Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien Kolostomi dalam Perawatan Stoma di RSUP H. Adam Malik Medan Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1.

Kerangka Penelitian
Dalam penelitian yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien

Kolostomi Dalam Perawatan Stoma di RSUP.H Adam Malik yang menjadi
variabel independen (bebas) yang akan diteliti adalah pengetahuan pasien
kolostomi dan sebagai variabel dependen (terikat) adalah sikap pasien kolostomi
dalam perawatan stoma, yang akan digambarkan dalam kerangka konsep sebagai
berikut :
Pengetahuan Pasien
Kolostomi

Sikap Pasien Kolostomi

-

Baik


-

Positif

-

Sedang

-

Negatif

-

Buruk

Skema.3.1 Kerangka konseptual penelitian hubungan pengetahuan dengan sikap
pasien kolostomi dalam perawatan stoma di RSUP.H Adam Malik.

3.2. Hipotesa

Hipotesa Penelitian Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa
alternatif (Ha) yaitu ada hubungan pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi
dalam perawatan stoma.

24
Universitas Sumatera Utara

25

3.3. Defenisi Operasional
Tabel 3.3. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Defenisi
Skala
Variabel
Alat Ukur
Operasional
Ukur

No


1.

Pengetahua
n

Segala hal yang Kuesioner

Ordinal

pasien diketahui pasien sebanyak

Hasil Ukur

1. Baik : Jika
responden

kolostomi

kolostomi


28

mendapat

dalam

dalam

pernyataa

20- 28

perawatan

perawatan

n dengan

2. Cukup : Jika


stoma

stoma, yaitu (1) alternatif

responden

perlengkapan

jawaban

mendapat

perawatan

1. Benar

10- 19

stoma,


(2) 2. Salah

skor

skor

3. Kurang: Jika

memasang atau

responden

mengganti

mendapat skor 0-

kantong

9


stomasupaya
mandiri

dalam

melakukan
perawatan
stoma.
2.

Sikap

Respon

pasien Kuesioner

pasien

kolostomi baik


Ordinal

1.

Positif

bila

responden

Universitas Sumatera Utara

26

kolostomi

mendukung

mendapatkan skor


dalam

atau

38-60

perawatan

mendukungdala

stoma

m

tidak

perawatan

stomayaitu


(1)

2.

Negatif

responden

perlengkapan

mendapat

perawatan

15-37

stoma,

bila


skor

(2)

memasang atau
mengganti
kantong stoma
supaya mandiri
dalam
melakukan
perawatan
stoma.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODELOGI PENELITIAN
4.1.

Desain Penelitian
Desain penelitian adalah bersifat korelasidengan pendekatan cross

sectional yaitu penelitian ini dilakukan hanya pada satu periode tertentu dan
pengambilan sampel dilakukan dalam sekali waktu saja.
4.2.

Populasi dan sampel

4.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menggunakan
kantong kolostomi di RSUP H. Adam Malik.Populasi pasien kolostomi di RSUP
H. Adam Malik pada bulan November 2016 sebanyak 47 orang.
4.2.2. Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 orang dimana sampel
berasal dari 47 jumlah populasi, tetapi hanya 30 orang yang sesuai dengan criteria
inklusi penelitian ini. Menurut Sugiyoni (2005) jumlah batasan minimal yang
harus diambil peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.Dalam pengambilan sampel,
peneliti menggunakan metode purposive sampling yaitu mengambil sampel
diantara populasi sesuai dengan kriteria yang sudah di tentukan yang ada di RSUP
H.Adam Malik.Kriteria inklusi sampel pada penelitian ini adalah:
1. Pasien post kolostomi > 2 minggu
2. Pasien dewasa berumur ≥ 18 tahun
3. Pasien yang dapat membaca dan menulis
4. Bersedia menjadi responden

27
Universitas Sumatera Utara

28

4.3.

Waktu dan Lokasi Penelitian

4.3.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan September 2016 - Juli 2017.Waktu
pengumpulan data selama 1 bulan di mulai pada bulan Mei - Juni 2017.
4.3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H.Adam Malik Medankarena rumah
sakit ini merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien kolostomi, dan termasuk
Rumah Sakit Pendidikan bagi mahasiswa USU.
4.4.

Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan Fakultas Keperawatan USU dan izin Direktur .RSUP H.Adam Malik
Medan, dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan etik, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang
tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia,
maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.
Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk
menolak dan mengundurkan diri. Kerahasiaan catatan mengenai data responden
dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian,
tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

29

4.5.

Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti mengumpulkan data

menggunakan alat berupa kuesioner yang menggunakan kuesioner pengetahuan
terdahlu dan kuesioner sikap disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman
pada konsep teori di tinjauan pustaka. Instrumen ini terdiri dari 3 bagian yaitu
kuesioner data demografi responden, kuesioner tingkat pengetahuan pasien dan
kuesioner sikap pasien dalam perawatan stoma.
4.5.1. Kuesioner Data Demografi
Instrumen penelitian tentang pengumpulan data demografi berisi nama
(inisial),jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,. Data demografi responden tidak
akan dianalisis melainkan hanya untuk mengetahui karakteristik responden.
4.5.2

Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner perawatan stoma kolostomi diadopsi dari penelitian Desvin

Zendrato pada tahun 2014 yang terdiri dari 28 pernyataan dengan kriteria 1
sampai 7 adalah pernyataan mengenai pengetahuan tentang perlengkapan
perawatan stoma dan 8 sampai 28 adalah pernyataan mengenai pengetahuan
tentang memasang atau mengganti kantong stoma kolostomi. Kuesioner disusun
secara tertutup dengan menggunakan skala Guttman (Riduwan, 2005).Dalam
pertanyaan ini hanya disediakan 2 jawaban dan responden memilih satu
diantaranya.Pernyataan yang dibuat terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan
negatif. Pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
20, 21, 22, 26, 27, 28 merupakan pernyataan positif dan pernyataan nomor 8, 19,
23, 24, 25 merupakan pernyataan negatif. Skor untuk pernyataan positif 1 dan

Universitas Sumatera Utara

30

untuk pernyatan negatif 0.Pada penentuan hasil ukur baik, cukup dan kurang,
menggunakan rumus statistika menurut Riduwan (2005).P =rentang kelas/banyak
kelas. Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 28 (selisih nilai
tertinggi dan terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas (baik, cukup dan
kurang) maka didapatkan panjang kelas sebesar 9. Dengan menggunakan p = 9
dan 0 sebagai batas interval pertama maka pengetahuan pasien kolostomi dalam
perawatan stoma adalah sebagai berikut:
0- 9

= Kurang

10- 19 = Cukup
20- 28 = Baik
4.5.3. Kuesioner Sikap
Kuesioner sikap pasien kolostomi terdiri dari pertanyaan dengan pilihan
jawaban Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), dan Tidak Pernah (TP).
Kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan dengan menggunakan Skala Likert.Skala
Likert merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu.
Untuk pernyataan positif jawaban SL diberi nilai 4, SR diberi nilai 3, KK diberi
nilai 2 dan TP diberi nilai 1 dan untuk pernyataan negatif jawaban SL diberi nilai
1, SR diberi nilai 2, KK diberi nilai 3 dan TP diberi nilai 4. Namun kuesioner
yang digunakan peneliti terdiri dari 15 pernyataan yang keseluruhannya adalah
pernyataan positif.Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 60 dan terendah adalah
15.Berdasarkan rumus statistik menurut Riduwan (2005). p =rentang kelas/banyak
kelas. Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 45 (selisih nilai

Universitas Sumatera Utara

31

tertinggi dan terendah) dan banyak kelas sebanyak 2 kelas (sikap positif dan
negatif) maka didapatkan panjang kelas sebesar 22. Dengan menggunakan p = 22
dan 15 sebagai batas interval pertama maka sikap pasien kolostomi dalam
perawatan stoma adalah sebagai berikut:
15-37 = sikap negatif
38-60 = sikap positif

4.6.

Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1

Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan
fungsi ukurnya. Adapun nilai standar untuk valid adalah 0.8 (Polit & Beck, 2006)
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas isi (content validity) yang
terdiri dari 28 pertanyaan pengetahuan, 15 pertanyaan sikap dan dikonsulkan
kepada Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp. M.Pd dan Ibu Rehk Sonya Erienh,
S.Kep, NS, M.Kep.Nilai Validitas pengetahuan sebesar 0.993 dan nilai validitas
sikap sebesar 0.916.
4.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang brkaitan dengan pertanyaan yang merupakan dimensi
suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner. Uji reliabilitas dapat
dilakukan secara bersama- sama terhadap seluruh butir pertanyaan untuk lebih
dari satu variabel, namun sebaiknya di lakukan pada masing masing variabel pada

Universitas Sumatera Utara

32

lembar kerja yang berbeda sehingga dapat diketahui variabel mana yang tidak
reliabel. Hasil uji reliabilitas sikap memiliki nilai 0.76 dan nilai reliabilitas
pengetahuan 0.729. Kriteria Uji Reliabilitas : Reliabilitas suatu variabel dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha> 0.60 (Tim Penyusun, 2007).

