PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT DENGAN KINERJA MANAJERIAL DAN KEPUASAN KERJA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA.
1
KEPUASAN KERJA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK JAKARTA
Sri Suranta
ABSTRACTThe purpose of this research is to examine empirically the effect of management accounting systems and leadership style to the relationship between Total Quality Management (TQM) with managerial performance and job satisfaction. The hypothesis is that there are positive significant influence of management accounting systems and leadership style to relationship between Total Quality Management (TQM) with managerial performance and job satisfaction.
Taken population in this research consists of companies in Indonesian Capital Market Directory (ICMD) year 2004. The samples are middle managers of manufacturing business in ICMD. The hypotheses are examined by moderated regression analysis. Therefore, data must be analyzed by classical assumption, i.e. normality, autocorrelation, and heteroscedasticity.
The examination indicated that all variable are valid and reliable. The classical assumption test fulfilled the classical assumption. Results of hypothesis examination indicate that management accounting systems and leadership style have effect to the relationship between Total Quality Management (TQM) and managerial performance and leadership style has effect to relationship between Total Quality Management (TQM) and managerial performance. Nevertheless, the effect of management accounting systems to relationship between Total Quality Management (TQM) and job satisfaction is not supported by the research.
Keyword: Total Quality Management (TQM), Management Accounting Systems, Leadership Style, Managerial Performance, Job Satisfaction.
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah
Lingkungan persaingan bisnis yang semakin tajam dan bersifat global menuntut perusahaan untuk meningkatkan mutu dan keunggulan daya saing (competitive advantage). Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk memenuhi keunggulan daya saing adalah menerapkan total quality management (TQM). TQM merupakan inovasi teknologi perusahaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas baik tenaga kerja maupun kapital (Wruck dan Michael, 1997).
(2)
Sistem akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap perubahan yang signifikan pada lingkungan bisnis yang dihadapi. Tujuan keseluruhan sistem akuntansi manajemen adalah untuk meningkatkan kualitas, kepuasan, relevansi, dan penetapan waktu informasi biaya (Steven dalam Mowen dan Hansen, 2000). Praktik TQM yang efektif memerlukan perubahan dalam sistem akuntansi manajemen. Komponen penting perubahan-perubahan dalam sistem akuntansi manajemen adalah pengumpulan informasi baru, desiminasi informasi lintas hirarki organisasional, sistem reward, tujuan kinerja, dan ukuran kinerja (Sim dan Killough, 1998).
Beberapa perusahaan yang telah menerapkan TQM, ada yang telah berhasil meningkatkan kinerjanya, namun ada juga yang belum mampu meningkatkan kinerjanya (Sim dan Killough, 1998). Ittner dan Larcker (1995) tidak menemukan bukti bahwa organisasi yang menerapkan TQM dan sistem akuntansi manajemen dapat mencapai kinerja yang tinggi. Peneliti lain yaitu Sim dan Killough (1998), Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Mardiyah dan Listianingsih (2005) menemukan bukti bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara praktik penerapan TQM dengan informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk dapat diterapkan seluruh organisasi pada setiap keadaan (Otley dalam Nazaruddin, 1998). Namun, sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor kondisional yang ada dalam organisasi.
Riset empiris menyatakan bahwa TQM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap outcome individual, misalnya kepuasan kerja. Temuan Boselie dan Ton (2001) yang melakukan riset di Belanda menemukan adanya hubungan konsep “cooperation”, “information”, “leadership”, “salary”, “work conditions” dan “goal setting” dengan kepuasan kerja dan keinginan untuk meninggalkan organisasi.
(3)
Wasserman et al. (2001) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan faktor penting dalam kinerja organisasional. O’Reilly III et al. (2005) menemukan bukti substansial bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan positif baik dengan outcomes organisasi maupun individu.
Penelitian ini menggunakan variabel pemoderasi dengan alasan bahwa variabel pemoderasi adalah suatu variabel independen lainnya yang dimasukkan kedalam model karena mempunyai efek kontinjensi dari hubungan variabel independen dan variabel dependen sebelumnya. Suatu interaksi negatif terjadi jika hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen lebih negatif untuk nilai variabel pemoderasi yang lebih tinggi (Jogiyanto, 2004: 142-145).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah berikut ini. Penelitian ini memfokuskan TQM, sistem akuntansi manajemen meliputi karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen, yaitu informasi broad scope, aggregate, integration, dan integrated yang bermanfaat menurut persepsi para manajer. Hal ini mendasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Boselie dan Ton (2001) bahwa terdapat hubungan konsep informasi, dalam hal ini informasi sistem akuntansi manajemen pada hubungan TQM dengan outcome individual. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sim dan Killough (1998), Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), dan Mardiyah dan Listianingsih (2005), mereka menggunakan komponen sistem akuntansi manajemen yang terdiri atas sistem pengukuran kinerja dan sistem penghargaan (reward). Perbedaan lainnya adalah penelitian ini menggunakan variabel kepemimpinan sebagai variabel kontinjensi (pemoderasi) dalam hubungan TQM dengan outcome organisasi/individu. Hal ini juga mendasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Boselie dan Ton (2001) bahwa terdapat hubungan konsep leadership pada hubungan TQM dengan outcome individual. Perbedaan berikutnya adalah
(4)
penelitian ini menguji beberapa outcome organisasi/individu, yaitu kinerja manajerial dan kepuasan kerja.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penelitian Sim dan Killough (1998), Boselie dan Ton (2001), Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Mardiyah dan Listianingsih (2005), dan O’Reilly III et al. (2005), rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah interaksi penerapan TQM dan informasi sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? (2) Apakah interaksi penerapan TQM dan informasi sistem akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja? (3) Apakah interaksi penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? (4) Apakah interaksi penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja?
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk menemukan bukti empiris apakah interaksi informasi sistem akuntansi manajemen dan gaya kepemimpinan dengan total quality management berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian adalah untuk memberi masukan bagi dunia bisnis mengenai pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor kondisional, yaitu informasi sistem akuntansi manajemen dan gaya kepemimpinan atas penerapan TQM untuk meningkatkan outcome organisasi/individu, yaitu kinerja manajerial dan kepuasan kerja.
B. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Teori Kontinjensi
Teori kontinjensi berdasarkan pada asumsi bahwa jika suatu organisasi ingin memiliki kinerja yang baik harus menyesuaikan desain sistem terhadap kondisi
(5)
ketidakpastian misalnya dari lingkungan, ukuran organisasi, dan strategi bisnis (Burns dan Stalker, 1961; Donaldson, 2001; dalam Gerdin, 2005). Teori kontinjensi mendukung dilakukannya pendekatan kontinjensi. Hannan dan Freeman (Gerdin, 2005) berpendapat bahwa pendekatan kontinjensi dapat dilakukan jika memenuhi asumsi yang menjadi ide dari pendekatan kontijensi sebagai berikut.
