Pertemuan III atau minggu III STRATEGI M

45
©Wahyuddin

BAB III
RUANG MUAT
(CARGO SPACES)
KOMPETENSI PROGRAM STUDI



Mampu merancang kapal yang optimal secara teknis dan ekonomis(U1).



dan perencanaan sistem transportasi laut (P1).



analisis numerik dan menggambar teknik(P2).




beretika baik(L2).

Mampu mengaplikasikan ilmu dasar keteknikan dalam perancangan kapal

Mampu menggunakan program aplikasi komputer untuk pengolahan data,

Mampu mengapresiasikan seni, budaya dan olahraga yang bermoral dan

Mampu bekerja mandiri, bermitra dan bersinergi dengan berbagai pihak
(L5).

Deskripsi:
Bab ini menjelaskan tentang penataan ruang muat yang merupakan bagian
integral desain rencana umum. penataan ini sangat dipengaruhi oleh

jenis

muatan yang diangkut, sistem penanganan muatan dan fasilitas penanganan
muatan baik di kapal maupun dipelabuhan. Hal ini berarti pemahaman penataan

ruang muat bermuara pada kemampuan mahasiswa bekerja secara mandiri dan
ataupun bermitra untuk merancang kapal yang optimal secara teknis dan
ekonomis serta bercita rasa tinggi atau berseni.

SASARAN BELAJAR
Mahasiswa dapat merancang tata letak ruang dan peralatan/perlengkapan kapal
serta menentukan ukuran tonase kotor (GT) dan tonase bersih (NT) kapal.

46
©Wahyuddin

Deskripsi :
Sasaran belajar mata kuliah ini adalah mahasiswa dapat merancang tata letak
ruang dan peralatan/perlengkapan kapal serta menentukan ukuran tonase kotor
(GT) dan tonase bersih (NT) kapal, hal ini berarti mahasiswa diharapkan
mampu mendesain rencana umum serta mengukur tonase kapal dengan terlebih
dahulu memahami penataan ruang muat.

SASARAN PEMBELAJARAN
Mampu menata ruang muat kapal sesuai dengan regulasi atau standar nasional

& internasional.
Deskripsi:
Sasaran pembelajaran pada bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan
penataan ruang muat, hal ini berarti untuk mampu mendesain rencana umum
dengan baik dan sistematis mahasiswa harus mempunyai pengetahuan tentang
ruang muat mencakup letak, jenis muatan yang diangkut, sistem penanganan
dan penyimpanan muatan, fasilitas penanganan muatan, konstruksi kapal dan
lain-lain.
Pertemuan : III atau minggu III

STRATEGI/METODE PEMBELAJARAN
Kuliah + Project Based Learning

Deskripsi :
Guna mencapai sasaran pembelajaran ditempuh cara dengan menerapkan
strategi atau metode pembelajaran kuliah interaktif dan Project Based Learning .
Kuliah dilakukan selama 3 x 50 menit, dengan rincian kegiatan yaitu; dosen
berceramah selama 50 menit pertama, selama 50 menit pertama mahasiswa
dapat melakukan interupsi apabila ingin memperjelas materi kuliah. 50 menit
kedua dilanjutkan ceramah dan dosen sesekali melakukan tanya jawab ke

mahasiswa guna mengukur daya serap mahasiswa. 50 menit ketiga dosen

47
©Wahyuddin

menjelaskan sistematika pengerjaan tugas dan cara atau teknik penggambaran
ruang muat.

INDIKATOR PENILAIAN
Kriteria atau indikator penilaian ditetapkan sebagai patokan dalam mengevaluasi
proses belajar mengajar terutama kemampuan mahasiswa dalam menyerap
materi pembelajaran. Indikator penilaian pada bab ini adalah sebagai berikut:




Penataan atau tata letak ruang muat sesuai dengan regulasi atau standar
nasional & internasional
Ketepatan waktu penyelesaian tugas.


