Kebijakan Politik Indonesia Dalam Mengatasi Permasalahan Imigran Gelap Di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Permasalahan lingkungan strategis saat ini mencakup berbagai aspek,
baik aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan, dimana permasalahan tersebut berpengaruh terhadap kondisi
suatu negara baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
permasalahan yang ada.
Salah satu permasalahan lingkungan strategis yang banyak terjadi di
beberapa negara di dunia adalah permasalahan migrasi. Migrasi atau
perpindahan atau pergerakan manusia dari negara asal ke negara lainnya
bukanlah fenomena yang baru. Selama berabad-abad, jauhsebelum negara
terbentuk, manusia telah melakukan perjalanan untuk berpindah untuk
mencari kehidupan yang lebih baik dengan mencari peruntungan yang lebih
baik di negara lain, hal ini menimbulkan aspek positif dan aspek negatif
baik negara maju maupun negara berkembang.
Migrasi dibedakan dalam 2 (dua) macam cara, yakni migrasi yang
terdaftar (registered/ documented) dengan melalui prosedur yang telah

ditentukan oleh negara tujuan, dan imigrasi yang tidak tidak terdaftar
(unregistered/ undocumented) dengan tidak melalui prosedur yang telah
ditentukan oleh negara tujuan.
Imigran yang masuk ke suatu negara tujuan dengan terdaftar akan
masuk ke negaratujuan secara resmi (melalui pintu imigrasi resmi) dan

Universitas Sumatera Utara

terdaftar sebagai imigran resmi biasanya disebut imigran legal (legal
immigrant), namun imigran yang masuk ke suatu negara tujuan dengan
tidak terdaftar akan masuk ke negara tujuan secara tidak resmi (biasanya
melalui negara transit untuk kemudian masuk secara diam-diam melalui
pelabuhan tidak resmi), disebut sebagai imigran gelap (illegal immigrant).
Permasalahan imigrasi, baik yang dilakukan oleh pelaku imigran legal
maupun imigran gelap, banyak terjadi di negara-negara maju, baik di benua
Amerika, Eropa dan Asia, yang kerap dijadikan sebagai negara tujuan oleh
pelaku imigran dari negara-negara berkembang atau negara dunia ketiga
yang sedang dilanda kemiskinan, konflik peperangan, atau faktor lainnya.
Imigran legal yang masuk ke suatu negara tujuan secara resmi sesuai
peraturan yang berlaku keberadaannya di negara tujuan tidak akan

menimbulkan masalah di negara tujuan di kemudian hari dan bahkan
cenderung memberikan manfaat kepada negara tujuan.
Namun berbeda dengan imigran ilegal (gelap) yang masuk ke negara
tujuan secara tidak resmi dan tidak mengikuti prosedur yang berlaku
keberadaanya di negara tujuan, biasanya akan menimbulkan dampak
masalah di negara tujuan di kemudian hari, diantaranya dampak di bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan, hal ini berlaku di
negara-negara yang digunakan sebagai negara transit sebelum menuju ke
negara tujuan.
Masuknyaimigran ilegal di Indonesia banyak menimbulkan dampak
negatif, diantaranya dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya
dan keamanan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam bidang ideologi para imigran gelap banyak membawa
pemahaman ideologi yang berbeda dengan ideologi yang ada di Indonesia
sehingga memberikan penolakan dari warga masyarakat sekitar.
Dalam bidang politik permasalahan imigran gelap memberikan
perdebatan di perpolitikan dalam negara mapun luar negara, khususnya

imigran gelap yang berasal dari negara-negara konflik peperangan karena
dapat dimanfaatkan sebagai pelarian dari kelompok teroris yang mencoba
melarikan diri dengan menyamar sebagai imigran.
Dalam bidang ekonomi, keberadaan imigran gelap mewajibkan
Pemerintah memberikan fasilitas penampungan dan akomodasi sehingga
menimbulkan beban ekonomi bagi daerah yang menampung.
Dalam bidang sosial budaya, keberadaan imigran gelap di rumah
penampungan (detensi) dengan membawa karakter sosial budaya dari
negara asalnya dan tinggal dalam jangka waktu yang lama sangat
berpengaruh terhadap karakter sosial budaya masyarakat setempat.
Dalam bidang pertahanan, masuknya imigran gelap yang berasal dari
negara-negara yang terlanda konflik peperangan kemungkinan disusupi oleh
para teroris yang menyusup masuk dengan menyamar sebagai imigran
gelap, hal ini bisa berdampak para terroris mengembangkan pengaruhnya di
wilayah Indonesia untuk menjadikan masyarakat setempat menjadi teroris.
Dalam bidang keamanan, para imigran gelap di rumah penampungan
(detensi) kerap melakukan tindakan yang melanggar hukum dan berdampak
terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat sekitar.

