Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Abang songan - Kecamatan Kintamani - Kabupaten Bbang songan.
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN-PPM UNUD
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA
: ABANGSONGAN
KECAMATAN
: KINTAMANI
KABUPATEN/KOTA
: BANGLI
NAMA MAHASISWA
: KADE SUDARMI
NIM
: 1308305034
FAKULTAS/PS
: MIPA/BIOLOGI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan KK Dampingan di
Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. KK Dampingan sendiri
merupakan salah satu bagian dari program KKN-PPM UNUD. Dalam laporan KK
Dampingan ini, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan dan pelaksanaan tugas ini, diantaranya :
1. LPPM Universitas Udayana, yang memberi kesempatan untuk melakukan
KKN-PPM XIII Unud Tahun 2016
2. Dosen Pembimbing Lapangan Desa Abangsongan, Ir. Cokorda Gd Indra
Partha, M.Erg, M.Tyang mendampingi dan membimbing KKN-PPM
XIIIUnud Tahun 2016
3. Kepala Desa Abangsongan, Kelihan Dinas Banjar-Banjar di Desa
Abangsongan Kepala Keluarga Dampingan, dan seluruh pihak desa yang
membantu proses pengumpulan data
4. Teman-teman KKN-PPM XIII Unud Desa Abangsongan serta semua pihak
yang telah membantu penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan mengenai KK Dampingan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Semua kritik dan
saran yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan KK
Dampingan ini. Akhir kata, atas segala perhatian dan bantuannya, penulis ucapkan
terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Abangsongan, 26 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………………...i
Halaman Pengesahan……………………………………………………………ii
Kata Pengantar…………………………………………………………………..iii
Dafrar Isi…………………………………………………………………………iv
BAB I Gambaran Umum Keluarga Dampingan………………………………....1
1.1.Profil Keluarga Dampingan………………………………………………….1
1.2.Perekonomian Keluarga Dampingan…………………………………………2
BAB II Identifikasi dan Prioritas Masalah……………………………………….5
2.1.Permasalahan Keluarga……………………………………………………….5
2.1.1. Pekerjaan yang tidak Tetap untuk Memenuhi Biaya
Hidup Keluarga……………………………………………………..5
2.1.2. Kondisi Kesehatan Keluarga………………………………………..5
2.1.3. Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan
Rumah dan Lingkungan Sekkitar……………………………………5
2.2.Masalah Prioritas………………………………………………………………6
2.2.1. Pekerjaan yang tida Tetap untuk Memenuhi
Biaya Hidup Keluarga……………………………………………….6
2.2.2. Kondisi Kesehatan Keluarga…………………………………………6
2.2.3. Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan
Rumah dan Lingkungan Sekkitar…………………………………….6
BAB III Usulan Pensolusian Masalah……………………………………………...8
3.1. Alternatif Pemecahan Masalah Pekerjaan……………………………………...8
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan…………………………………….9
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan
Kesehatan Lingkungan Sekitar………………………………………………..9
3.4. Jadwal Kegiatan……………………………………………………………….10
BAB IV Pelaksanaan, Hasil dan Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga……15
4.1. Pelaksanann…………………………………………………………………...15
4.2. Hasil……………………………………………………………………………15
4.3. Kendala ………………………………………………………………………..16
BAB V Penutup………………………………………………………………….....17
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………17
5.2. Saran…………………………………………………………………………...17
Lampiran……………………………………………………………………………18
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1. Profil Keluarga Dampingan
Program Pendampingan Keluarga (PPK) termasuk dalam program pokok non-tema yang
wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan
mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada
pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama
masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.Melalui PPK mahasiswa memperoleh pengalaman
hidup pada kondisi kekurangan yang diharapkan memicu gagasan kreatif dan inovatif dari dalam
diri mahasiswa bersangkutan untuk keluar dari kondisi kekurangan tersebut.Sasaran PPK adalah
Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera atau
keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari
ketertinggalannya.Sangat disyukuri bahwa program pendampingan keluarga ini mendapat respon
yang baik oleh masyarakat terutama masyarakat prasejahtera yang merupakan sasaran utama
pelaksanaan kegiatan.
Pada KKN PPM 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu
keluarga di Banjar Bias Kelod, Desa Abang Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut :
No
1.
Nama
Status
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
I Wayan Simpen
Kawin
37 thn
Tamat
Petani
Suami
SLTP
2.
Ni Ketut Tambun
Kawin
37 thn
Tamat SD
Petani
Istri
3.
Ni Wayan Nopi
Belum
19 thn
Tamat
Karyawan
Anak
Ekayanti
Kawin
SLTP
di salon
4.
5.
I
Negah
Belum
Persuwayana
kawin
Kadek
Belum
Wiradinata
kawin
15 thn
Tamat
Karyawan
Anak
Pelajar
Anak
SD
13 thn
Masih
sekolah
SLTP
Bapak I Wayan Simpen beserta anggota keluarganya tinggal di Banjar Bias Kelod, Desa
Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Keluarga ini menempati rumah yang
bisa dikategorikan permanen dengan lantai dari plester semen dan temboknya berupa batako yang
sudah di plester. Bapak I Wayan memiliki luas pekarangan 2 Are. Rumah itu terdiri dari 3 kamar
yang berukuran 5 X 4 m untuk tempat tidur keluarga Pak I Wayan Simpen dan dua ruangan
berukuran 4 X 5 m untuk tempat tidur anak dari bapak I Wayan Simpen. Bangunan lainnya terdiri
atas satu dapur rumah tangga. Disana juga terdapat satu sarana MCK yang disebelahnya terdapat
tempat penampungan air. Bapak IWayan Simpen merupakan pria kelahiran Banjar Bias yang saat
ini berumur 37 tahun. Beliau menikah dan memiliki tiga anak, yang terdiri dari satu anak
perempuan dan dua anak laki-laki. Bapak I Wayan Simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak
jeruk dan juga bekerta sebagai petani di lading. Ni Ketut Tambun yaitu istri dari bapak I Wayan
Simpen juga bekerja sebagai buruh dan petani di lading. Sedangkan Ni Wayan Nopi Ekayanti anak
pertama dari bapak I Wayan Simpen bekerja sebagai karyawan di sebuah salon kecantikan. I
Nengah Persuwayana anak kedua dari bapak I Wayan Simpen juga ikut bekerja sebagai buruh
membuat kotak jeruk. I Nyoman Suantara anak ketiga dari bapak I Wayan Simpen berstatus
sebagai pelajar dan masih aktif sekolah, namun sepulang sekolah I Nyoman Suantara juga ikut
membantu orang tuanya bekerja sebagai buruh untuk membuat kotak jeruk.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1. Pendapatan Keluarga
Bapak I Wayan simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak jeruk dan juga sebagai petani
di ladang. Adapun sumber penghasilan yang menjadi tumpuan hidup keluarga Pak I Wayan
Simpen adalah berasal dari hasil kerja sebagai buruh dan petani diladang tersebut. Penghasilan
perhari yang didapatkan bapak I Wayan Simpen
dari berburuh memotong kayu dan
menghaluskannya yaitu Rp. 80.000 sedangkan ibu Ni Ketut Tambun istri dari bapak I Wayan
Simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak jeruk, dalam sehari ibu Ni Ketut Tambun dapat
membuat kotak minimal 20 dan maksimal 50 kotak perharinya. Upah yang diperoleh Ibu Ni Ketut
Tambun yaitu tiap tiga kotak di beri upah Rp.2.000. Penghasilan yang di peroleh bapak I wayan
Simpen dan istrinya Ni ketut Tambun tidak menetap. Karena pekerjaan yang dijalani tergatung
dari tersedia atau tidaknya kayu yang akan di buat menjadi kotak jeruk, apabila di tempat kerjanya
kayu tidak tersedia maka bapak I Waya Simpen dan Istrinya tidak berburuh dan hanya bekerja
diladang seperti berkebun dan memelihara sapi. Penghasila rata-rata perbulan bapak I Wayan
Simpen yaitu dihitung dari rata perbulan dapat bekerja 20 hari dengan gajih perhari Rp. 80.000
maka diperoleh 20x Rp. 80.000 = Rp. 1.600.000, sedangkan penghasilan rata-rata perbulan Ni
Ketut Tambun yaitu dihitung dari rata-rata perbula dapat bekerja 20 hari, denga perhitungan
perhari rata-rata dapat membuat kotak jeruk sebanyak 30 kotak maka di peroleh 25x 30 kotak =
750 kotak, pertiga kotak di beri upah Rp.2.000 berarti diperoleh perhitungan 750 kotak : 3 = 250
kotak x Rp. 2.000 = Rp. 500.000. Jadi, penghasila total dari bapak I Wayan Simpen adalah Rp.