PEMBAHASAN MATERI PERKULIAHAN
PENDAHULUAN
Penataan ruang muat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari rancangan
rencana umum, dengan demikian agar dapat melakukan mendesain rencana
umum dengan baik mahasiswa terlebih dahulu mampu menata ruang muat
sesuai dengan regulasi atau standar nasional maupun internasional.
Kemampuan menata ruang muat sangat membantu mahasiswa dalam
memahami konstruksi, kekuatan, stabilitas kapal serta estetika desain yang
berimplikasi posistif dalam memasuki dunia kerja.
MUATAN
Muatan kapal (cargo) merupakan objek dari pengangkutan dalam sistem
transportasi laut, dengan mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran
niaga dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk uang tambang (freight) yang
sangat menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai
kegiatan dipelabuhan.
Muatan kapal merupakan segala macam barang dan barang dagangan (goods
and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan
kapal, guna diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan
tujuan atau merupakan seluruh jenis barang yang dapat dimuat ke kapal dan


48
©Wahyuddin

diangkut ke tempat lain baik berupa bahan baku atau hasil produksi dari suatu
proses pengolahan.
JENIS - JENIS MUATAN
Menurut Tapscott R.J (1980), Pada industri maritim, transportasi muatan/barang
melintasi samudera sejauh ini perananannya masih lebih dominan dibandingkan
dengan membawa penumpang, apalagi sejak industri penerbangan telah
melakukan penerbangan melintasi samudera membawa penumpang. Beberapa
tahun terakhir jenis-jenis dan metode penanganan serta penyimpanan muatan
mengikuti kecenderungan munculnya jenis kapal baru dan secara umum
menjadi masalah sekaligus tantangan dalam merancang rencana umum (GAgeneral arrangement).

Jenis-jenis muatan yang diangkut kapal banyak sekali dan dapat diklasifikasi
dalam berbagai macam. Terdapat dua klasifikasi utama jenis-jenis muatan yaitu:
1. Muatan atau barang curah (bulk cargo)
2. Muatan atau barang umum (general cargo)
Muatan curah terdiri dari material/bahan yang sejenis atau sama (Homogenous
Cargo) dapat berupa bendah cair atau padat atau gas dan ukurannya umumnya

kecil. Muatan umum terdiri dari berbagai macam jenis barang (Heterogenous
Cargo) yang dikemas dalam bentuk kotak, dos, peti kayu, karung dan ikatan
serta dapat pula tidak dikemas sama sekali.
Muatan dapat juga dikelompokkan berdasarkan sifatnya, antara lain:
1. Muatan Sensitif.
2. Muatan Menggangu.
3. Muatan Berbahaya.
4. Muatan Berharga.
5. Muatan Rahasia.
6. Muatan Dingin.
7. Muatan Hewan/ Ternak.

Kapal Muatan Umum (general cargo ship or break bulk cargo)

49
©Wahyuddin

Jenis kapal barang umum, mengangkut dan mengantar berbagai macam
komoditas ke sejumlah pelabuhan. seperti yang dinyatakan sebelumnya, tujuan
utama dari pengaturan/penataan sebuah kapal termasuk sistem-sistemnya

berdasarkan fungsinya masing-masing

adalah menata dengan biaya yang

paling murah/rendah.. Biaya-biaya itu mungkin dapat dikurangi dengan
memperbaiki metode penanganan dan penyimpanan muatan yang mempunyai
dampak utama terhadap penghematan biaya tenaga kerja dan waktu bongkar
muat kapal.
Agar dapat melaksanakan/melakukan metode pengurangan biaya penanganan
bahan terhadap kapal barang umum haruslah dirancang GA yang baik dengan
memperhatikan faktor-faktor berikut:
a. Efesiensi rancangan ruangan penyimpanan muatan
Hal ini mencakup bagaimana membuat ruang muat yang lapang dengan
mempertimbangan

