Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memerlukan
upaya-upaya untuk melakukan dan melaksanakan pembangunan di segala sektor.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus mendukung
tercapainya suatu tujuan nasional yang tertuang dalam pembangunan nasional.
Karena pembangunan nasional mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan dan
mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran yang adil dan merata. Secara
umum pembangunan diartikan sebagai suatu proses terencana dari kondisi yang
kurang baik ke kondisi yang lebih baik, dalam hal ini pembangunan merupakan
suatu konsep yang dinamis sebab selalu berubah sesuai dengan kondisi yang
dihadapi dalam proses pembangunan. Pelaksanaan pembangunan diupayakan
berjalan seimbang, selaras dan saling menunjang antara satu bidang dengan
bidang lainnya, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara semua bidang.
Dalam melaksanakan suatu pembangunan maka diperlukan strategi
pembangunan daerah yaitu dengan mengembangkan potensi suatu daerah yang
dianggap menjadi prioritas dalam meningkatkan pembangunan. Potensi dan
kemampuan masing-masing wilayah berbeda-beda, sesuai dengan sumber daya
manusia, sumber daya alam dan pemanfaatan teknologi yang dimiliki oleh sebuah

daerah. Potensi daerah yang awalnya terpusat pada suatu titik pemerintahan
(sentralisasi) telah bergeser melalui otonomi daerah dengan terbaginya
pengelolaan potensi ke daerah-daerah masing-masing (desentralisasi). Beralihnya

Universitas Sumatera Utara

pola pemerintahan tersebut telah melahirkan sebuah konsep pembangunan yang
arahnya adalah meningkatkan peran serta masyarakat untuk pembangunan.
Pemberian kewenangan penuh untuk mengelola, mengatur dan memanfaatkan
keuangan daerah. Peluang ini menjadi kesempatan bagi Pemerintah Daerah untuk
membangun daerah-daerah tertinggal dan mendorong percepatan pertumbuhan
ekonomi daerah.
Kebijakan otonomi daerah melalui Undang-undang nomor 23 tahun 2014
tentang pemerintahan daerah yang memberikan kewenangan yang besar pada
daerah dalam mengelola pemerintahan dan sumber daya daerah termasuk kegiatan
eksplorasi, eksploitasi dan konservasi sumberdaya alam yang disertai dengan
tanggung jawab pembiayaan pembangunan daerah. 1 Berkaitan dengan upaya
pembangunan daerah, maka pengembangan ekonomi yang berbasis pada sumber
daya lokal dan potensi daerah sebagai pusat pertumbuhan perlu diperkuat dan
dikembangkan.

Keberhasilan pembangunan di Indonesia memerlukan kerjasama dan
dukungan dari berbagai pihak dan peranan dari masing-masing sektor. Salah satu
sektor yang diharapkan dapat menunjang tujuan pembangunan ekonomi adalah
sektor pertanian. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting bagi
keberlansungan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari
mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting,
antara lain: potensi sumber daya alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap
pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional,
besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor

1

Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah Bab I Pasal 1 Ayat 8

Universitas Sumatera Utara

pertanian, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis
pertumbuhan di pedesaan.
Sektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional. Pembangunan sektor pertanian akan tolak ukur

kemandirian suatu negara dalam menyediakan kebutuhan pangan, pakan, dan
energi masa depan dari suatu bangsa. Untuk itu pengelolaan pembangunan
pertanian harus benar-benar dapat menjamin perkembangan sektor pertanian
dengan baik. Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari
alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan
digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain. Sektor
pertanian meliputi subsektor yaitu: subsektor tanaman pangan, tanaman
holtikultura, tanaman perkebunan, kehutanan, dan peternakan dan hasil-hasilnya.
Adapun kegiatan pertanian pada umumnya berupa cocok tanam, pemeliharaan
ternak, penangkapan ikan, pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan
pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar.
Sebagai daerah otonom Kabupaten Humbang Hasundutan adalah
kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003. Kabupaten ini terletak di tengah wilayah
Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 251.765,93 Km2 terdiri dari
sepuluh kecamatan, satu kelurahan dan 143 desa. Ibukota Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah Kecamatan Doloksanggul sebagai pusat pemerintahan dengan
sembilan kecamatan lainnya adalah: Kecamatan Pakkat, Kecamatan Onanganjang,
Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan Pollung, Kecamatan


Universitas Sumatera Utara

Paranginan, Kecamatan Lintongnihuta, Kecamatan Baktiraja dan Kecamatan
Tarabintang. 2
Seperti tertuang dalam salah satu misi Pemerintah Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian. Tujuan
dari misi ini adalah untuk terselenggaranya tataniaga komoditi pertanian yang
baik, meningkatkan

pendapatan

petani,

terwujudnya ketahanan

pangan,

meningkatnya pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan wilayah, serta
turunnya angka kemiskinan. Dilihat dari tujuan tersebut sangat jelas bahwa
pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sangat mengharapkan peranan besar

dari sektor pertanian dalam rangka pembangunan dan pengembangan wilayah
demi terwujudnya visi yaitu “Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera”. 3
Potensi utama dalam proses meningkatkan pembangunan di Kabupaten
Humbang Hasundutan adalah dalam sektor pertanian. Pertanian juga merupakan
sektor dengan sumber pertumbuhan terbesar terhadap total pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data statistik
sektor pertanian (yang tercakup dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan)
mempunyai kontribusi yang besar terhadap PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu tahun 2010 (50,13%), tahun 2011
(49,20%), tahun 2012 (48,53%), tahun 2013 (48,13%) dan tahun 2014 (47,15%). 4
Sektor pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan didukung oleh komoditas
tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah, kacang
hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong, irut, gembili

