ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN SENI TARI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MARGAHAYU.

(1)

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN………... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Tujuan Penelitian ………. 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Anggapan Dasar / Asumsi ……… 7

F. Variabel Penelitian ……….. 7

G. Desain Penelitian ………. 7

H. Metode Penelitian ………. 8

I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 9

BAB II:LANDASAN TEORETIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN SENI TARI BERBASIS KTSP A. Komponen Sistem Pembelajaran ………. 11

1. Pengembangan Kurikulum dan Silabus. ……….. 11

2. Tujuan Pembelajaran ………... 16

3. Materi Pokok Pembelajaran ……….. 18

4. Strategi Pembelajaran ………... 20

5. Evaluasi Pembelajaran ……….. 21

6. Sarana Dan Prasarana ………... 23

7. Peserta Didik (siswa) ………. 24


(2)

Negeri 1 Margahayu ………. 27

1. Pengertian Pembelajaran ……….. 27

2. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Seni Tari Siswa Kelas XI Semester 2 Di SMA Negeri 1 Margahayu …… 29

BAB III : METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……… 34

B. Desain Penelitian ..………. 34

C. Lokasi, Populasi dan Sampel penelitian...……… 37

D. Definisi Operasional…….……….... 38

E Instrumen Penelitian.……… 39

F. Teknik Pengumpulan Data……… 40

G. Teknik Pengolahan Data ………. 42

H. Prosedur Penelitian ... 43

BAB. IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Seni Tari Di SMA Negeri 1 Margahayu... 46

1. Hasil Data Rencana Pembelajaran ………... 46

2. Hasil Data Pelaksanaan Pembelajaran ………... 51

3. Hasil Data Aktivitas Belajar Siswa …….……… 58

4. Hasil Data Angket Siswa………. 60

5. Hasil Data Pencapaian Kompetensi Dasar……….. 70

B Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Seni Tari Di SMA Negeri 1 Margahayu ... 75

1. Analisis Data Rencana Pembelajaran...……… 75

2. Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran ………... 77

3. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa ……… 81

4. Analisis Data Angket Siswa ……… 82


(3)

A. Kesimpulan ……… 85 B. Implikasi ………... 87 DAFTAR PUSTAKA ………. 89 LAMPIRAN


(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat, maka kurikulum pendidikan harus mampu mengadopsi, mengakomodir, dan mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran agar sumber daya manusia Indonesia sejajar dan dapat bersaing dengan Negara lain. Dalam hal ini pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) berusaha melakukan penajaman dan pembaharuan dokumen kurikulum, agar produk pendidikan memiliki wawasan yang luas, cepat, dan tanggap dalam mengambil keputusan sebagai wujud kecakapan hidup (life Skill).

Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dituntut mampu berkreasi, berimprovisasi, berinisiatif, dan inovatif melalui peningkatan pengetahuan sehingga menjadi guru yang kreatif dan profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2006:151) “…bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum, maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik”

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, guru dituntut untuk melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal serta dapat dipertanggungjawabkan menurut bidang keilmuannya (akademik), karena guru mempunyai peran penting sebagai perancang pembelajaran yang menekankan pada pembekalan kecakapan hidup (Dirjen Dikdasmen 2003:3). Peran guru sebagai perancang pembelajaran dituntut harus mampu memahami dan sekaligus dapat menjabarkan materi pokok


(5)

pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum, sedangkan untuk penyajian materi pembelajaran harus terencana dan terprogram serta harus mempertimbangkan ke dalam isi materi dan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Fungsi guru sebagai pendidik yang dilandasi tanggung jawab moral, pasti akan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dengan bertindak proaktif dan kreatif untuk mencari jalan pemecahannya.

Dengan dilaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru dituntut harus memahami isi materi kurikulum tersebut, karena penyusunan silabus diserahkan sepenuhnya pada pihak sekolah dan guru. Berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, dimana petunjuk teknis (Juknis) dan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dibuat satu paket dalam bentuk dokumen kurikulum.

Mengacu pada obyek penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran seni budaya yang merupakan bidang ajar yang memberikan landasan nilai-nilai estetis dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Di sisi lain, permasalahan yang timbul di lapangan di antaranya: 1) mata pelajaran seni budaya tidak menjadi acuan dalam penetapan kriteria kenaikan kelas sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar kurang mendukung, 2) guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan kesesuaian antara indikator dan pemetaan (analisis) materi pokok pembelajaran sehingga arah pengembangan pembelajaran yang dirancang kurang mengarah pada pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2003: 7) mengungkapkan bahwa:

Mata pelajaran pendidikan seni memiliki fungsi dan tujuan menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokrasi, beradab dan mampu hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif, intelektual dan ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan


(6)

rasa, keterampilan dan mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi seni, memamerkannnya dan mempergelarkannya.

