan niali tertinggi 99 dan nilai terendah 49. Berdasarkan tabel 4.4 dapat digambarkan dalam diagram 4.4 sebagai berikut:

  19% 36% 26% 19% 0% 10% 20% 30% 40% 49-61 62-74 75-87 88-100 Nilai Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

  Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.4 dapat dilihat pada diagram 4.5 berikut:

  

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Prasiklus

  Berdasarkan hasil belajar IPA siswa yang masih rendah, maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model PBL sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

  Pada sub unit deskripsi siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I.

  B a ny a k Sis wa

4.1.2. Deskripsi Siklus I

4.1.2.1. Perencanaan Tindakan

  Sebelum pelaksanaan tindakan siklus 1, perlu adanya perencanaan tindakan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Hasil belajar

  IPA siswa pada prasiklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA tersebut. Perencanaan tindakan ini dilaksanakan oleh peneliti dan guru kolabor dalam penelitian. Perencanaan tindakan siklus I dibuat dalam tiga kali pertemuan. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama

  Perencanaan pada pertemuan pertama siklus I yang dilakukan peneliti adalah 1) Menyusun RPP menggunakan model PBL dengan materi cahaya, antara lain menyebutkan sumber cahaya, sifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan, dan yang terakhir cahaya dapat menembus benda bening. Dalam pembelajaran dengan model PBL siswa akan dibawa ke dalam situasi permasalah yang merangsang kemampuan berfikir mereka. Kemudian siswa akan dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. 2) Menyiapkan media yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran, seperti lembar percobaan serta berbagai alat dan bahan. Setelah siswa dibentuk ke dalam kelompok, siswa melakukan percobaan untuk menyelesaikan/ menemukan jawaban atas permasalahan yang telah guru sampaikan. 3) Menyiapkan soal evaluasi dengan materi cahaya yang diberikan pada pertemuan ketiga setiap siklusnya, dan 4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa untuk mengamati situasi dan kondisi selama proses pembelajaran berlangsung. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati pelaksanaan tindakan pembelajaran ialah Anik Prihatiningsih, S.Pd. SD. Observer akan melakukan pengamatan dengan mengisi lembar observasi guru dan siswa sesuai dengan situasi dan kondisi pelaksanaan tindakan pembelajaran yang berlangsung. 2) Pertemuan Kedua

  Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, maka perencanaan pada pertemuan kedua masih sama dengan pertemuan kedua namun yang membedakan ialah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari ialah cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan. 3) Pertemuan Ketiga

  Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua. Pertemuan ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi dengan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ketiga ini selain menyiapkan RPP, peneliti menyiapkan soal evaluasi dengan 15 soal berbentuk pilihan ganda.

4.1.2.2.Pelaksanaan Tindakan

  Pada sub bab pelaksanaan tindakan pembelajaran akan dideskripsikan proses pembelajaran dan hasil tindakan pada siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran.

1) Proses Pembelajaran

  Proses pembelajaran siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

  a) Pertemuan Pertama Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015 pukul 07.00-08.10 WIB.

  Implementasi tindakan yaitu pada materi sumber cahaya, sifat cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat menembus benda bening.

  Pelaksanaan tindakan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Pada awal pembelajaran siswa terlihat semangat ketika menjawab salam dari guru. Semua siswa terlihat sangat kompak. Berdoa dipimpin oleh perwakilan siswa. Pada pertemuan pertama siklus I ini tidak ada siswa yang absen. Setelah melakukan presensi dengan memanggil siswa satu persatu, guru juga tidak lupa memeriksa kesiapan siswa untuk belajar dengan bertanya “Apakah kalian sudah siap mengikuti pembelajaran hari ini? dan meminta siswa untuk mengeluarkan buku dan alat tulis yang diperlukan dalam pembelajaran. Setelah itu guru melakukan apersespi dan motivasi dengan bertanya jawab bersama siswa mengenai materi yang akan dibelajarkan. Guru meminta siswa mengamati ruang kelas dan bertanya mengenai sumber-sumber cahaya yang ada di sekitar siswa. Siswa menjawab pertanyaan guru secara serentak. Melalui motivasi, guru memberikan permasalahan pada siswa “Bagaimana cara menggunakan senter?

  

Bagaimana arah cahaya yang dipancarkan oleh senter?”. Dalam pemberian

motivasi ini guru meminta beberapa siswa untuk mempraktikan penggunaan

senter di depan kelas. Kemudian siswa yang lain diminta untuk mengamati praktik

penggunaan senter tersebut dan menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh

guru secara individu dengan tunjuk jari. Hanya beberapa siswa saja yang

mempunyai inisiatif untuk menjawab. Karena siswa yang menjawab hanya

sedikit, guru berinisiatif untuk menunjuk beberapa siswa untuk mengumpulkan

pendapat lebih banyak lagi. Namun hal itu tidak mendatangkan respon yang

maksimal dari siswa sehingga guru mengalihkan perhatian siswa dengan

mengoreksi beberapa pendapat siswa yang berhubungan dengan praktik

penggunaan senter tersebut. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

  dapat

  di antaranya “Setelah mengikuti pembelajaran hari ini kalian diharapkan

  menyebutkan sumber cahaya dengan benar, menyebutkan peristiwa perambatan cahaya dengan benar, menyebutkan peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari dengan benar, menyebutkan benda yang dapat ditembus cahaya dengan benar, mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dan menyebutkan peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

  Pada inti pembelajaran guru mengorganisasi siswa untuk belajar dengan meminta beberapa siswa mempraktikan penggunaan senter di depan kelas.

  Kemudian guru mengekspor pengetahuan dengan bertanya “Bagaimana arah pancaran sinar senter yang kalian lihat pada percobaan yang telah dilakukan teman kalian tadi?” Sebagian besar siswa menjwab bahwa sinar senter lurus. Guru menjelaskan bahwa sinar/ cahaya yang dipancarkan oleh senter tersebut adalah salah satu sifat yang dimiliki oleh cahaya. Kemudian guru bertanya lagi “Selain cahaya merambat lurus, adakah sifat- . sifat cahaya yang sudah kalian ketahui?”

  

Ada beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru tersebut, namun

sebagian besar siswa belum bisa menjawab. Setelah itu g uru membagi siswa

  menjadi beberapa kelompok beranggota 5 sampai 6 siswa. Masing-masing kelompok dihadapkan dengan masalah yang menjadi topik dalam pembelajaran yaitu menemukan sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya. Bersama kelompok, siswa melakukan percobaan untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan oleh guru. Dalam percobaan ini, siswa dilibatkan dalam penggunaan media. Guru menyiapkan beberapa alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan di antaranya l ilin, karton tebal, gunting, pelubang, gelas bening, air puti, pulpen,

  

lampu senter, triplek, plastik mika bening, kardus, batu, lampu senter. Alat dan

bahan tersebut akan digunakan siswa dalam percobaan untuk menemukan sifat-

sifat cahaya. S iswa bersama kelompok diharuskan menemukan sifat cahaya

  merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat menembus benda bening. Masing-masing kelompok melakukan ketiga percobaan tersebut secara bertahap. Selama percobaan, g uru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan secara kelompok. Jika ada kelompok yang mengalami kesulitan, guru tidak segan untuk membantu mereka. Namun sebelumnya, siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah dengan melakukan percobaan. Itu artinya kelompok harus berusaha sendiri terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan supaya siswa dapat berfikir kritis dan aktif. Namun dalam perobaan siklus pertama ini siswa belum begitu terlihat aktif dan bekerja sama dengan kompak. Dalam setiap kelompok, ada beberapa siswa yang masih berbicara sendiri. Setelah percobaan selesai, guru membimbing siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Masing-masing kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil pekerjaan atau penyelesaian masalah dengan jawaban permasalahan di depan kelas secara bergantian. Masih sama dengan kondisi saat percobaan, ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan kelompok lain ketika sedang presesntasi. Meskipun guru telah memberikan teguran, namun ada beberapa siswa yang memang sulit untuk dikondisikan. Sehingga membutuhkan beberapa kali teguran dengan meninggikan nada suara supaya mereka dapat diam dan memperhatikan. Namun hal itu tidak begitu mempengaruhi kondisi presentasi, kelompok yang tidak sedang presentasi dibimbing guru untuk memberikan tanggapan hasil kerja kelompok yang presentasi. Pada kegiatan ini guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan membenarkan persepsi siswa jika ada yang salah, guru juga menambahkan materi yang sekiranya perlu untuk disampaikan. Setelah diskusi selesai guru memberikan reward bagi kelompok yang paling baik mempresentasikan hasil diskusinya dan menyemangati siswa yang hasil diskusinya kurang.

  Pada bagian penutup guru membimbing siswa membuat penguatan dan

  kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari dengan bertanya kepada siswa “Apa kesimpulan yang kalian dapat pada pertemuan kali ini?”. Pada saat penarikan kesimpulan ini guru juga meminta siswa untuk menjawab secara individu dengan tunjuk jari. Guru menulis semua kesimpulan yang diungkapkan siswa di papan tulis. Setelah menarik kesimpulan, guru melakukan refleksi dengan menayakan kepada siswa tentang materi apa yang belum dipahami siswa dalam pembelajaran kali ini. Guru juga tidak lupa memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa dan yang terakhir guru menutup pembelajaran dengan salam.

  b) Pertemuan Kedua Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2015 pukul 09.00

  • – 10.10 WIB. Implementasi tindakan yaitu pada materi cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan.

  Pelaksanaan tindakan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, berdoa dan presensi. Sama dengan situasi ketika pembelajaran pada pertemuan pertama, siswa terlihat antusias ketika pembalajaran sedang dimulai. Pada pertemuan kedua ini guru meminta perwakilan siswa yang berbeda dengan pertemuan pertama untuk membimbing doa. Pada pertemuan kedua ini tidak ada siswa yang absen. Guru masih melakukan presensi dengan memanggil siswa satu persatu. Guru juga tidak lupa memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Setelah itu guru melakukan apersespi dengan bertanya “Masih ingatkah kalian pembelajaran minggu lalu mengenai sifat-sifat cahaya? Apa saja sifat-sifat cahaya yang sudah kalian temukan pada pertemuan yang lalu?”. Siswa yang menjawab lebih banyak dibandingkan dengan saat apersepsi pada pertemuan pertama. Namun siswa masih terbiasa menjawab pertanyaan dengan serentak. Kemudian setelah apersepsi, siswa diberikan motivasi dengan memunculkan suatu permasalahan yaitu siswa diminta untuk menemukan sifat-sifat cahaya selain yang sudah ditemukan pada pembelajaran sebelumnya . Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran di

  

antaranya setelah pembelajaran siswa diharapkan dapat menyebutkan alat optik

  beserta fungsinya dengan benar dan membuat karya/model dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.

  Pada inti pembelajaran guru menampilkan bentuk-bentuk cermin di depan

  kelas. Siswa diminta mengamati berbagai bentuk cermin yang guru tampilkan di depan kelas. Guru mengeksplor kemampuan siswa dengan bertanya, “Ada berapa bentuk cermin yang kalian sudah ketahui?”. Beberapa siswa yang bersedia menjawab maju ke depan kelas dengan menunjuk bentuk cermin dan menyebutkan nama cermin tersebut. Kemudian setelah itu guru bertanya lagi

  

Cermin mana yang biasa orang gunakan untuk bercermin? Mengapa jika orang

  bercermin selalu menggunakan cermin datar?”. Beberapa siswa di minta maju ke depan untuk bercemin di depan cermin yang tersedia, di antaranya cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Kemudian beberapa siswa tersebut diminta menjelaskan mana cermin yang biasa digunakan seseorang untuk bercermin dan memberikan alasannya. Setelah siswa yang berada di depan kelas memilih cermin dan menyebutkan alasannya, guru meminta pendapat siswa yang duduk “Apakah kalian setuju dengan pendapat teman kalian?”. Semua siswa setuju dengan pendapat tersebut. Setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok beranggota 5 sampai 6 siswa. Masing-masing kelompok dihadapkan dengan masalah yang menjadi topik dalam pembelajaran. Guru memfasilitasi alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan di antaranya cermin datar, sendok

  

yang masih mengkilap, spidol warna, benang, paku, dan pensil. Bersama

  kelompok, siswa melakukan percobaan untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan oleh guru. Semua siswa dilibatkan dalam penggunaan media pecobaan. Pada percobaan kali ini siswa bersama kelompok diharuskan menemukan sifat cahaya ketika mengenai cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung) dan cahaya dapat diuraikan. Dalam pembelajaran guru membimbing siswa untuk melakukan penyelidikan secara kelompok. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir dan bertindak dalam mengerjakan atau menyelesaikan masalah dengan melakukan percobaan. Guru berkeliling mengamati, memotivasi, membantu dan memfasilitasi setiap kelompok dalam melakukan percobaan untuk menemukan sifat-sifat cahaya. Situasi percobaan pada pertemuan kedua ini lebih terlihat menarik terutama di saat kelompok melakukan percobaan cakram warna. Kemudian guru membimbing siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Masing-masing kelompok dipersilahkan mempresentasikan hasil pekerjaan atau penyelesaian masalah dengan jawaban permasalahan di depan kelas secara bergantian. Sama seperti pertemuan pertama, siswa membacakan hasil percobaan mereka ke depan kelas, kemudian kelompok lain menanggapi. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi hasil kerja kelompok yang presentasi. Pada kegiatan ini guru mengamati jalannya diskusi kelompok dan membenarkan persepsi siswa jika ada yang salah, guru juga menambahkan materi yang sekiranya perlu untuk disampaikan. Setelah diskusi selesai guru memberikan reward bagi kelompok yang paling baik mempresentasikan hasil diskusinya dan menyemangati kelompok yang hasil diskusinya masih kurang.