4.7.

Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian

dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin
dari Direktur RSUP H.Adam Malik Medan. Setelah mendapat persetujuan,
peneliti melaksanakan pengumpulan data di RSUP H.Adam Malik Medan, di
mana terdapat responden yang sesuai dengan kriteria penelitian.Sebelum bertemu
Responden, peneliti melihat terlebih dahulu nama, usia dan lamanya pasien
menggunakan kantong stoma. Setelah itu, peneliti melakukan pendekatan kepada
responden dan menjelaskan tujuan penelitian serta menanyakan kesediaan
responden.Setelah responden bersedia, responden dipersilahkan untuk mengisi
data dan menjawab pertanyaan pada kuisioner.

4.8.

Pengolahan Data dan Analisis Data

4.8.1. Pengolahan Data
Semua data yang telah terkumpul dilakukan analisa data dengan
memeriksa semua kuesioner apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan
data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden (editing).Kemudian data
diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer (coding) untuk

Universitas Sumatera Utara

33

memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Data yang dibersihkan
kemudian dimasukkan ke dalam program computer dengan cara mengentri data
dari kuesioner (processing). Setelah datadimasukkan ke dalam komputer
lakukanpemeriksaan terhadap semua data guna menghindari terjadinya kesalahan
dalam pemasukan data (cleaning).Kemudian pengorganisasian data sedemikian
rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk dianalisis dan
di sajikan dalam bentuk table dan seterusnya dalam grafik (Buchari, 2015).
4.8.2. Analisis Data
Metode statistik untuk analisis data yang digunakan adalah:
1.

Statistik Univariat
Statistik univariat dilakukan untuk mengetahui proporsi masing kategori

dari variabel dependen dan masing- masing variabel independen.(Buchari,
2015).Pada penelitian ini, analisa data dengan metode statistik univariat
digunakan untuk menganalisa variabel independen yaitu pengetahuan pasien
kolostomi dalam perawatan stoma dan variabel dependen yaitu sikap pasien
kolostomi dalam perawatan stoma.
2.

Bivariat Statistik
Bivariat statistik dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara

satu variabel independen dengan satu variabel dependen dengan menggunakan uji
korelasi Spearman (Nursalam, 2015). Dengan taraf signifikan yang digunakan
yaitu 95% ( α = 0.05). Pedoman dalam menerima hipotesi: Jika nilai p > 0.05
maka dapat disimpulkan Ho diterima, dan jika nilai p < 0.05 maka dapat
disimpulkan Ha diterima.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan
pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi dalam melakukan perawatan stoma di
RSUP H Adam Malik Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari bulan
September 2016 sampai dengan Juli 2017 dengan jumlah responden sebanyak 30
responden.

5.1.

Hasil Penelitian

5.1.1. Analisa Univariat
5.1.1.1.Deskripsi Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik data demografi responden yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah sebagai berikut: dari responden sebanyak 30 orang diketahui
bahwa mayoritas berjenis kelamin laki- laki sebanyak 17 orang (56.7 %)
,kemudian usia 41-60 tahun atau dewasa madya sebanyak 11 orang (36,6 %),
dengan mayoritas berlatar belakang pendidikan SMA sebanyak 13 orang (43.3%),
dan mayoritas memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 16 orang
(53.3 %). Untuk lebih jelasnya, gambaran karakteristik demografi responden
dapat dilihat pada tabel berikut.