Fungsi dan tujuan pembelajaran pendidikan seni akan berlangsung efektif dan efesien, apabila pengorganisasian materi pokok menggunakan pendekatan belajar melalui seni dan belajar dengan seni. Menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2003:7) bahwa:

Pendekatan pengorganisasian materi pada mata pelajaran pendidikan seni menggunakan pendekatan terpadu yang penyusunan standar kompetensi yang dirancang secara sistematik berdasarkan keseimbangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik terjabarkan dalam konsepsi, apresiasi dan kreasi yang meliputi :

a. Kemampuan kontektual meliputi kepekaan inderawi terhadap bunyi, rupa,gerak dan perpaduannya.

b. Pengetahuan melitputi pemahaman, penganalisaan dan pengevaluasian c. Apresiasi meliputi kepekaan rasa estetika, artistik serta sikap menghargai

dan menghayatikan karya seni.

d. Kreasi mencakup segala bentuk dalam proses produksi berkarya seni dan imajinasi.

Dari kutipan tersebut bahwa tujuan pendidikan seni, khususnya seni tari

tidak dimaksudkan siswa menjadi terampil menari untuk kebutuhan pentas, melainkan membantu pertumbuhan dan perkembangan ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Pada tahun pembelajaran 2007/2008, khusus untuk kelas XI merupakan tahun pertama pelaksanaan KTSP sehingga masalah mendasar dari perubahan kurikulum tersebut yaitu sosialisasi KTSP ke tingkat pelaksana pembelajaran (guru) belum efektif sehingga kemampuan guru untuk berkreativitas dalam mengembangkan silabus belum optimal, yang meliputi: 1) mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta pemetaan materi pembelajaran 2) mengembangkan indikator sebagai penanda pencapaian kompetensi dasar secara


(7)

spesifik yang dijadikan ukuran untuk mengetahui pencapaian hasil pembelajaran yang meliputi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan 3) mengembangkan materi pokok pembelajaran yang merupakan butir butir bahan ajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar 4). pengembangan pelaksanaan pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar melalui interaksi antara peserta didik dengan guru 5) penetapan jenis penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar peserta didik. Pengembangan silabus tersebut harus diaplikasikan secara nyata dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari dan dalam rangka pencapaian kompetensi dasar di SMA Negeri 1 Margahayu Kabupaten Bandung, maka peneliti menetapkan judul “ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN SENI TARI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI I MARGAHAYU (Studi Kasus Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Seni Tari). Peneliti mengambil obyek penelitian ini karena sepanjang pengamatan peneliti belum ada yang membahas, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan seni budaya khususnya pendidikan seni tari di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka untuk memperjelas arah penelitian, peneliti merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:


(8)

tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu?.

2. Bagaimana hasil pencapaian kompetensi dasar untuk ranah afektif pada materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu?.

3. Bagaimana hasil pencapaian kompetensi dasar untuk ranah psikomotor pada materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu?.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini ialah untuk memperoleh data mengenai pencapaian kompetensi dasar pendididkan seni tari siswa kelas XI semester 2 di SMA Negeri 1 Margahayu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan data-data mengenai pencapaian kompetensi dasar pada ranah kognitif materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu.

b. Untuk mendapatkan data-data mengenai pencapaian kompetensi dasar pada ranah afektif materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu.


(9)

c. Untuk mendapatkan data-data mengenai pencapaian kompetensi dasar pada ranah psikomotor materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka manfaat penelitian harus menguntungkan semua pihak, di antaranya:

1. Untuk Program Pendidikan Seni Tari (Calon Guru Pendidikan Seni Tari)

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam mengembangkan silabus, menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang operasional dan rinci serta dapat dijadikan pedoman atau skenario dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari.

2. Untuk Peneliti

Untuk menambah wawasan dalam bidang penelitian sebagai pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas profesi keguruan sehingga diharapkan dapat memperbaiki tujuan pembelajaran secara utuh dan menyeluruh.

3. Untuk Guru

Sebagai pembelajaran dalam mencari dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan bersifat situasional, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pencapaian kompetensi dasar yang meliputi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan.

