Pengetahuan Perawat tentang Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka penelitian
Dari hasil tinjauan kepustakaan yang telah diuraikan serta masalah penelitian yang
dirumuskan, perlu dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian. Kerangka
konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara
setiap konsep dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmojo, 2012).
Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUP Haji
Adam Malik Medan. Adapun kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

Baik
Pengetahuan perawat
tentang perawatan
paliatif pada pasien
kanker

Sedang

Kurang


Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian

Universitas Sumatera Utara

3.2 Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadapat suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2011). Defenisi operasional dalam penelitian ini menjelaskan
mengenai variabel yaitu pengetahuan, meliputi defenisi, alat ukur, hasil ukur, dan
skala ukur.
Tabel 3.2 Defenisi operasional
Variabel
Penelitian

Defenisi
Operasional

Alat ukur


Hasil ukur

Pengetahuan

Kemampuan

Menggunakan

perawat

perawat untuk

kuesioner

tentang

responden

tentang


mengetahui,

pengetahuan

perawat

mendapat nilai 0-

perawatan

mengenal,

tentang

Kurang

perawatan

apabila Ordinal


7

paliatif pada dan

paliatif

pasien kanker

memahami

kanker yang terdiri dari

resonden

hal-hal

21 pernyataan

mendapat nilai 8-


terkait dengan

Jawaban

14

meningkatkan

diberikan nilai :

Baik

1 jika benar ;

responden

0 jika salah

mendapat nilai 15-


yang

kualitas hidup
pasien kanker

pada

pasien

pertanyaan

Sedang

Skala

apabila

apabila


21

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan suatu keadaan dari
populasi secara objektif (Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien
kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan.
4.2. Populasi, Sampel, dan teknik sampling
4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Populasi
pada penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruang rawat inap,RA 2, RB 2A,
RB2B dan RB3 di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah 62 orang.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah sampel dalam peneitian ini

adalah 62 orang.

Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling, dimana
semua anggota populasi menjadi sampel penelitian (Notoatmodjo, 2010)
4.3. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Dengan
pertimbangan rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah pusat provinsi
Sumatera Utara bertipe A, serta rumah sakit rujukan se-Sumatera Utara dan
sekitarnya. Waktu penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian dimulai dari September 2016
b. Ujian proposal dilaksanakan pada minggu kedua bulan Februari 2017
c. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan mulai dari 21 April – 21 Mei 2017
d. Penyusunan laporan hasil penelitian dilaksanakan pada Juni 2017
e. Ujian akhir dilakuan pada minggu pertama Juli 2017
4.4. Pertimbangan Etik
Pertimbangan etik sangat penting dan wajib untuk diperhatikan dalam
melaksanakan penelitian ini, karena pertimbangan etik merupakan hal-hal dasar

yang mementingkan etika dalam mepnentukan, memberi penjelasan, dan menjaga
privasi pada responden.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini menggunakan penerapan etika penelitian menurut Hidayat (2011)
yang terdiri dari 3 macam yaitu : Informed consent, Anonimity, Confidentiality
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden, dengan cara mengisi lembar persetujuan. Lembar ini dilengkapi
dengan judul penelitian, manfaat, dan tujuan dalam penelitian, sehingga
reponden mengerti maksud dan tujuan dilakukannya penelitian melalui membaca
dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh peneliti. Lembar
persetujuan diberikan kepada responden, jika responden bersedia, maka
responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan, namun jika
responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati
hak dan keputusan responden.
Anonimity merupakan salah satu pertimbangan etik yang digunakan peneliti
untuk menjaga kerahasiaan. Peneliti tidak mencantumkan nama responden tetapi
akan memberi kode pengganti nama responden pada masing-masing lembar
persetujuan tersebut.

Confidentiality, informasi yang didapat dijamin kerahasiaanya oleh peneliti dan
hanya digunakan untuk pengembangan ilmu dan kepentingan riset penelitian.
Penelitian ini juga menerapkan pertimbangan etik yang disesuaikan dengan
prinsip-prinsip dasar etik oleh Polit dan Beck (2012), yaitu : Menghormati harkat
martabat manusia (Human dignity), Berbuat baik (beneficence), Keadilan
(justice).

Universitas Sumatera Utara

1. Menghormati harkat martabat manusia (Human dignity).
Peneliti menghormati harkat martabat manusia sebagai pribadi yang memiliki
kebebasan berkehendak atau memilih dan bertanggung jawab secara pribadi
terhadap keputusannya sendiri. Hak otonomi responden sangan dihormati
selama pengumpulan data. Peneliti akan memperhatikan aspek fisik maupun
psikososial resonden sebagai bentuk perlindungan kepada responden selama
proses pengambilan data.
2. Berbuat baik (beneficence)
Peneliti mengupayakan manfaat maksimal dan kerugian minimal terhadap
responden dalam penelitian ini. Penelitian ini juga memperhatikan beberapa
hal agar tujuan dapat tercapai, antara lain :

a. Meminimalkan resiko penelitian agar sebanding dengan manfaat yang
diterima, namun pada penelitian ini manfaat penelitian tidak dirasakan
secara langsung oleh responden, tetapi peneliti menjamin bahwa proses
pengumpulan data yang dilakukan tidak akan menimbulkan kondisi yang
beresiko bagi responden.
b. Peneliti memperhatikan kesejahteraan responden dengan selalu waspada
selama proses pengumpulan data dan menghentikan proses pengumpulan
jika terjadi hal-hal yang mengganggu kesejahteraan responden.
c. Peneliti memberi tindakan jika terjadi ketidaknyamanan pada responden
dan memberikan kesempatan pada responden untuk memutuskan apakah
melanjutkan pengumpulan data atau menundanya.

Universitas Sumatera Utara

3. Keadilan (justice).
Prinsip etik keadilan adalah kewajiban untuk menerapkan prinsip adil kepada
semua responden dalam setiap tahapan penelitian. Prinsip ini menjamin bahwa
semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama
dari peneliti, tanpa membedakan suku, ras, dan agama.
4.5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi dan data pengetahuan
perawat tentang perawatan paliatif.
4.5.1. Data demografi
Data demografi pada penelitian ini terdiri dari: usia, jenis kelamin, lama bekerja,
pendidikan terakhir, dan apakah pernah mengikuti traning basic cancer. Data
demografi bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari responden dan
mendeskripsikan persentase demografi.
4.5.2. Data pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif.
Data pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif menggunakan kuesioner
Paliative Care Quiz Difficulty for Nurse (PCQN) yang di publikasi oleh Palliative
care Quality Network dan telah diterjemahkan oleh Dr.Umar Mono, M.Hum dari
Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara. Kuesioner berisi 21 pernyataan dengan
menggunakan skala guttman yaitu dengan pilihan ya dan tidak. Untuk setiap
pernyataan yang di jawab benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.

Universitas Sumatera Utara

Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 21 dan terendah adalah 0.Berdasarkan rumus
statistic menurut Aziz (2007), nilai panjang kelas yaitu :
p=

Rentang
Banyak kelas

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang sebesar 21 (selisih nilai
tertinggi dan nilai terendah) dan banyak kelas sebanyak 3 kelas (pengetahuan
baik, sedang, kurang ) maka didapatkan panjang kelas sebesar 7 .
Dengan menggunakan p= 7 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas
interval pertama, maka pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada
pasien kanker adalah sebagai berikut:
0-7= Pengetahuan buruk
8-14 = Pengetahuan sedang
15-21 = Pengetahuan baik
4.6 Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner perlu diuji validitas dan reliabilitas sebelum kuesioner
digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya didalam penelitian.
4.6.1 Validitas
Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas yang digunakan peneliti
adalah dengan menggunakan uji validitas isi (content validity) yaitu untuk menilai
sejauh mana instrument tersebut dapat mewakili faktor yang diteliti danmelibatkan

Universitas Sumatera Utara

pakar yang menguasai topik studi sehingga dapat menilai seberapa jauh keseluruhan
poin instrument mewakili isi yang sudah ditetapkan (Arikunto, 2013). Pengujian
validitas isi dilakukan dengan memberikan instrument penelitian, kriteria dan
lembar penilaian content validity index (CVI) kepada dosen Fakultas Keperawatan
yang ahli dibidang dalam penelitian ini, yaitu Jenny Marlindawani Purba, S.Kp.,
MNS.,Ph.D, Nunung Febriany Sitepu, S.Kep.,Ns.,MNS, Rekh Sonya Eriantha,
S.Kep.,Ns., M.Kep.Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan hasil bahwa
instrumen penelitian yang digunakan adalah valid dengan hasil validitas 0,97 dan
dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
4.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama , dengan menggunakan
alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang
responden. Uji reliabilitas dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan pada
responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian di ruang RB3 dan kemoterapi.
Menurut Arikunto (2010) salah satu uji reliabilitas internal untuk jenis
kuisioner dichotomy dengan jumlah pertanyaan ganjil dan skor 1-0 adalah
menggunakan KR-21. Hasil uji reliabilitas untuk kuisioner pengetahuan perawat
tentang perawatan paliatif pada pasien kanker adalah 0,945 dan dinyatakan reliabel.

Universitas Sumatera Utara

4.7 Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan, di ruang rawat
inap terpadu. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.

Peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian
pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara)

2.

Surat permohonan izin pelaksanaan penelitian yang sudah diperoleh dari
institusi pendidikan selanjutnya dikirim ke tempat penelitian RSUP Haji
Adam Malik Medan

3.

Jika izin sudah dikeluarkan dari institusi terkait tempat pelaksanaan
penelitian, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian di ruang
inap terpadu sesuai dengan responden yang telah ditetapkan oleh peneliti

4.

Pengumpulan data dilakukan pada jam yang tidak menggangu proses kerja
perawat dan disesuaikan dengan jadwal kerja yang berlangsung. Peneliti
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, manfaat, dan proses pengisian
kuesioner kepada responden. Jika calon responden bersedia maka calon
responden

diminta

untuk

menandatangani

lembar

persetujuan

(informedconsent). Kemudian peneliti membagi kuesioner dan mendampingi
responden saat mengisi kuesioner, sehingga apabila responden kurang
memahami, responden dapat langsung bertanya kepada peneliti.
5.

Setelah pengisian kuesioner selesai dilaksanakan, peneliti melakukan
pemeriksaan kelengkapan data. Jika ada data yang kurang lengkap maka
akan langsung dilengkapi oleh responden.

Universitas Sumatera Utara

6.

Data yang telah diperoleh dari pengisian lembar kuesioner oleh responden
akan dianalisa oleh peneliti.

4.8.Analisa Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilakukan proses pengolahan data
yang terdiri dari beberapa tahap yaitu : editing untuk memeriksa kembali
kelengkapan data yang diperoleh. Selanjutnya data yang diperoleh melalui
kuesioner diberi kode (coding) untuk mempermudah peneliti melakukan tabulasi
dan analisa data.
Setelah itu peneliti memasukkan data ke dalam komputer dan melakukan
pengolahan data dengan program statistik (teknik entry). Peneliti juga melakukan
teknik cleaning yaitu pemeriksaan dban pengecekan data yang sudah dimasukkan
ke dalam program komputer. Hal ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui
ada atau tidaknya kesalahan saat memasukkan data.
Setelah pengolahan data selesai, maka dilanjutkan dengan anlisa data. Analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa
univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengindentifikasi data
demografi, dan gambaran pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada
pasien kanker.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang
pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker berdasarkan
pengumpulan data pada 21 April sampai dengan 21 Mei 2017 terhadap 62
responden di RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.1 Hasil penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data terhadap 62 orang
perawat di RSUP Haji Adam Malik Medan dari tanggal 21 April sampai dengan
21 Mei 2017 di ruang Rindu B 2 A, Rindu B 2 B, RB3 dan rindu A 2. Proses
pengambilan data terhadap responden menggunakan instrumen penelitian yaitu
kuesioner dengan teknik sampling yaitu total sampling. Penyajian data meliputi
data demografi dan deskriptif statistik dari pengetahuan perawat tentang
perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.1.1. Karakteristik responden
Deskriptif karakteristik responden pada penelitian ini mencakup usia, jenis
kelamin, lama bekerja, pendidikan terakhir, dan keikutsertaan dalam seminar atau
pelatihan tentang kanker. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 59 orang ( 92,5%),
memiliki rentang usia 33-40 tahun sebanyak 25 orang (40,3),

Universitas Sumatera Utara

memiliki pengalaman lama bekerja dalam pelayanan keperawatan selama 16-20
tahun sebanyak 26 orang (41,9%), berdasarkan pendidikan terakhir mayoritas
responden berpendidikan DIII-Keperawatan yaitu sebanyak 41 orang (66,1%)
dan responden dalam penelitian ini rata-rata belum pernah mengikut seminar atau
pelatihan tentang kanker sebanyak 56 orang (90,3%). Hasil penelitian tentang
deskriptif karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel 5.1.1
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Responden
RSUP Haji Adam Malik Medan (N=62)
Karakteristik

Frekuensi (n)

Persentase (%)

25-32 Tahun

12

19,4

33-40 Tahun

25

40,3

41-48 Tahun

12

19,4

49-56 Tahun

14

21

3

4,8

59

95,2

< 1 tahun

1

1,6

1-5 tahun

8

12,9

6-10 tahun

17

27,4

11-15 tahun

3

4,8

16-20 tahun

26

41,9

> 20 tahun

7

11,3

Usia

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Lama bekerja

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan terakhir
SPK

2

3,2

D3

41

66,1

S1

19

30,6

6

9,7

56

90,3

Keikut sertaan dalam
seminar atau pelatihan
tentang kanker
Pernah
Tidak pernah

5.1.2. Pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di
RSUP Haji Adam Malik Medan.
Dari data yang dikumpulkan diperoleh pengetahuan perawat tentang
perawatan paliatif pada pasien kanker dengan kategori baik sebanyak 44 orang
(71%), kategori sedang sebanyak 18 orang ( 29 %), sedangkan kategori kurang
tidak ada. Persentase tingkat pengetahuan adalah hasil olah data dari pada kuesioner
yang disebarkan oleh peneliti dengan jumlah 21 penyataan. Hasil penelitian tentang
pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif dapat dilihat dalam tabel 5.1.2.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Perawat
tentang Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker di RSUP Haji
Adam Malik Medan (N=62)
Pengetahuan Perawat

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Baik

41

66,1

Sedang

21

33,9

Berdasarkan hasil pengumpulan data juga dapat dilihat hasil distribusi
frekuensi uraian jawaban responden. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa
mayoritas responden menjawab benar pada pernyataan no 18 dan 19, sedangkan
pernyataan yang banyak salah di jawab oleh responden yaitu no 1, 9, dan 15. Hasil
penelitian tentang uraian jawaban responden pada tabel 5.1.3
5.1.3Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Identifiksi Pengetahuan
Perawat tentang Perawatan Paliatif pada Pasien Kanker di RSUP Haji
Adam Malik Medan (N=62).
No

Pernyataan

Benar
F

Salah
%

F

%

1

Perawatan paliatif hanya diberikan kepada pasien 22
yang sedang dalam kondisi terminal

35,5

40

64,5

2

Perawatan paliatif di fokuskan untuk mengurangi 54
gejala atau keluhan fisik

87,1

8

12,9

3

Tujuan perawatan paliatif

95,2

3

4,8

59

Universitas Sumatera Utara

4

Filosofi perawatan paliatif bisa dilakukan pada 38

61,3

24

38,7

83,9

10

16,1

91,9

5

8,1

82,3

11

17,7

83,9

10

16.1

40,3

37

59,7

37,1

39

62,9

perawatan dengan perawatan pasien agresif
5

Pasien-pasien dengan penyakit terminal berhak 52
untuk memilih agar tidak mendapatkan perawatan
resusitasi

6

Manajemen gejala merupakan bagian penting 57
dalam perawatan paliatif

7

Gejala nyeri kronis berbeda dengan gejala nyeri 51
akut

8

Pemberian obat nyeri disesuaikan dengan hasil 52
pengkajian dan step leader

9

Golongan obat narkotik (analgesic- narkotik) 25
tidak efektif secara analgesik untuk mengontrol
nyeri kronis

10

Ketergantungan terhadap obat-obatan menjadi 23
masalah utama ketika morfin digunakan dalam
jangka waktu yang lama dalam penanganan rasa
nyeri

Universitas Sumatera Utara

11

Penggunaan placebos sesuai untuk perawatan 45

72,6

17

27,4

53

85.5

9

14,5

58

93,5

4

6,5

Perawatan paliatif hanya dapat dilaksanakan di 38

61,3

24

38,7

27

43,5

35

56,5

48

77,4

14

22,6

55

88,7

7

11,3

beberapa jenis nyeri
12

Terapi adjuvant penting dalam menangani rasa
sakit

13

Pengalihan nyeri seperi mengatur posisi,
mengajarkan Relaksasi dan distraksi merupakan
salah satu manajemen nyeri secara nonmedikmetosa

14

Rumah sakit
15

Tim pemberian perawatan paliatif hanya meliputi
dokter dan perawat

16

Hospice merupakan tempat dimana pasien kanker
tidak dapat dirawat dirumah namun tidak
melakukan tindakan yang harus dilakukan di
rumah sakit

17

Tim perawatan paliatif harus memiliki
kemampuan untuk memahami masalah yang
terjadi pada pasien kanker

Universitas Sumatera Utara

18

Dukungan spiritual dan keluarga merupakan 61

98,4

1

1,6

98,4

1

1,6

93,5

4

6,5

80,6

12

19,4

bagian dari perawatan paliatif
19

Mendatangkan pemuka agama dan memotivasi 61
untuk medekatkan diri kepada Tuhan merupakan
dukungan

secara

spiritual dalam perawatan

paliatif
20

Komunikasi terapeutik dapat mengurangi stres 58
dan keluhan psikologis pasien

21

Asuhan keperawatan pada keluarga pasien harus 50
terus dilanjutkan selama masa berkabung dan
kehilangan

5.2 Pembahasan
Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kulitas
hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,
dengan cara meringankan penderitaan terhadap rasa sakit dan memberikan
dukungan fisik, psikososial dan spiritual yang dimulai sejak ditegakkannya
diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health Organization, 2016).
Perawat merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam perawatan paliatif yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien (Campbell, 2009),
tujuan tersebut dapat terpenuhi jika perawat memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang baik tentang perawatan paliatif.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan terhadap 62 responden
menunjukkan bahwa pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif berada dalam
kategori baik yaitu sebanyak 41 responden (66,1%), kategori sedang yaitu
sebanyak 21 responden (33,9%) dan tidak ada responden yang memiliki
pengetahuan yang kurang tentang perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUP
Haji Adam Malik Medan. Hal ini berarti bahwa pengetahuan perawat tentang
perawatan paliatif di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam kategori baik.
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan diperoleh setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek yang melibatkan pancaindra manusia,
pengetahuan penting untuk mendasari pembentukan tindakan seseorang yang dapat
berlangsung lama (Notoamodjo, 2010). Pengetahuan juga merupakan faktor
penting dalam seseorang mengambil keputusan yang bertujuan untuk dapat
menjawab masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya sehari-hari dan
digunakan untuk manawarkan berbagai kemudahan bagi manusia (Bawelle,dkk,
2013).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Effenddie
(2015) dengan judul “ Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat tentang Perawatan
Paliatif pada Anak di RSUD Panembahan Senopati Bantul”, didapati hasilnya bahwa
persentase perawat yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu 47,1 %, namun
berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fitriani (2012)dengan judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan perawat tentang Perawatan Paliatif terhadap
Pelaksanaan

pasien

dalam

perawatan

paliatif

di

RS.DR.MOEWARDI

Universitas Sumatera Utara

SURAKARTA” didapati hasilnya bahwa dari 93 orang responden, mayoritas
responden sebanyak 49 memiliki pengetahuan cukup. Hal ini dikarenakan masih
banyak perawat yang belum pernah mengikuti pelatihan tentang perawatan
paliatif. Sedangkan di RSUP Haji Adam Malik Medan didapati bahwa mayoritas
perawat juga belum pernah mengikuti seminar atau pelatihan tentang perawatan
paliatif, namun sudah memiliki pengalaman kerja yang cukup lama.
Adanya variasi tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu usia, pendidikan, lama bekerja dan
sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 25 orang
responden ( 40,3%) memiliki rentang usia 33-40 tahun. DEPKES RI (2009)
menyatakan bahwa usia > 30 tahun adalah masa dewasa awal. Pada masa dewasa
awal, individu memiliki peningkatan kebiasaan dan berpikir rasional, memiliki
pengalaman hidup dan pendidikan yang memadai serta secara psikososial
dianggap lebih mampu dalam memecahkan tugas dan sosial (Potter n Perry,
2006). Sedangkan menurut Budiman & Agus (2013), usia mempengaruhi daya
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang sehingga pengetahuan
yang diperoleh semakin membaik.Berdasarkan pernyataan ditas maka dapat
dilihat bahwa usia memiliki hubungan yang signifikan dengan pengetahuan yang
akan mempengaruhi kemampuan dan kognitif seseorang.

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa lebih dari setengah responden

memiliki latar belakang pendidikan terakhir D-III Keperawatan yaitu sebanyak
41 orang (66,1%). Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menambah informasi mengenai pengetahuan seseorang, sehingga tingkat
pendidikan mendukung pengetahuan yang baik yang dimiliki responden dalam
penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiman (2013) yang mengatakan
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan semakin luas pula
pengetahuaanya. Namun bukan berarti orang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari
pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan nonformal dan
faktor pendukung lainnya
Pengetahuan juga bisa di dapatkan dari pengalaman, khususnya
pengalaman kerja perawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 33 orang memiliki pengalaman bekerja selama 16-20
tahun. Seiring bertambahnya usia seseorang maka bertambah pula pengalaman
seseorang yang melibatkan pancaindra yang dapat mempengaruhi pengetahuan
(Wawan dan Dewi, 2010) . Semakin lama perawat bekerja semakin banyak hal
yang dapat dipelajari melalui apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan di tempat
bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Henry (2010) yang
mengemukakan bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat pengetahuan
perawat dengan pengalaman kerja. Simamora (2012) menyatakan bahwa rotasi
kerja mempunyai manfaat memperluas pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) yang menyatakan bahwa
pengetahuan seseorang akan berubah seiring dengan setiap hal yang dialami
seseorang selama bertahun-tahun dan pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sendiri atau orang lain yang melibatkan apa yang dialami oleh pancaindra.
Apabila dilihat dari hasil jawaban responden pada kuesioner, menunjukkan
bahwa ada dua item pernyataan yang mayoritas dijawab benar oleh responden
yaitu pernyataan no 18 (Dukungan spiritual dan keluarga merupakan bagian dari
perawatan paliatif) dan pernyataan no 19 (Mendatangkan pemuka agama dan
memotivasi untuk medekatkan diri kepada Tuhan merupakan dukungan secara
spiritual dalam perawatan paliatif). Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan
pengetahuan perawat akan spiritualitas dalam kategori baik. Hudson & Bruce
Aspek (2003) mengatakan bahwa spiritual merupakan tujuan dari pelayanan
perawatan paliatif yang bertujuan untuk membuat seseorang menjadi lebih tenang,
berfikir positif, senantiasa menkreasikan hidup sejahtera, dan spiritual dijadikan
sebuah komponen pentin dalam melaksanakan perawatan paliatif.
Dalam penelitian ini juga didapati bahwa mayoritas responden menjawab
salah pada penyataan no 1, 9, 15. Untuk pertanyaan no 1, tentang pemberian
perawatan paliatif lebih dari setengah responden yaitu 64,5 % menjawab salah.
Sebagian besar responden menganggap bahwa perawatan paliatif hanya diberikan
pada pasien dengan kondisi terminal. Kondisi terminal merupakan suatu kondisi
yng dengan penyakit yang progresif yang menuju kea rah kematian (White, 2002.)

Universitas Sumatera Utara

Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Association withspecialist Palliative Care
Units (2010), yang menyatakan bahwa perawatan paliatif tidak hanya diberikan
kepada pasien dalam kodisi terminal tetapi diberikan sejak awal diagnosa
penyakit. World Health Organization ( 2016) juga menyatakan bahwa perawatan
paliatif adalah pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup yang dimulai sejak
ditegakkannya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien.
Untuk pernyataan no 9 tentang golongan obat untuk mengatasi nyeri
terdapat 59,7 % yang menjawab salah. Nyeri merupakan sumber dari kesulitan
terbesar yang dihadapi pasien. Oleh karena itu pengelolaan nyeri pada akhir
kehidupan pasine kanker sangat penting (Rome et al., 2011). Menurut penelitian
Silberman et al., (2012) lebih dari 50% dari semua pasien kanker mengalami
nyeri. Penelitian et al (2014) menyimpulkan bahwa pengendalian akan nyeri
sangat penting untuk mempertahankan kenyamanan serta memperpanjang
kemungkinan untuk hidup.
Untuk pernyataan no 15 tentang tim yang terlibat dalam perawatan paliatif
terdapat 35 orang (56,5%) yang menjawab salah. Mayoritas responden menjawab
bahwa tim kesehatan yang terlibat hanyalah dokter dan perawat. Hal ini tidak sesuai
dengan penelitian Bakitas et al (2010) dalam penelitiannya yang menjelaskan
bahwa pemberian perawatan paliatif dilakukan oleh tim multidisipliner yang
terampilan dan professional. Anggota tim perawatan paliatif terdiri dari dokter,
perawat, pekerja sosial, pemuka agama, ahli gizi, fisioterapi yang memiliki peran
dalam membantu memenuhi kebutuhan medis, aktivitas hidup sehari-hatri,

Universitas Sumatera Utara

kebutuhan emosional serta spiritual pasien (Formica, 2011). Hal yang sama juga
didapati dalam penelitian Rangachari (2013), yang menyatakan didalam
pemberian perawatan paliatif terapat tim multisiplinryang terlibat yang bertujuan
untk meningkatkan kualitas hidup pasien, diantarana adalah tim dokter, perawat,
fisioterapi dan spesialis lainnya yang bekerjasama dengan penyedia layanan
kesehatan yang dapat memberikan duungan tambahan, dengan demikian
perawatan paliatif dapat bermakna pada penyakt serius termaksud keadaan dimana
disediakan bersamaan dengan terapi kuratif.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 21 April sampai
dengan 21 Mei 2017 di RSUP Haji Adam Malik Medan didapatkan kesimpulan
dan saran sebagai berikut.
6.1 Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan terhadap 62 responden, didapatkan hasil
bahwa mayoritas reponden yaitu sebanyak 41 orang (66,1 %) memilik
pengetahuan dengan kategori baik dan kategori sedang yaitu 21 orang (33,9%)
6.2 Saran
Terkait dengan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang dapat
dijadikan acuan bagi pengembangan penelitian ini :
6.2.1 Bagi Pihak Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan hendaknya dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan terutama bagi perawat yang berperan
sebagai pemberi asuhan keperawatan. Kualitas pelayanan didukung oleh kinerja
perawat yang didasari oleh pengetahuan yang baik. Pihak rumah sakit dapat
membuat program seperti mengadakan pelatihan, seminar tentang perawatan

Universitas Sumatera Utara

paliatif yang dapat meningkatkan pengetahuan perawat bagi pengembangan
sumber daya perawat.
6.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat memiliki tingkat
pengetahuan yang baik dan sedang. Pendidikan dapat memberikan perubahan
pengetahuan. Oleh karena itu diharapkan pendidikan keperawatan dapat
memberikan materi kuliah tentang perawatan paliatif kepada mahasiswa.
6.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini hanya menunjukkan domain pengetahuan perawat
tentang perawatan paliatif, sementara perilaku memiliki tiga domain yaitu
pengetahun, sikap, dan keterampilan. Untuk itu, peneliti merasa perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang perawatan paliatif pada pasien kanker

yang

mencakup tiga domain yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga kita
dapat mengidentifikasi perilaku perawat dalam perawatan paliatif pada pasien
kanker.

Universitas Sumatera Utara