Pesta Perayaan Perkawinan Menurut Adat N

PERAYAAN PERKAWINAN, MENURUT ADAT NAGAN RAYA

Oleh : Teguh Murtazam
Mahasiswa Jurusan Muamalah Wal Iqtisadiyah, Fakultas Syariah, IAIN AR-RANIRY.
Dibuat untuk memenuhi tugas hukum adat semester 2 (dua) tahun ajaran 2011-2012.

“Mate aneuk meupat jeurat, mateu adat pat tamita”
(pepatah aceh)
Assalamualiakum wr wb
Penulis berpendapat bahwa sebenarnya menjaga adat yang telah lama tertanam dalam
masyarakat dan menjadi identitas khas suatu daerah adalah sebuah urgensi yang tidak
dapat ditawar-tawar sehingga ditengah-tengah terjangan tsunami moderenisasi yang
diwadahi oleh globalisasi ini, adat dan kebudayaan sebuah daerah bisa terjaga dengan baik
sehingga jika pun suatu saat adat dan budaya yang ada disuatu daerah telah tercampur
dengan budaya modern yang sudah sangat menjamur, paling kurang ada tempat merujuk
yang bisa kita jadikan sebagai indikator pembanding apakah adat didaerah yang dimaksud
masih orisinil atau tidak. Maka oleh sebab itu penulis melihat perlunya menulis sebuah
tulisan yang berkaitan dengan kebudayaan ini sehingga dokumen yang berkaitan dengan
adat dan kebudayaan daerah yang dimaksud bertambah banyak dan rujukan yang berkaitan
dengan adat dan budaya daerah yang dimaksud semakin mudah untuk dicari atau
ditemukan.

Nagan raya adalah salah satu kabupaten yang ada diIndonesia yang terletak dalam
provinsi Aceh, kabupaten ini merupakan pemekaran dari daerah induk Aceh Barat pada
tanggal 2 juli 2002, sehingga pada tanggal 22 juli 2012 Nagan Raya tepat berumur 10
tahun. Tentunya umur yang sangat masih muda bagi suatu daerah yang ingin berkembang

lebih baik dari daerah induknya ini. Diumur yang masih sangat muda daerah ini telah
menunjukkan bahwa sebenarnya daerah ini bisa berkembang dengan cepat dan bahkan
tujuan untuk menyaingi daerah induknya ini bisa dicapai degan mudah mengingat
berbagai macam sumberdaya yang ada dinagan raya ini, meliputi kekayaan yang ada
diatas tanah maupun didalam tanah, artinya hasil pertanian dan barang tambang. Secara
geografis Nagan Raya terletak pada 03.40’-04.38’ LU dan 96.11’-96.48’BT dengan luas
wilayah 3.363,72 km kuadrat (336,372 hektar) atau 5,86% dari luas provinsi Aceh.
Secara kultural Nagan Raya adalah daerah yang dalam kehidupan masyarakat sangat
menjunjung tinggi adat dan budaya yang sangat dekat dengan agama islam. Setidaknya hal
ini masih berlaku sampai saat penulis menulis tulisan ini. Secara umum adat dan budaya
masyarakat nagan raya hampir sama dengan daerah-daerah lain dipantai barat aceh. Akan
tetapi ada beberapa hal yang menjadi ciri khas adat dan budaya nagan raya sehingga jika
diperhatikan secara serius akan nampak perbedaanya dan sangat menarik untuk dikaji.
Oleh sebab itu berikut penulis paparkan beberapa ritual adat dan budaya nagan raya yang
pastinya sesuai dengan judul yang telah penulis tentukan diawal tadi yaitu ritual

perkawinan ala naggroe rameune nagan raya. Sehingga kita bisa memahami dengan baik
bagai mana sebenarnya ritual-ritual tersebut versi nagan raya.

