Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan lahir
bersamaan dengan keterbatasan sebagian manusia dalam mencukupi kebutuhannya.
Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan
dunia dapat dipastikan adanya golongan konglomerat dan golongan melarat. Dimana
golongan yang konglomerat selalu bisa memenuhi kebutuhannya, sedangkan golongan yang
melarat hidup dalam keterbatasan materi yang membuatnya semakin terpuruk.
Pada sebagian besar pendapat manusia mengenai kemiskinan pada intinya mereka
berpendapat bahwa kemiskinan menggambarkan sisi negatif, yaitu pengamen yang membuat
tidak nyaman pengguna jalan raya, pengemis, gubuk kumuh dibawah jembatan layang yang
nampak tidak indah, mencemari sungai karena membuang sampah sembarangan,
penjambretan, penodongan, pencurian,dll. Dengan demikian, kemiskinan sangat identik
dengan kotor, kumuh, malas, sulit diatur, tidak disiplin, sumber penyakit, kekacauan bahkan
kejahatan.Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap negara berkembang, wacana
kemiskinan dan pemberantasanya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah
pemimpin negara. Peran serta pekerja sosial dalam menagani permasalahan kemiskinan
sangat diperlukan, terlebih dalam memberikan masukan (input) dan melakukan perencanaan

strategis tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
Kemiskinan identik dengan suatu penyakit. Oleh karena itu,langkah pertama
penanggulangan masalah kemiskinan adalah memahami kemiskinan sebagai suatu masalah.

Universitas Sumatera Utara

Untuk memahami masalah kemiskinan, kita perlu memandang kemiskinan dari dua aspek,
yakni kemiskinan sebagai suatu kondisi dan kemiskinan sebagai suatu proses.
Sebagai suatu kondisi, kemiskinan suatu fakta dimana seseorang atau sekelompok
orang hidup dibawah atau lebih rendah dari kondisi hidup layak sebagai manusia disebabkan
ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sementara sebagai suatu proses,
kemiskinan merupakan proses menurunnya daya dukung terhadap hidup seseorang atau
sekelompok orang sehingga pada gilirannya ia atau kelompok tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dan tidak pula mampu mencapai taraf kehidupan yang dianggap layak
sesuai dengan harkat dan matabatnya sebagai manusia.
Secara umum istilah miskin atau kemiskinan dapat dengan mudah kita artikan sebagai
suatu kondisi yang kurang atau minim. Dalam hal ini konsep kurang maupun minim dilihat
secara komparatif antara kondisi nyata kehidupan pribadi atau sekelompok orang di satu
pihak dengan kebutuhan pribadi atau sekelompok orang di lain pihak. Pengertian minim
disini bersifat relatif, dapat berbeda dengan rentang waktu yang berbeda. Dapat pula berbeda

dengan lingkungan yang berbeda.
Suatu kondisi yang ada saat ini mungkin tergolong minim atau kurang, namun dimasa
lampau kondisi yang sama tidak tergolong minim atau kurang. Kondisi yang ada dapat
dikategorikan sebagai minim atau kurang untuk ukuran lingkungan tertentu. Namun kondisi
yang sama justru dapat dikategorikan cukup untuk ukuran lingkungan yang berbeda.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per September 2014 jumlah penduduk miskin di Sumut
mencapai angka 1,36 juta orang atau hampir 10% dari total jumlah penduduk. "Angka itu
naik dibanding kondisi Maret 2014 yang berada pada angka 1,29 juta orang. Dengan
tingginya angka kemiskinan tersebut, bisa dipastikan usaha pemerintah untuk menekan angka
kemiskinan masih jauh dari harapan. Pasalnya, sejak 2009 silam angka kemiskinan di Sumut

Universitas Sumatera Utara

selalu berada pada kisaran 1,3 juta hingga 1,49 juta orang. Bahkan, dalam satu dekade
terakhir, angka kemiskinan hanya turun tidak lebih dari 500 ribu orang. Berdasarkan data
yang sama, jumlah penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan sedikit lebih besar
dibanding yang di daerah perkotaan. Di pedesaan, jumlah penduduk miskin mencapai 0,69
juta, sedangkan di perkotaan sekira 0,67 juta orang. Adapun faktor penyebab melonjaknya
jumlah penduduk miskin tersebut karena angka inflasi sepanjang Maret hingga September

2014 mencapai 2,83%, naik dibanding periode September 2013 hingga Maret 2014 yang
berada pada level 1,48%. Selain itu, jumlah pengangguran di Sumut juga cukup tinggi yakni
sebesar 6,23% dari total jumlah penduduk. Padahal sebelumnya jumlah pengganguran yang
ada

hanya

berada

di

kisaran

angka

5,95%.

(http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2015/01/06/138970/penduduk-miskin-disumut-tambah-jadi-136-juta/ diakses pada tanggal 12 Desember 2015 pukul 08.00 WIB).
Masalah ekonomi sangat rentan dialami oleh mereka yang kehidupan rumah tangganya
dengan taraf ekonomi rendah dibanding mereka yang taraf ekonominya stabil atau berlebih.

Meskipun hal ini bukanlah satu-satunya masalah krusial dalam kehidupan rumah tangga
dengan taraf ekonomi yang rendah ataupun stabil, namun tak bisa dipungkiri ini juga yang
menjadi penyebab keretakan dan hancurnya kehidupan rumah tangga bila tak adanya saling
pengertian dan tak disikapi dengan bijaksana.
Masalah ekonomi didalam keluarga mungkin disebabkan tidak seimbangnya antara
pendapatan dan pengeluaran dalam soal keuangan. Misalnya, rumah tangga dengan
penghasilan dibawah atau standart upah minimum regional (UMR) yang merupakan
penghasilan minim dengan kebutuhan hidup yang mesti dipenuhi banyak sekali. Penyebabpenyebab lainnya; tidak memiliki rasa tanggung jawab, tidak kreatif, malas berusaha, mudah
putus asa dan mudah menyerah, menggantungkan kehidupan rumah tangganya pada orangtua
atau oranglain, memiliki prinsip hidup yang berbeda dan lain sebagainya. Rendahnya taraf

Universitas Sumatera Utara

ekonomi ini adalah permasalahan yang cukup serius didalam suatu keluarga. Sebab masalah
ekonomi mudah memicu perselisihan dan pertengkaran, bahkan bisa sampai terjadi tindak
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Masalah kesejahteraan masyarakat menjadi isu yang senantiasa aktual bagi segenap
pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan di setiap negara. Konsepsi kesejahteraan
sebagai tujuan akhir (telos) eksistensi suatu pemerintahan memang lebih merupakan sebuah
khayalan. Sebagai sesuatu yang utopis, kesejahteraan menyediakan sejumlah interpretasi,

bergantung pada persepsi yang digunakan. Menyimak isu yang kerap menyita perhatian
dalam bingkai sosial kultural, karena secara umum, kesejahteraan selalu dipahami dalam dua
konteks ini. Di Indonesia, pemerintah saat ini tengah mengimplementasikan sejumlah
kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan memberikan bantuan
finansial kepada masyarakat berekonomi lemah dalam tajuk Program Simpanan Keluarga
Sejahtera (PSKS).
Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) adalah salah satu dari sejumlah kebijakan
pro-rakyat ekonomi lemah, yang dilaksanakan dalam bentuk pemberian bantuan finansial
secara langsung kepada masyarakat senilai Rp.400.000 pada tahap pertama dan Rp
600.000,00 pada tahap kedua. Kebijakan ini dikeluarkan oleh Kementerian Sosial Republik
Indonesia pada akhir tahun 2014 yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
ekonomi lemah di seluruh Indonesia.
Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) dijalankan sebagai pelaksanaan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan
Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk
membangun keluarga produktif.
Khusus di Kota Medan sendiri Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) sudah ada
sejak bulan November 2014 terdaftar ada 71.804 Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang

Universitas Sumatera Utara


tersebar diseluruh Kecamatan yang ada di Kota Medan.Sedangkan untuk Kecamatan Medan
Perjuangan itu sendiri ada sekitar 1076 Rumah Tangga Sasaran yang mendapat bantuan
program tersebut.
Di kelurahan Sei Kera Hilir II sendiri penyaluran tahap pertama dilakukan dimana pada tahap
ini disalurkan kepada 100 Rumah Tangga Sasaran (RTS) bersamaan dengan Kelurahan
Pandau Hilir Kecamatan Medan Perjuangan, Alasannya kenapa Medan Perjuangan yang
disalurkan terlebih dahulu adalah karena daftar bukti pembayaran di wilayah tersebut sudah
selesai kata, Ketua Satgas PSKS Abdullah Ginting. Penyaluran dana yang merupakan
kompensasi terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi itu
membingungkan masyarakat, karena minimnya sosialisasi tentang Program Simpanan
Keluarga

Sejahtera

Tersebut.

(http://www.medanbisnisdaily.com/e-paper/2014-11-

19/files/assets/basic-html/page20.htm diakses pada tanggal 12 Desember 2015 pukul 09.15)


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disajikan penulis tertarik untuk meneliti “
Respon Masyarakat terhadap Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kelurahan
Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan ”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
adapun rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini yaitu : “Bagaimana respon
masyarakat terhadap pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di
Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan?”.

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat
terhadap pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kelurahan Sei Kera
Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka :

1. Secara akademis, memperkaya referensi dalam rangka pengembangan

model

pemberdayaan masyarakat khususnya mengenai program simpanan keluarga sejahtera.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pengembangan teori – teori
pemberdayaan masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti,
kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, dan teknik
pengumpulan data serta teknik analisis data.


Universitas Sumatera Utara

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis melakukan penelitian.
BAB V : ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisisnya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan
penelitian yang telah dilakukan.

Universitas Sumatera Utara