4. Untuk Sekolah


(10)

terhadap pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. 5. Untuk Pemerintah

Dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil kebijakan mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di sekolah dalam upaya melestarikan budaya bangsa.

E. Anggapan Dasar / Asumsi

Anggapan dasar merupakan landasan atau titik awal untuk dimulainya penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan anggapan dasar sebagai berikut: Pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengekspresikan diri dan mengapresiasi karya seni tari sesuai dengan kemampuan dan kreativitas sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

F. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini termasuk variabel tunggal karena berdiri sendiri, sehingga penelitian terfokus pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu dalam upaya pencapaian kompetensi dasar yang meliputi ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).

G. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara pengumpulan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian mencakup beberapa langkah kegiatan, diantaranya: 1) merumuskan masalah yang akan diteliti, 2) menentukan populasi dan sampel, 3) menentukan


(11)

teknik pengumpulan data, 4) merumuskan cara menganalisis data, dan 5) merumuskan cara pengambilan kesimpulan.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini berfungsi untuk menganalisis, mengklarifikasi dan menafsirkan data tentang suatu proses yang sedang berlangsung.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan cara perolehannya, data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung melalui obyeknya, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, di antaranya:

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu.

b. Angket siswa

Pengisian angket dilakukan oleh 44 orang siswa sebagai sampel penelitian untuk memperoleh data yang tidak bisa dilakukan melalui teknik observasi maupun wawancara.

c. Studi pustaka


(12)

yang berhubungan dengan obyek penelitian yang dijadikan sebagai sumber tertulis.

d. Tes tulis

Tes tulis yaitu untuk mengukur ranah kognitif siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan.

e. Tes perbuatan

Tes perbuatan yaitu untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa dalam mempertunjukan gerak tari Blantek.

2. Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini teknik pengolahan data menggunakan analisis deskritif melalui tiga tahapan, yaitu:

a. Mereduksi data; yaitu proses pengumpulan data, mengidentifikasi data dan menyeleksi data sesuai dengan permasalahan.

b. Penyajian data; yaitu penyusunan data dalam bentuk tabulasi data untuk mengetahui frekuensi dari tiap-tiap alternatif jawaban yang diberikan responden sehingga memudahkan dalam menafsirkannya.

c. Penarikan kesimpulan (verifikasi); yaitu untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian tentang pencapaian kompetensi dasar siswa yang mengacu pada segi proses dan segi hasil.

I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 1 Margahayu dengan alamat Jl. Wahid Hasyim (terusan Jl. Kopo) No. 387 Kabupaten Bandung dan


(13)

waktu penelitian berlangsung enam bulan terhitung dari bulan Nopember 2007 s.d April 2008.

b. Populasi

Pada penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh siswa kelas XI yang terdiri dari sembilan (9) kelas dengan tiga jurusan, masing-masing IPA (4 kelas), IPS (4 kelas) dan Bahasa (1 kelas) dengan jumlah siswa 392 orang. Pengambilan siswa kelas XI menjadi populasi karena pada kelas XI merupakan tahun pertama pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP. c. Sampel Penelitian

Untuk pengambilan sampel bukan berdasarkan strata, random (acak) atau daerah melainkan berdasarkan teknik purposive sampling. Alasan pemilihan teknik ini, karena unsur populasi yang ditentukan menjadi sampel berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai. Adapun sampel pada penelitian ini diambil kelas XI IPA-1 dengan jumlah siswa 44 orang yang terdiri dari 26 siswi dan 18 siswa.


(14)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif analisis, Gay (1976) yang dikutip oleh Tuwu (1993:71) menyatakan bahwa, “Metode deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau jawaban pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok penelitian.”

Pada penelitian ini dibutuhkan data-data mengenai upaya-upaya guru dalam mengimplementasikan KTSP. Data-data tersebut dapat memberikan gambaran tentang peran dan fungsi guru, khususnya guru pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu dalam mengembangkan silabus dan menjabarkannya ke dalam program dan RPP serta evaluasi pembelajarannya.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui penyajian data yang meliputi: rencana pembelajaran, pelaksanaan pembnelajaran, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar yang dimaksud mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dijabarkan ke dalam indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, karena desain penelitian berfungsi sebagai berikut:


(15)

1. Desain penelitian memberikan pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya.

2. Desain penelitian juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian.

3. Desain penelitian selain memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan, juga memberikan gambaran jenis kesulitan yang akan dihadapi.