34
Universitas Sumatera Utara

35

Tabel 5.1.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pasien kolostomi
di RSUP. Haji Adam Malik Medan (n = 30)
Karakteristik
1. Umur
18-40 (Dewasa dini)
41-60 (Dewasa Madya)
>60 (Dewasa Lanjut)
2. Jenis Kelamin
Laki – laki
Perempuan
3. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan
IRT
Petani
Wiraswasta

Frekuensi

Persentase (%)

11
12
7

36.7
40
23.3

17
13

56.7
43.3

1
5
13
5

23.3
16.7
43.3
16.7

12
2
16

40
6.7
53.3

5.1.1.2. Pengetahuan pasien kolostomi dalam perawatan stoma di RSUP. H.
Adam Malik Medan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 20 orang (66.7 %), yang memiliki
pengetahuan yang cukup sebanyak 7 orang (23.3 %), dan yang memiliki
pengetahuan yang kurang sebanyak 3 orang (10 %).
Tabel 5.1.1.2 Pengetahuan pasien kolostomi dalam perawatan stoma di
RSUP. H. Adam Malik medan(n = 30)
Pengetahuan

Frekuensi

Persentase (%)

Baik

20

66.7

Cukup

7

23.3

Kurang

3

10

Universitas Sumatera Utara

36

5.1.1.3. Sikap pasien kolostomi dalam perawatan stoma di RSUP. H. Adam
Malik medan
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki sikap
positif sebanyak 24 orang (80 %), dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 6
orang (20%).
Tabel 5.1.1.3 Sikap pasien kolostomi dalam perawatan stoma di RSUP. H.
Adam Malik medan(n = 30)

Sikap

Frekuensi

Persentase (%)

Positif

24

80

Negatif

6

20

5.1.2. Analisa Bivariat
5.1.2.1.Hubungan pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi dalam
perawatan stoma di RSUP.H.Adam Malik
Hubungan citra tubuh dengan koping pasien kanker payudara di Rumah
Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan pada penelitian ini menggunakan uji
koefisien korelasi Spearman untuk melihat korelasi dua variabel yang berskala
ordinal. Dari hasil penelitian didapat nilai r sebesar 0,765 yang menunjukkan
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap.Selanjutnya,
hasil uji statistik diperoleh nilap p= 0,000 maka dapat disimpulkan adanya
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi
dalam perawatan stoma.

Universitas Sumatera Utara

37

Gambar 5.1.2.1 Hubungan pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi
dalam perawatan stoma di RSUP.H.Adam Malik (n = 30)

Pengetahuan
Sikap
Berdasarkan

tabel

N

P value

R

30

0.00

0.765

5.1.2.1

dapat

dilihat

bahwa responden

yang

berpengetahuan baik memiliki sikap positif sebanyak 20 orang (66.7 %),
responden yang berpengetahuan cukup memiliki sikap positif sebanyak 4 orang
(13.3 %) dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 3 orang (10 %), responden
yang berpengetahuan kurang memiliki sikap negatif sebanyak 3 orang (10 %).

5.2.

Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan pasien kolostomi dalam perawatan stoma di RSUP H
Adam Malik
Setelah semua variabel sudah diolah dan didistribusikan maka akan
dilakukan uji statistic Rank Spearman yang bertujuan utuk mengukur tingkat
hubungan antara 2 variabel yang berskala ordinal (Riduwan, 2005). Colostomy
Association (2013) dan International Ostomy Association (2012) menyatakan
perawatan stoma kolostomi merupakan aspek penting yang perlu diketahui oleh
pasien kolostomi karena tindakan kolostomi menyebabkan perubahan eliminasi
fekal dimana pengeluaran feses dari usus terjadi melalui stoma sehingga pasien
kolostomi menggunakan kantong untuk menampung feses yang keluar melalui
stoma. Muwarni (2009) juga menyatakan perawatan stoma kolostomi dilakukan

Universitas Sumatera Utara

38

untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya gangguan pada kulit akibat
kontak feses pada kulit.
Tabel2.1.1.1.menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki laki
sebanyak 17 orang (56.7%). Dimana jika dilihat dari gaya hidup, kebanyakan laki
laki kurang memiliki pola hidup yang baik. Faktor resiko kanker kolorektal lebih
seringterdapat pada gaya hidup masyarakat di perkotaan, diantaranya ialah
obesitas,diet tinggi lemak, konsumsi daging merah, konsumsi makanan
olahan,kurangnya konsumsi buah dan sayur, konsumsi alkohol, merokok
dankurangnya olahraga secara teratur dan terukur (Newton, 2009).
Berdasarkan tabel 5.1.1.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 20 orang (66.7 %), memiliki
pengetahuan yang cukup sebanyak 7 orang (23.3 %), dan yang memiliki
pengetahuan yang kurang sebanyak 3 orang (10 %). Hal tersebut juga didukung
oleh penelitian Desvin (2014) menunjukkan bahwa pengetahuan pasien kolostomi
tentang perawatan stoma kolostomi yang tepat di RSUP H. Adam Malik Medan
adalah baik (90.6%) dengan pengetahuan tentang perlengkapan perawatan stoma
adalah cukup (75.0%) dan pengetahuan pasien kolostomi tentang memasang atau
mengganti kantong stoma kolostomi adalah baik (96.9%).Berdasarkan Penelitian
Eko, Efy (2014) di RSUP Fatmawati menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
klien mengenai perawatan kantong kolostomi adalah baik (65,2 %).Melihat
kenyataan tersebut dapat diartikan bahwa pengetahuan responden tentang
perawatan sudah mempunyai pengetahuan baik.Melihat kenyataan tersebut dapat

