Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota

(1)

T E S I S

Oleh :

097024023/ SP POPPY MAYASARI

SEKOLAH PASCA SARJANA STUDI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2012


(2)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANTUAN BIAYA

OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI 060820

KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Studi Pembangunan (MSP) Dalam Program Studi Pembangunan pada

Fakultas Ilmu Sosial dan IlmunPolitik Universitas Sumatera Utara

Oleh

POPPY MAYASARI 097024023

PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANTUAN BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI 060820 KECAMATAN MEDAN KOTA Nama Mahasiswa : Poppy Mayasari

Nomor Pokok : 097024023

Program Studi : Studi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

( Prof. Dr. Arif Nasution, MS Ketua

) ( Husni Thamrin, S.Sos, MSP Anggota

)

Ketua Program Studi

( Prof. Dr. Arif Nasution, MS )

D e k a n

( Prof. Dr. Badaruddin, M.Si )

Tanggal Lulus : 31 Juli 2012 Telah diuji pada


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Arif Nasution, MS Anggota : 1. Husni Thamrin, S.Sos, MSP

2. Prof. Subhilhar, Ph.D

3. Nurman Achmad, S.Sos, M.Soc,Sc 4. Drs. Agus Suriadi, M.SI

PERNYATAAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BANTUAN BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI 060820 KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2012 Penulis,


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis hanturkan semata hanya kepada Allah SWT karna berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai tugas akhir yang menjadi suatu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,

Dalam Penyususnan dan penyelesaian tesisi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung membimbing penulisan tesis ini, maupun secara tidak langsung. Untuk itu semua, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Badaruddin, M.Si selaku Dekan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Ketua Program Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si selaku Sekretaris Program Magister Studi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP sebagai dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan pemikiran, dan dukungan dalam penulisan tesis.

6. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan pemikiran, dan dukungan dalam penulisan tesis.

7. Bapak Nurman Achmad, S.Sos. M.Soc,SC sebagai dosen Pembanding dalam ujian tesis, yang telah memberikan masukan dan koreksi demi penyempurnaan penyusunan tesis ini.

8. Bapak Agus Suriadi sebagai dosen Pembanding dalam ujian tesis, yang telah memberikan masukan dan koreksi demi penyempurnaan penyusunan tesis ini.


(6)

9. Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada Program Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bekal ilmu serta membantu dalam proses penyususnan dan penyelesaian tesis ini.

10.Ayahanda H. Syahrul Ibrahim dan Ibunda Hj.Ratna Yuliani, S.Pd serta Abang, Adik yang selama ini tak henti-hentinya selalu mendoakan serta memberikan motivasi, semangat dan dukungan baik moril maupun materil selama menjalankan perkuliahan hingga proses dan penyelesaian tesis ini. 11.Seluruh rekan-rekan dan sahabat senasib sepenaggungan Angkatan XVI pada

Program Magister Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, atas bantuan dan dukungab yang diberikan selama perkuliahan.

12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang sedikit banyak telah memberikan bantuan dalam penyelesaian tesis ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih belum sempurna, sehingga masukan berupa kritik maupun saran sangat diharapkan. Semoga hasil pemikiran ini dapat menambah khazamah ilmu dan memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2012 Penulis,


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Implementasi manajemen Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota. Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban pelaksanaan program BOS di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.

Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dilakukan langsung oleh pihak sekolah melalui wawancara mendalam (In-Depth-Interview), observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota. Dalam penyelenggaraan program BOS terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban. Dalam Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota ditemukan kendala seperti : 1) Kurang lancarnya komunikasi; 2) Persepsi yang berbeda dalam penggunaan dana BOS; 3) Proses pendistribusian dana BOS. Solusi dari kendala Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) diarahkan untuk lebih meningkatkan frekuwensi tatap muka, dan membangun kepercayaan dengan kesediaan untuk terbuka dalam pengelolaan dana. Pendelegasian wewenang merupakan solusi yang ditawarkan oleh kepala sekolah dalam Implementasi manajemen BOS yang merupakan salah satu dari implementasi MBS yakni berupa meningkatkan peran serta masyarakat untuk turut serta bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar implementasi manajemen BOS yang ada di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota harus lebih ditingkatkan dengan cara mensosialisaikan program BOS secara komprehensif kepada guru dan kepala sekolah serta masyarakat. Demikian pula sebaliknya, peran kepala sekolah dan komite sekolah juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar orang-orang yang terlibat didalam Implementasi program BOS tidank saling melempar tanggung jawab. Dsiharapkan sekolah dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan pendidikan menjadi lebih baik lagi. Dan kendala-kendala yang dihadapi perlu segera dievaluasi dengan meningkatkan frekuensi evaluasi antara lain per triwulan / per semester sehingga SD negeri 060820 Kecamatan Medan Kota terbebas dari masalah-masalah yang ada. Selain itu juga pihak sekolah perlu diselenggarakannya pertemuan per bulan antara kepala sekolah bersama komite sekolah dan guru-guru SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.


(8)

ABSTRACT

This study, entitled Implementation Management Assistance Operational costs (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City. The problem in this study is how the implementation of cost management Operational Management Assistance (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City. Achievable goal of this study was to describe the planning, organizing, directing, supervision, accountability of the program in elementary school BOS 060820 District of Medan City.

The research method used in this thesis is a qualitative descriptive approach. Techniques of data collection is done directly by the school through in-depth interviews (In-Depth Interview), observation, and study documentation.

The results showed that the implementation of Aid Management Operational costs (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City. In the operation of the BOS program consists of planning, organizing, directing, supervision, accountability. In the Implementation Management Assistance Operational costs (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City found problems such as: 1) Lack of communication; 2) The perception of difference in use of the funds; 3) The distribution of BOS funds. Implementation of the solution of the constraint management cost the School Operational Assistance (BOS) is directed to further improve the face to face, and build trust with the willingness to open in fund management. Delegation of authority is the solution offered by the school principal in the implementation of BOS management which is one of the implementation of MBS in the form of increasing the participation of the community to participate are responsible for education.

Based on the results of the study, the authors suggested that the BOS management implementation at Elementary School District 060820 Medan City should be further enhanced by a comprehensive mensosialisaikan BOS program for teachers and principals and the community. Vice versa, the role of principals and school committees also need to be disseminated to the public so that people involved in the implementation of the BOS program tidank throwing responsibility. Dsiharapkan schools can be further increase the quality of service of education become better anymore. And the constraints facing the need to be evaluated by increasing the frequency of such evaluations per quarter / per semester so that the public school district 060820 Medan city free from the problems that exist. In addition, the school should be held monthly meetings between the joint committee of school principals and teachers of Elementary School District 060820 Medan City.


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Pendidikan ... 9

2.2. Manajemen Pembiayaan Pendidikan ... 13

2.3. Fungsi-Fungsi Manajemen ... 19

2.3.1. Perencanaan (Planning) ... 20

2.3.2. Pengorganisasian (Organizing) ... 22

2.3.3. Pergerakan (Actuating) ... 24

2.3.4. Pengawasan (Controlling) ... 25

2.4. Program Bantuan Biaya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ………... 27

2.4.1. Pengertian dan Tujuan ... 27

2.4.2. Landasan Hukum Dana BOS ... 31

2.4.3. Sasaran Dana BOS ... 31

2.4.4. Pemanfaatan Dana BOS ... 32

2.4.5. Mekanisme Pembelian Barang / jasa Disekolah... 37


(10)

BAB III : METODE PENELITIAN ... 41

3.1. Jenis Penelitian ... 41

3.2. Lokasi Penelitian ... 41

3.3. Data Yang Diperlukan ………... 41

3.4. Sumber Data ...……... 42

3.5. Tekhnik Pengumpulan Data ... 42

3.6. Teknik Analisa Data ... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

4.1. Hasil Penelitian ... 45

4.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

4.1.2. Visi, Misi dan Motto ... 45

4.1.3. Rincian Tugas, fungsi Jabatan dan Struktur Organisasi ... 46

4.1.4. Keadaan Personil dan Siswa ... 49

4.1.5. Ketersediaan Sarana dan Prasarana ... 50

4.2. Pembahasan …... 51

4.2.1. Penerimaan Dana BOS ... 51

4.2.2. Manajemen Dana BOS oleh Sekolah ... 51

4.2.3. Kendala Dalam Pengimplementasian Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota ... 62

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ………... 77

5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 78


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Kualifikasi Pendidikan Guru di SD Negeri 060820

Kecamatan Medan Kota ... 49

Tabel 4.2. Data Siswa Tiga Tahun Terakhir ... 49

Tabel 4.3. Data Kelulusan Siswa selama Tiga tahun terakhir ... 50

Tabel 4.4. Rencana Belanja Sekolah ... 55


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Implementasi manajemen Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota. Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban pelaksanaan program BOS di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.

Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dilakukan langsung oleh pihak sekolah melalui wawancara mendalam (In-Depth-Interview), observasi, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota. Dalam penyelenggaraan program BOS terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban. Dalam Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota ditemukan kendala seperti : 1) Kurang lancarnya komunikasi; 2) Persepsi yang berbeda dalam penggunaan dana BOS; 3) Proses pendistribusian dana BOS. Solusi dari kendala Implementasi Manajemen Bantuan biaya Operasional Sekolah (BOS) diarahkan untuk lebih meningkatkan frekuwensi tatap muka, dan membangun kepercayaan dengan kesediaan untuk terbuka dalam pengelolaan dana. Pendelegasian wewenang merupakan solusi yang ditawarkan oleh kepala sekolah dalam Implementasi manajemen BOS yang merupakan salah satu dari implementasi MBS yakni berupa meningkatkan peran serta masyarakat untuk turut serta bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar implementasi manajemen BOS yang ada di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota harus lebih ditingkatkan dengan cara mensosialisaikan program BOS secara komprehensif kepada guru dan kepala sekolah serta masyarakat. Demikian pula sebaliknya, peran kepala sekolah dan komite sekolah juga perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar orang-orang yang terlibat didalam Implementasi program BOS tidank saling melempar tanggung jawab. Dsiharapkan sekolah dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan pendidikan menjadi lebih baik lagi. Dan kendala-kendala yang dihadapi perlu segera dievaluasi dengan meningkatkan frekuensi evaluasi antara lain per triwulan / per semester sehingga SD negeri 060820 Kecamatan Medan Kota terbebas dari masalah-masalah yang ada. Selain itu juga pihak sekolah perlu diselenggarakannya pertemuan per bulan antara kepala sekolah bersama komite sekolah dan guru-guru SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.


(14)

ABSTRACT

This study, entitled Implementation Management Assistance Operational costs (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City. The problem in this study is how the implementation of cost management Operational Management Assistance (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City. Achievable goal of this study was to describe the planning, organizing, directing, supervision, accountability of the program in elementary school BOS 060820 District of Medan City.

The research method used in this thesis is a qualitative descriptive approach. Techniques of data collection is done directly by the school through in-depth interviews (In-Depth Interview), observation, and study documentation.

The results showed that the implementation of Aid Management Operational costs (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City. In the operation of the BOS program consists of planning, organizing, directing, supervision, accountability. In the Implementation Management Assistance Operational costs (BOS) in the Elementary School District 060820 Medan City found problems such as: 1) Lack of communication; 2) The perception of difference in use of the funds; 3) The distribution of BOS funds. Implementation of the solution of the constraint management cost the School Operational Assistance (BOS) is directed to further improve the face to face, and build trust with the willingness to open in fund management. Delegation of authority is the solution offered by the school principal in the implementation of BOS management which is one of the implementation of MBS in the form of increasing the participation of the community to participate are responsible for education.

Based on the results of the study, the authors suggested that the BOS management implementation at Elementary School District 060820 Medan City should be further enhanced by a comprehensive mensosialisaikan BOS program for teachers and principals and the community. Vice versa, the role of principals and school committees also need to be disseminated to the public so that people involved in the implementation of the BOS program tidank throwing responsibility. Dsiharapkan schools can be further increase the quality of service of education become better anymore. And the constraints facing the need to be evaluated by increasing the frequency of such evaluations per quarter / per semester so that the public school district 060820 Medan city free from the problems that exist. In addition, the school should be held monthly meetings between the joint committee of school principals and teachers of Elementary School District 060820 Medan City.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tempat dimana proses pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Pada proses selanjutnya sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul antara guru dan murid saja, melainkan berada pada satu tatanan yang rumit dan saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan pengelolaan yang lebih profesional .

Kegiatan lain organisasi sekolah adalah mengelola sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta pada gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi demi terlaksananya pembangunan bangsa.

Kebijakan pembangunan pendidikan dalam kurun waktu 2004-2009 meliputi peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang lebih berkualitas. Hal ini dilakukan melalui peningkatan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan, seperti masyarakat miskin, masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, masyarakat di daerah-daerah konflik, ataupun masyarakat penyandang cacat. Sampai dengan tahun 2003 masih banyak anak usia sekolah yang tidak


(16)

dapat mengikuti pendidikan sebagaimana diharapkan. Anak usia 7 sampai dengan 15 tahun yang belum pernah sekolah sekitar 693,7 ribu orang (1,7%). Sementara itu yang tidak bersekolah lagi baik karena putus sekolah maupun karena tidak melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs ke jenjang pendidikan menengah sekitar 2,7 juta orang atau 6.7 persen dari total penduduk usia 7-15 tahun.

Secara kumulatif jumlah siswa putus sekolah pada tahun 1999 – 2000 mencapai 1,39 juta untuk jenjang SD/MI 535,7 ribu untuk jenjang SMP/MTs dan 352,6 ribu untuk jenjang SMA/SMK/MA. Disparitas partisipasi sekolah juga masih cukup tinggi antara kelompok masyarakat. Salah satu kesenjangan terbesar adalah antara partisipasi pendidikan penduduk kaya dan penduduk miskin. Sebagai gambaran pada rta-rata Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SMP/MTs sebesar 81,08 persen, APK kelompok terkaya (Quintile) telah mencapai 99,51 persen sementara APK kelompok termiskin (Quintile) baru mencapai 61,13 persen (Juknis BOS : 2001).

Keadaan tersebut perlu terus diperbaiki sebagai bentuk pemenuhan hak dari setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan sekaligus untuk mencapai sasaran Program Waji Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun. Sasarannya antara lain diukur dengan tercapainya APK jenjang SMP/MTs sebesar 95 persen pada tahun 2008, serta untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam kesepakatan internasioanl seperti Education For All (EFA) dan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu memberikan pendidikan yang merata pada


(17)

semua anak, dimana pun, laki-laki dan perempuan, minimal sampai jenjang pendidikan dasar.

Salah satu alasan rendahnya partisipasi pendidikan khususnya pada kelompojk miskin adalah tingginya biaya pendidikan baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung meliputi iuran sekolah, buku, seragam, dan alat-alat tulis. Sedangkan yang termasuk ke dalam biaya tidak langsung adalah biaya transportasi, kursus, uang saku dan biaya-biaya lainnya.

Sejak tahun 1998, untuk mencegah dampak negative krisis ekonomi bagi masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan, pemerintah melakukan program Jaring Pengaman Sosial (JPS). Melalui program JPS Bidang Pendidikan Pemerintah memberikan bea siswa secara besar-besaran kepada siswa dari keluarga miskin, sebanyak 1,8 juta siswa SD/MI, 1,6 juta siswa SMP/MTs dan 500 ribu siswa jenjang sekolah menengah. Sejak tahun 2001 jumlah penerima beasiswa terus ditingkatkan dengan adanya tambahan sumber biaya dari program Kompensasi pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM).

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan Bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut Maka Pemerintah Wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB serta satuan pendidikan yang sederajat).


(18)

Berkaitan dengan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, maka peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah. Biaya operasioanal sekolah yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek. Biaya tersebut di atas tidak termasuk untuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan prasarana sekolah, gaji guru, dan tenaga kependidikannya lainnya serta biaya untuk peningkatan mutu guru.

Sejalan dengan pengurangan subsidi bahan bakar minyak, pada tahun 2005 pemerintah Indonesia memprogramkan pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sekolah SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB baik sekolah negeri maupun swasta.

Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS-BBM) yang dilaksanakan mulai bulan juli 2005, meliputi 3 jenis kegiatan yaitu : (a) Bantuan Operasional Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar Luar Biasa/ Salafiyah atau Sekolah non-Islam setara SD Negeri dan Swasta, (b) Bantuan Operasional Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah/ Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/ Sekolah Salafiyah atau Tsanawiyah/ sekolah Menengah Pertama Luar Biasa/ Sekolah Salafiyah atau sekolah non-Islam setara SMP negeri dan swasta, (c) Bantuan Khusus Murid (BKM) untuk siswa Sekolah MenengahAtas/ Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah/ Sekolah Menengah Luar Biasa negeri dan swasta.


(19)

Tujuan pelaksanaan PKPS-BBM bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan. Penerapan PKPS-BBM masih dilakukan dengan interprestasi yang berbeda pada tiap sekolah yang mendapatkan dana dari program tersebut dan malah ada sekolah yang masih juga melakukan pungutan untuk biaya pelaksanaan pendidikan walaupun dana yang diterima dari program tersebut melebihi besarnya SPP yang diterima dari siswa dan ini tentu saja akan menjadi beban bagi peserta didik. Sehingga akan terpatri dipikirkan bahwasanya pendidikan itu sangatlah mahal.

Sebenarnya penyimpangan dari PKPS-BBM tidak perlu terjadi seandainya saja pemerintah dan juga pihak sekolah mau dengan serius melaksanakan program tersebut dengan sebaiknya. Ini dapat saja terlaksana apabila dalam proses pendistribusiannya pihak sekolah dan komite sekolah melakukan kerjasama.

