PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM SENGKETA PENGELOLAAN HUTAN ADAT DI KAWASAN GUNUNG HALIMUN.

PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM
ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM
SENGKETA PENGELOLAAN HUTAN ADAT DI
KAWASAN GUNUNG HALIMUN
Yulindasari Yuspradea Prahasta
110110110329
ABSTRAK

Indonesia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam
suku dan bangsa. Selain itu, Indonesia pun kaya akan sumber daya alamnya, salah
satunya adalah hutan. Ada tiga pihak yang memiliki kepentingan dalam
melakukan pengelolaan hutan, yaitu pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat
hukum adat. Perpindahan hak untuk mengelola tersebut biasanya dilakukan
dengan mengabaikan hak-hak dari masyarakat hukum adat sehingga pada
akhirnya menimbulkan sengketa antara masyarakat hukum adat dengan pihak
swasta atau pemerintah. Salah satunya adalah sengketa yang terjadi antara
masyarakat hukum adat Kasepuhan Ciptagelar terkait pengelolaan hutan adat
mereka yang dijadikan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Selain itu,
tumpang tindih peraturan perundang-undangan yang berlaku juga menyebabkan
masyarakat hukum adat kurang mendapatkan perlindungan hukum. Dengan
dikeluarkannya Putusan MK 35, hak masyarakat hukum adat untuk mengelola

hutan adat mereka semakin dikuatkan. Namun, dalam implementasinya, tidaklah
semudah itu untuk kembali mendapatkan hak masyarakat hukum adat tersebut.
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah yuridis-normatif,
sedangkan jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui
studi pustaka. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu menghubungkan
peraturan perundang-undangan dan teori hukum yang berlaku dengan praktik
pelaksanaan terkait pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum adat.
Berdasarkan hasil penelitian, peraturan perundang-undangan yang
mengatur mengenai masyarakat hukum adat sudah cukup banyak di Indonesia,
namun ada yang sifatnya menguatkan dan ada yang melemahkan hak masyarakat
hukum adat. Dalam implementasinya, masyarakat hukum adat, khususnya
Kasepuhan Ciptagelar masih kurang mendapatkan perlindungan hukum terkait
pengelolaan hutan adat.

Kata kunci: hutan adat, masyarakat hukum adat, pengelolaan hutan

iv