1.600.000 + Rp. 500.000 = Rp. 2.100.000.
2. Pengeluaran Keluarga
Penghasilan yang didapatkan dari berburuh membuat kotak jeruk dan bekerja diladang
berdagang dan bertani dialokasikan untuk pengeluaran keluarga yang prioritas sebagai berikut
a. Kebutuhan sehari – hari
Pengeluaran untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan dapur (makan, minum, lauk
pauk, sayur, dan lain-lain berkisar antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 25.000,- sehari.
b. Pendidikan
Saat ini keluarga Pak I Wayan Simpen mengeluarkan biaya pendidikan untuk anaknya yang
duduk di kelas 3 SMP sebesar Rp. 300.000,-/ bulannya.
c. Kesehatan
Biaya kesehatan diperkirakan Rp. 75.000,-/ bulan jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit. Apabila ada keluarga yang sakit maka mereka akan berobat ke puskesmas Desa
Abangsongan.
d. Kebutuhan lain-lain
Pengeluaran ini termasuk untuk biaya listrik sebesar Rp. 50.000,-/ bulan,sedangkan biaya
untuk lainnya seperti uang jajan anak, pakaian, dan untuk kegiatan keagamaan
keperluan lainnya keluarga Pak I Wayan Simpen tidak menyediakan secara pasti.
serta
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Pemasalahan yang dialami keluarga dampingan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
2.1.1 Pekerjaan yang Tidak Tetap untuk Memenuhi Biaya Hidup Keluarga
Bapak I Wayan Simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak jeruk dengan penghasilan
yang tidak tetap setiap bulannya karena pekerjaan yang beliau jalani tergantung tersedianya kayu
yang bias untuk dikerjakan apabila kayu tidak tersedia maka bapak Wayan Simpen tidak bekerja
dan tidak akan mendpatkan upah. Hal ini menjadi masalah utama dalam keluarga ini. Untuk itu
diperlukan solusi yang tepat dan sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) keluarga sehingga
dapat memperbaiki serta meningkatkan perekonomian keluarga ini.
2.1.2 Kondisi Kesehatan Keluarga
Bapak I Wayan Simpen memiliki riwayat penyakit maag sehingga sering mengalami nyeri
pada ulu hatinya. sakit ini sudah lumayan lama dialami oleh bapak I Wayan Simpen. Tidak jarang
penyakit beliau kambuh sampai tidak dapat beraktivitas termasuk bekerja dan harus istirahat yang
cukup untuk memulihkannya kembali. Sedangkan ibu Ni Ketut Tambun istri dari bapak I Wayan
Simpen memiliki riwayat penyakit migren, apabila beliau bergadang hingga larut malam maka
sakitnya akan kambuh hingga beliau tidak mampu bangun dan harus istirahat untuk memulihkan
kondisinya kembali. Jika penyakit bapak dan ibu ini kambuh beliau tidakl langsung berobat
kepuskesmas terdekat melainkan hanya memilih untuk beristirahat dirumah saja.
2.1.3 Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan
Lingkungan Sekitar
Kurangnya kesadaran akan kesehatan ini dapat terlihat dari kondisi lingkungan, baik di
dalam maupun di luar rumah yang kurang bersih dan kurang tertata rapi. Selain itu kebersihan
sarana MCK pun kurang terjaga. Hal – hal tersebut di atas menjadikan suasana rumah tampak
sedikit tidak enak dipandang mata dan kurang sehat. Kondisi ini menyebabkan adanya sumber
penyakit yang dapat membahayakan kondisi kesehatan anggota keluarga. Mempertimbangkan hal
ini maka kesadaran dari keluarga bapak I Wayan Simpen akan pentingnya hidup sehat sangat
perlu diperhatikan.
2.2
Masalah Prioritas
Permasalahan yang menjadi prioritas utama dalam keluarga dampingan adalah sebagi berikut
2.2.1Pekerjaan yang Tidak Tetap untuk Memenuhi Biaya Hidup Keluarga
Persoalan ini merupakan hal yang paling penting untuk segera dicarikan jalan keluar karena
menyangkut sumber pendapatan yang menjadi topangan hidup keluarga..Kebutuhan keluarga
bapak I Wayan Simpen yang sangat kompleks tidaklah cukup terpenuhi dari hanya menjadi
seorang buruh dan petani bagi keluarganya. Dengan demikian perlu digali dan memanfaatkan
potensi - potensi anggota keluarga yang lainnya untuk menambahkan pendapatan keluarga dan
sangat diharapkan baik bagi Ni Ketut Tambun sebagai istri maupun bapak I Wayan Simpen
maupun keluarga lannya harus saling bahu-membahu dalam bekerja.
2.2.2 Kondisi Kesehatan Keluarga
Persoalan kondisi kesehatan bapak I Wayan Simpen yang terganggu akibat penyakit maag
dan ibu Ni Ketut Tambun yang terganggu akibat penyakit migren merupakan permasalahan
selanjutnya yang memerlukan pemecahan masalah. Penyakit maag ini sudah dialami Bapak I
Wayan Simpen sejak tiga tahun yang lalu. Beliau sangat jarang memeriksakan penyakitnya
kepuskesmas dan lebih memilih beristirahat dirumah saja untuk memulihkan kondisiny. Penyakit
maag ini bisa disebabkan karena waktu makan yang kurang teratur, sehingga asam lambung
meningkat yang menyebabkan infeksi pada lambung sehingga ulu hati menjadi terasa perih.
2.2.3Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan
Lingkungan Sekitar
Keadaan di dalam rumah bapak I Wayan Simpen kurang tertata rapi, pencahayaan dan
ventilasi di dalam rumah juga kurang mencukupi. Tempat penampungan air hujan
untuk
kebutuhan sehari-hari terlihat banyak terisi jentik-jentik nyamuk. Kondisi sarana MCK sudah
cukup memadai namunnlantai kamar mandinya licin karena jarang dibersihkan sehingga bisa
membahayakan bagi yang menggunakan.Saluran pembuangan limbah dari MCK tersebut juga
masih di buang langsung ke tanah dan mengalir sampai ke belakang rumah yang merupakan lading
perkebunan yang mereka kelola. Dapur yang dipergunakan untuk kebutuhan masak sehari-hari
terbilang sudah cukup bersih, sedangkan halaman rumah maupun parit di sekitar rumah juga sudah
cukup bersih.
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
Dari permasalahan-permasalahan yang menjadi prioritas tersebut di atas dapat dijabarkan
usaha alternatif pemecahannya yang selama ini kami rekomendasikan di lapangan bersama
keluarga dampingan. Adapun solusialternatif yang kami tawarkan terbagi dalam tiga hal, yaitu :
3.1
Alternatif Pemecahan Masalah Pekerjaan
Pekerjaan merupakan hal penting dalam memenuhi kebutuhan finansial untuk dapat
melangsungkan hidup. Saran yang diberikan untuk bapak I Wayan Simpen harus mencari
pekerjaan sampingan sehingga apabila kayu tidak tersedia mengingat bapak I wayan Simpen
bekerja sebagai buruh pembuat kotak jeruk maka kayunya tidak selalu tersedia, sehingga beliau
harus mencari pekerjaan sampingan yang bias dikerjakan saat persediaan kayu tidak ada misalnya
memulai belajar untuk berwirausaha seperti membuka warung kecil-kecilan. Meskipun
penghasilan ini tidak begitu besar namun setidaknya dapat sedikit menambah pendapatan keluarga
dan pekerjaan inipun dapat dijadikan sebagai pekerjaan sambilan.
