PERAN IOM DALAM MENGATASI IMIGRAN GELAP

TUGAS ANALISA KEKUATAN POLITIK
“PERAN IOM DALAM MENGATASI IMIGRAN GELAP
YANG MENJADIKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA TRANSIT”
DOSEN PENGAMPU:
MUHAMAD FARIS AL-FADHAT

ANGGOTA :
1. Manap

20110510008

2. Reza Husain Widya U

20110510199

3. Rifqi Wahyu Anshari

20110510136

4. Bagas Nalendro Ikhsan


20110510154

5. A Malika Mulki

20110510

6. Irsalina Ilan nuuri

20110510233

7. Villa Nobel Alfionia

20110150168

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
IOM adalah sebuah Organisasi antar pemerintah. Didirikan dengan nama
Intergovernmental Committee for European Migration (ICEM) pada tahun 1951. Pada
mulanya, IOM ditujukan untuk membantu menempatkan kembali para pengungsi akibat

Perang Dunia II. IOM tumbuh sangat pesat dan saat ini terdiri dari 127 negara anggota.
Tujuh belas negara lainnya memegang status negara pengamat, sebagaimana juga banyak
organisasi internasional maupun LSM. Anggaran program IOM untuk tahun 2008 melebihi
AS$ 1 milyar, yang mendanai lebih dari 2.030 program aktif dan lebih dari 6.690 anggota
staf yang bekerja di lebih dari 430 kantor di lebih dari seratus negara.1
IOM berupaya untuk menjamin penanganan migrasi secara tertib dan manusiawi,
untuk memajukan kerjasama internasional

mengenai permasalahan yang terkait dengan

migrasi, untuk membantu pencarian solusi praktis terhadap permasalahan migrasi dan untuk
memberikan bantuan kemanusiaan kepada migran yang memerlukannya, baik yang
merupakan pengungsi, pengungsi

internal, maupun penduduk lainnya yang terpaksa

meninggalkan masyarakat mereka. Konstitusi IOM mengakui secara tegas keterkaitan antara
migrasi dan pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, disamping hak manusia untuk bebas
bergerak. IOM bergerak di empat bidang umum penanganan migrasi:


migrasi dan

pembangunan, fasilitasi migrasi, penanganan migrasi, dan penanggulangan migrasi secara
paksa. IOM bekerjasama secara erat dengan para mitra pemerintah, antar- pemerintah dan
non-pemerintah. Menurut prof. Tulus Warsito, “IOM merupakan sebuah organisasi yang
berdiri karena adanya kepentingan bersama karena organisasi tidak boleh terdiri hanya satu
orang saja. IOM merupakan organisasi internasional yang bergerak di bidang ke-imigrasian,
melihat Indonesia sebagai negara yang strategis, banyak sekali kasus-kasus mengenai imigran
illegal dari negara lain. Maka berdirilah organisasi migrasi internasional ini untuk membantu
mengurangi tingginya tingkat perpindahan imigran illegal di Indonesia.” 2

1

Informasi Singkat Mengenai Organisasi Internasional untuk Migrasi/ Juli 2009/.Pdf/Informasi. di akses pada tanggal 29 oktober 2013 pada
pukul 12.00 wib
2
Wawancara Tim di bulan November 2013 dengan Prof. Tulus Warsito “Kerjasama IOM dengan Pemerintah Indonesia”.

Operasi IOM di Indonesia bermula saat penanganan migran Vietnam di Tanjung
Pinang, Riau pada 1979. Serangkaian bantuan berlanjut dengan penyediaan perawatan,