Universitas Sumatera Utara

39

diartikan bahwa pengetahuan responden tentang perawatan stoma sudah
mempunyai pengetahuan baik.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan pasien kolostomi tentang perawatan
stoma diperoleh dari

pendidikan dan lamanya pasien menggunakan kantong

kolostomi. Penelitian ini semua responden sudah lebih dari 2 minggu memakai
kantong kolostomi.
Menurut Notoatmodjo (2003, hlm 95) pendidikan menentukan pola pikir
dan wawasan seseorang.Semakin tinggi pendidikan seseorang maka diharapkan
pengetahuan meningkat. Dan menurut Budiman & Agus (2013) menyatakan
bahwa pendidikanmempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang, makin mudahorang tersebut untuk menerima informasi. Namun, perlu
ditekankan bahwaseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendahpula.Hal ini didukung oleh pernyataan Nurhidayah (2009)
yaitu bagi orangdewasa yang penting adalah bagaimana mengaplikasikan sesuatu
dan bagaimanamemecahkan masalah bukan sekedar pengetahuan dan teori-teori.
Hal tersebut sesuai dengan hasil dari penelitian ini dimana Responden yang
menjadi sampel penelitian ini yang memiliki pendidikan SD memiliki
pengetahuan baik 6 orang, SMP yang berpengetahuan baik 2 orang, SMA yang
berpengetahuan baik 7 orang dimana masih ada yang memiliki pengetahuan yang

Universitas Sumatera Utara

40

cukup dan kurang, tetapi yang memiliki pendidikan sampai Perguruan Tinggi
sebanyak 5 orang (16,7%) semuanya memiliki pengetahuan yang baik dalam hal
perawatan stoma.
Budiman & Agus(2013) menyatakan bahwa usia mempengaruhi daya
tangkap dan pola piker seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang sehingga pengetahuan
yang diperoleh semakin membaik. Hal tersebut sesuai dengan hasil dari penelitian
ini dimana responden mayoritas berusia 41-60 tahun atau dewasa madya sebanyak
12 orang (40%) dan semuanya memiliki pengetahuan yang baik.

5.2.2. Sikap pasien kolostomi dalam perawatan stoma di RSUP H Adam
Malik
Tabel 5.1.1.3menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
sikap positif sebanyak 24 orang (80 %), dan yang memiliki sikap negatif sebanyak
6 orang (20%).
Penelitian Cheng F, Meng AF, Yang LF, Zhang YN (2013) di Rumah
Sakit Kanker Jiang Su, Nanjing, PR China menyatakan bahwa pasien dengan
tingkat pengetahuan yang lebih tinggi tentang perawatan stoma, mereka yang
dapat mengatur semua aspek perawatan mandiri, dan skor terendah pengetahuan
pasien adalah di irigasi kolostomi, komplikasi stoma, dan bagaimana mengukur
stoma.Hal ini sesuai pendapat Maulana (2009) sikap itu merupakan respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap tidak

