Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP
RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR PADA BEI PERIODE 2010 – 2012

1

Nyoman Budiasa, 1Nyoman Trisna Herawati, 2Lucy Sri Musmini

Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.

e-mail: {nyomanbudiasa29@yahoo.co.id , aris_herawati@yahoo.co.id,
musmini@yahoo.co.id} @undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris mengenai
pengaruh perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2012 . Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah 23 perusahaan selama 3 tahun pengamatan. Berdasarkan metode purposive
sampling, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 69 laporan keuangan auditan
dan laporan keuangan tahunan yang diperoleh melalui situs homepage Bursa Efek
Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Asumsi Klasik dan Uji
Hipotesis menggunakan regresi berganda dengan menggunkan program SPSS 19.0 for
Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) perputaran kas berpengaruh negatif
namun tidak signifikan terhadap ROA (Return On Assets), (2) perputaran piutang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Return On Asset), (3) perputaran
persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA (Return On Asset).
Kata Kunci: perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, ROA (Return
On Asset).

Abstract
This study is intended to obtain empirical evidence of the impact of circulation of
working capital on the economic rentability of the manufacturing companies registered
at the Indonesia’s Stock Exchange ‘Bursa Efek Indonesia (BEI)’ period 2010 – 2012.

The population of the present study included all the manufacturing companies
registered at BEI. The manufacturing companies used as the sample in the present
study totaled 23 for a three-year observation. Based on the purposive sampling method
used, the sample included audited 69 financial statements and annual financial
statements obtained through the site of homepage of the Indonesia’s Stock Exchange.
The data were analyzed using Classical Assumption Test and Hypothesis Test, multiple
regression and SPSS program 19.0 for Windows.
The results of the study showed that 1) the cash turnover insignificantly and
negatively affected ROA (Return on Assets), (2) the receivable turnover positively and

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
significantly affected ROA (Return on Asset), (3) the inventory turnover positively and
significantly affected ROA (Return on Asset).
Keywords: Cash Turn Over, Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, ROA (Return
On Assets).

PENDAHULUAN
Perekonomian Indonesia yang mulai
bangkit pasca krisis ekonomi global 2008,

memberikan peluang sekaligus ancaman
bagi
perusahaan
untuk
dapat
memenangkan persaingan usaha. Selain itu,
era gobalisasi juga memberikan tantangan
berat bagi perusahaan dan para investor
untuk dapat membuat keputusan yang tepat
atas dana yang dimiliki.
Laba sebagai hasil kinerja perusahaan
tentunya menjadi pertimbangan yang
penting dalam membuat berbagai keputusan
bisnis. Namun demikian, laba yang tinggi
tidak selalu dapat dijadikan ukuran bahwa
perusahaan telah bekerja dengan efektif dan
efisien. Efektivitas dan efisiensi kinerja
perusahaan dapat lebih tepat diproyeksikan
dalam hasil perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang digunakan

perusahaan
untuk
memperoleh
laba
tersebut. Dengan kata lain, tingkat
rentabilitas perusahaan merupakan ukuran
yang lebih baik dalam menilai kinerja
perusahaan sehingga dapat menjadi
pertimbangan yang lebih relevan dalam
mengambil keputusan bisnis.
Rentabilitas menurut Riyanto (1997 :
35) merupakan "perbandingan antara laba
dengan
aktiva
atau
modal
yang
mengahasilkan laba tersebut". Untuk menilai
efisiensi penggunaan modal atau aktiva,
rentabilitas umumnya dapat diukur dengan

dua cara yaitu rentabilitas ekonomis dan
rentabilitas usaha atau rentabilitas modal
sendiri. Rentabilitas ekonomis dinilai melalui
perbandingan
laba
operasi
dengan
keseluruhan modal yang dimiliki perusahaan
yaitu modal sendiri dan modal asing.
Sedangkan, rentabilitas usaha dinilai melalui
perbandingan laba setelah pajak dengan
ekuitas perusahaan. Rentabilitas usaha
mengukur sejauh mana perusahaan dapat
mengahasilkan
laba
dengan
hanya
mengandalkan
modal
sendiri