pemeliharaan dan bantuan pemulangan sukarela bagi para pengungsi Timor-Timur.
Hubungan IOM dengan pemerintah Indonesia dimulai pada 1999 ketika Indonesia resmi
menjadi negara pengamat dalam dewan IOM. Sebuah Perjanjian Kerjasama yang
ditandatangani pada tahun 2000 mengakui Hubungan yang sangat bermanfaat antara
Pemerintah dan IOM dalam meningkatkan penanganan migrasi. Hingga tahun 2013, status
keanggotaan Indonesia masih tercatat sebagai negara pengamat IOM.
Sejak tahun 1999, Indonesia dijadikan tempat transit terutama untuk pergerakan
orang-orang Timur Tengah yang menuju ke Australia. 85% yang masuk Australia secara
ilegal, masuk memakai perahu setelah transit di Indonesia atau Malaysia. Pada umumnya
orang-orang asylum seeker masuk Indonesia secara sah kemudian mencari perjalanan ke
salah satu dari Ashmore Reef atau Pulau Christmas.
Wilayah di Indonesia yang dijadikan pintu penghubung oleh para imigran gelap
menuju wilayah Australia adalah Jawa Barat. Pantai Jawa Barat bagian selatan dianggap
strategis dan terdepan untuk penyelundupan imigran gelap, menuju daratan Australia lewat
Pulau Christmas. Daerah pantai ini terbentang sejak dari Pelabuhan ratu, Pantai Loji atau
Ujung Genteng, Sancang, Cibalong-Garut, Cipatujah-Tasikmalaya dan sekitar PangandaranCiamis.
Sejatinya bukan hanya Jawa Barat. Indonesia sudah sejak lama menjadi negeri
pilihan untuk transit menuju negeri idaman, Australia atau Selandia Baru. Tak sekedar
transit, banyak oknum WNI yang ternyata turut memfasilitasi imigrasi gelap tersebut atau
biasa disebut dengan penyelundup manusia (human smuggler).

Jawa Barat memang salah satu rute terbaik para manusia perahu untuk menuju Pulau
Christmas, pulau terluar Australia yang berpenduduk kurang lebih dari 1500 jiwa dan
berjarak lebih dekat dengan Indonesia (pantai selatan Jawa Barat). Rute lainnya adalah pantai
selatan Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB hingga NTT.

1.2.

Rumusan Masalah

Bagaimana peran IOM sebagai Organisasi Migrasi Internasional dalam menanggulangi
imigran gelap yang menjadikan Indonesia sebagai Negara transit?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Imigran Gelap Serta Dampaknya
Migrasi bukanlah fenomena yang baru. Selama berabad-abad, manusia telah
melakukan perjalanan untuk berpindah mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang
lain. Dalam beberapa dekade terakhir ini, proses globalisasi telah meningkatkan faktor yang
mendorong para imigran untuk mencari peruntungan di luar negeri. Hal ini kemudian
menyebabkan meningkatnya jumlah aktivitas migrasi dari negara-negara berkembang di

Asia, Afrika, Amerika Selatan dan Eropa Timur ke Eropa Barat, Australia dan Amerika Utara
(http://www.interpol.int/). Berangkat dari fenomena inilah kemudian muncul praktik
penyimpangan, yaitu melakukan aksi untuk memindahkan manusia ke negara-negara tujuan
secara ilegal karena batasan dan ketidakmampuan dari para imigran dalam memenuhi syarat
sebagai imigran resmi.3
Ilegal migration diartikan sebagai suatu usaha untuk memasuki suatu wilayah tanpa
izin. Imigran gelap dapat pula berarti bahwa menetap di suatu wilayah melebihi batas waktu
berlakunya izin tinggal yang sah atau melanggar atau tidak memenuhi persyaratan untuk
masuk ke suatu wilayah secara sah (Gordon H. Hanson). Terdapat tiga bentuk dasar dari
imigran gelap yakni sebagai berikut;


Melintasi perbatasan secara ilegal (tidak resmi).



Melintasi perbatasan dengan cara, yang secara sepintas adalah resmi (dengan cara yang
resmi), tetapi sesungguhnya menggunakan dokumen yang dipalsukan atau menggunakan
dokumen resmi milik seseorang yang bukan haknya, atau dengan menggunakan
dokumen remsi dengan tujuan yang ilegal.