Desain penelitian harus mencakup beberapa aspek kegiatan yang menjadi bahan pertimbangan, di antaranya adalah:

1. Merumuskan masalah yang akan diteliti dengan jelas.

2. Menentukan populasi dan sampel dengan memenuhi persyaratan ketepatan (validitas) dan ketelitian (kreabilitas).

3. Prosedur pengumpulan data harus jelas dan sistematis sehingga data yang dihasilkan relevan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

4. Menentukan cara menganalisis data berdasarkan jenis data yang dikumpulkan. 5. Menentukan cara pengambilan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan

penelitian.

Desain penelitian dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu: desain survey, case study, dan eksperimen. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk desain studi kasus (case study) karena memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:

1. Dengan studi kasus dapat meneliti setiap aspek kehidupan sosial.


(16)

dari suatu topik atau keadaan sosial secara mendalam.

3. Dalam studi kasus dapat digunakan berbagai cara pengumpulan data, seperti: observasi, wawancara, angket, studi dokumenter dan alat pengumpul data lainnya untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya agar masalah dapat dipahami secara mendalam.

4. Studi kasus dapat digunakan untuk menguji kebenaran teori tentang aspek-aspek yang spesifik.

Bentuk desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini seperti ditunjukan pada bagan di bawah di bawah ini.


(17)

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Lokasi penelitian yaitu di SMA Negeri 1 Margahayu alamat Jl. Wahid Hasyim (terusan Jl. Kopo) No. 387 Margahyu Kabupaten Bandung dan waktu penelitian berlangsung enam bulan terhitung dari Bulan Nopember 2007 s.d Bulan April 2008.

2. Populasi

Populasi adalah subyek penelitian yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk memperoleh data guna menjawab permasalahan dalam penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu yang terdiri dari sembilan (9) kelas dengan tiga jurusan yaitu IPA (4 kelas), IPS (4 kelas) dan Bahasa (1 kelas) dengan jumlah siswa 392 orang. Alasan pemilihan populasi siswa kelas XI karena merupakan tahun pertama pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP. 3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi sebagai sumber informasi untuk memperoleh data yang dapat dipercaya. Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak berdasarkan strata, random atau daerah melainkan secara purposive sampling. Cara ini digunakan karena pada penentuannya, sampel dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan desain penelitian Sampel yang digunakan adalah sampel yang mempunyai ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap representatif. Ciri esensial yang dimaksud adalah bergantung pada penilaian atau pertimbangan


(18)

peneliti. Dengan demikian, dalam penentuannya peneliti lebih cermat dalam menentukan syarat-syarat bagi sampel agar sesuai dengan tujuan penelitiannya. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu analisis pencapaian kompetensi dasar untuk ranah kognitif, afektif dan psikomotor pendidikan seni tari sehingga sampel pada penelitian ini diambil kelas XI IPA-1 dengan jumlah 44 orang yang terdiri dari 26 siswi dan 18 siswa. Alasan penetapan sampel jurusan IPA, karena berdasarkan pengamatan peneliti siswa jurusan IPA cenderung terfokus pada mata pelajaran jurusannya dibanding siswa jurusan IPS atau Bahasa sehingga mengenai minat dan motivasi serta hasil belajar siswa jurusan IPA perlu dilakukan penelitian.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan atau kesalahpahaman dalam menafsirkan judul penelitian, maka peneliti merasa perlu untuk menafsirkan kata-kata yang digunakan sebagai berikut:

Analisis pencapaian yaitu penjelasan hasil kajian terhadap sesuatu yang dihasilkan dari proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan lingkungan belajarnya.

Kompetensi dasar yaitu klasifikasi kemampuan hasil proses pembelajaran yang mengacu pada konsep kurikulum yang menekankan pada kemampuan: aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).

Pendidikan yaitu proses pembelajaran yang mencakup keseluruhan komponen pembelajaran dalam rangka mengapresiasi dan mengekspresikan diri serta


(19)

mempertunjukan karya seni tari kelompok Nusantara dalam konteks budaya masyarakat di sekolah.

Seni tari yaitu nilai-nilai keindahan dari gerak tubuh yang diungkapkan melalui perasaan sehingga menghasilkan gerakan yang ritmis dan dinamis. Margahayu yaitu nama kota kecamatan yang berada di wilayah hukum Kabupaten

Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang menentukan keberhasilan dalam penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

1. Format observasi

Format observasi merupakan alat pengumpul data yang dilaksanakan dengan cara mengamati terjadinya suatu proses. Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan ranah psikomotor. Untuk pengisisan lembar observasi ini, peneliti meminta bantuan kepada dua orang teman sejawat yang satu bidang ajar untuk menganalisis dan mengevaluasi mengenai perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan aktivitas belajar siswa sehingga obyektivitas data dapat dipertanggungjawabkan.