2

www.humbanghasundutankab.go.id
RPJMD Kabupaten Humbang Hasundutan 2010-2015 dan RPJPD 2006-2025 Kabupaten
Humbang Hasundutan
4

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2010-2014

3

Universitas Sumatera Utara

dan lain-lain), tanaman holtikultura dan tanaman perkebunan meliputi karet,
kelapa sawit, cokelat, kopi dan kemenyan. 5
Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap total pertumbuhan
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) tersebut didukung oleh peningkatan
produksi seluruh subsektor. Maka dapat ditentukan bahwa sektor pertanian
menjadi sektor yang banyak menyumbangkan sumber dalam pembangunan daerah
Humbang Hasundutan. Sehubungan dengan hal di atas, perlu disusun kembali
rancangan pembangunan pengembangan komoditas strategis yang mampu
meningkatkan kontribusi sektor pertanian dan mendorong pembangunan pertanian
di daerah Kabupaten Humbang Hasundutan agar lebih meningkat lagi. Salah satu
komoditas unggul yang dianggap memiliki kontribusi besar dan hampir setiap
daerah memproduksinya di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah tanaman
kopi. Kopi merupakan salah satu dari tanaman perkebunan dan merupakan
komoditas


unggul

khususnya

dalam

bidang

perkebunan

dan

tingkat

produktivitasnya meningkat.
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, untuk itu diperlukan
bagaimana strategi-strategi pembangunan pertanian untuk lebih meningkatkan
kembali pembangunan daerah terutama dalam bidang pertanian melaui
identifikasi dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan dalam sektor

pertanian dan memanfaatkan peluang dalam menghadapi ancaman yang ada, yang
akan ditujukan pada proses perencanaan pembangunan Kabupaten Humbang
Hasundutan, terutama untuk komoditas kopi.

5

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Humbang Hasundutan 2010-2014

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal pembuatan strategi pembangunan diperlukan peranan dari
Dinas Pertanian sebagai salah satu yang dapat mengelola hasil pertanian termasuk
komoditas kopi di di Kabupaten Humbang Hasundutan. Dinas pertanian
Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai sebuah organisasi yang memiliki
sebuah tujuan yang harus dicapai. Tujuan ini dapat dicapai jika organisai memiliki
strategi yang cocok dengan pembangunan pertanian. Strategi pembangunan
pertanian harus menuju pada pembangunan yang berwawasan agribisnis dan
agroindustri yang pada dasarnya bahwa pengembangan agribisnis merupakan
suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian.
Sistem agribisnis adalah suatu sistem pertanian yang meliputi kegiatan

pengolahan pertanian, produksi pertanian, dan pemasaran pertanian.
Mengacu pada latar belakang dan fokus masalah maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Strategi Pembangunan Pertanian Daerah
Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi
Di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan faktor-faktor
eksternal yang menentukan pengembangan kopi di Kabupaten Humbang
Hasundutan.

Universitas Sumatera Utara

2. Merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih prioritas
strategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten
Humbang Hasundutan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut diatas tujuan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kekuatan-kekuatan yang akan dimanfaatkan
dalam mengatasi kelemahan yang ada dalam proses pembangunan
pertanian daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
2. Untuk mengetahui peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan untuk
mengatasi

hambatan-hambatan

yang

menyebabkan

terhambatnya

pembangunan pertanian khusunya dibidang kopi di Kabupaten Humbang
Hasundutan?
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi pembangunan pertanian daerah
Kabupaten


Humbang

Hasundutan

terutama

dalam

meningkatkan

pengembangan kopi serta peran Dinas Pertanian Humbang Hasundutan
dalam pembuatan strategi

1.4 Manfaat Penelitian
1. Secara subjektif, penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
wawasan dan melatih kemampuan penulis dalam pembuatan karya ilmiah.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmiah
dan menjadi sumber referensi bagi pembaca.

Universitas Sumatera Utara

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Dinas Pertanian dan pemerintah daerah Kabupaten Humbang Hasundutan
dalam

mengelola

potensi

daerah

Humbang

Hasundutan

untuk

meningkatkan pembangunan daerah.

1.5 Kerangka Teori
Kerlinger menyebutkan bahwa teori adalah sekumpulan konstruk
(konsep), definisi dan dalil yang saling kait-terkait, yang menghadirkan suatu
pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan
diantara beberapa variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan
fenomena. 6 Teori diperlukan sebagai landasan dalam melihat suatu fenomena.
Teori digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam
suatu fenomena.
Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagimana suatu
teori dengan faktor-faktor yang penting telah diketahui dalam suatu masalah
tertentu. 7 Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti
memberikan panjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabelvariabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.
Kerangka teori ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang jelas dan tepat
bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

6
7

Erlina. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.2011 hal 34
Ibid hal 34

Universitas Sumatera Utara

1.5.1

Pembangunan

1.5.1.1 Pengertian Pembangunan
Pembangunan seringkali diartikan pada pertumbuhan dan perubahan. Secara
umum pembangunan diartikan sebagai proses perubahan sosial yang terencana
untuk menciptakan kondisi dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik
dalam sebuah lingkungan masyarakat. Tujuan pembangunan adalah mecapai
harapan-harapan yang diinginkan sebelumnya melalui sebuah cara, tindakan dan
strategi yang disusun sesuai dengan kondisi lingkungan dan tujuan yang ingin
dicapai oleh masyarakat. Pembangunan dapat disusun dalam sebuah jangka waktu
baik dalam waktu yang cepat, menengah dan jangka waktu yang lama.

1.5.1.2 Pembangunan Pedesaan
Pembangunan pedesaan adalah pembangunan berbasis pedesaan yang
mengedepankan kearifan lokal kawasan pedesaan yang mencakup struktur
demografi masyarakat, kateristik sosial budaya, kateristik fisik/ geografis, pola
kegiatan

usaha

pertanian,

pola

keterkaitan

ekonomi

desa-kota,

sektor

kelembagaan desa dan kateristik kawasan pemukiman. 8 Pembangunan pedesaan
harus dilihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalui
pemberdayaan masyarakat dan upaya mempercepat pembangunan ekonomi
daerah yang efektif dan kokoh. 9
Tujuan pembangunan pedesaan adalah untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat pedesaan yang diarahkan dalam pembangunan kelembagaan dan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan pedesaan mencakup
8
9

Daljdoeni , Suyitno. Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. PT Alumni. Bandung. 2001. hal 1
Rahardjo Adisasmita. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
2010 hal 17

Universitas Sumatera Utara

didalamnya pembangunan pertanian. Karena mayoritas masyarakat yang tinggal
di pedesaan berprofesi sebagai petani. Berarti tujuan pembangunan pedesaan yang
berbasis pertanian adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat petani. Tujuannya
adalah mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan produksi pertanian.

1.5.2

Pembangunan Pertanian

1. 5.2.1 Pengertian pertanian
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses
pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Secara garis besar, pengertian
pertanian dapat diringkas menjadi proses produksi, petani dan pengusaha, tanah
tempat usaha dan usaha pertanian (farm business). Pertanian adalah proses
menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan
cara memanfaatkan sumber daya yang ada.

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, pertanian berarti perihal bertani (mengusahakan tanah dengan tanammenanam), segala sesuatu yang bertalian dengan tanam-menanam (pengusahaan
tanah dan sebagainya). Sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan
komperatif hal itu disebabkan oleh karena:
1. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa sehingga perbedaan musim
menjadi jelas dan periodenya agak lama.
2. Karena lokasinya di khatulistiwa maka tanaman cukup memperoleh
sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya.
3. Curah hujan umumnya cukup memadai

Universitas Sumatera Utara

4. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong
tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian. 10
Berdasarkan kelompok komoditas, tanaman pertanian terdiri dari tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan dengan kriteria sebagai berikut 11
1. Tanaman pangan meliputi padi, palawija (jagung, kedele, kacang tanah,
kacang hijau, ubi jalar, ubi kayu, palawija lainnya, seperti talas, ganyong,
irut, gembili, dan lain-lain), serta tanaman serelia lainnya (sorgum/cantel,
jawawut, jelai, gandum, dan lain-lain).
2. Tanaman holtikultura terdiri dari tanaman hortikultura semusim dan
tanaman hortikultura tahunan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan
tanaman hortikultura meliputi kelompok komoditi sayuran, buah-buahan,
tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.
3. Tanaman Perkebunan. Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan tanaman
perkebunan diantaranya adalah tebu, tembakau, nilam, jarak, wijen,
tanaman berserat (kapas, rosela, rami, yute, agave, abaca, kenaf, dan-lainlain), kelapa, kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, lada, pala, kayu manis,
cengkeh, jambu mete, dan sebagainya.
4. Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan
pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan
untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan diambil hasilnya,
baik yang dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan.
Komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan peternakan adalah sapi potong,
kerbau, kambing, domba, babi, kuda, ayam bukan ras (buras), ayam ras
10
11

Soekartawi, 1994. Pembangunan Pertanian. Jakarta: Rajagrafindo Persada hal 3
Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011-2014

Universitas Sumatera Utara

pedaging, ayam ras petelur, itik manila, itik, telur ayam ras, telur ayam
bukan ras, telur itik, susu segar, dan sebagainya

1. 5.2.2 Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi
pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi serta terjadi perubahan masyarakat tani
dari yang kurang baik menjadi lebih baik

12

. Pembangunan pertanian dapat

didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya
ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi
sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia
baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui
perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change).13
Pembangunan pertanian adalah pembangunan pertanian berkelanjutan yaitu
pengolahan sumberdaya yang berhasil guna membantu kebutuhan manusia yang
berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumber daya alam.

14

Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher
(1987) yang berjudul “Getting Agriculture Moving” 15 dijelaskan secara sederhana
tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Menurut
Mosher pembangunan pertanian harus berjalan seimbang dengan syarat pokok dan
dan syarat pelancar karena syarat pokok adalah faktor yang harus ada dalam

12

Soekartawi. Pembangunan Pertanian PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.hal 1
Iqbal dan Sudaryanto, Pembangunan Pertanian 2008 hal 13
14
Coen Reintjes dkk (1999),
15
Mosher A.T, 1969. Menggerakkan dan Membangun Pertanian, Jakarta: Yasaguna hal 23
13

Universitas Sumatera Utara

kegiatan pembangunan pertanian, sedangkan syarat pelancar adalah faktor yang
berfungsi mempercepat proses pembangunan pertanian.
Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi:
a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani,
b. Teknologi yang senantiasa berkembang,
c. Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal,
d. Adanya perangsang produksi bagi petani,
e. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
Syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi:
a. Pendidikan pembangunan,
b. Kredit produksi,
c. Kegiatan gotong royong petani,
d. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian,
e. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Syarat pokok dan pelancar pembangunan pertanian harus berjalan
seimbang karena keduanya saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Dalam konteks di Indonesia, definisi pembangunan pertanian adalah upaya-upaya
yang diarahkan untuk meningkatkan:
1. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur pertanian dan perdesaan.
2. Menciptakan struktur kepemilikan lahan pertanian yang lebih baik dan
lebih adil.
3. Menciptakan ketahanan pangan dan ketahanan energi.
4. Meningkatkan kesejahteraan petani, masyarakat perdesaan dan
masyarakat keseluruhan

Universitas Sumatera Utara

5. Mengurangi desparitas kesejahteraan masyarakat perdesaan dan
perkotaan.
Pembangunan pertanian merupakan manifestasi dari proses modernisasi
pertanian yang berdimensi usaha tani, komoditas, wilayah dan lingkungan hidup.
Pelaksanaan pembangunan pertanian harus sesuai dengan kondisi lingkungan atau
dengan arti bahwa pembangunan pertanian harus dapat melestarikan lingkungan
sekitar. Karena dalam pembangunan pertanian merupakan pengelolaan sumber
daya alam yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerugian dengan rusaknya
lingkungan karena dorongan insentif ekonomi dan penggunaan teknologi yang
menimbulkan kerusakan lingkungan. Pembangunan pertanian selalu menyebabkan
perubahan dalam sumber daya alam atau lingkungan. Oleh karena itu semua
perlakuan teknologi harus sesuai dengan sehingga penggunaan dan aplikasinya
tidak akan mengurangi kualitas daya dukung sumber daya alam.
Aspek-aspek pembangunan pertanian meliputi, antara lain:
1. Mengelola sumber daya pertanian secara optimal untuk memenuhi
kebutuhan manusia,
2. Usaha tersebut mencakup pertanian dalam arti luas yaitu tanaman, ternak,
maupun ikan dalam rangka meningkatkan taraf hidup petani,
3. Meningkatkan pertumbuhan pertanian secara berkelanjutan dan tidak
merusak lingkungan hidup.
Sedangkan sasaran-sasaran pembangunan pertanian terdiri atas:
1. Meningkatkan output dan produktifitas pertanian
2. Transformasi dari pertanian subsistem ke ekonomi pertanian komersil
3. Memenuhi kebutuhan pokok dasar

Universitas Sumatera Utara

4. Mendorong agribisnis dan agri-processing
5. Industri pertanian dan penganeka ragaman ekonomi perdesaan
6. Membuka lapangan dan kesempatan kerja
7. Meningkatkan permintaan akan produksi lokal/domestik
8. Memberi peluang petani pedesaan memperoleh fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang lebih memadai.

1. 5.2.3

Paradigma Pembangunan Pertanian

Paradigma dalam pembangunan pertanian yang harus diperhatikan oleh
para pelaksana perencanaan pembangunan pertanian terdiri atas sebagai berikut: 16
a.

Dari sentralisasi ke desentralisasi

Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian di daerah perlu
diberikan wewenang yang lebih luas dalam merencanakan daerah, karena
pemerintah daerah lebih mengetahui potensi pertanian daerah dan hambatan yang
dihadapi dalam proses pembangunan pertanian daerahnya.
b.

Dari pendekatan komoditas ke sumber daya

Para perencana dan pelaksana pembangunan pertanian harus berpikir
secara holistik bukan secara parsial. Pendekatannya bukan hanya misalnya
produksi komoditas pertanian tertentu harus dicapai tetapi juga harus memikirkan
pengaruh kenaikan produksi tersebut kepada aspek kehidupan yang lain misalnya
pengolahan dan pemasarannya.
c.

Dari peningkatan pendapatan petani ke peningkatan kesejahteraan
masyarakat pedesaan.

16

Soekartawi. Pembangunan Pertanian PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1995.hal 44

Universitas Sumatera Utara

Pembangunan pertanian harus dapat meningkatkan kesejahteraan petani
bukan hanya dari pendapatan hasil petani tetapi juga masyarakat pedesaan secara
luas mendapatkan pendapatan dari aspek non pertanian juga berkaitan dengan
keberhasilan sektor pertanian.
d. Dari pendekatan skala subsistem ke skala komersial
Program pembangunan pertanian perlu memperhatikan skala usaha. Petani
kecil perlu diarahkan berusaha tani pada skala usaha yang menguntungkan. Dalam
hal ini diperlukan sistem manajemen yang baik.
e. Dari komoditi primer ke komoditi yang mempunyai nilai tambah
tinggi
Para perencana dan pelaksana dalam paradigm ini adalah melaksanakan
diversifikasi yaitu program meningkatkan keanekaragaman usaha tani. Artinya
bikan hanya satu komoditi tetpai memperhatikan komoditas lain yang dianggap
memiliki nilai tambah tinggi.
f. Dari dominasi pemerintah ke partisipasi swasta yang lebih besar
Dalam pendekatan ini hal yang ditingkatkan adalah partisipasi masyarakat
pada proyek-proyek pembangunan pertanian pada masa yang akan datang,
Masyarakat yang dianggap paling penting adalah pihak swasta. Hal ini sesuai
dengan pembangunan pertanian yaitu industrialisasi pertanian.
g. Dari padat karya ke mesin
Para pelaksana dan perencana pembangunan harus menghasilkan
produk yang mempunyai keunggulan komperatif. Oleh karena itu penggunaan
teknologi sangat dibutuhkan dan mampu menghemat sumber daya dan
meningkatkan produktivitas kerja.

Universitas Sumatera Utara

1. 5.2.4 Sistem Agrobisnis Dan Agroindustri Sebagai Salah Satu
Pendekatan Pembangunan Pertanian
Kegiatan pertanian mencakup kegiatan usaha tani perkebunan,
perhutanan, peternakan, dan perikanan. Kegiatan tersebut tercakup dalam sebuah
sistem yang disebut sistem agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
terdiri atas berbagai subsistem. Menurut Arsyad, agribisnis adalah suatu kegiatan
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
mengolah hasil pertanian dan pemasaran yang ada hubungannya dengan
pertanian. 17 Fungsi-fungsi sistem agribisnis tersebut terdiri atas kegiatan
pengadaan dan penyaluran sarana produksi, kegiatan produksi primer atau
budidaya, pengolahan atau agroindustri dan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut
menjadi subsitem dari sistem agribisnis. 18
Kegiatan manajemen agribisnis terdiri atas berbagai sub sistem yaitu:
a. Sistem agroindustri
Dalam sistem agribisnis terdapat sebuah subsistem yang disebut sistem
agroindustri. Sistem agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan baku hasil
pertanian menjadi berbagai produk yang dibutuhkan konsumen. Agroindustri
terdiri atas agroindustri hulu dan agroindustri hilir. Agroindustri hulu meliputi
industri penghasil input pertanian, seperti pupuk, pestisida, alat-alat dan mesin
pertanian dan perusahaan penghasil bibit pertanian. Sedangkan agroindustri hilir
meliputi industri pengolahan hasil-hasil pertanian primer. Agroindustri dapat
diartikan dalam dua hal yaitu: agroindustri adalah industri yang berbahan baku

17

18

Dr. Soekartawi. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1999 hal
2
E.Gumbira, Sa’id A. Harizt Intan. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta 2001. hal
19

Universitas Sumatera Utara

utama dari produk pertanian dalam hal ini menekankan pada food processing
management. Kedua, agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan dari kelanjutan
untuk pembangunan pertanian. 19
b. Manajemen produksi Agribisnis
Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai sitem prosedur dan kegiatan
yang terjadi dalam penciptaan produk agribisnis yang mencakup produk usaha
pertanian, perikanan, peternalan, kehutanan dan hasil olahan produk-produk
tersebut.

Manajemen produksi memiliki berbagai fungsi seperti personalia,

keuangan, penelitian dan pengembangan, pengadaan dan penyimpanan, dan lainlain. Ruang lingkup manajemen produksi pertanian meliputi:
1. Perencanaan produksi pertanian
a. Pemilihan komoditas pertanian
b. Pemilihan lokasi produksi pertanian dan penempatan fasilitas
c. Skala usaha pertanian
d. Perencanaan proses produksi pertanian
2. Pengorganisasian input-input dan sarana produksi pertanian
3. Kegiatan produksi pertanian
4. Pengawasan produksi pertanian
5. Evaluasi produksi pertanian
6. Pengendalian produksi pertanian
c. Pemasaran agribisnis
Pemasaran pertanian adalah kegiatan perpindahan barang atau jasa mulai
dari subsistem pengadaan dan penyaluran input pertanian, produsen hasil

19

Dr. Soekartawai. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2000. Hal 10

Universitas Sumatera Utara

pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer dan lembaga-lembaga
perantara dan pemakai lainnya.
d. Manajemen teknologi agribisnis
Teknologi agribisnis adalah salah satu sarana utama untuk mencapai
tujuan efektivitas, efisiensi serta produktivitas yang tinggi dari perusahaanperusahaan agribisnis.

Penentuan skala teknologi harus sesuai dengan skala

usaha, jenis usaha, kemampuan biaya, kemampuan sumber daya serta kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Oleh karena itu perlu upaya pengelolaan teknologi,
pengorganisasian tenologi, pelaksanaan aplikasi teknologi, pengawasan dan
evaluasi aplikasi teknologi, serta upaya pengendalian yang dibutuhkan.
e. Kelembagaan pendukung agribisnis
Keberadaan kelembagaan pendukung pengembangan agribisnis nasional
sangat penting untuk mencipatakan agribisnis Indonesia. Salah satu lembaga yang
penting yang mendukung sistem agribisnis adalah pemerintah. Pemerintah
memiliki wewenang dan regulasi dalam emncipatkan lingkungan agribisnis yang
lebih baik pemerintah juga mampu mendukung pengembangan agribisnis yang
tangguh. Beberapa lembaga pendukung adalah lembaga pembiayaan, lembaga
pemasaran dan distribusi, koperasi, lembaga pendidikan formal dan informal,
lembaga penyuluhan pertanian, lembaga riset.
Agribisnis berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia,
pembangunan wawasan lingkungan dan wilayah pembangunan pertanian.
Kegiatan sistem agribisnis yang ingin diteliti adalah kelembagaan pertanian yang
terkait dengan program-program pembangunan pertanian yang ditentukan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan. Peranan yang dimaksud adalah

Universitas Sumatera Utara

bagaimana merumuskan alternatif strategi pemerintah daerah dan memilih
prioritas strategi yang tepat dalam pengembangan agribisnis kopi di Kabupaten
Humbang Hasundutan.

1.5.3

Manajemen Strategi

1.5.3.1 Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti "seni
berperang" atau kepemimpinan dalam ketentaraan. Suatu strategi mempunyai
dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. 20 Dalam hal ini dapat
diartikan bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sesuai dengan asal mula katanya bahwa strategi merupakan taktik untuk mencapai
tujuan. Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh sebuah organisasi. Dengan demikian, strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Dalam Undang-Undang No 25 tahun 2004 strategi diartikan sebagai langkahlangkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi
secara efektif. 21

20

Crown Dirgantoro. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia. 2001 hal
12
21
Undang-Undang No 25 tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan Perencanaan Nasional pasal 1
ayat 14

Universitas Sumatera Utara

1.5.3.2 Peranan Strategi
Dalam lingkungan organisasi atau perusahaan, strategi memiliki peranan
yang sangat penting bagi pencapaian tujuan, karena strategi memberikan arah
tindakan dan cara bagaimana tindakan tersebut harus dilakukan agar tujuan yang
diinginkan tercapai. Strategi memiliki tiga peranan penting dalam mengisi tujuan
manajemen, yaitu:

22

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan. Dalam hal ini
strategi sebagai suatu elemen untuk mencapai sukses. Strategi merupakan
suatu bentuk atau tema yang memberikan kesatuan hubungan antara
keputusan-keputusan yang diambil oleh individu atau organisasi.
b. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi untuk memberikan
kesamaan arah bagi perusahaan.
c. Strategi sebagai target. Konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan
visi untuk menentukan di mana organisasi berada dalam masa yang akan
datang. Penetapan tujuan tidak hanya dilakukan untuk memberikan arah
bagi penyusunan strategi, tetapi juga untuk membentuk aspirasi bagi
perusahaan.

1.5.3.3 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi berkaitan dengan upaya memutuskan persoalan
strategi, kebijakan, perencanaan dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan
dalam rangka upaya mencapai sasaran-sasaran organisasi yang diinginkan.
Manajemen strategi meliputi semua aktivitas yang menyebabkan timbulnya
22

Robert M Grant. Analisis Strategi Kontemporer. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1999 hal 21

Universitas Sumatera Utara

perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan
rencana-rencana serta tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaransasaran strategi tersebut untuk organisasi yang bersangkutan secara total.
Manajemen strategi merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung
secara terus-menerus dalam suatu organisasi.
Definisi manajemen strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
tersebut. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi terdiri
atas tiga proses yaitu pembuatan strategi, penerapan strategi dan evaluasi
strategi 23.

1.5.3.4 Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategi terdiri atas, yaitu:
1. Perumusan/ pembuatan strategi
Tahapan manajemen strategi diawali dengan perumusan strategi.
Perumusan strategi dapat dilakukan dengan menentukan strategi dan kesesuaian
dimana pilihan strategi harus sesuai dengan kekuatan dan kelemahan sebuah
organisasi dalam menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Perumusan strategi
adalah proses strategi untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan
keputusan untuk menetapkan strategi dimulai dari penetapan visi, misi dan tujuan
jangka panjang.

23

Sondang P. Siagian. Manajemen Strategi. Jakarta: Bumi Aksara. 2001 hal 34

Universitas Sumatera Utara

2. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan adalah proses dalam manajemen strategi yang
bertujuan untuk melihat lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan disini
mencakup semua faktor baik analisis mengenai lingkungan eksternal dan
lingkungan internal yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang
diinginkan. Lingkungan eksternal yaitu komponen-komponen atau variabel
lingkungan mencakup lingkungan umum dan lingkungan industri, sedangkan
lingkungan internal mencakup mengenai aktivitas organisasi atau bisa juga
analisis mengenai sumber daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimiliki.
Hasil dari analisis lingkungan akan memberikan gambaran tentang
keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan dengan metode SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang dimilikinya. Analisis
eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman (OT)
sedangkan analisis lingkungan internal akan memberikan tentang keunggulan dan
kelemahan (SW) dari organisasi.
3. Formulasi Strategi
Formulasi

strategi

adalah

menentukan

aktivitas-aktivitas

yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan. aktivitas tersebut dapat dikelompokkan
ke dalam tiga kelompok, yaitu: analisis strategi, perencanaan strategi, pemilihan
strategi. Unuk dapat melakukan formulasi strategi dengan baik, maka ada
ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan dimana formulasi strategi
membutuhkan data dan informasi dari analisis lingkungan. Setelah melakukan
analisis lingkungan dan menentukan ke mana organisasi akan diarahkan
berdasarkan visi , misi dan tujuan yang telah ditetapkan, langkah selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

adalah memastikan bahwa organisasi akan mencapai misi dan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Untuk itulah maka perlu diformulasikan berbagai strategi atau cara untuk
mencapai arah yang diinginkan tersebut. Formulasi strategi dalam hal ini adalah
proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun
pada

pencapaian

misi

dan

tujuan

organisasi.

Setelah

sebuah

strategi

diformulasikan, strategi tersebut harus dikembangkan secara logis dalam bentuk
tindakan.
4. Implementasi strategi
Implementasi strategi adalah proses dimana sebuah organisasi dan
manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui
pengembangan program, anggaran dan prosedur. Implementasi strategi diperlukan
untuk memperinci secara lebih jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan
strategi yang telah diambil dan direalisasikan.
5. Evaluasi dan Pengendalian Strategi
Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitasaktivitas

organisasi

dan

hasil

kinerja

melalui

strategi

yang

telah

diimplementasikan sebelumnya akan dievaluasi. Pengendalian strategi merupakan
pengendalian

yang

mengikuti

strategi

yang

sedang

diimplementasikan,

mendeteksi masalah atau perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya dan
melakukan penyesuaian yang diperlukan. Tahap pengendalian strategi ini
merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada
pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk
memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana

Universitas Sumatera Utara

mestinya. Hasil dari tahap pengendalian strategi ini akan sangat bermanfaat dan
akan menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya.

1.5.4

Strategi Pembangunan Pertanian

Strategi pembangunan pertanian adalan cara-cara atau tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh orang, badan atau organisasi dalam meningkatkan kegiatan
pertanian dalam meingkatkan produksi pertanian agar tercapai pembangunan
pertanian

yang

lebih

baik

dari

sebelumnya.

Beberapa

strategi-strategi

pembangunan pertanian yang telah digunakan di beberapa negara yaitu strategi:
1. Revolusi Hijau
Revolusi hijau sering dikenal dengan revolusi agraria yaitu suatu
perubahan cara bercocok tanam dari cara tradisional berubah ke cara modern
untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan
Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan
padi di Filipina (1960). Tujuan revolusi hijau adalah meningkatkan produktivitas
pertanian dengan cara penelitian dan eksperimen bibit unggul serta mengubah
petani-petani gaya lama (peasant) menjadi petani-petani gaya baru (farmers),
memodernisasikan pertanian gaya lama guna memenuhi industrialisasi ekonomi
nasional. 24
Revolusi hijau ditandai dengan semakin berkurangnya ketergantungan
para petani pada cuaca dan alam karena peningkatan peran ilmu pengetahuan dan

24

Bustanul Arifin,. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia Telaah struktur, Kasus, dan
Alternatif Strategi, Penerbit Erlangga. Jakarta. 2001: Hal 153

Universitas Sumatera Utara

teknologi dalam peningkatan produksi bahan makanan. Tahap-tahap revolusi hijau
adalah sebagai berikut:
1. Tahap I adalah tahap penyebaran bibit tanaman pangan, seperti gandum,
padi, jagung, dan kentang di seluruh dunia dan dilaksanakan pada tahun
1800.
2. Tahap II adalah tahapan ini revolusi hijau diperankan Amerika. Negara ini
melakukan penanaman panagan dengan metode ilmiah yaitu penggunaan
pupuk, irigasi, pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
3. Tahap III, pada tahap ini sudah dilakukan penelitian terhadap bibit
tanaman pangan. Penelitian yang dilakukan adalah penyilanagan bibit
secara genetika untuk mendapatkan varietas tanaman pangan yang
berumur pendek dan dapat dipanen 3 kali dalam 1 tahun.
4. Tahap IV adalah modernisasi pengelolaan lahan pertanian. Penggunaan
bibit unggulan dan menggunakan mesin-mesin pertanian seperti traktor
dan alat pengupas biji padi.
2.

REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Pembangunan pertanian di Indonesia dilaksanakan secara terencana yang

dikenal dengan program Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang
semuanya dititik beratkan pada sektor pertanian sebagai berikut:
a. Repelita I: titik berat pada sektor pertanian dan industri pendukung
sektor pertanian.
b. Repelita II: titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan
industri pengolah bahan mentah menjadi bahan baku.

Universitas Sumatera Utara

c. Repelita III: titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan dan meningkatkan industri pengolah bahan baku menjadi
bahan jadi.
d. Repelita IV: titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha
menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri penghasil
mesin-mesin.
e. Repelita V: melanjutkan Repelita IV.
3. Industrialisasi Pertanian
Arifin (2005) menyatakan bahwa definisi industrialisasi pertanian tidak
sesempit sekedar mekanisasi pertanian atau pengolahan hasil pertanian oleh sektor
industri, tetapi jauh lebih luas dari itu karena mencakup proses peningkatan nilai
tambah, sampai pada koordinasi dan integrasi vertikal antara sektor hulu dan
sektor hilir. Lebih lanjut dinyatakan bahwa terdapat pihak-pihak yang
memperlakukan industrialisasi pertanian sebagai bagian dari seluruh rangkaian
pembangunan sistem agribisnis, di pihak lain ada pula yang beranggapan bahwa
proses industrialisasi adalah suatu keniscayaan seiring dengan proses transformasi
struktur ekonomi dan merupakan tuntutan efisiensi dalam bidang usaha melalui
integrasi vertikal dari hulu hingga hilir.
Pertanian harus dipandang bukan sekedar sebagai sumber surplus untuk
mendukung industrialisasi, tetapi juga sebagai sumber dinamis pertumbuhan
ekonomi, penyedia lapangan kerja, dan distribusi pendapatan yang lebih baik.
Selain itu, kemajuan pertanian adalah penting dalam menyediakan pangan bagi
tumbuhnya tenaga kerja non pertanian, bahan baku untuk produksi sektor industri,
tabungan dan penerimaan pajak untuk mendukung pembangunan sektor ekonomi

Universitas Sumatera Utara

lainnya, untuk mendapatkan lebih banyak devisa dan memberikan pertumbuhan
pasar bagi industri domestik. Hubungan intersektoral antara pertanian dan industri
akan menentukan transformasi struktural pada perekonomian negara berkembang.
Negara Indonesia juga memiliki Strategi Induk Pembangunan Pertanian
(SIPP) pada tahun 2013-2045 yaitu dengan visi terwujudnya sistem pertanian bio
industri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk
bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika.
Dengan misi yaitu mengembangkan dan mewujudkan:
1.

Penataan ruang dan reforma agraria

2.

Sistem pertanian tropika terpadu

3.

Kegiatan ekonomi produksi, informasi dan teknologi

4.

Pasca panen, agro-energi dan bioindustri berbasis perdesaan

5.

Sistem pemasaran dan rantai nilai produk

6.

Sistem pembiayaan pertanian

7.

Sistem penelitian, inovasi dan sumberdaya manusia berkualitas

8.

Infrastruktur pertanian dan perdesaan

9.

Program legislasi, regulasi dan manajemen yang imperatif.

1.5.5

25

Analisis SWOT Sebagai Strategi Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian akan tercapai jika memiliki strategi dalam
mencapai pembangunan pertanian. Agar strategi perusahaan atau organisasi
disusun secara efektif, maka diperlukan adanya dapat informasi tentang kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang berkaitan dengan kondisi dan situasi
25

http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/RPTP_2015_08.pdf.

Universitas Sumatera Utara

perusahaan atau organisasi tersebut. Salah satu metode untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam pengembangan pembangunan
pertanian adalah analisis SWOT. Analisis SWOT terdiri atas:
a. Strenght yaitu kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang
dapat dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan organisasi.
b. Weaknesses yaitu kelemahan-kelemahan adalah kelemahan-kelemahan
yang terdapat dalam suatu organisasi yang dapat menghambat proses
organisasi.
c. Opportunity yaitu peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh
organisasi

dalam

menyusun

strateginya

untuk

meningkatkan

kemampuan organisasi.
d. Threats yaitu ancaman-ancaman yang akan menghambat proses
organisasi yang berasal dari luar organisasi.
Langkah-langkah membuat analisis SWOT :
1. Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling urgen untuk diatasi
secara umum pada semua komponen.
2. Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok untuk upaya
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi lebih dahulu
pada langkah 1.
3. Masukkan butir-butir hasil identifikasi (langkah 1 dan langkah 2) ke dalam
bagan deskripsi SWOT. Langkah ini dapat dilakukan secara keseluruhan,
atau jika terlalu banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk
komponen masukan, proses, dan keluaran.

Universitas Sumatera Utara

4. Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang direkomendasikan untuk
menangani kelemahan dan ancaman, termasuk pemecahan masalah,
perbaikan, dan pengembangan lebih lanjut.
5. Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan susunlah
suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.
Dengan demikian analisis SWOT merupakan salah satu langkah yang
paling penting dalam memformulasikan strategi. Dengan menggunakan misi
organisasi sebagai konteks manajer mengukur kekuatan dan kelemahan internal
(kompetensi unggulan), demikian juga kesempatan dan ancaman eksternalnya.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi yang baik yang mengeksploitasi
kesempatan dan kekuatan, menetralisir ancaman, dan menghindari kelemahan.
Berikut dapat dituangkan dalam matriks SWOT : 26
Tabel 1.1: Matriks SWOT

S (Strength)
W (Weakness)
Tentukan
faktor-faktor Tentukan faktor-faktor
kekuatan internal
kelemahan internal
Strategi SO: Ciptakan
strategi yang menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan peluang

Strategi WO: Ciptakan
strategi
yang
meminimalkan kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang

Strategi
ST: Ciptakan
T (Threat)
Tentukan faktor- strategi yang menggunakan
faktor ancaman kekuatan untuk mengatasi
ancaman
eksternal
Sumber :Rangkuti, 2002

Strategi WT: Ciptakan
strategi
yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman

O (Opportunity)
Tentukan faktorfaktor peluang
eksternal

26

Freddy Rangkuti,. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. 2002 hal 17

Universitas Sumatera Utara

SWOT matriks menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat
dilakukan oleh organisasi yang didasarkan pada hasil analisis SWOT. Dalam
analisa SWOT dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif
yang dikenal dengan Strategi Strength-Opportunities (SO), Strategi WeaknessesOpportunities (WO), Strategi Strength-Threats (ST), Strategi Weaknesses-Threats
(WT) yaitu:
1

Strategi

SO

adalah

strategi

yang

digunakan

organisasi

dengan

memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths (S) yang dimiliki
untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).
2

Pada strategi WO adalah strategi yang digunakan organisasi dengan
seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan/Weakness (W) yang ada
untuk memanfaatkan berbagai peluang/Opportunity (O).

3

Pada strategi ST adalah strategi yang digunakan organisasi dengan
memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths (S) untuk
mengurangi berbagai ancaman/Threats (T) yang mungkin melingkupi
organisasi.

4

Pada strategi WT adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi
kelemahan/Weakness (W) dalam rangka meminimalisir ancaman/Threats
(T).

Universitas Sumatera Utara

1.6 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
penelitian ilmu sosial.
Dari pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan defenisi dari
beberapa konsep yang digunakan:
1. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan kalau terjadi
pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi serta terjadi perubahan
masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
2. Strategi, dalam Undang-Undang No 25 tahun 2004, strategi diartikan
sebagai langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi secara efektif.
3. Analsisis

SWOT

adalah

pengidentifikasian

kekuatan

(strength),

kelemahan. (weakness),peluang (opportunity) dan ancaman (threats) yaitu
yang meliputi:
a. Kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang dapat
dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan organisasi.
b. Kelemahan-kelemahan adalah kelemahan-kelemahan yang terdapat
dalam suatu organisasi yang dapat menghambat proses organisasi.
c. Peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh organisasi dalam
menyusun strateginya untuk meningkatkan kemampuan organisasi.
d. Ancaman-ancaman yang akan menghambat proses organisasi yang
berasal dari luar organisasi.

Universitas Sumatera Utara

1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan
sistematika penulisan.
BAB II : Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data.
BAB III : Deskripsi Lokasi Penelitian
Bab ini membahas gambaran umum tentang Kabupaten Humbang
Hasundutan dan Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasunndutan.
BAB IV : Penyajian Data
Bab ini membahas tentang seluruh rangkaian hasil penelitian yang
dirangkum dan memuat hasil penelitian serta hasil wawancara dengan
informan penelitian.
BAB V : Analisa Data
Bab ini membahas tentang analisa dan implementasi data yang diperoleh
peneliti

selama

penelitian.

Bab

ini

berisikan

tentang

strategi

pengembangan kopi
BAB VI : Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
penelitian.

Universitas Sumatera Utara