Tetap tinggal setelah habis masa berlakunya status resmi sebagai imigran resmi
(Friedrich Heckmann).
Philip Martin dan Mark Miller menyatakan bahwa smuggling merupakan suatu istilah

yang biasanya diperuntukkan bagi individu atau kelompok , demi keuntungan, memindahkan
orang-orang secara tidak remsi (melanggar ketentuan Undang-Undang) untuk melewati
3

http://manshurzikri.wordpress.com/2011/01/05/permasalahan-imigran-gelap-dan-people-smuggling-dan-usaha-usaha-serta-rekomendasikebijakan-dalam-menanggulanginya/. Di akses pada tanggal 14 januari 2014 pukul 01.24 Wib

perbatasan suatu negara. Sedangkan PBB dalam sebuah Konvensi tentang Kejahatan
Transnasional Terorganisasi memberikan definisi dari smuggling of migrants sebagai sebuah
usaha pengadaan secara sengaja untuk sebuah keuntungan bagi masuknya seseorang secara
ilegal ke dalam suatu negara dan/atau tempat tinggal yang ilegal dalam suatu negara, dimana
orang tersebut bukan merupakan warga negara atau penduduk tetap dari negara yang
dimasuki (Philip, op cit).4
Indonesia merupakan salah satu negara yang harus berhadapan dengan permasalahan

orang asing pencari suaka dan pengungsi yang masuk dan tinggal di wilayah Indonesia.
Meski bukan negara tujuan, dengan konsekuensi letak geografis, negara Indonesia merupakan
tempat persinggahan terakhir dari gelombang pencari suaka dan pengungsi untuk ke negara
tujuan, yaitu Australia. Kehadiran imigran ilegal tersebut akan memunculkan masalah
demografi (Kependudukan); dan berkaitan dengan konflik ekonomi sosial serta berbanding
lurus dengan tingkat kriminalitas.5 Selain itu merupakan sebuah implikasi lemahnya sistem
keamanan NKRI sehingga melahirkan permasalahan tersendiri dan sangat signifikan di
Indonesia yaitu timbulnya dampak di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
keamanan nasional, dan kerawanan keimigrasian, karena tak sedikit kasus yang juga
mengindikasikan adanya penyelundupan manusia.
Seperti beberapa contoh berikut terkait permasalahan baru yang harus ditanggung
Indonesia bila tidak menanggapi serius isu imigran gelap. ketika para imigran ilegal
berinteraksi dan bersosialisasi dengan warga yang tinggal sekitar Rudenim (Rumah Detensi
Imigrasi) , Imigran ilegal dapat menyebarkan pengaruh negatif: minuman keras, pelecehan
seksual, perselingkuhan, seks bebas hingga permasalahan hutang-piutang di warung serta
tindakan asusila lainnya melawan moral dan etika bangsa Indonesia.
2.2. Indonesia Sebagai Negara Transit Imigran Gelap

Indonesia sebagai negara yang terletak di antara dua benua terkena imbas dan
kemalangan dalam menghadapi para imigran gelap. Hal ini disebabkan negara seperti

Australia dan Malaysia memiliki Undang-Undang yang tegas dalam menangani imigran
gelap sementara Indonesia tidak memilikinya.
4

http://marada08128.blogspot.com/2013/02/penegakan-hukum-terhadap-imigran-gelap.html di akses pada tanggal 14 desember 2013 pada
pukul 01.28 WIB
5
Prof. Drs.Budi Winarno, MA.Phd.”isu-isu Global Kontemprorer”. Bab.xiv. kejahatan perdagangan manusia, Hal 314.

Posisi lemah hukum (low of law ) yang dimiliki oleh Indonesia dalam menanggulangi
masalah imigran gelap ini yang kemudian menyebabkan Indonesia menjadi negara transit
bagi para imigran yang berasal dari Timur Tengah menuju Australia. Berbagai usaha telah
dilakukan oleh pihak-pihak yang berkewajiban, seperti institusi kepolisian. Langkah-langkah
yang dilakukan oleh polisi selama ini adalah dengan melakukan penangkapan terhadap para
imigran gelap dan para penyelundup, tetapi seperti yang telah diketahui bahwa proses
penyidikan tidak menggunakan Undang-Undang khusus, tetapi Undang-Undang kemigrasian.
sehingga hasil yang didapatkan tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Kerjasama
Pemerintah RI dan Polri dalam menangani kasus imigran gelap dengan IOM dan UNHCR
juga tidak maksimal, karena pada waktu tertentu UNHCR tidak dapat selalu memberikan
solusi.