Universitas Sumatera Utara


Melihat dari dampak yang ditimbulkan, maka penulis mencoba
melakukan penelitian terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia khususnya
yang dilakukan oleh Kementerian dan Lembaga terkait dalam mengatasi
permasalahan imigran gelap di Indonesia.

1.2

Rumusan Masalah
Penulisan ini akan meneliti kebijakan PemerintahIndonesia dalam
mengatasi permasalahan imigran gelap di Indonesia, dengan tujuan untuk
mengetahui sejauhmana penanganan imigran gelap oleh Kementerian dan
Lembaga (K/L) terkait di Indonesia.

1.3

Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini:
a.


Bagaimana kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menangani imigran
gelap di Indonesia?

b.

Langkah apa yang dilakukan oleh Kementeriandan Lembaga (K/L)
terkait dalam menangani permasalahan imigran gelap di Indonesia?

1.4

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a.

Memberikan gambaran sejauh mana kebijakan Pemerintah Indonesia
dalam menangani imigran gelap di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

b.


Memberikan gambaran sejauh mana upaya yang telah dilakukan oleh
Kementerian

dan

Lembaga

(K/L)

terkait

dalam

menangani

permasalahan imigran gelap di Indonesia.

1.5


Manfaat Penelitian
a.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman tentang kerangka pemikiran yang digunakan sebagai
pisau analisis, diantaranya teori Hubungan Internasional dan Negara,

b.

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
perbendaharaan referensi penelitian bagi Departemen Ilmu Politik,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara
dalam permasalahan imigran gelap, serta

c.

Secara praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah pengetahuan masyarakat umum yang berminat untuk
mengkaji lebih dalam bidang Hubungan Internasional dengan bidang
studi mengenai permasalahan imigran gelap yang terjadi di Indonesia.


1.6

Kerangka Teori
a.

Teori Lembaga
Kamanto Soenarto: Lembaga politik adalah suatu badan yang
mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang.

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu, lembaga politik meliputi eksekutif, legislatif,
yudikatif, keamanan dan pertahanan nasional, serta partai politik. 1
Dalam dunia politik, lembaga itu berupa partai politik,
parlemen dan pemerintahan atau birokrasi. Lembaga-lembaga
yang nonpolitik, pada dasarnya memiliki juga kekuatan politik,
meskipun kecil dan tentu tidak sama dengan lembaga politik.
Publik sangat menghargai lembaga politik yang dapat memenuhi
kepentingan dan kebutuhannya sehingga persepsi publik terhadap

citra lembaga, sangat ditentukan oleh kegunaan lembaga itu bagi
masyarakat. Makin tinggi kegunaan lembaga politik itu bagi publik,
maka lembaga poliyik tersebut akan semakin diperlukan oleh publik
atau masyarakat.2
Dalam memenuhi kepentingan masyarakat, lembaga politik
secara perlahan-lahan membangun karakter kepribadian yang akan
menjadi dasar lahirnya kredibilitas atau kepercayaan bagi publik.
Dengan kata lain, karakter atau kepribadian suatu lembaga politik
akan merupakan

sumber

untuk

memperoleh

kredibilitas

itu.


Demikian juga penampilan lembaga secara fisik, akan merupakan
daya

tarik tersendiri yang bersifat nonverbal dalam komunikasi

politik. Dengan demikian upaya memperbesar dan mempercantik
lembaga politik harus diusahakan dengan maksimal.