tanpa
bergantung pada modal asing. Tingkat
rentabilitas yang tinggi dapat dicapai
perusahaan melalui pengendalian yang baik

atas sumberdaya perusahaan. Sebagian
besar sumberdaya tersebut tertanam dalam
modal kerja atau aktiva lancar perusahaan.
Menurut Weston dan Copeland (1999 : 327)
“modal
kerja
merupakan
investasi
perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
berharga, piutang dan persediaan, dikurangi
kewajiban lancar yang digunakan untuk
membiayai aktiva lancar”.
Modal kerja merupakan dana yang
harus tersedia dalam perusahaan yang
dapat digunakan untuk membiayai kegiatan

operasinya sehari-hari, misalnya untuk
pembelian bahan mentah, membayar upah
buruh, gaji pegawai, dan sebagainya,
dimana uang atau dana yang telah
dikeluarkan itu diharapkan akan dapat
kembali lagi masuk dalam perusahaan
dalam waktu yang pendek melalui hasil
penjualan produknya. Modal kerja yang
akan digunakan sebaiknya tersedia dalam
jumlah yang cukup agar dapat memberikan
keuntungan yang maksimal sehingga suatu
perusahaan
bisa
beroperasi
secara
ekonomis dan juga modal kerja yang cukup
dapat menekan biaya perusahaan menjadi
rendah, menunjang segala kegiatan operasi
perusahaan secara teratur. Selain itu
pemilikan modal kerja yang cukup akan

memberikan beberapa keuntungan, antara
lain memungkinkan perusahaan dapat
membayar semua kewajibannya tepat pada
waktunya,
memungkinkan
perusahaan
tersebut untuk memiliki persediaan dalam
jumlah yang cukup untuk melayani
konsumen, dan memungkinkan perusahaan
tersebut untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada kesulitan
untuk memperoleh barang dan jasa yang
diperlukan.
Penetapan besarnya modal kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda,
salah satunya bergantung pada jenis
perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam
mengelola jumlah modal secara tepat akan
mengakibatkan keuntungan, sedangkan
akibat dari penanaman modal kerja yang

kurang tepat akan mengakibatkan kerugian.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Analisis rasio terhadap modal kerja
perusahaan pun sangat perlu dilakukan
untuk mengetahui dan menginterpretasikan
posisi keuangan jangka pendek perusahaan
serta meneliti efisiensi dan penggunaan
modal kerja dalam perusahaan. Apabila
jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan
menimbulkan situasi illikuid, sedangkan
apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu
besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar
atau dana yang menganggur.
Semua ini akan berpengaruh kepada
jalannya operasi perusahaan yang pada
akhirnya akan mengurangi keuntungan atau
laba yang seharusnya diperoleh perusahaan
pada

periode
yang
bersangkutan.
Pengelolaan modal kerja yang baik selain
akan
lebih
memperlancar
aktivitas
perusahaan juga dapat meningkatkan
keberhasilan
usaha
untuk
meraih
keuntungan yang diharapkan. Oleh karena
itu, perusahaan harus hati-hati dalam
menangani masalah keuangan dalam
pengelolaan sumber dan penggunaan
modal kerja.
Kenaikan dalam modal kerja mungkin
ditunjukkan dalam kas, efek, piutang

maupun dalam persediaan atau adanya
penurunan atau berkurangnya hutang
lancar, dan adanya kenaikan dalam modal
kerja ini akan diinterpretasikan bergantung
kepada sumber-sumber yang menyebabkan
kenaikan
tersebut.
Apabila
seluruh
perubahan tersebut semuanya berasal dari
hasil operasi perusahaan, maka hal ini akan
dinilai sebagai hal yang amat baik atau
menguntungkan
dibandingkan
dengan
kenaikan modal kerja yang berasal dari
pengeluaran hutang jangka panjang,hal ini
menghendaki pengaturan keuangan dalam
aktiva lancar dan hutang lancar yang
berhubungan langsung dengan volume
penjualan. Oleh karena itu, dalam
pengelolaannya, khususnya aktiva lancar
yang terdapat dalam manajemen modal
kerja adalah cara yang tepat untuk
digunakan dalam meningkatkan penjualan
agar perolehan laba perusahaan dapat
meningkat. Dalam upaya mewujudkan
operasi perusahaan yang efisien, ukuran
keberhasilan belum cukup hanya dilihat dari
besarnya laba yang diperoleh, tetapi harus
dilihat dari rentabilitasnya. Untuk itu
perusahaan
harus
diarahkan
pada