1. Tidak ada satupun desain organisasional yang terbaik, yang terstruktur secara pasti dan tidak terstruktur secara pasti, yang diaplikasikan dalam suatu organisasi.
2. Beragam desain organisasional tersebut memiliki peluang hasil atau kinerja yang sama.
Terpenuhinya kedua asumsi tersebut merupakan syarat untuk dapat dilakukannya pengujian kontinjensi dalam bentuk seleksi natural yaitu dengan menyesuaikan perubahan jumlah populasi (Hannan dan Freeman dalam Gerdin, 2005).
Sistem akuntansi manajemen merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari faktor kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang memoderasi suatu hubungan. Sesuai dengan pendekatan kontinjensi, Otley dalam Nazaruddin (1998), pendekatan kontinjensi akuntansi manajemen didasarkan premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat digunakan seluruh organisasi, namun sistem akuntansi manajemen hanya sesuai (fit) untuk suatu konteks atau kondisi tertentu saja. Teori kontinjensi dalam metoda penelitian mengargumenkan bahwa efektivitas informasi sistem akuntansi manajemen tergantung eksistensi perpaduan antara organisasi dengan lingkungannya. Sistem akuntansi manajemen dikatakan sebagai variabel pemoderasi yang mempengaruhi hasil hubungan antara penerapan TQM terhadap kinerja manajerial. Apabila sistem akuntansi manajemen fit dengan konteks dan
(6)
kondisi organisasi maka diproposisikan akan menimbulkan kinerja superior (Mardiyah dan Listianingsih, 2005).
Sistem akuntansi manajemen sering digunakan sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem akuntansi manajemen sebagai alat kontrol organisasi dan alat yang efektif menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi berbagai aktivitas yang dilakukan.
Sim dan Killough (1998) menyatakan bahwa ada pengaruh interaktif antara praktik pemanufakturan (TQM) terhadap kinerja dengan desain sistem akuntansi manajemen. Penerapan TQM yang tinggi dengan sistem pengukuran kinerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial, begitu juga sebaliknya. Manajer akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja manajerial, jika pengukuran kinerja yang tinggi dalam bentuk informasi yang diperlukan yang memberikan umpan balik untuk perbaikan dan pembelajaran. Selain itu, pemberian kompensasi yang lebih baik kepada manajer juga memotivasi dalam peningkatan kerja.
Gaya Kepemimpinan merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari faktor kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang memoderasi suatu hubungan. Sesuai dengan pendekatan kontinjensi, O’Reilly III et al. (2005) menemukan bukti bahwa kontinjensi kepemimpinan yang efektif diantara level hirarki secara signifikan dapat meningkatkan kinerja. Mereka juga menemukan bahwa kepemimpinan diantara hirarki secara agregat dapat mempengaruhi perubahan strategi. Hal ini berarti perusahaan yang menerapkan strategi baru, misalnya menerapkan TQM akan dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan di setiap hirarki organisasi.
(7)
2. TQM, Informasi Sistem Akuntansi Manajemen, Kinerja Manajerial, dan Kepuasan Kerja
Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah dan Listianingsih (2005) memberikan bukti empiris mengenai pentingnya informasi sistem akuntansi manajemen sebagai faktor kontinjensi dalam upaya peningkatan kinerja. Dengan memasukkan faktor kontinjensi, yaitu sistem akuntansi manajemen terhadap keefektifan penerapan teknik Total Quality Management, hasil penelitian tersebut menunjukkan interaksi antara sistem akuntansi manajemen dan TQM mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Boselie dan Ton (2001) melakukan riset mengenai persepsi karyawan terhadap TQM dan pengaruhnya terhadap outcome individual di Belanda dan menemukan adanya hubungan konsep “cooperation”, “information”, “leadership”, “salary”, “work conditions” dan “goal setting” dengan kepuasan kerja dan keinginan untuk meninggalkan organisasi.
Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan teknik TQM secara langsung dapat meningkatkan outcome organisasi maupun individu, yaitu kinerja manajerial dan kepuasan kerja setelah penerapan TQM tersebut dipengaruhi oleh informasi sistem akuntansi manajemen yang ada didalam organisasi.
Sistem akuntansi manajemen sering digunakan sebagai mekanisme untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi dan karyawan. Sistem akuntansi manajemen sebagai alat kontrol organisasi dan alat yang efektif menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi berbagai aktivitas yang dilakukan (Mardiyah dan Listianingsih, 2005). Berdasar uraian tersebut, hipotesis alternatif yang diajukan adalah berikut ini.
(8)
Ha1: Interaksi antara penerapan TQM dan informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ha2: Interaksi antara penerapan TQM dan informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.
Gambar 1
Model Pengaruh Interaksi TQM dan Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja
3. TQM, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Manajerial, dan Kepuasan Kerja
Penelitian yang dilakukan oleh O’Reilly III et al. (2005) pada organisasi kesehatan menemukan bukti bahwa kontinjensi kepemimpinan yang efektif diantara level hirarki secara signifikan dapat meningkatkan kinerja. Mereka juga menemukan bahwa kepemimpinan diantara hirarki secara agregat dapat mempengaruhi perubahan strategi. Hal ini berarti perusahaan yang menerapkan strategi baru, misalnya menerapkan TQM akan dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan di setiap hirarki organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Wasserman et al. (2001) menemukan bukti bahwa CEO mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja organisasi apalagi bila didalam organisasi CEO sebagai sumber daya yang langka. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap outcome organisasi maupun individu. Berdasar penelitian O’Reilly III et al. (2005), Wasserman et al. (2001), dan penelitian yang dilakukan oleh Boselie dan Ton (2001) yang menemukan hubungan antara TQM dan konsep kontekstual, yaitu leadership terhadap
TQM
Informasi Sistem Akuntansi Manajemen
Kinerja Manajerial Kepuasan Kerja
(9)
kepuasan kerja dan keinginan untuk meninggalkan organisasi, hipotesis alternatif yang diajukan berikut ini.
Ha3: Interaksi antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Ha4: Interaksi antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja.
Gambar 2
Model Pengaruh Interaksi TQM dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja
B. METODE PENELITIAN 1. Populasi dan Sampel
Penelitian ini menurut metodenya merupakan penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan datanya. Survei (survey) atau lengkapnya self-administrated survey adalah metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu (Jogiyanto, 2004).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari lalu ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan di Indonesia.
TQM
Gaya Kepemimpinan
Kinerja Manajerial Kepuasan Kerja
(10)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2001). Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu, kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan (judgment) tertentu atau jatah (quota) tertentu (Jogiyanto, 2004). Subjek penelitian yang dijadikan sampel adalah manajer tingkat menengah pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang diseleksi dari Index Capital Market Directory 2004, dengan alasan: a) perusahaan yang menerapkan TQM biasanya perusahaan manufaktur, b) manajer tingkat menengah merupakan pelaksana manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan manajemen puncak, dan c) biasanya mereka terlibat langsung dengan kebijakan yang dilaksanakan oleh manajemen puncak.
2. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sekaran (2000), data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari individu-individu, kelompok-kelompok tertentu, dan juga responden yang telah ditentukan secara spesifik yang memiliki data secara spesifik dari waktu ke waktu. Data primer penelitian ini diperoleh melalui survei, yaitu dengan cara menyebar kuesioner dengan menggunakan jasa pos (mail survey). Survei pos (mail survey) merupakan survei yang pertanyaan-pertanyaannya diirimkan kepada responden lewat pos atau fax atau cara pengiriman yang lain (Jogiyanto,2004).
Data penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden sesuai prosedur pengumpulan data yang direncanakan. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 612 eksemplar yang terdistribusi di 153 perusahaan manufaktur se-Indonesia yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2004. Penyebaran kuesioner dimulai pada pertengahan
(11)
bulan Juli 2006 sampai dengan pertengahan bulan September 2006. Setiap perusahaan diberikan 4 eksemplar kuesioner yang ditujukan kepada middle management, misalnya: Manajer Keuangan, Manajer Pemasaran, Manajer Produksi dan Manajer Sumber Daya Manusia.
Dari 612 eksemplar kuesioner yang disebarkan ternyata kembali sebanyak 33 eksemplar. Dari 33 eksemplar setelah diperiksa 2 eksemplar tidak dapat dianalisis karena perusahaan tidak menerapkan TQM. Jumlah total kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 31 eksemplar.
Tabel 1
Jumlah Kuesioner yang Disebar, Kembali, Tidak Dapat Dianalisis dan Dapat Dianalisis
Jumlah % Kuesioner Disebar 612 100
Kuesioner Kembali 33 5,4
Kuesioner tidak dapat dianalisis 2 0,4 Kuesioner Dianalisis 31 5 Sumber: data primer yang diolah
3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran a. Variabel Independen
1) Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management dalam penelitian ini adalah suatu filosofi yang menekankan peningkatan proses pemanufakturan secara berkelanjutan dengan mengeliminasi pemborosan, meningkatkan kualitas, mengembangkan ketrampilan, dan mengurangi biaya produksi (Sim dan Killough, 1998). Variabel TQM ini mengukur persepsi manajer secara individual mengenai penerapan teknik TQM di lingkungan perusahaannya. Variabel TQM diukur dengan memasukkan elemen utama manajemen kualitas yaitu orientasi proses, elemen manusia serta budaya kualitas. Instrumen yang digunakan adalah instrumen yang dikembangkan oleh Ahire (1996). Instrumen ini juga digunakan oleh Rahayu (1998) dalam tesisnya.
(12)
Instrumen ini terdiri dari 6 pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala interval. Skala yang digunakan mulai 1 yang menyatakan “sangat tidak setuju”, sampai dengan 5 yang menyatakan “sangat setuju”.
2) Informasi Sistem Akuntansi Manajemen
Sistem akuntansi manajemen dalam penelitian ini adalah sistem yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja, manajer, dan eksekutif (Atkinson et al. dalam Desmiyawati, 2001). Variabel informasi sistem akuntansi manajemen diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986) dan telah digunakan beberapa peneliti yang lain, misalnya Abbernathy dan Guthrie (1994), Chong dan Chong (1997), Nazaruddin (1998), Supardiyono (1999), Mardiyah dan Gudono (2000) dalam Imron (2004), Muslichah (2003), Meildawati (2003) dan Imron (2004).
Chenhall dan Morris (1986) menyatakan bahwa terdapat empat karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen, yaitu broad scope, timeliness, aggregate, dan integrated yang bermanfaat menurut persepsi para manajer. Instrumen ini terdiri dari 19 pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala interval. Skala yang digunakan mulai 1 yang menyatakan “tidak penting”, sampai dengan 7 yang menyatakan “sangat penting”. Ke-19 pertanyaan tersebut terbagi dalam: 5 (lima) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat broad scop, 4 (empat) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat timelines, 7 (tujuh) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat aggregation dan 3 (tiga) pertanyaan mengenai instrumen yang bersifat integration.
3) Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini merupakan derajat hubungan antara seseorang dengan teman sekerjanya, termasuk teman sekerja yang tidak disukai (Fiedler dalam Sumarno, 2005). Instrumen untuk mengukur variabel ini
(13)
diadopsi dari Fiedler (1967) yang dikenal dengan nama Least Preferred Cowoker (LPC). Instrumen ini juga digunakan oleh Sumarno (2005). Instrumen ini diukur dengan menggunakan skala interval. Skala yang digunakan mulai 1 (satu) sampai dengan 7 (tujuh).
b. Variabel Dependen 1) Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial yang dimaksud didalam penelitian ini adalah kinerja individu dalam kegiatan-kegiatan manajerial yang diukur dengan menggunakan instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) dan telah banyak digunakan oleh peneliti. Para responden diminta untuk menilai kinerja mereka dibandingkan dengan rata-rata kinerja rekan mereka, dengan menggunakan likert scale satu sampai dengan sembilan yang menyatakan “kinerja di bawah rata-rata” (1) dan “kinerja di atas rata-rata” (9) serta pertanyaan sebanyak sembilan butir. Instrumen kinerja manajerial yang diukur meliputi delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja manajer secara keseluruhan. Penggunaan pendekatan self-rating dalam pengukuran kinerja manajerial dipilih dengan alasan untuk menghindari kemungkinan pengukuran kinerja yang tidak representatif (Heneman dalam Nazaruddin, 1998), karena jika digunakan superior-rating ada kemungkinan para superior tersebut kurang memahami kondisi sebenarnya. Walupun self-rating ini juga memiliki kelemahan dengan adanya kemungkinan para responden memilih skor yang rata-rata cenderung melebihi skor sebenarnya (leniency bias).
2) Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja didalam penelitian ini merupakan keadaan emosi positif atau menyenangkan yang diakibatkan oleh penghargaan atas pekerjaan seseorang atau
(14)
pengalaman pekerjaannya (Locke dalam Wasisto dan Sholihin, 2004). Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) yang pendek yaitu sebanyak 20 item pertanyaan. Instrumen ini juga digunakan oleh peneliti lain, misalnya Aisyah dan Sholihin (2004) dan Wasisto dan Sholihin (2004). Instrumen ini diukur dengan menggunakan skala interval. Skala yang digunakan mulai 1 yang menyatakan “tidak puas” sampai dengan 5 yang menyatakan “benar-benar puas”.
C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Data
a. Uji Validitas
Untuk menguji validitas konstruk dalam penelitian ini, digunakan alat uji pearson correlation. Hasil dari uji ini menunjukkan semua instrumen pada setiap variabel valid, karena nilai signifikansi koefisien pearson lebih kecil dari α yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,05 atau nilai koefisien pearson lebih besar dari nilai ρ tabel yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,374 (lampiran tabel 3).
b. Uji Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas data dalam penelitian ini, digunakan teknik Cronbach’s alpha. Hasil uji cronbach’s alpha menunjukkan bahwa variabel Total Quality Management (TQM), sistem akuntansi manajemen (SAM), gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja manajerial dikategorikan reliabilitas baik, karena nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,8 (lampiran tabel 4). Dari hasil uji validitas dan reliabilitas maka variabel yang ada layak untuk dilakukan uji berikutnya.