Selain hal tersebut, saran yang paling mungkin diberikan adalah membiasakan keluarga
untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung, baik pada koperasi simpan pinjam
dengan sistem yang baik ataupun menabung sendiri di rumahnya. Tabungan ini nantinya dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan lain seperti biaya yang jika dilakukan
secara teratur dan kontinyu maka dapat juga dimanfaatkan untuk meringankan beban ekonomi
keluarga
Selain hal-hal tersebut diatas, juga disarankan untuk memanfaatkan lahan kosong di belakang
rumahnya untuk ditanami sayur-sayuran dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta tanaman
bunga-bungaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan canang keluarga. Tanaman-tanaman
tersebut selain dapat dijual juga dimanfaatkn sendiri bagi anggota keluarga. Dengan beberapa
alternative pemecahan yang telah dibrikan sangat diharapkan dapat membantu memperbaiki
keadaan kehidupan keluarga bapak I Wayan Simpen.
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan
Kurangnya perhatian dalam mengatur pola dan waktu makan memang sangat berpengaruh
terhadap munculnya penyakit maag. Resiko terkena penyakit maag semakin meningkat apabila
sering mengabaikan atau kurang perhatian terhadap waktu makan. Hal ini disebabkan karena
apabila telat makan maka akan terjadi peningkatan asam lambung yang nantinya dapat beresiko
pada infeksi lambung dan terjadi maag atau bahkan beresiko tipes apabila maagnya terlalu parah.
Salah satu penyebab lain terjadinya penyakit maag adalah bakteri Helicobacter pylori,
dimana bakteri ini dapat mengiritasi dan menyebabkan munculnya luka pada lambung atau usus
bagian atas.
Pengobatan maag biasanya harus ditangani sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Penting bagi pendrita untuk mengetahui dan mengatasi penyebab dasar maag karena kadangkadang kondisi radang yang baru bias kambuh kembali. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemeriksaan dan untuk pengobatan rutinnya ke puskesmas disarankan untuk memanfaatkan
pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau Jaminan Kesehatan Bali Mandara
(JKBM) sehingga pengobatan untuk penyakitnya bisa gratis tanpa mengeluarkan biaya.
Beberapa faktor pemicu maag yaitu pertama banyaknya memakan yang berserat itu sangat
baik untuk melancarkan pencernaan akibat dari sembelit tetapi jika terlalu banyak dikomsumsi
bias dimasukkan dalam faktor penyebab maagpenyebab maag dimana nantinya penyakit maag ini
daoat membuat tubuh menjadi lemasdan tidak berdaya makannya hindari makan yang terlalu
berlebihan yang terdapat seratnya. Kedua, faktor makanan merupakan salah satu faktor penyebab
maag yang paling utama, makanan yang memiliki kandungan asam dan pedas tinggi itulah yang
dapat emicu terjadinya maag. Ketiga, pola makan yang tidak teratur adan berantakan adalah salah
satu pemicu terjadinya maag ini datng dan muncul.
3.3
Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan Lingkungan
Sekitar
Kebersihan lingkungan mencakup kebersihan di dalam maupun di luar rumah.Kondisi rumah
keluarga ini sangat tertutup sehingga sangat sedikit cahaya yang dapat masuk dan sirkulasi udara
yang tidak begitu baik menyebabkan suasana pengap dan tidak sehat.Untuk itu disarankan agar
dibuatkan ventilasi udara dan rumah seharusnya dapat dibersihkan setiap harinya.Selain itu, dapur
serta seluruh peralatan di dalamnya dirawat agar selalu terjaga kebersihannya.Disarankan pula
agar membersihkan halaman setiap pagi dan sore hari serta mempersiapkan tempat pembuangan
sampah yang baik.Kemudian, setelah terkumpul semua sampahnya, sampah dapat dikelola sesuai
manfaatnya misalnya sampah organik sebagai pupuk kompos.
Kebersihan sarana MCK merupakan hal yang pentimg pula yang perlu diperhatikan dalam
menunjang kesehatan keluarga.Kurang terjaganya kebersihan MCK keluarga ini tampak dari
kondisinya yang kotor, kurang terawat, dan lantainya yang licin sehingga membahayakan
pengguna sarana MCK.Untuk itu, keluarga ini diberikan pengertian tentang pentingnya kebersihan
dan menyarankan untuk membersihkan sarana MCK-nya secara rutin minimal 2x seminggu.
Mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan sehingga tidak menjadi sumber penyakit yang
mungkin membahayakan kesehatan keluarga maka saat kunjungan KK dampingan diberikan abate
sebagai pencegahan terhadap berkembangnya nyamuk khususnya di MCK. Untuk limbah dari
MCK dapat dibuatkan instalasi penyaringan air limbah.
3.4
Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) yang dari
awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa yang
bersangkutan dikeluarga bapak Wayan Simpen. Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan
adalah :
Perkenalan dengan KK Dampingan
No
Kegiatan
1.
Bertemu dengan Kepala Desa
Abangsongan
2.
Bertemu dengan Kepala
Dusun Br. Bias kelod
Total
Tempat
Org
Jam
Kantor Desa
1
2
3
Kantor Desa
1
2
3
(Jam)
3.
Berkenalan dan sosialisasi
Rumah KK
kepada KK Dampingan
Dampingan
1
6
6
Total
12
Kunjungan ke KK Dampingan
Kegiatan
No
1.
Tempat
Kunjungan, inventarisasi
Rumah KK
masalah dan pemecahannya
Dampingan
Org
Jam
1
64
Total
Total
64
Pembuatan laporan KK Dampingan
No
Kegiatan
Tempat
1.
Pengetikan laporan KK
Org
Jam
Total
1
15
15
Posko
Dampingan
KKN PPM
Total
15
TABEL JADWAL KEGIATAN
No
Tanggal
Waktu
Lokasi
Masalah
Solusi
Dampak
1
29/7/2016
15.00-
Bapak I
Belum berkenalan
Melakukan
Diterima
17.00
Wayan
pengenalan
dengan baik
Simpen
dengan KK
dampingan
2
3/8/2016
19.00-
Rumah
Belum tahu data-
Menanyakan
Data
21.00
Bapak I
data KK
profil data KK
terkumpul
Wayan I
dampingan
Dampingan
3
8/8/2016
14.00-
Rumah
Belum
Menanyakan
Sesi
16.00
Bapak I
mengetahui umur
permasalahan
wawancara
Wayan
dan pendidikan
pendidikan dan
non-formal
perkerjaan
berjalan
Simpen
dengan baik
4
14/8/2016
15.00-
Rumah
Sumber air yang
Menjelaskan
Keluarga
17.00
Bapak I
digunakan berasal
tentang
dampingan
Wayan
dari air hujan
berbahayanya
mulai
Simpen
yang ditampung
sumber air yang
memikirkan
tidak bersih dan
solusi untuk
higienis
meminimalisir
dampak
penggunanaan
air hujan
5
16/8/2016
15.00-
Rumah
Diperlukan
Memberikan
Diterima
17.00
Bapak I
saringan air untuk
saran untuk
dengan baik
Wayan
menyaring air
membuat
Simpen
hujan yang di
saringan air
tamping
6.