2. Format penilaian (tes)

Tes merupakan alat ukur yang ditujukan kepada sampel untuk mendapatkan jawaban yang diharapkan, baik dalam betuk tes atau non tes. Ditinjau dari sasaran yang akan dievaluasi dalam penelitian ini, untuk penilaian pencapaian


(20)

ranah kognitif dan psikomotor dilakukan dalam bentuk tes sedangkan untuk ranah afektif penilaian dilakukan melalui non tes yaitu berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran. (format observasi terlampir). 3. Format angket

Angket ditujukan kepada siswa untuk mendapatkan gambaran mengenai pemahamannya terhadap indikator pembelajaran (format angket terlampir). F. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung ke obyeknya melalui observasi langsung, lembar observasi dan angket, sedangkan data sekunder yaitu data yang didapatkan dari literatur baik dalam bentuk buku, modul, majalah dsb. Sebagai data penunjang, maka dokumentasi selama pelaksanaan penelitian dilampirkan pada bagian akhir karya ilmiah ini. Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai literatur sebagai referensi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Sumber yang digunakan sebagai referensi untuk dijadikan landasan pemikiran maupun sebagai penunjang data dalam penelitian ini. Studi pustaka selain sebagai referensi memiliki fungsi lain, di antaranya:

a. Untuk mengetahui apakah masalah yang akan diteliti telah diselidiki orang lain sebelumnya, sehingga penelitian kita bukan merupakan duplikasi. b. Untuk memperoleh bahan atau informasi yang dapat mempertajam dasar


(21)

teoretis tentang masalah penelitian. (perpustakaan sekolah dan pribadi). c. Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah ditetapkan. (perpustakaan pribadi).

2. Observasi

Pengumpulan data melalui observasi merupakan teknik yang utama pada penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Observasi langsung (partisipatif); yaitu pengumpulan data yang dilakukan peneliti melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu.

b. Observasi tidak langsung (nonpartisipatif); yaitu pengumpulan data melalui lembar observasi yang pengisiannya dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer yang berperan untuk menganalisis dan mengevaluasi yang selanjutnya diharapkan dapat memberi saran atau masukan untuk perbaikan terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari dalam rangka meningkatkan kualitas pembentukan kompetensi. 3. Angket Siswa

Angket dilaksanakan untuk memperoleh data yang tidak bisa dilakukan melalui teknik observasi maupun wawancara. Melalui angket untuk siswa diharapkan obyektivitas data dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak terjadi manipulasi data. Pada pengisian angket, subyek penelitian (siswa) diminta untuk mengisi lajur-lajur pertanyaan yang sesuai dengan pendapat dan pengetahuannya.


(22)

4. Tes Tulis

Tes ini dilaksanakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa pada pencapaian ranah kognitif. (lembar soal terlampir)

5. Tes Perbuatan

Tes ini dilaksanakan untuk mengevaluasi kemampuan siswa pada pencapaian ranah afektif dan psikomotor.

G. Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini, teknik pengolahan data menggunakan analisis deskriptif melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu:

1. Mereduksi data

Mereduksi data yaitu proses pengumpulan, menyeleksi, dan mengidentifikasi data sesuai dengan permasalahannya.

2. Penyajian data

Data yang direduksi selanjutnya disusun dalam bentuk tabulasi data untuk mengetahui frekuensi dari tiap-tiap alternatif jawaban yang diberikan responden sehingga memudahkan dalam menafsirkannya.

3. Penarikan kesimpulan (verifikasi)

Penarikan kesimpulan yaitu untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang mengacu pada segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar ( 75 % ) peserta didik terlibat secara aktif. Dan dari segi hasil, proses pembentukan kompetensi dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik


(23)

seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar ( 75 % ) sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.

H. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Adapun langkah persiapan yang dilakukan sebelum melakukan penelitian di lapangan meliputi:

a. Membuat instrumen penelitian

Instrumen penelitian harus terfokus pada rumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu pencapaian kompetensi dasar yang mencakup ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pada penelitian ini instrumennya meliputi:

1) Format observasi 2) Format penilaian 3) Angket siswa b. Observasi

Kegiatan ini dilakukan untuk pencarian sumber data yang sesuai dengan obyek penelitian, baik melalui buku-buku sumber (literatur) sebagai referensi maupun melalui pengamatan langsung di lapangan untuk mendapat gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti.