Universitas Sumatera Utara

41

dapat langsung dilihat dan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
objekdilingkungan tertentu sebagi suatu penghayatan terhadap objek. Sikap
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Maulana, 2009 hlm 202).Sehingga
di ketahui adanya responden yang bersikap positif hal ini disebabkan karena
kecenderungan dan kebiasaan dari diri mereka sendiri (faktor internal) yaitu
mampu mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi dan
kondisi yang sebenarnya, dan mereka tahu bahwa perawatan stoma yang benar itu
bermanfaat.
Hurrock (2008), mengungkapkan bahwa berkembangnya sikap dan
perilaku kesehatan seseorang berjalan dengan umur. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja
(Notoatmodjo, 2005). Umur ini juga berkaitan dengan kematangan akal dalam
menerima, menghayati dan mensikapi sesuatu.Seiring bertambahnya umur
seseorang, kematangan akal juga semakin tumbuh dengan kuat, sehingga
menumbuhkan sikap yang semakin baik pada diri seseorang (Muliadi, 2008).
Dimana dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden dengan usia 18-40
tahun terdapat 7 orang yang memiliki sikap positif dan sikap negatif 4 orang, usia
41-60 tahun terdapat 10 orang yang memiliki sikap positif dan 2 orang memiliki
sikap negatif, dan respoden yang berusia > 60 tahun berjumlah 7 orang dan
semuanya memiliki sikap yang positif. Dimana dari hasil tersebut dapat dilihat
adanya pengurangan dari jumah pasien yang memiliki sikap negatif dari usia
dewasa muda menuju dewasa lanjut

Universitas Sumatera Utara

42

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang melalui upaya pengajaran dan
pelatihan baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Makin tinggi pendidikan, makin
mudah seseorang menerima pengetahuan.Tingkat pendidikan juga mempengaruhi
persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru.Pendidikan
juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.Karena
dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak
(Irmayanti, 2007). Dimana dari penelitian ini responden yang memiliki
pendidikan sampai perguruan tinggi yaitu sebanyak 5 orang semuanya memiliki
sikap yang positif, berbeda dengan responden yang memiliki pendidikan SD,SMP,
SMA masih terdapat yang memiliki sikap negatif.
5.2.3. Hubungan pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi dalam
perawatan stoma di RSUP.H.Adam Malik
Dari hasil penelitian didapat nilai r sebesar 0,765 dan bernilai positif yang
menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap
dan berhubungan searah dimana jika pengetahun baik maka sikap pun akan positif
begitu juga sebaliknya.. Selanjutnya, hasil uji statistik diperoleh nilap p= 0,000
maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan sikap pasien kolostomi dalam peraawatan stoma.
Berdasarkan hasil yang diperoleh tabel 5.1.2.1 dapat dilihat bahwa
responden yang berpengetahuan baik memiliki sikap positif sebanyak 20 orang
(66.7 %), responden yang berpengetahuan cukup memiliki sikap positif sebanyak
4 orang (13.3 %) dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 3 orang (10 %),

Universitas Sumatera Utara

43

responden yang berpengetahuan kurang memiliki sikap negatif sebanyak 3 orang
(10 %). Dengan demikian, menurut peneliti seseorang yang memiliki pengetahuan
tinggi akan lebih memahami tentang perawatan stoma serta akan membentuk
sikap positif terhadap penerimaanya. Dengan kata lain sikap positif akan lebih
banyak ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan baik dibandingan
dengan yang berpengetahuan cukup, sehingga individu akan membentuk sikap
positif terhadap hal-hal yang dirasakan bermanfaat baginya.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan
sikap pasien kolostomi dalam melakukan perawatan stoma di RSUP H. Adam
Malik Medan tahun 2017, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Mayoritas
pasien kolostomi berpengetahuan baik sebanyak 20 orang (66.7 %) dalam
melakukan perawatan stoma di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2017.
Mayoritas pasien kolostomi bersikap positif sebanyak 24 orang (80 %) dalam
melakakukan perawatan stoma di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2017.Ada
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pasien kolostomi
dalam melakukan perawatan stoma di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2017.

6.2 Saran
Adapun saran pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagi tenaga kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan lebih menekankan pentingnya prinsip bersih
kepada pasien dalam melakukan perawatan stoma tidak saja ketika sedang
dirumah tetapi juga ketika melakukan perawatan saat diluar rumah.

44
Universitas Sumatera Utara

45

2. Bagi Peneliti lanjutan
Diharapkan peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini
dengan meneliti bagaimana dengan aspek psikomotor (tindakan) serta menambah
jumlah sampel dan menggunakan teknik sampel serta tempat penelitian yang
berbeda.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan Rumah Sakit tetap menjadi instansi yang dapat menjadi
sumber informasi tentang perawatan stoma yang tepat bagi pasien pengguna
kantong kolostomi dan dapat memberikan informasi terbaru bagi pasien kolostomi
dan dapat diaplikasikan kepada pasien dalam perawatan stoma di Rumah Sakit.

Universitas Sumatera Utara