7
17/7/2016
18/8/2016
15.00-
Rumah
Terdapat jentik
Memberi saran
Dilakukan
17.00
Bapak I
nyamuk didalam
untuk
oleh KK
Wayan
bak penampungan
menaburkan
dampingan
Simpen
air
bubuk abate
17.00-
Kebun
Ikut ke kebun
Turut membantu
Bapak I
20.00
Bapak I
mencari ubi milik
menggali tanah
Wayan
Wayan
Bapak I Wayan
untuk mencari
Simppen dan
S impen
Simpen
ubi
keluarga
sangat antusias
8
19/8/2016
19.00-
Rumah
Kamar tidur Ibu
Memberikan
Saran diterima
20.00
Bapak I
Bapak I Wayan
nasehat untuk
dengan baik
Wayan
Simpen
selalu menjaga
oleh keluarga
agar lingkungan
Bapak I
bersih dan bebas
Wayan
debu
Simpen
Simpen
9
20/8/2016
19.00-
Rumah
Kesehatan Bapak
Menyarankan
Diterima
20.00
Bapak I
I Wayan Simpen
untuk menjaga
dengan baik
Wayan
yang terganggu
pola makan dan
oleh keluarga
hidup yang sehat
Bapak I
serta
Wayan
memberikan
Simpen
Simpen
informasi
pantangan
makanan yang
tidak boleh
dikonsumsi
10
21/8/2016
18.00-
Rumah
Rendahnya
Menyampaikan
Diterima
21.00
Bapak I
kesadaran minum
dan mengajak
dengan baik
Wayan
air putih dalam
Bapak I Wayan
dan diterapkan
Simpen
keluarga
Simpen dan
di dalam
keluarga untuk
keluarga
mengikuti
penyuluhan cara
pemasaran
produk
11
22/8/2016
19.00-
Bapak I
Masalah
Menyarankan
Saran diterima
21.00
Wayan
keuangan
menyisihkan
dengan baik,
pendapatan
bahkan sangat
13
23/8/2016
Simpen
hasil berburuh
antusias untuk
Rumah
dan bertani
segera
untuk ditabung
diwujudkan
16.00-
Kebun
Ikut ke kebun
Membantu
Pekerjaan Pak
20.00
Bapak I
umbi milik Bapak
Bapak I Wayan
I Wayan
Wayan
I Wayan Simpen
Simpen dikebun
Simpen dan
Simpen
istrinya
menjadi lebih
ringan
14
15
24/8/2016
25/8/2016
16.00-
Rumah
Keluarga Bapak I
Menjelaskan
Lingkungan
20.00
Bapak I
Wayan Simpen
cara
rumah Bapak I
Wayan
tidak mengetahui
menggunakan
Wayan
Simpen
cara
bubuk Abate
Simpen bebas
menggunakan
dari sarang
bubuk Abate
nyamuk
19.00-
Rumah
Memberi
Memberi
21.00
Bapak I
sumbangan
sumbangan
Wayan
berupa sembako
Simpen
dan sekaligus
mengadakan
perpisahan
dengan Keluarga
Bapak I Wayan
Simpen
Diterima
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1. Pelaksanaan
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK dampingan ini adalah sesuai
dengan lokasi desa yang telah ditentukan yaitu Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK dampingan terhadap keluarga
Bapak I Wayan Simpen adalah di Banjar Bias Kelod Desa Abangsongan. Pelaksanaan kegiatan
KK dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok
mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Abangsongan. Kegiatan KK dampingan yang dilakukan
berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan
perbincangan santai bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman
bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi
yang ditawarkan. Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK dampingan ini termasuk ke dalam
Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal
15 kali dalam sebulan.
4.2. Hasil
Berhasil tidaknya suatu upaya sangat tergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif masingmasing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana solusi yang diberikan dalam menjawab
permasalahan – permasalahan yang ditemui serta partisipasi positif demi terwujudnya kondisi yang
diinginkan.
Pendampingan terhadap keluarga Bapak I Wayan Simpen menghasilkan beberapa hal positif
seperti berikut :
1. Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui Pemberdayaan Potensi Keluarga
Lahan kosong di belakang rumah yang awalnya tidak dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi
rumput-rumputan, saat ini telah mulai diolah untuk dipersiapkan sebagai lahan tanaman
sayur-sayuran, TOGA, dan beberapa tanaman bunga bungaan. Bapak I Wayan Simpen yang
semula kurang aktivitas sekarang sudah mulai meningkatkan aktivitasnya meskipun belum
mulai ingin bekerja.Saran untuk mengembangkan usaha melalui peminjaman modal sangat
disambut antusias oleh keluarga dan berusaha untuk mencari pinjaman melalui lembaga
keuangan yang ada.Keluarga juga menyadari pentingnya menabung, dan sebagian
pendapatan mereka disisihkan untuk ditabung.
2. Peningkatan Kondisi Kesehatan Keluarga
Dari hasil pantauan selama kunjungan KK dampingan terdapat banyak perubahan yang
cukup signifikan dalam hal kesehatan keluarga Bapak I Wayan Simpen. Keluhan sakit ulu
hati dirasakan semakin berkurang, aktivitas Bapak I Wayan Simpen pun dikatakan juga
semakin meningkat. Selain itu, Bapak I Wayan Simpen jug atidak perlu mengeluarkan biaya
yang besar untuk pergi ke Puskesmas atau klinik kesehatan karena keluhan nyeri yang
dialaminya dirasakan berkurang. Keluarga Bapak I Wayan Simpen mau menggunakan
pelayanan kesehatan Jamkesmas atau JKBM sehingga pengeluaran keluarga per bulannya
dapat diminimalisir. Keluarga Bapak I Wayan Simpen juga mulai menggunakan tanaman
obat keluarga sebagai pengobatan dini jika mengalami gangguan kesehatan pada keluarga.
3. Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan Lingkungan Sekitar
Sampai kunjungan terakhir yang dilakukan, terlihat bahwa ada perubahan-perubahan ke arah
yang lebih baik dari kebersihan lingkungan rumah baik di dalam rumah,maupun di
pekarangan rumah. Sarana MCK yang pada mulanya kotor, kurang terawat, dan lantainya
licin kini sudah lebih terawat dan lantainya sudah rutin disikat sehingga tidak membahayakan
pengguna MCK terutama bagi orang tua. Jentik-jentik nyamuk yang terlihat di tempat
penampungan air mulai berkurang dengan pemberian bubuk abate saat kunjungan KK
dampingan. Keadaan di dalam rumah mulai tertata rapi dan ventilasi rumah juga sudah
dibuat.Keadaan dapur yang awalnya semerawut, kini sudah lebih tertata rapi.Halaman rumah
dan parit di sekitar rumah juga bersih dan tidak ada genangan air.
Diharapkan perubahan – perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke arah yang lebih
baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan oleh keluarga Bapak I Wayan
Simpen dapat tercapai.
4.3 Kendala
Kendala yang dihadapi adalah jauhnya jarak antara lokasi posko KKN PPM Abangsongan
dengan rumah Bapak I wayan Simpen yang berjarak kurang lebih 30 km. Hal ini menyebabkan
waktu kunjungan terbatas karena bila terlalu lama akan terlanjur malam. Selain itu, keterbatasan
penggunaan Bahasa Bali oleh mahasiswa masih kurang sehingga saat berbincang terkadang
miskomunikasi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Program Pendampingan Keluarga (PPK) selama satu
bulan pada keluarga Bapak I Wayan Simpen di Desa Abangsongan Br Bias Kelod adalah sebagai
berikut :
Masalah pekerjaan merupakan masalah utama keluarga Bapak I Wayan Simpen . Melalui
pemberdayaan potensi keluarga diharapkan masalah ini bisa diatasi secara bertahap.
Kesehatan dalam keluarga merupakan hal penting, oleh karena itu peningkatan kondisi
kesehatan keluarga harus tetap terjaga melalui pembiasaan pola hidup yang baik, bersih,
dan sehat.
Pemecahan masalah yang diberikan kepada keluarga dampingan hanya dapat berupa saran
dan pandangan mengenai cara mengatasi masalah yang ada pada keluarga dampingan, dan
pelaksanaannya kembali lagi kepada pihak keluarga bersangkutan.
5.2. Saran
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Wayan Simpen maka
sebagai pendamping keluarga ini berusaha memberikan saran sebagai berikut :
Memanfaatkan segala potensi keluarga yang ada dalam rangka peningkatan taraf hidup.
Keluarga sebaiknya tidak bertumpu pada p satu aspek pekerjaan saja, perlu adanya
kesadaran diri masing-masing anggota keluarga untuk memanfaatkan potensi yang ada di
lingkungan keluarga.
Kesehatan di dalam keluarga sebaiknya senantiasa dijaga melalui penerapan pola hidup
bersih dan sehat.
Keluarga perlu mengetahui informasi mengenai masalah kebersihan dan kesehatan
sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Saran yang diberikan dalam mengatasi masalah hendaknya menjadi bahan pertimbangan.
