Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Alkadri,dkk. 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah Sumberdaya Alam, Sumberdaya Manusia, Teknologi. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Arifin, Bustanul. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia Telaah Struktur, Kasus, dan Alternatif Strategi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia Widiarsana Indonesia.

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Grant, Robert, M. 1999. Analisis Strategi Kontemporer. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gumbira, E & Harizt Sa’id A. 2001. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kamaluddin, Rustian. 1983. Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Daerah. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Moloeng, Lexy J. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mosher A.T, 1969. Menggerakkan dan Membangun Pertanian, Jakarta: Yasaguna.

Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Strategi. Jakarta: Bumi Aksara. Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Bumi Aksara. Sirojuzilam, Surpriadi dan Andi Posman. 2013. Analisis Potensi Sektor Pertanian

Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Humbang Hasundutan. Medan: Jurnal.


(2)

Soekartawi, 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekartawi. 2000 . Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suyitno, Daljdoeni. 2001. Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. Bandung: PT

Alumni.

Tambunan, T. H. Tulus.2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumber Perundang-undangan

Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Pembangunan Perencanaan Nasional.

Undang-undang No 9 Tahun 2003 Tentang Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan

Sumber lainnya

Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan 2011-2014. Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015.

Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011-2014.

Rencana Strategis Dinas Kabupaten Humbang Hasundutan 2011-2015. RPJMD Kabupaten Humbang Hasundutan 2011-2015.

RPJPD Kabupaten Humbang Hasundutan 2006-2025.

Sumber Internet

diakses pada

tanggal 16 September 2015, pukul 16:43 WIB


(3)

tanggal 12 Oktober 2015, pukul 15.07 WIB


(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Visi dan Misi Kabupaten Humbang Hasundutan 3.1.1 Visi

Visi pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Humbang Hasundutan menjadi daerah yang mandiri dan sejahtera. Visi tersebut mengandung makna sebagai berikut:

1. Mandiri

Masyarakat mandiri adalah masyarakat yang mampu mewujudkan eksistensi kehidupan dengan kemampuan dan kekuatan sendiri. Kemandirian disini dalam arti luas menyangkut segala aspek kehidupan dan akan tercermin dalam aturan kelembagaan, pranata-pranata dan nilai-nilai yang mendasarinya serta perkembangannya dinamis dalam berbagai aspek baik ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan dan ketertiban. Mandiri berarti pembangunan perberdayaan masyarakat sebagai pelaku pembangunan dilakukan melalui kemitraan, partisipasi dan pelayanan dengan mengoptimalkan sumber daya lokal guna terpenuhinya kualitas hidup masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang berdiri.

2. Sejahtera

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum yang dalam pelaksanaannya mencakup keseluruhan kegiatan masyarakat dan pemerintah yang ditunjukkan untuk memberikan jaminan kehidupan yang layak bagi setiap warga


(5)

negara, baik lahiriah maupun batiniah. Oleh karena itu, program bidang kesejahteraan masyarakat pada visi ini akan mencakup keseluruhan aspek yang berhubungan dengan tuntutan kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani bagi seluruh masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan.

Dalam hubungannya dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang mengarah kepada terwujudnya kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari upaya untuk melanjutkan dan menyempurnakan pembangunan yang sedang berjalan, serta adanya perubahan paradigma sesuai tuntutan perkembangan reformasi yang terus bergulir dengan meletakkan landasan pembangunan atas dasar prinsip-prinsip demokrasi dan transparansi, serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

3.1.2 Misi

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Humbang Hasundutan di tetapkan misi yaitu:

1. Meningkatkan profesionalisme dan produktifitas kerja sumber daya manusia (SDM)

2. Menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good governance) 3. Meingkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian

4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan 5. Meningkatkan stabilitas politik dan keamanan


(6)

3.2 Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan 3.2.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Humbang Hasundutan adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003, yang terletak ditengah wilayah Provinsi Sumatera Utara. Secara astronomi, Kabupaten Humbang Hasundutan terletak pada garis 2˚ 13’– 2˚ 28’ Lintang Utara dan 98˚ 10’ – 98˚ 58’ Bujur Timur. Dengan luas wilayah daratan 250.271,02 Ha dan 1.494,91 Ha luas danau, yang terdiri dari 10 kecamatan, 1 kelurahan dan 143 desa. Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan langsung dengan :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Samosir

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara 3. Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Tengah 4. Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Bharat

3.2.2 Kondisi Topografi

Berdasarkan topografinya, Kabupaten Humbang Hasundutan berada di jajaran bukit barisan dengan keadaan lereng umumnya berbukit dan bergelombang. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2.075 meter diatas permukaan laut, dengan perincian:

a. Datar : 278,75 Km2 b. Landai : 491,63 Km2 c. Miring : 1.066,50 Km2


(7)

d. Terjal : 665,82 Km2

Dikaji dari tingkat kesuburan tanahnya, lahan di Kabupaten Humbang Hasundutan pada umumnya relatif subur, dimana jenis tanah yang terdapat secara umum adalah jenis tanah yang kebanyakan mengandung bahan organik dan memiliki tingkat keasaman tanah (pH) yang tinggi dengan rata-rata 5-6,5. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki suhu berkisar 17˚C - 29˚C dan rata-rata kelembaban udara (RH) sebesar 85,94 persen. Menurut metode pengukuran Schamid dan Ferguson, wilayah Humbang Hasundutan termasuk daerah beriklim tipe B.

3.2.3 Kondisi Demografi

Kependudukan atau demografi meliputi gambaran dinamika kependudukan masyarakat. Perkembangan tersebut dapat mencakup gambaran ukuran penduduk, komposisi penduduk dan distribusi penduduk serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian dan migrasi. Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2010 penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berjumlah 171.650 jiwa yang tersebar pada 10 kecamatan. Kecamatan Dolok Sanggul merupakan wilayah yang paling banyak penduduknya dengan jumlah mencapai 43.197 jiwa atau 25,16% dari jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan. Kepadatan penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada kisaran 68,59 jiwa/km2. Menurut wilayah kecamatan, kepadatan penduduk antar kecamatan berada pada rentang 23,79 jiwa/km2 hingga 305,75 jiwa/km2 .


(8)

3.2.4 Sarana Dan Prasarana a. Jalan dan Transportasi

Kondisi jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan masih relatif baik. Ruas jalan propinsi maupun kabupaten yang ada di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Onan Ganjang, Kecamatan Sijamapolang, Kecamatan Pakkat, Kecamatan Parlilitan, Kecamatan Tarabintang dan Kecamatan Baktiraja rawan akan bencana tanah longsor, yang dapat memutuskan hubungan transportasi. Namun secara keseluruhan kondisi jalan di Humbang Hasundutan dapat dilalui dengan kendaraan roda empat. Panjang jaringan jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan sampai dengan tahun 2007 sekitar 1.139,60 Km, yang terdiri dari 43 Km jalan negara dan 111,2 Km jalan propinsi dan 985,4 Km jalan kabupaten. Sehingga untuk akses pertanian mudah untuk dijalankan.

b. Pasar

Pasar sebagai fasilitas tempat pemasaran barang di wilayah Humbang Hasundutan ada sembilan pasar tradisional dengan hari raya pekan yang berbeda. Pasar dapat mendukung petani untuk memperoleh sarana dan prasarana pertanian serta mempermudah pemasaran hasil pertaniannya ke berbagai pasar yang masih bisa dijangkau. Di samping itu pasar juga memberikan kesempatan lebih bagi para pedagang sarana produksi dan pedagang pengumpul. Di pasar inilah para petani menjual hasil produksi pertanian mereka.


(9)

3.3 Gambaran Umum Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

3.3.1 Visi dan Misi Dinas

Dalam rangka pencapaian visi Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu Humbang Hasundutan menjadi daerah mandiri dan sejahtera, serta mencermati potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sosial budaya di Kabupaten Humbang Hasundutan maka dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan memutuskan visi, misi, strategi dan kebijakan. Dengan visi “ Terwujudnya Petani Profesional, Tangguh, Mandiri dan Sejahtera”. Dengan misi :

1. Meningkatkan kualitas dan produktifitas sumber daya manusia aparatur dan masyarakat petani.

2. Menumbuhkembangkan agribisnis yang berbasis ekonomi kerakyatan dan berwawasan lingkungan.

3. Mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan.

4. Memberdayakan masyarakat petani dengan pembekalan teknologi informasi dan melengkapi sarana pendukung.

5. Mengembangkan investasi dengan pola kemitraan yang saling sinergi.

3.3.2 Tujuan dan Sasaran

Adapun tujuan dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dikaitkan dengan misi yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan SDM aparatur dan masyarakat petani dengan tujuan:


(10)

a. Meningkatkan kemampuan, keahlian, disiplin dan dedikasi aparatur dalam penyelenggaraan pembangunan dan kemasyarakatan.

b. Meningkatkan kualitas koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar instansi pemerintah dan pihak terkait, demikian juga internal dinas. c. Meningkatkan keterampilan, keahlian, disiplin, dan etos kerja

masyarakat petani dalam melaksanakan usahanya.

2. Menumbuhkembangkan agribisnis yang berbasis ekonomi kerakyatan dan berwawasan lingkungan dengan tujuan:

a. Meningkatkan peran serta pelaku ekonomi kerakyatan dalam mengembangkan agribisnis.

b. Mengembangkan sentra-sentra produksi unggulan untuk menghasilkan komoditas yang mampu berdaya saing dipasar nasional, regional dan internasional.

c. Meningkatkan pemanfaatan sarana produksi pengolahan d. Meningkatkan peluang usaha pertanian

3. Mempertahankan dan meningkatkan swasembada pangan dengan tujuan:

a. Meningkatkan diversifikasi usaha budidaya b. Meningkatkan ketersediaan pangan dan gizi

c. Pembangunan lumbung pangan di daerah rawan pangan

4. Memberdayakan masyarakat petani dengan pembekalan teknologi informasi dan melengkapi sarana pendukung dengan tujuan:


(11)

a. Meningkatkan peran aktif masyarakat petani/kelompok akan pentingnya pembangunan

b. Mendorong masyarakat kelompok tani untuk mandiri dalam berusaha

c. Menumbuhkan insan-insan pembangunan pertanian

d. Mempercepat tujuan pencapaian kesejahteraan masyarakat petani. 5. Mengembangkan investasi dengan pola kemitraan yang saling sinergi

dengan tujuan:

a. Meningkatkan peran serta investor untuk membangun pertanian b. Meningkatkan kemitraan antara investor dengan kelompok tani.