pencapaian tingkat rentabilitas secara
maksimal.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam
penelitian ini bertujuan untuk memberikan
bukti empiris mengenai hubungan antara
rentabilitas ekonomi dan juga perputaran
modal
kerja
terhadap
perusahaan
manufaktur. Menggunakan Perusahaan
Manufaktur sebagai obyek penelitian ini
adalah
karena
dalam
perusahaan
manufaktur, modal yang dimiliki oleh
perusahaan ini selain berasal dari modal
sendiri juga berasal dari modal asing. Dan
juga ingin mengetahui persentase yang
dihasilkan dari perbandingan laba usaha
dengan modal. Oleh sebab itu penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Pengaruh Perputaran Modal Kerja
Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012.
Untuk mengetahui dampak perputaran
modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi,
dimana dalam penelitian ini perputaran
modal kerja diproksikan dengan Perputaran
kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan. Selain itu penelitian ini juga
menggunakan ROA sebagai variable
dependent. Kemudian perusahaan yang
dijadikan sampel adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010 – 2012.
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dikemukakan, maka penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut: (1) Apakah
perputaran kas berpengaruh terhadap ROA
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada BEI?, (2) Apakah perputaran piutang
berpengaruh
terhadap
ROA
pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
BEI?, (3) Apakah perputaran persediaan
berpengaruh
terhadap
ROA
pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
BEI?,
(4)
Apakah
perputaran
kas,
perputaran piutang,
dan perputaran
persediaan berpengaruh terhadap ROA
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada BEI?
Berkaitan dengan masalah yang
telah dirumuskan, Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah : (1)Untuk mengetahui
apakah pengaruh perputaran kas terhadap
ROA pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada BEI. (2) Untuk mengetahui

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
apakah pengaruh perputaran piutang
terhadap ROA pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar pada BEI. (3) Untuk
mengetahui apakah pengaruh perputaran
persediaan terhadap ROA pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada BEI. (4)
Untuk mengetahui apakah pengaruh
perputaran kas, perputaran piutang, dan
perputaran persediaan terhadap ROA pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
BEI.
METODE
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek
Indonesia dengan mengolah data-data yang
telah tersedia pada www.idx.co.id. Karena di
BEI tersedia data lengkap mengenai
perusahaan yang go public, dalam hal ini
adalah perusahaan manufaktur. Subjek dari
penelitian
ini
adalah
perusahaan
manufaktur secara berturut-turut di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010 – 2012.
Sedangkan objek penelitian ini adalah
perputaran modal kerja yang mempengaruhi
Rentabilitas ekonomi. Jenis data yang
digunakan adalah data sekunder yaitu
Annual Report dan Laporan Keuangan
Tahunan
dari
perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar dalam BEI tahun
2010- 2012. Data sekunder adalah data
yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumbersumber yang telah ada (Indrawan, 2011).
Sasaran pengamatan difokuskan untuk
mengetahui dan membuktikan bagaimana
pengaruh antara variabel (X1) perputaran
kas (Cash Turn Over), (X2) Perputaran
Piutang (Receivable Turn Over), (X3)
Perputaran Persediaan (Inventory Turn
Over) terhadap (Y) Return On Asset (ROA)
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2010 –
2012.
Dimana rumus dalam menghitung
variable Independent (X) adalah sebagai
berikut :
Perputaran kas =

enjualan
……………. (1)
ata-rata kas

Perputaran piutang =

enjualan
……(2)
ata-rata piutan

Perputaran
Persediaan

ar a okok enjualan
………(3)
ata-rata persediaan

Sedangkan
rumus
dalam
menghitung Return On Assets adalah :
laba bersi
………………………….. (4)
total aset

Populasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling
yaitu
teknik
pengambilan
dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85).
Sesuai kriteria yang telah ditetapkan jumlah
perusahaan yang digunakan sebagai
sampel dalam penelitian ini sebanyak 23
perusahaan periode 2010 sampai 2012
berturut-turut.
Sebelum melakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
Karena sebuah model regresi akan dapat
dipakai untuk prediksi jika memenuhi
sejumlah asumsi, yang disebut dengan
asumsi klasik (Santoso, 2010). Adapun uji
asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, uji
Multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan
uji autokorelasi.
Uji normalitas data yaitu bertujuan
untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Data yang baik dan layak
digunakan dalam penelitian.Data yang baik
dan layak digunakan dalam penelitian
adalah data yang memiliki distribusi normal.
Selain itu, uji normalitas dapat dilakukan
dengan menggunakan menggunakan uji
One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan
pedoman pengambilan keputusan: (1) Nilai
Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas <
0,05, maka distribusi dikatakan tidak normal
(simetris). (2) Nilai Sig. atau signifikansi atau
nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi
dikatakan normal (asimetris).
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Konsekuensi dari adanya
multikolinearitas
adalah
apabila
ada
kolinearitas sempurna diantara variabel
independen, koefisien regresinya tidak
tertentu dan kesalahan standarnya tidak

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
terhingga.Multikolinearitas dilihat dari nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Pedoman suatu model regresi yang
bebas multikolinearitas adalah (Joseph et.al,
1995 dalam Ghozali (2007:96): (1)
Mempunyai VIF ≤ 10, (2) Mempunyai angka
tolerance ≥ 0,10
Uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variasi dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan menggunakan
metode scatter plot, dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatter
plot. Dasar pengambilan kesimpulan adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2007:125-126): (1)
Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik
yang membentuk suatu pola tertentu yang
teratur, seperti pola bergelombang, melebar,
kemudian menyempit, maka telah terjadi
heteroskedastisitas. (2) Jika terdapat pola
yang jelas dan titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga
model regresi layak digunakan berdasarkan
masukan variabel X terhadap variabel Y.

Teknik analisis regresi linear berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas (perputaran kas, perputaran
piutang, perputaran persediaan) terhadap
variabel terikat (ROA/Return On Asset) baik
secara simultan maupun parsial. Analisis
regresi linear berganda ini diolah dengan
program SPSS for windows versi 19. Model
regresi
berganda
ditunjukan
dalam
persamaan sebagai berikut:
Y = α + βo + β1X1 + β2X2+ β3X3 + ε……….(5)
Keterangan :
Y
= Return On Asset (ROA)
βo
= Konstanta
X1
= Perputaran Kas
X2
= Perputaran Piutang
X3
= Perputaran Persediaan
α
= Konstanta/intercept
ε
= error
β1 – β3
= Koefisien Regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kriteria sampel yang
telah ditetapkan, diperoleh sebanyak 23
perusahaan manufaktur untuk selama 3
tahun yakni dari tahun 2010 sampai dengan
2012 yang menghasilkan 63 amatan.
Deskriptif
variabel
penelitian
dapat
ditemukan pada tabel 1 :

Tabel 1. Deskripsi variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N

Mean

Std. Deviation

Minimum

Maximum

Perputaran_Kas
Perputaran_Piutang

69
69

30.85632
8.29994

26.995809
4.266006

2.652
.860

133.205
18.716

Perputaran_Persediaan
ROA
(Sumber : Data diolah, 2014)

69
69

7.21742
12.34070

6.547703
14.123765

1.216
.122

34.606
98.828

Tabel
1
menunjukkan
bahwa
variabel perputaran kas dari 69 sampel
penelitian diperoleh nilai mean 30,856
sedangkan nilai tertinggi adalah 133,205
dan yang terendah adalah 2,652. Kemudian
untuk perputaran piutang dari 69 sampel
penelitian ternyata nilai rata-rata (mean)
sebesar 8,299 sedangkan nilai maximum
18,716 dan yang terendah 0,860. Kemudian
perputaran persediaan nilai rata-rata (mean)

sebesar 7,217 , sedangkan nilai maximum
sebesar 34,606 dan yang terendah 1,216.
Selanjutnya dilihat dari Return On Asset
(ROA) dimana nilai rata-rata (mean) sebesar
14,124 dan nilai tertinggi untuk dari 69
sampel penelitian sebesar 98,828 dan
terendah sebesar 0,122.
Tabel 2 menunjukan hasil uji
normalitas setelah dilakukannya tranformasi
data menggunakan SQRT .