1http://www.scribd.com/doc/29485880/Lembaga-Politik (Diakses pada 05/03/2013 20:10) diakses pada 14
Februari 2017
2http://eprints.uny.ac.id/23581/4/4.%20BAB%20II.pdf

Universitas Sumatera Utara

Para politikus harus menampilkan partai politik secara prima
dalam bentuk fisik yang cantik maupun melalui ketokohan para
pengurus dalam aktivitas sehari- hari memberikan pelayanan kepada
rakyat.
b.


Teori Imigran
Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara ke negara
lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk
pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh
imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk jangka waktu pendek
tidak dianggap imigran.
Imigrasi sendiri dalam pemetaan jenis perpindahan manusia
masuk dalam kategori migrasi, sedangkan proses migrasi sudah
berlangsung sejak jaman dahulu kala dalam sejarah kebudayaan
manusia.
Gerak perpindahan dari suku bangsa ke suku bangsa lainnya,
atau dari suatu tempat ke tempat lainnya di muka bumi. Migrasi akan
menyebabkan terjadinya pertemuan antar manusia dengan kebudayaan
yang berbeda-beda, sehingga akan terjadi proses akulturasi. 3
Pada umumnya imigran gelap berasal dari negara yang
mengalami peperangan atau kerusuhan di negaranya, sehingga
penduduk

merasa

sangat

terancam

keamanannya

dan

butuh

perlindungan dari berbagai pihak, kemudian mengambil sikap pergi
meninggalkan negaranya ke negara transit atau negara tujuan tertentu

3Koentjaranigrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta, 2009, Hal.202.

Universitas Sumatera Utara

dengan menggunakan visa pariwisata agar dapat masuk ke negara
transit atau negara tujuan tertentu dengan aman.
Imigran yang masuk ke suatu negara secara resmi dan
terdaftar(registered/documented) bisa masuk ke suatu negara (melalui
pintu imigrasi resmi)secara resmi sebagai imigran legal (legal
immigrant). Namun ada juga imigran legal yang masuk melalui pintu
imigrasi resmi namun kemudian tak kunjung keluar (overstay).
Jenis lain adalah yang masuk melalui pintu imigrasi tidak resmi
dan

bertahan

tinggal

tanpa

dokumen

resmi

(unregistered/undocumented) imigran jenis ini disebut imigran gelap
(illegal immigrant).
Suaka politik yaitu mencari perlindungan di negara lain, karena
keadaan di negara asal tidak aman. Suaka politik merupakan gagasan
yuridiksi di mana seseorang yang dianiaya untuk opini politik di
negaranya sendiri dapat dilindungi oleh pemerintah berdaulat lain,
negara asing, atau perlindungan gereja di abad pertengahan.
Suaka politik merupakan salah satu hak asasi manusia (HAM),
dan diatur dalam aturan hukum internasional. Seluruh negara yang
menerima

Konvensi

Terkait

Status

Pengungsi

PBB

wajib

mengizinkan orang yang benar-benar berkualifikasi datang dan masuk
ke negaranya. Orang-orang yang memenuhi syarat suaka politik
adalah mereka yang diperlakukan buruk di negaranya karena
permasalahan di bidang suku, agama, ras dan etnistertentu.

Universitas Sumatera Utara

Latar belakang tujuan utama imigran gelap adalah untuk
mencari kehidupan yang lebih baik, para imigran gelap berupaya
mencari suaka dengan alasan di negaranya sudah tidak ada impian
atau pengharapan akan kehidupan yang layak, dan ingin membuka
lembaran baru yang lebih baik untuk generasi penerusnya.
Faktor yang menyebabkan terjadinya imigrasi antara lain :
1)

Alasan Politik/Politis, kondisi perpolitikan suatu negara/daerah
yang panas atau bergejolak akan membuat penduduk menjadi
tidak betah atau kerasan tinggal di negara/daerah tersebut.

2)

Alasan Sosial Kemasyarakatan, adat istiadat yang menjadi
pedoman kebiasaan suatu daerah dapat menyebabkan seseorang
harus berimigrasi ke tempat lain, baik dengan paksaan maupun
sukarela. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan
dengan terpaksa melakukan kegiatan imigrasi.

3)

Alasan Agama atau Kepercayaan, adanya tekanan atau paksaan
dari suatu ajaran agama untuk berpindah tempat dapat
menyebabkan seseorang melakukan imigrasi.