3.3.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

a. Tugas Pokok Dinas

1. Membantu Bupati melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang pertanian serta ketahanan pangan

2. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati b. Fungsi Dinas

1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang pertanian meliputi pangan dan holtikultura, perkebunan, kelembagaan, penyuluhan dan ketahanan pangan.

2. Memberikan pelayanan umum di bidang pertanian dan perkebunan


(12)

3. Membina unit organisasi pelaksanaan teknis dan jabatan fungsional

3.3.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam kewenangan desentralisasi di bidang pertanian yang meliputi pengembangan dan pembangunan pertanian, perkebunan dan ketahanan pangan serta melakukan kerjasama dan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait lainnya dan tugas lain yang diberikan Bupati. Sesuai dengan tugas pokok sebagaimana dimaksud, uraian tugas kepala dinas pertanian sebagai berikut:

a. Membantu Bupati dalam pelaksanaan bidang tugasnya merumuskan kebijakan perencanaan, penelitian dan pengembangan pertanian pangan, holtikultura, perkebunan serta ketahanan pangan.

b. Merumuskan kebijakan peningkatan produksi pertanian pangan, holtikultura, perkebunan serta ketahanan pangan.

c. Merumuskan peningkatan mutu produksi, agroindustri dan pemasaran berdasarkan peraturan perundang-undangan

d. Merumuskan kebijakan pelatihan dan penyuluhan

e. Merumuskan kebijakan bimbingan uji lapangan dan penerapan teknologi di bidang pertanian

f. Merumuskan kebijakan pengendalian dan pemberantasan hama dan penyakit


(13)

g. Merumuskan kebijakan pelaksanaan penyuluhan pertanian

h. Merumuskan dan melakukan upaya kerjasama dengan pihak lain dalam pembangunan pertanian

i. Memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis j. Menetapkan DP-3 pegawai dan kenaikan gaji berkala

k. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten.

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

2. Sekretaris Dinas

Sekretaris Dinas mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan dinas. Sesuai dengan tugas pokok sebagaimana dimaksud,uraian tugas sekretaris sebagai berikut:

a. Membantu kepala dinas dalam bidang tugasnya b. Menyusun rencana dan program kerja tahunan

c. Melaksanakan urusan administrasi umum, rumah tangga dan perlengkapan serta pelaporannya

d. Melaksanakan urusan administrasi keuangan e. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian

f. Memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis g. Menetapkan DP-3 pegawai

h. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas Kepala Dinas i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan


(14)

3. Kepala sub bagian umum

Dengan tugas pokok mempersiapkan bahan-bahan penyusunan kebijakan teknis dinas, program dan kegiatan, pengelolaan perlengkapan dan barang inventaris, pengelolaan urusan rumah tangga, ketatausahaan, kepegawaian serta pelaporan. Uraian tugas kepala sub bagian umum adalah:

a. Membantu sekretaris dalam bidang tugasnya

b. Menyelenggarakan administrasi perkantoran kerumahtanggaan c. Melaksanakan administrasi surat menyurat

d. Melaksanakan urusan penerimaan tamu dan keprotokolan

e. Melaksanakan administrasi barang dan inventarisasi serta menyusun rencana pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, perawatan dan usul penghapusan dan inventaris serta pelaporannya f. Melaksanakan penyusunan laporan statistik pertanian

g. Melaksanakan pengaturan dan penyediaan fasilitas rapat dinas dan upacara

h. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan pelatihan pegawai

i. Melaksanakan peningkatan disiplin pegawai j. Mempersiapkan laporan dinas

k. Menyelenggarakan administrasi perjalanan dinas dan pengawasannya l. Mengusulkan pejabat bendahara barang

m. Memberi petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tulisan n. Menetapkan DP-3 pegawai


(15)

p. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

4. Kepala sub bagian keuangan

Dengan tugas pokok mempersiapkan bahan-bahan penyusunan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan. Tugas kepala sub bagian keuangan:

a. Menyusun rencana anggaran

b. Menyelenggarakan administrasi keuangan dan pelaporannya c. Menyelenggarakan administrasi kewajiban wajib pajak pegawai d. Melaksanakan verifikasi surat pertanggungjawaban keuangan

e. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan yang menyangkut bidang keuangan

f. Mengusulkan pejabat pemegang khas

g. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis

h. Menetapkan DP-3 pegawai

i. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada sekretaris j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan

5. Kepala bidang tanaman pangan dan holtikultura

Dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanan dalam bidang tanaman pangan dan holtikultura. Tugas kepala bidang tanaman pangan dan holtikultura:


(16)

b. Menyusun program rencana kerja bidang tanaman pangan dan holitikultura

c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan dalam pengembangan usaha tanaman pangan dan holtikultura

d. Melaksanakan peningkatan pemanfaatan pemberdayaan sumber daya alam dan pemberdayaan sumber daya manusia melalui penerapan teknologi ramah lingkungan

e. Melaksanakan pendataan dan pemetaan potensi

f. Melaksanakan urusan intensifikasi, diversifikasi dan ekstensifikasi serta peremajaan

g. Melaksanakan pembinaan dan seleksi pemilihan kebun induk dalam rangakain bibit tanaman

h. Melaksanakan kegiatan pengembangan agribisnis

i. Melaksanakan bimbingan, monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan

j. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis pemanfaatan peralatan, alat mesin pertanian.

k. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan peredaran jalinan benih antar lapang

l. Melaksanakan pembinaan dan pembentukan penangkar-penangkar benih

m. Menetapkan DP-3 pegawai

n. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala dinas o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.


(17)

- Kepala seksi produksi tanaman pangan dan holtikultura

Kepala seksi produksi tanaman pangan dan holtikultura mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan dalam bidang produktivitas tanaman pangan dan holtikultura. Dengan tugas sebagai berikut:

a. Membantu kepala bidang dalam pelaksanaan bidang tugasnya b. Menyusun program dan rencana kerja seksi

c. Mempersiapkan petunjuk dan paket teknologi usaha tanaman pangan dan holtikultura pada kegiatan intensifikasi, diversifikasi, ekstensifikasi serta peremajaan/rehabilitasi

d. Mempersiapkan pembinaan dan pengawasan kebun induk sebagai sumber benih/bibit

e. Mempersiapkan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan pembibitan dan peredaran benih/bibit

f. Mempersiapkan kerjasama dengan instansi/lembaga terkait untuk uji coba teknologi baru

g. Mencari dan mengumpulkan teknologi baru untuk disebarluaskan kepada petani

h. Mempersiapkan sarana dan prasarana penyuluhan dan menggali/ mencari informasi teknologi baru di instansi/lembaga terkait maupun dari pihak lain menyangkut pengelolaan panen, pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian

i. Mempersiapkan materi, metode dan sistem usaha dalam penyuluhan pertanian


(18)

j. Mempersiapkan dan melaksanakan pembinaan, pengawasan terhadap peredaran pestisida, pupuk, dan sarana produksi pertanian

k. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis l. Menetapkan DP-3 pegawai

m. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala dinas n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

- Kepala seksi pengembangan agribisnis tanaman pangan dan holtikultura

Dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan dalam bidang agribisnis tanaman pangan dan holtikultura. Sesuai dengan tugas pokok, maka uraian tugas adalah

a. Membantu kepala bidang dalam pelaksanaan bidang tugasnya b. Menyusun program dan rencana kerja seksi

c. Mempersiapkan bimbingan pasca panen hasil dan pemasaran

d. Melakukan pencatatan dan penyajian informasi pasar komoditas pertanian meliputi harga komoditi, permintaan, penyediaan dan lokasi, pengelolaan pasar

e. Mempersiapkan pertemuan antara pelaku pasar dengan petani

f. Melakukan pembinaan petani dalam meningkatkan mutu hasil produksi melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, magang, studi banding, tamu lapangan dan lain-lain

g. Mempersiapkan usaha untuk agroindustri


(19)

i. Mempersiapkan kerjasama terhadap perbankan dan invenstasi j. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis k. Menetapkan DP-3 pegawai

l. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala dinas m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

6. Kepala bidang perkebunan

Kepala bidang perkebunan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan dalam bidang perkebunan. Tugas kepala bidang perkebunan adalah:

a. Membantu kepala bidang dalam pelaksanaan bidang tugasnya b. Menyusun program dan rencana kerja bidang perkebunan

c. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan dalam pengembangan usaha tani

d. Melaksanakan pendataan dan pemetaan potensi serta pengembangan

e. Melaksanakan urusan intensifikasi, diversifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi

f. Melaksanakan urusan perijinan, bimbingan, monitoring dan evaluasi terhadap perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan

g. Mengembangkan penerapan teknologi kegiatan produksi h. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi benih antar lapang

i. Melaksanakan urusan perlindungan terhadap hama, penyakit dan gulma j. Membina dan mengembangkan agroindustri


(20)

l. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis m. Menetapkan DP-3 pegawai

n. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala dinas o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

- Kepala seksi produksi perkebunan

Dengan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dalam pembinaan dalam bidang produksi perkebunan. Uraian tugas kepala seksi produksi perkebunan sebagai berikut:

a. Membantu kepala bidang dalam pelaksanaan bidang tugasnya b. Menyusun program dan rencana kerja seksi

c. Mempersiapkan bimbingan pendataan dan pemetaan potensi sumber daya

d. Melakukan pembinaan dan penyuluhan dalam pengembangan usaha tani

e. Melaksanakan urusan intensifikasi, diversifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi

f. Mencari dan mengumpulkan teknologi baru untuk disebarluaskan kepada petani

g. Menyusun pengamatan, pemetaan, peramalan dan pengendalian terhadap hama, penyakit dan gulma

h. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan pembibitan dan peredaran benih/bibit


(21)

j. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis k. Menetapkan DP-3 pegawai

l. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala bidang m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

