EVALUASI PROGRAM PELATIHAN ICT TERHADAP GURU-GURU DI LPMP JAWA BARAT : Penelitian Evaluasi Dengan Menggunakan Model Evaluasi Kirkpatrick Terhadap Pelatihan Intel Teach Getting Started Di Daerah Terpencil Di Kabupaten Garut.

(1)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR GRAFIK . ... vi ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..………..……... 1

B. Identifikasi dan Fokus Penelitian ………..…….…… 6

C. Perumusan Masalah ………. 6

D. Tujuan Penelitian Evaluasi ………..……… 7

E. Metode Penelitian ……….………. 7

1. Metode Penelitian Evaluasi .……….……… 7

2. Populasi dan Sampel ………..………….. 9

3. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ……….……… 10

4. Model Hubungan Antar Variabel ……….……… 11

F. Pertanyaan Penelitian ……….…. 11

G. Hipotesis Penelitian ……… 12

H. Kriteria Evaluasi ………. 13

BAB II LANDASAN TEORI A. Pelatihan Guru ………..……. 15

B. Arti dan Manfaat Pelatihan Guru…………..……… 20

1. In Service Training ……….…..…… 22


(2)

C. Pelatihan Intel® Teach – Getting Started ……..………. 27

D. Evaluasi Program ………. 31

1. Pengertian Evaluasi Program……….. 31

2. Tujuan Evaluasi Program..…………..………..…………. 32

3. Manfaat Evaluasi ……….……….……… 34

E. Evaluasi Program Pelatihan ……… 35

1. Tahap Pra Diklat ………... 35

2. Tahap Selama Diklat ………..………. 36

3. Tahap Sesudah Diklat (Post Diklat) ………. 38

F. Model Evaluasi ………..……….………….. 39

1. Goal-oriented Evaluation Model oleh Tyler ……….….. 39

2. Formatif-summatif Evaluation Model oleh Scriven……….. 39

3. Countenance Evaluation Model oleh Stake ………. 40

4. CIPP Evaluation Model oleh Stufflebeam ……….. 41

5. CSE-UCLA Evaluation Model ……….…… 42

6. Discrepancy Evaluation Model (DEM) oleh Provus………. 43

7. Kelebihan dan Kelemahan Tiap model Evaluasi ... 44

G. Model Evaluasi Kirkpatrick ………. 49

1. Evaluasi Reaksi (Evaluating Reaction) ………... 50

2. Evaluasi Belajar (Evaluating Learning) ………... 52

3. Evaluasi Perilaku (Evaluating Behavior) ………. 53

4. Evaluasi Hasil (Evaluating Result) ……….. 54

H. Hasil Penelitian Terdahulu ... 62

I. Kerangka Berpikir ……….……. 64

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……….. ………. 66

B. Populasi dan Sampel ………... 70

C. Prosedur Penelitian ……….………… 71

1. Tahap Persiapan ……….………….. 71

2. Tahap Pelaksanaan ……….……….. 82

3. Penyajian Data ………..……… 106


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ..…………..……….…….. 107

1. Analisa Statistik Deskriptif Level 1 (Reaction) ………..……. 107

2. Analisa Statistik Deskriptif Level 2 (Learning) ………..……. 113

3. Analisa Statistik Deskripsi Level 3 (Behavior)………..…..…… 123

4. Analisa Statistik Deskripsi Level 4 (Result)... 141

5. Hubungan Level 1 Terhadap Level 2……….….. 148

6. Hubungan Level 2 Terhadap Level 3 ……….…… 161

7. Hubungan Level 3 Terhadap Level 4 ……….….. 174

8. Analisis Jalur ……….………...………. 180

9. Deskripsi Hasil Pengambilan Data dari Kepala Sekolah, Pengawas, Guru Sejawat dan Siswa ……….… 184

B. Pembahasan …. ………..………..……….. 189

1. Pembahasan Hasil Penelitian Level 1 (Reaction)……….. 193

2. Pembahasan Hasil Penelitian Level 2 (Learning) ………. 194

3. Pembahasan Hasil Penelitian Level 3 (Behavior)………...…. 196

4. Pembahasan Hasil Penelitian Level 4 (Result)..………... 197

5. Pembahasan Pengaruh Antar Level…………....………... 199

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ….. ………..……….………….. 206

B. Rekomendasi ………. 209

DAFTAR PUSTAKA ……….. 212

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……….. 215


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

2.1. Struktur Program Pelatihan Intel Teach – Getting Started……….. 29

2.2. Level Evaluasi Model Kirkpatrick ……… 50

2.3. Struktur Dasar 4 Level Kirkpatrick’s Evaluation Model………. 55

2.4 Detail Struktur 4 Level Kirkpatrick’s Evaluation Model……… 57

3.1. Rancangan Instrumen Penelitian untuk Kelompok Eksperimen………. 74

3.2. Rancangan Instrumen Penelitian untuk Kelompok Kontrol………….. 76

3.3. Rancangan Instrumen Peneltian untuk Siswa, Rekan Sejawat dan Kepala Sekolah………. 77

3.4. Uji Validitas Instrumen Reaksi Peserta Terhadap Kualitas Pelatihan 84 3.5. Uji Reliabilitas Instrumen Reaksi Peserta Terhadap Kualitas Pelatihan.. 86

3.6. Uji Validitas Instrumen Perilaku (Behavior)……… 89

3.7. Uji Realiabilitas Instrumen Perilaku (Behavior)……….. 90

3.8 Uji Validitas Instrumen Kepala Sekolah……….. 92

3.9. Uji Reliabilitas Instrumen Kepala Sekolah……….. 92

3.10. Uji Validitas Instrumen Rekan Sejawat……….……… 94

3.11. Uji Reliabilitas Instrumen Rekan Sejawat……… 94

3.12. Uji Validitas Instrumen Siswa……….. 96

3.13. Uji Reliabilitas Instrumen Siswa……….. 97

4.1. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Materi… 107 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Metode.. 108


(5)

4.3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Jadwal

Kegiatan ……….. 109

4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Fasilitator ………. 110

4.5. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Fasilitas.. 111

4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Akomodasi dan Konsumsi ………. 111

4.7. Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ……….. 113

4.8. Statistik Deskriptif Untuk Pretest dan Posttest ……… 114

4.9. Hasil Perhitungan Korelasi antara Pretest dan Posttest ………... 116

4.10 Ringkasan Hasil Perhitungan Korelasi antara Pretest dan Posttest ……. 118

4.11 Statistik Deskriptif Untuk Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 119 4.12 Independent Sampel Test Untuk Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ……… 120

4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Internet………. 123

4.14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Program Aplikasi Lembar Kerja……….. 124

4.15. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Program Aplikasi Multimedia……… 125

4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Program Pengolah Kata……… 126

4.17. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Internet………. 127


(6)

4.18. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator

Penggunaan Program Aplikasi Lembar Kerja……….. 128

4.19. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Program Aplikasi Multimedia………. 129

4.20. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Penggunaan Program Pengolah Kata………...…… 130

4.21. Komparasi Indikator Penggunaan Internet………... 132

4.22. Komparasi Indikator Penggunaan Program Aplikasi Lembar Kerja…… 134

4.23. Komparasi Indikator Penggunaan Program Aplikasi Multimedia…… 136

4.24. Komparasi Indikator Penggunaan Program Aplikasi Pengolah Kata….. 138

4.25. Hasil Perhitungan Uji t Nilai Siswa……….……….. 141

4.26. Proses Transformasi Data Ordinal ke Data Interval Variabel Implementasi Untuk Kelompok Eksperimen……….………… 144

4.27. Statistik Deskriptif Data Level 1 ……… 148

4.28. Distribusi Frekuensi Data Level 1……… 149

4.29. Hasil Perhitungan Konversi ke Skor Z Data Level 1……….. 150

4.30. Pengujian Normalitas Sebaran Data Level 1……… 150

4.31. Statistik Deskriptif Data Pretest……… 151

4.32. Distribusi Frekuensi Pretest……….. 152

4.33. Hasil Perhitungan Konversi ke Skor Z Data Pretest ……… 152

4.34. Pengujian Normalitas Sebaran Data Pretest………. 153

4.35. Statistik Deskriptif Data Posttest……….. 153

4.36. Distribusi Frekuensi Posttest……… 154

4.37. Hasil Perhitungan Konversi ke Skor Z Data Posttest ……… 155


(7)

4.39. Regresi Level 1 dan Kenaikan Hasil Test……….………. 157

4.40. Statistik Deskriptif Data Perilaku Kelompok Eksperimen………... 161

4.41. Distribusi Frekuensi Data Perilaku Kelompok Eksperimen………. 162

4.42 . Hasil Perhitungan Konversi ke Skor Z Data Perilaku Kelompok Eksperimen………... 162

4.43 . Pengujian Normalitas Sebaran Data Perilaku Kelompok Eksperimen… 163 4.44. Nilai Korelasi Level 2 dan Level 3 Kelompok Eksperimen……..……. 164

4.45. Hubungan Antara Level 2 dan Level 3 Kelompok Eksperimen……... 164

4.46. Statistik Deskriptif Data Level 3 (Perilaku) Kelompok Kontrol………. 168

4.47. Distribusi Frekuensi Data Perilaku Kelompok Kontrol……….. 169

4.48. Hasil Perhitungan Konversi ke Skor Z Data Perilaku Kelompok Kontrol………. 169

4.49. Pengujian Normalitas Sebaran Data Perilaku Kelompok Kontrol…….. 170

4.50. Statistik Deskriptif Hasil Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol………. 171

4.51. Hasil Perhitungan Perilaku Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol……….. 172

4.52. Korelasi Perilaku dan Nilai Siswa Kelompok Eksperimen……….. 174

4.53. Regresi Perilaku dan Nilai Siswa Kelompok Eksperimen……….. 175

4.54. Korelasi Perilaku dan Nilai Siswa Kelompok Kontrol……… 179

4.55 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Pemanfaatan Internet……… 185