Lampiran:
Ket : Peserta KKN bersama Keluarga Ket : kondisi dapur kk dampingan
Dampingan
Ket : Kondisi rumah kk dampingan Ket : Kondisi tempat penampungan air
Dan tempat permandian kk dampingan
PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA
: ABANGSONGAN
KECAMATAN
: KINTAMANI
KABUPATEN/KOTA
: BANGLI
NAMA MAHASISWA
: KADE SUDARMI
NIM
: 1308305034
FAKULTAS/PS
: MIPA/BIOLOGI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan KK Dampingan di
Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. KK Dampingan sendiri
merupakan salah satu bagian dari program KKN-PPM UNUD. Dalam laporan KK
Dampingan ini, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam kelancaran pembuatan dan pelaksanaan tugas ini, diantaranya :
1. LPPM Universitas Udayana, yang memberi kesempatan untuk melakukan
KKN-PPM XIII Unud Tahun 2016
2. Dosen Pembimbing Lapangan Desa Abangsongan, Ir. Cokorda Gd Indra
Partha, M.Erg, M.Tyang mendampingi dan membimbing KKN-PPM
XIIIUnud Tahun 2016
3. Kepala Desa Abangsongan, Kelihan Dinas Banjar-Banjar di Desa
Abangsongan Kepala Keluarga Dampingan, dan seluruh pihak desa yang
membantu proses pengumpulan data
4. Teman-teman KKN-PPM XIII Unud Desa Abangsongan serta semua pihak
yang telah membantu penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan mengenai KK Dampingan ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Semua kritik dan
saran yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk menyempurnakan laporan KK
Dampingan ini. Akhir kata, atas segala perhatian dan bantuannya, penulis ucapkan
terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Abangsongan, 26 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………………………………………………………...i
Halaman Pengesahan……………………………………………………………ii
Kata Pengantar…………………………………………………………………..iii
Dafrar Isi…………………………………………………………………………iv
BAB I Gambaran Umum Keluarga Dampingan………………………………....1
1.1.Profil Keluarga Dampingan………………………………………………….1
1.2.Perekonomian Keluarga Dampingan…………………………………………2
BAB II Identifikasi dan Prioritas Masalah……………………………………….5
2.1.Permasalahan Keluarga……………………………………………………….5
2.1.1. Pekerjaan yang tidak Tetap untuk Memenuhi Biaya
Hidup Keluarga……………………………………………………..5
2.1.2. Kondisi Kesehatan Keluarga………………………………………..5
2.1.3. Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan
Rumah dan Lingkungan Sekkitar……………………………………5
2.2.Masalah Prioritas………………………………………………………………6
2.2.1. Pekerjaan yang tida Tetap untuk Memenuhi
Biaya Hidup Keluarga……………………………………………….6
2.2.2. Kondisi Kesehatan Keluarga…………………………………………6
2.2.3. Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan
Rumah dan Lingkungan Sekkitar…………………………………….6
BAB III Usulan Pensolusian Masalah……………………………………………...8
3.1. Alternatif Pemecahan Masalah Pekerjaan……………………………………...8
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan…………………………………….9
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan
Kesehatan Lingkungan Sekitar………………………………………………..9
3.4. Jadwal Kegiatan……………………………………………………………….10
BAB IV Pelaksanaan, Hasil dan Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga……15
4.1. Pelaksanann…………………………………………………………………...15
4.2. Hasil……………………………………………………………………………15
4.3. Kendala ………………………………………………………………………..16
BAB V Penutup………………………………………………………………….....17
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………………17
5.2. Saran…………………………………………………………………………...17
Lampiran……………………………………………………………………………18
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1. Profil Keluarga Dampingan
Program Pendampingan Keluarga (PPK) termasuk dalam program pokok non-tema yang
wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta KKN yang bersifat individu.Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan
mengatasi permasalahan keluarga melalui bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada
pelaksanaan program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan teknologi bersama
masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.Melalui PPK mahasiswa memperoleh pengalaman
hidup pada kondisi kekurangan yang diharapkan memicu gagasan kreatif dan inovatif dari dalam
diri mahasiswa bersangkutan untuk keluar dari kondisi kekurangan tersebut.Sasaran PPK adalah
Rumah Tangga Miskin (RTM) atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga pra-sejahtera atau
keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga perlu pendampingan agar keluar dari
ketertinggalannya.Sangat disyukuri bahwa program pendampingan keluarga ini mendapat respon
yang baik oleh masyarakat terutama masyarakat prasejahtera yang merupakan sasaran utama
pelaksanaan kegiatan.
Pada KKN PPM 2016 ini, penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu
keluarga di Banjar Bias Kelod, Desa Abang Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Adapun identitas keluarga dampingan adalah sebagai berikut :
No
1.
Nama
Status
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
I Wayan Simpen
Kawin
37 thn
Tamat
Petani
Suami
SLTP
2.
Ni Ketut Tambun
Kawin
37 thn
Tamat SD
Petani
Istri
3.
Ni Wayan Nopi
Belum
19 thn
Tamat
Karyawan
Anak
Ekayanti
Kawin
SLTP
di salon
4.
5.
I
Negah
Belum
Persuwayana
kawin
Kadek
Belum
Wiradinata
kawin
15 thn
Tamat
Karyawan
Anak
Pelajar
Anak
SD
13 thn
Masih
sekolah
SLTP
Bapak I Wayan Simpen beserta anggota keluarganya tinggal di Banjar Bias Kelod, Desa
Abangsongan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Keluarga ini menempati rumah yang
bisa dikategorikan permanen dengan lantai dari plester semen dan temboknya berupa batako yang
sudah di plester. Bapak I Wayan memiliki luas pekarangan 2 Are. Rumah itu terdiri dari 3 kamar
yang berukuran 5 X 4 m untuk tempat tidur keluarga Pak I Wayan Simpen dan dua ruangan
berukuran 4 X 5 m untuk tempat tidur anak dari bapak I Wayan Simpen. Bangunan lainnya terdiri
atas satu dapur rumah tangga. Disana juga terdapat satu sarana MCK yang disebelahnya terdapat
tempat penampungan air. Bapak IWayan Simpen merupakan pria kelahiran Banjar Bias yang saat
ini berumur 37 tahun. Beliau menikah dan memiliki tiga anak, yang terdiri dari satu anak
perempuan dan dua anak laki-laki. Bapak I Wayan Simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak
jeruk dan juga bekerta sebagai petani di lading. Ni Ketut Tambun yaitu istri dari bapak I Wayan
Simpen juga bekerja sebagai buruh dan petani di lading. Sedangkan Ni Wayan Nopi Ekayanti anak
pertama dari bapak I Wayan Simpen bekerja sebagai karyawan di sebuah salon kecantikan. I
Nengah Persuwayana anak kedua dari bapak I Wayan Simpen juga ikut bekerja sebagai buruh
membuat kotak jeruk. I Nyoman Suantara anak ketiga dari bapak I Wayan Simpen berstatus
sebagai pelajar dan masih aktif sekolah, namun sepulang sekolah I Nyoman Suantara juga ikut
membantu orang tuanya bekerja sebagai buruh untuk membuat kotak jeruk.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1. Pendapatan Keluarga
Bapak I Wayan simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak jeruk dan juga sebagai petani
di ladang. Adapun sumber penghasilan yang menjadi tumpuan hidup keluarga Pak I Wayan
Simpen adalah berasal dari hasil kerja sebagai buruh dan petani diladang tersebut. Penghasilan
perhari yang didapatkan bapak I Wayan Simpen
dari berburuh memotong kayu dan
menghaluskannya yaitu Rp. 80.000 sedangkan ibu Ni Ketut Tambun istri dari bapak I Wayan
Simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak jeruk, dalam sehari ibu Ni Ketut Tambun dapat
membuat kotak minimal 20 dan maksimal 50 kotak perharinya. Upah yang diperoleh Ibu Ni Ketut
Tambun yaitu tiap tiga kotak di beri upah Rp.2.000. Penghasilan yang di peroleh bapak I wayan
Simpen dan istrinya Ni ketut Tambun tidak menetap. Karena pekerjaan yang dijalani tergatung
dari tersedia atau tidaknya kayu yang akan di buat menjadi kotak jeruk, apabila di tempat kerjanya
kayu tidak tersedia maka bapak I Waya Simpen dan Istrinya tidak berburuh dan hanya bekerja
diladang seperti berkebun dan memelihara sapi. Penghasila rata-rata perbulan bapak I Wayan
Simpen yaitu dihitung dari rata perbulan dapat bekerja 20 hari dengan gajih perhari Rp. 80.000
maka diperoleh 20x Rp. 80.000 = Rp. 1.600.000, sedangkan penghasilan rata-rata perbulan Ni
Ketut Tambun yaitu dihitung dari rata-rata perbula dapat bekerja 20 hari, denga perhitungan
perhari rata-rata dapat membuat kotak jeruk sebanyak 30 kotak maka di peroleh 25x 30 kotak =
750 kotak, pertiga kotak di beri upah Rp.2.000 berarti diperoleh perhitungan 750 kotak : 3 = 250
kotak x Rp. 2.000 = Rp. 500.000. Jadi, penghasila total dari bapak I Wayan Simpen adalah Rp.