(15)
3. Uji Asumsi Klasik a. Normalitas
Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa variabel Total Quality Management (TQM), sistem akuntansi manajemen (SAM), gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja manajerial berdistribusi normal, karena nilai signifikansi K-S lebih besar dari α yang tetapkan, yaitu 0,05 (lampiran tabel 5).
b. Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan suatu alat keadaan dimana variabel-variabel independen dalam persamaan regresi mempunyai hubungan yang kuat satu sama lain (Arsyad, 1997). Menurut Hartmann dan Moers dalam Jogiyanto (2004: 150) bahwa multikolinearitas tidak terjadi untuk tiga variabel interaksi karena koefisien dari interaksi variabel independen dengan variabel pemoderasi tidak sensitif terhadap perubahan dari titik awal skala (misalnya ditransformasikan untuk ditengahkan berdasarkan nilai rata-ratanya) dari variabelin dependen dan variabel pemoderasi, sehingga multikolinearitas tidak terjadi masalah ketika menerapkan analisis regresi pemoderasi.
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti penyebaran titik data populasi pada bidang regresi tidak konstan. Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penafsiran koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil taksiran dapat menjadi kurang dari semestinya, melebihi dari semestinya, atau menyesatkan. Model regresi yang baik, jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap atau homoskedastisitas (Nugroho, 2005). Uji Heteroskedastisitas menggunakan metode grafik scatter plot. Hasil dari gambar scatte rplot menunjukkan penyebaran titik-titik sebagai berikut:
(16)
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar.
4) Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Berdasar hasil uji heteroskedastisitas, dapat disimpulkan bahwa model regresi linier moderasian terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian (lampiran tabel 6).
d. Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson. Nilai d yang dihasilkan dalam setiap persamaan regresi sebesar 1,706; 1,710; 1,714; dan 2,218; .Dengan tingkat signifikansi 0,05, nilai d pada tabel statistik d dari Durbin Watson untuk K (jumlah variabel independen) = 3 dan n (jumlah sampel) = 31 yaitu nilai dl = 1,130 dan nilai du = 1,550. Dari nilai-nilai tersebut diketahui tidak terjadi autokolerasi sebab d hitung tidak lebih kecil dari du dan tidak lebih besar dari 4-du yaitu 1,550 < 1,706; 1,710; 1,714; 2,218< 2,450 yang berarti tidak ada autokorelasi (lampiran tabel 6).
4. Pengujian Hipotesis dengan Moderated Regression Analysis (MRA)
Hipotesis penelitian ini diuji dengan alat analisis regresi berganda. Menurut Jogiyanto (2004), model empiris untuk variabel pemoderasi menggunakan model analisis regresi moderasian (moderated regression analysis). Berikut ini hasil analisis regresi pengaruh gaya kepemimpinan dan SAM terhadap hubungan antara Total Quality Management (TQM) dan kepuasan/kinerja manajerial.
(17)
a. Uji Hipotesis Ha1
Hipotesis 1 (Ha1) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Berdasar tabel 2 di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan SAM memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,016 < 0,05 yang artinya hubungan interaksi tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan interaksi TQM dengan SAM terhadap kinerja manajerial. Namun, koefisien nilai t negatif yaitu sebesar t = -2,566, yang berarti semakin tinggi pengaruh sistem akuntansi manajemen semakin besar pengaruh negatif TQM terhadap kinerja manajerial.
Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis 1 Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -55,300 38,241 -1,446 0,160
TQM 5,170 1,791 2,629 2,887 0,008
SAM 0,808 0,296 2,034 2,725 0,011
TQMSAM -3,553E-02 0,014 -3,146 -2,566 0,016 a Dependent Variable: KINERJA
b. Uji Hipotesis Ha2
Hipotesis 2 (Ha2) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan informasi akuntansi manajemen berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Berdasar tabel 3 di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan SAM memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,064 > 0,05 yang artinya hubungan interaksi tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa tidak ada pengaruh signifikan interaksi TQM dengan SAM terhadap kepuasan kerja.
(18)
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis 2 Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -24,278 53,124 -0,457 0,651
TQM 4,963 2,488 1,989 1,995 0,056
SAM 0,655 0,412 1,300 1,590 0,123
TQMSAM -3,718E-02 0,019 -2,595 -1,933 0,064 a Dependent Variable: PUAS
c. Uji Hipotesis Ha3
Hipotesis 3 (Ha3) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Berdasar tabel 4 di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan gaya kepemimpinan memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,041< 0,05 yang artinya hubungan interaksi tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan interaksi TQM dengan gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial. Namun, koefisien nilai t negatif yaitu sebesar t = -2,151, yang berarti semakin tinggi pengaruh gaya kepemimpinan semakin besar pengaruh negatif TQM terhadap kinerja manajerial.
Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis 3 Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -114,138 68,480 -1,667 0,107
TQM 6,891 2,978 3,504 2,314 0,029
PIMPIN 1,823 0,760 2,968 2,399 0,024
TQMGK -7,027E-02 0,033 -4,662 -2,151 0,041 a Dependent Variable: KINERJA
d. Uji Hipotesis Ha4
Hipotesis 4 (Ha4) dinyatakan bahwa interaksi antara penerapan TQM dan gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Berdasar tabel 5
(19)
di bawah diketahui bahwa variabel interaksi TQM dan gaya kepemimpinan memiliki nilai signifikansi t sebesar 0,043 < 0,05 yang artinya hubungan interaksi tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan interaksi TQM dengan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja. Namun, koefisien nilai t negatif yaitu sebesar t = -2,120, yang berarti semakin tinggi pengaruh gaya kepemimpinan semakin besar pengaruh negatif TQM terhadap kepuasan kerja.
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis 4 Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) -150,321 97,018 -1,549 0,133
TQM 8,948 4,219 3,587 2,121 0,043
PIMPIN 2,401 1,076 3,081 2,230 0,034
TQMGK -9,812E-02 0,046 -5,132 -2,120 0,043 a Dependent Variable: PUAS
5. Pembahasan Hasil Analisis
Hasil analisis regresi berganda moderasian (moderated regression analysis) tidak dapat menolak tiga hipotesis alternatif, yaitu Ha1, Ha3 dan Ha4. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh signifikan sistem akuntansi manajemen (SAM) dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara Total Quality Management (TQM) dengan kinerja manajerial dan ada pengaruh signifikan gaya kepemimpinan terhadap hubungan Total Quality Management (TQM) dengan kinerja manajerial. Namun penelitian ini menolak Ha2 bahwa tidak ada pengaruh signifikan sistem akuntansi manajemen (SAM) terhadap hubungan antara Total Quality Management (TQM) dengan kepuasan kerja.