Salah satu usaha yang dilakukan oleh Pemerintah, dengan membangun banyak rumah
hunian (detensi) bagi para imigran juga bukan merupakan solusi yang tepat. Usaha ini sama
saja dengan membuka kesempatan bagi para imigran untuk lebih banyak datang ke Indonesia
karena terjamin tempat tinggalnya. Selain itu, membangun detensi juga akan banyak
menghabiskan biaya.
Kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan Australia pada kenyataannya hanya
memberikan keuntungan sepihak untuk Australia. Australia meminta Indonesia untuk
menangkap para imigran gelap dan penyelundup manusia, tetapi Indonesia tidak dapat pula
meneruskan para imigran gelap ke negeri kangguru tersebut sehingga Indonesia harus
menanggung sendiri bebannya dalam mengurusi para imigran. Padahal, Indonesia memliki
kesulitan dalam pengalokasian dana untuk mengurus para imigran.6
Oleh sebab itu, pemerintah harus memperketat keamanan sektor laut karena sebagain
besar imigran gelap malalui jalur laut dan jumlahnya sangat besar, Chief on Mission IOM,
Denis Nihil mengatakan, berdasarkan data mereka Indonesia merupakan negara transit utama
untuk perlintasan imigran ilegal. Jumlah kasus imigran illegal di Indonesia hingga 31
Agustus 2013 mencapai 11.132 kasus. Kasus ini terdiri atas 8.872 pencari suaka dan 2.260
pengungsi.7
2.2. Peran IOM Dalam Mengatasi Imigran Gelap Di Indonesia

6


http://marada08128.blogspot.com/2013/02/penegakan-hukum-terhadap-imigran-gelap.html di akses pada tanggal 14 desember 2013 pada
pukul 01.28 WIB
7
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/13/11/06/mvuci6-10593-kasus-imigran-ilegal-masuk-perairanindonesia di akses pada tanggal 14 desember 2013 pada pukul 03.08 WIB

International Organization of Migration (IOM) dan United Nation High Commisioner
of Refugees (UNHCR) sangat dibutuhkan dalam menangani masalah pencari suaka maupun
pengungsi. Untuk itu dibutuhkan suatu peran dalam menangani permasalahan imigran illegal
tersebut. Dalam teori peran, perilaku individu harus dipahami dan dimaknai dalam konteks
sosial. Peran (role) adalah perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang yang
menduduki posisi baik posisi berpengaruh dalam organisasi maupun dalam sikap negara.8
Setiap orang yang menduduki posisi itu diharapkan berperilaku sesuai dengan sifat posisi itu.
Menurut pendapat K.J. Holsti, konsep peran yang berhubungan dengan organisasi
internasional, bahwa peranan merefleksikan kecenderungan pokok serta sikap terhadap
lingkungan eksternal, terhadap variabel sistem, geografi dan ekonomi. 9 Dalam pembahasan
ini, yang menjadi focus adalah peran organisasi migrasi internasional yaitu peran dari IOM
terhadap imigran illegal yang masuk ke Indonesia.
Konsep peran yang menjadi sebuah pertanyaan mengenai peran IOM dalam
mengatasi masuknya imigran gelap ke Indonesia, Hasil wawancara tim kami dengan Prof.
Tulus Warsito mengatakan “Ketika ada cita-cita yang mirip, entah antar organisasi atau antar
Lembaga negara, pasti akan bekerja sama. IOM sendiri memiliki relasi kerjasama dengan
Bakornas, Bappernas, BNP2TKI, Polri, Ditjen Imigrasi, Departemen Kesehatan, Departemen
Pekerjaan Umum, Departemen Hukum dan HAM,

ASEAN Secretariat,World Bank dan

yang lainnya.”10
Indonesia meminta IOM membantu memberikan dana untuk kebutuhan migran
irregular itu. Sumber pendanaan menurut Prof. Tulus Warsito mengatakan “ sumber dana
IOM itu sendiri “Dari internal yaitu anggota sendiri, dan eksternal dari sumber lain seperti
dari pemerintah negara-negara maju, palang merah, Java Reconstruction Fund, LSM, dan
juga World Bank.” Melihat Indonesia belum menjadi pihak Konvensi PBB mengenai Status
Pengungsi 1951 dan Protokolnya 1967, (Konvensi Pengungsi) selain itu Indonesia juga
meminta bantuan UNHCR untuk melanjutkan atau menempatkan mereka di negara ketiga
Sisanya bisa dipulangkan ke negara asalnya dengan bantuan IOM. Akan tetapi pemulangan
terpaksa melawan Undang undang Dasar IOM, jadi ada migran yang tetap di Karantina yang
tidak mau dan tidak bisa dipulangkan. Kelompok ini, bersama dengan orang diakui pengungsi