4.56. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Program Aplikasi Pengolah Kata……… 186


(8)

4.57. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Program

Aplikasi Lembar Kerja……….……... 187

4.58 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Pemanfaatan Program Aplikasi Multimedia……… 188

4.59 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Pemanfaatan Keterampilan ICT dalam Tugas Sehari-hari………... 189

4.60 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Peningkatan keterampilan alumni pelatihan dalam bidang ICT... 190

4.61 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Indikator Tingkat kepuasan sekolah terhadap keterampilan alumni pelatihan………. 191

4.62 Distribusi Frekuensi Jawaban Siswa Terhadap Indikator Pembelajaran yang diberikan oleh Alumni Pelatihan Mudah Dipahami……… 192

4.63 Kriteria Interpretasi Skor ... ... 193

4.64 Gap Implementasi Hasil Pelatihan ... 196

DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Hal 1.1. Model Hubungan Antar Variabel……… 11

2.1. Aspek Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran …………. 19

2.2. Stake Countenance Model ……….. …………. 41

2.3 Kerangka Berpikir……….………….. 64

3.1. Paradigma Penelitian……….……….. 68


(9)

4.2. Faktor yang mempengaruhi Performance….……….. 202 DAFTAR GRAFIK

Grafik Judul Hal

4.1. Komparasi Indikator Penggunaan Internet………. 132 4.2. Komparasi Indikator Penggunaan Program Aplikasi Lembar

Kerja……… 134

4. 3. Komparasi Indikator Penggunaan Program Aplikasi Multimedia.. 136 4.4. Komparasi Indikator Penggunaan Program Aplikasi Pengolah


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya penyelenggaraan pendidikan adalah guru. Guru sebagai ujung tombak pendidikan yang berada langsung di garis depan berhadapan dengan siswa dituntut memiliki kompetensi yang memadai. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan pendidikan memiliki guru yang sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi maupun keterampilannya.

Mengingat tugas guru yang begitu berat, maka sudah seharusnya pengetahuan, wawasan, dan keterampilan guru harus selalu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Salah satu program yang dapat diselenggarakan untuk mengembangkan keterampilan guru tersebut adalah melalui pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia, yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan pengembangan tenaga manusia. Dalam proses pengembangannya diupayakan agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia tersebut dapat terpenuhi. selanjutnya, pendidikan dan pelatihan juga merupakan sarana yang ditujukan pada upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi yang


(11)

dipandang kurang efektif sebelumnya. Sehingga dengan penyelenggaraan pelatihan, diharapkan akan mampu mengurangi adanya dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, keterampilan, kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari anggota atau kelompok tertentu.

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat sebagai unit pelaksana teknis pusat yang berkedudukan di propinsi mempunyai tugas untuk membantu pemerintah daerah dalam bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan seperti yang dinyatakan dalam PP No. 19 tahun 2005.

Sedangkan tugas pokok Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat adalah melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah di Propinsi Jawa Barat berdasarkan kebijakan nasional. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, LPMP Jawa Barat memiliki fungsi (Permendiknas No. 7 tahun 2007) sebagai berikut :

1) Pengukuran dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dasar dan menengah. 2) Perancangan model-model pembelajaran di sekolah sesuai dengan

kebutuhan propinsi Jawa Barat dan standar mutu nasional.

3) Memfasilitasi lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

4) Memfasilitasi lembaga pendidikan dalam pengelolaan sumberdaya pendidikan.


(12)

5) Memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan propinsi Jawa Barat.

Dalam salah satu fungsinya, LPMP Jawa Barat diharuskan untuk memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan propinsi Jawa Barat. Salah satu bentuk dalam melaksanakan fasilitasi tersebut adalah dengan melaksanakan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah di provinsi Jawa Barat.

Salah satu pelatihan yang diselenggarakan oleh LPMP Jawa Barat pada tahun 2009 – 2010 adalah pelatihan Intel® Teach Getting Started. Pelatihan

Intel® Teach Getting Started adalah model pelatihan profesional yang menawarkan bantuan kepada guru-guru di kelas yang punya sedikit atau tidak sama sekali pengalaman menggunakan komputer untuk memperoleh kecakapan utama teknologi dan pengantar dalam mengembangkan belajar-mengajar di abad ke-21 ini. Program pelatihan ini bertujuan untuk :

• Memperkenalkan cara pendekatan abad ke-21 seperti petunjuk

pembelajaran berpusat pada siswa, pemikiran kritis, dan kerjasama.

• Memperkenalkan kecakapan teknologi sebagai satu cara praktis yang

menghasilkan alat kreasi dan dokumen yang dapat membantu produktivitas peserta sebagai guru.

• Mengembangkan Pembelajaran individu yang memperinci bagaimana


(13)

untuk meningkatkan produktivitas dan profesionalisme peserta dari waktu ke waktu. (Intel® Teach Program, 2007 : 6).

Pelatihan ini melibatkan penggunaan komputer, dan peserta pelatihan akan mempunyai banyak kesempatan untuk mempergunakan Perangkat lunak komputer yang antara lain latihan langsung dan aktivitas. Peserta juga akan menemukan bahwa gambaran campuran instruksi langsung, bahasan dan kerjasama kelompok, introspeksi diri, dan pekerjaan perorangan pada latihan pelatihan, aktivitas, dan Rencana-Rencana Kerja. Semua ini didisain untuk memberikan peserta alat untuk menjadi lebih efektif dan produktif sebagai guru mata pelajaran.

Sasaran Pelatihan ini adalah sebanyak 2 kelompok kerja guru (KKG) dan 4 kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dari 7 Kabupaten yang telah terseleksi sebagai penerima dana blockgrant. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala LPMP Jawa Barat No. 3065 tahun 2009 tentang penetapan penerima dana blockgrant program peningkatan kompetensi guru daerah terpencil/tertinggal, ke tujuh kabupaten tersebut adalah :

1. Kabupaten Cianjur 2. Kabupaten Sukabumi 3. Kabupaten Tasikmalaya 4. Kabupaten Garut

5. Kabupaten Kuningan 6. Kabupaten Ciamis 7. Kabupaten Majalengka.


(14)

Sasaran pelatihan literasi ICT dasar (Getting Started) menggunakan paket dari Intel Indonesian Corporation dengan ketentuan setiap KKG/MGMP sebanyak 6 guru sebagai Master Teacher (MT). Sehingga secaran keseluruhan sasaran Master Teacher (MT) adalah = 6 MT x 6 KKG/MGMP = 36 MT dari tiap kabupatennya Untuk selanjutnya, masing-masing MT harus melaksanakan kegiatan yang sama terhadap 6 orang guru lainnya, sehingga secara keseluruhan, program pelatihan ini akan diterima oleh 36 X 6 = 216 orang guru pada tiap kabupatennya.

Berdasarkan arahan dan kebijakan serta fungsi dari pelatihan, maka seharusnya program pelatihan Intel® Teach Getting Started tersebut dapat memberikan pengetahuan, wawasan dan keterampilan serta dapat menunjang terlaksananya pembelajaran yang efektif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Pada kenyataannya, seberapa besar dampak pelatihan dan bagaimana implementasi hasil pelatihan ketika peserta pelatihan kembali ke unit kerjanya, serta dampak yang ditimbulkan dari hasil pelatihan Intel® Teach Getting Started tersebut, sampai saat ini belum diteliti dan dievaluasi secara mendalam. Dengan melihat kenyataan tersebut, maka penulis tergugah untuk mencoba melakukan penelitian evaluasi terhadap program pelatihan tersebut.


(15)

B. Identifikasi dan Fokus Penelitian

Fokus dari penelitian evaluasi ini adalah untuk mengetahui dampak dari program pelatihan Intel Teach Getting Started, baik terhadap peserta pelatihan maupun terhadap instansi dimana peserta pelatihan tersebut bertugas. Hal ini sejalan dengan petunjuk dari kepala LAN dengan Surat Keputusan LAN No. 44/Seklan/2/1980 yang menyatakan bahwa dalam setiap kegiatan diklat perlu di laksanakan evaluasi dengan tujuan untuk :

(a) mendapatkan dan menganalisa informasi untuk mengetahui pencapaian tujuan jangka panjang dan jangka pendek; (b) mengetahui pengaruh program pendidikan dan pelatihan terhadap efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas instansi peserta diklat.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan fokus penelitian tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana reaksi peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan yang telah dilaksanakan ?.

2. Seberapa besar tingkat penambahan keterampilan peserta dalam bidang Information and Communication Technology (ICT) setelah mengikuti pelatihan ?.

3. Apakah keterampilan ICT tersebut di aplikasikan ketika kembali ke unit kerjanya ?.

4. Seberapa besar dampak aplikasi keterampilan ICT tersebut terhadap hasil belajar siswa ?.


(16)

D. Tujuan Penelitian Evaluasi

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah untuk mengetahui:

1. Reaksi peserta pelatihan terhadap penyelenggaraan pelatihan yang telah dilaksanakan.

2. Seberapa besar tingkat penambahan keterampilan peserta dalam bidang ICT setelah mengikuti pelatihan.

3. Adakah implementasi keterampilan ICT tersebut ketika kembali ke unit kerjanya.

4. Adakah dampak dari penerapan keterampilan ICT tersebut terhadap hasil belajar siswanya.

E. Metode Penelitian

1. Metode penelitian evaluasi

Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi, yang pelaksanaannya dilakukan melalui pengamatan langsung ke tempat pelatihan dan tempat implementasi pelatihan dilaksanakan, dengan pertimbangan sebagai berikut; a) Agar dapat mendeskripsikan subjek penelitian secara luas dan mendalam. b) Data yang diambil adalah data deskriptif yang didapatkan langsung dari

tempat penelitian.

c) Data yang diperoleh dan dianalisis akan lebih valid dan akurat, sehingga dapat dijadikan rekomendasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Riduwan (2004:53) mengemukakan, bahwa : “Penelitian evaluasi dapat dinyatakan juga sebagai evaluasi, tetapi dalam hal lain juga dapat dinyatakan


(17)

sebagai penelitian. Sebagai evaluasi berarti hal ini merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu membandingkan suatu kejadian, kegiatan, produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan. Evaluasi sebagai penelitian berarti menjelaskan fenomena”. Selanjutnya, pengertian evaluasi menurut Ralph Tyler dalam Suharsimi A. (2006:3) adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.

Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kirkpatrick’s model . Model evaluasi yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal sebagai Evaluating Training Programs: The Four Levels atau Kirkpatrick’s evaluation model. Menurut Kirkpatrick, evaluasi terhadap program training mencakup empat level evaluasi, yaitu: reaction, learning, behavior, dan result.

Dalam pelaksanaannya, penelitian evaluasi ini akan menggunakan True experimental design dengan menggunakan pretest – posttest control group design (Campbell&Stanley, 1963:13).

Tabel 1.1. Level Evaluasi Kirkpatrick’s Model Level

Evaluasi Definisi Pertanyaan yang harus dijawab Level 1 Reaction Did the participants like the training?

Level 2 Learning Did the participants learn something in the training?

Level 3 Behavior Did the participants apply what they learned in the training back on the job?

Level 4 Results Did the participants' application on the job impact the organization?


(18)

Kirkpatrick’s model dipilih karena jika dibandingkan dengan model lain, mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :

1. Komprehensif, karena dapat mengevaluasi mulai dari pelaksanaan program sampai dengan implementasi dari hasil sebuah program.

2. Objek evaluasi tidak hanya hasil belajar semata, tetapi juga mencakup proses, output, dan outcomes.

3. Dapat mengevaluasi perilaku dan dampak dari perubahan perilaku tersebut.

2. Populasi dan sampel

Penetapan populasi dan sampel penelitian akan terkait dengan sumber data. Riduwan (2008:55) mengemukakan bahwa : “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”. Reksoatmodjo (2006:5) mengatakan, bahwa : “populasi dapat didefinisikan sebagai kelompok objek dengan ukurannya tidak terhingga (infinite), yang karakteristinya dikaji atau diuji melalui sampling”. Sedangkan Sudjana (2005:161) menjelaskan, bahwa : “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas”. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : populasi adalah keseluruhan obyek yang lengkap dan jelas yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian kemudian karakteristiknya dikaji atau diuji melalui sampling.


(19)

Arikunti (1996:107) mengemukakan bahwa untuk sekedar perkiraan maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Dengan berdasarkan pada kaidah-kaidah tercantum di atas maka dalam penelitian ini penulis menetapkan bahwa penelitian ini adalah penelitian populasi, yaitu penelitian yang menggunakan seluruh populasi sebagai sampel. sampel dalam penelitian ini adalah guru guru di daerah terpencil di kabupaten Garut yang berjumlah 36 orang dan telah mengikuti program pelatihan Intel® Teach Getting Started sebagai kelompok eksperimen. 36 orang guru tersebut terdiri dari 12 orang guru kelas yang mengajar di Sekolah Dasar, dan 24 orang guru mata pelajaran yang mengajar di Sekolah Menengah. sedangkan untuk kelompok kontrol terdiri dari guru-guru daerah terpencil di kabupaten Cianjur yang belum pernah mengikuti pelatihan.

3. Lokasi dan sumber data penelitian

Dari 7 kabupaten yang telah ditetapkan sebagai penerima dana blockgrant, penulis menetapkan kabupaten Garut sebagai lokasi dan sumber data penelitian. Penetapan ini didasarkan atas beberapa pertimbangan, salah satunya karena akses transportasi ke lokasi penelitian merupakan yang termudah untuk di tempuh. Lokasi penelitian di kabupaten Garut tersebut tersebar di tiga kecamatan terpencil, yaitu kecamatan Cibalong, Pameungpeuk dan Cisewu. Sedangkan untuk control group lokasi penelitian adalah di tiga kecamatan di kabupaten Cianjur, yaitu kecamatan haurwangi, Bojongpicung dan Ramasari.


(20)

4. Model hubungan antar variable

Fokus penelitian Experimental group

Komparasi Komparasi Komparasi

Control group

Gambar 1.2. Model Hubungan Antar Variabel

X1 = Level 1 (Reaction); Reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.

X2 = Level 2 (Learning); Keterampilan setelah mengikuti pelatihan.

X3 = Level 3 (Behaviour); Implementasi dari keterampilan setelah pelatihan.

Y = Level 4 (Result); Dampak implementasi terhadap Siswa.

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan model evaluasi Kirkpatrick yang menyatakan bahwa tiap level evaluasi akan berdampak terhadap level di atasnya, maka pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini selain dari yang tercantum dari rumusan masalah, adalah, apakah terdapat pengaruh :

1. Level 1 (Reaction) terhadap level 2 (Learning) ? 2. Level 2 (Learning) terhadap level 3 (Behavior) ?

X1 X2 X3 Y


(21)

3. Level 3 (Behavior) terhadap level 4 (Result) ?

Untuk memastikan bahwa peningkatan keterampilan yang diperoleh oleh guru yang telah mengikuti pelatihan (kelompok eksperimen) adalah benar-benar hasil dari pelatihan, maka penulis membandingkannya dengan guru yang tidak mendapatkan pelatihan (kelompok kontrol). Lebih jauh, tujuan dari adanya kelompok kontrol ini adalah untuk menjawab pertanyaan, adakah:

1. Perbedaan keterampilan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol ?

2. Perbedaan perilaku antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol ? 3. Perbedaan peningkatan nilai siswa antara siswa kelompok eksperimen

dengan siswa kelompok kontrol ?

G. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah jawaban tentatif atau sementara terhadap pertanyaan penelitian itu” (Alwasilah, 2000 :132). Berdasarkan pertanyaan penelitian sebagaimana tersebut di atas, penulis membuat hipotesis penelitian sebagai berikut :

1) Terdapat pengaruh aktivitas level 1 terhadap aktivitas level 2. 2) Terdapat pengaruh aktivitas level 2 terhadap aktivitas level 3. 3) Terdapat pengaruh aktivitas level 3 terhadap aktivitas level 4.


(22)

H. KriteriaEvaluasi

Penelitian evaluasi memerlukan kriteria sebagai dasar penentuan nilai, untuk mengetahui program yang dievaluasi berhasil atau gagal.

Adapun kriteri-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kriteria Level 1 (Reaction)

Kriteria level 1 ini meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pelatihan Intel® Teach Getting Started dan reaksi peserta pelatihan terhadap ;

a. Kesesuain dan kualitas materi pelatihan.

b. Kesesuain metode dalam penyampaian materi.

c. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas pelatihan.

d. Kemampuan fasilitator dalam menyampaikan materi.

e. Kesesuai jadual pelatihan.

f. Pelayanan Akomodasi dan konsumsi.

Sedangkan data tentang criteria level 1 ini diperoleh dengan teknik Studi dokumentasi dari angket dan post survey.

2. Kriteria level 2 (Learning)

Kriteria level 2 ini adalah untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan setelah mengikuti program pelatihan Intel® Teach Getting Started. Sedangkan data tentang semua ini, diperoleh


(23)

dengan studi dokumentasi hasil dari pre dan post test di akhir kegiatan pelatihan.

3. Kriteria level 3 (Behaviour)

Kriteria level 3 adalah dampak dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan. Dampak tersebut meliputi; perilaku kerja ketika alumni peserta pelatihan kembali ke unit kerjanya, dan implementasi hasil pelatihan pada unit kerjanya, dan untuk mengetahui apakah alumni pelatihan melakukan pengimbasan atau tidak kepada rekan sejawatnya setelah alumni pelatihan kembali ke unit kerjanya. Data tentang level 3 ini diperoleh dengan menggunakan angket, observasi dan wawancara, baik terhadap alumni pelatihan maupun terhadap atasan/kepala sekolah dan pengawas sekolah, rekan sejawat dan siswa. 4. Kriteria level 4 (Result)

Kriteria level 4 merupakan impact atau dampak dari level 3, yaitu hasil belajar siswa. Data tentang hasil (level 4 : Results) diperoleh dengan teknik studi dokumentasi terhadap hasil belajar siswa.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan pelatihan Intel® Teach Getting Started yang telah dilaksanakan, baik terhadap reaksi peserta pelatihan terhadap kualitas penyelenggaran pelatihan, keterampilan peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan, implementasi dari keterampilannya, serta dampak dari implementasi keterampilannya tersebut.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi Kirkpatrick. Dalam model evaluasi Kirkpatrick, terdapat 4 level evaluasi, yaitu reaction, learning, behavior dan result. Pada level reaction, pertanyaan yang ingin dijawab adalah bagaimanakah reaksi peserta terhadap kualitas pelatihan ? apakah peserta pelatihan merasa puas terhadap penyelenggaraan pelatihan? Puas atau tidaknya peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan, menurut Kirkpatrick akan berpengaruh terhadap level ke 2 yaitu learning. Pada level 2 ini juga akan menjawab pertanyaan seberapa besar peserta pelatihan memperoleh keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Besar kecilnya keterampilan yang diperoleh selama pelatihan, dapat diketahui dengan membandingkan hasil pre dan post test. Selanjutnya, hasil dari level 2 ini akan berpengaruh terhadap level 3, yaitu behavior. Dalam level 3 ini, selain ingin menjawab hubungan antara level 2 terhadap level 3, juga dapat menjawab apakah peserta pelatihan


(25)

mengimplementasikan keterampilan yang telah dimilikinya ketika kembali ke unit kerjanya masing-masing, dalam hal ini adalah mengimplementasikan keterampilan ICT. Selanjutnya, pada level 4 (result), pertanyaan yang ingin dijawab adalah seberapa besar dampak dari implementasi keterampilan tersebut terhadap hasil belajar siswa. Berdampak atau tidaknya hasil dari implementasi keterampilan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai siswa sebelum guru tersebut mengikuti pelatihan dengan setelah mengikuti pelatihan. Dalam membandingkan nilai belajar siswa ini penulis membandingkan nilai siswa pada semester ganjil (sebelum guru mengikuti pelatihan) terhadap nilai siswa pada semester genap (setelah guru mengikuti pelatihan).