2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur tentang pelaksanaan penelitian meliputi beberapa tahapan meliputi: a. Pengumpulan data


(24)

proses terhadap pelaksanaan pembelajaran pada materi tari Blantek. Adapun data yang diteliti mencakup: perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar, karena ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang mempunyai hubungan sebab akibat. Apabila perencanaan pembelajaran yang memadai dan operasional serta dilaksanakan dalam pembelajaran secara aktif dan kreatif maka hasil belajar akan efektif dan mengarah pada pencapaian kompetensi dasar yang mengacu pada indikator pembelajaran. b. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari observasi (baik melalui observasi partisipatif maupun observasi nonpartisipatif) dan dari hasil angket serta hasil penilaian belajar siswa, kemudian data tersebut diseleksi dan diidentifikasi selanjutnya diolah dan disusun dalam tabulasi data untuk mengetahui frekuensi dari tiap-tiap alternatif jawaban yang diberikan responden sehingga memudahkan dalam menafsirkannya. Untuk pengolahan data ranah afektif, mengacu pada Suharsimi Arikunto (1989: 48) bahwa ada satu cara untuk mengkonversikan dari nilai angka menjadi huruf yaitu: 8,1 – 10,0 A

6,6 – 8,0 B 5,6 – 6,5 C 4,1 – 5,5 D 0,0 – 4,0 E

c. Analisis data


(25)

memperoleh tingkat kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan dalam penelitian ini. Analisis terhadap data mentah yang diperoleh dari hasil pencatatan di lapangan, kemudian diklarifikasikan berdasarkan aspek permasalahan dalam penelitian.

d. Penarikan kesimpulan

Dari analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan dengan mengacu pada nilai ketuntasan yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Margahayu yaitu ≥6,50. 3. Penulisan Hasil Penelitian

Penulisan hasil penelitian dituangkan dalam bentuk laporan yang berpijak pada pelaksanaan penelitian (pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan). Adapun kerangka penulisan laporan ini terdiri dari: pendahuluan, tinjauan teoritis, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan dan implikasi.


(26)

85 BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan observer yang didukung oleh bukti-bukti fisik (data) seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan observer terhadap rencana pembelajaran yang disiapkan oleh guru pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu telah memadai. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 80,12 % menyatakan ya guru melaksanakan dan menyiapkan komponen rencana pembelajaran dan 19,88 % menyatakan guru tidak melaksanakan dan menyiapkan komponen pembelajaran.

2. Hasil pengamatan observer terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu cukup baik dan lancar sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 87,33 % menyatakan pelaksanaan pembelajaran berlangsung lancar sedangkan 12,67 % menyatakan pelaksanaan pembelajaran kurang efektif.

3. Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran pendidikan seni tari termasuk kriteria kesungguhan tinggi. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 83,35 % menyatakan kriteria kesungguhan tinggi dan 16,65 % menyatakan kriteria kesungguhan sedang.


(27)

4. Hasil angket siswa menunjukan bahwa penguasaan indikator pembelajran termasuk baik. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 90 % siswa mampu mempertunjukan tari Blantek dengan sempurna, 6,5 % siswa menguasai sebagian besar tari Blantek, 3 % siswa menguasai sebagian kecil tari Blantek dan 05 % siswa tidak mampu mempertunjukan tari Blantek.

5. Hasil pengamatan peneliti yang didukung oleh data-data nilai pencapaian indikator adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata pencapaian ranah kognitif adalah sebesar 7,88

b. Nilai rata-rata pencapaian ranah afektif adalah sebesar 7,70 dan termasuk kategori B (baik).

c. Nilai rata-rata pencapaian ranah psikomotor adalah sebesar 7,65.

Berdasarkan kriteria keberhasilan, baik segi proses maupun segi hasil minimal 75 % siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa mengalami perubahan perilaku yang positif. Oleh karena itu, peneliti menganalisis pencapaian kompetensi dasar pendidikan seni tari berdasarkan pada kriteria keberhasialan tersebut. Mengacu pada data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, baik data rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, aktivitas belajar siswa, angket siswa maupun nilai rata-rata pencapaian indikator pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu telah tercapai. dengan prosentase keberhasilan 93,19 % siswa menguasai kompetensi dasar dengan baik dan 6,81 % siswa kurang menguasai kompetensi dasar dengan baik.