Hasil penelitian ini konsistensi dengan hasil penelitian Boselie dan Ton (2001) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan konsep “cooperation”, “information”, “leadership”, “salary”, “work conditions” dan “goal setting”
(20)
dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian ini juga konsistensi dengan hasil penelitian O’Reilly III et al. (2005) yang menemukan bukti substansial bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan positif baik dengan outcomes organisasi maupun individu. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sim dan Killough (1998), Suprantiningrum dan Zulaikha (2003), Mardiyah dan Listianingsih (2005) menemukan bukti bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara praktik penerapan TQM dengan informasi sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasar hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan berikut ini.
1. Ada pengaruh yang signifikan interaksi antara total quality management dan sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial, dan ada pengaruh yang signifikan interaksi total quality management dengan gaya kepemimpinan terhadap kinerja manajerial dan kepuasan kerja.
2. Tidak ada pengaruh pengaruh yang signifikan interaksi antara total quality management dengan sistem akuntansi manajemen terhadap kepuasan kerja. 3. Perusahaan yang menerapkan strategi baru, misalnya total quality
management dapat mempengaruhi outcome individu, misalnya kinerja manajerial dan kepuasan kerja bila didukung faktor kondisional yang lain, misalnya sistem akuntansi manajemen dan gaya kepemimpinan.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Oleh karena itu peneliti memberikan saran perbaikan untuk penelitian berikutnya.
1. Instrumen untuk mengukur kinerja manajerial merupakan self-rating yang bisa menimbulkan leniency bias, yaitu kecenderungan memberikan skor yang lebih tinggi daripada keadaan sebenarnya. Penelitian mendatang bisa dikembangkan dengan menggunakan ukuran kinerja organisasi, misalnya
(21)
dengan menggunakan ROA (Return On Assets) atau ROI (Return On Investment).
2. Pengiriman kuesioner melalui pos tidak mendapatkan respon yang baik serta tidak dapat dikendalikan karena peneliti tidak bisa secara langsung bertemu dengan responden. Hal tersebut menyebabkan persentase tingkat pengembalian kuesioner melalui pos sangat kecil. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya peneliti melakukan reminder kepada responden yang lebih intensif, dengan cara setelah kuesioner dikirim, responden dihubungi beberapa kali lewat telepon untuk memastikan bahwa kuesioner sampai tujuan, kuesioner telah diisi dan dikembalikan lagi kepada peneliti.
E. DAFTAR PUSTAKA
Ahire, Sanjay L, Golhar, Damodar Y, Waller, and Mathew A. Al. 1996. Development and Validation of TQM Implementation Constructs. Decision Sience, 27: 23-56.
Aisyah, Mimin Nur dan Mahfud Sholihin. 2004. The Role of Organizational Commitment and Job-Relevant Information on The Relationship between Budgetary Participation and Job Satisfaction. Simposium Nasional Akuntansi VII (SNA VII): Denpasar, 2-3 Desember.
Arsyad, Lincolin. 1997. Peramalan Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Banker, R. D., G. Potter and R. G. Schroeder. 1993. Reporting Manufacturing Performance Measures to Workers: An Empirical Study. Journal of Management Accounting Research 5 (Fall): 33-55.
Bennis, W. And Nanus (1985). Leaders: The Strategies for Taking Charge. New York: Harper and Row.
Besterfield, Dale H, Carol Besterfield-Michna, Glen H. Besterfiled dan Mary Besterfield-Sacre. 2003. Total Quality Management. Third Edition. New Jersey: Prentice Hall.
Boselie, Paul, and Ton Van Der Weile. 2001. Employee Perceptions of HRM and TQM and the Effects of Satisfaction and Intention to Leave. ERIM Report Series Reference No. 2001-42-ORG.
(22)
Chenhall, RH. (2003). Management Control Systems Design within Its Organizational Context: Findings from Contingency-based Research and Directions for The Future. Accounting, Organizations and Society 28, pp. 127-168.
Chenhall, Robert H., and Morris, Deigen. 1986. The Impact of Structure, Enviroment, and Interdependence on the Perceived Usefulness of Management Accounting System. The Accounting Review, Vol. LXI, No.1, pp. 16-33.
Desmiyawati. 2001. Pengaruh Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dengan Kinerja Organisasi. Thesis S2. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM.
Fisher, Joseph. 1995. Contingency-Based Research On Management Control System: Categorization By Level Of Complexity.Journal of Accounting Literature. Vol. 14 p: 24-48.
Fiedler, F.E. (1964). A Contingency Model of Leadership Effectiveness. Advances in Experimental Social Psychology. L. Berkowitz. New York: Academic Press: pp. 149-190.
(1967). A Theory of Leadership Effectiveness. New York: McGraw-Hill.
(1971). Leadership. New York: General Learning Press.
(1981). Leader Attitudes and Group Effectiveness. Westport, CT: Greenwood Publishing Group.
Gerdin, Jonas. 2005. Conceptualizations of Contigency Fit in Management Accounting Research- Correspondence Between Statistical Models Used and
Core Contigency Theory Assumptions.
www.cf.uk/carbs/research/cafbru/2005ISCAR/aksara.
Gibson, James L. 1997. Organization, Behavior, Structure, Process. 9th edition. Chicago: Irwin.
Graham, Jill W. (2002). Leadership, Moral Development, and Citizen Behavior. Diperoleh secara on-line dari situs www.du.edu/
(23)
Hackman, J. R. And Wegeman, R. (1995). Total Quality Management: Empirical, Conceptual and Practical Issues. Administrative Science Quarterly, 40, pp. 309-342.
Handoko, T Hani. 1986. Manajemen. Edisi Kedua. Yogyakarta.: BPFE UGM Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi
Kedua. Yogyakarta: BPFE UGM
Hardini, Sri. 2001. Hubungan Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Prestasi Kerja Pegawai KPKN Yogyakarta. Skripsi S-1 Fakultas Ekonomi, UGM. Herbowo, 2005. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: AA YKPN
Ikhsan, Arfan dan Rasdianto. 2005. Pengaruh Intervening Penggunaan Sistem Akuntansi Manajemen dalam Hubungan Antara Intensitas Persaingan Pasar terhadap Kinerja Unit Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VIII (SNA VIII): Solo, 15-16 September.
Imron, Moch. 2004. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis terhadap Hubungan antara Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope dengan Kinerja Unit Bisnis Strategis. Simposium Nasional Akuntansi VII (SNA VII): Denpasar, 2-3 Desember.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1998. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Ittner, CD and Larcker, DF. 1995. Total Quality Management and The Choice of Information and Reward Systems. Journal of Accounting Research 33 (suppl.), pp. 1-34.
Jogiyanto, H. M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi 2004/2005. Yogyakarta: BPFE.
Juniarti dan Evelyne (November, 2003). Hubungan Karakteristik Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 (2), hlm. 110-122.
Kanji, G. K. (1998). Measurement of Business Excellence, Total Quality Management, 9 (7), pp. 633-643.