- Kepala seksi pengembangan agribisnis perkebunan

Dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan dalam bidang agribisnis perkebunan. Sesuai dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Membantu kepala bidang dalam pelaksanaan bidang tugasnya

b. Melaksanakan pengembangan dinamika kelompok dan kawasan komoditi perkebunan

c. Melaksanakan bimbingan pasca panen, pengolahan hasil dan pemasaran

d. Melaksanakan proses pemberian rekomendasi untuk ijin usaha e. Membina dan membimbing lembaga/asosiasi komoditi

f. Menjembatani hubungan antar petani/kelompok tani g. Membuat analisis usaha tani komoditi perkebunan h. Mempersiapkan informasi penanaman modal

i. Mengembangkan kemitraan antara petani dengan pelaku agroindustri, investor, eksportir, perbankan dan dunia usaha lainnya

j. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis k. Menetapkan DP-3 pegawai


(22)

m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

7. Kepala bidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian

Kepala bidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan dalam bidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian. Sesuai dengan tugas pokok, maka tugasnya adalah sebagai berikut:

a. Membantu kepala dinas dalam pelaksanaan bidang tugasnya

b. Menyusun program dan rencana kerja bidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian

c. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan kelembagaan dan penyuluhan pertanian

d. Melaksanakan urusan kelembagaan dan penyuluhan pertanian

e. Melaksanakan dan menyiapkan petunjuk teknis kelembagaan dan penyuluhan pertanian

f. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis g. Menetapkan DP-3 pegawai

h. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala dinas i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

8. Kepala bidang ketahanan pangan

Kepala bidang ketahanan pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan pelaksanaan dalam bidang ketahanan pangan. Dengan tugas sebagai berikut:


(23)

a. Membantu kepala dinas dalam pelaksanaan bidang dan tugasnya b. Menyusun program dan rencana kerja bidang ketahanan pangan c. Merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan

d. Merumuskan ketersediaan pangan, cadangan pangan dan distribusi pangan

e. Melaksanakan pembinaan, monitoring, evaluasi dalam mendukung ketahanan pangan

f. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam ketahanan pangan dan gizi

g. Melaksanakan inventarisasi perkembangan kelembagaan

h. Menyebarluaskan informasi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan

i. Melaksanakan gerakan peningkatan partisipasi kelompok tani dan aparatur

j. Memberikan petunjuk kepada bawahan secara lisan dan tertulis k. Menetapkan DP-3 pegawai

l. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada kepala dinas m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan


(24)

3.3.5 Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Gambar : Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki 47 pegawai yang memiliki empat bidang pertanian yaitu: bidang ketahanan pangan, bidang tanaman pangan dan holtikultura, bidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian dan bidang perkebunan. Setiap bidang-bidang tersebut memiliki tujuan dan tugas pokok, serta fungsi masing-masing, dimana setiap bidang harus dapat bekerja

KEPALA DINAS KABID KETAHANAN PANGAN KABID PERKEBUNAN KABID TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA SEKRETARIS DINAS

KASUBBAG UMUM KASUBBAG KEUANGAN

KABID KELEMBAGAAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN

SEKSI PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA SEKSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA SEKSI PRODUKSI PERKEBUNAN SEKSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN SEKSI DISTRIBUSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN SEKSI PENGANEKARAGA -MAN PANGAN DAN GIZI SEKSI PENYULUHAN PERTANIAN SEKSI KELEMBAGAAN PERTANIAN


(25)

sama dan berkoordinasi dengan baik agar tercapai tujuan pembangunan pertanian yang terdapat dalam visi dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dengan menjalankan misi yang telah ditentukan dan sesuai dengan misi pembangunan Kabupaten Humbang Hasundutan. Karena salah satu syarat pembangunan pertanian adalah adanya sumberdaya aparat pemerintah yang mendukung pertanian suatu daerah. Dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan berperan dalam pembentukan strategi pembangunan pertanian Humbang Hasundutan. Setiap aparat pemerintah Dinas Pertanian diharapkan memiliki kompetensi dan pengetahuan dalam bidang pertanian.


(26)

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1 Strategi Pembangunan Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian daerah Humbang Hasundutan, yang memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini membuktikan, bahwa sektor pertanian menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini juga disebabkan mayoritas masyarakat Humbang Hasundutan bermata pencaharian sebagai petani karena didukung oleh jenis tanah serta iklim yang cocok sebagai daerah pertanian.

Hal ini juga dapat dilihat dari struktur lapangan usaha pertanian sebagian masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan lapangan usaha ini mencakup lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman hortikultura semusim, perkebunan semusim, tanaman hortikultura tahunan, perkebunan tahunan, peternakan, dan jasa pertanian dan perburuan, sub lapangan usaha kehutanan dan penebangan kayu dan sub lapangan usaha perikanan. Di Sumatera Utara, lapangan usaha ini masih menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja.

Lapangan usaha ini terdiri atas lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten


(27)

Humbang Hasundutan. Berikut tabel tentang peranan lapangan usaha terhadap pembentukan terhadap PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tabel 4.1 : Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan (Persen)29

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan

50,13 49,20 48,53 48,13 47,15

2 Pertambangan dan

Penggalian

0,52 0,57 0,58 0,60 0,59 3 Industri Pengolahan 1,64 1,65 1,66 1,57 1,62 4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,08 0,08 0,07 0,06 5 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,07 0,07 0,07 0,07 0,07

6 Konstruksi 12,25 12,46 12,60 12,82 12,39 7 Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

13,11 13,30 13,48 13,54 13,82

8 Transportasi dan

Pergudangan

2,20 2,26 2,22 2,38 2,47 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

2,91 2,86 2,98 3,13 3,27 10 Informasi dan Komunikasi 1,05 1,01 0,96 0,92 0,89 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,18 1,16 1,20 1,18 1,21 12 Real Estat 2,34 2,42 2,34 2,49 2,59 13 Jasa Perusahaan 0,12 0,12 0,12 0,13 0,13 14 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

10,70 11,15 11,47 11,29 11,47

15 Jasa Pendidikan 0,98 0,99 0,97 0,96 0,96 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

0,57 0,59 0,60 0,60 0,62 17 Jasa Lainnya 0,13 0,13 0,13 0,13 0,14 Sumber: PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2010-2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sektor pertanian hampir menyumbangkan 50% dibandingkan lapangan usaha lainnya pada PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan yang didalamnya mencakup lapangan usaha kehutanan dan perikanan. Kontribusi terbesar pada tahun 2014 (47,15 persen),

29


(28)

secara rinci disumbangkan oleh sub kategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian 31,89 persen, kehutanan dan penebangan kayu 13,32 persen, dan perikanan 1,94 persen. Hal ini berarti bahwa sektor pertanian menjadi salah satu potensi, kekuatan daerah dan sumber pendapatan terbesar Kabupaten Humbang Hasundutan sehingga perlu dikembangkan dan diolah dengan baik.

Tanaman pertanian yang paling dominan diusahakan oleh masyarakat mencakup tanaman padi, palawija, hortikultura dan tanaman perkebunan. Tanaman padi merupakan tanaman yang paling banyak diusahakan, karena padi adalah tanaman pokok yang menjadi kebutuhan utama. Tanaman holtikultura seperti, cabe, bawang merah, kentang, kubis, sawi, tomat, dan wortel. Tanaman perkebunan terdiri atas tanaman kopi, kemenyan, karet, dan kelapa sawit, andaliman. Tanaman-tanamna tersebut akan ditanam di lahan yang mempunyai potensi lahan yang cocok dijadikan sebagai pengembangan tanaman pertanian.

Potensi lahan kering tersebut akan digunakan masyarakat Humbang Hasundutan untuk mengusahakan kegiatan pertanian. Lahan pertanian tersebut diusahakan masyarakat sebagai lahan yang terdiri atas lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan bukan sawah terdiri atas tegal/kebun, ladang/huma, perkebunan, lahan ditanami pohon/hutan rakyat, lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan lainnya atas tambak, kolam, empang dan hutan. Berikut tabel potensi lahan kering dengan rincian luas cadangan tanah, ketinggian, jenis tanah, ketinggian, PH dan komoditas yang sesuai untuk pengembangan pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2014 untuk setiap kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan. 30

30


(29)

Tabel 4.2 : Potensi Lahan Kering Untuk Pengembangan Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014

No Kecamatan Luas Cadangan Lahan

Ketinggian Jenis Tanah

PH Komoditi Yang Sesuai 1 Dolok

Sanggul

4,32 1300-1622 Litosol, Androsol 4,5 -5,5 Jeruk, Tiung, Kemenyan, Kopi, Jahe, Tembakau, Sayur-sayuran 2 Pollung 2,408 1300-1650 Litosol,

Androsol Latosol 5,5 -6,5 Palawija,kopi, Jahe, cabe, kemenyan, jeruk, tiung, tembakau, kayu manis, 3 Onan

Ganjang

2,86 400-2.037 Litosol, Androsol Latosol, PMK 4,5 -6.5 Kopi, nilam, kemenyan, karet, Kakao, kelapa,cabe tembakau, Sayur Mayur 4 Pakkat 3,91 300-1.000 Litosol,

Androso Latosol, PMK 6,0 -7,5 Cabe, terung, K. panjang, kopi, padi, Palawija, karet kakao, kelapa sawit

5 Parlilitan 7,23 330-1300 Litosol, Androsol Latosol, PMK 5,5 -7,5 Cabe, terung, K. Panjang, karet, kakao, kopi, kelapa sawit, nilam, 6 Tarabintang 2,28 300-900 Litosol,

Androsol Latosol, PMK 6,0 -7,5 Cabe, kopi K.Panjang, Padi, Palawija karet, Kakao, Kelapa Sawit, Nilam.

7 Sijamapolang 2,121 400-1650 Litosol, Androsol Latosol 5,5 -6,5 Aren, jeruk, kemenyan, palawija kopi tiung, sayur mayur Lanjut ke halaman berikutnya…..


(30)

Tabel 4.2 : Potensi Lahan Kering Untuk Pengembangan Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014

8 Baktiraja 330 905-1400 Latosol Litosol Androsol 5,5 -7,5 Bawang merah, K.panjang, Tomat, Terung, Cabe, Mangga, Kopi, Kelapa, Padi 9 Lintong

Nihuta

340 1200-1552 Litosol, AndrosolL atosol 4,5 -6,0 Kopi, Jeruk, Sayur Mayur, Palawija, Tiung Tembakau 10 Paranginan 342 1350-1470 Litosol,

AndrosolL atosol 5,0 -6,5 Kopi, Jeruk, Sayur Mayur, Palawija, Tiung Jumlah 25,667

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016

Setiap lahan pertanian akan digunakan petani dan ditanami dengan tanaman yang cocok dengan jenis tanah, tingkat keasaman tanah dan ketinggiannya. Sesuai dengan jenis tanaman pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan ada tiga jenis lahan pertanian yaitu lahan untuk tanaman pangan seperti padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan lahan untuk tanaman holtikultura ditanami tanaman seperti cabe dan buah-buahan dan tanaman perkebunan seperti kopi, aren, kelapa sawit, kemenyan, andaliman dan kakao. Pada setiap kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan tersedia lahan pertanian salah satunya lahan perkebunan.