Perayaan perkawinan.
Secara umum acara perkawinan dinagan raya dibagi menjadi 4 proses besar,
yang kemudian disetiap proses tersebut dibagi lagi acara-acara kecil sehingga jika
disebutkan semua maka jumlah acara untuk acara perkawinan ada 8 acara. Berikut
penulis paparkan sau persatu setiap prosesi acara-acara tersebut.

a) Persiapan
Dalam bagiaan pertama ini berisi persiapan-persiapan yang bersifat
kekeluargaan. Prosesi yang dilalui dalam sesi ini adalah sebagaai berikut:
1. duek pakat.
Pada prosesi ini sang calon linto (calon pengantin laki-laki
memaparkan rencanaanya untuk melamar wanita yang hendak ia nikahi
kepada keluarga besarnya, meluputi mengenalkan nama dan asal usul calon
yang akan menjadi pendampingnya. Karna memang pada prosesi ini yang
diundang adalah keluarga besar baik saudara ayah maupun saudara ibu
calon mempelai. Selain itu pada prosesi ini keluarga inti calon linto
mendengar pendapat keluarga besar tentang rencana yang telah dipaparkan,

meliputi pendapat keluarga besar terhadap calon mempelai wanita.
Keluarga mempelai, tentunya sepengetahuan keluarga besar. Atau pendapat
berkaitan dengan hal lain yang ada hubungannya dengan rencanaa yaang
dipaparkan.
Setelah pemaparan tentang calon dara baroe, dan dengar pendapat
selesai, maka yang dilaakukan selanjutnya adalah menentukan siapa yang
kan menjadi selangke sebagai utusan keluarga linto yang akan melamar
sang calon dara baro, biasanya yang dipilih menjadi selangke adalah famili
yang mempunyai pengaruh dalam masyarakat dan mengenali samh calon
dara baro.
Jika selangke sudah ditentukan selanjutnya yang dibicarakan adalah
kapaan hari yang cocok untuk melamar calon dara baro tersebut? Atau hari
apakah yang cocok untuk pergi bersama keluarga ke rumah calon dara baro
untuk melamar sang calon mempelai wanita.

2. Melamar
Ketika hari melamar telah ditentukan dan disepakati oleh keluarga
kedua calon mempelai maka selanjutnya adalah melamar sang calon
mempelai wanita. Biasanya yang pergi adalah keluarga besar calon suami
dengan juru bicara adalah selangke yang telah dipilih di acara duk pakat

pertama. Biasanya ketika keluarga telah sampai ketempat kediaman calon
mempeelai wanita maka selangke menyampaikan niatnya dengan bahasabahasa istilah yang penuh filosofi seperti, “bak kamoe e’ bungoeng
dirumohnyoe kajet ta boh pageu”. Kemudian pihak keluarga mempelai
wanita menjawab juga dengan bahasa yang demikian. Sehingga maksud
untuk melamar sang mempelai wanita bisa terwujut dan tersampaikan.
Hal lain yang dibicarakan dalam proses lamaran ini adalah berkaitan
dengan mahar.dalam hal ini terjadi tawar menawar antara keluarga calon
linto dan calon dara baro. Sehingga muncul kesepakatan dan kecocokan
antara kedua belah pihak. Sehingga jenis dan jumlah mahar mendapat
persetujuan.

3. Duek Pakat ke-2
Ketika selangke telah selesai menjalankan tugasnya, yaitu memediasi
keluarga linto dan dara baro sehingga menghasilkan berbagai kesepakatan.
Maka dalam rapat ini selangke melaporkan apa yang telah ia dan
rombongan bersamanya telah sepakati bersama keluarga dara baro kepada
keluarga besar. Yang kemudian dilanjutkan dengan dengar pendapat dari
keluarga besar.

Selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan ukuran besar kecilnya

acara yang akan diadakan meliputi berapa orang yang akan diundang atau
jumlah tamu, kemudiaan apa yang akan dijadikan jamuan tamu seperti
kerbau, sapi dan lain-lain. Serta hal-hal yang diaanggap perlu berkaitan
denga teknis acara dibahas dalam rapat keluarga.
Ketika segala yang berhubungan teknis acara telah dirumuskan maka
selanjutnya yang dilakukan adalah pencetakan undangan sajumlah jumlah
tamu yang ditentukan dalam rapat keluarga mulai disebarkan.

b) Acara Pembuka.
1. pajoh bu tuha.
Pajoh bu tuha adalah acara yang diadakan pihak keluarga untuk
membentuk panitia yang akan diisi oleh masyarakat desa dimana akan
diadakan acara tersebut, pada malam pajoh bu tuha pihak keluarga
menyediakan makanan berupa blukat (nasi ketan) yang dimakan dengan
kuah satan dan kaadang-kadang dicampur dengan durian, serta disertai kopi
dan teh sebagai pelengkap. Setelah semua masyarakat desa mendapatkan
bagiannya maka pihak keluarga mulai menyamaikan septah dua patah kata
yang kemudia dilanjutkan dengan acara penyerahan acara kepada aaparat
desa untuk membentuk panitia teknis inti acara. semua seksi-seksi panitia
diisi oleh masyarakaat sekitar, seperti seksi tempat meliputi pendirian

teratak, mempersiapkan dan membersihkan tempat, hal-hal demikan
dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat. Atau dalam pengertian lain adalah
menyerahkan rumah yang akan diadakan acara oleh pihak keluara kepada
masyarakat untuk diset sesuai dengan kebutuhan acara tersebut dan

biasanya keesokan harinya masyaarakat langsung bergotong royong untuk
mempersiapkan acara kemudian biasanya masyarakat akan terus ada disana
sampai acara inti selesai dilaksanakan untuk membantu pihak keluarga
dalam proses mengadakan pesta. Acara pajoh bu tuha ini biasanya diadakan
2 atau 3 hari sebelum hari inti acara.

2. malam boh kaca.
Dalam adat perayaan pesta perkawinan khas nagan raya dikenal
adanya malam boh kaca, atau malam mengukir inai ditangan dara baro atau
linto. Jadi malam tersebut pihak keluarga mengadakan acara untuk
mengukir inaai ditangan linto atau dara baroe yang disaksikan keluarga
besar dan masyarakat sekitar sambil mempersiapkan berbagai hal yang
berkaitan dengan hari inti acara.

c) Acara Inti

Acara inti dalam adat perkawinan diagan raya dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
1. uroe seumano (hari dimandikan)
Acara ini bukanlah dimandikan dalam artian yang kita pahami akan
tetapi dimandikan secara adat. Yaitu dengan iringan tarian-tarian yang
disebut dengan grop phoe. Dalam acara ini calon dara baro atau linto duduk
diatas singahsana yang telah disiapkan diatas panggung dan disekelilingnya
ada penari yang mengelilingi dan menari-nari dalam waktu tertentu
biasanya antara 1-3 jam. Kemudian dengan tetap diiringi penari, syeh
memanggil saudara dekat dan saudara jauh dari dara baroe atau linto

dengan syair untuk memandikan serta menyemaatkan cincin emas atau
gelang emas. Biasanya sebagian besar keluarga yang dipanggil “pasti”
memakaikan emas pada calon dara baroe atau linto. Sehingga bisa
dipastikan pada hari tersebut dara baroe atau linto mendapatkan banyak
hadiah emas dari keluarga dan karib kerabat. Akan tetapi dalam adat nagn
raya. Pemberian semacam ini harus dibalas jika keluarga yang
menghadiahkan emas tadi mengadakan acara maka dara baroe atau linto
baroe tadi juga harus menghadiahkan emas. Atau dalam bahasa adat
dikenal dengan istilah “seunulang”.