Untuk meyakinkan bahwa keterampilan, implementasi dan dampak dari implementasi tersebut adalah benar – benar hasil dari sebuah pelatihan, maka penulis membuat sebuah kelompok control, yaitu kelompok yang didalamnya adalah guru – guru yang mempunyai karakteristik sama dengan kelompok eksperimen sebelum mengikuti pelatihan, yaitu tidak mempunyai keterampilan dalam bidang ICT, berada di daerah terpencil dan atau perbatasan, berjumlah 36 orang serta belum mendapatkan pelatihan Intel® Teach Getting Started.

Sebagai langkah untuk mempermudah penulis dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan paradigma sederhana berurutan. Hal ini didasarkan atas pernyataan dari Soegiyono (2006:48), yang mengatakan bahwa dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variable, tetapi hubungan masing-masing variable masih sederhana. Selanjutnya Soegiyono (2006:48),mengatakan


(26)

bahwa Paradigma sederhana berurutan menunjukkan hubungan antara satu variable independen dengan satu variable dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variable (X1 dengan X2, X2 dengan X3 dan X3 dengan Y)

tersebut digunakan korelasi sederhana. Naik turun harga Y dapat diprediksi melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan Y = a + b X3.

Dengan mencermati pernyataan-pernyataan di atas dan kesesuaian dari paradigma tersebut dengan model evaluasi Kirkpatrick, maka penulis menetapkan paradigma penelitian evaluasi ini sebagai berikut;

Experimental group

Fokus penelitian

Komparasi Komparasi Komparasi Control group

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

X1 = Level 1 (Reaction); Reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan.

X2 = Level 2 (Learning); Keterampilan setelah mengikuti pelatihan.

X3 = Level 3 (Behaviour); Implementasi dari keterampilan yang dimiliki.

Y = Level 4 (Result); Dampak implementasi, berupa nilai siswa.

X1 X2

Level 2

X3

Level 3

Y Level 4


(27)

Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Study literature tentang Kirkpatrick’s Evaluation Model

2. Melakukan pemetaan rumusan dokumentasi manakah yang termasuk pada

evaluasi level 1 (Evaluating Reaction), Level 2 (Evaluating Learning), Level

3 (Evaluating Behavior), dan Level 4(Evaluating Result).

3. Melakukan study dokumentasi dan survey awal terhadap data-data yang ada di

LPMP Jawa Barat, terutama untuk data-data pada level 1 (Evaluating

Reaction) dan Level 2 (Evaluating Learning).

4. Menetapkan experimental group dan control group. experimental group

adalah guru-guru yang telah mendapatkan pelatihan, sedangkan control group

adalah guru-guru yang tidak mendapatkan pelatihan.

5. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut untuk

mengukur apa yang sebenarnya terjadi pada Level 3 (Evaluating Behavior) dan Level 4(Evaluating Result).

6. Melakukan pengumpulan data untuk mengukur apa yang sebenarnya terjadi

pada level 1, level 2, level 3 dan level 4 terhadap alumni pelatihan dan level 2, level 3 dan level 4 terhadap control group.

7. Melakukan pengolahan data yang terkumpul terkait dengan ke empat level

evaluasi terhadap experimental group, yaitu; reaksi peserta terhadap

penyelenggaraan pelatihan (level 1), peningkatan keterampilan peserta pelatihan (level 2), implementasi hasil dari pelatihan (level 3) dan dampak dari implementasi tersebut (level 4).


(28)

8. Melakukan pengolahan data yang terkumpul terkait dengan ke tiga level evaluasi terhadap control group, yaitu;, keterampilan Guru (level 2), Kinerja Guru (level 3) dan dampak dari kinerja tersebut (level 4).

9. Membandingkan hasil pengolahan data level 2 antara experimental group

dengan control group, untuk mengetahui perbedaan keterampilan peserta

pelatihan.

10.Membandingkan hasil pengolahan data level 3 antara experimental group

dengan control group, yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah

alumni pelatihan mengaplikasikan keterampilannya atau tidak.

11.Membandingkan hasil pengolahan data level 4 antara experimental group

dengan control group, yang tujuannya adalah untuk mengetahui berdampak atau tidaknya aplikasi dari keterampilan alumni pelatihan terhadap nilai siswa.

12.Tujuan dari tahap membandingkan ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar perbedaan yang terjadi antara experimental group dengan control group

dan memastikan bahwa perubahan yang terjadi terhadap experimental group

adalah disebabkan oleh penyelenggaraan pelatihan tersebut.

13.Menyusun dan melaporkan hasil pengolahan data.

B. Populasi dan Sampel

Populasi sasaran dalam penelitian ini telah ditetapkan adalah guru-guru di wilayah Pameungpeuk, Cibalong, Cisewu dan Caringin di kabupaten Garut sebanyak 36 orang yang telah mengikuti pelatihan sebagai experimental group,


(29)

wilayah yang berdekatan, juga pada saat pelatihan dilaksanakan, diobservasi langsung oleh penulis sehingga data yang tersedia, terutama data tentang level 1 dan level 2 merupakan data yang benar-benar diambil langsung dari para peserta pelatihan.

Untuk menjawab dan mengkonfirmasikan pertanyaan penelitian, diambil juga data dari responden lainnya, yaitu data dari siswa,rekan sejawat kepala sekolah dan pengawas dimana guru tersebut bertugas. Sedangkan untuk control group sampel yang dimbil adalah guru-guru di wilayah Haurwangi dan Bojongpicung dan Ramasari Kabupaten Cianjur yang berjumlah 36 orang.

Kedua sasaran penelitian ini diambil karena mempunyai karakteristik yang sama, yaitu merupakan daerah terpencil dan atau daerah perbatasan serta masih sangat terbatas dalam penguasaan keterampilan ICT (information and communication technology).

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Secara rinci tahapan penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu persiapan administratif dan persiapan teknis.


(30)

a. Persiapan Administratif

Persiapan administratif berupa permohonan izin dari Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat untuk melaksanakan penelitian dan studi dokumentasi terhadap hasil dari pelatihan Intel® Teach Getting Started.

b. Persiapan Teknis

1) Studi Dokumentasi Awal

Studi dokumentasi dilakukan di LPMP Jawa Barat sebagai langkah awal untuk melihat data dan informasi yang akan dijadikan sebagai bahan analisis data, terutama yang terkait dengan evaluasi level 1 (reaction) dan level 2 (learning). a) Data level 1 adalah data yang berhubungan dengan penilaian peserta

terhadap penyelenggaraan pelatihan. Adapun indikator dari penilaian terhadap pelatihan tersebut adalah : materi, metode, fasilitator/penyaji, fasilitas, jadwal kegiatan serta akomodasi dan komsumsi.

b) Data level 2 adalah hasil dari pre test dan post test. Pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan post test dilakukan setelah kelompok eksperimen mendapatkan pelatihan. Untuk kelompok kontrol, pelaksanaan dilakukan 7 hari setelah tes awal dilaksanakan. Post test ini menggunakan perangkat tes yang digunakan pada tes awal. Pengukuran ini dilaksanakan untuk mengetahui keterampilan peserta setelah mendapat pelatihan, dan berapa besar gap antara nilai kelompok eksperimen jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.


(31)

2) Menyusun Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010:193) berpendapat bahwa, “Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data”.

Selanjutnya, bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan angket.

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono 2010:198).

Senada dengan pernyataan di atas, Nana Syaodih S (2004:219) menyatakan bahwa, angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam, yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan terstruktur dan pertanyaan tertutup.

Selanjutnya, Sugiyono (2010:200) menyatakan bahwa penulisan angket mempunyai prinsip yang menyangkut beberapa faktor : isi dan tujuan, pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka – negative positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, tidak terlalu panjang, dan urutan pertanyaan.


(32)

Dengan memperhatikan kaidah-kaidah di atas, maka penulis menyusun kisi-kisi, kemudian dirumuskan menjadi butir-butir pernyataan. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel 3.1. Rancangan Instrumen Penelitian untuk Kelompok Eksperimen

Variabel Yang Diteliti Responden

Nomor Pertanyaan

Keterangan

Level 1 Reaction

Reaksi peserta pelatihan terhadap;

• Materi Peserta pelatihan 1,2,19

Studi

Dokumentasi

• Metode Peserta pelatihan 3

• Fasilitas Peserta pelatihan 10,11 • Fasilitator Peserta pelatihan 4,5,6,7,8,9 • Jadwal kegiatan Peserta pelatihan 16,17,18 • Akomodasi dan

Konsumsi

Peserta pelatihan 12,13,14,15

Level 2 Learning

Hasil Pendidikan dan pelatihan, terhadap : • Keterampilan dalam

bidang ICT

Peserta pelatihan Pre dan Post test Studi

dokumentasi

Level 3 Behaviour

Outcomes / Implementasi hasil pelatihan, terhadap :

• Penggunaan Internet Peserta pelatihan 1,2,4

Pengambilan data dari lapangan • Penggunaan program

Aplikasi Pengolah kata

Peserta pelatihan

3,5,6,8 (no 3 merupakan


(33)

Variabel Yang Diteliti Responden

Nomor Pertanyaan

Keterangan

negative)

• Penggunaan program Aplikasi lembar kerja

Peserta pelatihan

7,9,11 (No 7 merupakan

pertanyaan negative)

• Penggunaan program Aplikasi multimedia

Peserta pelatihan

10,12,13,14,15 (No 10 merupakan

pertanyaan negative)