Berikut luas lahan pertanian yang diperuntukkan khususnya untuk lahan sawah, ladang sebagai tanaman holtikultura seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dan perkebunan yang tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan.


(31)

Tabel 4.3 : Luas Lahan Pertanian Setiap Kecamatan Di Kabupaten Humbang Hasundutan

No Kecamatan Perkebunan Sawah Holtikultura Lahan Pertanian 1 Pakkat 3.119 1.878 3.339 20. 829 2 Onanganjang 3.340 1.020 3.177 19.176

3 Sijampolang 825 519 675 11.758

4 Lintong Nihuta 1.862 1.994 2. 618 14.153

5 Paranginan 683 980 400 3.561

6 Dolok Sanggul 457 2.470 1.725 11.172 7 Parlilitan 4.555 1.960 615 32.031 8 Pollung 5.057 1.276 1.439 24.362

9 Baktiraja 54 791 184 1.852

10 Tarabintang 5.337 732 725 9.479 Jumlah 25.289 13.620 14.897 148.913 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setiap kecamatan memiliki daerah pertanian untuk lahan perkebunan, lahan untuk padi atau sawah dan lahan untuk tanaman holtikultura tersendiri yang jumlahnya berbeda-beda di setiap kecamatan tergantung oleh jenis tanah dan tanaman yang cocok. Setiap lahan menghasilkan tanaman yang cocok untuk setiap lahan. Setiap daerah memiliki komoditas unggulan-masing-masing yang tersebar di beberapa daerah. Seperti Kecamatan Dolok Sanggul yang mengunggulkan komoditas tanaman padi yang dilihat dari jumlah lahan yang diperuntukkan untuk sawah. Tarabintang yang mengunggulkan tanaman perkebunan yaitu tanaman karet dan kakao.

Berikut data luas panen, produksi, dan produktivitas untuk tanaman pangan dan tanaman buah-buahan yang datanya diambil secara keseluruhan yang mencakup semua kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan.


(32)

Tabel 4.4: Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Pangan 2010-2014

No. Jenis Tanaman

Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 1 Padi

Luas panen ha 19,59 19,75 19,73 19,00 18,77 Produksi ton 102,47 103,41 103,93 104,96 103,72 Produktivitas (kuintal/ha) 52,30 52,36 52,68 55,23 55,27 2 Jagung

Luas panen (000)ha 0,54 0,93 0,56 0,47 0,40 Produksi (000)ton 2,35 4,01 2,65 1,30 1,36 Produktivitas (kuintal/ha) 43,31 43,35 45,09 27,63 33,91 3 Kacang Kedelai

Luas panen (ha) 7,00 9,00 9,00 0,01 – Produksi (ton) 7,00 9,00 9,00 0,0042 – Produktivitas (kuintal/ha) 11,00 11,00 11,00 8,47 – 4 Kacang Tanah

Luas panen ha 0,59 0,42 0,42 0,41 0,46 Produksi ton 1,09 0,65 0,64 0,54 0,63 Produktivitas (kuintal/ha) 18,35 15,49 15,17 13,29 13,71 5 Ubi Kayu

Luas panen ha 0,49 0,48 0,46 0,45 0,46 Produksi ton 4,01 13,66 14,64 15,92 16,50 Produktivitas (kuintal/ha) 81,12 284,64 318,22 357,75 357,46 6 Ubi Jalar

Luas panen ha 0,46 0,48 0,54 0,39 0,46 Produksi ton 3,25 5,80 6,77 7,65 7,33 Produktivitas (kuintal/ha) 71,53 120,64 125,32 198,26 160,11 Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa produktivitas setiap komoditas seperti padi, ubi kayu dan ubi jalar selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tetapi ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan seperti jagung, kacang kedelai, dan kacang tanah. Selain tanaman pangan terdapat juga komoditas lain ynag dihasilkan tanaman buah-buahan. Berikut tabel tentang produksi yang dihitung berdasarkan luas lahan panen buah-buahan.


(33)

Tabel 4.5 : Luas Panen Tanaman Buah-buahan Menurut Jenis Tanaman, 2010-2014

No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2014 1 Durian 195,3 184,9 182,77 210,27 122,20 2 Jeruk Siam 101,80 73,81 64,47 50,51 45,22 3 Jeruk 101,80 73,81 64,47 50,51 45,22

4 Mangga 76,00 76,00 68,40 32 39,74

5 Markisa 5,00 5,00 2,36 1,74 1,29

6 Nenas 8,90 8,85 11,03 1,98 16,02

7 Salak 605,86 526,00 523,59 566,34 535,63

8 Alpukat 2020 2460 3025 3206 3617

9 Belimbing 7 35 148 201 –

10 Duku 872 1393 1616 2490 4743

11 Jambu Biji 2958 1822 2584 4053 2520 12 Jambu Air 2274 2082 2294 2032 2953

13 Manggis 71 76 76 380 700

14 Nangka 3263 3054 2994 3234 3127

15 Pepaya 3098 1300 1077 2982 1510

16 Pisang 43328 35927 39019 55657 46544

17 Rambutan 81 56 146 640 640

18 Sawo 20 45 50 … –

19 Sirsak 120 130 130 70 90

20 Terung Belanda 59500 67000 67000 73536 68685 Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015

Untuk tanaman buah-buahan kecamatan yang menghasilkan berbeda-beda, seperti tanaman jeruk lebih banyak dihasilkan Kecamatan Baktiraja. Komoditas buah-buahan yang paling banyak dihasilkan adalah buah salak yang berasal dari Kecamatan Pakkat. Tetapi dari data tabel dapat dilihat hampir semua komoditas buah-buahan menagalami penurunan produktivitas. Bahkan ada jenis buah-buahan yang tidak dihasilkan lagi seperti belimbing dan sawo. Hal ini diakibatkan oleh kondisi iklim yang saat ini tidak baik yang kadang berubah-ubah.

Untuk itu perlunya dukungan dari komoditas lain yang dapat meningkatkan pembangunan pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan. Salah


(34)

satunya komoditas perkebunan yang memiliki peranan besar dalam pembentukan peningkatan pembangunan pertanian. Berikut tabel tentang prodiktivitas tanaman perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Tabel 4.6 : Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Kabupaten Humbang Hasundutan

No Komoditi Luas Panen (ha) Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

1 Karet 3.665, 2.178,28 0,59

2 Kemenyan 8.694 1.424,63 0,30

3 Kopi 7.676 6.143,5 0, 8

4 Kelapa 118,5 175,05 1,48

5 Kulit Manis 356 229,58 0,64

6 Kemiri 337,8 208,22 0,62

7 Kelapa Sawit 185 255,25 1,38

8 Tembakau 40 1,18 0,03

9 Kakao 344 270,10 0,79

10 Pinang 79,5 106,85 1,34

11 Aren 176,5 143,88 0,82

12 Andaliman 17 15,30 0,90

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016

Dari 148.913 ha lahan pertanian terdapat 25.289 ha lahan khusus perkebunan. Lahan perkebunan tersebut ditanami komoditas kopi, karet, kemenyan, kelapa, kulit manis, kemiri, kelapa sawit, tembakau, kakao, pinang, aren dan andaliman.31

31 Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Untuk komoditas kopi memiliki luas tanah yang manghasilkan panen sebanyak 7.676 ha dengan produksi 6.143,5 ton.


(35)

4.2 Perkembangan Komoditas Kopi

Kopi menjadi salah satu komoditi unggulan Kabupaten Humbang Hasundutan dalam pertanian yakni dengan luas areal 11,316.80 Ha dan produksi 6.143 ton (Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015).32

Berikut luas areal, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan komoditas kopi tahun 2010-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan.

Perkebunan kopi terdiri dari 48,45% ha luas lahan pertanian dan perkebunan lainnya. Selain kopi, komoditas perkebunan lainnya adalah kemenyan, karet, kulit manis, kemiri, coklat, kelapa sawit, aren, kelapa, tebu, jahe, cengkeh, dan andaliman. Tetapi dari semua komoditi perkebunan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan produksi dan produktivitas kopi yang paling meningkat. Ada dua jenis kopi yang ditanam di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu kopi arabica dan kopi robusta.

Salah jenis kopi yang paling unggul adalah kopi ateng (arabica) atau biasa disebut “sigarar utang”. Kopi merupakan komoditi yang mempunyai prospek yang baik karena kebutuhan kopi dalam negeri, khususnya luar negeri semakin meningkat. Kopi Arabica banyak ditemukan di Kecamatan Lintong Nihuta. Kegiatan budidaya yang dilakukan petani kopi mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, pemangkasan, pemupukan hingga panen. Setelah panen kopi harus tetap dipelihara karena kopi tidak hanya berbuah sekali saja tetapi sampai beberapa tahun kedepan sampai kopi sudah tua dengan ciri-ciri tidak menghasilkan bunga dan buah.

33

32

Humbang Hasundutan Dalam Angka 2015

33


(36)

Tabel 4.7 : Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Komoditas Kopi Tahun 2010-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan

No Tahun TBM

(ha)

TM (ha)

TR/TTM (ha)

Jumlah (ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (kg/ha) 1 2010 3.191,8 7.089,5 1.029,5 11.130,8 5.680,1 801,2 2 2011 2.689,3 7.374,5 1.157,5 11.221,3 5.934,62 804,75 3 2012 2.678,3 7.414,5 1.115,5 11.248,3 5.981,62 806,75 4 2013 2.487,3 7.647,5 1.148,5 11.283,3 6.118,81 800,11 5 2014 2.494,6 7.676 1.147 11.316,8 6.143,5 800,35 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016

Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan TM : Tanaman Menghasilkan / Panen

TR/TTM : Tanaman Rusak/ Tanaman Tidak Menghasilkan Berdasarkan tabel diatas dapt dilihat bahwa setiap tahunnya hasil produksi dan produktivitas kopi dari tahun ke tahun berikutnya selalu meningkat. Meningkatnya jumlah produksi juga didukung oleh iklim dan jenis tanah yang cocok untuk ditanami tanaman kopi. Karena hampir setiap masyarakat yang tersebar di sembilan kecamatan memiliki tanah perkebunan yang ditanami tanaman kopi. Tetapi meskipun meningkat ada beberapa daerah yang mengalami penurunan jumlah produksi. Menurunnya jumlah produksi dapat disebabkan petani sangat jarang memberantas hama dan penyakit dan kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu. Hal ini disebabkan karena tingginya harganya obat pemberantas hama, khususnya hama buah.