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SQRTperputaran_ SQRTperputaran SQRTperputaran SQRT_
Kas
_Piutang
_Persediaan
ROA
69
69
69
69
5.0505
2.7824
2.5125 3.1414
2.32961
.75256
.95810 1.58380

N
Normal
Mean
Parametersa,b Std.
Deviation
Most Extreme Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber : Data diolah, 2014)

.125
.125
-.075
1.041
.228

Pada tabel 2 terlihat data dinyatakan
berdistribusi
normal,
karena
tingkat
signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05
yaitu 0,228 untuk variabel perputaran kas
(X1), 0,854 untuk variabel perputaran
piutang
(X2),
0,085
untuk
variabel
perputaran persediaan (X3), dan 0,384 untuk
Return On Asset (ROA) (Y).
Dari hasil Uji Multikolinieritas dapat
dinyatakan terdapat gejala multikolineritas
atau korelasi antara variabel independen

.073
.073
-.049
.607
.854

.151
.151
-.107
1.256
.085

.109
.109
-.080
.906
.384

karena nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu
0,991 untuk variabel perputaran kas (X1),
0,901 untuk variabel perputaran piutang
(X2), dan 0,909 untuk variabel perputaran
persediaan (X3). Dapat dilihat juga dari nilai
VIF lebih kecil dari 10 yaitu 1,009 untuk
variabel perputaran kas (X1), 1,110 untuk
variabel perputaran piutang (X2), dan 1,101
untuk variabel perputaran persediaan (X3)
yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji Multikolinearitas
Coefficients a
Standardize
Unstandardize
d
Collinearity
d Coefficients Coefficients
Statistics
Std.
Tolera
B
Error
Beta
t
Sig.
nce
VIF
-.429
.694
-.618 .539
-.059
.066
-.086 -.887 .378
.991 1.009
.795
.214
.378 3.709 .000
.901 1.110
.658
.168
.398 3.924 .000
.909 1.101

Model
1 (Constant)
SQRTperputaran_Kas
SQRTperputaran_Piutang
SQRTperputaran_Persediaa
n
a. Dependent Variable: SQRT_ROA
(Sumber : Data diolah 2014)

Uji
heteroskedastisitas
dapat
dilakukan dengan menggunakan metode
scatter plot, dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scatter plot. Pada
gambar Grafik scatter plot pada gambar 1

dapat
dinyatakan
tidak
terjadi
heteroskedastisitas karena,tidak terdapat
pola yang jelas dan titik-titik menyebar di
atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Pada penelitian ini digunakan model regresi
berganda dengan variabel dependen
(variabel terikat) berupa Return On Asset
(ROA) (Y) dan variabel independen (variabel
bebas) berupa perputaran kas (X1),
perputaran piutang (X2), dan perputaran
persediaan (X3). Hasil dari analisis regresi
berganda disajikan dalam tabel 4 :
Gambar 1. Grafik Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficients a
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Collinearity Statistics
Std.
Model
B
Error
Beta
T
Sig. Tolerance
VIF
(Constant)
-.429
.694
-.618
.539
SQRTperputaran_Kas -.059
.066
-.086 -.887
.378
.991 1.009
SQRTperputaran_Piut
.795
.214
.378 3.709
.000
.901 1.110
ang
SQRTperputaran_Pers .658
.168
.398 3.924
.000
.909 1.101
ediaan
a. Dependent Variable: SQRT_ROA
(Sumber : Data Diolah 2014)
Tabel 5. Hasil Uji F
NOVAb
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Regression
66.904
3
22.301
13.983
Residual
103.668
65
1.595
Total
170.572
68
a. Predictors: (Constant), SQRTperputaran_Persediaan, SQRTperputaran_Kas,
SQRTperputaran_Piutang
b. Dependent Variable: SQRT_ROA
(Sumber : Data Diolah, 2014)
Model
1