Sekolah Dasar Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota yang merupakan salah satu jenjang pendidikan pada pendidikan dasar yang beralamat di jalan H. Bahrum Jamil, SH No.1c Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu sekolah yang menerima dana dari BBM. Penerimaan dana dari program PKPS-BBM merupakan salah satu upaya yang dilakukan sekolah tersebut untuk memudahkan siswa dalam pembiayaan pendidikannya. Artinya dengan diterimanya dana tersebut maka diharapkan para siswa akan lebih dapat berkonsentrasi dalam belajar sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil


(20)

belajarnya. Dimana nantinya dengan adanya peningkatan hasil belajar akan lebih meningkatkan mutu lulusan dari sekolah tersebut.

Namum fenomena yang berkembang menunjukkan bahwa implementasi manajemen dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bahwa pihak sekolah kurang maksimal dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan dalam pengelolaan dana BOS tersebut. Sekolah cenderung hanya terfokus pada arahann dari Dinas Pendidikan dalam hal pengalokasian dana BOS tersebut. Hal ini menyebabkan implementasi dana BOS tersebut terhadap program sekolah terindikasi kurang optimal.

1.2. Perumusan Masalah

Program dana BOS bertujuan agar pelayanan Pendidikan Dasar dan Menengah dapat berlangsung dengan baik, khususnya kepada siswa kurang mampu. Namun dalam hal penggunaan dana BOS tersebut, ada indikasi kurang efektif karena kurang optimalnya manajemen pengelolaan dana oleh pihak sekolah mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan penggunaan dana tersebut.

Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini akan memfokuskan pada masalah “Bagaimanakah Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota”.


(21)

1.3. Tujuan Masalah

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran yang kongkrit mengenai Implementasi bantuan biaya operasional sekolah (BOS) dalam pelaksanaan program sekolah di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah sekolah merencanakan penggunaan dana BOS untuk pelaksanaan program sekolah?

2. Untuk mengetahui bagaimanakah sekolah mengorganisasikan penggunaan dana BOS untuk pelaksanaan program sekolah?

3. Untuk mengetahui bagaimanakah sekolah mengarahkan penggunaan dana BOS untuk pelaksanaan program sekolah?

4. Untuk mengetahui bagaimanakah sekolah mengawasi penggunaan dana BOS untuk pelaksanaan program sekolah?

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan implementasi manajemen program bantuan biaya operasional sekolah (BOS). Disamping itu, akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan ilmu admistrasi pendidikan pada khususnya.


(22)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut :

a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membenahi kualitas penyelenggaraan pendidikan melalui Implementasi Manajemen Bantuan Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS).

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholders (dinas pendidikan, pihak sekolah, dan masyarakat) untuk meningkatkan hubungan kerjasama antar sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. c. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola pendidikan di Kecamatan

Medan Kota untuk mengoptimalkan sosialisasi Implementasi Manajemen bantuan biaya operasional sekolah (BOS) dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan pendidikan disekolah.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia sebelum memasuki pasar kerja. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan dalam proporsi tertentu diharapkan dapat memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh suatu Pekerjaan. Pendidikan mempunyai fungsi sebagai penggerak sekaligus pemacu terhadap kemampuan sumber daya manusia dalam meningkatkan prestasi kerjanya, dan nilai Kompetensi dapat dipupuk melalui program pendidikan, pengembangan dan pelatihan (Irianto, 2001 : 75).

Pendidikan ditujukan untuk memperbaiki kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Menurut Tillar (1997 :151) bahwa pendidikan mempunyai peranan dan Fungsi untuk mendidik seorang warga negara agar Memiliki dasar-dasar karakteristik seorang tenaga kerja yang dibutuhkan, terutama oleh masyarakat modern, sedangkan pelatihan mempunyai karakteristik yang diinginkan oleh lapangan kerja. Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk dapat mengerjakan sesuatu lebih cepat dan tepat, sedangkan latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja.

Menurut pendapat Ki Hajar Dewantoro dalam Kongres Taman Siswa (1962 : 3) mengungkapkan : Pendidikan. Umumnya berarti adanya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect) dan tubuh anak.


(24)

Dalam arti yang sempit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal disekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol. (Ismaun, 2007 : 57).

Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. (Syaiful Sagala, 2006 : 3).

Sementara itu Hamid Darmadi (2007 : 3) berpendapat Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu membentuk kemampuan individu mengembangkan dirinya yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu.

Selanjutnya Dodi Nandika (2007 : 15) Pendidikan bukan sekedar mengajarkan atau menstransfer pengetahuan, atau semata mengembangkan aspek intelektual, melainkan juga untuk mengembangkan aspek intelektual, melainkan juga untuk mengembangkan karakter, moral, nilai-nilai, dan budaya peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan adalah membangun budaya, membangun peradaban, membangun masa depan.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (1995 : 232) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau


(25)

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, cara mendidik.

Dalam undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 bab I Pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, Serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan Negara.

Selanjutnya, Sihombing (2002) dalam Ety Rochaety, dkk (2005 :7) bahwa pendidikan mengandung pokok-pokok penting sebagai berikut :

1. Pendidikan adalah proses pembelajaran.

2. Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.

3. Pendidikan berusaha mengubah atau mengembangkan kemampuan, sikap, dan perilaku positif.

4. Pendidikan merupakan perbuatan atau kegiatan sadar. 5. Pendidikan berkaitan dengan cara mendidik.

6. Pendidikan. rnemiliki dampak lingkungan.

7. Pendidikan tidak berfokus pada pendidikan formal.

Berdasarkan hal tersebut di atas, bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang memiliki kegiatan cukup kompleks, meliputi berbagai komponen yang berkaitan satu dengan yang lain, dengan tujuan untuk membangun masa depan bangsa.


(26)

Jika menginginkan pendidikan secara teratur , berbagai elemen (komponen) yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu dikenal terlebih dahulu. untuk itu diperlukan pengkajian usaha pendidikan sebagai suatu sistem yang dapat dilihat secara mikro dan makro.

Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan dan latihan seseorang semakin besar tingkat kinerja yang dicapai. Dengan demikian pendidikan berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga kerja oleh suatu instansi atau organisasi dengan menekankan pada kemampuan kognitif, afektif dan psychomotor.

Menurut Irianto (2001: 75) bahwa nilai-nilai kompetensi seseorang dapat dipupuk melalui program pendidikan, pengembangan, dan pelatihan yang berorientasi pada tuntutan kerja aktual dengan menekankan pada pengembangan skill, knowledge dan ability yang secara signifikan akan dapat memberi standar dalam sistem dan proses kerja yang ditetapkan.

Menurut instruksi presiden No. 15 tahun 1974 bahwa pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohaniah, yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah, dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmar berdasarkan pancasila.

Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam memperoleh dan meningkatkan kualitas kernampuan profesional individu. Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu,


(27)

mengenal dan mengembangkan metode berfikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari (sedarmayanti, 2003:32).

Menurut Hasibuan (1987: 137) bahwa fungsi pendidikan dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan meliputi dua dimensi penting yaitu : Dimensi kuantitatif yang meliputi fungsi pendidikan dalam memasok tenaga kerja yang tersedia dan dimensi kualitatif yang menyangkut fungsi sebagai penghasil tenaga terdidik dan terlatih yang akan menjadi sumber penggerak pembangunan. Fungsi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu sistem pemasok tenaga kerja yang terdidik, terlatih dan dipercaya dapat meningkatkan kinerja.

2.2. Manajemen Pembiayaan Pendidikan

Manajemen di dalam pendidikan dipandang sebagai kiat mencapai sasaran memakai cara-cara mengatur orang lain menjalankan tugas, karena dilandasi keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesional dituntun suatu kode etik. Fakry (1998) memberikan gambaran tentang kedudukan manajemen dalam konteks pendidikan secara umum. Biaya pendidikan termasuk pada instrumental input yang mempengaruhi proses dan merupakan bagian dari komponen-komponen yang secara langsung pada proses pendidikan. Komponen-komponen itu antara lain : guru, karyawan, sumber belajar, sarana prasarana, kurikulum, biaya, pengawasan, kepemimpinan, sistem evaluasi, orangtua dan manajemen.


(28)

Pada dasarnya pembiayaan pendidikan menitikberatkan upaya pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung masyarakat. Menurut Jones (1985), yang paling penting dalam pembiayaan pendidikan adalah berapa besar uang yang harus dibelanjakan, darimana sumber uang diperoleh dan kepada siapa uang harus dibelanjakan.

Fattah (2001) mengartikan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup : gaji guru, peningkatan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang, perbaikan peralatan/ mobiler , pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervise pendidikan.

Menurut Danumihardja (2004), pembiayaan sekolah adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan demikian, manajemen pembiayaan bukan hanya berupa penyediaan dana, tetapi juga penggunaannya.

Biaya adalah seluruh dana baik langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari berbagai sumber (pemerintah, masyarakat, orangtua) yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan pendidikan. Perhitungan biaya pendidikan akan ditentukan oleh komponen kegiatan pendidikan dan biaya satuan. Komponen kegiatan pendidikan ini meliputi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang belajar, laboratorium, perpustakan, alat pelajaran dan alat olahraga,


(29)

buku pelajaran, perabot/ perlengkapan sekolah dan alat tulis menulis (Depdikbud : 1998).