Usaha tani kopi sudah merakyat di Kabupaten Humbang Hasundutan, hampir setiap kecamatan membudidayakan kopi. Dari sepuluh kecamatan yang ada, terdapat satu kecamatan yang tidak menghasilkan tanaman kopi yaitu Kecamatan Tarabintang disebabkan jenis tanah dan iklim yang tidak sesuai untuk


(37)

ditanami kopi. Tetapi terdapat beberapa kecamatan utama yang memproduksi kopi yaitu Kecamatan Lintong Nihuta, Kecamatan Doloksanggul, Kecamatan Pollung, Kecamatan Baktiraja dan Kecamatan Paranginan dan Kecamatan Onan Ganjang.

Tabel 4. 8 : Data Lahan Panen, Produksi dan Produktivitas Kopi Setiap Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan TBM (ha)

TM (ha)

TR/TTM (ha)

Jumlah (ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (kg/ha)

1 Pakkat 8, 8 312,5 8,5 329 220.8 706,56

2 Onan Ganjang 92,5 968,5 99,5 1.160,5 692.5 715,02

3 Sijamapolang 65 571 82 718 417.6 731,35

4 Dolok Sanggul 968 1.775 379 3,122 1,466.5 826,2

5 Lintong Nihuta 912 1.766 296 2.974 1.504,5 851,93 6 Paranginan 358,3 1.154 133 1.645,3 956,5 828,86

7 Baktiraja 13 221 26 26 180,1 814,93

8 Pollung 40 722 89,5 851,5 579,2 802,22

9 Parlilitan 37 186 33,5 256,5 125,8 676,34

10 Tarabintang - - - -

Jumlah 2.494,6 7.676 1.147 11.316,8 6.143,5 800,35

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2016 Keterangan : TBM : Tanaman Belum Menghasilkan

TM : Tanaman Menghasilkan/Panen

TR/TTM : Tanaman Rusak/Tanaman Tidak Menghasilkan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat produksi dan produktivitas kopi di setiap kecamatan sangat tinggi karena hal ini terlihat dari hasil tanaman yang menghasilkan lebih banyak daripada tanaman yang rusak atau tanaman yang tidak menghasilkan. Selain tanaman, jenis tanah dan iklim yang cocok, perkembangan produktivitas kopi juga didukung oleh program-program yang telah dilaksanakan oleh dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.


(38)

Program-program yang telah dilaksanakan oleh dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dalam peningkatan pengembangan komoditas kopi adalah sebagai berikut:

1. Revitalisasi tanaman kopi, maka dengan terehabilitasinya tanaman kopi yang tidak produktif lagi dengan cara mengganti dengan jenis tanaman kopi yang baru.

2. Pengembangan kopi dengan meningkatkan per satuan luas per komoditi

3. Pemurnian induk kopi dengan tersedianyan induk kopi dan memeliharanya

4. Pemurnian kebun induk kopi dengan terpeliharanya kebun kopi sumber benih sigarar utang

5. Melakukan pendidikan, pelatihan dan sosialisasi perkebunan tentang pengelolaan tanaman perkebunan khususnya kopi.

6. Pengadaan alat perangkap hama kopi (Hypotan) 7. Pembinaan kelembagaan kelompok tani

Semua program diatas telah dilaksanakan oleh pihak Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan melalui bidang-bidang pengembangan agribisnis perkebunan. Tetapi keberhasilan program akan terus meningkat jika pelaksanaannya dilakukan secara kontinu atau terus menerus bukan hanya sekali saja tetapi terus berlanjut agar perkembangan komoditas kopi terus meningkat setiap tahunnya.34

34

Dinas Pertanian Bagian Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kabupaten Humbang Hasundutan


(39)

Peningkatan produksi dan produktivitas kopi juga harus sesuai dengan harga kopi. Dilihat dari rantai pemasarannya kopi, kegiatan pemasaran kopi pada umumnya dilakukan saat pekan raya. Petani menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di desa kemudian pengumpul yang di desa menjual kopi kepada pedagang pengumpul yang ada di pasar. Tidak jarang juga ditemui bahwa petani menjual langsung kopi kepada pedagang pengumpul di pasar. Pedagang pengumpul di pasar menjual kopi ke pihak eksportir yang ada di Medan.

Harga saat ini untuk petani yang diberikan para pengumpul adalalah data terakhir untuk tahun Februari 2016 adalah Rp 13.000,00 /liter sedangkan untuk tahun 2015 berkisar antara Rp 10.000,00 – Rp 11.000,00/ liter. Harga kopi dapat berubah-ubah sesuai dengan harga ekspor kopi dan tingkat harga rupiah. Perkembangan komoditas kopi juga didukung oleh industri-industri mikro yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Industri-industri tersebut terdiri atas beberapa kegiatan industri seperti industri pengupasan biji kopi dan pengolahan bubuk kopi. 35

4.3 Analisis Lingkungan Dalam Pengembangan Komoditas Kopi

Salah satu bentuk merumuskan strategi yang digunakan adalah dengan menganilisis faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat dalam pengembangan komoditas kopi dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Faktor-faktor pendukung berupa adanya kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam mengatasi kelemahan dan hambatan yang dihadapi. Faktor-faktor tersebut berasal dari lingkungan internal dan eksternal organisasi.

35


(40)

Hasil analisis lingkungan berasal dari hasil wawancara dengan informan utam yaitu kepala bidang pengembangan agribisnis kopi dengan Ibu Emi L Situmorang dan hasil observasi peneliti di lapangan penelitian.

4.3.1 Faktor internal a. Kekuatan

Meningkatnya hasil produksi dan produktivitas kopi yang meningkat ditunjang oleh faktor-faktor kekuatan yang ada dalam lembaga dinas pertanian. Menurut salah satu staf bagian bidang perkembangan agribisnis perkebunan, kopi menjadi salah satu komoditas paling unggul dan memiliki kontribusi paling besar khususnya di bidang pengembangan agribisnis perkebunan oleh Ibu Emi L Situmorang.

“Dari bidang perkebunan sendiri kopi menjadi komoditas paling unggul, tetapi dari bidang lain juga ada misalnya bidang holtikultura dan bidang tanaman pangan tetapi dalam bidang perkebunan sendiri adalah kopi”36

1. Pemberian bantuan bibit unggul yang bersertifikat

Berdasarkan wawancara diatas berarti kopi memang komoditi unggul dalam bidang perkebunan sehingga yang menjadi faktor pendukung atau faktor kekuatannya adalah

“yang menjadi kekuatannya adalah adanya program dari dinas pertanian yaitu adanya pemerhati dan program memperbaiki induk kopi yang masih ada dan pengembangan kopi sigarar utang. Kemudian adanya program dinas pertanian bagian perkebunan dalam pengembangan kopi yaitu:

2. Dalam pra panen dilakukan pemberian pupuk organik, pengendalian hama pangan, ada juga kegiatan secara nasional yaitu program PBKO yaitu kegiatan melubangi biji kopi agar terhindar dari hama.

36


(41)

3. Penanganan pasca panen yaitu pemberian bantuan alat misalnya alat pengupas kulit kopi, tanduk kopi, mesin pembuat kopi.

Program ini berhasil sehingga menjadi meningkat hasil produksi kopi tetapi harus dijalankan secara kontinu. Kemudian adanya anggota kami sebagai anggota PPL yaitu penyuluhan pertanian dan latihan di setiap desa dan kecamatan.37

1. Cuaca, iklim, dan jenis tanah cocok ditanami kopi

Berdasarkan hasil wawancara tersebut yang menjadi salah satu faktor pendukung adalah adanya program dari dinas pertanian bagian bidang perkebunan. Program-program tersebut didukung oleh masyarakat dan dinas pertanian berarti dalam hal ini ada kerjasama yang terjalin. Pemerintah melalui dinas pertanian juga memberikan bantuan kepada petani seperti pupuk bersubsidi dan alat mesin pertanian. Berikut alat mesin pertanian yang diberikan kepada masyarakat petani seperti traktor, hand traktor, power stressher dan alat mesin pertanian lainnya.

Selain faktor adanya program pemerintah, dari pengamatan peneliti faktor yang mendukung adalah:

2. Perawatan untuk proses tumbuh sampai adanya buah kopi dan sampai panen tidak terlalu sulit artinya tidak memerlukan keahlian khusus.

3. Mayoritas masyarakat memiliki tanaman kopi yang jumlahnya berbeda-beda karena dapat dilihat di ladang petani untuk sepanjang jalan dan di sekitar rumah hampir ditanami kopi.

4. Adanya tenaga fungsional yang terdiri atas penyuluh pertanian dan THLTB PP yang ditempatkan di setiap kecamatan. Berikut sebaran disetiap kecamatan.

37


(42)

Tabel 4. 9: Data Sebaran Penyuluh Pertanian Setiap Kecamatan Di Humbang Hasundutan

NO Kecamatan Penyuluh Pertanian (Orang)

THLTB PP (Orang)

1 Paranginan 3 2

2 Lintong Nihuta 3 3

3 Dolok Sanggul - 3

4 Baktiraja 2 2

5 Sijamapolang 2 2

6 Onan Ganjang 2 2

7 Pollung 2 2

8 Pakkat 2 2

9 Parlilitan 2 2

10 Tarabintang 1 1

Jumlah 20 21

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan 2016

Setiap para penyuluh pertanian memiliki tugas masing-masing di setiap Kecamatan untuk meningkatkan produksi pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dengan meningkatkan komoditi unggul dalam suatu daerah dengan member pembinaan dan bimbingan tentang pertanian kepada masyarakat petani. Untuk tingkat pendiddikan bagi para pegawai dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri atas menempuh pendidikan S-1 Pertanian dan sebagian D-3.

Tabel 4.10 : Daftar Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan Berdasarkan Tingkat pendidikan.