Berdasarkan dengan data yang ada
pada tabel 4 yakni hasil olahan data regresi,
maka persamaan regresi dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Y= -0,429 – 0,059 X1+0,795 X2 + 0,658 X3
+ε…….………………………………………(6)
Pengaruh Perputaran Kas terhadap
Return On Asset (ROA)
Hasil pengujian hipotesis pertama
dengan menggunakan analisis regresi

Sig.
.000a

berganda menghasilkan persamaan regresi
berganda Y= -0,429 – 0,059 X1+0,795 X2 +
0,658 X3 +ε. Untuk asil pen ujian ipotesis
nilai thitung lebih kecil dari ttabel (0,8890,05) sehingga H1
ditolak dengan tingkat signifikansi 0,05.
Perputaran
kas
merupakan
perbandingan antara penjualan bersih
dengan jumlah rata-rata kas. Rahma (2011)
menyatakan
bahwa
perputaran
kas
menunjukkan kemampuan kas dalam
menghasilkan pendapatan, sehingga dapat
dilihat berapa kali uang kas berputar dalam
satu periode tertentu. Semakin tinggi
perputaran kas ini akan semakin baik, ini
berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan
kasnya dan keuntungan yang diperoleh
akan semakin besar (Riyanto, 2001).
Perputaran
Kas
seharusnya
berbanding lurus atau berpengaruh positif
terhadap
rentabilitas,
peningkatan
Perputaran Kas akan selalu diikuti oleh
peningkatan rentabilitas atau profitabilitas.
Apabila
melihat
laporan
keuangan
perusahaan, salah satu analisis yang
menyebabkan
Perputaran
Kas
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas adalah perbedaan jumlah aktiva
lancar yang rata-rata hanya 25% dari total
aktiva, sehingga kurang berperan penting
dalam pencapaian laba perusahaan, selain
itu tidak berpengaruhnya tingkat perputaran
kas bisa disebabkan karena dalam
perusahaan manufaktur, investasi modal
kerja dominan pada piutang dan persediaan
sehingga pengaruh perputaran kas sangat
kecil atau tidak signifikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Nina Sufiana dan Purnawati
(2013) dan Purba (2011) yang menyatakan
bahwa tingkat perputaran kas tidak
berpengaruh terhadap Rentabillitas atau
profitabilitas. Namun, hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian Ratih
(2012) dan Siti Saroh (2009) yang
menyatakan bahwa sub variabel perputaran
kas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas.
Pengaruh Perputaran Piutang terhadap
Return On Assets (ROA)
Hasil pengujian hipotesis kedua
dengan menggunakan analisis regresi
berganda menghasilkan persamaan regresi
berganda Y= -0,429 – 0,059 X1+0,795 X2 +
0,658 X3 +ε. Untuk asil pen ujian ipotesis
nilai thitung lebih besar dari ttabel (3,709>1,669)
maka H0 ada di daerah penolakan, berarti H2

diterima
artinya
perputaran
piutang
berpengaruh signifikan terhadap Return On
Asset (ROA). Selain itu dilihat dari nilai
signifikansi pada uji t variabel perputaran
piutang lebih kecil daripada nilai signifikan
yang ditetapkan (0,0001,669)
maka H0 ada di daerah penolakan, berarti H3
diterima artinya perputaran persediaan
berpengaruh signifikan terhadap Return On
Asset (ROA). Selain itu dilihat dari nilai
signifikansi pada uji t variabel perputaran
persediaan lebih kecil daripada nilai
signifikan yang ditetapkan (0,000Ftabel yaitu 13.983>2.75
dengan signifikansi variabel konservatisme
akuntansi lebih kecil daripada nilai signifikan
yang ditetapkan (0,000