1.600.000 + Rp. 500.000 = Rp. 2.100.000.
2. Pengeluaran Keluarga
Penghasilan yang didapatkan dari berburuh membuat kotak jeruk dan bekerja diladang
berdagang dan bertani dialokasikan untuk pengeluaran keluarga yang prioritas sebagai berikut
a. Kebutuhan sehari – hari
Pengeluaran untuk kebutuhan sehari – hari seperti kebutuhan dapur (makan, minum, lauk
pauk, sayur, dan lain-lain berkisar antara Rp. 20.000,- sampai Rp. 25.000,- sehari.
b. Pendidikan
Saat ini keluarga Pak I Wayan Simpen mengeluarkan biaya pendidikan untuk anaknya yang
duduk di kelas 3 SMP sebesar Rp. 300.000,-/ bulannya.
c. Kesehatan
Biaya kesehatan diperkirakan Rp. 75.000,-/ bulan jika ada salah satu anggota keluarga yang
sakit. Apabila ada keluarga yang sakit maka mereka akan berobat ke puskesmas Desa
Abangsongan.
d. Kebutuhan lain-lain
Pengeluaran ini termasuk untuk biaya listrik sebesar Rp. 50.000,-/ bulan,sedangkan biaya
untuk lainnya seperti uang jajan anak, pakaian, dan untuk kegiatan keagamaan
keperluan lainnya keluarga Pak I Wayan Simpen tidak menyediakan secara pasti.
serta
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Pemasalahan yang dialami keluarga dampingan dapat diidentifikasi sebagai berikut :
2.1.1 Pekerjaan yang Tidak Tetap untuk Memenuhi Biaya Hidup Keluarga
Bapak I Wayan Simpen bekerja sebagai buruh membuat kotak jeruk dengan penghasilan
yang tidak tetap setiap bulannya karena pekerjaan yang beliau jalani tergantung tersedianya kayu
yang bias untuk dikerjakan apabila kayu tidak tersedia maka bapak Wayan Simpen tidak bekerja
dan tidak akan mendpatkan upah. Hal ini menjadi masalah utama dalam keluarga ini. Untuk itu
diperlukan solusi yang tepat dan sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM) keluarga sehingga
dapat memperbaiki serta meningkatkan perekonomian keluarga ini.
2.1.2 Kondisi Kesehatan Keluarga
Bapak I Wayan Simpen memiliki riwayat penyakit maag sehingga sering mengalami nyeri
pada ulu hatinya. sakit ini sudah lumayan lama dialami oleh bapak I Wayan Simpen. Tidak jarang
penyakit beliau kambuh sampai tidak dapat beraktivitas termasuk bekerja dan harus istirahat yang
cukup untuk memulihkannya kembali. Sedangkan ibu Ni Ketut Tambun istri dari bapak I Wayan
Simpen memiliki riwayat penyakit migren, apabila beliau bergadang hingga larut malam maka
sakitnya akan kambuh hingga beliau tidak mampu bangun dan harus istirahat untuk memulihkan
kondisinya kembali. Jika penyakit bapak dan ibu ini kambuh beliau tidakl langsung berobat
kepuskesmas terdekat melainkan hanya memilih untuk beristirahat dirumah saja.
2.1.3 Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan
Lingkungan Sekitar
Kurangnya kesadaran akan kesehatan ini dapat terlihat dari kondisi lingkungan, baik di
dalam maupun di luar rumah yang kurang bersih dan kurang tertata rapi. Selain itu kebersihan
sarana MCK pun kurang terjaga. Hal – hal tersebut di atas menjadikan suasana rumah tampak
sedikit tidak enak dipandang mata dan kurang sehat. Kondisi ini menyebabkan adanya sumber
penyakit yang dapat membahayakan kondisi kesehatan anggota keluarga. Mempertimbangkan hal
ini maka kesadaran dari keluarga bapak I Wayan Simpen akan pentingnya hidup sehat sangat
perlu diperhatikan.
2.2
Masalah Prioritas
Permasalahan yang menjadi prioritas utama dalam keluarga dampingan adalah sebagi berikut
2.2.1Pekerjaan yang Tidak Tetap untuk Memenuhi Biaya Hidup Keluarga
Persoalan ini merupakan hal yang paling penting untuk segera dicarikan jalan keluar karena
menyangkut sumber pendapatan yang menjadi topangan hidup keluarga..Kebutuhan keluarga
bapak I Wayan Simpen yang sangat kompleks tidaklah cukup terpenuhi dari hanya menjadi
seorang buruh dan petani bagi keluarganya. Dengan demikian perlu digali dan memanfaatkan
potensi - potensi anggota keluarga yang lainnya untuk menambahkan pendapatan keluarga dan
sangat diharapkan baik bagi Ni Ketut Tambun sebagai istri maupun bapak I Wayan Simpen
maupun keluarga lannya harus saling bahu-membahu dalam bekerja.
2.2.2 Kondisi Kesehatan Keluarga
Persoalan kondisi kesehatan bapak I Wayan Simpen yang terganggu akibat penyakit maag
dan ibu Ni Ketut Tambun yang terganggu akibat penyakit migren merupakan permasalahan
selanjutnya yang memerlukan pemecahan masalah. Penyakit maag ini sudah dialami Bapak I
Wayan Simpen sejak tiga tahun yang lalu. Beliau sangat jarang memeriksakan penyakitnya
kepuskesmas dan lebih memilih beristirahat dirumah saja untuk memulihkan kondisiny. Penyakit
maag ini bisa disebabkan karena waktu makan yang kurang teratur, sehingga asam lambung
meningkat yang menyebabkan infeksi pada lambung sehingga ulu hati menjadi terasa perih.
2.2.3Kurangnya Kesadaran akan Pentingnya Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan
Lingkungan Sekitar
Keadaan di dalam rumah bapak I Wayan Simpen kurang tertata rapi, pencahayaan dan
ventilasi di dalam rumah juga kurang mencukupi. Tempat penampungan air hujan
untuk
kebutuhan sehari-hari terlihat banyak terisi jentik-jentik nyamuk. Kondisi sarana MCK sudah
cukup memadai namunnlantai kamar mandinya licin karena jarang dibersihkan sehingga bisa
membahayakan bagi yang menggunakan.Saluran pembuangan limbah dari MCK tersebut juga
masih di buang langsung ke tanah dan mengalir sampai ke belakang rumah yang merupakan lading
perkebunan yang mereka kelola. Dapur yang dipergunakan untuk kebutuhan masak sehari-hari
terbilang sudah cukup bersih, sedangkan halaman rumah maupun parit di sekitar rumah juga sudah
cukup bersih.
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
Dari permasalahan-permasalahan yang menjadi prioritas tersebut di atas dapat dijabarkan
usaha alternatif pemecahannya yang selama ini kami rekomendasikan di lapangan bersama
keluarga dampingan. Adapun solusialternatif yang kami tawarkan terbagi dalam tiga hal, yaitu :
3.1
Alternatif Pemecahan Masalah Pekerjaan
Pekerjaan merupakan hal penting dalam memenuhi kebutuhan finansial untuk dapat
melangsungkan hidup. Saran yang diberikan untuk bapak I Wayan Simpen harus mencari
pekerjaan sampingan sehingga apabila kayu tidak tersedia mengingat bapak I wayan Simpen
bekerja sebagai buruh pembuat kotak jeruk maka kayunya tidak selalu tersedia, sehingga beliau
harus mencari pekerjaan sampingan yang bias dikerjakan saat persediaan kayu tidak ada misalnya
memulai belajar untuk berwirausaha seperti membuka warung kecil-kecilan. Meskipun
penghasilan ini tidak begitu besar namun setidaknya dapat sedikit menambah pendapatan keluarga
dan pekerjaan inipun dapat dijadikan sebagai pekerjaan sambilan.
