Pemanfaatan Limbah Kopi Sebagai Dasar Pembuatan Fluorescent Carbon Nanoparticles (F-CNPs) melalui Oksidasi Soot Dengan HNO3 Encer

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Kopi dan Hasilnya

2.1.1. Kopi di Sumatera
Kopi telah menjadi minuman yang penting secara global. Bukan hanya untuk
penikmat kopi, namun juga dalam nilai ekonomi dari bijih kopi sendiri yang
menurpakan komoditas kedua terbesar di dunia (Coffee, 2015). Indonesia berada di
urutan ke-empat terbesar sebagai penghasil dan pengekspor kopi sejak 2014.

Kopi pertama kali dibawa masuk oleh Belanda dengan pohon kopi pertama
kali ditanam di Batavia hingga merancah ke Bogor dan Sukabumi. Sekarang ini,
perkebunan kopi telah mengambil sekitar 1,24 juta hektar tanah dengan 933 hektar
untuk jenis Robusta dan selebihnya untuk jenis Arabica.

Perkebunan kopi banyak ditemukan di Provinsi Sumatera dan daerah
Sulawesi Selatan. Sumatera Utara terkenal dengan produksi kopi, terutama untuk
jenis Arabica atau sering disebut juga dengan Kopi Mandailing (Susila, 2005).


Kopi dari Sumatera Utara telah dilabeli sebagai komoditas berharga tinggi
di Amerika oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (Gunawan, 2015). Kopi dari
Sumatera terkenal akan aromanya yang unik dan rasa yang kuat serta tegas. Tenant
kopi international, Starbucks, mengambil bijih kopi dari Sumatera, diekspor ke
Amerika dan diolah lebih lanjut untuk memberikan cita rasa unik dan khas. Selain
itu, kopi dari Sumatera juga diekspor ke belahan bumi lainnya seperti ke Inggris,
German, Australia, Jepang dan Taiwan.

2.1.2. Perkembangan Retail Kopi di Sumatera

Sumatera sebagai salah satu daerah yang terkenal akan bijih kopi yang berkualitas
tentu dilirik sebagai salah satu peluang bisnis retail. Dapat dilihat bahwa semakin
marak bermunculan tenant kopi baru di Kota Medan dan sekitarnya. Masing –
Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

masing menawarkan kopi dengan cita rasa dan gaya penyajian yang berbeda.
Popularitas bisnis coffee shop juga dibarengi dengan kebutuhan tersier masyarakat

metropolitan dengan mobilitas tinggi dan menjadikan kopi sebagai kebutuhan serta
sebagai pelengkap dalam pertemuan bisnis diluar kantor.

2.2.

Limbah Kopi

Meningkatnya penikmat dan konsumen kopi juga meningkatkan produksi limbah
kopi di lingkungan. Menikmati kopi menjadi bagian gaya kehidupan di era millenial
ini. Hal ini meningkatkan jumlah limbah kopi yang dihasilkan. Bijih kopi yang
digiling halus akan diekstrak untuk memberikan secangkir kecil espresso dan
setelahnya akan meninggalkan limbah kopi basah. Dalam satu hari, satu tenant kopi
setidaknya dapat menghasilkan satu kilogram limbah.

2.2.1. Kandungan Limbah Kopi

Menurut Liu et. al (2013) melalui karakterisasi dan analisa elemental limbah kopi,
menunjukkan kandungan karbon yang tinggi (>58%), nitrogen dan abu yang rendah
(