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SMA 5

2 D-3 3

3 S-1 36

4 S-2 3

Jumlah 47


(43)

b. Kelemahan

Meskipun komoditas kopi mengalami peningkatan produksi tiap tahun tetapi tidak terlepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang ada dalam dinas pertanian itu sendiri. Hal ini juga dituturkan oleh Ibu Emi L Situmorang. Berikut hasil wawancaranya:

“Kelemahannya adalah adanya bantuan yang ada tetapi sebagian tidak dilakukan secara kontinyu dan terbatasnya dana yang ada, kan kalau ada uang pasti masyarakat memiliki modal yang banyak sehingga dapat menanam kopi dalam jumlah yang banyak.”38

1. Pengetahuan masyarakat tentang pupuk yang cocok untuk tanaman kopi kurang dan hanya mengetahui dari masyarakat lain. Mereka hanya mengetahui dari mulut-ke mulut tentan pupuk apa yang cocok

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masalah keterbatasan dana menjadi salah satu faktor penghambat dalam peningkatan produksi kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Karena setiap program dinas pertanian yang berjalan pasti memerlukan dana misalnya pembelian pupuk dan pestisida, pemeliharaan bibit unggul dan pembelian alat mesin pertanian.

Berdasarkan pengamatan peneliti yang menjadi kelemahannya yang terjadi pada masyarakat dan lingkungan adalah sebagai berikut:

2. Harga yang terlalu murah bagi petani karena harus melalui beberapa pengumpul.

3. Lahan yang masih terbatas sedangkan jumlah tanaman yang ditanami banyak tetapi dalam jumlah yang sedikit, misalnya tidak hanya kopi saja

38


(44)

yang ditanami tetapi ada ubi kayu, cabe, tomat, sayur-sayuran dan komoditi lainnya sehingga jumlah yang dihasilkan sedikit saja.

4. Penggunaan alat mesin pengupas kulit buah masih tradisional yang memerlukan waktu dan tenaga.

4.3.2 Faktor Eksternal a. Peluang

Kopi menjadi salah satu komoditi ekspor di Humbang Hasundutan karena memiliki nilai ekonomis dan materi yang tinggi.

“Komoditas kopi sigarar utang udah dikenal dimana-mana, kemudian mereka sudan mengetahui apa dan siapa daerah mana yang menghasilkan karena kopi ini memiliki cita rasa aroma yang sangat khas”39

1. Ekonomi

Selain itu, faktor-faktor pendukung dari luar lingkungan dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan didukung oleh aspek ekonomi, sosial budaya dan politik. Berikut penjelasannya:

Rata-rata masyarakat Humbang Hasundutan memiliki ekonomi yang sangat tinggi bahkan dari pengamatan yang dilakukan peneliti sendiri di daerah. Masyarakat disana bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, pegawai negeri sipil, dan lain sebagainya. Untuk Desa Onan Ganjang mendapatkan penghasilan dari hasil tanaman kopi selain itu dari tanaman padi. Kemudian terutama di daerah Kecamatan Lintong Nihuta penghasil nomor satu kopi robusta di Kabupaten Humbang Hasundutan yang hampir semua petani kopi. Sehingga Kecamatan Lintongnihuta memiliki industri sendiri yang terdiri atas industri pengelolaan

39


(45)

bubuk kopi dan industri pengupasan biji kopi. Terkait masalah ekonomi masyarakat Humbang Hasundutan hampir memiliki ekonomi yang tinggi. Hal ini juga diungkapkan dalam wawancara:

“ekonomi masyarakat yang tinggi harus bersinergi jika lemah maka pemerintah dibantu melalui dana pemerintah Kopi menjadi salah satu komoditi ekspor, berarti sudah dikenal oleh negara lain karena kopi Arabica memiliki cita rasa dan aroma yang khas”40

2. Sosial budaya

Komoditas kopi juga memberikan kontribusi besar dalam pembentukan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Humbang Hasundutan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen. PDRB menunjukkan bahwa kondisi perekonomian nasional setiap tahun. Manfaat yang dapat diperoleh kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. Berarti jika PDRB meningkat maka menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas meningkat.

Sosial budaya suatu daerah dapat mempengaruhi meningkatnya hasil produksi kopi. Kabupaten Humbang Hasundutan yang masih memiliki sistem adat yang kuat dan sistem kekeluargaan yang masih kuat mengakibatkan setiap pelaksanaan adat memerlukan acara-acara besar dan jamuan yang khas. Salah satunya adanya jenis minuman wajib yang harus disajikan yaitu minuman kopi. Hal ini juga diungkapkan dalam wawancara yaitu:

40


(46)

“pengaruh sosial budaya yaitu budaya batak dimana kalo pesta atau ada acara-acara wajib pake minuman kopi sehingga kopi sangat dibutuhkan masyarakat.”

3. Politik

Adanya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2014 tentang pemerintah daerah yang menimbulkan dampak yang sangat besar bagi pemerintah daerah, karena dengan diberlakukannya undang-undang tersebut maka pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh dalam mengadakan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi dan peluang yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh sebab itu, karena 14.542 ha dari total luas tanaman perkebunan 25.289 ha di Kabupaten Humbang Hasundutan ditanami kopi, maka sudah selayaknya pembangunan pertanian khususnya komoditas kopi lebih diperhatikan oleh pemerintah.

“Pengaruh otonomi daerah dan Undang-Undang Otonomi daerah sangat mendukung. Bentuk koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan dengan mendukung setipa program yang kami buat dan penyetujuan anggaran. Kemudian adanya lembaga-lembaga pemerintahan yang bekerjasama dengan dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan seperti:

1. PUSLIPKOKA (Pusat Lembaga Penelitian Kopi dan Kakao)

2. BBPPTP (Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman perkebunan)

3. Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. 41

Sesuai dengan hasil wawancara diatas kerjasama dengan dinas pertanian Provinsi Sumatera Utara dan lembaga-lembaga penelitian seperti PUSLIPKOKA (Pusat Lembaga Penelitian Kopi dan Kakao) dan BBPPTP (Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan) menjadi peluang Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan dalam mendapat hasil-hasil penelitian dalam peningkatan komoditas kopi.

41


(47)

Berdasarkan pengamatan dan observasi peneliti adapun peluang yang dapat dimanfaatkan adalah penggunaan teknologi dan informasi yang sekarang sudah sangat maju. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan produksi kopi, seperti cara budidaya dan pemasaran kopi. Adanya lembaga keuangan seperti bank dan koperasi seperti credit union sehingga petani dapat meminjamnya sebagai modal dalam bertani khususnya usaha tani kopi.

b. Hambatan/Tantangan

Tantangan yang dihadapi dinas pertanian adalah terkait penentuan harga kopi, karena ternyata harga kopi ditentukan oleh pengumpul bukan dinas pertanian. Karena dinas pertanian bertugas mengawasinya harga pertannian yang berlansung di pasar saja. Karena panjangnya rantai penjualan kopi menyebabkan kopi yang dijual petani menjadi murah karena harus melalui beberapa pengumpul hingga sampai ke produsen dan pihak eksportir. Hal ini diungkapkan melalui hasil wawancara:

“Rantai pemasaran yang terlalu panjang yaitu dimulai dari petani ke pengumpul kemudian ada toke besarnya ada juga pasti toke besar diatasnya sehingga harga bagi yang pertama si petani sendiri menjadi murah. Karena kami dari dinas pertanian tidak dapat memberi patokan harga kami hanya mengawasinya saja”42

“Kemudian lembaga-lembaga penelitian dan pemerhati kopi yang berada disini sendiri kurang bekerjasama dengan kita mereka hanya datang meminta legalisasi yang menyatakan bahwa organisasi tersebut ada tanpa berkontribusi dan bekerja sama dengan pihak dinas pertanian”

Selain itu kemudian apa yang menjadi penghambat lainnya:

43

42

Wawancara Dengan Informan, Jumat 19 Februari 2016

43


(48)

Berdasarkan pengamatan dan observasi peneliti sendiri hambatan yang ditemui di masyarakat adalah:

1. Pengalihan lahan yang seharusnya ditanami kopi menjadi ditanami tanaman lain yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dari kopi, misalya kelapa sawit dan kemenyan.

2. Iklim yang selalu berubah-ubah

3. Harga kopi yang tidak menentu bisa diakibatkan jika harga rupiah menurun.

4. Adanya kopi sejenis dari daerah lain yang lebih unggul misalnya yang terkenal adalah kopi Sidikalang.

5. Belum adanya lembaga penelitian tentang pengembangan kopi.

6. Adanya kopi impor dari negara lain yang memiliki mutu yang lebih tinggi serta harga yang bersaing dengan kopi lokal.


(49)

BAB V ANALISIS DATA

5.1Program-Program Dinas Pertanian Sebagai Strategi Dalam Pembangunan Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Dalam peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman perkebunan dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan telah melakukan program-program sebagai sebuah strategi dalam pembangunan pertanian yang terdiri atas:

a. Peningkatan produksi pertanian perkebunan dengan cara : 1. Pengembangan melalui peningkatan perluasan areal tanam

2. Revitalisasi tanaman perkebunan rakyat yang terdiri atas tanaman karet, kopi dan kakao

3. Pemberdayaan lembaga pendidikan

4. Pengembangan tanaman perkebunan semusim yaitu tanaman tembakau 5. Pengembangan kemenyan

6. Penelitian tentang kesuburan tanah

7. Monitoring dan evaluasi, pengawasan peredaran pupuk dengan melihat tersedianya pupuk subsidi dan pestisida bagi petani

8. Pengembangan komoditas tanaman palawija

b. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian dan perkebunan dengan cara :

1. Pemurnian bibit tanaman perkebunan rakyat yaitu kopi, kakao dan karet


(50)

3. Demonstrasi farm padi sawah 4. Pembuatan jaringan irigasi 5. Tersedianya pupuk organik 6. Pengadaan pompa air

7. Pembangunan lokasi uji coba tanaman pertanian dan perkebunan 8. Pengadaan power threser yaitu alat yang memudahkan dalam masa

panen

9. Pembuatan embung, sumur resapan, lumbung pangan desa

10.Peningkatan transportasi kebun sehingga akses tranportasi ke lokasi perkebunan menjadi lebih lancar

11.Pencacahan curah hujan harian/iklim dengan menampilkan data curah hujan

12.Pembangunan rumah kompos

c. Program peningkatan kesejahteraan para petani dengan cara:

1. Bantuan sosial pengolahan modal kelompok untuk pengembangan komoditi pertanian

2. Pelatihan paket teknologi komoditi tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman holtikultura

3. Pengadaan stock persediaan pestisida 4. Pembinaan kelembagaan kelompok tani

d. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan 1. Melakukan training untuk penyuluh pertanian lapangan

2. Pengadaan kapur pertanian dengan meningkatkan pengetahuan petani 3. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan


(51)

4. Mengadakan pekan pasar tani

5. Melakukan koordinasi perumusan kebijakan dan penentuan harga sehingga harganya lebih stabil.

Dari semua program tersebut sebagian telah terlaksana tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus tetapi juga ada program yang tidak berjalan dengan baik disebabkan sebagian oleh masalah keterbatasan dana dan tenaga ahli serta proses pengolahan bibit unggul. Proses pelaksanaan pembangunan pertanian (tanaman pangan, holtikultura dan tanaman perkebunan) meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi.