K.C.Ho, Steve .2003. Management Principles (First Edition). Hongkong: ICL Distance Learning Center.
(24)
Luthans, Fred. 1998. Organizational Behavior. New York: Mc Graw Hill
Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J. Carroll (1963). Development of Managerial Performance: A Research Approach. Cincinnati: South Western Publ. Co. Mardiyah, Aida Ainul dan Listianingsih (2005). Pengaruh Sistem Pengukuran
Kinerja, Sistem Reward, dan Profit Center terhadap Hubungan antara Total Quality Management dengan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VIII (SNA VIII): Solo, 15-16 September.
Meildawati. 2003. Pengaruh Efektivitas Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Peningkatan Kinerja Manajerial: Ketidakpastian Lingkungan dan Struktur Organisasional sebagai Variable Moderating. Skripsi S1. Tidak dipublikasikan. Surakarta: UNS.
Mowen, Maryanne M., and Hansen R. Don. 2000. Management Accounting. International Thomson Publishing, pp. 434-457.
Mulyadi (1998). Total Quality Management. Edisi I. Yogyakarta: Aditya Media. ______ dan Johny (1999). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen:
Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan. Edisi I. Yogyakarta: Aditya Media.
Muslichah (2003). The Effect of Contextual Variables on Management Accounting System Characteristics and Managerial Performance. Simposium Nasional Akuntansi VI (SNA VI): Surabaya, 16-17 Oktober.
Nazaruddin, Ietje. 1998. Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2, hal. 141-160.
Nugroho, Bhuono Agung (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
O’Reilly III, Charles A., David Caldwell and Jennifer Chatman. 2005. How Leadership Matters: The Effects of Leadership Alignment on Strategic Execution. Stanford GSB Research Paper No. 1895, June.
Pinder, Craig C. 1984. Work Motivation: Theory, Issues, and Applicaions. United States of America: Scott, Foresman and Company
Prasetyo, Priyono Puji. 2002. Pengaruh Locus of Control terhadap Hubungan Antara Ketidakpastian Lingkungan dengan Karakteristik Informasi Sistem
(25)
Akuntansi Manajemen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, hal. 119-136.
Rahayu, Fatik (1998). TQM dan Dampaknya terhadap Kepuasan Kerja. Tesis S2. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: UGM.
Ritonga, Kirmizi, dan Zainuddin, Yuserrie. 2001a. Faktor-faktor Kontekstual dan Sistem Akuntansi Manajemen. Kompak, No. 2, hal. 183-203.
______. 2001b. Pengaruh Faktor Kontekstual terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Manajemen dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 3, No. 3, hal. 255-273.
______. 2002. Pengaruh Ketidaktentuan Lingkungan terhadap Penerapan Sistem Akuntansi Manajemen: Struktur Organisasi sebagai Faktor Moderasi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, hal. 102-116.
Robbins, Stephen P. 2000. Essentials of Organizational Behavioral. New Jersey: Prentice Hall.
Santoso, Singgih (2001). SPSS Versi 10: Mengolah Data Statistik secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Schriesheim, C. And S. Kerr (1977). R.I.P. LPC: A Response to Fiedler. Leadership: The Cutting Edge. J. Hunt and L. Larson, Carbondale: Southern Illinois University Press.
Sekaran, Uma (2000). Research Method for Business: A Skill Building Approach.
Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Setiana, Sinta. 2005. Pengaruh Pemahaman Manajemen atas Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen dan Aplikasinya terhadap Kinerja Manajerial. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 4, No. 3, hal. 40-53.
Shank, J.K. and V. Govindarajan. 1993. Strategic Cost Management: The New Tool for Competitive Advantage. New York: Free Press.
Shingo, S. 1986. Zero Quality Control: Source Inspection and the Poka-Yoke System. Massachusetts: Productivity Press.
Sim, K.L., and L.N. Killough. 1998. The Performance Effect of Complementaries between Manufacturing Practice and Management Accounting System. Journal of Management Accounting Research 10 (Fall): pp. 325-346.
(26)
Sumarno, J. (2005). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan anatar Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial. Simposium Nasional Akuntansi VIII (SNA VIII): Solo, 15-16 September. Suprantiningrum dan Zulaikha (2003). Pengaruh Total Quality Management
terhadap Kinerja Manajerial dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan (Reward) sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi VI (SNA VI): Surabaya, 16-17 Oktober.
Syptak, Marslanddan dan Ulmer. 1999. Job Satisfaction: Putting Theory Into Practice. American Academy of Phisicians. Vol. 6, No. 9
Tannenbaum, R. And W. H. Schmidt. (1958, March/April). How to Choose A Leadership Pattern. Harvard Business Review, pp. 95-101.
Taylor, F. W. (1911). The Principles of Scientific Management. New York: Harper and Row.
Turner, R. And Turner, L. (1998). Deming’s 14 points and 7 deadly diseases. Ends of the Earth Learning Group. Tersedia secara on-line di website: www.endsoftheearth.com/Deming
Waldman, D. A. 1994. Designing Performance Management Systems for Total Quality Implementation. Journal of Organizational Change Management 7 (2): 31-44.
Wartono. 2005. Metodologi Penelitian. Modul Perkuliahan Metodologi Penelitian. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Wasisto, Arief dan Mahfud Sholihin. 2004. Peran Partisipasi Penganggaran dalam Hubungan antara Keadilan Prosedural dengan Kinerja Manajerial dan Kepuasan Kerja. Simposium Nasional Akuntansi VII (SNA VII): Denpasar, 2-3 Desember.
Wasserman, Noam, Nitin Nohria dan Bharat N. Anand. 2001. When Does The
Leadership Matter? The Contingent Opportunities View of CEO Leadership. Startegy Unit Working Paper No. 02-04; Harvard Business School Working Paper No. 01-063.
Wruck, Karen H., and Michael C. Jensen. 1997. Science, Specific Knowledge, and Total Quality Management. Journal of Applied Corporate Finance, Vol. 10, No. 2 (Summer).