(28)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi kepada semua pihak sebagai berikut:

1. Pemerintah supaya mengkaji dan mengevaluasi tentang pelaksanaan sertifikasi guru khususnya bagi guru yang tidak memiliki akta, karena akta merupakan bukti kewenangan dan hak untuk mengajar sesuai dengan bidangnya.

2. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga pencetak tenaga pendidik dan tenaga kependidikan perlu melakukan inovasi di bidang akademik agar output yang dihasilkan memiliki kreativitas dan profesionalisme sehingga menjadi guru yang dapat digugu dan ditiru.

3. Sekolah Menengah Atas, khususnya SMA Negeri 1 Margahayu pada pelaksanaan sistem penerimaan murid baru (SPMB) pada jalur khusus jangan hanya pada cabang orah raga saja yang menjadi prioritas, melainkan cabang kesenian khususnya kesenian tradisional harus menjadi kriteria dalam SPMB melalui jalur tersebut, sehingga kesenian tradisional akan tumbuh dan berkembang di kalangan remaja sebagai wujud melestarikan kekayaan budaya bangsa.

4. Guru diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam penyediaan bahan ajar, baik dalam bentuk modul maupun lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai pegangan siswa sehingga dapat memperlancar kegiatan pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru pendidikan seni tari di sekolah diharapkan dapat meningkatkan

fungsinya sebagai motivator melalui pengembangan strategi pembelajaran yang bersifat situasional sehingga dapat menumbuhkembangkan kreativitas


(29)

siswa dalam upaya pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan bermuara pada pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya.


(30)

89

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, IG. (2004), Metode Penelitian. Jakarta: Yayasan Gayatri

Buldani, H. (1982). Kompetensi Kompetensi Guru . Bandung: Biro Praktek Keguruan, IKIP

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Dan Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dirjen Dikdasmen. (2006). Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (berdasarkan KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dirjen Dikdamen. (2006), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Tingkat

SMA Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gay, C. dan Tuwu, A. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.

Gulo, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

Komalasari, H. (2006). Meningkatkan Apresiasai Siswa Melalui Pengolahan Materi Seni Tari Tradisional (Studi Aplikasi Model Pembelajaran Kontekstual-Nonkontekstual). Bandung: P4ST, UPI.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Masunah, J. & Narawati, T. (2003). Seni Dan Pendidikan Seni (Sebuah Bunga Rampai). Bandung: P4ST, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nasution, S. (1987). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bandung: Penerbit Jemmars.

Nurhayati, T. (2003). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, Eska Media. Nursantara, Y. (2004) Kesenian SMA. Jakarta: Erlangga.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kesenian SMA & MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sofiraeni, R. (2006). Penelitian Tindakan Kelas (Modul). Bandung: Lembaga


(31)

Surya, M. (1979). Psikologi Pendidikan. Bandung: Jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Institut Keguruan Ilmu Pendidikan.

Sulistianto, H. (2006). Pendidikan Seni. Bandung: Grafindo Media Pratama. Suharsimi, A. (1989). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.


(1)

85 BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan observer yang didukung oleh bukti-bukti fisik (data) seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan observer terhadap rencana pembelajaran yang disiapkan oleh guru pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu telah memadai. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 80,12 % menyatakan ya guru melaksanakan dan menyiapkan komponen rencana pembelajaran dan 19,88 % menyatakan guru tidak melaksanakan dan menyiapkan komponen pembelajaran.

2. Hasil pengamatan observer terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu cukup baik dan lancar sesuai dengan RPP yang telah disiapkan. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 87,33 % menyatakan pelaksanaan pembelajaran berlangsung lancar sedangkan 12,67 % menyatakan pelaksanaan pembelajaran kurang efektif.

3. Hasil pengamatan observer terhadap aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran pendidikan seni tari termasuk kriteria kesungguhan tinggi. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 83,35 % menyatakan kriteria kesungguhan tinggi dan 16,65 % menyatakan kriteria kesungguhan sedang.


(2)

86

4. Hasil angket siswa menunjukan bahwa penguasaan indikator pembelajran termasuk baik. Hal ini berdasarkan prosentase alternatif pilihan yang menunjukan 90 % siswa mampu mempertunjukan tari Blantek dengan sempurna, 6,5 % siswa menguasai sebagian besar tari Blantek, 3 % siswa menguasai sebagian kecil tari Blantek dan 05 % siswa tidak mampu mempertunjukan tari Blantek.