Level 4 Results

Impact / hasil implementasi pelatihan terhadap:

• Hasil belajar siswa • Siswa

Studi Dokumen (hasil belajar

siswa)

Pengambilan data dari lapangan


(34)

Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian untuk Kelas Kontrol

Variabel Yang Diteliti Responden Nomor Pertanyaan Keterangan

Level 2 Learning

• Keterampilan dalam bidang ICT

Guru non peserta pelatihan

Pre dan Post test

Pengambilan data dari lapangan Level 3 Behaviour

• Penggunaan Internet

Guru non peserta

pelatihan 1,2,4

Pengambilan data dari lapangan • Penggunaan program

Aplikasi Pengolah kata

Guru non peserta pelatihan

3,5,6,8 (no 3 merupakan pertanyaan negative)

• Penggunaan program Aplikasi lembar kerja

Guru non peserta pelatihan

7,9,11 (No 7 merupakan pertanyaan negative)

• Penggunaan program Aplikasi multimedia

Guru non peserta pelatihan

10,12,13,14,15 (No 10 merupakan pertanyaan negative)

Level 4 Results

• Hasil belajar siswa

Siswa

Studi Dokumen (hasil belajar siswa)

Pengambilan data dari lapangan


(35)

Selain itu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun, maka dibuat pula angket untuk siswa, guru rekan sejawat, kepala sekolah dan atau pengawas sekolah, sebagai berikut;

Tabel 3.3. Rancangan Instrumen Penelitian untuk Siswa, Rekan sejawat dan Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah

No Pertanyaan penelitian Aspek Nomor

Pertanyaan Responden 1 Terdapat peningkatan

keterampilan

• Keterampilan alumni pelatihan dalam bidang TIK meningkat

7 Siswa

13 Rekan sejawat

13,14 Kepala sekolah dan atau Pengawas Sekolah 2 Terdapat peningkatan

nilai siswa setelah alumni pelatihan mengimplementasikan hasil pelatihan

Hasil ulangan harian dan nilai ujian semester siswa meningkat

6,8,9 Siswa

15 Kepala sekolah dan atau Pengawas Sekolah Study

Dokumen

Daftar nilai siswa dari alumni pelatihan 5 Siswa merasa puas

terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru alumni pelatihan

Pembelajaran mudah dipahami 3 Siswa guru selalu memberikan materi

yang baru dan menarik

4

pembelajaran di kelas berlangsung dengan menyenangkan

2,5 (no 2 pertanyaan negative)


(36)

No Pertanyaan penelitian Aspek Nomor

Pertanyaan Responden Merasa puas terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan

10

6 Sekolah merasa puas terhadap keterampilan guru alumni pelatihan

Tingkat kepuasan sekolah terhadap keterampilan alumni pelatihan

16 Pengawas dan

atau Kepala sekolah 7 Alumni pelatihan

memanfaatkan ICT dalam pengelolaan pembelajaran

Pemanfaatan Internet 1,2,3 Rekan sejawat 1,2,3 Kepala sekolah

dan atau Pengawas Sekolah Pemanfaatan program aplikasi

pengolah kata

4,5 Rekan sejawat 4,5 Kepala sekolah

dan atau Pengawas Sekolah Pemanfaatan program aplikasi

lembar kerja

7 Rekan sejawat

7 Kepala sekolah

dan atau Pengawas Sekolah Pemanfaatan program aplikasi

multimedia

9,10 Rekan sejawat 9,10 Kepala sekolah

dan atau Pengawas Sekolah 8 Alumni pelatihan

memanfaatkan ICT

Pemanfaatan program aplikasi pengolah kata

6 Rekan sejawat


(37)

No Pertanyaan penelitian Aspek Nomor

Pertanyaan Responden dalam effesiensi

pengelolaan

administrasi sekolah

dan atau Pengawas Sekolah Pemanfaatan program aplikasi

lembar kerja

8 Rekan sejawat

8 Kepala sekolah

dan atau Pengawas Sekolah

c. Menentukan Skor Butir Pernyataan

Penskoran setiap butir pernyataan menggunakan skala Likert. Pemilihan skala Likert didasarkan atas asumsi seperti yang dituturkan Khan (2007): 1) pernyataan dapat dengan mudah disusun, 2) tanggapan katagori mudah diidentifikasi, 3) analisis butir pernyataan mudah dilakukan, 4) merupakan uni-dimensi skala. Menurut Silalahi (2006: 277), untuk variabel dengan tingkat pengukuran ordinal, katagori respon disusun dalam satu urutan katagori, yaitu bisa 3 (setuju, netral, tidak setuju), 4 ( sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju), atau 5 (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju). Banyaknya katagori menentukan tingkat pengukuran presisi. Oleh karena itu, dalam instrumen ini skala yang digunakan adalah skala likert dengan 4 kategori. Skala Likert, pada awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1. Tetapi, dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada kategori 3. Hal ini disebabkan kategori 3 memiliki arti netral atau ragu-ragu


(38)

terhadap pernyataan. Untuk menghindari hal tersebut skala Likert dimodifikasi dengan hanya menggunakan 4 (empat) pilihan, agar jelas sikap responden. Dengan demikian jawaban untuk setiap butir pernyataan telah ditentukan dengan rentang 1 sampai 4. Responden cukup memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat responden. Butir pernyataan tersebut adalah sebagai berikut;

1) Skor butir pernyataan untuk Level 1

Skor butir pernyataan untuk level 1 ini terdiri dari pernyataan positif dengan tujuan untuk mengetahui reaksi peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan atau untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta pelatihan. Skor butir pernyataan tersebut adalah;

Sangat Baik = 4 Baik = 3 Buruk = 2 Buruk Sekali = 1

2) Skor butir pernyataan untuk Level 3

Skor butir pernyataan untuk level 3 terdiri dari pernyataan positif dan negatif yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta pelatihan mengimplementasikan keterampilannya atau tidak. Skor butir pernyataan tersebut adalah;


(39)

Butir pernyataan positif:

Tidak Pernah = 1

Jarang Sekali = 2

Sering = 3

Selalu = 4

Butir pernyataan negatif:

Tidak Pernah = 4

Jarang Sekali = 3

Sering = 2

Selalu = 1

d. Mengkonsultasikan Angket Skala Sikap Kepada Pembimbing.

Sebelum angket dipergunakan dalam pengumpulan data, terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengkaji isi dan konstruk. Melalui konsultasi, maka dihasilkan angket sebagai berikut ;

1) Angket skala sikap untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berjumlah 12 pernyataan positif, dan 3 pernyataan negatif. Butir pernyataan skala sikap dapat dilihat pada lampiran 3.3.

2) Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengkonfirmasi pernyataan dari kelompok eksperimen, dibuat pula angket sebagai berikut;

Angket untuk kepala sekolah dan atau pengawas sekolah berjumlah 22 butir pertanyaan.

Angket untuk guru sejawat berjumlah 19 butir pertanyaan. Angket untuk siswa berjumlah 10 butir pertanyaan.


(40)

2. Tahap Pelaksanaan

Untuk kelompok eksperimen, penelitian ini dilakukan di kabupaten Garut, tepatnya di daerah terpencil yang diantaranya meliputi wilayah : wilayah Pameungpeuk, Cibalong, Cisewu dan Caringin. Sedangkan untuk kelas kontrol penelitian ini dilaksanakan di kabupaten Cianjur, tepatnya di wilayah Haurwangi, Ramasari dan Bojongpicung.

Selain itu, untuk studi dokumentasi akan dilaksanakan di LPMP Jawa Barat, dengan pertimbangan bahwa data-data yang terkait terutama yang terkait dengan level 1 dan level 2 terdapat dan terdokumentasikan di LPMP Jawa Barat.

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan mulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2010, yang dilakukan dalam 2 tahap, yaitu, tahap pengambilan data kelompok eksperimen dan tahap pengambilan data kelompok kontrol.

a. Pengambilan Data Kelompok Eksperimen 1) Studi Dokumentasi

Nana Syaodih S (2004:220) menyatakan, studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Dengan memperhatikan pernyataan di atas, maka studi dokumentasi merupakan salah satu teknik yang diperbolehkan dalam pengambilan data.


(41)

Selanjutnya, dokumen-dokumen dihimpun dan dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian, kemudian diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan penelitian. Isinya dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan sehingga membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.

2) Angket

a) Angket Terhadap Kualitas Pelatihan (Level 1/Reaction) (1) Validitas Angket Kualitas Pelatihan

Menurut, Tedjo N.Reksoatmojo (2006:193) validitas suatu tes menggambarkan sejauh mana tes tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Didalam penelitian setelah studi dokumentasi terhadap angket yang ada di LPMP Jawa Barat, kemudian angket diukur validitas dan reliabilitas butir pernyataan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment .

Validitas dapat diperhitungkan menggunakan pearson product momen (Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:193) dengan rumus :

=

Dengan x adalah selisih data ke i dengan rata-rata data variabel x dan y adalah selisih data ke i dengan rata-rata data variabel.

diperoleh hasil yang ditunjukan pada tabel 1 yang diperhitungkan dengan menggunakan persamaan korelasi spearmean berikut ini. Nilai r tabel diperoleh berdasarkan tabel nilai korelasi spearman pada nilai kepercayaan 95% (α = 5%) dengan nilai sampel uji yang ditetapkan.


(42)

Hasil perhitungan pada validasi aspek kualitas pelatihan memberikan informasi bahwa seluruh item memiliki nilai korelasi hitung (rhitung) yang lebih

besar dari korelasi tabel (rtabel) dengan mengacu nilai r tabel saat nilai kepercayaan

95% (α = 5%) dan n sebesar 36, berdasarkan tabel r tabel diperoleh nilai r tabel 0,334. Hasil perhitungan seperti yang ditampilkan tabel 1 menunjukan bahwa seluruh item dalam kualitas pelatihan valid.

Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Reaksi Peserta Terhadap Kualitas Pelatihan

Item rhitung rtabel Keterangan 1 0,598 0,334 Valid 2 0,358 0,334 Valid 3 0,710 0,334 Valid 4 0,702 0,334 Valid 5 0,610 0,334 Valid 6 0,746 0,334 Valid 7 0,618 0,334 Valid 8 0,626 0,334 Valid 9 0,718 0,334 Valid 10 0,452 0,334 Valid 11 0,534 0,334 Valid 12 0,493 0,334 Valid 13 0,586 0,334 Valid 14 0,659 0,334 Valid 15 0,569 0,334 Valid 16 0,574 0,334 Valid 17 0,513 0,334 Valid 18 0,564 0,334 Valid 19 0,495 0,334 Valid (2) Reliabilitas Angket Kualitas Pelatihan

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat ukur atau instrument penelitian dapat dipercaya atau diandalkan dalam kegiatan penelitian data . Jika suatu alat ukur atau instrument penelitian dapat digunakan dua kali untuk mengukur gejala yang sama dengan hasil pengukuran relative konsisten, maka alat ukur atau instrument tersebut reliabel.


(43)

Untuk menguji konsistensi instrument penelitian, reliable atau tidaknya dilakukan dengan internal consistency dengan teknik belah dua (split half), (Tedjo N Reksoatmojo, 2006:192). Butir-butir pertanyaan instrumen pada masing-masing variable dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrument ganjil dan kelompok instrument genap, selanjutnya disusun skor data tiap kelompok ganjil dan genap, masing-masing kelompok skor butrinya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total tiap-tiap variable. Kemudian skor total antara kedua kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya, setelah didapat nilai atau harga koefisien korelasi dimasukan ke dalam rumus Sperman Brown sebagai berikut:

=

. (Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:192) 3.02 Keterangan :

= Realibilitas internal seluruh instrument.

= Korelasi produk moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal akhir).

Jika 1lebih besar dari table rho maka instrument dinyatakan reliable dan sebaliknya.

Berdasarkan data kualitas pelatihan yang diperoleh atas 36 responden diperoleh data sebagai berikut :


(44)

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Reaksi Peserta Terhadap Kualitas Pelatihan

Ganjil Genap x y x2 y2 xy

Data Pengukuran

29 28 -2,53 0,69 6,39 0,48 -1,76

31 29 -0,53 1,69 0,28 2,87 -0,89

30 25 -1,53 -2,31 2,33 5,32 3,52

35 32 3,47 4,69 12,06 22,04 16,30

31 25 -0,53 -2,31 0,28 5,32 1,22

27 26 -4,53 -1,31 20,50 1,70 5,91 28 25 -3,53 -2,31 12,45 5,32 8,13 27 24 -4,53 -3,31 20,50 10,93 14,97

29 25 -2,53 -2,31 6,39 5,32 5,83

25 24 -6,53 -3,31 42,61 10,93 21,58

31 28 -0,53 0,69 0,28 0,48 -0,37

33 30 1,47 2,69 2,17 7,26 3,97

35 29 3,47 1,69 12,06 2,87 5,88

31 29 -0,53 1,69 0,28 2,87 -0,89

22 24 -9,53 -3,31 90,78 10,93 31,49

40 36 8,47 8,69 71,78 75,59 73,66

39 35 7,47 7,69 55,83 59,20 57,49

31 27 -0,53 -0,31 0,28 0,09 0,16

34 30 2,47 2,69 6,11 7,26 6,66

37 34 5,47 6,69 29,95 44,82 36,63

38 28 6,47 0,69 41,89 0,48 4,49

32 30 0,47 2,69 0,22 7,26 1,27

36 29 4,47 1,69 20,00 2,87 7,58

36 28 4,47 0,69 20,00 0,48 3,11

35 29 3,47 1,69 12,06 2,87 5,88

28 26 -3,53 -1,31 12,45 1,70 4,61

29 26 -2,53 -1,31 6,39 1,70 3,30

32 24 0,47 -3,31 0,22 10,93 -1,56

35 29 3,47 1,69 12,06 2,87 5,88

28 18 -3,53 -9,31 12,45 86,59 32,83

30 27 -1,53 -0,31 2,33 0,09 0,47

30 24 -1,53 -3,31 2,33 10,93 5,05

30 25 -1,53 -2,31 2,33 5,32 3,52

31 24 -0,53 -3,31 0,28 10,93 1,74

29 25 -2,53 -2,31 6,39 5,32 5,83

31 26 -0,53 -1,31 0,28 1,70 0,69

Jumlah 1135 983 0 0 544,97 433,64 374,19 Rerata 31,53 27,31


(45)

Perhitungan reliabilitas instrument vaiabel kualitas pelatihan menghitung korelasi produk moment dengan rumus ;

= ∑

∑ ∑ Dan memberikan hasil rxy = 0,769

Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown ;

11=1 + 2. 11 = 0,869

Selanjutnya harga 11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n = 36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,334. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa instrument kualitas pelatihan memenuhi syarat (reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.

b) Tes (Level 2/Learning)

Tes dilakukan dalam 2 tahap, yaitu pre test dan pos test. Pre test dilakukan sebelum peserta mengikuti pelatihan, dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal peserta pelatihan, sedangkan post test digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta setelah mengikuti pelatihan. Dari kedua tes ini diharapkan dapat diketahui seberapa besar peningkatan kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan, dengan membandingkan antara pre dan pos test. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah performance test (unjuk kerja) yang dibuat dan di standrarisasi oleh Intel.


(46)

Dalam penelitian sampel yang diambil diasumsikan berdistribusi normal, maka sebelum pengolahan data terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian normalitas sebaran data yang diperoleh dari sampel tersebut karena merupakan konsekuensi logis dari metode sampling adalah untuk mengestimasi atau menyimpulkan karakteristik dari populasi (Tedjo N Reksoatmojo, 2006:45). Pengujian normalitas data pre dan post dilakukan pengujian χ2. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas menggunakan χ2 menurut Tedjo N Reksoatmojo, (2006:46) adalah sebagai berikut :

a. Menghitung rerata dan simpangan baku menggunakan persamaan :

̅ =

dan

̅ =

∑( ̅)

!

3.03

b. Mengkonversikan batas-batas interval kelas kedalam bilangan baku (Skor z) dan menyusunnya dalam bentuk tabel yang juga memuat interval kelas, batas kelas dalam skala kontinu.

c. Menyusun skor z yang dihitung dengan menggunakan persamaan :

"

#

=

̅

(Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:29) 3.04 d. Menentukan luas kurva yang dibatasi oleh nilai z yang bersangkutan.

e. Menghitung selisih luas diantara dua nilai z yang bersangkutan (kecuali untuk nilai z yang berbeda tandanya merupakan penjumlahan.


(47)

g. Menguji normalitas berdasarkan tabel distribusi χ2 dengan menggunakan persamaan :

$ = ∑

( % )

&

(Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:43) 3.05

h. Membandingkan nilai χ2 hasil perhitungan dengan χ2 tabel dan keputusan distribusi disebut normal apabila χ2hitung ≤ χ2tabel

c) Instrumen Prilaku Guru (level 3/Behavior)

(1) Validitas Instrumen Perilaku Guru (level 3/Behavior)

Berdasarkan tabel korelasi untuk 36 responden dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%) diperoleh nilai r tabel sebesar 0,334, maka hasil perhitungan menunjukan nilai rhitung > rtabel, dengan demikian seluruh butir

instrument dapat dikatakan valid.

Tabel 3.6 Uji Validitas Instrumen Perilaku Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,666 0,334 Valid

2 0,527 0,334 Valid

3 0,339 0,334 Valid

4 0,604 0,334 Valid

5 0,372 0,334 Valid

6 0,624 0,334 Valid

7 0,469 0,334 Valid

8 0,664 0,334 Valid

9 0,642 0,334 Valid

10 0,482 0,334 Valid

11 0,736 0,334 Valid

12 0,663 0,334 Valid

13 0,678 0,334 Valid

14 0,780 0,334 Valid


(48)

(2) Reliabilitas Instrumen Perilaku Guru (level 3/Behavior)

Pengujian reliabilitas instrumen prilaku guru eksperimen yang diperoleh atas 36 responden diperhitungkan sebagai berikut :

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Perilaku

Ganjil Genap x y x2 y2 xy

Data Pengukuran

21 21 -0,03 2,86 0,00 8,19 -0,08

21 21 -0,03 2,86 0,00 8,19 -0,08

25 20 3,97 1,86 15,78 3,46 7,39

22 16 0,97 -2,14 0,95 4,57 -2,08

20 17 -1,03 -1,14 1,06 1,30 1,17

19 16 -2,03 -2,14 4,11 4,57 4,34

23 18 1,97 -0,14 3,89 0,02 -0,27

18 17 -3,03 -1,14 9,17 1,30 3,45

18 15 -3,03 -3,14 9,17 9,85 9,50

18 16 -3,03 -2,14 9,17 4,57 6,48

24 20 2,97 1,86 8,83 3,46 5,53

25 23 3,97 4,86 15,78 23,63 19,31

23 20 1,97 1,86 3,89 3,46 3,67

24 20 2,97 1,86 8,83 3,46 5,53

10 9 -11,03 -9,14 121,61 83,52 100,78

23 19 1,97 0,86 3,89 0,74 1,70

21 20 -0,03 1,86 0,00 3,46 -0,05

22 22 0,97 3,86 0,95 14,91 3,75

23 19 1,97 0,86 3,89 0,74 1,70

24 21 2,97 2,86 8,83 8,19 8,50

21 20 -0,03 1,86 0,00 3,46 -0,05

21 22 -0,03 3,86 0,00 14,91 -0,11

23 19 1,97 0,86 3,89 0,74 1,70

25 24 3,97 5,86 15,78 34,35 23,28

21 20 -0,03 1,86 0,00 3,46 -0,05

15 12 -6,03 -6,14 36,33 37,69 37,00

14 13 -7,03 -5,14 49,39 26,41 36,11

20 18 -1,03 -0,14 1,06 0,02 0,14

23 20 1,97 1,86 3,89 3,46 3,67

18 15 -3,03 -3,14 9,17 9,85 9,50

18 16 -3,03 -2,14 9,17 4,57 6,48

23 17 1,97 -1,14 3,89 1,30 -2,25

22 16 0,97 -2,14 0,95 4,57 -2,08

22 13 0,97 -5,14 0,95 26,41 -5,00

23 20 1,97 1,86 3,89 3,46 3,67

24 18 2,97 -0,14 8,83 0,02 -0,41

Jumlah 757 653 376,97 366,31 291,86


(49)