Pembiayaan pendidikan merupakan satu kesatuan dari rangkaian penyediaan dana yang direncanakan dalam anggaran pembiayaan serta pengeluaran dana tersebut untuk pelaksanaan aktivitas pendidikan.

1. Penyediaan Dana (penerimaan sekolah)

Penyediaan dana pendidikan yang merupakan penerimaan sekolah berasal dari berbagai sumber, yang disebut sebagai sumber pembiayaan pendidikan. Menurut Anwar (2003), sumber pembiayaan pendidikan terdiri dari sumber pemerintah dan sumber swasta. Sumber pemerintah terdiri sari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan bantuan asing. Sumber swasta terdiri dari uang sekolah, sumber pribadi atau pemasukan lainnya dari orang tua.

2. Anggaran (Budget)

Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, maka anggaran merupakan alat perencanaan juga sebagai alat pengendalian. Anggaran sekolah merupakan instrumen perencanaan pendidikan dan instrument pengendalian. Anggaran sekolah mencerminkan pola organisasi yang dirinci menjadi elemen-elemen dari rencana terpadu ke


(30)

dalam komponen bagian atau departemen yang memudahkan biaya di estimasi.

Kepala sekolah dan stafnya terlibat sepenuhnya dalam semua aspek persiapan anggaran sekolah. Penyusunan anggaran keuangan sekolah didasarkan pada rencana kegiatan kurikuler, yang didalamnya termasuk rencana pembiayaan untuk peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan demikian anggaran keuangan sekolah meliputi seluruh biaya untuk kegiatan belajar mengajar dan untuk peningkatan kegiatan belajar mengajar dalam upaya mencapai tujuan belajar. Dalam hubungannya dengan upaya pencapaian tujuan belajar, anggaran merupakan suatu alat pengawasan keuangan sekolah, dalam hal ini realisasi anggaran selalu dihubungkan dengan pencapaian tujuan belajar.

3. Pengeluaran Pendidikan

Dana yang diperoleh sekolah dari berbagai sumber digunakan secara efektif dan efisien. Sasaran penggunaan dana tersebut sesuai dengan rencana dan program yang diperkirakan akan dapat mencapai target dan tujuan pembelajaran dan sekaligus tujuan sekolah.

Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses sekolah mulai dari guru, tenaga administrasi, bahan-bahan perlengkapan dan fasilitas. Menurut Danumihardja (2004), pengeluaran dari sumber sekolah termasuk nilai setiap input yang digunakan meskipun sekolah memberikan sumbangan atau tidak


(31)

terlihat secara akurat dalam perhitungan pengeluaran. Dana rutin yang bersumber dari Pemerintah bagi SLTP Negeri tidak memberikan ruang yang memadai untuk membeli fasilitas dan kelengkapan pembelajaran. Fasilitas dan kelengkapan sekolah dibelanjakan oleh pemerintah dalam bentuk proyek-proyek, dimana bagi sekolah tidak ada jaminan untuk memperoleh fasilitas dan kelengkapan yang disediakan oleh proyek tersebut. Di lain pihak, fasilitas dan kelengkapan yang disediakan oleh proyek tersebut belum tentu merupakan hal yang dibutuhkan oleh sekolah.

Adapun komponen pengeluaran yang baku dan berlaku di sekolah menurut Depdikbud (1998) berdasarkan pola anggaran yang sesuai dengan peraturan pemerintah adalah (Danumihardja : 2004) :

a. Program rutin, terdiri dari : gaji dan tunjangan, tunjangan beras, lembur, keperluan alat kantor, barang inventaris, anggaran daya/ jasa (listrik, telepon, air), kegiatan belajar mengajar, dan pemeliharaan gedung.

b. Program pembangunan

c. Dana pembinaan pendidikan (DPP) d. Dana Bantuan Operasi (DBO)

e. Operasi pembangunan dan fasilitas (OPF)

Berdasarkan SKB Mendikbud dan Menkeu No. 585/K/1987 dan 590/KMK/03/03/1987, kegiatan-kegiatan tersebut atara lain adalah :

a. Pemeliharaan sarana/ prasarana b. PBM/ KBM


(32)

c. Pembinaan kegiatan siswa d. Dukungan kegiatan personil

e. Kegiatan RT sekolah/ komite sekolah

Pembiyaan pendidikan merupakan fungsi penyediaan dana yang diperlukan untuk melaksanakan usaha. Dalam pengelolaan pendidikan khusus pada satuan pendidikan, dana merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung terlaksananya program pembelajaran. Sebab tidak mungkin mengelola kegiatan belajar mengajar sesuai mutu yang ditargetkan tanpa tersedia dana yang cukup, kemudian dana yang cukup jika tidak digunakan sesuai sasaran pembelajaran tetap saja mutu yang ditargetkan tidak diperoleh.

Keberhasilan pengelolaan atas dana pendidikan akan memberikan berbagai manfaat, diantaranya :

(1). Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efisien dan efektif.

(2). Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan. (3). Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran ataupun

penyimpangan-penyimpangan dari rencana semula.

(4). Penyimpangan akan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai yang diharapkan.

Pengendalian penyimpangan dapat dilakukan melalui pengawasan. Pengawasan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dalam penyelenggaraan keuangan sekolah. Kepala Sekolah sebagai atasan langsung


(33)

mengadakan pengendalian pengeluaran keuangan sekolah agar sesuai dengan anggaran yang sudah ditentukan. Pengawasan keuangan sekolah dilakukan berdasarkan aliran keluar masuk uang yang dilakukan oleh bendaharawan. Pengawasan penggunaan keuangan sekolah dilakukan mulai dari proses keputusan pengeluaran anggaran, pembelanjaan, perhitungan, dan penyimpanan barang. Oleh karena itu fungsi pengawasan penggunaan anggaran menjadi bagian dari aktivitas manajemen pembiayaan.

Dalam mengelola sekolah, tujuan utamanya adalah bagaimana sekolah dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, bagaimana sekolah harus menyediakan dana sebagai salah satu sumber yang sangat menentukan berhasil tidaknya sekolah mencapai tujuan tersebut. Dalam mencocokkan sumber-sumber yang disediakan lingkungan eksternal dengan output sekolah, Kepala Sekolah harus memperhatikan unsur-unsur dasar sebagai berikut : sumber-sumber dari lingkungan eksternal, gabungan sumber input, input sekolah, output sekolah dan umpan balik kepada sekolah dan lingkungannya.

2.3. Fungsi-Fungsi Manajemen

Dari beberapa pengertian manajemen terdapat tiga pendapat yang secara eksplisit menyatakan fungsi-fungsi manajemen yakni pendapat Terry (1978), Sekula (1981), dan Koontz & O’donnel (1972). Ketiga pendapat tersebut kemudian dirangkum oleh Kamars (2007 : 27) yang kemudian menyebutkan


(34)

fungsi manajemen ada 9 yaitu : 1) planning, 2) budgeting, 3) staffing, 4) organizing, 5) actuating, 6) supervising, 7) controlling, 8) evaluating, dan 9)

communicating.

Berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan, dalam suatu organisasi paling sedikit secara umum terdapat empat (4) fungsi, yaitu : 1) perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) pengarahan (actuating), dan 4) pengawasan (controlling), Fungsi-fungsi manajemen yang disebutkan oleh para ahli selanjutnya disebut sebagai konsep implementasi manajemen. Jadi, konsep manajemen adalah serangkaian model atau bentuk-bentuk kegiatan manajemen yang teratur sebagai upaya untuk memanfaatkan semua potensi sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi.

Berikut ini akan coba dipaparkan keempat konsep manajemen tersebut yang nantinya akan diaplikasikan dalam proses pelaksanaan ataupun realisasi bantuan Operasional Sekolah (BOS).

2.3.1. Perencanaan (Planning)

Menurut Burhanuddin (1994 : 167) “perencanaan pada hakekatnya adalah aktivitas pengambilan keputusan tentang sasaran (objective) yang akan dicapai, tindakan yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksankan tugas-tugas tersebut”. Kronologis langkah-langkah perencanaan tersebut dengan menyajikan pertanyaan 5W + 1H yang haru dijawab, yaitu : 1) what, 2) why, 3) when, 4) where, 5) who, dan 6) how.


(35)

Dari batasan defenisi diatas, maka yang menjadi inti fungsi perencanaan ialah : (a) proses pemikiran yang sistematis mengenai apa yang hendak dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, pelaksanaan yang dibutuhkan, (b) membutuhkan data yang objektif dan riel, agar perencanaan yang dirumuskan dapat dilaksanakan secara logis dan akuntabel, (c) tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi.

Berkaitan dengan penyelenggaraan manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah, ada baiknya dikutip pendapat Smith dan turney (1992 : 131) yang mengemukakan bahwa dalam mengimplementasikan fungsi perencanaan, maka kepala sekolah harus dapat menyusun; (a) visioning and formulation school mission, (b) making policy and setting goals, (c) designing programme, (d)

determining and allocating resources, (e) modifying policy and plans.