(27)
LAMPIRAN
Tabel 2
Data Responden yang Mengembalikan Kuesioner dan Dapat Dianalisis
No Perusahaan Jumlah %
1 PT. Mustika Ratu 4 100
2 PT. Semen Gresik (Persero) 2 50
3 PT. Dankos Laboratories 3 75
4 PT. Citra Tubindo Tbk. 4 100
5 PT. Astra Otoparts Tbk. 4 100
6 PT. Pyridam Farma Tbk. 4 100
7 PT. Pelangi Indah Comindo 1 25
8 PT. Tira Austenite Tbk. 1 25
9 PT. Dynaplast Tbk. 2 50
10 PT. IMSI Tbk. 1 25
11 PT. Tembaga Mulia Semanan Tbk. 1 25
12 PT. Surya Kertas 1 25
13 PT. Polychem Indonesia 2 50
14 PT. HM Sampoerna 1 25
TOTAL 31 5%
(28)
Tabel 3
Validitas Data Variabel Penelitian
No Item Pertanyaan Signifikansi Pearson α Status A Total Quality Management
1 TQM1 0,000 0,05 valid
2 TQM2 0,000 0,05 valid
3 TQM3 0,000 0,05 valid
4 TQM4 0,000 0,05 valid
5 TQM5 0,000 0,05 valid
6 TQM6 0,000 0,05 valid
B SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
1 SIA1 0,000 0,05 valid
2 SIA2 0,000 0,05 valid
3 SIA3 0,000 0,05 valid
4 SIA4 0,000 0,05 valid
5 SIA5 0,000 0,05 valid
6 SIA6 0,000 0,05 valid
7 SIA7 0,000 0,05 valid
8 SIA8 0,000 0,05 valid
9 SIA9 0,000 0,05 valid
10 SIA10 0,000 0,05 valid
11 SIA11 0,000 0,05 valid
12 SIA12 0,000 0,05 valid
13 SIA13 0,000 0,05 valid
14 SIA14 0,000 0,05 valid
15 SIA15 0,000 0,05 valid
16 SIA16 0,000 0,05 valid
17 SIA17 0,000 0,05 valid
18 SIA18 0,000 0,05 valid
19 SIA19 0,000 0,05 valid
20 SIA20 0,000 0,05 valid
21 SIA21 0,000 0,05 valid
C GAYA KEPEMIMPINAN
1 GK1 0,000 0,05 valid
2 GK2 0,000 0,05 valid
3 GK3 0,005 0,05 valid
4 GK4 0,010 0,05 valid
5 GK5 0,001 0,05 valid
6 GK6 0,000 0,05 valid
(29)
Tabel 3
Validitas Data Variabel Penelitian (lanjutan)
No Item Pertanyaan Signifikansi Pearson α Status
8 GK8 0,000 0,05 valid
9 GK9 0,000 0,05 valid
10 GK10 0,000 0,05 valid
11 GK11 0,000 0,05 valid
12 GK12 0,005 0,05 valid
13 GK13 0,000 0,05 valid
14 GK14 0,000 0,05 valid
15 GK15 0,002 0,05 valid
16 GK16 0,000 0,05 valid
17 GK17 0,000 0,05 valid
D KEPUASAN KERJA
1 KP1 0,000 0,05 valid
2 KP2 0,000 0,05 valid
3 KP3 0,000 0,05 valid
4 KP4 0,007 0,05 valid
5 KP5 0,002 0,05 valid
6 KP6 0,005 0,05 valid
7 KP7 0,000 0,05 valid
8 KP8 0,000 0,05 valid
9 KP9 0,000 0,05 valid
10 KP10 0,001 0,05 valid
11 KP11 0,000 0,05 valid
12 KP12 0,000 0,05 valid
13 KP13 0,000 0,05 valid
14 KP14 0,000 0,05 valid
15 KP15 0,000 0,05 valid
16 KP16 0,000 0,05 valid
17 KP17 0,000 0,05 valid
18 KP18 0,005 0,05 valid
19 KP19 0,000 0,05 valid
(30)
Tabel 3
Validitas Data Variabel Penelitian (lanjutan)
No Item Pertanyaan Signifikansi Pearson α Status E KINERJA MANAJERIAL
1 KM1 0,000 0,05 valid
2 KM2 0,000 0,05 valid
3 KM3 0,000 0,05 valid
4 KM4 0,000 0,05 valid
5 KM5 0,000 0,05 valid
6 KM6 0,000 0,05 valid
7 KM7 0,007 0,05 valid
8 KM8 0,000 0,05 valid
9 KM 9 0,000 0,05 valid
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4
Reliabelitas Data Variabel Penelitian
No Variabel Signifikansi Cronbach’ Alpha Status
1 TQM 0,9025 baik
2 SAM 0,9610 baik
3 Gaya Kepemimpinan 0,9103 baik
4 Kinerja Manajerial 0,9000 baik
5 Kepuasan Kerja 0,9321 baik
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Data Penelitian
No Variabel Signifikansi K-S Status
1 TQM 0,403 normal
2 SAM 0,879 normal
3 Gaya Kepemimpinan 0,978 normal
4 Kinerja Manajerial 0, 433 normal
(31)
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Regression-TQM, SAM, TQM*SAM-KINERJA (H1)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,560 ,314 ,237 7,658 1,714 a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM
b Dependent Variable: KINERJA
ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 723,336 3 241,112 4,111 ,016
Residual 1583,438 27 58,646 Total 2306,774 30
a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: KINERJA
Coefficientsa Unstd. Coefficient s Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -55,300 38,241 -1,446 ,160
TQM 5,170 1,791 2,629 2,887 ,008 ,031 32,619 SAM ,808 ,296 2,034 2,725 ,011 ,046 21,927 TQMSAM -3,553E-02 ,014 -3,146 -2,566 ,016 ,017 59,119 a Dependent Variable: KINERJA
Partial Regression Plot
Dependent Variable: KINERJA
TQMSAM 300 200 100 0 -100 -200 -300 20 10 0 -10 -20 -30
(32)
Regression-TQM, SAM, TQM*SAM-PUAS (H2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,420 ,177 ,085 10,639 2,218 a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM
b Dependent Variable: PUAS ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 656,080 3 218,693 1,932 ,148
Residual 3055,855 27 113,180 Total 3711,935 30
a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: PUAS
Coefficients Unstandar dized Coefficient s Standardiz ed Coefficient s
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -24,278 53,124 -,457 ,651
TQM 4,963 2,488 1,989 1,995 ,056 ,031 32,619 SAM ,655 ,412 1,300 1,590 ,123 ,046 21,927 TQMSAM -3,718E-02 ,019 -2,595 -1,933 ,064 ,017 59,119 a Dependent Variable: PUAS
Partial Regression Plot
Dependent Variable: PUAS
TQMSAM 300 200 100 0 -100 -200 -300 P U A S 20 10 0 -10 -20 -30
(33)
Regression-TQM, PIMPIN,TQM*GK-KINERJA (H3)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,580 ,336 ,262 7,532 1,710 a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM
b Dependent Variable: KINERJA ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 775,212 3 258,404 4,555 ,010
Residual 1531,562 27 56,725 Total 2306,774 30
a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: KINERJA
Coefficients Unstandar dized Coefficient s Standardiz ed Coefficient s
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -114,138 68,480 -1,667 ,107
TQM 6,891 2,978 3,504 2,314 ,029 ,011 93,259 PIMPIN 1,823 ,760 2,968 2,399 ,024 ,016 62,217 TQMGK -7,027E-02 ,033 -4,662 -2,151 ,041 ,005 191,058 a Dependent Variable: KINERJA
Partial Regression Plot
Dependent Variable: KINERJA
TQMGK 200 100 0 -100 20 10 0 -10 -20 -30