Perhitungan reliabilitas instrument variabel prilaku guru menggunakan korelasi produk moment dengan rumus :

= ∑

∑ ∑ rxy = 0,785

Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown ;

11 =1 + 2. 11 = 0,880

Selanjutnya harga 11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n = 36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,334. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa instrument prilaku guru memenuhi syarat (reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.

d) Instrumen Kepala Sekolah dan Pengawas (1) Uji Validitas Instrumen Kepala Sekolah

Berdasarkan tabel korelasi untuk 10 responden diperoleh nilai r tabel saat tingkat kepercayaan sebesar 95% sebesar 0,632, maka hasil perhitungan SPSS menunjukan nilai rhitung > rtabel, dengan demikian seluruh butir instrumen dapat


(50)

Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Kepala Sekolah Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,868 0,632 Valid 2 0,868 0,632 Valid 3 0,903 0,632 Valid 4 0,730 0,632 Valid 5 0,920 0,632 Valid 6 0,753 0,632 Valid 7 0,840 0,632 Valid 8 0,880 0,632 Valid 9 0,868 0,632 Valid 10 0,680 0,632 Valid 11 0,880 0,632 Valid 12 0,903 0,632 Valid 13 0,793 0,632 Valid 14 0,868 0,632 Valid 15 0,762 0,632 Valid 16 0,779 0,632 Valid

(2) Uji Reliabilitas Instrumen Kepala Sekolah

Pengujian reliabilitas instrumen kepala sekolah yang diperoleh atas 9 responden diperhitungkan sebagai berikut :

Tabel 3.9 Uji reliabilitas Kepala Sekolah

Ganjil Genap x y x2 y2 xy

Data Pengukuran

18 20 -5,22 -3,33 27,27 11,11 17,41

24 23 0,78 -0,33 0,60 0,11 -0,26

23 25 -0,22 1,67 0,05 2,78 -0,37

25 24 1,78 0,67 3,16 0,44 1,19

19 20 -4,22 -3,33 17,83 11,11 14,07

26 23 2,78 -0,33 7,72 0,11 -0,93

26 26 2,78 2,67 7,72 7,11 7,41

21 23 -2,22 -0,33 4,94 0,11 0,74

27 26 3,78 2,67 14,27 7,11 10,07

Jumlah 209 210 0 0 83,56 40,00 49,33


(51)

Perhitungan reliabilitas instrument vaiabel kepala sekolah menggunakan korelasi produk moment dengan rumus ;

= ∑

∑ ∑ Diperoleh : rxy = 0,997

Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearmen Brown ;

11=1 + 2. 11 = 0,999

Selanjutnya harga 11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n = 36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,632. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa instrument kepala sekolah memenuhi syarat (reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.

e) Instrumen Guru Sejawat

(1) Validitas Instrumen Guru Sejawat

Berdasarkan tabel korelasi untuk 56 responden diperoleh nilai r tabel sebesar 0,336, maka hasil perhitungan SPSS menunjukan nilai rhitung > rtabel,


(52)

Tabel 3.10 Uji Validitas Instrument Guru Sejawat Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,702 0,336 Valid

2 0,780 0,336 Valid

3 0,745 0,336 Valid

4 0,751 0,336 Valid

5 0,813 0,336 Valid

6 0,797 0,336 Valid

7 0,864 0,336 Valid

8 0,886 0,336 Valid

9 0,877 0,336 Valid

10 0,798 0,336 Valid 11 0,799 0,336 Valid 12 0,872 0,336 Valid 13 0,869 0,336 Valid

(2) Reliabilitas Instrumen Guru Sejawat

Pengolahan pada instrument guru sejawat memberikan hasil yang ditunjukan pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Uji Reliabilitas Instrumen Guru Sejawat X (Jumlah item Ganjil) Y (Jumlah item Genap)

x y x2 y2 xy

Data Pengukuran

15 13 1,31 -0,42 1,70 0,17 -0,54

8 8 -5,69 -5,42 32,43 29,34 30,84

14 12 0,31 -1,42 0,09 2,01 -0,43

10 10 -3,69 -3,42 13,65 11,67 12,62 18 18 4,31 4,58 18,54 21,01 19,73 8 8 -5,69 -5,42 32,43 29,34 30,84

13 13 -0,69 -0,42 0,48 0,17 0,29

14 12 0,31 -1,42 0,09 2,01 -0,43

19 16 5,31 2,58 28,15 6,67 13,71

13 12 -0,69 -1,42 0,48 2,01 0,98

13 15 -0,69 1,58 0,48 2,51 -1,10

14 15 0,31 1,58 0,09 2,51 0,48

12 17 -1,69 3,58 2,87 12,84 -6,07 10 10 -3,69 -3,42 13,65 11,67 12,62


(53)

X (Jumlah item Ganjil) Y (Jumlah item Genap)

x y x2 y2 xy

13 13 -0,69 -0,42 0,48 0,17 0,29

16 15 2,31 1,58 5,32 2,51 3,65

10 10 -3,69 -3,42 13,65 11,67 12,62

14 14 0,31 0,58 0,09 0,34 0,18

13 12 -0,69 -1,42 0,48 2,01 0,98

16 16 2,31 2,58 5,32 6,67 5,96

16 16 2,31 2,58 5,32 6,67 5,96

13 13 -0,69 -0,42 0,48 0,17 0,29

18 17 4,31 3,58 18,54 12,84 15,43

13 13 -0,69 -0,42 0,48 0,17 0,29

16 16 2,31 2,58 5,32 6,67 5,96

16 13 2,31 -0,42 5,32 0,17 -0,96

11 13 -2,69 -0,42 7,26 0,17 1,12

14 12 0,31 -1,42 0,09 2,01 -0,43

14 13 0,31 -0,42 0,09 0,17 -0,13

15 14 1,31 0,58 1,70 0,34 0,76

16 15 2,31 1,58 5,32 2,51 3,65

13 14 -0,69 0,58 0,48 0,34 -0,41

13 13 -0,69 -0,42 0,48 0,17 0,29

15 15 1,31 1,58 1,70 2,51 2,07

14 15 0,31 1,58 0,09 2,51 0,48

13 12 -0,69 -1,42 0,48 2,01 0,98

Jumlah 493 483 0 0 223,64 196,75 172,58

Rerata 13,69 13,42

Perhitungan reliabilitas instrument teman sejawat menggunakan korelasi produk moment adalah sebagai berikut :

= ∑

∑ ∑ Diperoleh :rxy = 0,823

Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown

=

. '(


(54)

Selanjutnya harga 11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n = 36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,336. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa instrument kepala sekolah memenuhi syarat (reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.

f) Instrumen Siswa

(1) Uji Validitas Instrumen Siswa

Berdasarkan tabel korelasi untuk 36 responden siswa diperoleh nilai r tabel sebesar 0,155, maka hasil perhitungan SPSS menunjukan nilai rhitung > rtabel,

dengan demikian seluruh butir instrumen dapat dikatakan valid. Tabel 3.12 Uji Validitas Instrumen Siswa Item r hitung r tabel Keterangan

1 0,502 0,155 Valid

2 0,203 0,155 Valid

3 0,380 0,155 Valid

4 0,441 0,155 Valid

5 0,338 0,155 Valid

6 0,705 0,155 Valid

7 0,799 0,155 Valid

8 0,758 0,155 Valid

9 0,770 0,155 Valid


(55)

(2) Uji Reliabilitas Instrumen Siswa

Uji reliabel instrumen siswa memberikan diperhitungkan sebagai berikut; Tabel 3.13. Uji Reliabilitas Instrumen Siswa

Ganjil Genap x y x2 y2 xy

Data Pengukuran

15 13 -1,14 -1,67 1,30 2,78 1,90

14 14 -2,14 -0,67 4,57 0,44 1,43

15 13 -1,14 -1,67 1,30 2,78 1,90

18 18 1,86 3,33 3,46 11,11 6,20

18 17 1,86 2,33 3,46 5,44 4,34

18 17 1,86 2,33 3,46 5,44 4,34

18 17 1,86 2,33 3,46 5,44 4,34

18 17 1,86 2,33 3,46 5,44 4,34

17 15 0,86 0,33 0,74 0,11 0,29

15 15 -1,14 0,33 1,30 0,11 -0,38

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

15 14 -1,14 -0,67 1,30 0,44 0,76

17 16 0,86 1,33 0,74 1,78 1,15

17 16 0,86 1,33 0,74 1,78 1,15

17 17 0,86 2,33 0,74 5,44 2,01

14 15 -2,14 0,33 4,57 0,11 -0,71

15 14 -1,14 -0,67 1,30 0,44 0,76

12 10 -4,14 -4,67 17,13 21,78 19,31

13 13 -3,14 -1,67 9,85 2,78 5,23

14 13 -2,14 -1,67 4,57 2,78 3,56

13 13 -3,14 -1,67 9,85 2,78 5,23

13 13 -3,14 -1,67 9,85 2,78 5,23

12 10 -4,14 -4,67 17,13 21,78 19,31

18 17 1,86 2,33 3,46 5,44 4,34

20 17 3,86 2,33 14,91 5,44 9,01

17 13 0,86 -1,67 0,74 2,78 -1,44

20 16 3,86 1,33 14,91 1,78 5,15

17 13 0,86 -1,67 0,74 2,78 -1,44

19 17 2,86 2,33 8,19 5,44 6,68

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

20 17 3,86 2,33 14,91 5,44 9,01

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

16 14 -0,14 -0,67 0,02 0,44 0,09

Jumlan 581 528 162,31 136,00 123,67


(56)

Perhitungan reliabilitas instrument teman sejawat menggunakan korelasi produk moment adalah sebagai berikut :

= ∑

∑ ∑ Diperoleh rxy = 0,832

Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearmen Brown ;

11=1 + 2. 11 = 0,908

Selanjutnya harga 11 diatas dibandingkan dengan harta table rho dengan n = 36, signifikan 0,05 diperoleh rho table sebesar 0,336. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa instrument kepala sekolah memenuhi syarat (reliable) untuk digunakan pada penelitian karena r11 lebih besar dari rtabel.

b. Pengambilan Data Kelompok Kontrol

Tahapan pengambilan data kelompok control pada dasarnya sama dengan tahapan pengambilan data pada kelompok eksperimen, perbedaannya hanya terdapat pada pengambilan data untuk kualitas diklat (level 1 / reaction), karena kelompok kontrol tidak mengikuti diklat, maka tidak dilakukan pengambilan data.