Pendapat diatas relevan dengan rumusan perencanaan disekolah yang disusun oleh Depdinas (2000 : 4) bahwa proses perencanaan disekolah meliputi 7 (tujuh) tahap yakni : (a) mengkaji kebijakan yang relevan, (b) menganalisis kondisi sumber daya sekolah, (c) merumuskan tujuan sekolah, (d) mengumpulkan data dan informasi yang terkait, (f) merumuskan alternaftif program, (g) menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan.

Dalam konteks implementasi manajemen bantuan dana Biaya Operasioanl Sekolah, peneliti menawarkan tahapan perencanaan yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah yakni : (a) perencanaan staf pengelolaan dana BOS, (b) perencanaan biaya, (c) perencanan siswa penerima dana BOS, (d)


(36)

perencanaan pemanfaatan dana BOS dalam pembelajaran, (e) perencanaan evaluasi penggunaan dana BOS.

Perencanaan dana BOS dilakukan secara bersama oleh pihak sekolah dan komite sekolah melalui rapat untuk mencapai kesepakatan bersama mengenai rencana pengalokasian dana BOS tersebut. Hal ini bertujuan agar pengalokasian dana BOS dapat diterima oleh semua elemen yang berhubungan dengan sekolah. Perencanaan penggunaan dana BOS dilakukan dengan berpedoman pada petunjuk penggunaan dana BOS yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Nasioanal tahun 2005.

2.3.2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah satu fungsi manajemen yang menjembatani fungsi-fungsi manjemen lainnya. Pengorganisasian mengatur tata kerja, uraian kerja, batas kewenangan dan tanggung jawab dari pelaku fungsi-fungsi manajemen lainnya. Hal ini menjadi penting agar tidak terjadi tumpang tindih dan duplikasi kerja sehingga fungsi-fungsi manajemen lainnya berjalan efektiv dan efisien.

Menurut Sujana (2000 : 115) terdapat tujuh ciri pengorganisasian, yaitu : 1) pengorganisasian berkaitan dengan upaya pemimpin untuk memadukan sumber manusiawi dan non-manusiawi yang diperlukan; 2) sumber-sumber manusiawi terdiri dari orang atau kelompok orang yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan, antara lain meliputi keahlian, kemampuan/keterampilan, kondisi fisik, serta perkembangan lingkungan; 3)


(37)

adanya sumber-sumber non-manusiawi meliputi : fasilitas (gedung/panti dan perlengkapan), alat-alat dan biaya yang tersedia atau disediakan, serta lingkungan fisik; 4) sumber-sumber itu diintegrasikan kedalam suatu organisasi; 5) dalam organisasi itu terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diantara orang-orang untuk menjalankan rangkaian kegiatan yang telah direncanakan; 6) rangkaian rencana tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; 7) dalam kegiatan pencapaian tujuan itu, sumber manusiawi merupakan pemegang peran penting atau utama yang sangat menentukan.

Sehubungan dengan ciri pengorganisasian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah kegiatan untuk membentuk organisasi yang mencakup sumber-sumber manusiawi yang akan mendaya gunakan sumber-sumber lainnya untuk menjalankan kegiatan sebagaimana yang telah direncanakan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dilihat dari sudut fungsi organisasi yang dibentuk, maka kegiatan pengorganisasian adalah; (1) mengatur tugas dan kegiatan kerjasama yang sebaik-baiknya; 2) mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi; 3) mencegah kesimpangsiuran kerja, dan 4) menentukan pedoman-pedoman kerja. Pengorganisasian dalam Bantuan Biaya Operasional Sekolah tidak jauh berbeda dengan teori-teori yang dikutip diatas, karena pada dasarnya juga berkaitan erat dengan interaksi antara personil, yakni hubungan kerja antara kepala sekolah dengan guru, siswa, komite sekolah dan lainnya.


(38)

Secara khusus tugas pengorganisasian dalam suatu sekolah menurut Laws dalam Turney (1992 : 200) adalah Kepala Sekolah melaksanakan sejumlah tugas yang terfokus pada empat tugas utama, yaitu: a) Developing and modifying organizational structures, b) Orienting participants and establishing haigh expectations, c) Assigning tasks and where appropriate, delegating authority, and d) coordinating and sustaing contributions.

Pengorganisasian dana BOS yang diterima sekolah meliputi pengaturan tugas-tugas dalam pengalokasian dana BOS tersebut, khususnya tugas-tugas pembagian dana BOS serta pengawasan pembagian dana penggunaannya. Pengorganisasian juga meliputi tata administrative dan BOS tersebut mulai dari perencanaan, penerimaan, penggunaan, dan evaluasi.

2.3.3. Penggerakkan (Actuating)

Hersey dan Blanchard dalam sudjana (2000 : 156) mengemukakan pengertian penggerakkan adalah sebagai upaya pimpinan untuk menggerakkan (memotivasi) seseorang atau kelompok orang yang dipimpin dan menumbuhkan dorongan atau motive dalam dirinya untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Terry (2000), actuating atau disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.


(39)

Berkaitan dengan bantuan pembiayaan BOS, penggerakan dilakukan adalah melanjutkan hasil keputusan rapat mengenai alokasi dana BOS sebagaimana direncanakan. Dalam hal ini, dana BOS diserahkan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk membagikan dana BOS kepada yang berhak menerimanya.

2.3.4. Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan dalam manajemen ialah untuk mengukur dan mengoreksi segenap aktivitas organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi. Fungsi ini menjadi penting ketika organisasi di hadapkan dengan perbedaan antara yang seharusnya dengan realitas (yang terlaksana).

Selanjutnya fungsi pengawasan menurut Sudjana (2000 : 232), adalah: a. Untuk memelihara agar hirarki organisasi dan tugas-tugas yang telah

ditentukan terlaksana sesuai rencana; b. Penempatan tenaga sesuai dengan profesi;

c. Penggunaan sumber-sumber dan fasilitas serta alat-alat dilakukan sehemat mungkin;

d. Prosedur kegiatan tidak menyimpang dari kebijakan;

e. Pembagian tugas dan tanggung jawab didasarkan atas pertimbangan yang objektif;

f. Mencegah penyalahgunaan kedudukan, kekuasaan, terutama anggaran biaya. Berdasarkan fungsi dan tujuan pengawasan sebagaimana disebutkan diatas, maka langkah-langkah pokok pengawasan meliputi : a) menetapkan tolak


(40)

ukur mengenai hasil pencapaian tujuan dan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, b) mengukur penampilan pelaksana dalam melakukan kegiatan, c) membandingkan penampilan dengan tolak ukur yang telah ditetapkan, d) memperbaiki kegiatan apabila dianggap perlu, sehingga kegiatan itu sesuai dengan rencana yang telah disusun,

Dalam hubungan dengan pengawasan Bantuan Biaya Operasional Sekolah maka makna pengawasan menjadi salah satu fungsi manajemen yang lebih pada quality control atau pengendalian dari proses distribusi Bantuan Biaya Operasioanal Sekolah sehingga dapatlah nantinya meningkatkan pelayanan pendidikan. Pengawasan proses distribusi dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan.

Pelaksanaan ataupun implementasi manajemen Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang efektif dan efisien menuntut dilaksanakannya keempat fungsi manajemen tersebut secara terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan bidang kegiatan manajemen pendidikan. Melalui manajemen itu, dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan penyelenggaraan pendidikan sekolah.

Agar implementasi manajemen program bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) dapat berjalan dengan baik maka sangat dibutuhkan suatu konsep untuk melaksanakan program yang telah disusun. Manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada kepala sekolah, fleksibelitas kepala sekolah, mendorong partisipasi langsung warga sekolah, dan masyarakat untuk dapat


(41)

meningkatkan kulaitas hasil belajar yang sering disebut dengan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Dengan konsep manajemen tersebut tentunya kualitas hasil belajar akan lebih meningkat bila kinerja manajemen penyelenggaraan pendidikan sekolah berkualitas. Di samping itu, implementasi manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) diharapkan dapat memberikan peranan yang sangat berguna dalam penyelenggaraan pendidikan terutama dari segi pembiayaan pendidikan dalam upaya peningkatan pelayanan penyelenggaraan pendidikan disekolah. Artinya akan dapatlah dicapai nantinya tuntas belajar pada jenjang pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun yang telah ditargetkan oleh pemerintah dapat dilaksanakan serta dapat berhasil nantinya.

2.4. Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) 2.4.1.Pengertian dan Tujuan

Agar pelaksanaan Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) dapat dipahami masyarakat dengan benar, maka dalam bab ini akan diuraikan defenisi tentang biaya pendidikan dan terminologi Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS).

Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) adalah suatu program yang disiapkan oleh pemerintah untuk membantu pembiayaan pendidikan khususnya untuk menuntaskan program pendidikan dasar sembilan tahun.

Program tersebut dibiayai dari sumber dana pengurangan subsidi bahan bakar minyak. Program tersebut meliputi pemberian Bantuan Biaya Operasional


(42)

Sekolah (BOS) bagi SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB baik untuk negeri maupun swasta dan pesantren Salafiyah serta sekolah keagamaan non islam setara SD dan SMP yang menyelenggarakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan tahun, yang selanjutnya disebut sekolah.