3. Uroe Acara.
Ketika hari acara, tidak jauh berbeda dengan perayaan ditempat lain,
akan tetapi dalam adat nagan raya pada pagi hari ada acara preh dara baroe
(menuggu mempelai wanita), ketika dara telah datang maka wali dari linto
(mempelai laki-laki akan menjemput dan menggendongnyya untuk dibawa
masuk kedalam rumah. Tapi sebelum itu biasanya ketika dara baronya
datang akan disambut dengan tarian ranup lampuan serta kaki si dara baroe
akan dicuci diair yang telah dicampur dengan bunga sebagi tanda sudah
diterima dirumah linto sebagi anggota kelaurga baru denga senag hati.
Kemudian selanjutnya sama seprti acara-acara pernikahan lainnya.

d) Acara penutup
Ketika malam hari setelah pesta acara inti selesai dilakukan maka,
dilanjutkan dengan acara buka kado yang dihadiri oleh selurh keluarga
besar dan masyarakat sekitar, semua kado dan sumbangan baik uang atau

pun emas yang berasal dari hasil pemberian tamu, jumlahnya harus
diumumkan kepada masyarakat sebagai pemberitahuan. Pada sesi ini pun
suasana di tempat acara masih suasana pesta. Karna pengunjung masih

ramai, baik dari masyarakat sekitar maupun tamu-tamu yang hadir karna
tidak sempat hadir pada siang hari.

Demikianlah gambaran singkat yang penulis paparkan berkenaan dengan
prosesi perkawinan menurut adat dan budaya di Nagan Raya sehingga harapan
penulis apa yang penulis paparkan bisa bermanfaat dan dapat menjadi bahan
bacaan yang sarat informasi bagi pembaca sekalian sehingga bisa menjadi amal
jariah bagi penulis.
Wasalam..

Note:
Karya ini penulis buat berdasarkan pengamatan penulis didaerah asal penulis
yaitu nagan raya serta mengali informasi dari para tokoh adat setempat sehingga
penulis bisa mendapatkan informasi yang penulis harap berkualitas walaupun
masih banyak kekurangan disana-sini baik dari segi penjelsan maupun gambaran.
Karna yang penulis paparkan adalah gambaran umum sehingga sedikit banyaknya
ada gambaran berkaitan dengan prosesi pesta perkawinan versi nagan raya. Oleh
sebab kekurangan-kekurangan itu penulis mohon maaf yang sebesar besarnya, dan
jika ada kritik dan saran dapat disampaikan kepada penulis melalui alamat email:
teguh28@ovi.com dan no hp 085361907245.


Banda Aceh, 2 juni 2012
Hormat penulis

Teguh Murtazam

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

MEDIA USED FOR ENGLISH SUBJECT ON RSBI CLASS AT SMP N 1 BATU

0 28 14

Hak Asasi Manusia Dalam Implementasi Kehidupan Beragama Menurut Perspektif Hukum Islam

0 33 2

HUBUN GAN AN TAR A KUA LITAS P ELAYA NA N DA N P ROMOTION MIX (BERD ASARKAN P ERSE P S I P ASIEN) DE NGAN P ROSES P ENGAM BILAN KEP UT USAN P ASIEN DA LAM P EM AN F AA TAN P ELAY AN AN RA WAT INAP DI RSD KAL IS AT

0 36 20

JAR AK AT AP P UL P A T E RHAD AP T E P I I N S I S AL GI GI I NSI S I VU S S E NT RA L P E RM AN E N RA HAN G AT AS P AD A S UB RA S DE UT ROM E L AY U ( T in j au an L ab or at o r is d an Radi ol ogis )

0 35 16

Perkawinan wanita hamil akibat zina (menurut undang-undang tahun 1974 dan Fatwa MUI DKI Tahun 2000)

0 24 0

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak Dalam Pengikatan Jaminan Kebendaan Menurut Undang-Undang Nomor Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan

0 16 1

Laporan Realisasi Anggaran N e r a c a C

0 11 4

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETRAMPILAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR KELAS II SD N 2 PERUMNAS WAY KANDIS BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012-2013

0 10 52

EFFECT OF THE USE OF STUDENT PERCEPTION COOPERATIVE LEARNING MODEL N UMBER HEAD TOGETHER LEARNING AND MOTIVATION OF CREATIVITY IN LEARNING SOCIAL STUDIES IN SMP NEGERI TUMIJAJAR TULANG BAWANG BARAT ACADEMIC YEAR 2012/2013 P ENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG

2 24 135