(57)

Analisis data yang dimaksud adalah agar dapat mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang langkah yang ditempuh dalam mengolah data, yaitu;

1. Pengorganisasian Data

Data yang terkumpul melalui angket, test dan studi dokumentasi diklasifikasikan sesuai dengan model evaluasi yang diterapkan. Selanjutnya jika terdapat data yang kurang sesuai dan kurang bermakna, maka dilakukan reduksi 2. Pengolahan Data

a. Analisis Regresi Dan Korelasi

Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk mendeskripsikan data sampel dengan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis regresi dan korelasi sederhana.

Model Regresi sederhana ( Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:131) adalah; bx

a

y= + 3.06

di mana, y adalah variabel tak bebas (terikat), x adalah variabel bebas, a adalah penduga bagi intersap, b adalah penduga bagi koefisien regresi .

Nilai a dan b diperoleh dari persamaan (Tedjo N. Reksoatmojo, 2006:131): ) = ∑

Dan 3.07

* = + − ) ̅ Dengan = # − - dan y= #− +


(58)

-= ∑/. Dan

-= ∑ .

/ Maka nilai a dan b menjadi

x b y n x y − = −

=

β

α

(

)

( )

2 2 . . .

− − = x x n y x xy n β Keterangan: i

x = Rata-rata skor variabel x i

y = Rata-rata skor variabel y

b. Analisis Varian

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linearitas. Oleh karena itu, sebelum melakukan analisis regresi maka terlebih dahulu harus di uji linearitas regresi dengan menggunanakan rumus-rumus; ( Sugiyono, 2006:265).

(1) Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg (a)) dengan rumus:

( )

n Y JKreg a

2

) (

= 3.08


(59)

        − =

∑ ∑

n Y X XY b

JKreg(b/a) . .

(3) Menghitung jumlah kuadrat residu (JK res) dengan rumus:

) ( Re ) / ( Re 2 a g a b g

res Y JK JK

JK =

− −

(4) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJK reg (a)) dengan

rumus:

) ( Re )

(a g a reg JK

RJK =

(5) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJK reg (a)) dengan

rumus: ) / ( Re ) /

(b a g b a reg JK

RJK =

(6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJK res) dengan rumus:

2 Re − = n JK RJK s res

(7) Mengitung F, dengan rumus:

s a b g RJK RJK F Re ) / ( Re =

Untuk melihat apakah kedua kelompok berasal dari varian yang sama (homogen) maka hasil F dibandingkan dengan F table.


(1)

209 adalah sebesar (100-27,5) % = 72,5%. Rendahnya pengaruh keterampilan ICT yang diimplementasikan dalam pembelajaran terhadap nilai belajar siswa sangatlah dipahami, karena ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kualitas sebuah pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah faktor siswa, lingkungan, dan sarana prasarana.

Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa untuk mendapatkan hasil akhir yang maksimal dari sebuah pelatihan, faktor-faktor lain yang harus diperhatikan adalah faktor lingkungan dan sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah, karena sangat sangat berpengaruh banyak terhadap result atau hasil akhir dari sebuah pelatihan.

B. Rekomendasi

Evaluasi dari sebuah program pelatihan merupakan sebuah faktor yang sangat menentukan dalam upaya menyelenggarakan program pelatihan yang berkualitas, karena dengan melihat hasil dari sebuah evaluasi maka kita dapat melihat bagian mana yang harus diperbaiki dan bagian mana yang harus ditingkatkan. Selain itu juga evaluasi dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, misalnya saja keputusan tentang apakah sebuah program pelatihan perlu dilanjutkan atau tidak perlu. Dari hasil penelitian ini, penulis dapat rekomendasikan sebagai berikut;


(2)

210 1. Kepada LPMP Jawa Barat

a. Melihat reaksi peserta pelatihan serta dampak dari pelatihan yang telah dilaksanakan, maka perlu ada pertimbangan untuk melanjutkan program pelatihan Intel® Teach Getting Started, di wilayah atau kabupaten-kabupaten terpencil lainnya.

b. Penguasaan keterampilan ICT merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru, dengan demikian maka harus dipertimbangan untuk menyelenggarakan pelatihan sejenis, sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus mempertimbangan kebutuhan guru di sekolah.

c. Untuk membangkitkan motivasi peserta pelatihan, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan sebuah pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan dirasakan sangat perlu oleh peserta pelatihan. Oleh karena itu needs assessment merupakan sebuah kegiatan yang harus dilaksanakan sebelum menyelenggarakan sebuah program pelatihan.

d. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari sebuah pelatihan, maka ada beberapa faktor yang perlu dikaji dan direncanakan dengan baik, yaitu selain materi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan guru dilapangan juga ada faktor lain yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah ketersediaan alat, bahan, materi, dan fasilitator.

e. Dari hasil temuan dilapangan ditemukan pula bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi peserta untuk mengimplementasikan hasil pelatihan, diantaranya adalah kelengkapan sarana dan prasarana, terutama peralatan


(3)

211 computer di sekolah, oleh karena itu seiring dengan perkembangan teknologi yang berjalan sangat cepat, perlu dipertimbangkan untuk membantu guru dan sekolah dalam mengatasi kendala tersebut.

2. Kepada Peneliti Yang Berminat

Pada penelitian ini ditemukan adanya faktor lain yang berpengaruh sangat besar terhadap hasil dari sebuah pelatihan. Oleh karena itu, bagi peneliti yang berminat untuk mengevaluasi sebuah program, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap hasil sebuah program, misalnya self efficacy, motivasi, minat, dan latar belakang pendidikan, serta environment dari peserta pelatihan.


(4)

212 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Atmodiwirio, S. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta : PT. Ardadizya Jaya. Blanchard P.N. & Thacker, J.W. (2004). Effective Training : Systems, Strategies

and Practices. New Jersey : Pearson Prentice Hall.

Campbell, D.T. dan Stanley, J.C. (1963) Experimental and Quasi Experimental Designs for Research. USA : Houghton Mifflin Company .

Dunkin, M. & Biddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. Holt, Rinehart and Winston, Inc. New York.

Dugan Laird (1985). Approaches To Training and Development. Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company.

Guba, E.G. & Lincoln, Y.S. (1981). Effective Evaluation. San Fransisco : Jossey – Bass Publishers.

Hadi, Sutrisno (1989) Metodologi Research. Yogyakarta : Andi.

Intel Teach Program (2007) Program Pengajaran Intel Getting Started. Edisi Guru Pelatih (Master Teacher Edition). California : Institute of Computer Technology.

Kaufman, R. & Thomas, S. (1980). Evaluation Without Fear. New York : New Viewpoints.

Kerlinger, F.N. & Pedhazur, E.J. (1973) Multiple Regression in Behavioral Research. USA : Holt Rinehart&Winston inc.

Kirkpatrick, D.L. (1998). Evaluating Training Programs : The Four Levels. Berret-Koehler Publisher, Inc. San Fransisco.

Leslie Rae (2005). Using Evaluation in Training and Development. Clutterbuck Associates, London.

Mardapi, Djemari. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press

Purwanto & Suparman, A. (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta : STIA-LAN Press.


(5)

213 Pusdiklat Pegawai Depdiknas (2003). Prinsip-prinsip Manajemen Pelatihan : Analisis, Desain, pengembangan, pelaksanaan, evaluasi. Depok : Pusdiklat Pegawai Depdiknas.

Reece, I. & Walker, S. (2003). Teaching, Training and Learning : a practical guide. Sunderland : Business Education publishers .

Reksoatmojo, Tedjo N. (2008). Statistika Untuk Psikologi dan Pendidikan, Bandung: Refika Aditama

Riduwan. (2004). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rossi, P.H. & Freeman, H.E. (1989). Evaluation : A systematic Approach. California: Sage Publication. Inc.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Sugiyono (2009) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya

Surapranata, Sumarna. (2006). Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Syah, D., Supardi, dan Hasibuan, Abd. Azis. (2007). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Tayibnaspis, F.Y. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.


(6)

214 http://www.kirkpatrickpartners.com ………(Agustus 2010) http://www.businessballs.com/kirkpatricklearningevaluationmodel.htm ...

(Agustus 2010)

http://perpustakaan.upi.edu/………..(September 2010) http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2106123128.pdf... (Januari 2011) http://www.mm-ukrida.co.cc/resmeth-rct/uk-mk-fs45/duma_msh.pdf...

(Januari 2011)

http://digilib.unsri.ac.id/download/Jurnal%20MM%20Vol%203%20No%206%20 Artikel%204%20Anwar%20Prabu.pdf …….(Pebruari 2011)

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/ab/Motivasi.pdf... (Pebruari 2011)