PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH ULAYAT DI PROVINSI SUMATRA BARAT DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATRA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG TANAH ULAYAT.

PERAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN) DALAM PENYELESAIAN
SENGKETA TANAH ULAYAT DI PROVINSI SUMATRA BARAT
DITINJAU DARI PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATRA
BARAT NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG TANAH
ULAYAT DAN PEMANFAATANYA

Abstrak
Shiddiq Surya Pratama
110111090101

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang
masyarakatnya tidak jarang menghadapi permasalahan hukum dalam
bidang pertanahan. Hal ini dilatarbelakangi oleh perkembangan
kabupaten/kota yang semakin maju yang mengakibatkan kebutuhan akan
tanah mengalami peningkatan luar biasa. Penyelesaian sengketa tanah
ulayat di Minangkabau di selesaikan melalui lembaga Kerapatan Adat
Nagari (KAN). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis
Peran Kerapatan Adat Nagari dalam proses penyelesaian sengketa tanah
ulayat dan Kekuatan hukum putusan Kerapatan Adat Nagari provinsi
Sumatra Barat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah deskriptif analitis, dengan metode pendekatan yuridis normative.
Penelitian dilakukan dengan dua tahap yaitu penelitian kepustakaan
dengan cara meneliti data sekunder berupa peraturan perundangundangan, literatur, serta bahan lain yang berhubungan dengan penelitian
dan penelitian lapangan guna memperoleh data primer melalui
wawancara selanjutnya data dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: pertama, peran
Kerapatan Adat Nagari dalam penyelesaian sengketa tanah ulayat di
provinsi Sumatra Barat adalah sebagai lembaga yang menyelesaikan
sengketa-sengketa adat secara mediasi. Mengusahakan musyawarah dan
upaya damai kepada kedua pihak yang bersengketa dalam
menyelesaikan sengketa adat yang mereka ajukan ke Kerapatan Adat
Nagari tersebut.Kedua, Putusan Kerapatan Adat Nagari berkekuatan
hukum tetap jika pihak yang bersengketa mencapai kesepakatan damai.
Putusan Kerapatan Adat Nagari tidak berkekuatan hukum tetap dan tidak
memiliki kewenangan untuk melakukan eksekusi, jika salah satu pihak
yang menyelesaikan perkara tanah ulayat di Kerapatan Adat Nagari
merasa tidak puas terhadap keputusan Kerapatan Adat Nagari, karena
Kerapatan Adat Nagari bukanlah lembaga peradilan litigasi, pihak tersebut
dapat melanjutkan perkaranya ke Pengadilan Negeri.


iv