8

Mas’oed, Mohtar, Study Hubungan Internasional : Tingkat Analisa Dan Teorisasi, 1984, Hal. 45
Holsti, K.J, Politik Internasional Suatu Kerangka Analisa, Bina Cipta, Bandung, 1987.Hal 159
10
Wawancara Tim di bulanNovember 2013 dengan Prof. Tulus Warsito “Bidang Kerjasama IOM dengan Pemerintah Indonesia”.
9

oleh UNHCR tetapi yang belum mendapat resettlement, menjadi beban untuk negara
Indonesia.11
Keberadaan IOM sangat membantu pemerintah Indonesia dalam menangani
permasalahan yang terkait dengan migrasi yang merupakan salah satu misi inti dari
International Organization for Migration (IOM). Bekerjasama dengan pemerintah nasional
dan pemerintah daerah setempat, disamping dengan masyarakat internasional, dan sebuah
jaringan luas organisasi swadaya, IOM Indonesia membantu Pemerintah Indonesia
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan, perundang-undangan dan mekanisme
administratif migrasi dengan memberikan bantuan teknis dan pelatihan kepada para pejabat
migrasi dan membantu para migrasi yang membutuhkannya.
IOM Indonesia melaksanakan sebuah program kontra-trafiking nasional melalui
kerjasama secara erat dengan badan pemerintah dan LSM lokal untuk memerangi bentuk
perbudakan modern ini melalui pendekatan yang komprehensif yang mencakup pencegahan
trafiking, termasuk pendidikan dan pemberdayaan masyarakat; perlindungan korban,
termasuk pemulangan, pemulihan dan reintegrasi; penuntutan para pelaku trafiking, termasuk
pelatihan pejabat penegak hukum; dan melalui riset. Komitmen IOM untuk meningkatkan
kualitas layanan yang diberikan oleh badan-badan pemerintahan juga tercermin dalam
program enam tahun nya untuk mendukung upaya pemerintah mereformasi Kepolisian
Republik Indonesia (Polri). IOM memfasilitasi pelatihan di bidang HAM dan perpolisian
masyarakat (Polmas), dan membantu mendirikan forum dimana para anggota Polri dan
masyarakat secara bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan penegakan hukum. IOM Indonesia terus menangani kebutuhan para
penduduk yang rentan dan berpindah di seluruh nusantara; program dan proyek yang sedang
dikembangkan akan terus menyediakan layanan tersebut dalam tahun-tahun mendatang. 12

11

(Roberts, Anita – Asylum Seekers dari Timur Tengah di Indonesia – dari Perspektif Republik Indonesia.pdf)
http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?option=com_content&view=article&id=160:international-organization-formigration&catid=66:badan-pbb&Itemid=95 di akses pada tanggal 14 desember 2013 pada pukul 01.28 WIB
12

BAB III
KESIMPULAN & SARAN
3.1. Kesimpulan

Imigran gelap adalah sebuah masalah yang sangat serius dan merupakan ancaman
bagi negara Indonesia. Semakin meningkatnya keberadaan orang asing secara ilegal di
Indonesia memberikan kerugian bagi Indonesia, baik secara financial dan material. Imigran
gelap memang harus di tangani secepatnya dan para imigran gelap harus diberi sanksi
ataupun hukuman. Namun, di sisi lain, kita juga harus menolong dan memperhatikan kondisi
mereka yang memang memprihatinkan. Mereka masuk ke Indonesia dengan berbagai cara.
Para imigran gelap yang datang ke Indonesia hanya singgah untuk transit sebelum bertolak
lagi menuju Australia. Untuk menghadapi masalah imigran gelap yang semakin banyak di
Indonesia ini, pemerintah harus lebih memperketat sistem pengamanan Negara. Khususnya
di sektor laut, karena kebanyakan dari imigran gelap yang masuk melalui jalur ini.
Persoalan imigran gelap pada saat ini melibatkan baik instansi domestik maupun
instansi internasional. Dengan demikian seharusnya ada upaya nasional dan regional untuk
mengkajikan efek efek aliran ini atas negara masing masing. Australia sebagai negara tujuan
aliran migran irregular ini harus ambil langkah langkah yang sesuai dengan tindakan tindakan
RI. Bekerjasama dalam jiwa Regional Cooperative Model benar benar dibutuhkan untuk
semua yang terlibat, khususnya asylum seekers dan pengungsi sendiri.
3.2 Saran
Perlu dibuat Undang-Undang atau kebijakan khusus yang secara tegas dan jelas
membahas imigran gelap, termasuk ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang kegiatan
tersebut sebagai suatu tindak pidana, guna memperkuat posisi Pemerintah Indonesia dalam
usaha menghadapi masalah penyelundupan manusia, dan institusi penegak hukum dapat