5.2Isu-Isu Strategis Pembangunan Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Pembangunan pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan yang terdiri atas pembangunan dari tanaman pangan, holtikultura dan perkebunan membutuhkan isu-isu strategis yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan tahun sebelumnya dan memiliki dampak negatif bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan pertanian, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Adapun isu-isu strategi pembangunan pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sebagai beikut:44

1. Peningkatan produksi dan produktifitas pertanian 2. Alih fungsi lahan

3. Perbaikan infrastruktur pedesaan

4. Peningkatan mutu dan keamanan pangan

44


(52)

5. Kelembagaan perbenihan

6. Peningkatan ketersediaan sarana produksi pertanian 7. Ketersediaan pangan dan beras di daerah lain 8. Penguatan daya saing ekonomi

9. Peningkatan akses modal petani

10.Peningkatan akses pemasaran hasil pertanian 11.Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani 12.Peningkatan kemampuan kelembagaan pertanian 13.Peningkatan kualitas sumber daya pertanian 14.Pengembangan pola kemitraan

15.Pengembangan kemampuan kelembagaan petani

16.Pelestarian dan pemanfaatan agen hayati dan pestisida hayati

17.Pengelolaan air dan tanah berwawasan lingkungan serta berkesinambungan.

Indikator pembangunan pertanian yang dilakukan adalah meliputi pembangunan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang dilakukan melalui:45

1. Peningkatan profesionalisme SDM aparatur

2. Peningkatan profesionalisme masyarakat pertanian dan pelaku agribisnis

3. Mewujudkan sentra produksi komoditas unggulan di satu daerah 4. Peningkatan produktivitas dan produksi pertanian

5. Peningkatan sarana dan prasarana pertanian di sentra produk unggulan

45


(53)

6. Menciptakan iklim yang kondusif dan jumlah investasi pertanian dan perkebunan

7. Penumbuhan kelembagaan penangkar benih, kelompok tani 8. Menciptakan kemitraan anatar pelaku agribisnis di kabupaten

9. Mengembangkan penggunaan biopestisida/agen hayati dan pupuk organik

10.Penyediaan komoditi unggulan dan sarana prasarana

11.Peningkatan jumlah teknologi dan adopsi teknologi di sentra produksi pertanian dan perkebunan

Selama periode 2005-2010 pembangunan pertanian terus mencatat keberhasilan dengan tercapainya swasembada beras. Upaya peningkatan yang dilakukan adalah melalui usaha revitalisasi pertanian dengan pemberian benih unggul, perbaikan sarana irigasi, pembuatan jalan usaha tani sehingga memudahkan petani dalam pengolahan lahan dan pengangkutan hasil lahan, melakukan pembangunan rumah kompos dalam penyediaan pupuk organik dan memberikan bantuan alat mesin pertanian seperti traktor, hand traktor, power tressher, seed cleaner dan cor sheller.

5.3 Analisis Lingkungan Sebagai Perumusan Strategi

Dalam pembuatan strategi salah satu yang teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan dengan melakukan analisis lingkungan dengan mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal. Analisis lingkungan terdiri atas analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal. Analisis lingkungan adalah proses pengamatan terhadap


(54)

lingkungan tentang aktivitas yang ada di dalam dan di luar lingkungan organisasi atau perusahaan. Analisis lingkungan internal akan memberikan informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh sebuah organisasi sedangkan analisis eksternal akan memberikan gambaran tentang peluang dan ancaman yang mencakup faktor yang dipengaruhi oleh aspek ekonomi, politik, sosial budaya, hukum dan otonomi daerah.

Hasil analisis lingkungan berikut didapatkan sesuai dengan wawancara dengan salah satu pegawai dinas pertanian dan pengamatan peneliti yang ditemukan di masyarakat. Berikut uraian analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

5.3.1 Analisis Faktor Internal 1. Kekuatan (Strenght)

Salah satu faktor internal adalah adanya fakor kekuatan-kekuatan yang mnucul yang dapat dijadikan oleh sebuah organisasi dalam perumusan strategi. Faktor tersebut dianggap sebagai kekuatan yang akan mempengaruhi pengembangan kopi di Humbang Hasundutan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan harus digunakan semaksimal mungkin dalam upaya untuk mencapai tujuan pengembangan kopi di Humbang Hasundutan, faktor-faktor itu terdiri dari:

a. Program-program yang berhasil

Dinas pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan telah membuat program-program sebelumnya tentang pengelolaan tanaman kopi. Program-program tersebut terdiri dari:


(55)

2. Dalam pra panen dan dalam masa pertumbuhan dilakukan program pemberian pupuk organik, pengendalian hama kopi, kemudian kegiatan secara nasional yaitu program PBKO. Program PBKO adalah kegiatan melubangi biji kopi agar terhindar dari hama.

3. Penanganan pasca panen yaitu pemberian bantuan alat pertanian misalnya alat pengupas kulit kopi, tanduk kopi, mesin pembuat kopi.

4. Penempatan para anggota penyuluh pertanian di setiap kecamatan yang memiliki kompetensi dan pengetahuan tentang pertanian.

b. Keadaan Sumber Daya Alam

Kondisi geografis daerah Kabupaten Humbang Hasundutan yang memiliki iklim dan jenis tanah yang mendukung lahan ditanamai kopi. Tanah yang subur dan iklim yang cocok untuk budidaya kopi. Keadaan sumber daya alam yang menjadi faktor kekuatan antara lain iklim (memiliki suhu berkisar 17˚C -29˚C), kesuburan tanah, topografi, ketinggian bervariasi antara 330-2.075 m di atas permukaan laut.

c. Adanya Lahan yang tersedia

Sesuai data yang ada untuk lahan perkebunan yang tersedia mencapai 25.289 ha dan diantaranya ada 11,316.80 ha lahan perkebunan khusus untuk tanaman kopi yang tersebar di setiap kecamatan. Artinya ada begitu banyaknya lahan yang tersedia yang dapat dikelola masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan.

d. Pengelolaan yang mudah

Untuk proses pengelolaan tanaman kopi mulai dari penanaman bibit kopi sampai panen mudah untuk dilakukan. Artinya tidak membutuhkan keahlian


(56)

khusus untuk mengolahnya. Ini terlihat hampir semua masyarakat Humbang Hasundutan memiliki tanaman kopi.Pengetahuan bertani kopi juga sudah banyak mereka ketahui karena sejak kecil mereka sudah diikutsertakan bertani kopi di ladang. Begitu juga dengan keturunan mereka sejak kecil sudah diajak ke ladang membantu bertani kopi misalnya saja untuk memanen buah-buah kopi yang sudah matang. Demikianlah pengetahuan bertani kopi mereka akan turun temurun.

e. Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah

Adanya tenaga fungsional yang terdiri atas penyuluh pertanian dan THLTB PP yang ditempatkan di setiap kecamatan. Pemerintah melaui Dinas Pertanian memberikan pupuk bersubsidi dan alat mesin pertanian seperti traktor kepada para petani di Humbang Hasundutan.

f. Sumber Daya Manusia

Keadaan sumber daya manusia dimana hampir sebagian besar masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan bermata pencaharian sebagai petani. Hampir 80 persen penduduk bekerja sebagai petani dan memiliki tanaman kopi ladang masing-masing dari total angkatan kerja di Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Kelemahan (Weakness)

Faktor kelemahan adalah bagian dari faktor internal. Faktor-faktor yang dianggap sebagai kelemahan akan menjadi kendala dalam upaya pembangunan pertanian dalam pengembangan kopi di Humbang Hasundutan. Faktor kelemahan-kelemahan-kelemahan berikut yang mengakibatkan sulitnya perkembangan agribisnis kopi di Humbang Hasundutan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:


(57)

a. Terbatasnya Dana Masyarakat

Pengolahan tanaman kopi yang membutuhkan waktu yang lama sampai panen membutuhkan dana yang cukup besar mulai dari penanaman, perawatan, pemberian pupuk dan pestisida, sampai pembelian mesin. Jika masyarakat tidak memiliki dana maka akan sangat tidak menguntungkan petani karena tanaman kopi yang membutuhkan perawatan mulai dari pembibitan sampai panen.

b. Penggunaan Alat Tradisional

Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang masih menggunakan alat tradisional dalam pengupasan kulit kopi dan mesin pembuat bubuk kopi. Sebagian besar petani masih mempertahankan cara-cara tradisional dalam melakukan usaha taninya. Sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal dan kualitas yang dihasilkan relatif masih rendah. Petani menganggap bahwa dalam penggunaan teknologi tersebut pasti membutuhkan dana yang lebih besar dari pada cara-cara bertani yang dilakukan selama ini. Karena sebagian besar petani masih menggunakan alat pengupas kulit kopi yang harus digerakkan tenaga manusia sehingga akan membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang besar.

c. Rantai Pemasaran Kopi Yang Panjang

Rantai pemasaran kopi yang terjadi dimulai dari petani kopi menjual kopi kepada pengumpul di desa atau menjual langsung kepada pengumpul di pasar. Seperti fakta yang dijumpai di Kabupaten Humbang Hasundutan, ketika petani kopi menjual ke pengumpul yang ada di pasar desa kemudian pengumpul desa menjualnya lagi kepada pedagang pengumpul pasar di Dolok Sanggul, setelah itu pengumpul selanjutnya akan menjual ke Medan yang akan dijual kepada pihak eksportir. Saluran pemasaran ini membuat harga di petani tidak layak, karena


(58)

harga sering kali dikuasai oleh pedagang pengumpul di pasar. Harga kopi saat ini berkisar antara Rp 13.000,00 – Rp 15.000,00 untuk masyarakat petani yang ada di desa. Padahal untuk ekspor kopi pada saat sekaang ini berkisar Rp.50.000,00- Rp. 70.000,00. Tentu harga yang sangat jauh lebih murah pada petani pengumpul.

