Kontribusi Anak Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

(1)

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN SKRIPSI MAHASISWA ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

KONTRIBUSI ANAK DALAM MEMBANTU PEREKONOMIAN KELUARGA DI KELURAHAN SEI KERA HILIR KECAMATAN MEDAN

PERJUANGAN OLEH :

YUDHA IQRAM SIREGAR 110902053

I. Informan Utama

Anak yang bekerja di Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan 1. Nomor Urut Responden :

2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Tempat/Tanggal Lahir :

5. Umur :

6. Pendidikan :

7. Agama :

8. Suku :

II. Daftar Pertanyaan 1. Apakah pekerjaan anda?

2. Apakah ada pekerjaan sampingan anda? 3. Sejak kapan anda sudah mulai bekerja?

4. Apa saja tugas yang anda kerjakan dalam melaksanakan pekerjaan anda? 5. Mengapa anda bekerja?

6. Berapa jumlah pendapatan rata-rata anda tiap bulan? 7. Berapa rata-rata jam kerja anda perhari?

8. Sejak anda bekerja, pernahkah anda meminta uang kepada orang tua anda? Jika ia untuk apa ?

9. Berapa rata-rata pengeluaran anda tiap bulan?

10.Apakah pendapatan anda tiap bulan berlebih, jika ia untuk apa lebihnya?

11.Apakah anda masih bersekolah? Jika ia bagaimana kamu membagi waktu antara sekolah dan bekerja?

12.Dari manakah sumber biaya pendidikan kamu? 13.Bagaimana hubungan mu dengan teman sebayamu?

14.Kapan waktunya kamu berkumpul dan bermain dengan teman sebayamu

I. INFORMAN TAMBAHAN

Orang tua anak yang bekerja

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : 3. Tempat/Tanggal Lahir :


(2)

4. Umur :

5. Agama :

6. Suku :

II. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apakah pekerjaan anda?

2. Apakah ada pekerjaan sampingan anda? 3. Berapa rata-rata pendapatan anda tiap bulan? 4. Berapa jumlah anggota keluarga?

5. Berapa jumlah anggota keluarga yang bersekolah? 6. Berapa jumlah pengeluaran anda tiap bulan?

7. Mengapa anak anda bekerja? Apakah anda memberikan izin anak anda bekerja 8. Apakah ada perubahan pendapatan sebelum anak bekerja dan sesudah anak

bekerja?

9. Sejak anak bekerja, apakah anak anda masih meminta uang kepada anda? 10.Apakah anak anda memberikan penghasilanya kepada anda? Jika ia berapa

setiap bulannya?


(3)

Dokumentasi Foto

Wawancara bersama Lismayaningsih wawancara bersama nabilla

Wawancara bersama informan Adit


(4)

Informan Utama Lismaya Ningsih sedang menjahit


(5)

Daftar pustaka

Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta

Depdikbud. 1995. Fungsi keluarga dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia daerah Kalimantan Selatan. Banjarmasin: Depdikbud

Ihromi, T.O. 1999. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Mardimin, Yohanes. 1996 . Kritis Proses Pembangunan Di Indonesia. Yogyakarta : Kanisius

Meleong, Lexy. 2007 . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Raja Karya

Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA). 1999. Kekerasan Terhadap Anak Dalam Wacana Dan Realita. Medan : Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA)

Salim, Peter. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Modern English Press

Soekanto, Soerjono. 2012 . Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers

Suparlan. 1983. Kamus Istilah Kesejahteraan Sosial. Jogjakarta : Pustaka

Suyanto, Bagong. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta : kencana Prenada Media Group

Suyanto, Bagong. 2000. Pekerja Anak , Masalah, Kebijakan dan Upaya Penangananya. Surabaya : Luftanshah Mediatama

Unicef. 1989. Konvensi Hak Anak. Unicef

Usman, Hardius, dan Nachrowi Djalal. 2004. Pekerja Anak Di Indonesia : Kondisi Determinan dan Ekploitasi (Kajian Kuantitatif) : Grasindo.


(6)

Sumber Lain:

UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial KEPPRES No. 36 tahun 1990 tentang hak hak anak

Sumber Online:

)

21 September 2015 pukul 15.00)

13.00)


(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan penilitian deskriptif yaitu merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variable penelitian itu berinteraksi satu sama laindan apa pula produk interaksi yang berlangsung (Siagian 2011:52)

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan perjuangan. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut adalah karenadaerah ini merupakan daerah padat pemukiman di Kota Medan dan masih ada anak-anak yang bekerja di jalan maupun di sektor informal demi membantu perekonomian keluarga yang mengakibatkan satu dari mereka putus sekolah.

3.3. Informan

Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan penelitian untuk memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Informan dalam penelitian ini terdapat tiga jenis yaitu informan kunci, informan utama dan informan tambahan.

1. Informan Utama

Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah anak yang bekerja. Adapun jumlah informan utama dalam penelitian ini yaitu 4 orang anak yang bekerja yang didapat menggunakan teknik penarikan informan yang mempertimbangkan kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan didalam penelitian ini. Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan informan ini adalah ukuran usia . dimana peneliti


(8)

menghusukan kepada anak yang bekerja berusia 14 – 16 tahun karena dianggap lebih memahami pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

2. Informan Tambahan

Informan tambahan yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam penelitian adalah orang tua anak yang bekerja

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, maka penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:

1.Studi Kepustakaan

Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan melalui penelitian kepustakaan. Data akan diolah dari berbagai sumber kepustakaan, antara lain buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, jurnal dan bahan tulisan lainnya yang erat kaitannya dengan subjek penelitian.

2.Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan subjek penelitian, yakni:

1) Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol kendalanya. Observasi dilakukan dengan melihat kegiatan apa saja yang dilakukan ketika anak bekerja, mendengarkan


(9)

cerita hidup si anak ketika dia bekerja serta mencatat apa saja fakta- fakta yang ada di lapangan ketika dia bekerja.

2) Wawancara, yaitu mengumpulkan data dan menganalisa masalah yang ada dan diperlukan dalam penelitian ini. Jenis wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terpimpin dimana Tanya jawab dilakukan terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan. Dalam hal ini mula mula pewawancara menanyakan sederetan pertanyaan yang sudah terstruktur , kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan keterangan yang lebih lengkap dan mendalam. Cara pelaksanaanya bebas terpimpin, dimana pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal yang ditanyakan.

3) Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data-data yang dikumpulkan melalui pengambilan gambar pada saat observasi.

3.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan peneliti. Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Kualitas hasil penelitian dari tipe penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari informan dan informasi-informasi yang didapat oleh peneliti (Meleong, 2007:247).


(10)

Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut. Data tersebut disajikan dalam bentuk deskriptif tentang peristiwa atau pengalaman penting dari kehidupan atau beberapa bagian pokok dari kehidupan seseorang dengan kata-kata sendiri guna mendalami masalah tentang Kontribusi Anak Dalam Membantu Perekonomian Keluarga Di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.

Gambaran Umum

4.1.1. Kota Medan

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan yang terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka,

2. Sebelah Selatan, Timur dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2, yang terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan dengan jumlah penduduk Kota Medan tahun 2014 berdasarkan data dari Kantor


(11)

Badan Pusat Statistik Kota Medan adalah 2.132.061 jiwa dengan jumlah Rumah Tangga (Kepala Keluarga) sebanyak 472.202 Kepala Keluarga.

4.2. Kecamatan Medan Perjuangan

Kecamatan Medan Perjuangan dengan batas-batas sebagai berikut Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Medan Timur Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Medan Tembung Sebelah Selatan berbatasan dengan Kec. Medan Area dan Kota Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Medan Tembung dan Medan Kota. Kecamatan Medan Perjuangan dengan luas wilayahnya 4,36 km2 Kecamatan Medan Perjuangan adalah salah satu daerah padat pemukiman di Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah 93.328 Jiwa

1. Potensi Wilayah Kecamatan Medan Perjuangan A. Data Umum

Tabel 4.1

Data Umum Kecamatan Medan Perjuangan

No Data Umum Keterangan

1 Luas 4,36 km2

2 Jumlah Kelurahan 7 Kelurahan

3 Jumlah Penduduk 93.328 Jiwa


(12)

B.Pelayanan Umum

Tabel 4.2

Pelayanan Umum di Kecamatan Medan Perjuangan

No Jenis Pelayanan Keterangan

1 Air Bersih 19.727 Pelanggan

2 Listrik 24.522Pelaanggan

3 Telepon -

4 Gas -

5 Lapangan Olah Raga 6 Persil

6 Rumah Ibadah 116 Unit

7 Rumah Sakit -


(13)

C.Pendidikan

Tabel 4.3

Pendidikan di Kecamatan Medan Perjuangan

No Jenis Pendidikan Keterangan

1 SD/Sederajat 34 Buah

2 SLTP/Sederajat 16 Buah

3 SMU/Sederajat 18 Buah

4 Akademi -

5 Universitas -

D.Perdagangan

Tabel 4.4

Perdagangan di Kecamatan Medan Perjuangan

No Jenis Perdagangan Keterangan

1 Pasar Tradisional 4 Buah

2 Plaza/Mall 1 Buah

3 Pasar Grosir 21 Buah


(14)

4.3 Kelurahan Sei Kera Hilir II

Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan merupakan salah satu dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan (Kelurahan Sei Kera Hilir I, Tegal Rejo, Sidorame Barat I Sidorame Barat II, Sidorame Timur, Sei Kera Hulu, Pahlawan dan Pandau Hilir. Luas areanya lebih kurang 3,50 Km2 dan terbagi dalam 24 lingkungan dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sei Pandau Hulu Kecamatan Medan Perjuangan.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sei Kera Hilir I I Kecamatan Medan Perjuangan.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Keluraha Sidorame Barat Kecamatan Medan Perjuangan.

4.3. 1. Jumlah Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II

Jumlah penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II berdasarkan Data Monografi Kelurahan Sei Kera Hilir II Tahun 2014 adalah sebanyak 10986 jiwa yang terdiri dari tabel sebagai berikut


(15)

Tabel 4.6.

Jumlah Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II

No Jenis Kelamin Jiwa

1 Laki-Laki 5391

2 Perempuan 5595

Sumber: Data Demografi Kelurahan Hilir II 2014

4.3.2. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Sei Kera Hilir II sangat beragam, didominasi oleh Pegawai Swasta dan di ikuti oleh Buruh Bangunan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pedagang ,pensiunan dan Pengusaha adapun profesi-profesi lainnya di Kelurahan Sei Kera Hilir II antara lain adalah Pengrajin, Buruh pensiunan dan jasa. Berdasarkan data Monografi kelurahan Sei Kera Hilir 2014 berikut data dalam tabel jenis pekerjaan di Kelurahan Sei Kera Hilir II


(16)

Pekerjaan Jumlah

Pegawai Negeri Sipil 335 orang

ABRI 98 orang

Pegawai Swasta 1632 orang

Pertukangan 325 orang

Pensiunan 163 orang

Jasa 196 orang

Wiraswasta 736 orang

4.3.3. Potensi Wilayah

Tabel 4.7

Potensi Wilayah Di Kelurahan Sei Kera Hilir II

No. Potensi Wilayah Unit

1. Rumah Sakit Umum (Swasta) 1

2. Puskesmas 1

3. Praktek Dokter 16


(17)

5. Sekolah Dasar (SD) 15

6. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 5

7. Sekolah Menengah Atas (SMA) 1

8. Perguruan Tinggi 0

9. Masjid/Musholla 21

10. Gereja 11

11. Perkantoran 20

12. Hotel 0

13. Balai pertemuan 0

14. Pasar Umum 3

15. Swalayan 10

16. Warnet 10

17. Rumah Tempat Tinggal 3.178

18. Bank 5

19. Perusahaan 10

20. Bioskop Mini 0


(18)

Kehidupan antar umat beragama di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan, mayoritas penganut agama terbanyak adalah Islam, kemudian disusul dengan agama Protestan, Katolik dan Buddha.Etnis di Kelurahan Tanjung Rejo juga terdapat banyak etnis/suku yang mewarnai kehidupan antar etnis diantaranya adalah, Jawa, Mandailing, Aceh, Karo, Minang, Melayu, Dairi dan Nias.

4.3.5. Keluarga Miskin

Menurut data dari Badan Pusat Statistik jumlah keluarga miskin di Kelurahan Sei Kera Hilir II ada 292 KK . Rata – Rata penduduk miskin di Kelurahan Sei Kera Hilir II memeiliki pekerjaan yang tidak menetap. Keluarga miskin di Kelurahan Sei Kera Hilir II bekerja di sektor swasta seperti pertukangan dan buruh.


(19)

BAB V

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan yaitu melakukan teknik wawancara yang mendalam dan observasi pasrtisipatif dengan informan, peneliti berhasil mengumpulkan data informasi mengenai “kontribusi anak dalam membantu perekonomian keluarga di Kelurahan Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan.

”Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

1. Melakukan diskusi terbuka dengan responden khususnya para anak yang bekerja dalam proses penentuan informan dan mengetaui latar belakang keluarga anak yang bekerja. Hal ini diawali dengan melakukan wawancara dengan para Informan utama untuk menggali informasi tentang motif mereka bekerja dan untuk mengetahui kontribusi mereka dalam kehidupan perekonomian keluarganya

2. Mewawancarai dan mengumpulkan data dari keluarga anak jalanan dalam hal ini informan tambahan. Pengumpulan data berupa Case Record yang meliputi biodata , latar belakang keluarga dan menggali informasi lainya untuk mengetahui kontribusi anak dalam membantu perekonomian keluarga

3. Melakukan pengamatan dan observasi di lingkungan tempat tinggal responden. Dalam hal ini , peneliti membuat catatan di lapangan untuk mengetahui informasi mengenai dukungan maupun kontribusi anak untuk membantu perekonomian keluarga.

Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang dengan komposisi 4 orang informan utama dan 4 orang informan tambahan. Peniliti mengenal informan


(20)

dikarenakan rumah peneliti dan informan berdekatan. Informan tambahan berperan sebagai penghubung antara peneliti dengan informan utama dan informan utama sebagai sumber informasi. Pada informan utama dilakukan dilakukan wawancara secara mendalam untuk memperoleh data mengenai kontribusi mereka dalam membantu perekonomian keluarga.

Infroman tambahan dalam penelitian ini adalah orangtua anak anak yang bekerja. Informan utama dalam penelitian ini ada 4 orang anak yang bekerja. Informan utama dalam penelitian ini adalah Nabilla Putri Lubis, Lismaya Ningsih, Fahmi Reza Pratama dan Muhammad Fadhlan Aditya

5.1. Hasil Temuan 5.1.1. Informan Utama

A. Informan I

Nama : Lismaya ningsih

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 24 November 2000

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Suku : Gayo

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Aren no.8

Jumlah anggota Keluarga : 3

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-3


(21)

Lismayaningsih, anak bungsu dari 3 bersaudara ini biasanya dipanggil Ningsih. Ningsih yang sekarang duduk di kelas 1 SMA bekerja sejak dia duduk di bangku SMP dan ketika itu dia masih berumur 14 tahun. Ayah Ningsih bekerja sebagai Kuli bangunan dengan penghasilan yang tidak tetap sedang ibu ningsih merupakan Pembantu Rumah Tangga. Keadaan tersebut memaksa Ningsih untuk bekerja dikarenakan penghasilan orang tua yang pas-pasan. Ningsih bekerja sebagai penjahit payet di salah satu rumah jahit yang tidak begitu jauh dari rumah ningsih. Sebelum ningsih menjadi penjahit payet dia diajarkan cara menjahit payet terlebih dahulu oleh pemilik rumah jahit tersebut. Dia merupakan penjahit paling muda di rumah jahit tersebut.

Pekerjaan ningsih lumayan berat dikarenakan lamanya waktu yang dihabiskan ningsih bekerja. Ningsih bekerja dimulai pukul 13.30 sepulang dia sekolah dan selesai pukul 20.00 . Setiap harinya ningsih harus bisa menyelesaikan 1 baju dan membutuhkan waktu seharian. Ningsih bekerja dari hari Senin-Sabtu. Namun pada hari sabtu Ningsih diperbolehkan pulang pukul 17.00

Dilihat dari penghasilan, Ningsih memperoleh penghasilan sebanyak Rp. 40.000,00/baju. Biasanya ningsih bisa menyelesaikan 1 baju dalam 1 hari terkecuali hari Sabtu dikarenakan Ningsih pulang lebih awal. Dalam 1 bulan ningsih mengaku dapat memperoleh penghasilan Rp 800.000,00 – Rp 1.000.000 tergantung berapa baju yang diselesaikanya tiap bulan dan biasanya mendapatkan uang bonus dari bossnya Ningsih. Dalam wawancara dia mengatakan bahwa

Penghasilan yang didapat ningsih dari bekerja dia gunakan untuk kebutuhan sekolahnya. Setiap bulannya ningsih membayar uang sekolah sebesar Rp 100.000/ bulan. Selain itu untuk dipergunakan untuk jajan disekolah , karena orang tua ningsih tidak pernah


(22)

memberikan dia jajan sekolah lagi. Untuk jajan di sekolah ningsih biasanya menghabiskan Rp 10.000/hari. Ketika ditanya dipergunakan untuk apa lagi uangnya, ningsih mengatakan :

“ Aku kasih ke mamak bang, jumlah nya ga tentu, kadang Rp 200.000/bulan kadang Rp 300.000 , tergantung berapa gajiku bang, selain itu aku juga sering meneraktir keluarga dengan membelikan mereka makanan, biasanya kalau aku dapat bonus gajian”.

Ketika peneliti mengatakan dipergunakan untuk apa saja uang pemberianya tersbut , maka ningsih mengatakan

“ biasanya untuk beli beras 1 goni bang , jadi gajiku untuk menyumbang beli beras buat makan kami 1 bulan .”

Dari informasi yang peneliti dapat dari informan pertama , maka sedikit banyaknya informan utama ini berkontribusi dalam membantu perekonomian keluarganya. Hal itu dapa dilihat dari kontribusinya berupa uang yang dipergunakan sendiri untuk biaya pendidikan dan memberikan sejumlah uang kepada orang tuanya yang kemudian dipergunakan untuk membeli bahan makanan pokok.

B. Informan II

Nama : Nabillah Putri Lubis

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 21 Mei 2000

Pendidikan terakhir : kelas 1 SMA ( Masih Bersekolah )

Agama : Islam


(23)

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.7

Jumlah anggota Keluarga : 3

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-1

Nabillah Putri Lubis, 15 Tahun , mengenakan jilbab dari keluarga sederhana. Ia anak paling besar dari 3 bersaudara dari keluarga bapak Fakhrurozy Lubis. Ayah nabilla bekerja sebagai penjaga Kamar mandi di pusat perbelanjaan sedangkan ibu nabillah bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Untuk meringankan beban keluarga, Nabillah bekerja di Sekolah Swasta Taman Harapan sebagai petugas kebersihan. Nabillah bekerja di sekolah yang berbeda dengan tempat dia bersekolah.

Pertama kalinya Nabillah kerja waktu dia masih duduk di kelas 3 SMP. Dia mengaku senang dan menikmati pekerjaanya walaupun hanya sebagai petugas kebersihan. Dalam wawancara dia mengatakan :

“ Saya senang sekali bang bisa dapat tawaran kerja waktu saya masih kelas 3 SMP, selain itu sekolahnya dekat dengan rumah saya jadi saya tidak perlu – repot naik angkot kalau mau bekerja.

Pekerjaan utama Nabillah disini tidak terlalu berat, dia mulai bekerja pukul 13.30 setelah dia pulang sekolah sampai pukul 17.00 sore. Pekerjaan nabillah yaitu menyapu halaman, menyapu kantor guru , mencuci piring dan gelas bekas guru serta menunggu murid-murid yang bersekolah pada siang hari pulang meninggalkan sekolah setelah itu nabillah yang menutup pagar halaman sekolah.

Selain bekerja, nabillah tidak lupa mengerjakan pekerjaan rumahnya seperti membersihkan rumah dan mencuci piring. Tugas-tugas sekolah juga nabillah kerjakan dirumah seusai dia pulang bekerja.


(24)

Jika dilihat dari penghasilan, penghasilan nabillah perbulannya yaitu Rp 300.000,00/bulan. Nabillah mengaku penghasilannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Penghasilan yang nabillah dapatkan dipergunakanya untuk membayar uang sekkolah tiap bulan yaitu Rp 75.000,00/bulan. Setiap bulannya nabillah mengaku memberikan ibunya Rp 50.000,00/bulan kepada orang tuanya dan sisanya Rp 175.000 merupakan uang saku sekolah nabillah selama 1 bulan. Dalam wawancara nabillah mengatakan :

“ memang uang Rp 50.000 ga banyak bang sebentar abis namun cuman itu lah yang bisa kukasih sama mamak, biasanya paling buat masak makanan kami “.

Dari informasi yang peneliti dapat dari informan kedua , maka bisa diketahui motif informan kedua bekerja untuk meringankan beban keluarga dengan membayar biaya pendidikan sendiri dan tidak meminta uang lagi kepada orang tua, lalu sedikit banyaknya informan ke-2 ini berkontribusi dalam membantu perkeonomian keluarganya dengan memberikan sejumlah uang kepada keluarganya walau dengan jumlah yang tidak banyak.

C. Informan III

Nama : Muhammad Fadhlan Aditya Siregar

Jenis kelamin : Laki - Laki

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 2 September 1999

Pendidikan terakhir : Kelas 2 SMA ( masih bersekolah )

Agama : Islam

Suku : Mandailing


(25)

Jumlah anggota Keluarga : 3

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-1

Muhammad Fadhlan Aditya, disapa Adit merupakan anak paling besar dari 3 bersaudara. Adit bekerja sejak dia duduk di kelas 3 SMP sewaktu usianya masih 14 Tahun. Ayah adit bekerja sebagai kuli bangunan yang tidak menetap dan ibunya mempunyai warung kecil-kecilan. Dengan penghasilan orang tua yang pas-pasan memaksa adit untuk bekerja. Dia bekerja sebagai pelayan di Amaliun Foodcourt Medan. Adit sekarang duduk di kelas 2 SMAN 3 Medan. Biaya pendidikan yang tinggi di sekolahnya menuntut adit untuk bekerja. Dalam wawancara adit mengatakan .

“ Aku belajar di sekolah yang lumayan favorite bang, jadi untuk biaya sehari hari di sekolah ini banyak kali, apalagi banyak anak orang kaya disini bang, jadi ngarapin uang dari orang tua aja ga bisa lah”.

Pekerjaan adit lumayan berat karena tidak ada istirahat siang baginya seperti anak anak seusianya. Sepulang sekolah adit langsung bergegas menuju cafe tempat dia bekerja. Setiap hari adit membawa baju kerjanya ke sekolah dan setiba di tempat kerja adit langsung mengganti baju kerjanya. Adit bekerja mulai dari pukul 15.00-23.00

Penghasilan yang diperoleh adit tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan tugas dan lamanya dia bekerja. Upah adit yaitu Rp 35.000,00/hari satu bulan bisa mengumpulkan Rp 800.000,00 – Rp 850.000,00 tergantung berapa hari adit kerja dalam sebulan. Uang yang didapat adit untuk membiayai sekolahnya dan membantu orang tuanya.

Setiap bulan adit membayar uang sekolah Rp 150.000 yang dia bayar sendiri dari hasil kerjanya. Adit juga harus membayar uang buku dari sekolah sebesar Rp 950.000 dan biasanya dia cicil Rp 200.000/ bulan selama 1 semester. Setelah itu adit memberikan uang


(26)

gajinya kepada ibunya Rp 250.000/bulan untuk membantu keluarga. Sisanya digunakan adit untuk keperluan pribadinya.

Ketika ditanya dipergunakan untuk apa uang yang diberikan kepada orang tua nya adit mengatakan

“ kadang untuk bayar listrik bang, kadang untuk bayar sewa rumah kami perbulan , sewa rumah kami 200.000/ bulan “.

Dari informasi yang peneliti dapat dari Informan ke- 3, maaka sedikit banyaknya informan ke-3 berkontribusi dalam membantu kehidupan sosial ekonomi keluarganya. Hal itu dapat dilihat dari kontribusinya berupa sejumlah uang yang dipergunakan sendiri untuk biaya pendidikan dan memberikan sejumlah uang kepada orang tuanya yang kemudian dipergunakan untuk membayar sewa rumahnya atau membayar uang listrik perbulannya.

D. Informan IV

Nama : Fahmi Reza Pratama Hasibuan

Jenis kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 13 Mei 2002

Pendidikan terakhirn : kelas 1 SMP ( tidak bersekolah lagi )

Agama : Islam

Suku : Mandailing

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.66


(27)

Kedudukan dalam Keluarga : anak ke-1

Tidak seperti teman-teman lainnya yang bersekolah sambil bekerja reza memutuskan untuk tidak bersekolah lagi dan lebih memelih untuk bekerja. Reza berhenti sekolah sejak dia kelas 1 smp , pada saat itu dia berumur 11 tahun dan sekarang reza sudah berumur 14 tahun. Reza memilih berhenti sekolah karena orang tuanya berat membayar biaya pendidikanya. Selain itu reza mengaku dia bukan anak yang pintar dan sulit menerima pelajaran di sekolah.

Menurut reza dialah yang memutuskan untuk berhenti sekolah, dia lebih suka bekerja karena mendapatkan uang. Ayah reza bekerja sebagai sopir angkot dan ibu reza hanya Ibu rumah tangga. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan juga memaksa reza untuk bekerja dan berhenti dari sekolahnya. Reza bekerja sebagai pengutip parkir dan membantu mobil menyebrang di persimpangan. Reza bekerja sebagai penyebrang jalan biasanya dimulai dari pagi hari ketika orang sibuk mulai beraktivitas dan sore hari ketika orang pulang dari aktivitasnya. Menjadi pengutip parkir reza lakukan di siang hari yang biasanya dia mangkal di dekat rumahnya.

Penghasilan reza perhari cukup lumayan menurut dia. Reza mendapatkan Rp 35.000,00 – Rp 50.000,00 per hari. Penghasilan yang di dapat separohnya dia kasih sama ibunya untuk membeli kebutuhan sehari hari. Dalam wawancara Reza mengungkapkan

“aku kan sudah tidak sekolah lagi bang, jadi hasil kerjaku hampir semualah kukasih sama mamak, biasanya digunakan untuk semua keperluan bang seperti membayar listrik, air , sewa rumah dan membeli keperluan sehari-hari. Aku hanya memberikan uang saja mamak lah yang ngatur semuanya “

Dari keterangan yang peneliti uraikan, maka dapat diketahui informan ke-4 ini berkontribusi dalam pemenuhan kehidupan sosial ekonomi keluarga. Hal itu bisa dilihat dari


(28)

kontribusinya memberikan sejumlah uang kepada ibunyaa untuk kemudian dipergunakan dalam memenuhi pangan keluarga tersebut, kebutuhan pembayaran listrik setiap bulan dan pembayaran sewa rumah.

5.1.2. Informan Tambahan A. Informan Tambahan I

Nama : Agustina

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 47 Tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Aren no.8

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 5

Kedudukan dalam keluarga : Ibu Lismayaningsih

Informan tambahan pertama dalam penelitian ini adalah ibu agustina selaku ibu dari Lismayaningsih. Ibu agustina memiliki 3 orang anak yaitu 2 laki-laki dan 1 perempuan yaitu Ningsih. Kedua putra ibu agustina sudah merantau dan tidak lagi tinggal bersama mereka. Menurut keterangan ibu agustina anaknya sudah lama merantau ke Malaysia dan jarang sekali ada kabar.


(29)

Ibu agustina bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga yang berpenghasilan Rp 800.000/ bulan. Kebetulan pada saat itu ayah ningsih sedang bekerja , jadi responden hanya bisa bertemu dan memintai keterangan pada ibunya saja. Ayah ningsih bekerja sebagai kuli bangunan yang tidak tetap, biasanya belum tentu dalam 1 bulan ada pekerjaan. Penghasilan ayah ningsih tidak tetap selain bekerja sebagai kuli ayah ningsih juga bekerja di panglong kayu membantu menggergaji dan memaku kayu untuk dijadikan kosen pintu. Penghasilan yang didapat ayah ningsih biasanya Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 tergantung pekerjaannya.

Untuk kebutuhan sehari hari saja bisa menghabiskan Rp 50.000/ hari. Itu hanya untuk membeli kebutuhan seperti membeli beras,peralatan mandi dan makanan sehari-hari. Jika dihitung untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Ningsih menghabiskan Rp 1.500.000/bulan dan itu belum termasuk kebutuhan lainnya seperti membayar listrik dan sewa rumah.

Menurut ibu agustina penghasilan yang didapat Suaminya tidak bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena penghasilan yang didapat suaminya sangat Pas-pasan memaksa bu Agustina dan putrinya Ningsih turut bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Dalam wawancara ibu agustina mengatakan :

“ penghasilan ayahnya saja pas-pasan dan tidak tetap dek, mau ga mau saya sama Ningsih harus bekerja, alhamdulilah setelah ningsih bekerja sebagai penjahit payet dia sudah tidak meminta uang sekolahnya lagi sama kami dan dia udah bisa nyumbang uang gajinya untuk keluarga, jadi terbantu lah kami setelah ningsih bekerja.”

Ningsih bekerja erat kaitanya dengan kondisi kemiskinan dan ketidakmampuan keluarga ningsih yang sulit untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Kondisi tersebutlah yang memaksa Ningsih untuk bekerja sepulang sekolah tanpa mengenal lelah demi memberikan kontribusi berupa sejumlah uang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.


(30)

B. Informan tambahan II

Nama : Fakhrurozy Lubis

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 36 Tahun

Agama : Islam

Suku : Mandailing

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah No.7

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 5

Kedudukan dalam keluarga : Ayah dari Nabillah Putri Lubis

Keinginan untuk bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah adalah kemauan Nabillah sendiri, berawal dari tawaran seorang satpam penjaga sekolah yang dekat dari rumah nabillah menawarkan kepadanya, dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya maka nabillah menerima tawaran pekerjaan tersebut.

Bapak Fakhrurrozy merupakan seorang penjaga toilet dengan penghasilan yang sangat pas-pasan. Dan ibu nabillah bekerja sebagai pembantu di semua rumah makan. Penghasilan ayah nabillah hanya Rp 1.500.000/bulan dan ibu nabillah Rp 500.000/bulan. Dikarenakan ibu nabillag bekerja di sebuah rumah makan jadi setelah selesai membantu memasak ibu nya mendapatkan lauk pauk gratis dan itu untuk makanan keluarga mereka sehari-hari.


(31)

Ayah nabillah memilik 3 orang anak dan ketiganya bersekolah. Nabillah duduk di bangku SMA kelas 1 sedangkan kedua adiknya duduk di bangku sekolah dasar. Kedua adik nabillah yang masih bersekolah masih menjadi tanggungan ayah nabillah baik uang jajanya di sekolah maupun biaya pendidikan di sekolah. Dalam wawancara bapak nabillah mengatakan:

“syukurlah kedua adik nabillah bersekolah di SD Negeri jadi uang sekolah gratis , saya hanya menyediakan uang buku saja, untuk buku pelajaran dipinjam dari pihak sekolah, hanya membayar buku LKS, paling hanya Rp 100.000/ tahun. Kalau nabillah sudah bekerja jadi biaya pendidikanya tidak saya lagi yang bayar melainkan dia, lumayan merasa terbantu saya jadinya.”

Menurut ayahnya dengan gaji ayah dan ibunya yang pas-pasan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti membayar sewa rumah, uang listrik dan kebutuhan makanan. Setelah nabillah bekerja mereka merasa terbantu nabillah tidak membebani kedua orang tuanya. Dalam wawancara dia mengatakan :

“setelah nabillah bekerja saya sedikit terbantu karena dia sudah tidak menyusahkan saya lagi, sudah tidak pernah meminta uang sama kami lagi , malah kadang dia kasih Rp 50.000/bulan, walau sedikit ya bagi kami yang susah ini sangat berharga.”

Sedikitnya banyaknya nabillah berkontribusi dalam membantu perekonomian keluarganya dengan memberikan sejumlah uang kepada ibunya. Pendapatan yang didapat nabillah digunakan untuk membiayai pendidikannya dan kebutuhanya sendiri tanpa harus membebani orang tua lagi.

C. Informan tambahan III

Nama : Muhammad Ikhsan Siregar


(32)

Usia : 53 Tahun

Agama : Islam

Suku : Mandailing

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG jamik no.66

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 5

Kedudukan dalam keluarga : ayah dari M. Fadhlan Aditya

Informan tambahan ketiga dalam penelitian ini adalah bapak M.ikhsan Siregar selaku ayah dari Adit. Pekerjaan bapak Ikhsan yaitu sebagai kuli bangunan dan istrinya berjualan warung kecil-kecilan. Penghasilan yang didapat bapak ikhsan tidak tetap perbulanya tergantung adanya proyek atau tidak. Jika ada proyek bapak ikhsan mendapatkan penghasilan Rp 80.000/hari dan itu belum tentu setiap bulannya ada proyek pembangunan. Jika tidak ada pekerjaan hanya warung dari usaha istrinya lah yang diharapkan untuk menghidupin keluarga.

Bapak Ikhsan memiliki tiga orang anak, yang satu duduk di bangku SMP dan yang satunya lagi SD kelas 6. Bapak ikhsan mengaku sangat berat membayar biaya pendidikan ketiga puteranya sekaligus. Dalam wawancara dia mengatakan :

“berat lah dek harus mencari uang kesana kemari kalau ga ada proyek buat sekolah mereka, apalagi yang SMP, uang bukunya bisa sampai Rp 700.000/tahun, kalau yang SD semua gratis paling bayar LKS saja, untunglah si adit udah kerja , kalau belum makin pusing saya membayar biaya pendidikan si adit apalagi dia di SMA favorite jebol , banyak kali


(33)

pngeluaranya, uang buku aja sampe 1 jutaan, saya bersyukur adit bisa membayar kebutuhan sekolahnya sendiri”.

Setiap bulannyabapak Ikhsan harus mempersiapkan uang untuk membayar listrik dan sewa rumah. Hal ini terasa sangat berat menurut bapak Ikhsan dikarenakan gajinya yang pas-pasan. Setelah adit bekerja bapak Ikhsan bersyukur karena adit turut berkontribusi dalam membantu keluarga. Setiap adit gajian dia mengatakan adit selalu memberikan orang tuanya uang Rp 200.000 – Rp 300.0000 per bulanya. Dalam wawancara bapak Ikhsan mengatakan

“ setiap dia gajian dia selalu menyisihkan uang gajinya untuk keluarga, saya sangat bersyukur dia sudah tidak membebani saya ditambah lagi dia ikut menyumbang untuk kebutuhan di keluarga ini, biasanya uang yang dikasihnya kami pergunakan untuk membayar sewa rumah atau membayar uang listrik”

Dilihat dari kondisi tersebut , Adit sedikit banyaknya berkontribusi dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarganya berupa pemberian sejumlah uang kepada orang tuanya. Pendapatan yang di koordinasikan antara pendapatan anak , ibu dan ayah ini sedikitnya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi dalam kebutuhanya, meskipun bisa dibilang jauh dari kata cukup

D. Informan Tambahan IV

Nama : Zahri Iskandar Hasibuan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Usia : 45 tahun

Agama : Islam


(34)

Alamat : Jalan Prof HM Yamin SH GG Lurah no.66

Pendidikan Terakhir : SMA

Jumlah anggota Keluarga : 4

Kedudukan dalam keluarga : Ayah dari Fahmi Reza Pratama

Keinginan untuk bekerja dijalanan adalah inisiatif dari Reza sendiri, berawal dari melihat teman yang sangat mudah mencari uang dijalanan, dan kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhannya maka Reza berhenti dari sekolah SMP yang dijalaninya belum genap satu tahun.

Bapak Iskandar selaku orang tua dari reza , setelah mengetahui anaknya putus sekolah pada awalnya marah, namun mengingat Reza juga bukan anak yang pintar dan malas untuk bersekolah ditambah lagi dia berusaha meyakinkan dengan memberi sejumlah uang untuk membantu perekonomian keluarga, maka keluarga tersebut merasa terbantu.

Berikut adalah kutipan wawancara dengan bapak Iskandar :

“ Saya bekerja sebagai sopir angkot, jadi penghasilan ga tentu kalau banyak sewa ada kadang pun ga ada sewa, istri saya pun tidak bekerja , jadi reza lah yang membantu memberikan uang sama kami, lumayan kami bisa manfaatkan membeli beras, bayar listrik kadang bayar sewa rumah”

Sedikit banyaknya Reza berkontribusi dalam pemenuhan sosial ekonomi keluarganya. Kontribusinya dapat dilihat dari sejumlah uang yang diberikan kepada orang tuanya yang kemudian dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari


(35)

Keluraha Sei Kera Hilir Kecamatan Medan Perjuangan salah satu daerah padat pemukiman di Kota Medan. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Perjuangan ini banyak terdapat industri-industri kecil. Masih banyak masalah-masalah kemiskinan yang terjadi di kelurahan ini. Kondisi kemiskinan dan pekerjaan orang tua dengan pendapatan yang rendah memaksa anak untuk bekerja membantu orang tua dan merupakan kewajiban dan tanggung jawab anak bila ingin tetap hidup.

Keadaan ekonomi orang tua walaupun sudah bekerja keras belum mampu untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya sehari-hari. Keadaan inilah yang memaksa anak-anak untuk memberikan kontribusi kepada orang tua berupa uang hasil dari anak bekerja. Hanya satu tujuan anak-anak tersebut bekerja yaitu mendapatkan uang. Dapat dilihat deskripsi kehidupan 4 anak yang bekerja dengan profesi kerja yang berbeda beda dalam memberikan kontribusi kepada keluarganya.

5.2.1.Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga

Pangan merupakan modal utama dalam keberlangsungan hidup keluarga. Pada penelitian ini ke empat informan berkontribusi dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Hal ini diperkuat oleh pengakuan dari ibu Agustina/ Lismayaningsih :

“Uang yang dikasih ningsih biasanya ibu belikan beras , ningsih yang menanggung kebutuhan beras kami satu bulan dek”

Hal senada juga dituturkan oleh bapak ikhsan selaku orang tua adit yang mengatakan

“ Iya dek , uang yang dikasih adit bapak pake untuk beli beras, karena gaji adit kan bulanan jadi setiap bulan setelah dia gajian langsung dibelinya beras, jadi bisa untuk makanan keluarga kami satu bulan”

Namun responden Nabillah Putri Lubis yang memberikan uang tidak banyak kepada orang tuanya hanya dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan dalam satu hari itu saja. Bapak Fakhrurozy/Nabillah mengatakan


(36)

“ Ya kalau nabillah kasih uang hasil kerjanya sama kami syukur , memang dikasihnya tidak banyak, biasanya uangnya digunakan ibunya untuk membeli bahan makanan dan lauk pauk untuk dimasak dan dimakan bersama.”

Dapat kita lihat dari hasil wawancara tersebut ke 4 informan dalam penelitian ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarganya , meskipun kontribusi anak belum maksimal untuk membelikan makanan 4 sehat 5 sempurna , akan tetapi kontribusi yang diberikan anak sudah cukup membantu dalam pengadaan pangan keluarga

5.2.2. Kontribusi anak dalam kebutuhan pendidikan

Semua anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan merupakan kewajiban orangtua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tersebut. Untuk mendapatkan pendidikan yang layak pastinya memerlukan biaya hal ini tentu menjadi beban bagi orangtua yang memiliki pendapatan yang pas – pasan. Anak yang bekerja disini berperan berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh pengakuan dari bapak Fakhrurozy lubis, orang tua dari Nabillah yang mengatakan :

“ ya saya merasa sangat terbantu karena dia sudah bisa membiayai pendidikan sekolahnya sendiri, selama dia bekerja seluruh kebutuhan pendidikanya ga pernah dia minta lagi sama kami”.

Hal senada juga dikatan bapak Ikhsan selaku Informan Tambahan, ayah dari Adit :

“ kalau untuk biaya sekolah dia udah bisa bayar sendiri, ditambah lagi untuk jajan sekolah dan kebutuhan sekolah lainya adit sudah bisa membayar sendiri”

Berbeda dengan Reza yang sudah memutuskan untuk tidak bersekolah lagi namun masih berkontribusi dalam membantu biaya pendidikan adik-adiknya. Ayah Reza bapak Iskandar mengatakan :

“kadang si reza juga suka menitip uang untuk membayar biaya pendidikan adiknya, adiknya baru masuk SD memang uang sekolah tidak bayar namun untuk uang buku reza lah yang membayarnya”

Dari kutipan hasil wawancara tersebut , informan utama berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan. Tiga informan utama membiayai pendidikan mereka sendiri namun untuk informan utama yang tidak bersekolah lagio tetap berkontribusi untuk biaya pendidikan adiknya.


(37)

5.2.3. kontribusi dalam peningkatan pendapatan keluarga

Mencari nafkah untuk pemenuhan kondisi kehidupan sosial ekonomi keluarga adalah tanggung jawab orang tua dalam hal ini ayah, akan tetapi pekerjaan dengan pendapatan yang rendah memaksa seluruh sektor keluarga untuk terlibat dalam hal aktivitas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonominya, termasuk anak untuk bekerja.

Walaupun upah atau hasil dari pekerjaan yang dilakukan anak – anak tidak semaksimal yang dilakukan oleh orang dewasa, tetapi itu sangat membantu meningkatkan kondisi pendapatan keluarga. Hal tersebut didukung oleh pendapat ibu Agustina selaku informan tambahan dalam penelitian ini :

“ iya lah dek, lumayan bisa nambah – nambah untuk beli ini itu kan, bapaknya kan kerjanya cuman jadi kuli bangunan, jadi dapat uang ga tentu kalau ada borongan kerja , ga ada ya nganggur, jadi lumayanlah yang dikasih ningsih ke kami.”

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui seluruh Informan Utama berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Penghasilan yang mereka dapatkan setiap bulannya diberikan kepada orang tua sebagian untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5.2.4. Kontribusi dalam perumahan keluarga

Rumah merupakan tempat berlindung dan beristirahat sebuah keluarga, tanpa memiliki rumah dan tidak tinggal dirumah, maka disebut sebagai tuna wisma/gelandangan. Rumah keluarga Informan disini semuanya berstatus menyewa/kontrak. Pemenuhan akan rumah tidak hanya dilihat dari status kepemilikanya saja , melainkan juga dari kebutuhan listrik, kebutuhan air bersih dan lainnya. Dalam penelitian ini , 1 orang informan tidak berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan perumahan keluarga yaitu informan utama nabillah dan 3 orang lagi berkontribusi. Hal ini dilihat dari pernyataan bapak Ikhsan Siregar yang mengatakan :

“ kalau kayak bayar sewa rumah beras dan listrik itu biasanya uang adit , karena itu kan kebutuhan bulanan jadi kalau kebutuhan harian biasanya bisa kami beli sendiri”.

Bapak Iskandar selaku orang tua reza juga mengatakan :

“kadang pas kami ga ada uang untuk bayar listrik pakai uang reza , ya kalau kami ada kami yang bayar .”


(38)

Ibu Agustina selaku ibu dari ningsih menjelaskan ningsih juga sering berkontribusi untuk membayar uang bulanan sewa rumah. Dalam wawancara ibu agustina mengatakan

“ uang sewa rumah kami satu bulan Rp 300.000 kadang ditutupin sama ningsih kalau dia ada uang, ga tentu kadang beli beras kadang dia yang bayar uang sewa rumah.”

Dari pernyataan – pernyataan tersebut membuktikan bahwa anak yang bekerja berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi keluarga. Pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga yang harusnya dipenuhi oleh orang tua dalam hal ini ayah , tidak terpenuhi meski jauh dari kata mencukupi, akan tetapi anak juga ikut andil dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.

5.3. Motif Responden Bekerja

\Berdasarkan data yang diperoleh disebutkan bahwa banyak anak yang memberikan kontribusi didalam keluarganya bekerja dengan motif kemauan sendiri. Semua responden menjawab atas kemauan sendiri. Mereka sadar betapa keluarga membutuhkan kontribusi mereka dalam mencari nafkah hidup semua keluarganya. Dengan kemauan sendiri mereka bekerjabanting tulang demi membantu perekonomian keluarga.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasl wawancara dengan responden (Nabillah) yang mengatakan :

“ saya kerja atas kemauan diri sendiri bang, saya ga mau membebani orang tua saya agar orang tua saya ga susah susah lagi, jadi kalau kerja bisa ga minta lagi uang sama orangtua dan kebutuhan saya bisa saya bayar sendiri”

Hal serupa juga disampaikan responden (Lismayaningsih) dalam wawancara yang mengatakan :

“saya bersyukur dapat pekerjaan sementara saya masih bersekolah bang, daripada saya main main mending saya bekerja bang bisa bantu mamak sama bapak”


(39)

Keluarga responden merasa sangat tebantu ekonomi keluara mereka ada sedikit perubahan yang terjadi di keluarga mereka, terutama masalah ekonomi. Selanjutnya mereka merasa kebutuhan hidup keluarga cukup terbantu setelah mereka bekerja membantu kebutuhan keluarga walaupun sangat jauh dari kata terpenuhi.

Persoalan tersebut dapat digambarkan susahnya kehidupan ekonomi keluarga mereka untuk membeli kebutuhan sehari-hari. responden merasa kurang terpenuhinya kebutuhan hidup keluarganya sebelum anak mereka bekerja. Mereka merasa pas-pasan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari. Sebelum anak bekerja orang tua harus membiayai biaya sekolah anak-anaknya yang membuat keadaan semakin sulit sementara penghasilan orang tua hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Para anak mereka bekerja membantu orang tua hanya untuk menambah penghasilan mereka sendiri dan orang tua. Penghasila yang responden dapatkan diberikan kepada orang tua dan untuk diri mereka sendiri tanpa harus susah-susah memikirkan hal lain dikeluarganya. Hal ini mereka lakukan karena penghasilanya memang harus diberikan ke orang tua kemudian orang tua lah yang mengatur uang tersebut untuk kebutuhan hidup keluarga. Responden memberikan sebagian penghasilanya karena mereka juga memiliki kebutuhan diri mereka sendiri dan tidak lagi meminta kepada orang tua.

5.4. Perubahan Kondisi Ekonomi Keluarga Sebelum dan Setelah anak Bekerja

Kontribusi responden dalam menambah pendapatan keluarga memang sangat membantu. Dalam hal ini responden langsung menyerahkan sejumlah uang kepada orang tuanya dari hasil pendapatanya bekerja. Tanpa mempedulikan untuk apa uang tersebut digunakan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dilapangan menunjukkan bahwa umumnya responden merasa terbantu perekonomian keluarga mereka. Mereka tidak sia-sia mmepertaruhkan waktu bermain mereka dengan mencari nafkah. Mereka mampu membahagiakan keluarga dengan ikut berkontribusi mencari nafkah bagi keluarga. Pernyataan tersebut diperkuat oleh orang tua responden ( orang tua nabillah ) yang menyatakan bahwa


(40)

“ kami merasa terbantu setelah anak kami bekerja, setidaknya dia tidak meminta uang kepada kami lagi, jadi kami bisa membayar keperluan yang lain”.

Hal senada juga diutarakan oleh muhammad ikhsan (orang tua adit) yang mengatakan bahwa

“ saya sangat terbantu karena anak saya memberikan sebagian gajinya untuk membeli keperluan sehari-hari. saya cuman bekerja serabutan dengan penghasilan tidak tetap, jadi penghasilan anak kami sangat bisa membantu membayar pengeluaran kami

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa responden menjawab cukup baik dalam merubah kondisi ekonomi setelah anak ikut bekerja. Mereka merasa setelah anak bekerja beban mereka berkurang karena anak telah mampu membiayai dirinya sendiri. Ditambah lagi anak turut memberikan penghasilanya kepada keluarga. Walaupun mereka tidak mampu memberikan perubahan yang berarti bagi keluarga tetapi mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya.


(41)

BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Pada dasarnya anak bekerja tidak terlepas dari kondisi sosial ekonomi keluarga yang rendah ( miskin/serba kekurangan ). Hal ini diindikasikan oleh rendahnya pendidikan prang tua mereka dan bekerja di sektor informal yaitu buruh, pembantu rumah tangga , pekerjaan tidak menetap dengan penghasilan yang pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja. Akibat rendahnya penghasilan orang tua anak terpaksa harus bekerja demi bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan bisa membantu perekonomian keluarga.

Rendahnya pendapatan orang tua menyebabkan mereka mengizinkan anaknya untuk bekerja. Alasan anak bekerja rata- rata ingin membantu keluarga dan membiayai sekolah maupun keperluan pribadi anak. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kontribusi anak dalam membantu perekonomian keluarga dapat dilihat dari 4 aspek yaitu:

1. Kondisi Pangan

Berdasarkan analisis kontribusi anak dalam bekerja memenuhi kebutuhan pangan keluarga dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian menjelaskan sangat berkontribusi dalam pemenuhan pangan sehari-hari. Anak yang bekerja atau responden tidak merasa keberatan dengan pekerjaan yang dijalaninya dengan bertujuan membantu perekonomian keluarganya untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya yang dianggapnya masih serba kekurangan.

2. Kondisi Pendapatan

Berdasarkan analisis kontribusi anak terhadap pendapatan keluarga dapat disimpulkan bahwa semua responden berkontribusi. Setelah mereka ikut bekerja


(42)

perekonomian keluarga sedikit lebih membaik. Sebelumnya keluarga tidak cukup untuk membiayai hidup sehari haris sekarang mereka sudah bisa membeli apa yang mereka butuhkan oleh dirinya sendiri maupun keluarganya.

3. Kondisi Perumahan

Berdasarkan analisis kontribusi anak terhadap kondisi perumahan dapat disimpulkan bahwa beberapa responden menyebutukan sangat berkontribusi. Sebagian upahnya untuk membayar sewa rumah atau membayar tagihan listrik dan air.

4. Kondisi Pendidikan

Berdasarkan analisis kontribusi anak terhadap kondisi pendidikan dapat disimpulkan bahwa semua responden berkontribusi untuk pemenuhan pendidikan anak. Hasil yang didapat mereka membiayai sekolah mereka sendiri selain biaya kebutuhan pokok keluarga.

6.2.Saran

1. Kemiskinan sering kali dijadikan alasan tepat, baik secara langsung maupun tidak langsung memaksa anak agar mau bekerja. Peran seorang anak bagi kelompok miskin merupakan salah satu pencari nafkah keluarga, sehingga bila anak bersekolah , kemampuan keluarga untuk memperoleh pendapatan berkurang. Hal ini menggambarkan bahwa diperlukan adanya kordinasi antara usaha-usaha pendidikan dengan usaha – usaha yang memberi perhatian pada maslaah kemiskinan. Khusus untuk keluarga anak anak yang bekerja di kelurahan Sei Kera Hilir , sebaiknya pemerintah kota medan bisa memberikan bantuan ekonomi pada keluarga-keluarga


(43)

miskin dan memberi fasilitas atau usaha-usaha serta kemudahan yang dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka.

2. Penyuluhan sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas hak-hak anak untuk memperoleh perlindungan, misalnya penyuluhan melalui media elektronik, media cetak, spanduk , poster serta seminar

3. Pemerintah kota medan hendaknya memberikan fasilitas pendidikan yang berkualitas namun terjangkau untuk keluarga miskin, bagi keluarga miskin diberikan kebebasan biaya. Dengan bersekolah maka mereka mempunyai keterampilan yang cukup untuk menjadi bekal di dunia kerja kelak


(44)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun pendatang (Ensiklopedia Wikipedia)

2.2 Anak

Anak merupakan generasi penerus yang akan berperan dalam proses kelangsungan perkembangan bangsa di masa yang akan datang, di pundak merekalah nasib bangsa dan negara dipertaruhkan. Untuk itu diperlukan generasi penerus yang berkualitas dan harus dibentuk pada saat ini agar dapat membawa kemajuan di masa mendatang yang lebih baik

Ada beberapa pengertian anak tergantung bidangnya masing-masing. Berikut pengertian anak :

1. Menurut UU No.25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 20“ Anak adalah orang laki-laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun”


(45)

2. Menurut UU RI No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan orangPasal 1 Ayat 5“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. “

3. Menurut UU No.44 thn 2008 tentang PornografiPasal 1 ayat 4 “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun “

4. Menurut UU No. 3 TAHUN 1997 Tentang Pengadilan AnakPasal 1 Ayat 1“ Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin “.

5. Menurut UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan AnakPasal 1 Ayat 2“ Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin”.

6. Menurut Konvensi Hak Anak “Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal

7. Menurut John Locke “anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan – rangsangan yang berasal dari lingkungan”

8. Menurut Agustinus “anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak – anak lebih mudah belajar dengan contoh – contoh yang diterimanya dari aturan – aturan yang bersifat memaksa”


(46)

Dalam KEPPRES No. 36 tahun 1990 tentang hak hak anak dinyatakan, anak seperti juga halnya orang dewasa memiliki hak dasar sebagai manusia. Adapun hak-hak pokok anak antara lain :

a. Hak untuk hidup layak: Setiap anakberhak memilik kehidupan dan penghidupan yang layak, sama seperti yang lain dimana terpenuhinya kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, papan

b. Hak untuk berkembang:Setiap anak berhak untuk berkembang seperti mendapatkan pendidikan, bebas mengeluarkan pendapat, bebas memilih agama dan bebas mempertahankan keyakinan. Hak ini membiarkan mereka berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya

c. Hak untuk dilindungi : Setiap anak berhak untuk dilindungi dari segala tindak kekerasan

d. Hak untuk berperan serta : Setiap anak berhak berperan aktif di masyarakat bebas untuk bereksperesi dan berkreasi

2.3 Pekerja Anak

Pekerja anak merupakan istilah untuk mempekerjakan anak kecil, dimana istilah pekerja anak ini memiliki konotasi pengeksplotasian anak kecil atas tenaga mereka dengan gaji yang kecil atau pertimbangan bagi perkembangan pribadi mereka, keamananya, kesehatan dan prospek masa depannya (Ensiklopedia Wikipedia)

Menurut UU Nomor 25/1997 tentang Ketenagakerjaan tepatnya ayat 20 disebutkan bahwa yang dimaksud anak adalah laki laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun.


(47)

Tetapi kalau mengacu Konvensi ILO, maka yang disebut pekerja anak sesungguhnya adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun. Selain bekerja sendiri dan membantu keluarga, pada komunitas tertentu misalnya sektor pertanian, perikanan dan industri kerajinan, sejak kecil anak anak biasanya sudah dididik untuk bekerja ( Putranto, dalam Suyanto, 2013:114).

Pada Konvensi Hak-Hak anak pasal 32 tentang Pekerja Anak menyebutkan :

1. Negara mengakui hak anak untuk dilindungi terhadap eksploitasi ekonomi dan terhadap pelaksanaan setiap pekerjaan yang mungkin berbahaya atau menganggu pendidikan, merugikan kesehatan anak atau perkembangan fisik, mental, spiritual, moral atau sosial anak

2. Negara akan mengambil langkah – langkah legislatif, administratif dan pendidikan untuk menjamin pelaksanaan pasal ini. Untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan ketentuan ketentuan dan perangkat-perangkat internasional lain yang terkait, Negara – Negara peserta khusunya akan :

a. Menetapkan usia minimum atau usia-usia minimum untuk dapat memasuki lapangan kerja

b. Menetapkan peraturan yang tepat mengenai jam-jam kerja dan kondisi kerja c. Menetapkan hukuman – hukuman yang layak atau sanksi sanksi lain untuk

menjamin pelaksanaan yang efektif dari pasal ini ( Unicef, 1989 : 40 & 41)

Walaupun pekerja anak telah melanggar hak hak anak namun dalam banyak kasus, di kalangan keluarga miskin anak anak biasanya bekerja demi meningkatkan penghasilan keluarga atau rumah tangganya. Hubungan kerja yang diterapkan pada pekerja anak ada bermacam macam bentuk. Sebagai buruh, anak anak menerima imbalan atau upah untuk pekerjannya. Untuk pekerja anak yang magang mereka ada yang dibayar dan ada yang tidak


(48)

di bayar. Sedangkan sebagai tenaga kerja keluarga umumnya anak anak tidak dibayar (Tjandraningsih, dalam Suyanto, 2013:114)

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3/1999 yang dikeluarkan pada tanggal 26 Januari 1999 tentang Pelaksanaan Penanggulangan Pekerja Anak menyatakan bahwa yang disebut pekerja anak adalah anak yang berusia di bawah 15 tahun yang sudah melakukan pekerjaan berat dan berbahaya baik yang tidak bersekolah maupun yang bersekolah.

Pekerjaan berat dan berbahaya yang dimaksud disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pekerja anak yang dapat mengganggu proses tumbuh dan kembangnya anak, baik fisik maupun non fisik. Menurut Undang – Undang Ketenagakerjaan Nomor !3 tahun 2003 pengertian pekerja anak sebagai berikut:

A. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat

B. Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 15 tahun. Pengertian tersebut berlaku bagi tenaga kerja anak yang bekerja di sektor formal seperti perusahaan dan lembaga.

Sedangkan batasan usia tenaga kerja di sektor informal tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun1999 tentangn Pengesahan Konvensi ILO 138 tentang Usia Minimum Anak untuk Diperbolehkan Bekerja. Dalama Undang-Undang tersebut berdasarkan Pasal 2 konvensi ini dijelaskan bahwa dalam hal pekerja nonindustri (pertanian , perdagangan dan sektor informal lainnya) usia minimum tidak kurang dari 15 tahun. Menurut Biro Pusat yang dimaksud pekerja anak adalah anak usia kerja (10-14 tahun) yang melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara


(49)

kontinu dalam seminggu. Bekerja juga mengandung mengandung arti yang luas yang mencakup semua sektor baik secara formal maupun informal. Namun BPS hanya mengenal pengkategorian pekerjaan sektor pertanian , industri , perdagangan, kontruksi serta transportasi dan jasa (diolah dari data situs

Fenomena pekerja anak di Indonesia merupakan masalah serius karena mengancam kualitas kehidupan anak. Hak-hak mereka dan masa depan mereka sekaligus masa depan bangsa. Oleh karena itulah pekerja anak merupakan satu katagori anak anak yang perlu mendapatkan perlindungan khusus. Konvensi ILO Nomor 138 (disahkan pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002) mengenai usia minimum bagi anak untuk diperbolehkan bekerja menyatakan bahwa usia minimum bagi anak untuk diperbolehkan bekerja adalah 15 tahun jika pekerjaan itu tidak menganggu kesehatan, keselamatan, pendidikan dan pertumbuhannya. Sementara usia minimum untuk diperbolehkan bekerja atau melakukan pekerjaan yang berbahaya tidak boleh kurang dari 18 tahun. Namun ternyata masih banyak anak berusia kurang dari 15 tahun yang harus bekerja di Indonesia.

Menurut Effendi dalam Suyanto ada 2 Teori yang melatarbelakangi anak-anak usia sekolah turut terlibat dalam kegiatan ekonomi keluarga, yaitu:

1. Teori Strategi kelangsungan rumah tangga (household survival strategy).

Menurut Teori ini, dalam masyarakat pedesaan yang mengalami transisi dan golongan miskin di kota, mereka akan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia bila kondisi ekonomi mengalami perubahan atau memburuk. Salah satu upaya yang seringkali dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan adalah memanfaatkan tenaga kerja keluarga. Kalau tenaga kerja wanita terutama Ibu Rumah Tangga belum


(50)

dapat memecahkan masalah yang dihadapi biasanya anak-anak yang belum dewasa pun diikutsertakan dalam menopang kegiatan ekonomi keluarga (Suyanto, 2000:14). 2. Teori transisi industrialisasi.

Menurut Teori ini pada tahap awal industrialisasi membutuhkan pemupukan modal untuk meningkatkan produksi atau teknologi. Biasanya pada industriawan menekan biaya produksi dengan jalan menekan biaya pengeluaran untuk upah. Salah satu caranya yang biasa dilakukan adalah mempekerjakan wanita atau anak-anak, karena sebagai pencari nafkah sekunder (kedua) mereka biasanya bersedia dibayar dengan murah (Suyanto, 2000:15).

2.3.1. Faktor penyebab munculnya Tenaga Kerja Anak

Faktor-faktor yang menjadi penyebab anak-anak bekerja dapat ditinjau dari dua sisi yaitu penawaran ( supply) dan permintaan ( demand). Sisi penawaran ditunjukkan untuk melihat faktor-faktor yang melatarbelakangi masyarakat yang menyediakan tenaga anak-anak untuk bekerja, sedangkan sisi permintaan untuk menunjukkan faktor faktor yang mendukung pengusaha memutuskan untuk menggunakan pekerja anaka sebagai faktor produksi (Usman dan Nachrowi , 2004 : 100)

Berdasarkan sisi penawaran, menurut berbagai penelitian yang dilakukan didalam maupun diluar negeri, kemiskinan merupakan faktor utama yang membuat anak anak masuk ke pasar tenaga kerja. ILO dan UNICEF (1994) menyebutkan bahwakemiskinan merupakan akar permasalahan terdalam dan faktor utama anak-anak terjun ke dunia kerja. Bencana alam , buta huruf , ketidakberdayaan, kurangnya pilihan untuk bertahan hidup serta kemiskinan orang tua yang membuat semakin buruknya keadaan yang dihadapi keluarga sehingga mereka terpaksa meletakkan anaknya ke dunia kerja. Penjelasan tersebut dapat menjadi faktor faktor utama yang membuat anak anak masuk ke pasar kerja adalah sebagai berikut :


(51)

a. Kemiskinan b. Pendidikan

c. Perubagan proses produksi

d. Ketidaktahuan orang tua tentang konvensi hak-hak anak dan undang-undang tentang anak sesuai dengan konvensi hak anak

e. Faktor nilai budaya masyarakat

2.3.2 Dampak Anak Bekerja

Dalam konvensi Hak Anak yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia disebutkan bahwa anak-anak pada hakikatnya berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan mereka seyogianya tidak terlibat dalam aktivitas ekonomi secara dini. Namun demikian, akibat tekanan kemiskinan, kurangnya animo orang tua terhadap arti penting pendidikan, dan sejumlah faktor lain, maka secara sukarela maupun terpaksa anak menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga yang penting.

Dari segi pendidikan, anak-anak yang bekerja disinyalir cenderung mudah putus sekolah, baik putus sekolah karena bekerja terlebih dahulu maupun putus sekolah dahulu kemudian bekerja. Bagi anak-anak, sekolah dan bekerja merupakan beban ganda yang sering kali dinilai terlalu berat, sehingga setelah ditambah tekanan ekonomi dan faktor lain yang sifatnya struktural, tak pelak mereka terpaksa memilih putus sekolah ditengah jalan.

Secara empiris, banyak bukti menunjukkan bahwa keterlibatan anak-anak dalam aktivitas ekonomi baik di sektor formal maupun informal yang terlalu dini cenderung rawan eksploitasi, terkadang berbahaya dan memngganggu perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak (Gootear dan Kambur, 1994). Seperti dikatakan Stephen J. Wood (UNICEF), isu sentral pekerja anak di Indonesia bukanm terletak pada pekerjaanya, tetapi pada pengaruh


(52)

negatif akibat terlalu dini bekerja, termasuk kurangnya kesempatan anak-anak itu memperoleh pendidika (Konvensi Edisi 2 September, 1997:3).

Sementara itu menurut Maria Fransiska Subagyo (1986), kemelaratan diakui merupakan salah satu penyebab timbulnya kasus pelajar putus sekolah. Namun demikian, di luar itu faktor yang harus di perhatikan adalah cara keluarga mendidik anak, hubungan orang tua dengan anak, dan sikap atau aspirasi orang tua terhadap pendidikan (Suyanto, 2013 : 123)

2.3.3. Kesejahteraan Anak

Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Dasar dari undang-undang ini mengacu pada pasal 34 UUD 1945, yang menyatakan fakir miskin dan anak dan terlantar dipelihara oleh Negara. Apabila ketentuan pasal 34 UUD 1945 ini diberlakukan secara konsekwen , maka fakir miskin dan anak terlantar akan terjamin (Siregar,2014 :43)

Dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979, juga disebutkan hak-hak anak sebagai berikut :

a) Anak berhak atas kesejahteraan , perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh kembang secara wajar.

b) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan kehidupan sosialnya sesuai dengan kebudayaan dan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik dan berguna.


(53)

c) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan hak baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan

d) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembanganya secara wajar.

Menurut kamus istilah kesejahteraan sosial, definisi kesejahteraan sosial adalah keadaan sejahtera pada umumnya yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja, jadi suatu keadaan dan kegiatan ( Suparlan , 1983 : 58)

2.4. Perekonomian

Definisi perekonomian ada bermacam-macam. Beberapa orang ahli ekonomi menyumbangkan pemikiran mereka untuk menemukan arti dari perekonomian. Dari seluruh definisi yang pernah ada, semuanya memiliki benang merah yang sama: sama-sama mengatakan bahwa berbicara tentang perekonomian sama halnya dengan membahas sistem ekonomi suaru Negara. Berikut ini arti perekonomian menurut para ahli:

a) Chester A. Bernard mengungkapkan bahwa perekonomian merupakan suatu sistem yang pada dasarnya adalah organisasi besar. Pada sistem, tersebut terjadi ikatan antara subjek dengan subjek atau subjek dengan objek. Definisi dari Chester ini juga bisa disimpulkan menjadi suatu sistem yang dikelola secara terpadu dan berbaur. Namun masing-masing bagian di dalamnya tetap memiliki karakteristik dan ciri-ciri tersendiri, sehingga bagian-bagian yang tergabung mudah untuk dibedakan.

b) Menurut Dumairy bahwa perekonomian merupakan suatu bentuk sistem yang berfungsi untuk mengatur serta menjalin kerjasama dalam bidang ekonomi, dilakukan melalui hubungan antarmanusia dan kelembagaan. Dumairy menambahkan pendapatnya lagi bahwa perekonomian yang terjadi pada suatu tatanan kehidupan


(54)

tidak harus berdiri tunggal, melainkan harus berdasarkan falsafah, ideologi, serta tradisi masyarakat yang berkembang seara turun-temurun disuatu tempat.

c) Menurut L. James Havery mendefinisikan perekonimian sebagai suatu sistem yang berguna untuk membuat rangkaian komponen antara satu dengan yang lainnya dalam prosedur logis dan rasional, guna mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Masih berdasarkan pendapat Havery, ia menekankan bahwa kesatuan adalah hal yang mutlak terjadi dalam sistem perekonomian.

d) Menurut Jhon Mc. Manama Perekonomian berupa sebuah konsep yang menggabungkan keseluruhan fungsi-fungsi ke dalam suatu kesatuan organik dengan tujuan mencapai hasil yang efektif dan efisien dari kegiatan yang dilakukan.

e) Edgar F. Huse dan James L. Bowdict. Kedua ahli ekonomi ini berkolaborasi dalam menuangkan gagasan mereka tentang perekonomian. Mereka berpendapat bahwa perekonomian merupakan suatu sistem atau rangkaian yang saling terikat dan bergantung satu sama lainnya, sehingga timbul hubungan timbal balik dan pengaruh dari hubungan tersebut. Dalam arti kata, satu bagian bisa mempengaruhi bagian-bagian yang lain secara keseluruhan

2.4.1. Sistem Perekonomian

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi


(55)

sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem

lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh

dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.

Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi sebagai berikut :

1. Perekonomian terencana

Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu

Sebagai wujud pemikiran

pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi. Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas

faktor-faktor produksi itu kepada para buruh.

ini, hanya

negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi.

melonggarkan peraturan dan memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.

2. Sistem ekonomi tradisional

Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksi hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya.


(56)

Perekonomian pasar bergantung pada sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.

4. Perekonomian pasar campuran

Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana,

bahkan negara seperti

Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara

perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara

melakukan

swasta (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

2.5. Sosial Ekonomi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata sosial berati segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis manusia disebut makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa bantuan dari orang lain disekitarnya. Sementara pengertian ekonomi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah, segala sesuatu tentang azaz-azaz produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti perdagangan, keuangan dan penindustrian. Jadi, dapat dikatan ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidup sehari – hari (Salim, dalam Pumadiansyah, 2015:36).


(57)

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang dalam posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status (sumardi, 2001 : 21). Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000) adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo (2001) juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status

Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di masyarakat, karena kurangnya lapangan kerja. Kurangnya lapangan kerja ini menimbulkan berbagai problema sosial serta frustasi di kalangan masyarakat. Ketidakseimbangan antara kebutuhan bagi pendidikan dan penyediaan sarana pendidikan, makin bertambahnya jumlah anak putus sekolah, sementara di pihak lain anggaran pemerintah yang terbatas mengakibatkan kekurangan fasilitas bagi latihan-latihan keterampilan. Demikian juga sistem pendidikann tidak mampu menjawab tantangan kebutuhan pembangunan (Ahmadi, 1997 : 128)

2.5.1. Indikator Sosial Ekonomi

Seperti penjelasan pada sebelumnya bahwa masyarakat dapat digolongkan kedalam sosial ekonomi rendah, sosial ekonomi sedang dan ekonomi tinggi, berdasarkan hal tersebut, Indikator sosial ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut


(58)

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang ditemui dalam masyarakat yang matrealistis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi seseorang yang memiliki kekayaan,

Badan Pusat Statistik mencirikan pendapatan dalam kategori sebagai berikut: a. Pendapatan berupa uang yaitu :

•Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang

•Dari hasil usaha sendiri berupa hasil bersih dari usaha sendiri dan penjualan dari kerajinan rumah

•Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah •Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial b. Pendapatan berupa barang yaitu :

•Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi

•Barang yang diproduksi dan dikonfirmasi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

Badan Pusat Statistik (2008) menggolongkan penduduk ke dalam 4 golongan yaitu :

a. Golongan berpendapatan rendah , rata-rata pendapatanya kurang dari Rp 1.500.000,00 / bulan setiap kepala rumah tangga.

b. Golongan berpendapatan sedang, rata rata pendapatan antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000,00/bulan setiap kepala rumah tangga.

c. Golongan berpendapatan tinggi, rata – rata pendapatan Rp 2.500.000,00 – Rp 3.500.000,00 / bulan setiap kepala rumah tangga.


(59)

d. Golongan berpendapatan sangat tinggi , rata rata pendapatan lebih dari Rp 3.500.000,00 / bulan setiap kepala keluarga.

2. Pendidikan

Pada Undang – Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan, pendidikan memiliki pengertian usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan , pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan , akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan salah satu indikator penting dalam sosial ekonomi. Jika suatu wilayah menunjukkan grafik naik pada pendidikan maka dapat disimpulkan bahwa SDM di daerah tersebut sudah memasuki kemajuan sosial ekonomi ( Kemdikbud, 2011).

3. Kesehatan

Pengertian kesehatan menurut WHO tahun 1949 adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit dan kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleeh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan ini memiliki pengertian bahwa setiap individu yang menjadi anggota masyarakat memiliki hak dan juga kewajiban untuk mendapatkan kesehatan dan hidup sehat.


(60)

Sandang adalah pakaian manusia. Walaupun manusia bisa hidup tanpa pakaian, sandang tetap merupakan kebutuhan primer manusia. Ini karena manusia makhluk sosial yang dalam hidupnya memiliki norma-norma.

Pangan adalah sumber makanan dan minuman bagi manusia dan merupakan kebutuhan primer. Pangan juga meliputi pekerjaan dan hal-hal yang dilakukan dengan tujuan menghasilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup dalam masyarakat dan membutuhkan pekerjaan untuk menghasilkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2.6.Kemiskinan

2.6.1. Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan berkembang dengan pesat dan tumbuhnya nilai nilai sosialn yang baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapaknya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarkat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonomisnya sehingga mereka mampu untuk mengatakan apakah mereka kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila perbedaan kedudukan ekonomis masyarakat ditentukan secara tegas.

Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka menganggap bahwa semuanya telah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak terlalu memerhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul betul menderita karena kemiskinan. Faktor-faktor yang menyebabkan mereka membenci kemiskinan adalah


(61)

kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan.

Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakain atau perumahan, tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti jakarta ; seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi atau mobil sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi sosial-ekonomi seseorang yaitu apakah dia miskin atau kaya. Dengan demikian persoalan mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata.

Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi, tetapi gagal dalam mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan disebabkan karena tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer sehingga timbul tuna karya, tuna susila, dan lain sebagainya. Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya masalah tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakat tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakat di bidang ekonomi. Kepincangan tersebut akan menjalar ke bidang-bidang lainya, misalnya, pada kehidupan keluarga yang tertimpa kemiskinan tersebut (Soekanto, 2012:322)

2.6.2. Jenis-Jenis Kemiskinan

Dalam membicarakan kemiskinan, ada beberapa jenis kemiskinan yaitu:

1. Kemiskinan absolut yaitu seseorang dapat dikatakan miskin jika tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya untuk memelihara keadaan fisiknya agar dapat bekerja penuh dan efisien

2. Kemiskinan relatif yaitu muncul jika kondisi seseorang atau sekelompok orang yang dibandingkan dengan kondisi orang lain di suatu daerah.


(1)

Kata pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya, penelitian inin dapat penulis rangkumkan dengan baik, walaupun penulis sadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat pengetahuan , waktu dan kemampuan yang penulis miliki, maka dengan segala kerendahan hati, penulis mohon untuk adanya perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini, yang tentunya mengharapkan koreksi dan saran dari segenap pembaca sekalian.

Penelitian skripsi ini berjudul “Kontribusi Anak Dalam Membantu Perekonomian Keluarga di Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan, yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi pada program strata satu (S-1), jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Sekaligus denfan segala keterbatasan penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi penulis khususnya, perusahaan dan pembaca tentunya.

Pada kesempatan yang berbahagia ini pula, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan bisa selsai tanpa bantuan , perhatian bahkan kasih sayang dari berbagai pihak yang bersifat moril maupun materil, maka dengan segala kerendahan hati terimakasih penuliskan ucapkan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badarudin, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Bengkel Ginting, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran dan masukan kepada penulis.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan selama perkuliahaan dan dengan segala jasa-jasanya.

5. Bapak Musonnip Rangkuti, S.IP selaku kepala lurah Sei Kera Hilir II yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelurahan tersebut.

6. Bapak Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAID – Sumut), Bapak Mhd. Zahrin Piliang yang senantiasa selalu memberikan bimbingan dan arahan penulis selama menempah pengalaman di KPAID.


(2)

7. Seluruh komisioner KPAID, Kakanda Elvi Hadriyanti, kakanda Muslim harahap, kakanda Nora Liza, Kakanda devi dan Kakanda Ramadhan Harahap serta kedua teman satu magang saya di KPAID Liza Amalia dan Nafa Liza , terimakasih atas doa dan dukunganya

8. Spesial Penulisi ucapkan beribu terimakasih kepada orangtua tercinta, terutama untuk Papa Khairul Anwar Siregar dan Mama Hadijah Hasibuan yang telah merawat dan membesarkan saya dengan segenap cinta dan doa serta kasih sayang yang teramat besar dan tulus , beserta dukungan dan motifasinya kepada saya.

9. Buat kedua adik-adiku Regia Anandari Husna Siregar dan Audia Afriza Siregar , terimakasi atas doa dan dukungannya selama ini.

10. Terimakasih untuk semua teman – teman Kesos Stambuk 2011 atas doa dan dukunganya. 11. Buat teman – teman sepermainan Dedek , Mira , Devi , Bibib , Azhari terimakasih atas

doa dan dukunganya selama ini

12. Buat Joe, Stepani , Anna dan Koko Jibril terimakasih yang sangat dalam saya ucapkan yang telah mendukung serta mendoakan saya dalam mengerjakan skripsi

13. Buat AIESEC USU terlebih keluarga – keluarga saya yang ada di Tianjin , China selama mengikuti program Exchange disana buat Anastasia di Roma Italia , Boni di Tanzania , Chintya di California Amerika serikat dan benz di Thailand yang telah memberikan dorongan dan semngat bagi saya

14. Dan terimakasih buat semua pihak yang banyak membantu saya dalam pengerjaan skripsi saya

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya , hanya kepada allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

Medan , Januari 2016


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan oleh:

Nama : YudhaIqramSiregar

NIM : 110902053

Judul : KontribusiAnakDalammembantuPerekonomianKeluarga

Medan, 26 Januari 2016

DOSEN PEMBIMBING

Drs. BengkelGinting, M.Si

KETUA DEPARTEMEN

Hairani Siregar S.sos, M.SP

DEKAN FISIP USU


(4)

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang...1

1.2.Rumusan Masalah...7

1.3.Tujuan Penelitian...8

1.4.Manfaat penelitian...8

1.5.Sistematika... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontribusi...10

2.2 Anak...10

2.2.1. Hak Anak ………...………...…..12

2.3 Pekerja Anak...13

2.3.1. Fakto rpenyebab munculnya tenaga kerja anak ………....17

2.3.2. Dampak anak bekerja ………...………..18

2.3.3. Kesejahteraan Anak……….. 19

2.4 Perekonomian...21

2.4.1. Sistem Perekonomian……….23

2.5 Sosial Ekonomi...25

2.5.1. Indikator Sosial Ekonomi……….26

2.6 Kemiskinan... 30

2.6.1. Pengertian Kemiskinan………...29

2.6.2. Jenis-Jenis Kemiskinan……….31

2.6.3. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan………32


(5)

2.7.1. Pengertian Keluarga………..………...33

2.7.2. Fungsi Keluarga………..……… 34

2.7.3. Peranan Keluarga………..………...35

2.8 Kesejahteraan Sosial...37

2.9 Kerangka Penelitian………...38

2.10 Konsep Penelitian...40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian...42

3.2 Lokasi penelitian...42

3.3 Informan...42

3.4 Teknik pengumpulan data... 43

3.5 Teknik analisis data... 45

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. GambaranUmum………....46

4.1.1. Kota Medan ……….….46

4.2. Kecamatan Medan Perjuangan ………..46

4.3. Kelurahan Sei Kera Hilir II ………...50

4.3.1. Jumlah Penduduk Kelurahan Sei Kera Hilir II………..50

4.3.2. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan SeiKeraHilir II……...51

4.3.3. Potensi Wilayah……….53

4.3.4. Agama dan Etnis Kelurahan sei Kera Hilir II………54

4.3.5. Keluarga Miskin ………...54

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 5.1. HasilTemuan………...56


(6)

5.1.1. Informan Utama ………..56

5.1.2. Informan Tambahan ………..66

5.2. Analisis Kontribusi Anak Dalam Ekonomi Keluarga………...74

5.2.1. Kontribusi dalam kebutuhan pangan keluarga………...74

5.2.2. KontribusiAnakdalamKebutuhanPendidikan ………....75

5.2.3. Kontribusi Anak dalam Kebutuhan Peningkatan PendapatanKeluarga...76

5.2.4. Kontribusi Anak Dalam Perumahan Keluarga ……....……….77

5.3. Motif RespondenBekerja ………...………78

5.4.Perubahan Kondisi Ekonomi Keluarga Sebelum dan Setelah anakBekerja………...79

BAB VI 6.1.Kesimpulan………81

6.2. Saran ………..83 Lampiran