  Pada bagian penutup guru membimbing siswa membuat penguatan dan

  kesimpulan tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari, guru juga mengadakan refleksi dengan menayakan kepada siswa tentang materi, memberi pesan penyemangat dan memotivasi siswa dan yang terakhir menutup pembelajaran dengan salam.

  c) Pertemuan Ketiga Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 1 April 2015 pukul 07.00-08.10 WIB.

  Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan salam, berdoa, dan presensi. Berdoa dipimpin oleh salah satu siswa, setelah itu guru melakukan presensi dengan memanggil nama siswa satu persatu. Setelah presensi dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu tentang sifat-sifat cahaya. Proses tanya jawab lancar dikarenakan sebagian besar siswa sudah dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, namun ada beberapa siswa yang hanya diam memperhatikan saja. Ketika ditanya oleh guru mereka terlihat ragu- ragu dan malu untuk menjawab. Oleh karena itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit. Proses evaluasi berjalan lancar dan kondusif. Selesai evaluasi, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

2) Hasil Tindakan

  Hasil tindakan berupa hasil belajar yang diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi di akhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga siklus I. Hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai IPA

  

Siklus I

  Keterangan Presentase Rentang Presentase

  No Frekuensi Ketuntasan Jumlah Ketuntasan Nilai (%)

  (%)

  1

  49 2 6% Tidak tuntas

  • – 61

  10 32% 2 62 - 74 8 26% Tidak tuntas 3 75 - 87

  13 42% Tuntas 21 68% 4 88 - 100 8 26% Tuntas Jumlah siswa 31 100% 31 100%

  Nilai Rata-rata 78,93 Nilai Tertinggi 100

  Nilai Terendah

  53 Berdasarkan tabel 4.5 tampak bahwa hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari Prasiklus, hal tersebut ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 78,93. Hasil belajar IPA siklus I pada rentang nilai 49-61 sejumlah 2 siswa atau 6% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 62- 74 sejumlah 8 siswa atau 26%, rentang nilai 75-87 sejumlah 13 siswa atau 42% dan rentang nilai 88-100 sejumlah 8 siswa atau 26%. Dari data tersebut diketahui jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 (32%) sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 21 (68%). Nilai tertinggi setelah diadakannya siklus I ialah 100 dan nilai terendah siswa adalah 53. Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram 4.6 sebagai berikut:

  50% 40% wa 42% Sis 30% k a 20% ny 26% a B 10% 26% 6% 0% 49-61 62-74 75-87 88-100 Nilai Diagram 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

  Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram 4.7 berikut: Tidak Tuntas

  32% Tuntas

  68%

  

Diagram 4.7 Ketuntasan Belajar Siklus I

4.1.2.3.Pelaksanaan Observasi

  Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil observasi proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 38 indikator aktivitas guru dan 26 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. 1) Pertemuan Pertama

  Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4 Memeriksa kesiapan belajar 1, 2, 3,

  16 siswa (Pra Pembelajaran)

  4 Melakukan apersepsi, motivasi, dan 6, 7

  5

  10 menyampaikan tujuan Membimbing siswa 8, 11, 9, 10,

  21 melakukan eksplorasi 12,

  13 Pemanfaatan Media dalam 14,15,

  9 percobaan

  16 Mengorganisasikan siswa 17, 18, dalam kegiatan 20, 21, 19, 26, pembelajaran dengan model 22, 23,

  39

  27 PBL 24, 25,

  28 Penghargaan Kelompok 29, 30

  8 Penggunaan Bahasa 31, 32,

  9

  33 Membuat Kesimpulan dan 34, 35,

  Melakukan Kegiatan

  38

  16 36, 37

  Refleksi Total

  24 14 128 Kriteria Baik Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 3 sebanyak 24 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 128. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3 4 memperoleh skor 12. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 6,7 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek membimbing siswa melakukan eksplorasi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 11, 12 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 9, 10, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 21 skor. Pada aspek pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 15, 16 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 9 skor. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 12 indikator yaitu indikator 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 28 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19, 26, 27 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 39 skor. Pada aspek penghargaan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 8 skor. Pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31, 32, 33 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek tujuh 9 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator indikator nomor 34, 35, 36, 37 memperoleh skor 3, dan indikator nomor 38 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Data tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.8:

  40 r

  30 ko

  39 S

  20 k a

  21 ny

  10

  16

  16 a

10 B

  9

  8

  9

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8 Aspek yang diamati

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

  Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah Skor

  1

  2

  3

  4 Kesiapan Belajar Siswa 2, 3 1, 4

  14 (Pra Pembelajaran) Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan 5, 6

  6 guru Partisipasi aktif siswa

  8, 9

  7

  7 dalam pembelajaran Respon siswa dalam

  12, 13, pemanfaatan media dalam 10, 11

  13

  14 percobaan Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan 16, 19, 15, 18,

  17

  22 pembelajaran dengan model 20 21, 22

  PBL Membuat Kesimpulan dan Melakukan Kegiatan 23 24, 25

  26

  12 Refleksi Total

  8

  14

  4

  74 Kriteria Baik Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 8 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 14 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 4 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 74. Pada aspek kesiapan belajar siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 1, 4 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek satu 14 skor. Pada aspek melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek dua 6 skor. Pada aspek partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8, 9 yang memperoleh skor 2, sedangkan indikator nomor 7, memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 7 skor. Pada aspek respon siswa dalam pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 10, 11 memperoleh skor 2 sedangkan nomor indikator 12, 13, 14 memperoleh skor 3, sehingga jumlah skor aspek empat 13 skor. Pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 16, 19, 20 memperoleh skor 2, indikator nomor 15, 18, 21, 22 memperoleh skor 3, sedangkan indikator nomor 17 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek lima 22 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 4 indikator yaitu indikator 23, 24, 25 memperoleh skor 3, indikator 26 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek enam 12 skor. Data tabel 4.7 dapat dilihat pada diagram 4.9:

  25 r

  20 ko S

  15

  22 k a

  10 ny

  14

  13 a

  12 B

  5

  7

  6

  1

  2

  3

  4

  5

  6 Aspek yang diamati Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

  2) Pertemuan Kedua Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

  Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

  1

  2

  3

  4 Skor Memeriksa kesiapan belajar 1, 2, 3,

  16 siswa (Pra Pembelajaran)

  4 Melakukan apersepsi, motivasi, dan 7 5, 6

  11 menyampaikan tujuan Membimbing siswa 8, 11, 9, 10,

  21 melakukan eksplorasi

  12

  13 Pemanfaatan Media dalam 14, 16,

  15

  10 percobaan Mengorganisasikan siswa 17, 18, dalam kegiatan 20, 21, 19, 26,

  40 pembelajaran dengan model 22, 23, 27, 28 PBL

  24, 25 Penghargaan Kelompok 29, 30

  8 Penggunaan Bahasa 31, 32

  33

  10 Membuat Kesimpulan dan 34, 35,

  Melakukan Kegiatan

  38

  16 36, 37,

  Refleksi Total

  20 18 132 Kriteria Sangat baik

  Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru dengan jumlah skor 3 sebanyak 20, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 18 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 132. Pada aspek memeriksa kesiapan pembelajaran siswa terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 16 skor. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 7 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 5, 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek membimbing siswa melakukan eksplorasi terdiri dari 6 indikator yaitu indikator nomor 8, 11, 12 memperoleh skor 3 sedangkan indikator nomor 9, 10, 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 21 skor. Pada aspek pemanfaatan media dalam percobaan terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 14, 16 memperoleh skor 3, indikator nomor 15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 10 skor. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan model PBL terdiri dari 12 indikator yaitu indikator nomor 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 19, 26, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 40 skor. Pada aspek penghargaan kelompok terdiri dari 2 indikator yaitu indikator 29, 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 8 skor. Pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 31, 32 mendapat skor 3 sedangkan indikator nomor 33 memperoleh skor 4, sehingga jumlah skor aspek tujuh 10 skor. Pada aspek membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 34, 35, 36, 37 mendapat skor 3 sedangkan indikator nomor 38 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 16 skor. Data tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.10:

  40 r

  35 ko S

  30 k a ny

  25 a B

  40

  20

  15

  21

  10

  16

  16

  11

  10

  5

  

10

  8

  1

  2

  3

  

4

  5

  6

  7

  8 Aspek yang diamati Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

  Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.9 berikut:

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 1 26

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS 5 SD NEGERI RINGINHARJO 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20142015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Numbered Head Together Berbantuan Power Point untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 SD Negeri Ringinharjo 01 Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 57

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec. Pabelan Kab. Sema

0 0 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec. Pabelan K

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec.

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Semester II Tahun P

0 2 16

SURAT IZIN MELAKSANAKAN UJI VALIDITAS DAN PENELITIAN SKRIPSI

0 10 101

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester II Tah

0 4 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kela

0 0 23