Melalui program pemberian Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) tersebut peserta didik tingkat pendidikan dasar akan dibebaskan dari beban biaya operasional sekolah yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendaftaran, iuran bulanan sekolah, biaya ujian, biaya praktek. Biaya tersebut tidak termasuk untuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan prasarana sekolah, gaji guru dan tenaga kependidikan lainnya serta biaya untuk meningkatkan mutu guru.

Jadi dapat dipahami bahwasanya Biaya Operasional Sekolah atau yang sering disingkat dengan BOS merupakan satuan program yang disiapkan oleh pemerintah untuk mempercepat penuntasan wajib belajar sembilan tahun dari sisi pembiayaan.

Selain hal tersebut, program BOS juga memiliki tujuan yaitu untuk memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

Dalam penggunaan dana BOS harus ada Biaya Satuan Pendidikan (BSP). Jadi yang dimaksud dengan Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap siswa setiap tahun, sehingga mampu


(43)

menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standart pelayanan yang telah ditetapkan. Dari cara penggunaannya, BSP dibedakan menjadi BSP investasi dan BSP operasional.

BSP investasi adalah biaya yang dikelaurkan Per sisa per tahun untuk menyediakan sumber daya yang tidak habis pakai yang digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun, misalnya untuk pengadaan tanah, bangunan, buku, alat peraga, media, perabot dan ATK (alat tulis kantor). Sedangkan BSP operasional adalah biaya yang dikeluarkan per siswa untuk menyediakan sumber daya pendidikan yang habis pakai digunakan satu tahun atau kurang. BSP operasional mencakup biaya personil dan biaya non personil.

Biaya personil meliputi biaya untuk kesejahteraan honor Kelebihan Jam Mengajar (KJM), Guru Tidak Tetap (GTT), Pegawai Tidak Tetap (PTT), Uang lembur dan pengembangan profesi guru pendidikan dan pelatihan (Diklat) guru, Musayawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS),Kelompok Kerja Guru (KKG) dan lain-lain. Biaya non personil adalah biaya untuk kegiatan Belajar Mengajar (KBM), eveluasi/ penilaian dll. Biaya non personil adalah biaya untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), eveluasi/ penialaian, perawatan/ pemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi.

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS-BBM Bidang Pendidikan ini secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional non personil hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan


(44)

Departemen Pendidikan Nasional (Balitbang Depdiknas). Namun karena biaya satuan yang digunakan rata-rata nasional, maka penggunaan BOS dimungkinkan, untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Secara detail jenis kegiatan yang boleh dibiayai oleh BOS dibahas pada Bab berikutnya. Namun perlu ditegaskan bahwa prioritas utama BOS adalah untuk biaya Operasional nonpersonil bagi sekolah, bukan biaya kesejahteraan guru dan bukan biaya untuk investasi.

Oleh karena keterbatasan dana BOS dari pemerintah pusat, maka biaya untuk investasi sekolah dan kesejahteraan guru harus dibiayai dari sumber lainnya, dengan prioritas utama dari sumber pemerintah daerah.

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus program BOS bertujuan untuk:

1. Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT (Terbuka) negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI). Sumbangan/pungutan bagi sekolah RSBI dan SBI harus tetap mempertimbangkan fungsi pendidikan sebagai kegiatan nirlaba, sehingga sumbangan/pungutan tidak boleh berlebih;

2. Membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta;


(45)

2.4.2.Landasan Hukum

Landasan hukum kebijakan penyaluran dan pengelolaan dana BOS Tahun 2012 antara lain:

1. Peraturan Menteri Keuangan No. 201/PMK.07/2011 tentang Pedoman Umum dan Alokasi BOS Tahun Anggaran 2012

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 51/2011 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS dan Laporan Keuangan BOS Tahun Anggaran 2012

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengelolaan BOS.

2.4.3.Sasaran Dana BOS

Adapun yang menjadi sasaran dana BOS adalah semua SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB dan Salafiyah setara dengan SD dan SMP (termasuk sekolah keagamaan non islam), baik negeri ataupun swasta diseluruh Kabupaten / Kota dan Provinsi di Indonesia.

Adapun program kerja Paket A, Paket B, dan SMP terbuka tidaklah mendapatkan dana BOS, hal ini dikarenakan ketiga program tersebut telah dibiayai secara penuh oleh pemerintah.

Sekolah-sekolah penerima BOS adalah :

1. Semua sekolah negeri dan swasta berhak memperoleh BOS. Khusus sekolah swasta harus memiliki izin operasional (piagam penyelenggaraan pendidikan). Sekolah yang bersedia menerima BOS harus menandatangani surat perjanjian


(46)

pemberian bantuan dan bersedia mengikuti ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan program.

2. Sekolah kaya/ mapan/ yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki penerimaan lebih besar dari dana BOS, mempunyai hak untuk menolak BOS tersebut, sehingga tidak wajib untuk melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan program. Keputusan atas penolakan BOS harus melalui persetujuan dengan orang tua siswa dan komite sekolah.

Besarnya Bantuan Biaya Operasional (BOS) yang diterima oleh sekolah penerima dana BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan:

a. SD/ SDLB : Rp. 580.000,-/ siswa/ tahun

b. SMP/ SMPLB/ SMPT/ SATAP : Rp. 710.000,-/ siswa/ tahun Penyaluran dana BOS dilakukan secara bertahap (4) tahap yaitu : Tahap I : Bulan Juli s/d September.

Tahap II : Bulan Oktober s/d December. Tahap III : Bulan Januari s/d Maret. Tahap IV : Bulan April s/d Juni.

2.4.4.Pemanfaatan Dana Bos

Berbicara tentang pemanfaatan dana BOS dalam penyelenggaraan pendidikan hal tersebut tidak terlepas dari petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka dana BOS mencakup komponen untuk biaya operasional dan non personil hasil studi pada Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (BALITBANG DEPDIKNAS).


(47)

Namun karena biaya satuan yang digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan dana BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personil dan biaya investasi. Namun perlu ditegaskan bahwa perioritas utama BOS adalah untuk biaya operasional non personil bagi sekolah, bukan biaya kesejahteraan guru dan bukan biaya untuk investasi.

Penggunaan dana BOS disekolah atau madrasah haruslah didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Kepala Sekolah atau Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBS disamping dana yang diperoleh dari Pemda.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dijelaskan penggunaan dana BOS dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah yang meliputi 13 (tiga belas) tertulis pada petunjuk pelaksanaan penggunaan dana BOS yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 yang meliputi :

1. Pembelian/ penggandaan buku teks pelajaran, yaitu membeli beberapa buku teks pembelajaran dan buku referensi perpustakaan sebagai tambahan dari yang telah ada. Mengganti buku yang rusak, menambah kekurangan untuk memenuhi rasio satu siswa satu buku.

2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan (termasuk untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru).


(48)

3. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa, yaitu PAIKEM (SD), pembelajaran kontekstual (SMP), pengembangan pendidikan karakter, pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

4. Kegiatan Ulangan dan Ujian, yaitu ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah (untuk fotocopy, penggandaan soal, honor koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa.

5. Pembelian bahan-bahan habis pakai, yaitu buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, majalah pendidikan, majalah ilmiah, majalah sastra, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, pengadaan suku cadang alat kantor.

6. Langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet (fixed/mobile modem) baik dengan cara berlangganan maupun prabayar, pembiyaan

penggunaan internet termasuk untuk pemasangan baru, membeli genset atau jenis lainnya yang lebih cocok di daerah tertentu misalnya panel surya, jika di sekolah yang tidak ada jaringan listrik.

7. Perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah (kamar mandi/ WC), perbaikan lantai ubin/ , perbaikan lantai ubin/ amik dan perawatan fasilitas sekolah lainnya


(49)

8. Pembayaran honorium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer, yaitu guru honorer, pegawai administrasi, pegawai perpustakaan, penjaga sekolah, satpam, pegawai kebersihan.

9. Pengembangan profesi guru, yaitu meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan komputer, pelatihan manajemen.

10.Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah, seragam, sepatu/alat tulis sekolah bagi siswa miskin yang menerima Bantuan Siswa Miskin . Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyeberangan, dll).

11.Pembiyaan pengelolaan BOS, yaitu alat tulis kantor (ATK, tinta printer, CD dan flashdisk), penggandaan surat menyurat dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank. 12.Pembelian perangkat komputer, yaitu dekstop/ work station, printer atau

printer plus scanner masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun. 13.Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari

BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, peralatan UKS dan mebeler sekolah.

Selain tiga belas pemanfaatan dana BOS tersebut, maka diperbolehkan juga dana BOS dipakai untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS dalam


(50)

rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah selain kewajiban jam mengajar. Besaran atau satuan biaya untuk keperluan diatas harus mengikuti batas kewajaran.

Dijelaskan didalam petunjuk teknis larangan penggunaan dana BOS yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 yang meliputi :

1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan. 2. Dipinjamkan kepada pihak lain.

