PENDAHULUAN Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kolesterol tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Kolesterol
merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK). Di negara-negara
berkembang, kecenderungan perubahan pola makan masyarakat yang didominasi
oleh makanan berlemak tinggi dan rendah serat, kebiasaan merokok, dan kurang
berolahraga merupakan penyebab timbulnya berbagai penyakit yang berhubungan
dengan kolesterol (Ariantari et al., 2010). Konsumsi makanan yang mengandung
banyak kolesterol menyebabkan timbulnya aterosklerosis (timbunan zat lemak di
dinding pembuluh nadi). Aterosklerosis dan beberapa kondisi akibat kurang
serat, seperti hipertensi dan kolesterol tinggi itu, dapat memicu terjadinya
penyakit jantung koroner (PJK) (Saptorini, 2003).
Menurut DiPiro et al., (2008), pilihan pertama untuk terapi farmakologi
hiperkolesterol adalah golongan statin. Golongan ini memiliki efek samping
antara lain miopati dan rabdomiolisis (Suyatna, 2011). Selain statin, juga ada
golongan lain seperti niacin, fibrat, resin terikat asam empedu, dan penghambat
absorbsi kolesterol (Harvey & Champe, 2013). Niacin memiliki efek samping
gangguan fungsi hati, gatal, dan kemerahan pada kulit. Fibrat dan resin terikat

asam empedu memiliki efek samping pada gangguan saluran cerna seperti mual,
muntah, diare, dan kembung (Suyatna, 2011).
Pada beberapa penelitian telah ditemukan terapi alternatif yang dapat
menurunkan kolesterol dengan menggunakan tanaman herbal, salah satunya
adalah murbei (Morus alba L.). Murbei memiliki aktivitas sebagai antioksidan
(Iqbal et al., 2012) dan nefroprotektif (Nematbakhsh et al., 2013). Dalam
penelitian Chen et al., (2005), kandungan flavonoid ekstrak air buah murbei
mampu menurunkan serum trigliserida dan kolesterol. Kandungan dari daun
murbei diantaranya yaitu quercetin 3-(6-malonylglucoside) dan rutin sebagai

1
 

2
 

antioksidan (Katsube et al., 2006). Senyawa ini menunjukkan efek penghambatan
yang kuat pada oksidasi LDL (Naderi et al., 2003).
Berdasarkan uraian diatas, mendorong untuk dilakukan penelitian tentang
efek hipolipidemia dari ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) terhadap

kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu:
1. Apakah ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) mempunyai efek
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah
1. Mengetahui efek ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) terhadap kadar
kolesterol total pada tikus hiperlipidemia.

D. Tinjauan Pustaka
1. Murbei (Morus alba L.)
a. Klasifikasi tanaman
Divisi

: Spermatophyta


Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Urticales

Suku

: Moraceae

Marga

: Morus


Jenis

: Morus alba L.

Sinonim

: Morus indica L.; Morus atropurpurea Roxb.

Nama daerah

: Kerto (Gayo); Kitau (Lampung); Murbei (Jawa).
(BPOM, 2008)

 
 

3
 


b. Kandungan kimia
Murbei mengandung 1–caffeoylquinnic acid, caffeic acid, 5–
caffeoylquinnic acid, 4–caffeoylquinnic acid, quercetin–3–O–rhamnoside–
7–O–glucoside, quercetin–3,7–D–O–b–D–glucopyranoside, kaempferol–7–
O–glucoside, rutin, quercetin–3–O–glucoside, quercetin–3–O–(6–malonyl)–
b–D–glucopyranoside, quercetin–3–O–glucoside–7–O-rhamnoside, kaemp ferol–3–O–glucopyranosyl–(1,6)–b–D–glucopyranoside, kaempferol-3–O–
(6–malonyl) glucoside (Thabti et al., 2012). Daun murbei mengandung
quercetin 3-(6-malonylglucoside) dan rutin (Katsube et al., 2006).
c. Kegunaan
Murbei memiliki aktivitas sebagai antioksidan (Iqbal et al., 2012)
dan nefroprotektif (Nematbakhsh et al., 2013).
2. Kolesterol
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak
bebas yang dapat berasal dari makanan eksogen dan dari sintesis lemak endogen
(Sylvia & Wilson, 1995). Trigliserida merupakan satu macam lemak yang
terdapat dalam tubuh, yang di dalam cairan darah dikemas dalam bentuk
lipoprotein (Soeharto, 2004). Kolesterol adalah zat alamiah dengan sifat fisik
mirip lemak tetapi berumus sterioda. Kolesterol merupakan bahan bangun esensial
bagi tubuh untuk sintesis zat-zat penting seperti membran sel dan bahan isolasi
sekitar serat saraf (Tjay & Rahardja, 2002). Kolesterol terdapat di dalam jaringan