4)

Alassan Ekonomi, biasanya orang miskin atau golongan bawah
yang mencoba mencari peruntungan ke kota, atau bisa juga
kebalikannya dimana orang yang kaya pergi dari kota ke
desa/kampung untuk membangun kampung atau ekspansi bisnis.

Universitas Sumatera Utara

5)

Alasan Lain, contoh seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan
pekerjaan, alasan keluarga, alasan cinta dan lain sebagainya. 4

c.

Teori Konsolidasi
Teori

Konsolidasi

dapat

diartikan

sebagai

(proses)

penggabungan beberapa elemen untuk bersama-sama secara terpadu
memfasilitasi kepentingan politik.
Unsur yang terlibat adalah lembaga atau institusi politik, baik
partai politik, elite, kelompok kepentingan, maupun masyarakat
politik (O’Donnel dan Schmitter, 1993: 24-6). 5
Unsur penting lainnya dalam konsolidasi adalah adanya
kesepakatan bersama menyangkut “nilai-nilai politik” yang bisa
mendekatan dan mempertemukan berbagai elemen politik menjadi
suatu kekuatan yang terpadu selama transisi menuju tujuan bersama.
Larry

Diamond,

dalam

bukunya

Developing

toward

Consolidation (1999) mengungkapkan definisi konsolidasi sebagai
persoalan bagaimana merawat stabilitas dan persistensi politik dalam
mencapai tujuan bersama.
Konsolidasi menekankan pada proses pencapaian legitimasi
yang kuat dan dalam, sehingga semua aktor politik yang signifikan,
baik pada level massa maupun elite, percaya bahwa apapun yang

4 http;//organisasi.org/penyebab_atau_alasan_terjadinya_migrasi_atau_perpindahan_
penduduk_desa_kota_negara_dan_lain_lain_geografi (diakses pada 14 Februari 2017)
5http://www.bappenas.go.id/node/168/3404/konsolidasi-demokrasi-solusi-persoalan-bangsa(diakses pada 14
Februari 2017)

Universitas Sumatera Utara

diputuskan oleh pemerintahan adalah yang paling tepat bagi
masyarakat mereka.
d.

Konsep Kepentingan Nasional
Dalam permasalahan imigran yang memasukin negara salah satu
konsep yang dapat dipakai adalah konsep kepentingan nasional. Salah
satu konsep yang paling dikenal luas oleh kalangan penstudi
hubungan internasional adalah kepentingan nasional (national
interest).
Selama negara-bangsa (nation-state) merupakan aktor hubungan
internasional yang dominan, maka kepentingan nasional merupakan
suatu konsep yang selalu digunakan dalam menganalisa hubungan
internasional.
Tokoh

berpengaruh

dalam

teori

realisme,

Morgenthau,

mempersamakan kepentingan nasional dengan power yang ingin
dicapai suatu negara dalam hubungan internasional. Dengan kata lain,
hakekat kepentingan nasional menurut Morgenthau adalah power
(pengaruh, kekuasaan, dan kekuatan). 6
Dalam kaitan ini, Hans J. Morgenthau menyatakan bahwa
kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu
apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian
suatu negara atas negara lain.

6Umar Suryadi Bakry. Pengantar Hubungan Internasional. Jakarta: Jayabaya University Press.1999. Hal.
60-61.

Universitas Sumatera Utara

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini sendiri bisa
diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerjasama terhadap
negara lain. 7
Menurut pandangan Morgenthau, arti minimum yang inheren
dalam konsep kepentingan nasional adalah kelangsungan hidup atau
survival. Kemampuan minimum negara-bangsa adalah melindungi
identitas fisik, politik, dan kultur dari gangguan negara-bangsa lain”.
Jika pengertian tersebut diterjemahkan ke dalam arti yang lebih
khusus,

negara-bangsa

harus

bisa

mempertahankan

integritas

wilayahnya (identitas fisik) mempertahankan rezim ekonomipolitiknya (identitas politik) yang mungkin saja demokratis, otoriter,
sosialis, atau komunis, dan sebagainya; serta memelihara normanorma etnis, religius, linguistik, dan sejarahnya (identitas kultural).
Lebih lanjut, menurut Morgenthau, dari tujuan-tujuan umum
tersebut para pemimpin suatu negara bisa menurunkan kebijakankebijakan spesifik terhadap negara lain, baik yang bersifat kerja sama
maupun konflik. Misalnya, perlombaan persenjataan, perimbangan
kekuatan, pemberian bantuan asing, pembentukan aliansi, atau perang
ekonomi dan propaganda. 8
Dalam kaitan ini, Hans J. Morgenthau menyatakan bahwa
kepentingan nasional setiap negara adalah mengejar kekuasaan, yaitu
apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendalian
suatu negara atas negara lain.