3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya. 4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/

Kabupaten/kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, walaupun pihak sekolah tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sekolah hanya diperbolehkan menanggung biaya untuk siswa/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. 5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.

6. Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah).

7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat. 8. Membangun gedung/ruangan baru.

9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran. 10.Menanamkan saham.


(51)

11.Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar, misalnya guru kontrak/guru bantu.

12.Kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah, misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.

13.Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/ pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembaga di luar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Kementerian Pendidikan Nasional.

2.4.5.Mekanisme Pembelian Barang/ Jasa di Sekolah

Pembelian barang/ jasa dilakukan oleh Tim Manajemen BOS Sekolah dengan :

1. Menggunakan prinsip keterbukaan dan ekonomis dalam menentukan barang/ jasa dan tempat pembeliannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dengan cara membandingkan harga penawaran dari penyediaan barang/ jasa dengan harga pasar dan melakukan negosiasi.

2. Memperhatikan kualitas barang/jasa, ketersediaan dan kewajaran harga. 3. membuat laporan singkat tertulis tentang penetapan penyedia barang/ jasa. 4. Diketahui oleh Komite Sekolah.

5. Terkait dengan biaya untuk rehabilitasi ringan/ pemeliharaan bangunan sekolah, Tim manajemen BOS sekolah harus :


(52)

a. Membuat rencana kerja.

b. Memilih satu atau lebih pekerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan standar upah yang berlaku di masyarakat.

Secara teoritis memang dapat kita asumsikan apabila biaya tersebut telah terealisasi maka akan sangat membantu peserta didik terutama dalam hal pembiayaan pendidikannya. Namun perlu juga disadari tak semua program dapat berjalan tanpa hambatan, pasti ada saja hal-hal yang menjadi penghalang. Untuk itulah sangat diperlukan keseriusan dan juga komitmen yang kuat sehingga dengan adanya dana BOS tersebut maka kualitas pelayanan pendidikan yang berkaitan dengan mutu pendidikan nantinya dapat ditingkatkan.

2.5. Defenisi Konsep

1. Pendidikan pada dasarnya dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia sebelum memasuki pasar kerja.

2. Penggunaan dana BOS dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah yang meliputi 13 (tiga belas) yaitu :

1) Pembelian/ penggandaan buku teks pelajaran. 2) Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru. 3) Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler siswa. 4) Kegiatan Ulangan dan Ujian.

5) Pembelian bahan-bahan habis pakai. 6) Langganan daya dan jasa


(53)

8) Pembayaran honorium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer.

9) Pengembangan profesi guru.

10)Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin. 11)Pembiyaan pengelolaan BOS.

12)Pembelian perangkat komputer.

13)Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, peralatan UKS dan mebeler sekolah.

3. Manajemen dana BOS disekolah Yaitu : a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan tentang sasaran (objective) yang akan dicapai, tindakan yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran dan siapa yang akan melaksankan tugas-tugas tersebut.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian dalam Bantuan Biaya Operasional Sekolah tidak jauh berbeda dengan teori-teori yang dikutip diatas, karena pada dasarnya juga berkaitan erat dengan interaksi antara personil, yakni hubungan kerja antara kepala sekolah dengan guru, siswa, komite sekolah dan lainnya.


(54)

c. Pengarahan (actuating)

Berkaitan dengan bantuan pembiayaan BOS, penggerakan dilakukan adalah melanjutkan hasil keputusan rapat mengenai alokasi dana BOS sebagaimana direncanakan. Dalam hal ini, dana BOS diserahkan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk membagikan dana BOS kepada yang berhak menerimanya.

d. Pengawasan (controlling)

Fungsi pengawasan dalam manajemen BOS ialah untuk mengukur dan mengoreksi segenap aktivitas organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi. Pengawasan proses distribusi dana BOS tersebut dilakukan oleh Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Dinas Pendidikan.

4. Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) adalah suatu program yang disiapkan oleh pemerintah untuk membantu pembiayaan pendidikan khususnya untuk menuntaskan program pendidikan dasar sembilan tahun. 5. Akuntabilitasi dana BOS merupakan Proses pertanggung jawaban pihak

sekolah terhadap rakyat Indonesia seharusnya benar-benar diinternalisasi oleh pihak sekolah.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan suatu cara sistematis untuk meneliti dan mengkaji suatu fenomena dengan menggunakan metode ilmiah dan aturan-aturan yang berlaku. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota, Alamat Jalan H. Bahrum Jamil, SH No. 1c Kecamatan Medan Kota.

4.3. Data yang diperlukan

Dalam penelitian ini data yang diperlukan meliputi data tentang :

1. Gambaran umum objek penelitian yaitu tentang Sekolah Dasar Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota yang meliputi keadaan Demografi, Visi, Misi, Motto dan Struktur Organisasi, Keadaan Personil dan Siswa, Kualifikasi Pendidikan Guru, ketersediaan sarana dan prasarana.


(56)

2. Peraturan-peraturan, dokumen-dokumen dan tata cara pelaksanaannya yang berhubungan dengan Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS).

4.4. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data penelitian diperoleh dari beberapa informan yaitu : Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru-guru, dan Komite Sekolah.

4.5. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan maka dipergunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Nazir (2005:234) metode wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. Dalam rangka pengunmpulan data dilakukan wawancara mendalam dengan kepala sekolah, beberapa orang guru, beberapa orang komite sekolah.

b. Observasi

Observasi merupakan upaya pengamatan langsung untuk memperoleh data. Dalam observasi ini akan dilihat aktivitas penyelenggaraan pendidikan sebagaim hasil dari manajemen yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dalam


(57)

memanfaatkan dana bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Disamping itu observasi ini juga dimaksudkan untuk melengkapi bahan-bahan wawancara dan study dokumentasi. Dalam pelaksanaan observasi ini peneliti menggunakan kamea sebagai alat perekam data fisik.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut diharapkan diperoleh data peneliti secara lebih objektif dan dapat memetik pentingnya observasi dalam penelitian kualitatif.

Seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2006:6) bahwa observasi bertujuan untuk :

(a). Mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, perhatian dan kebiasaan.

(b). Memungkinkan peneliti melihat dunia sebagai yang dilihat subjek penelitian. Hidup pada saat itu, menangkap arti fenomena berdasarkan pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya berdasarkan pandangan para subjek pada saat itu.

(c). Memungkinkan peneliti dapat merasakan apa yang dirasakan dan dihayati subjek.

(d). Memungkinkan pembentukan pengetahuan berdasarkan apa yang diketahui peneliti dan subjek penelitian.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui study dokumentasi digunakan untuk melengkapi data informasi yang diperoleh dari dua teknik terdahulu. Tujuan study


(58)

dokumentasi ini adalah mempelajari seluruh dokumen yang berkaitan dengan proses distribusi bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS).

Dengan teknik ini diharapkan akan diperoleh data-data tertulis berupa document, foto dan notulen rapat dinas.

4.6. Teknik Analisa Data

Analisa data data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif bermakna sebagai suatu pengertian analisis yang didasarkan pada argumentasi logika. Namun, materi argumentasi didasarkan pada data yang akan diperoleh melalui kegiatan teknik perolehan data. Baik studi lapangan maupun studi pustaka didalam menganalisisnya tidak berdasarkan pada perhitungan-perhitungan tetapi pada kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan fakta, data dan informasi. Kemudian data yang diperoleh akan disusun secara sistematis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan masalah penelitian.


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.7. Hasil Penelitian

4.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota berlokasi dijalan H. Bahrum Jamil SH No.1c, dan termasuk wilayah diperkotaan Kota Medan. Sekolah yang berdiri diatas lahan seluas 1.750 m2 dengan luas bangunan 343 m2

Dilihat dari letaknya, SD Negeri 060820 berada pada posisi disebelah timur berbatasan dengan Universitas Islam Sumatera Utara, sebelah barat berbatasan dengan Stadion Teladan, sebelah utara berbatasan dengan jalan Sisingamangaraja, sebelah selatan berbatasan dengan perumahan penduduk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SD Negeri 060820 memiliki letak yang strategis sehingga mudah dijangkau masyarakat.

ini memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101076001029. SD Negeri 060820 didirikan pada tahun 1955 dengan jenjang Akreditas B.

4.1.2.Visi, Misi dan Motto

Visi dari SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota adalah Mencerdaskan Anak Bangsa Melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Serta Membentuk Anak Didik Yang Beriman Dan Bertaqwa (IMTAQ). Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan misi yaitu :


(60)

a. Menanamkan sikap mandiri dan bertanggung jawab dalam upaya menciptakan anak didik yang ber IPTEK dan ber IMTAQ.

b. Memberikan kesempatan kepada anak didik dalam mengembangkan kemampuan dan mendorong untuk berkreasi, berinovasi secara optimal.

c. Membentukanak didik yang cerdas dan terampil melalui kegiatan Ekstrakurikuler.

d. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, indah dan rapi serta aman, nyama dan kondusif.

Motto SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota adalah Kami Bukanlah Yang Terbaik, Tetapi Kami Berusaha Akan Berbuat Yang Lebih Baik.