(34)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,415 ,172 ,080 10,670 1,706 a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM
b Dependent Variable: PUAS ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 637,920 3 212,640 1,868 ,159
Residual 3074,016 27 113,852 Total 3711,935 30
a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: PUAS
Coefficients Unstandar dized Coefficient s Standardiz ed Coefficient s
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -150,321 97,018 -1,549 ,133
TQM 8,948 4,219 3,587 2,121 ,043 ,011 93,259 PIMPIN 2,401 1,076 3,081 2,230 ,034 ,016 62,217 TQMGK -9,812E-02 ,046 -5,132 -2,120 ,043 ,005 191,058 a Dependent Variable: PUAS
Partial Regression Plot Dependent Variable: PUAS
TQMGK 200 100 0 -100 P U A S 20 10 0 -10 -20 -30
(1)
Tabel 3
Validitas Data Variabel Penelitian (lanjutan)
No
Item Pertanyaan
Signifikansi Pearson
α
Status
8
GK8
0,000
0,05
valid
9
GK9
0,000
0,05
valid
10
GK10
0,000
0,05
valid
11
GK11
0,000
0,05
valid
12
GK12
0,005
0,05
valid
13
GK13
0,000
0,05
valid
14
GK14
0,000
0,05
valid
15
GK15
0,002
0,05
valid
16
GK16
0,000
0,05
valid
17
GK17
0,000
0,05
valid
D
KEPUASAN KERJA
1
KP1
0,000
0,05
valid
2
KP2
0,000
0,05
valid
3
KP3
0,000
0,05
valid
4
KP4
0,007
0,05
valid
5
KP5
0,002
0,05
valid
6
KP6
0,005
0,05
valid
7
KP7
0,000
0,05
valid
8
KP8
0,000
0,05
valid
9
KP9
0,000
0,05
valid
10
KP10
0,001
0,05
valid
11
KP11
0,000
0,05
valid
12
KP12
0,000
0,05
valid
13
KP13
0,000
0,05
valid
14
KP14
0,000
0,05
valid
15
KP15
0,000
0,05
valid
16
KP16
0,000
0,05
valid
17
KP17
0,000
0,05
valid
18
KP18
0,005
0,05
valid
19
KP19
0,000
0,05
valid
(2)
Tabel 3
Validitas Data Variabel Penelitian (lanjutan)
No
Item Pertanyaan
Signifikansi Pearson
α
Status
E
KINERJA MANAJERIAL
1
KM1
0,000
0,05
valid
2
KM2
0,000
0,05
valid
3
KM3
0,000
0,05
valid
4
KM4
0,000
0,05
valid
5
KM5
0,000
0,05
valid
6
KM6
0,000
0,05
valid
7
KM7
0,007
0,05
valid
8
KM8
0,000
0,05
valid
9
KM 9
0,000
0,05
valid
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4
Reliabelitas Data Variabel Penelitian
No
Variabel
Signifikansi
Cronbach’ Alpha
Status
1
TQM
0,9025
baik
2
SAM
0,9610
baik
3
Gaya Kepemimpinan
0,9103
baik
4
Kinerja Manajerial
0,9000
baik
5
Kepuasan Kerja
0,9321
baik
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Data Penelitian
No
Variabel
Signifikansi K-S
Status
1
TQM
0,403
normal
2
SAM
0,879
normal
3
Gaya Kepemimpinan
0,978
normal
4
Kinerja Manajerial
0, 433
normal
(3)
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis Penelitian
Regression-TQM, SAM, TQM*SAM-KINERJA (H1)
Model SummaryModel R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,560 ,314 ,237 7,658 1,714 a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM
b Dependent Variable: KINERJA
ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 723,336 3 241,112 4,111 ,016
Residual 1583,438 27 58,646 Total 2306,774 30
a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: KINERJA
Coefficientsa Unstd.
Coefficient s
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -55,300 38,241 -1,446 ,160
TQM 5,170 1,791 2,629 2,887 ,008 ,031 32,619 SAM ,808 ,296 2,034 2,725 ,011 ,046 21,927 TQMSAM -3,553E-02 ,014 -3,146 -2,566 ,016 ,017 59,119 a Dependent Variable: KINERJA
Partial Regression Plot
Dependent Variable: KINERJA
TQMSAM
300 200
100 0
-100 -200
-300 20 10 0 -10 -20 -30
(4)
Regression-TQM, SAM, TQM*SAM-PUAS (H2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,420 ,177 ,085 10,639 2,218 a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM
b Dependent Variable: PUAS ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 656,080 3 218,693 1,932 ,148
Residual 3055,855 27 113,180 Total 3711,935 30
a Predictors: (Constant), TQMSAM, SAM, TQM b Dependent Variable: PUAS
Coefficients Unstandar
dized Coefficient
s
Standardiz ed Coefficient
s
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -24,278 53,124 -,457 ,651
TQM 4,963 2,488 1,989 1,995 ,056 ,031 32,619 SAM ,655 ,412 1,300 1,590 ,123 ,046 21,927 TQMSAM -3,718E-02 ,019 -2,595 -1,933 ,064 ,017 59,119 a Dependent Variable: PUAS
Partial Regression Plot
Dependent Variable: PUAS
TQMSAM
300 200
100 0
-100 -200
-300
P
U
A
S
20
10
0
-10
-20
(5)
Regression-TQM, PIMPIN,TQM*GK-KINERJA (H3)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,580 ,336 ,262 7,532 1,710 a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM
b Dependent Variable: KINERJA ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 775,212 3 258,404 4,555 ,010
Residual 1531,562 27 56,725 Total 2306,774 30
a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: KINERJA
Coefficients Unstandar
dized Coefficient
s
Standardiz ed Coefficient
s
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -114,138 68,480 -1,667 ,107
TQM 6,891 2,978 3,504 2,314 ,029 ,011 93,259 PIMPIN 1,823 ,760 2,968 2,399 ,024 ,016 62,217 TQMGK -7,027E-02 ,033 -4,662 -2,151 ,041 ,005 191,058 a Dependent Variable: KINERJA
Partial Regression Plot
Dependent Variable: KINERJA
TQMGK
200 100
0 -100
20
10
0
-10
-20
-30
(6)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 ,415 ,172 ,080 10,670 1,706 a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM
b Dependent Variable: PUAS ANOVA
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig. 1 Regression 637,920 3 212,640 1,868 ,159
Residual 3074,016 27 113,852 Total 3711,935 30
a Predictors: (Constant), TQMGK, PIMPIN, TQM b Dependent Variable: PUAS
Coefficients Unstandar
dized Coefficient
s
Standardiz ed Coefficient
s
t Sig. Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -150,321 97,018 -1,549 ,133
TQM 8,948 4,219 3,587 2,121 ,043 ,011 93,259 PIMPIN 2,401 1,076 3,081 2,230 ,034 ,016 62,217 TQMGK -9,812E-02 ,046 -5,132 -2,120 ,043 ,005 191,058 a Dependent Variable: PUAS
Partial Regression Plot
Dependent Variable: PUAS
TQMGK
200 100
0 -100
P
U
A
S
20
10
0
-10
-20