7 H. J. Morgenthau..“Politics Among Nations”, dalam Mochtar Mas’oed. Op.Cit., 1978, Hal.163.
8Ibid. Hal. 164.

Universitas Sumatera Utara

Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini sendiri bisa
diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerjasama terhadap
negara lain. 9

1.7

Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan metoda penelitian Analisis
Kualitatif,

yang tujuannya untuk memberikan gambaran tentang suatu

masalah, gejala, fakta, peristiwa, dan realita secara luas dan mendalam
sehingga diperoleh suatu pemahaman baru.
Metoda Analisis Kualitatif akan mendapatkan data melalui teknik
wawancara, observasi lapangan, dan dokumen-dokumen yang tersedia.
Peneliti sendiri adalah alat pengumpulan data yang mengumpulkan datan
secara langsung.Pemilihan partisipan penelitian kualitatif juga didasarkan
atas kredibilitas dan juga kekayaan informasi yang mereka miliki.
Keunggulan dari alat penelitian kualitatif adalah bahwa alat penelitian,
dalam hal ini peneliti, dapat berbicara dan berpikir 10.

1.8

Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi sumber penelitian
adalahinstansi Kementerian Pertahanan RI selaku pembuat kebijakan
Pemerintah, dan instansi Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI selaku

9 H. J. Morgenthau. “Politics Among Nations”, dalam Mochtar Mas’oed. Op.Cit., 1978.. Hal.163.
10Conny R. Semiawan.Metode Penelitian Kualitatif. [Google
Books].Hal.67.https://books.google.co.id/books?id=dSpAlXuGUCUC(diakses pada 14 Februari 2017).

Universitas Sumatera Utara

pelaksana yang menangani imigran yang masuk ke Indonesia.ngumpulan
Data
Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam mendukung
penelitian ini, maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data meliputi :
a.

Data Primer
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan wawancara
dengan pihak-pihak dalam lingkaran pengambil maupun pelaksana
kebijakan yang memiliki kapabilitas terhadap masalah yang
diteliti.Teknik ini dilakukan dengan bertanya langsung kepada
informan atau narasumber yang dianggap relevan dalam memberikan
informasi yang bernilai dan kompeten terkait dengan penelitian ini.
Penelitian

kualitatif

tidak

dimaksudkan

untuk

membuat

generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian akan
memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses
penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi
informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan
selama proses penelitian.
Informan penelitian ini meliputi 3 (tiga) macam, yakni: (1)
informan kunci(key informan), adalah mereka yang mengetahui dan
memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian dan
dalam

penelitian

ini

yang

akan

menjadi

informan

kunci

adalahKasubdit isu Global, Dit Anstra Ditjen Strahan Kementerian
pertahanan RI, Kolonel Czi. Harri Dolli Hutabarat, S.Sos, M.Si; (2)

Universitas Sumatera Utara

informan biasa, yaitu Kasi yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti,yakniKasi Militer dan Keamanan, Subdit
Dalam Negeri, Ditanstra Ditjen Strahan Kementerian Pertahanan RI,
Letkol Czi Ir Haposan Sijabat, M.Si; dan (3) informan tambahan,
yaitu mereka yang memberikan informasi walaupun tidak terlibat
langsung dalam interaksi sosial yang diteliti yakni staf Kementerian
Pertahanan RI diantaranya Pns Pujo, S.Sos, penyusun di Seksi
Organiasi

Pemerintahan,

Subdit

Organisasi

Internasional,

Kementerian Pertahanan. 11

b.