Selain hal tersebut, saran yang paling mungkin diberikan adalah membiasakan keluarga
untuk menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung, baik pada koperasi simpan pinjam
dengan sistem yang baik ataupun menabung sendiri di rumahnya. Tabungan ini nantinya dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan lain seperti biaya yang jika dilakukan
secara teratur dan kontinyu maka dapat juga dimanfaatkan untuk meringankan beban ekonomi
keluarga
Selain hal-hal tersebut diatas, juga disarankan untuk memanfaatkan lahan kosong di belakang
rumahnya untuk ditanami sayur-sayuran dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta tanaman
bunga-bungaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan canang keluarga. Tanaman-tanaman
tersebut selain dapat dijual juga dimanfaatkn sendiri bagi anggota keluarga. Dengan beberapa
alternative pemecahan yang telah dibrikan sangat diharapkan dapat membantu memperbaiki
keadaan kehidupan keluarga bapak I Wayan Simpen.
3.2. Alternatif Pemecahan Masalah Kesehatan
Kurangnya perhatian dalam mengatur pola dan waktu makan memang sangat berpengaruh
terhadap munculnya penyakit maag. Resiko terkena penyakit maag semakin meningkat apabila
sering mengabaikan atau kurang perhatian terhadap waktu makan. Hal ini disebabkan karena
apabila telat makan maka akan terjadi peningkatan asam lambung yang nantinya dapat beresiko
pada infeksi lambung dan terjadi maag atau bahkan beresiko tipes apabila maagnya terlalu parah.
Salah satu penyebab lain terjadinya penyakit maag adalah bakteri Helicobacter pylori,
dimana bakteri ini dapat mengiritasi dan menyebabkan munculnya luka pada lambung atau usus
bagian atas.
Pengobatan maag biasanya harus ditangani sesuai dengan penyebab yang mendasarinya.
Penting bagi pendrita untuk mengetahui dan mengatasi penyebab dasar maag karena kadangkadang kondisi radang yang baru bias kambuh kembali. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemeriksaan dan untuk pengobatan rutinnya ke puskesmas disarankan untuk memanfaatkan
pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) atau Jaminan Kesehatan Bali Mandara
(JKBM) sehingga pengobatan untuk penyakitnya bisa gratis tanpa mengeluarkan biaya.
Beberapa faktor pemicu maag yaitu pertama banyaknya memakan yang berserat itu sangat
baik untuk melancarkan pencernaan akibat dari sembelit tetapi jika terlalu banyak dikomsumsi
bias dimasukkan dalam faktor penyebab maagpenyebab maag dimana nantinya penyakit maag ini
daoat membuat tubuh menjadi lemasdan tidak berdaya makannya hindari makan yang terlalu
berlebihan yang terdapat seratnya. Kedua, faktor makanan merupakan salah satu faktor penyebab
maag yang paling utama, makanan yang memiliki kandungan asam dan pedas tinggi itulah yang
dapat emicu terjadinya maag. Ketiga, pola makan yang tidak teratur adan berantakan adalah salah
satu pemicu terjadinya maag ini datng dan muncul.
3.3
Alternatif Pemecahan Masalah Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan Lingkungan
Sekitar
Kebersihan lingkungan mencakup kebersihan di dalam maupun di luar rumah.Kondisi rumah
keluarga ini sangat tertutup sehingga sangat sedikit cahaya yang dapat masuk dan sirkulasi udara
yang tidak begitu baik menyebabkan suasana pengap dan tidak sehat.Untuk itu disarankan agar
dibuatkan ventilasi udara dan rumah seharusnya dapat dibersihkan setiap harinya.Selain itu, dapur
serta seluruh peralatan di dalamnya dirawat agar selalu terjaga kebersihannya.Disarankan pula
agar membersihkan halaman setiap pagi dan sore hari serta mempersiapkan tempat pembuangan
sampah yang baik.Kemudian, setelah terkumpul semua sampahnya, sampah dapat dikelola sesuai
manfaatnya misalnya sampah organik sebagai pupuk kompos.
Kebersihan sarana MCK merupakan hal yang pentimg pula yang perlu diperhatikan dalam
menunjang kesehatan keluarga.Kurang terjaganya kebersihan MCK keluarga ini tampak dari
kondisinya yang kotor, kurang terawat, dan lantainya yang licin sehingga membahayakan
pengguna sarana MCK.Untuk itu, keluarga ini diberikan pengertian tentang pentingnya kebersihan
dan menyarankan untuk membersihkan sarana MCK-nya secara rutin minimal 2x seminggu.
Mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan sehingga tidak menjadi sumber penyakit yang
mungkin membahayakan kesehatan keluarga maka saat kunjungan KK dampingan diberikan abate
sebagai pencegahan terhadap berkembangnya nyamuk khususnya di MCK. Untuk limbah dari
MCK dapat dibuatkan instalasi penyaringan air limbah.
3.4
Jadwal Kegiatan
Dalam sub bab ini mahasiswa membahas mengenai jadwal (waktu dan kegiatan) yang dari
awal kunjungan hingga hari terakhir kunjungan yang dilakukan oleh mahasiswa yang
bersangkutan dikeluarga bapak Wayan Simpen. Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan
adalah :
Perkenalan dengan KK Dampingan
No
Kegiatan
1.
Bertemu dengan Kepala Desa
Abangsongan
2.
Bertemu dengan Kepala
Dusun Br. Bias kelod
Total
Tempat
Org
Jam
Kantor Desa
1
2
3
Kantor Desa
1
2
3
(Jam)
3.
Berkenalan dan sosialisasi
Rumah KK
kepada KK Dampingan
Dampingan
1
6
6
Total
12
Kunjungan ke KK Dampingan
Kegiatan
No
1.
Tempat
Kunjungan, inventarisasi
Rumah KK
masalah dan pemecahannya
Dampingan
Org
Jam
1
64
Total
Total
64
Pembuatan laporan KK Dampingan
No
Kegiatan
Tempat
1.
Pengetikan laporan KK
Org
Jam
Total
1
15
15
Posko
Dampingan
KKN PPM
Total
15
TABEL JADWAL KEGIATAN
No
Tanggal
Waktu
Lokasi
Masalah
Solusi
Dampak
1
29/7/2016
15.00-
Bapak I
Belum berkenalan
Melakukan
Diterima
17.00
Wayan
pengenalan
dengan baik
Simpen
dengan KK
dampingan
2
3/8/2016
19.00-
Rumah
Belum tahu data-
Menanyakan
Data
21.00
Bapak I
data KK
profil data KK
terkumpul
Wayan I
dampingan
Dampingan
3
8/8/2016
14.00-
Rumah
Belum
Menanyakan
Sesi
16.00
Bapak I
mengetahui umur
permasalahan
wawancara
Wayan
dan pendidikan
pendidikan dan
non-formal
perkerjaan
berjalan
Simpen
dengan baik
4
14/8/2016
15.00-
Rumah
Sumber air yang
Menjelaskan
Keluarga
17.00
Bapak I
digunakan berasal
tentang
dampingan
Wayan
dari air hujan
berbahayanya
mulai
Simpen
yang ditampung
sumber air yang
memikirkan
tidak bersih dan
solusi untuk
higienis
meminimalisir
dampak
penggunanaan
air hujan
5
16/8/2016
15.00-
Rumah
Diperlukan
Memberikan
Diterima
17.00
Bapak I
saringan air untuk
saran untuk
dengan baik
Wayan
menyaring air
membuat
Simpen
hujan yang di
saringan air
tamping
6.