5.3.2 Analisis Faktor Eksternal

Faktor eksternal berasal dari luar lingkungan organisasi yang terdiri atas peluang dan hambatan. Lingkungan dari luar dapat berasal dari pengaruh politik, otonomi daerah, ekonomi, sosial budaya, dan hukum. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti di lingkungan masyarakat terhadap sistem pemgembangan kopi yang sudah berkembang di Humbang Hasundutan, didapatkan faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dalam pengembangan agribisnis kopi di Humbang Hasundutan, yaitu sebagai berikut:

1. Peluang

Faktor peluang adalah bagian dari faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut dianggap sebagai suatu potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kopi di Humbang Hasundutan. Peluang dapat berasal dari pengaruh ekonomi, sosial budaya, politik, hukum dan otonomi daerah. Biasanya peluang ini akan dimanfaatkan karena memiliki dampak positif dalam pembangunan pertanian. Potensi tersebut harus dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, peluang tersebut terdiri dari :

a. Otonomi Daerah Mendukung

Pemberlakuan UU No 23 tahun 2014, menimbulkan dampak yang sangat besar bagi pemerintah daerah, karena dengan diberlakukannya undang-undang


(59)

tersebut maka pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh dalam mengadakan pembangunan di daerahnya masing-masing. Kemudian pemerintah daerah sangat mendukung pertanian terbukti dari salah satu misi Kabupaten Humbang Hasundutan adalah ekonomi kerakyatan yang bebasis pertanian. Dalam hal ini pemerintah mendukung pembangunan pertanian di kabupaten Humbag Hasundutan.

b. Salah Satu Komoditi Ekspor

Komoditas kopi sigarar utang sudah menjadi salah satu komoditi ekspor dikenal karena kopi ini memiliki cita rasa aroma yang sangat khas. Hal ini dapat dilihat salah satu daerah pengekspornya adalah kota Medan dan daerah asalnya adalah Kabupaten Humbang Hasundutan.

c. Sumber Ekonomi Masyarakat

Masyarakat Humbang Hasundutan mendapatkan penghasilannya dari pertanian dan salah satu tanamannya adalah kopi. Maka dapat dikatakan bahwa kopi menjadi sumber pendapatan masyarakat, sehingga hal ini dapat memungkinkan untuk bertambahnya tanaman kopi sehingga dapat meningkatkan produktivitas kopi.

d. Sumber Pendapatan Daerah Humbang Hasundutan

Komoditas kopi juga memberikan kontribusi besar dalam pembentukan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Humbang Hasundutan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.


(1)

ABSTRAK

Nama : Marsintauli Nababan

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara

Dosen Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring. M.Si

Judul : Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten

Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)

Skripsi ini membahas tentang strategi pembangunan pertanian khususnya komoditas kopi. Komoditas kopi menjadi salah satu komoditi yang unggul khususnya dalam bidang perkebunan. Pertanian menjadi salah satu aspek andalan Kabupaten Humbang Hasundutan karena kondisi geografis dan iklim yang cocok sebagai daerah agraris dan pertanian menjadi sumber pendapatan terbesar Kabupaten Humbang Hasundutan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana straegi yang akan dihasilkan dengan cara analisis lingkungan dengan memperhatikan lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta analisis pengaruh lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman. Kemudian penelitian ini menggunakan analisis SWOT sehingga didapatkan beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan komoditas kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendektan kualitatif. Penelitian ini dihasilkan dengan mendapatkan data dengan cara wawancara mendalam dengan informan utama dan hasil observasi peneliti sendiri di lapangan dengan cara mengamati kondisi lingkungan yang ada. Hasil akhir dari penelitian ini adalah tentang strategi-strategi yang diusulkan dan strategi prioritas pengembangan komoditas pertanian oleh peneliti kepada lembaga pertanian salah satunya Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kata Kunci : Pembangunan Pertanian, Analisis SWOT, Komoditas


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini. Hasil penelitian ini berjudul “Strategi Pembangunan Pertanian Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan (Strategi Pengembangan Komoditas Kopi Di Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi-strategi pembangunan pertanian dengan menganalisis lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal yaitu peluang dan ancaman.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada kedua orangtua tercinta penulis Bapak Drs. Mangampin Nababan dan Mamak Lasma Malau yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, tenaga serta materi untuk menyekolahkan kami yang selalu tidak pernah lelah memberikan didikan pada kami. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada saudara-saudara ku, Kakak-Kakak tercinta Budi Pratama Yani Nababan, Dede Filda Nababan, Riris Astrida Nababan dan Adek-adek Rut Muni Nababan dan Manuel Arif Nababan yang telah memberi motivasi dan semangat dalam penulisan laporan ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, tenaga, sumbangan pemikiran, dan yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Semua dosen dan staf pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan pengetahuan semenjak penulis kuliah di Ilmu Administrasi Negara yang medidik penulis selama proses perkuliahan. 5. Seluruh Staf Pegawai Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk Kak Dian dan Kak Mega yang telah membantu penulis segala urusan administrasi.

6. Seluruh pegawai dan staf Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan yang sudah banyak membantu peneliti dalam mendapatkan data dan penyusunan skripsi.


(3)

selalu memberi semangat dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini

8. Teman-teman AN 12 : Mery, Besri, Desyana, Rievay dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

9. Teman-teman kelompok 1 magang Desa Kwala Besar dan

teman-teman KKN Kebangsaan 2015 Desa Sadar Jaya, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

10. Buat semua pihak yang terlilbat dalam penulisan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terimakasih banyak.

Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi panduan belajar dan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu Administrasi Negara secara khusus dan masyarakat secara umum. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2016


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Kerangka Teori... 8

1.5.1 Pembangunan ... 8

1.5.1.1Pengertian Pembangunan ... 9

1.5.1.2Pembangunan Pedesaan ... 10

1.5.2 Pembangunan Pertanian ... 10

1. 5.2.1 Pengertian Pertanian ... 10

1. 5.2.2 Pembangunan Pertanian ... 12

1. 5.2.3 Paradigma Pembangunan Pertanian ... 15

1. 5.2.4 Sistem Agribisnis dan Agroindustri ... 17

1.5.3 Manajemen Strategi ... 20

1.5.3.1 Pengertian Strategi ... 20

1.5.3.2 Peranan Strategi ... 21

1.5.3.3 Pengertian Manajemen Strategi ... 21

1.5.3.4 Proses Manajemen Strategi ... 22

1.5.4 Strategi Pembangunan Pertanian ... 25

1.5.5 Analisis SWOT Strategi Pembangunan Pertanian ... 28

1. 6 Defenisi Konsep ... 32

1.7 Sistematika Penulisan ... 33

BAB II METODE PENELITIAN ... 34

2.1Bentuk Penelitian ... 34

2.2Lokasi penelitian ... 34

2.3Informan Penelitian ... 35

2.4Teknik Pengumpulan Data ... 35


(5)

3.2.1 Kondisi Geografis ... 40

3.2.2 Kondisi Topografi ... 40

3.2.3 Kondisi Demografi ... 41

3.2.4 Sarana Dan Prasarana ... 42

3.3 Gambaran Umum Dinas Pertanian Humbang Hasundutan ... 43

3.3.1 Visi Dan Misi ... 43

3.3.2 Tujuan Dan Sasaran ... 43

3.3.3 Tugas Pokok Dan Fungsi ... 45

3.3.4 Struktur Organisasi Dinas Pertanian ... 46

3.3.5 Struktur Organisasi Dan Tata Kerja ... 58

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 60

4.1 Strategi Pembangunan Pertanian Humbang Hasundutan ... 60

4.2 Perkembangan Komoditas Kopi ... 69

4.3 Analisis Lingkungan Dalam Pengembangan Komoditas Kopi ... 73

4.3.1 Faktor Internal ... 74

4.3.2 Faktor Eksternal... 78

BAB V ANALISIS DATA ... 83

5.1 Program-Program Dinas Pertanian Sebagai Sebuah Strategi Pembangunan Pertanian ... 83

5.2 Isu-Isu Strategis Pembangunan Pertanian Humbang Hasundutan .... 85

5.3 Analisis Lingkungan ... 87

5.3.1 Analisi Faktor Internal ... 88

5.3.2 Analisis Faktor Eksternal ... 91

5.4 Matriks SWOT Pengembangan Komoditas Kopi ... 97

5.5 Strategi Pengembangan Komoditas Kopi ... 99

5.5.1 Strategi SO ... 99

5.5.2 Strategi WO ... 100

5.5.3 Strategi ST ... 101

5.5.4 Strategi WT ... 102

5.6 Strategi Prioritas Pengembangan Kopi ... 104

BAB VI PENUTUP ... 108

6.1Kesimpulan ... 108

6.2Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111 LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. Matriks SWOT... 30

2. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan ... 58 3. Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha 2010-2014 Kabupaten

Humbang Hasundutan ... 6 4. Potensi Lahan Kering Untuk Pengembangan Pertanian Kabupaten

Humbang Hasundutan Tahun 2014 ... 63 5. Luas Lahan Pertanian Setiap Kecamatan Di Kabupaten Humbang

Hasundutan ... 65 6. Luas Panen, Produksi, Dan Produktivitas Tanaman Pangan ... 66 7. Luas Panen Tanaman Buah-buahan Menurut Jenis Tanaman, ... 67 8. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

Kabupaten Humbang Hasundutan ... 68 9. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Kopi

Tahun 2010-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan... 70 10.Data Lahan Panen, Produksi Dan Produktivitas Kopi

Setiap Kecamatan Tahun 2014 ... 71 11.Data Sebaran Penyuluh Pertanian Setiap Kecamatan Di Humbang

Hasundutan ... 76 12. Daftar Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Humbang Hasundutan

Berdasarkan Tingkat pendidikan ... 76 13.Matriks SWOT Dalam Perumusan Strategi Pengembangan Kopi Di