4.1.3. Rincian Tugas, Fungsi Jabatan dan Struktur Organisasi 1. Tugas Kepala Sekolah

a. Kepala Sekolah berfungsi, antara lain sebagai pendidik, manajer, pengelola, administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator (pembaharu), dan motivator

b. Kepala sekolah mempunyai tugas menyusun rencana dan program sekolah; membina kesiswaan, pembelajaran, dan ketenangan; menyelenggarakan administrasi sekolah; membina dan melaksanakan kerja sama/hubungan dengan masyarakat.


(61)

2. Tugas Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, serta hubungan dengan masyarakat.

3. Tugas Wali Kelas

Wali kelas bertugas membantu kepala sekolah dalam hal pengelolaan kelas, penyelenggaraan administrasi kelas, dan penyelenggaraan administrasi kesiswaan pada kelas yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Tugas Guru

Guru bertugas mengelola proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

5. Tugas Tata Usaha

Tata Usaha bertugas membantu pelaksanaan ketatausahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan ketatausahaan sekolah.


(62)

(63)

4.1.4. Keadaan Personil dan Siswa

Keberadaan guru dan pegawai merupakan komponen penting dalam sistem sekolah. Berdasarkan studi dokumentasi, keadaan guru di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota saat ini berjumlah 22 orang (lihat lampiran). Rekapitulasi data tentang latar belakang pendidikan guru seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1.Kualifikasi Pendidikan Guru di SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota

No Jenjang Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1.

2.

Stara I (S-1) Diploma 3 (D-III)

3 2

14 2

17 4

Jumlah 5 16 21

Sumber : Profil SD Negeri 060820 Medan, 2012

Dari tabel 4.1. menunjukkan bahwa keadaan guru SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota yang guru berkualifikasi S-1 sebanyak 17 orang dan guru yang berkualifikasi D-III sebanyak 4 orang. Guru-guru yang belum sarjana (S-1) telah dihimbau oleh Kepala Sekolah agar melanjutkan pendidikannya, karena sekarang ini kalau mau kuliah sudah mudah karena adanya UT (Universias Terbuka) asalkan tidak mengganggu jam kerja.

Tabel 4.2.Data Siswa Tiga Tahun Terakhir

No Tahun Ajaran Jumlah Murid Kelas I s/d Kelas VI

1. 2009/2010 398 orang

2. 2010/2011 442 orang

3. 2011/2012 520 orang


(1)

dengan tujuan organisasi (Sudjana, 2006: 232). Walaupun dalam pelaksanaannya pihak sekolah dan komite sekolah tidak ada menemukan persoalan yang berarti tetapi ada saja para orang tua yang merasa bahwasannya dana BOS tersebut sepenuhnya harus diberikan kepada orang tua siswa. Walaupun kenyataanya sekolah telah membuat program dan juga telah disetujui oleh komite sekolah namun sangat diperlukan pengawasan sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan program.Dan pada umumnya program dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Walaupun telah diberikan tugas dan wewenang kepada setiap petugas maka untuk menjaga Akuntabilitasnya maka tetap saja dilakukan control sebagai satu cara mengevaluasi keberlangsungan program implementasi BOS.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Manajemen Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) adalah bentuk unsur-unsur manajemen yaitu : Planning (perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengarahan) dan controlling (pengawasan). 2. Perencanaan penggunaan dana Bantuan Operasional sekolah (BOS) untuk

pelaksanaan program sekolah terlebih dahulu dilakukan oleh pihak sekolah dan kemudian dibahas dalam rapat bersama komite sekolah. Dalam perencanaan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pihak sekolah mengalokasikan untuk empat penggunaan, yaitu : pembelian buku teks, Pembiayaan siswa dan kgiatan kesiswaan, pengembangan profesi guru, serta honor guru dan pegawai. Dalam perencanaan tersebut juga dianggarkan besaran dana yang dibutuhkan untuk setiap iuran dan kegiatan siswa.

3. Pengorganisasian penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilakukan oleh sekolah adalah dengan membentuk struktur organisasi pengelola tersendiri, dengan menentukan staf-staf yang bertugas untuk pengaturan pengalokasian secara administratif. Dalam pengorganisasian juga termasuk konsultasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


(3)

yang disusun sekolah kepada komite sekolah, serta koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan pihak komite sekolah.

4. Pelaksanaan pengarahan yang dilakukan sekolah dalam penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah dengan menjelaskan program kerja kepada seluruh staf (rapat) serta menghimbau warga sekolah dan komite untuk bekerjasama.

5. Pengawasan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dilakukan oleh sekolah adalah melalui monitoring kegiatan yang sedang berlangsung dan memberikan saran dan masukan kepada Staf. Monitoring dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada siswa, oleh karena itu kepada para staf juga disarankan agar melakukan tugas-tugasnya sebagaimana mestinya sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. 6. Kendala dalam Implementasi Program BOS terbagi dalam tiga bagian yaitu :

1) Kurang lancarnya komunikasi; 2) Persepsi yang berbeda dalam penggunaan dana BOS; 3) Proses pendistribusian dana BOS.

5.2. Saran

1. Perencanaan yang sudah dibuat diharapkan sekolah merealisasikannya sesuai dengan rencana.

2. Dengan dibentuknya struktur organisasi tersendiri oleh sekolah sehingga dapat mengharmoniskan dan melancarkan seluruh kegiatan. Dan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing.


(4)

3. Pengharahan dilakukan untuk mengajak seluruh warga sekolah mendukung program-program yang disetujui.

4. Pengawasan pengelolaan anggaran mutlak diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat (public). Disamping mengeliminasi (memberantas) praktik-praktik korupsi dana pendidikan disekolah. Dengan pengelolaan dana yang lebih transparan dan akuntabel, upaya peningkatan mutu pendidikan dapat terealisasi lebih awal dari pada waktu yang diperkirakan dan penggunaan dana akan lebih jelas dan terarah.

5. Implementasi manajemen Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam tahap perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pertanggungjawaban program BOS harus lebih ditingkatkan sehingga mutu pendidikan pelayanan pendidikan menjadi lebih baik lagi.

6. Hambatan-hambatan yang dihadapi perlu segera dievaluasi dengan meningkatkan frekuensi evaluasi antara lain per triwulan/ per semester sehingga SD negeri 060820 Kecamatan Medan Kota terbebas dari masalah-masalah yang ada. Selain itu juga pihak sekolah perlu diselenggarakannya pertemuan per bulan antara kepala sekolah bersama komite sekolah dan guru-guru SD Negeri 060820 Kecamatan Medan Kota.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suarsini. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmowidiro, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Atmosudirdjo, Prajudi. 1982. Manajemen Umum. Jakarta: Ghalia Indonesia. Bungin, Burhan. 2000. Analisa Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis

Dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Sukseskan Wajib Belajar 9 Tahun, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta. Fattah, Nanang. 2003. Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hami. 1982. Pengelolaan Sekolah Dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Kelas dan Mewujudkan Sekolah Sebagai Pusat Kebudayaan. Jakarta: Depdikbud.

Jalal, Faslihan Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita.

Kamars. M. Dachnel. 2001. Administrasi Pendidikan: Teori dan Praktek. Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012. Jakarta: 2012.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PY. Remaja Rosdakarya.

Nazir Mula, Ph. D. & Nazir Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.


(6)

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kloang Klede Putra Timur. Sagala, Syaiful. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Prenada

Media.

Siagian, Sondang, P. 1971. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung. Sudjana. 1993. Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Sugiono. 2003. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Surachmad, Winarno. 1988. Metode Penelitian Sosial. Bandung.

Terry, George R. & Rue, L. W. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. (Ahli Bahasa G.A.Ticoalu). Jakarta: Bumi Aksara.

Timpe, A. Dale. 1993. Kepemimpinan. (Alih Bahasa Susanto Budidharma). Jakarta: ramedia

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: 2002.

Wahjosumidjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretis dan Permasalahannya. Jakarta: PT. Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri (Studi Pada Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kebayakan Gunung Balohen Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah)

2 88 122

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten Samosir

3 65 119

Pengaruh Anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP Di Kota Medan

4 120 145

Implementasi Pemberian Bantuan Hukum Cuma-Cuma (Pro Bono Publico) dalam Perkara Pidana di Kota Medan Ditinjau Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum (Studi di Lembaga Bantuan Hukum Medan)

16 268 163

Pemanfaatan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bagi Siswa Kurang Mampu

3 90 211

Evaluasi Perpustakaan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Medan Marelan

3 66 58

Peran Komite Sekolah dalam Penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (Studi Deskriptif : SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara). Penelitian ini dilakukan di SD. N 173105 Tarutung, Tapanuli Utara

2 47 85

Penerapan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bergesernya Tanggung Jawab orangtua dalam Menyekolahkan Anak sebagai Realisasi Nilai Anakhon Hi do Hamoraon di Ahupada Masyarakat Batak Toba

0 59 126

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PADA SD NEGERI DI KECAMATAN BANTARAN KABUPATEN PROBOLINGGO

0 3 20

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI BELAH I Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Di SD Negeri Belah I Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.

0 4 18