7
17/7/2016
18/8/2016
15.00-
Rumah
Terdapat jentik
Memberi saran
Dilakukan
17.00
Bapak I
nyamuk didalam
untuk
oleh KK
Wayan
bak penampungan
menaburkan
dampingan
Simpen
air
bubuk abate
17.00-
Kebun
Ikut ke kebun
Turut membantu
Bapak I
20.00
Bapak I
mencari ubi milik
menggali tanah
Wayan
Wayan
Bapak I Wayan
untuk mencari
Simppen dan
S impen
Simpen
ubi
keluarga
sangat antusias
8
19/8/2016
19.00-
Rumah
Kamar tidur Ibu
Memberikan
Saran diterima
20.00
Bapak I
Bapak I Wayan
nasehat untuk
dengan baik
Wayan
Simpen
selalu menjaga
oleh keluarga
agar lingkungan
Bapak I
bersih dan bebas
Wayan
debu
Simpen
Simpen
9
20/8/2016
19.00-
Rumah
Kesehatan Bapak
Menyarankan
Diterima
20.00
Bapak I
I Wayan Simpen
untuk menjaga
dengan baik
Wayan
yang terganggu
pola makan dan
oleh keluarga
hidup yang sehat
Bapak I
serta
Wayan
memberikan
Simpen
Simpen
informasi
pantangan
makanan yang
tidak boleh
dikonsumsi
10
21/8/2016
18.00-
Rumah
Rendahnya
Menyampaikan
Diterima
21.00
Bapak I
kesadaran minum
dan mengajak
dengan baik
Wayan
air putih dalam
Bapak I Wayan
dan diterapkan
Simpen
keluarga
Simpen dan
di dalam
keluarga untuk
keluarga
mengikuti
penyuluhan cara
pemasaran
produk
11
22/8/2016
19.00-
Bapak I
Masalah
Menyarankan
Saran diterima
21.00
Wayan
keuangan
menyisihkan
dengan baik,
pendapatan
bahkan sangat
13
23/8/2016
Simpen
hasil berburuh
antusias untuk
Rumah
dan bertani
segera
untuk ditabung
diwujudkan
16.00-
Kebun
Ikut ke kebun
Membantu
Pekerjaan Pak
20.00
Bapak I
umbi milik Bapak
Bapak I Wayan
I Wayan
Wayan
I Wayan Simpen
Simpen dikebun
Simpen dan
Simpen
istrinya
menjadi lebih
ringan
14
15
24/8/2016
25/8/2016
16.00-
Rumah
Keluarga Bapak I
Menjelaskan
Lingkungan
20.00
Bapak I
Wayan Simpen
cara
rumah Bapak I
Wayan
tidak mengetahui
menggunakan
Wayan
Simpen
cara
bubuk Abate
Simpen bebas
menggunakan
dari sarang
bubuk Abate
nyamuk
19.00-
Rumah
Memberi
Memberi
21.00
Bapak I
sumbangan
sumbangan
Wayan
berupa sembako
Simpen
dan sekaligus
mengadakan
perpisahan
dengan Keluarga
Bapak I Wayan
Simpen
Diterima
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1. Pelaksanaan
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK dampingan ini adalah sesuai
dengan lokasi desa yang telah ditentukan yaitu Desa Abangsongan, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan KK dampingan terhadap keluarga
Bapak I Wayan Simpen adalah di Banjar Bias Kelod Desa Abangsongan. Pelaksanaan kegiatan
KK dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok
mahasiswa KKN PPM XIII di Desa Abangsongan. Kegiatan KK dampingan yang dilakukan
berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan
perbincangan santai bersama keluarga yang didamping untuk menciptakan suasana yang nyaman
bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi
yang ditawarkan. Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK dampingan ini termasuk ke dalam
Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal
15 kali dalam sebulan.
4.2. Hasil
Berhasil tidaknya suatu upaya sangat tergantung pada kesadaran dan partisipasi aktif masingmasing keluarga serta tidak lepas dari bagaimana solusi yang diberikan dalam menjawab
permasalahan – permasalahan yang ditemui serta partisipasi positif demi terwujudnya kondisi yang
diinginkan.
Pendampingan terhadap keluarga Bapak I Wayan Simpen menghasilkan beberapa hal positif
seperti berikut :
1. Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui Pemberdayaan Potensi Keluarga
Lahan kosong di belakang rumah yang awalnya tidak dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi
rumput-rumputan, saat ini telah mulai diolah untuk dipersiapkan sebagai lahan tanaman
sayur-sayuran, TOGA, dan beberapa tanaman bunga bungaan. Bapak I Wayan Simpen yang
semula kurang aktivitas sekarang sudah mulai meningkatkan aktivitasnya meskipun belum
mulai ingin bekerja.Saran untuk mengembangkan usaha melalui peminjaman modal sangat
disambut antusias oleh keluarga dan berusaha untuk mencari pinjaman melalui lembaga
keuangan yang ada.Keluarga juga menyadari pentingnya menabung, dan sebagian
pendapatan mereka disisihkan untuk ditabung.
2. Peningkatan Kondisi Kesehatan Keluarga
Dari hasil pantauan selama kunjungan KK dampingan terdapat banyak perubahan yang
cukup signifikan dalam hal kesehatan keluarga Bapak I Wayan Simpen. Keluhan sakit ulu
hati dirasakan semakin berkurang, aktivitas Bapak I Wayan Simpen pun dikatakan juga
semakin meningkat. Selain itu, Bapak I Wayan Simpen jug atidak perlu mengeluarkan biaya
yang besar untuk pergi ke Puskesmas atau klinik kesehatan karena keluhan nyeri yang
dialaminya dirasakan berkurang. Keluarga Bapak I Wayan Simpen mau menggunakan
pelayanan kesehatan Jamkesmas atau JKBM sehingga pengeluaran keluarga per bulannya
dapat diminimalisir. Keluarga Bapak I Wayan Simpen juga mulai menggunakan tanaman
obat keluarga sebagai pengobatan dini jika mengalami gangguan kesehatan pada keluarga.
3. Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan Rumah dan Lingkungan Sekitar
Sampai kunjungan terakhir yang dilakukan, terlihat bahwa ada perubahan-perubahan ke arah
yang lebih baik dari kebersihan lingkungan rumah baik di dalam rumah,maupun di
pekarangan rumah. Sarana MCK yang pada mulanya kotor, kurang terawat, dan lantainya
licin kini sudah lebih terawat dan lantainya sudah rutin disikat sehingga tidak membahayakan
pengguna MCK terutama bagi orang tua. Jentik-jentik nyamuk yang terlihat di tempat
penampungan air mulai berkurang dengan pemberian bubuk abate saat kunjungan KK
dampingan. Keadaan di dalam rumah mulai tertata rapi dan ventilasi rumah juga sudah
dibuat.Keadaan dapur yang awalnya semerawut, kini sudah lebih tertata rapi.Halaman rumah
dan parit di sekitar rumah juga bersih dan tidak ada genangan air.
Diharapkan perubahan – perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke arah yang lebih
baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan oleh keluarga Bapak I Wayan
Simpen dapat tercapai.
4.3 Kendala
Kendala yang dihadapi adalah jauhnya jarak antara lokasi posko KKN PPM Abangsongan
dengan rumah Bapak I wayan Simpen yang berjarak kurang lebih 30 km. Hal ini menyebabkan
waktu kunjungan terbatas karena bila terlalu lama akan terlanjur malam. Selain itu, keterbatasan
penggunaan Bahasa Bali oleh mahasiswa masih kurang sehingga saat berbincang terkadang
miskomunikasi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Program Pendampingan Keluarga (PPK) selama satu
bulan pada keluarga Bapak I Wayan Simpen di Desa Abangsongan Br Bias Kelod adalah sebagai
berikut :
Masalah pekerjaan merupakan masalah utama keluarga Bapak I Wayan Simpen . Melalui
pemberdayaan potensi keluarga diharapkan masalah ini bisa diatasi secara bertahap.
Kesehatan dalam keluarga merupakan hal penting, oleh karena itu peningkatan kondisi
kesehatan keluarga harus tetap terjaga melalui pembiasaan pola hidup yang baik, bersih,
dan sehat.
Pemecahan masalah yang diberikan kepada keluarga dampingan hanya dapat berupa saran
dan pandangan mengenai cara mengatasi masalah yang ada pada keluarga dampingan, dan
pelaksanaannya kembali lagi kepada pihak keluarga bersangkutan.
5.2. Saran
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Bapak I Wayan Simpen maka
sebagai pendamping keluarga ini berusaha memberikan saran sebagai berikut :
Memanfaatkan segala potensi keluarga yang ada dalam rangka peningkatan taraf hidup.
Keluarga sebaiknya tidak bertumpu pada p satu aspek pekerjaan saja, perlu adanya
kesadaran diri masing-masing anggota keluarga untuk memanfaatkan potensi yang ada di
lingkungan keluarga.
Kesehatan di dalam keluarga sebaiknya senantiasa dijaga melalui penerapan pola hidup
bersih dan sehat.
Keluarga perlu mengetahui informasi mengenai masalah kebersihan dan kesehatan
sehingga terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Saran yang diberikan dalam mengatasi masalah hendaknya menjadi bahan pertimbangan.
Lampiran:
Ket : Peserta KKN bersama Keluarga Ket : kondisi dapur kk dampingan
Dampingan
Ket : Kondisi rumah kk dampingan Ket : Kondisi tempat penampungan air
Dan tempat permandian kk dampingan