menindak secara tegas para imigran gelap sehingga dapat menimbulkan efek jera bagi para
pelakunya seperti yang diterapkan oleh Australia dan Malaysia.
Peran ASEAN sebagai rezim internasional di asia tenggara seharusnya membuat dan
mengatur regulasi mengenai imigran gelap sehingga ada ketegasan dibidang security
community yang dimiliki oleh ASEAN agar tidak merugikan bagi Negara yang menjadi
tempat transit ataupun Negara tujuan imigran gelap.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Holsti, K.J, Politik Internasional Suatu Kerangka Analisa, Bina Cipta, Bandung, 1987.Hal
159
Mas’oed, Mohtar, Study Hubungan Internasional : Tingkat Analisa Dan Teorisasi, 1984, Hal.
45
Prof. Drs.Budi Winarno, MA.Phd.”isu-isu Global Kontemprorer”. Bab.xiv. kejahatan
perdagangan manusia, Hal 314.
Jurnal:
Roberts, Anita – Asylum Seekers dari Timur Tengah di Indonesia – dari Perspektif Republik
Indonesia.pdf
Informasi

Singkat

Mengenai

Organisasi

Internasional

untuk

Migrasi/

Juli

2009/.Pdf/Informasi. di akses pada tanggal 29 oktober 2013 pada pukul 12.00 wib
Wawancara:
Wawancara Tim di bulan November 2013 dengan Prof. Tulus Warsito “Kerjasama IOM
dengan Pemerintah Indonesia”.
Surat Kabar Online:
Permasalahan pencari suaka dan pengungsi. Dipetik November 20, 2013, dari:
bagansiapiapi.imigrasi.go.id:
(http://bagansiapiapi.imigrasi.go.id/index.php/berita/309-permasalahan-pencarisuaka-dan-pengungsi)
Arifin, Ridwan. (2013, Juli 15). Bom waktu imigran gelap di Indonesia. Dipetik
November 20, 2013, dari kompasiana.com:
(http://hukum.kompasiana.com/2013/07/15/bom-waktu-imigran-gelap-di-indonesia577017.html)
Yulianingsih ( 2013, November 06). Kasus imigrann ilegal masuk perairan nasional.

Dipetik November 20, 2013, dari republika.co:
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-nasional/13/11/06/
mvuci6-10593-kasus-imigran-ilegal-masuk-perairan-indonesia)
international organization for migration. di akses pada tanggal 14 desember 2013 pada pukul
01.28 WIB: http://www.gugustugastrafficking.org/index.php?
option=com_content&view=article&id=160:international-organization-formigration&catid=66:badan-pbb&Itemid=95

Umum (Internet):
penegakan hukum terhadap imigran gelap yang keluar-masuk nkri. di akses pada tanggal 14
desember 2013 pada pukul 01.28 WIB:
http://marada08128.blogspot.com/2013/02/penegakan-hukum-terhadap-imigrangelap.html
permasalahan imigran gelap dan people smuggling dan usaha-usaha serta rekomendasi
kebijakan dalam menanggulanginya, Di akses pada tanggal 14 januari 2014 pukul
01.24 Wib: http://manshurzikri.wordpress.com/2011/01/05/permasalahan-imigrangelap-dan-people-smuggling-dan-usaha-usaha-serta-rekomendasi-kebijakan-dalammenanggulanginya/.
Imigran gelap dan peran negara. dipetik November 20, 2013, dari herususetyo.com:
http://herususetyo.com/2012/03/25/imigran-gelap-dan-peran-negara/