dan lipoprotein plasma, bisa dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan
asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesteril. Ester kolesteril merupakan
bentuk penyimpanan kolesterol yang ditemukan pada sebagian besar jaringan
tubuh (Mayes, 2003). Dalam keadaan normal, hati melepaskan kolesterol ke
dalam darah sesuai kebutuhan, tetapi bila diet mengandung terlalu banyak
kolesterol atau lemak hewani jenuh maka kadar kolesterol dalam darah akan
meningkat (Tjay & Rahardja, 2002). Unsur ini disintesis dibanyak jaringan dari
asetil KoA dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam
kolesterol atau empedu. Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid

 
 

4
 

lainnya di dalam tubuh, seperti kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan
vitamin D (Mayes, 2003). Angka total kolesterol yang dianjurkan oleh NCEP
(National Cholesterol Education Program) adalah sebagai berikut:
a.


Kadar normal = 200 mg/dL atau kurang.

b.

Kadar sedang atau ambang batas tinggi (borderline high) = 200-239 mg/dL

c.

Kadar tinggi = 240 mg/dL ke atas (Soeharto, 2004).

3. Lipoprotein
Lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan
asam lemak bebas. Lipid plasma tidak larut dalam cairan plasma. Agar dapat
diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid tersebut perlu dimodifikasi,
yaitu dalam bentuk lipoprotein (Suyatna, 2011). Menurut kandungan lipidanya,
lipoprotein dibagi dalam beberapa komponen, yaitu:
a.

Chylomicron

Chylomicron berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus (Mayes, 2003)

dan merupakan lipoprotein yang mengandung trigliserida terbesar (Soeharto,
2004).
b.

VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) berasal dari hati, bersama

chylomicron mengangkut sebagian besar trigliserida dan asam lemak bebas ke
jaringan otot dan lemak. Trigliserida akan dihidrolisa oleh enzim lipoprotein
lipase, sedangkan asam lemak akan diserap oleh sel-sel otot dan sel-sel lemak atau
diangkut ke hati. Sisa proses ini masih mengandung relatif banyak kolesterol
(Tjay & Rahardja, 2002).
c.

LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL (Low Density Lipoprotein) mengandung sebagian besar kolesterol

darah dari hati ke jaringan (Tjay & Rahardja, 2002). Kadar LDL dalam darah

dianggap penting hubungannya dengan terbentuknya plak pada arteri (Soeharto,
2004). Pada hal tertentu, oksi-LDL yaitu kolesterol yang telah dioksidasi oleh
radikal bebas, dapat mengendap pada dinding pembuluh dan mengakibatkan
aterosklerosis (Tjay & Rahardja, 2002).

 
 

5
 

d.

HDL (High Density Lipoprotein)
HDL (High Density Lipoprotein) mengangkut kelebihan kolesterol (dan

asam lemak) yang tidak dapat digunakan oleh jaringan perifer yang kemudian
kembali ke hati diubah menjadi asam empedu. Dengan bantuan enzim LCAT
(lecithine cholesterol acyl transferase), oksi LDL yang telah terendap pada
dinding pembuluh akan dilarutkan (secara kimiawi: pembentukan ester dengan

lesitin) dan diangkut pula ke hati (Tjay & Rahardja, 2002). Jika kadar HDL dalam
darah rendah, maka risiko terhadap penyakit jantung koroner pun meningkat.
Sebaliknya, jika kadar HDL dalam darah tinggi, maka risiko PJK menurun
(Soeharto, 2004).
4. Hiperlipidemia dan Pengobatannya
Hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan/atau trigliserida di
atas batas normal. Hiperlipidemia dapat bersifat primer atau sekunder karena
keadaan lain yang mendasari seperti hipotiroidisme atau diabetes mellitus yang
tak terkontrol dengan baik (Sylvia & Wilson, 1995).

Hiperlipidemia dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL (dan kolesterol total)
(Tjay

&

Rahardja,


2002).

Hiperkolesterolemia

berhubungan

dengan

peningkatan kadar satu atau lebih lipoprotein (VLDL, LDL) serta penurunan
HDL, yang terjadi akibat tingginya kadar kolesterol dalam masing-masing
partikel, atau gabungan keduanya (peningkatan kadar lipoprotein dan
kolesterol) (Arisman, 2011).
b. Hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida meningkat (Tjay & Rahardja,
2002).
Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan hiperlipidemia, diantaranya
yaitu:
a. Penghambat HMG KoA Reduktase
Penghambat HMG KoA reduktase atau sering dikenal sebagai statin
menurunkan kadar kolesterol LDL. Kelompok antihiperlipidemik ini menghambat
langkah enzimatik pertama dalam pembuatan kolesterol, merupakan terapi
pertama, dan lebih efektif untuk pasien dengan peningkatan kadar kolesterol LDL.

 
 

6
 

Obat golongan ini misalnya lovastatin, simvastatin, pravastatin, atorvastin,
fluvastatin, dan rosuvastatin. Obat golongan ini bekerja dengan menghambat
HMG KoA reduktase dalam sintesis kolesterol sehingga mengurangi persediaan
kolesterol intraseluler. Penurunan kolesterol intraseluler menyebabkan sel
meningkatkan jumlah reseptor LDL permukaan sel yang spesifik berikatan dan
menekan LDL sirkulasi. Dengan demikian, hasil akhirnya adalah penurunan
kolesterol plasma, baik dengan penurunan sintesis kolesterol maupun peningkatan
katabolisme LDL. Obat golongan ini tidak boleh diberikan selama kehamilan, ibu
menyusui, dan anak-anak (Harvey & Champe, 2013). Efek samping statin yaitu
miopati dan rabdomiolisis (Suyatna, 2011).
b.

Niacin (nicotinic acid)
Niacin dapat menurunkan kadar LDL sebanyak 10-20% dan merupakan

agen terefektif untuk meningkatkan HDL. Mekanisme niacin yaitu dengan
menghambat secara kuat lipolisis pada jaringan adiposa. Hepar secara normal
menggunakan asam lemak bebas sebagai prekursor utama untuk sintesis
triasilgliserol. Niacin menyebabkan penurunan sintesis triasilgliserol yang
diperlukan untuk produksi VLDL. Penurunan VLDL ini akan mengakibatkan
penurunan konsentrasi LDL plasma. Dengan demikian triasilgliserol (dalam
VLDL) dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL) sama-sama diturunkan. Lebih
lanjut terapi dengan niacin meningkatkan kadar HDL (Harvey & Champe, 2013).
Efek samping asam nikotinat yaitu gangguan fungsi hati, gatal, kemerahan pada
kulit, dan gangguan saluran cerna (Suyatna, 2011).
c.

Fibrat
Fenofibrat dan gemfibrozil merupakan derivat asam fibrat menurunkan

kadar triasilgliserol dan meningkatkan kadar HDL. PPAR atau peroxisome
proliferator activated receptor adalah reseptor nukleus yang mengatur
metabolisme lipid. PPAR berfungsi sebagai faktor transkripsi yang diaktifkan oleh
ligan. Secara khusus, PPAR mengatur ekspresi gen yang mengkode protein yang
terlibat dalam struktur dan fungsi lipoprotein. Ekspresi gen yang diperantai oleh
fibrat, akhirnya akan menyebabkan penurunan konsentrasi triasilgliserol dengan
peningkatan ekspresi lipoprotein lipase dan penurunan apo CII (Harvey &

 
 

7
 

Champe, 2013). Apo CII merupakan aktivator enzim lipoprotein lipase yang
memecah trigliserida untuk diangkut ke jaringan (Davey, 2008). Fibrat juga
meningkatkan kadar kolesterol HDL dengan meningkatkan ekspresi apo AI dan
apo AII (Harvey & Champe, 2013), yang mengaktivasi enzim LCAT (aktivator
lesitin kolesterol asiltransferase) yang mengesterifikasi kolesterol (Davey, 2008).
Golongan asam fibrat umumnya ditoleransi secara baik. Efek samping yang
paling sering ditemukan adalah gangguan saluran cerna, seperti mual, diare, dan
perut kembung (Suyatna, 2011).
d. Resin terikat-asam empedu
Cholestyramine, colestipol, dan colesevelam merupakan resin pengganti
anion yang berikatan dengan asam empedu dan garam empedu bermuatan negatif
dalam usus halus. Kompleks resin/asam empedu diekskresikan dalam feses
sehingga mencegah asam empedu kembali menuju hepar melalui sirkulasi
enterohepatik. Penurunan konsentrasi asam empedu menyebabkan hepatosit
meningkatkan konversi alkohol menjadi asam empedu. Akibatnya konsentrasi
kolesterol intraseluler menurun dan LDL plasma juga menurun (Harvey &
Champe, 2013). Obat ini mempunyai rasa tidak enak seperti pasir. Efek samping
tersering adalah mual, muntah, dan konstipasi yang akan berkurang setelah
beberapa waktu (Suyatna, 2011).
e. Penghambatan absorbsi kolesterol
Ezetimibe menghambat absorbsi diet dan kolesterol empedu pada usus
kecil secara selektif, yang menyebabkan penurunan hantaran kolesterol usus
menuju hepar. Hal ini menyebabkan reduksi simpanan kolesterol hepar dan
peningkatan bersihan kolesterol dari dalam darah. Ezetimibe menurunkan
kolesterol LDL sebanyak 17% dan triasilgliserol 6% serta meningkatkan
kolesterol HDL 1,3% (Harvey & Champe, 2013).

E. Landasan Teori
Dalam penelitian Chen et al (2005), menunjukkan ekstrak air buah murbei
mampu menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan dapat menghambat
perkembangan aterosklerosis pada kelinci yang diberi diet tinggi kolesterol.

 
 

8
 

Ekstrak

etanol

60%

dari

daun

murbei

mengandung

quercetin

3-(6-

malonylglucoside) dan rutin yang merupakan komponen dominan yang ada dalam
daun murbei. Flavonoid ini menunjukkan efek penghambatan yang kuat pada
oksidasi LDL (Naderi et al., 2003). Berdasarkan penelitian tersebut, maka perlu
dibuktikan efek ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) dalam menurunkan
kadar kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia.

F. Hipotesis
Ekstrak etanol daun murbei (Morus alba L.) mampu menurunkan kadar
kolesterol total pada tikus putih hiperlipidemia.

 
 

Dokumen yang terkait

Uji Efektifitas Filtrat Daun Murbei (Morus alba L) Terhadap Kadar Fraksi Lipid pada Tikus (Ratus norvegicus) yang Hiperlipidemia

0 14 1

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 4 12

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Putih Hiperlipidemia.

0 3 15

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) DENGAN SIMVASTATIN Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Dengan Simvastatin Terhadap Kolesterol Total Tikus Putih Hiperkolesterolemia.

1 6 12

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Dengan Simvastatin Terhadap Kolesterol Total Tikus Putih Hiperkolesterolemia.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Dengan Simvastatin Terhadap Kolesterol Total Tikus Putih Hiperkolesterolemia.

0 6 4

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) DENGAN SIMVASTATIN Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus Alba L.) Dengan Simvastatin Terhadap Kolesterol Total Tikus Putih Hiperkolesterolemia.

8 44 16

Efek Ekstrak Etanol Daun Murbei (Morus alba L.) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Serum Tikus Wistar Jantan yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak.

0 0 17

UJI AKTIVITAS PENURUN KOLESTEROL TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba L.) TERHADAP TIKUS PUTIH BETINA(Rattus norvegicus) TAHUN 2014 Ni Nyoman Yuliani Abstract - View of UJI AKTIVITAS PENURUN KOLESTEROL TOTAL EKSTRAK ETANOL DAUN MURBEI (Morus alba

0 0 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN MURBEI (MORUS ALBA L.) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH TIKUS PUTIH JANTAN HIPERLIPIDEMIA

0 0 21