Data Sekunder
Disamping data primer, penelitimengikuti Focus Group
Discussion (FGD) tentang Imigran Gelap di Indonesia, yang
dilaksanakan oleh Subdit Dalam Negeri, Direktorat Analisa Strategis
Ditjen

Strategi

Pertahanan

Kementerian

Pertahanan,

dengan

pembicara Dirjen Imigrasi Kemenkumham, Ronnie F Sompie.
Peneliti juga melakukan kajian pustaka (library research) dari
berbagai literatur terkait. Adapun data sekunder yang dibutuhkan
adalah dokumen dan laporan resmi mengenai bentuk bantuan yang
diberikan

Kementrian

Pertahanan

RI

dan

Dirjen

Imigrasi

Kemenkumham kepada imigran gelap, serta data mengenai proses
berjalannya pemberian bantuan tersebut.
11Bagong Suyanto & Sutinah.Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
2008. Hal. 171-172.

Universitas Sumatera Utara

Data sekunder juga akan diperoleh melalui studi pustaka berupa
buku mengenai hubungan internasional, karya ilmiah dan jurnal-jurnal
baik nasional maupun internasional mengenai program bantuan luar
negara, surat kabar maupun website resmi terkait implementasi
bantuan luar negara dan kebijakan Kementerian PertahananRI dan
Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI, serta dokumen-dokumen lain
yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
c.

Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam menganalisa data dalam
penelitian ini ialah teknik analisis data kualitatif Mils dan Huberman.
Dalam hal ini, analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga langkah,
yakni (1) reduksi data;

(2) penyajian data; dan (3) pengambilan

kesimpulan/verifikasi. 12
Reduksi

data

merujuk

kepada

proses

pemilihan

data,

memfokuskan data, penyederhanaan dan peringkasan data, dan/atau
mentransformasikan data yang muncul dalam catatan lapangan,
transkrip interview, dokumen-dokumen, dan data-data empiris
lainnya. Proses ini merupakan proses pengumpulan data penelitian
dan proses seleksi data yang dibutuhkan atau relevan dengan
penelitian ini.

12Matthew B. Miles & A. Michael Huberman.“Qualitative Data Analysis”, dalam Basrowi & Suwandi.
2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. 1994.Hal.209-210.

Universitas Sumatera Utara

Pada tahapan ini, peneliti akan mencoba mengumpulkan datadata yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, kemudian
menyeleksi data-data tersebut sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Tahapan selanjutnya adalah penyajian data, dimana data yang
didapat kemudian diolah menjadi teks naratif yang tersusun secara
sistematis ke dalam bagian-bagian penting.Bagian-bagian tersebut
disesuaikan dengan masalah-masalah yang menjadi fokus pada
penelitian ini. Dalam proses ini, data diklasifikasikan berdasarkan
tema-tema inti.
Kemudian tahap terakhir adalah pengambilan kesimpulan dan
verifikasi, peneliti melakukan kesimpulan dari hasil analisa data yang
disajikan.
Pada tahap ini, data yang disimpulkan masih berpeluang untuk
diberikan masukan setelah diuji kebenarannya, yang pada akhirnya
peneliti dapat menarik kesimpulan.

1.10 Sistematika Penulisan
Agar mendapatkan gambaran yang jelas dan terperinci, peneliti
membuat sistematika penulisan menjadi 5 (lima)bab, meliputi :

BAB I PENDAHULUAN
Bab Satu terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka

Universitas Sumatera Utara

Teori, Metode Penelitian,Lokasi Penelitian,Teknik Pengumpulan Data, dan
Sistematika Penulisan.

BAB II PERAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TERKAITDALAM
PENANGANAN IMIGRAN GELAP
Bab Dua menguraikan peran dari Kementerian dan Lembaga terkait dalam
menangani imigran gelap di Indonesia.

BAB

IIIANALISIS

KEBIJAKAN

PEMERINTAH

INDONESIADALAM MENGATASI MASUKNYA IMIGRAN GELAP
DI INDONESIA
Bab Tiga menguraikan implementasi kebijakan Pemerintah indonesia yang
telah diterapkan dalam mengatasi permasalahan imigran gelap dan
bagaimana menjaga pertahanan negara dari gangguan, ancaman dari segala
bidang dari imigran gelap.

BAB IVPENUTUP
Bab Empat berisi Kesimpulan dan Saran masukan yang diperoleh dari dari
hasil penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara