Ringkasan - EFEKTIFITAS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DI KOTA PADANG DAN KABUPATEN 50 KOTA.

EKONOMI/MANAJEMEN

RINGKASAN PENELITIAN
PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA

EFEKTIFITAS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN DASAR
DI KOTA PADANG DAN KABUPATEN 50 KOTA
Oleh:
Laura Syahrul, SE.,MBA (Ketua)
Dr. Rahmi Fahmi, SE.,MBA

DIBIAYAI OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
TINGGI, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL,
SESUAI DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENELITIAN NOMOR:
122/H.16/PL/HB.PKK/IV/2009 TANGGAL 16 APRIL 2009

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS

NOVEMBER, 2009

0

RINGKASAN
EFEKTIFITAS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DASAR
DI KOTA PADANG DAN KABUPATEN 50 KOTA
Oleh:
Laura Syahrul, SE.,MBA (Ketua)
Dr. Rahmi Fahmi, SE.,MBA
Mengingat pentingnya memperhatikan mutu pendidikan masyarakat
miskin,   maka   pemerintah   mengeluarkan   berbagai   bantuan,   salah
satunya   Bantuan   Operasional   Sekolah   (BOS)   sejak   Juli   2005.
Pelaksanaan BOS ini berlaku di seluruh wilayah Indonesia termasuk
di   dalamnya   Provinsi   Sumbar   dan   khususnya   Kota   Padang   dan
Kabupaten  50   Kota.  Rincian   dana   BOS  yang   diterima   Provinsi   dan
rincian menurut Kabupaten ada pada Lampiran 6. 
Dari  hasil   survey   pendahuluan  (2009)   pelaksanaan  BOS  umumnya
ditangani oleh kepala sekolah atau bendahara sekolah, dan kurang

terlibatnya guru dan orang tua murid. Komite sekolah secara umum
hanya mengetahui  RAPBS yang telah disusun pihak sekolah. Kondisi
ini ditemukan juga di daerah lain seperti hasil penelitian cepat di 5
Provinsi yang dilakukan SMERU (melalui  www.smeru.or.id). Selain itu,
semua   siswa   mendapatkan   dana   BOS,   tanpa   membedakan   status
ekonomi,   sehingga   diduga   tujuan   BOS   untuk   membantu   siswa
miskin kurang tepat sasaran.
Untuk Wilayah Provinsi Sumbar Dana BOS untuk tahun 2008 Rp.238.285.840.000
dan Kota Padang Rp.37.820.859.500,00, sedangkan Kabupaten 50 Kota sebesar

1

Rp.15.401.793.500 (Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, 2009). Dana sebesar ini jika
tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuan Program BOS akan tidak efektif.
Kenaikan dan BOS ini diharapkan diikuti juga dengan efektifitas pengelolaan,
sehingga dana ini tersalurkan sesuai dengan tujuannya. Oleh karena itu, kegiatan
penelitian yang akan dilakukan sangat penting artinya, sehingga bisa melihat
efektifitas pelaksanaan BOS, hambatan-hambatan yang dihadapi dan pengelolaan
BOS yang tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar khususnya di Kota
Padang dan Kabupaten 50 Kota , sehingga ke depan tujuan dan sasaran BOS tercapai.

Jenis

penelitian adalah penelitian deskriptif dan eksploratif, dengan pendekatan

kualitatif dan mengambil partisipan (responden) untuk diwawancara secara
mendalam (in-depth interview) dan observasi. Teknik pengambilan sampel adalah
Purposive Sampling. Cakupan waktu (time horizon) bersifat cross sectional yang
mencerminkan gambaran dari suatu keadaan pada suatu saat tertentu pada tahun
2009. Unit analisis adalah stakeholder (pemerintah, kepala sekolah, guru, komite
sekolah, masyarakat umum, orang tua/wali siswa dan siswa. Alat analisis adalah
analisis tematik.
Berdasarkan indikator efektifitas pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dapat dijelaskan dari indikator 1) biaya pendidikan dan 2) mutu pendidikan.
1) Biaya pendidikan. Dari hasil penelitian terungkap bahwa dengan penerimaan dana
BOS secara umum siswa

di tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) telah

merasakan keringanan biaya pendidikan yang cukup signifikan.Dana BOS juga
telah mampu memberikan keringanan bagi masarakat kurang mampu.

2) Mutu pendidikan.. Efektifitas BOS dalam peningkatan mutu pendidikan ditinjau
dari faktor-faktor yang mempunyai

kontribusi terhadap peningkatan mutu

pendidikan, yaitu sarana/prasarana,organisasi, manajemen, keluaran/manfaat yang
dapat memuaskan pelanggan internal dan eksternal.Dari hasil penelitian ini,
belum ada sekolah yang berani menyimpulkan dan dengan cara yang meyakinkan

2

pangaruh BOS terhadap peningkatan mutu pendidikan. Mereka hanya
menegaskan adanya perbaikan pada faktor-faktor yang menunjang peningkatan
mutu namun juga masih banyak lagi yang perlu diperbaiki kedepan.
Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan BOS sebagai berikut:
1)

Kurang

efektifnya


sosialisasi

yang

mengakibatkan

rendahnya

pemahaman pengelola Bantuan Operasional Sekolah.
2)

Pembatasan kegiatan yang bisa dibiayai oleh BOS, sehingga kesulitan
dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan yang tidak ada pada
anggaran BOS

3)

Belum terlihatnya kemampuan Kepala sekolah untuk menjabarkan visi
dan


misi

tersebut

kedalam

program

yang

berkesinambungan

dan

mensosialisasikannya kepada semua stakeholder.
4)

SDM pengelola ditingkat sekolah belum mampu memenuhi tuntutan
ketapatan dalam penyerapan dana BOS


5)

Perbaikan program baik dari perencanaan maupun tengah jalan masih
tinggi. Hal ini terkait dengan monitoring dan evaluasi yang masih belum efektif.

6)

Instrumen monev yang ada dari pihak Dinas masih belum efektif
menjawab efektifitas penggunaan dana BOS.

7)

Masih rendahnya pemahaman orang tua dan masyarakat tentang dana
BOS.

8)

Belum adanya petunjuk yang lebih teknis, sehingga sering terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan BOS.


9)

Masih terbatas atau belum adanya dana pendamping dari anggaran
APBD yang menunjang pelaksanaan dan anggaran untuk monitoring dan evaluasi
BOS.

10)

Belum adanya kriteria orang miskin dihubungkan dengan pemerataan
pembangunan.

11)

Belum adanya kriteria siswa miskin yang bisa diberikan fasilitas
sekolah gratis.

12)

Belum optimalnya penyeleksian siswa miskin.


3

13)

Penilaian keberhasilan program belum didukung oleh hasil evaluasi
yang tepat.

14)

Masih terbatasnya sekolah yang mampu mengupayakan berbagai
skema bantuan lain yang tersedia seperti blog grant sebagai sumber dana lain
selain BOS.

15)

Belum adanya kewenangan sekolah dalam mengatur dana BOS dan
dikontrol oleh Dinas pendidikan.

16)


Belum adanya catatan tertulis yang lengkap dan rinci yang bisa
dipedomasi sekolah dalam perencanaan maupun imlementasi kedepan.

Dari hasil penelitian perlu perbaikan pengelolalaan BOS yaitu:
1. Kepala sekolah perlu untuk menjabarkan visi dan misi tersebut kedalam program
yang berkesinambungan dan mensosialisasikannya kepada semua stakeholder.
2. Peningkatan peran kepala sekolah untuk mengefektifkan program BOS dalam
bentuk pengawasan dan penilaian terhadap guru.
3. Ada petunjuk yang lebih teknis, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan BOS.
4. Perlu sosialasi khusus dalam administrasi keuangan dan pajak masih sangat
diperlukan dan bila mungkin dengan panduan tekhnis yang mudah dipahami.
5. Perlunya dana pendamping dari anggaran APBD yang menunjang pelaksanaan
dan anggaran untuk monitoring dan evaluasi BOS.
6. Kriteria orang miskin dihubungkan dengan pemerataan pembangunan.
7. Adanya kriteria siswa miskin yang bisa diberikan fasilitas sekolah gratis.
8. Adanya penyeleksian siswa miskin dengan melibatkan pemerintah daerah (dalam
hal ini Lurah/Wali Nagari, Ketua RW dan RT, Ninik mamak, guru dan
Masyarakat) Cara yang ditempuh seperti ini mampu menekan kemungkinan

kesalahan dalam pemilihan siswa miskin penerima bantuan.
9. Penilaian keberhasilan program harus didukung oleh hasil

evaluasi yang

mencerminkan pengukuran efektifitas penayaluran dana BOS.

4

10. Pembinaan sekolah untuk mendapatkan dana lain / skema bantuan lain yang
tersedia seperti blog grant dengan meningkatkan kemampuan kepala sekolah
dalam memberdayakan potensi human resources yang ada.
11. Adanya kewenangan sekolah dalam mengatur dana BOS dan dikontrol oleh Dinas
pendidikan.
12. Adanya monitoring dan evaluasi yang disampaikan secara tertulis yang lengkap
dan rinci yang bisa dipedomasi sekolah dalam perencanaan maupun implementasi
kedepan.
13. Hasil evaluasi juga disampaikan ke seluruh stakeholders seperti, guru, komite
sekolah, orang tua/wali murid dan masyarakat.
PUSTAKA ACUAN
Carson, D., Gilmore, A., Perry, C. & Gronhaug, K. 2001, Qualitative Marketing
Research, Sage Publications, London.
Guba, EG & Lincoln, YS 1994, 'Competing paradigm in Qualitative research', in NK
Denzin & YS Lincoln (eds), Handbook of qualitative research, Sage
Publications, Thousand Oaks, pp. 643-654.
Diknas. 2007. Buku Panduan Pelaksananan BOS Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta: Diknas
Diknas. 2009. Rekapitulasi Penyaluran Dana BOS Tahun 2007-2008. Padang:
Diknas.
Hermawan, Ade. Evaluasi terhadap Realiasi terhadap Program Pembanguna Bidang
Pendidikan di Kota Banjarbaru.
Kristianty, Theresia. 2005. Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV / Juli 2005. Melalui
http//www.bpkpenabur.or.id.
Kompas. 2009. http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/01/28)
Neuman, WL 2003, Social Research Methods : Qualitative and Quantitative
Approaches, 5th ed. edn, Allyn and Bacon, Boston ; London.
Priyo dan Pantiwati. Analisis Pemantauan Outcome Program Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) Di Madrasah Tsanawiyah Gresik.

5

Suharyo, Wijayanti et.al. 2006. Kajian Cepat PKPS-BBM Bidang Pendidikan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2005. Jakarta: Lembaga Penelitian
Smeru. Melalui: http//.www. smeru.or.id
Surat Edaran Menteri Pendidikan, nomor 186/MPN/KU/2008, tentang bantuan
operasional sekolah, tahun anggaran 2009
Tinjauan Pustaka melalui: http//www.damandiri.or.id. 2009/01/28
Yin, RK. 1994. Case Study Research-Design and Methods, Applied Social Research
Methods series Vol.5, 2nd edn, Sage Publication, Newbury Park
Tim Peneliti LP Smeru.2005. Pelaksanaan Program Bantuan Operasinal Sekolah
(BOS) dan Akses terhadap Pendidikan Dasar bagi Masyarakat Miskin.
Jakarta: Lembaga Penelitian Smeru. Melalui: http//.www. smeru.or.id
Program Bantuan Operasinal Sekolah (BOS) dalam Peraturan Perundang-undangan
di Indonesia. Melalui: http//www.jdih.bpk.go.id
Tim Peneliti LP Smeru.Tanpa Tahun. Dampak Program BOS terhadap Penerimaan
dan Pengeluaran Sekolah serta Tingkat Kepuasan Pemangku Kepentingan.
Jakarta: Lembaga Penelitian Smeru. Melalui: http//.www. smeru.or.id
Rosfadhila, Neuthia dan Justin Sodo. Peran Komite Sekolah Dalam Pelaksanaan
BOS: Sebuah Catatan Kritis. Jakarta: Lembaga Penelitian Smeru. Melalui:
http//.www. smeru.or.id

6