5. Hasil pengamatan peneliti yang didukung oleh data-data nilai pencapaian indikator adalah sebagai berikut:

a. Nilai rata-rata pencapaian ranah kognitif adalah sebesar 7,88

b. Nilai rata-rata pencapaian ranah afektif adalah sebesar 7,70 dan termasuk kategori B (baik).

c. Nilai rata-rata pencapaian ranah psikomotor adalah sebesar 7,65.

Berdasarkan kriteria keberhasilan, baik segi proses maupun segi hasil minimal 75 % siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa mengalami perubahan perilaku yang positif. Oleh karena itu, peneliti menganalisis pencapaian kompetensi dasar pendidikan seni tari berdasarkan pada kriteria keberhasialan tersebut. Mengacu pada data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, baik data rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, aktivitas belajar siswa, angket siswa maupun nilai rata-rata pencapaian indikator pembelajaran dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu telah tercapai. dengan prosentase keberhasilan 93,19 % siswa menguasai kompetensi dasar dengan baik dan 6,81 % siswa kurang menguasai kompetensi dasar dengan baik.


(3)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi kepada semua pihak sebagai berikut:

1. Pemerintah supaya mengkaji dan mengevaluasi tentang pelaksanaan sertifikasi guru khususnya bagi guru yang tidak memiliki akta, karena akta merupakan bukti kewenangan dan hak untuk mengajar sesuai dengan bidangnya.

2. Universitas Pendidikan Indonesia sebagai lembaga pencetak tenaga pendidik dan tenaga kependidikan perlu melakukan inovasi di bidang akademik agar output yang dihasilkan memiliki kreativitas dan profesionalisme sehingga menjadi guru yang dapat digugu dan ditiru.

3. Sekolah Menengah Atas, khususnya SMA Negeri 1 Margahayu pada pelaksanaan sistem penerimaan murid baru (SPMB) pada jalur khusus jangan hanya pada cabang orah raga saja yang menjadi prioritas, melainkan cabang kesenian khususnya kesenian tradisional harus menjadi kriteria dalam SPMB melalui jalur tersebut, sehingga kesenian tradisional akan tumbuh dan berkembang di kalangan remaja sebagai wujud melestarikan kekayaan budaya bangsa.

4. Guru diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam penyediaan bahan ajar, baik dalam bentuk modul maupun lembar kegiatan siswa (LKS) sebagai pegangan siswa sehingga dapat memperlancar kegiatan pelaksanaan pembelajaran. 5. Guru pendidikan seni tari di sekolah diharapkan dapat meningkatkan

fungsinya sebagai motivator melalui pengembangan strategi pembelajaran yang bersifat situasional sehingga dapat menumbuhkembangkan kreativitas


(4)

88

siswa dalam upaya pencapaian kompetensi dasar yang telah ditetapkan, yang selanjutnya akan bermuara pada pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah khususnya dan tujuan pendidikan pada umumnya.


(5)

89

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, IG. (2004), Metode Penelitian. Jakarta: Yayasan Gayatri

Buldani, H. (1982). Kompetensi Kompetensi Guru . Bandung: Biro Praktek Keguruan, IKIP

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2007), Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus Dan Contoh/Model Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dirjen Dikdasmen. (2006). Panduan Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (berdasarkan KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dirjen Dikdamen. (2006), Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Tingkat

SMA Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Gay, C. dan Tuwu, A. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.

Gulo, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

Komalasari, H. (2006). Meningkatkan Apresiasai Siswa Melalui Pengolahan Materi Seni Tari Tradisional (Studi Aplikasi Model Pembelajaran Kontekstual-Nonkontekstual). Bandung: P4ST, UPI.

Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Masunah, J. & Narawati, T. (2003). Seni Dan Pendidikan Seni (Sebuah Bunga Rampai). Bandung: P4ST, Universitas Pendidikan Indonesia.

Nasution, S. (1987). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Bandung: Penerbit Jemmars.

Nurhayati, T. (2003). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, Eska Media. Nursantara, Y. (2004) Kesenian SMA. Jakarta: Erlangga.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kesenian SMA & MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sofiraeni, R. (2006). Penelitian Tindakan Kelas (Modul). Bandung: Lembaga


(6)

90

Surya, M. (1979). Psikologi Pendidikan. Bandung: Jurusan Bimbingan Dan Penyuluhan. Institut Keguruan Ilmu Pendidikan.

Sulistianto, H. (2006). Pendidikan Seni. Bandung: Grafindo Media Pratama. Suharsimi, A. (1989). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Universitas Pendidikan Indonesia. (2006). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.