sejumlah

gangguan

seperti


tiang-tiang

(pillar),

penonjolan braket, saluran ventilasi dan instalasi perpipaan. Kapal dengan
pembujur dan pelintang geladak yang mempunyai ketinggian yang sama
(bentuk sama) ini jauh menguntungkan bila dibandingkan dengan gading
besar dan kecil yang pemasangannya didalam ruang muat menjadi
gangguan karena dapat menyebabkan kurang efisiennya penyimpanan
muatan. Kasus seperti ini dinamakan broken stow (pengurangan ruang
penyimpanan). Pada gambar 20 diperlihatkan sketsa ruang muat kapal
barang dan gambar 21 sketsa ruang muat kapal curah.
b. Pelayanan cepat penangan muatan di Pelabuhan
Layanan muatan umum modern dipelabuhan membutuhkan penanganan
muatan berbagai jenis muatan muatan. Salah satu aspek yang sangat
penting dalam layanan cepat penangan muatan di Pelabuhan adalah
memberikan akses terutama sekali dalam bongkar/muat barang yang
jumlahnya banyak di Pelabuhan tanpa adanya penyimpanan ulang muatan
(restowing) di tempat-tempat lain di dermaga pelabuhan. Oleh karena itu,

salah satu cara yang paling penting untuk memberikan penanganan kargo
yang cepat adalah untuk menghindari apa yang disebut masalah kelebihan
penyimpanan

(ovetstow),

yaitu,

untuk

menyediakan

akses

muatan/barang jumlah besar tanpa mengganggu kegiatan lain.

untuk

50
©Wahyuddin


c.

Pengurangan tenaga kerja untuk penanganan muatan di pelabuhan.
Tujuannya adalah untuk menangani ber-ton-ton muatan dengan sedikit Jamorang (JO), dan ini secara umum dapat dilakukan dengan menyediakan
sarana yang sistematis untuk penanganan muatan menggunakan peralatan
mekanik (mekanisasi).

d. Pengurangan jumlah penanganan muatan.
Tujuannya adalah untuk menurunkan kargo dari kapal langsung ke
pengangkut (moda) berikutnya, yang akan membawanya ke titik pedalaman,
sedemikian rupa sehingga dapat ditransfer tanpa penyimpanan ulang
muatan (restowing). Prinsip ini, tentu saja, juga berlaku secara terbalik,
dengan muatan yang

tiba juga di terminal tidak memerlukan restowage

sebelum dipindahkan ke kapal atau dengan kata lain barang yang tiba
diterminal bisa langsung diangkat ke kapal..
Pertimbangan tersebut di atas menyebabkan penghematan keseluruhan, baik
secara lansung terhadap biaya tenaga kerja pada penanganan kargo, atau
mengurangi waktu kapal di pelabuhan dan dengan demikian menghemat biaya
kapal. Pertimbangan ini juga membuat perbaikan desain pada kapal muatan
umum

(general

cargo

or

break

bulk

ships)

serta

telah

mendorong

pengembangan kapal muatan unitisasi (unitized cargo ship), seperti kapal
kontainer dan kapal pallets (yang menangani muatan dengan ukuran standar).

Aspek-aspek penataan ruang muat kapal barang umum antara lain:
a. Penyimpanan Muatan
Keberhasilan dalam melakukan penyimpanan muatan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1. Keselamatan kapal dan awak (safety of ship and crew).
Stabilitas dalam berbagai tahap bongkar muat harus dipertimbangkan.
Semua tindakan pencegahan harus diambil sehubungan dengan muatan
berbahaya (dangerous goods) dan terhadap resiko pergeseran/pengangkatan muatan, yang berpotensi membahayakan keselamatan kapal.
2. Keamanan muatan dari kerusakan (safety of cargo from damege).

51
©Wahyuddin

Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan
bahaya kebakaran, penghancuran/peremukan atau kerusakan muatan oleh
kelembaban dan atau pencemaran.
3. Bongkar muat yang tertib dan cepat (ordely and rapid loading and
unloading)
Persentase total biaya pengoperasian kapal secara signifikan dipengaruhi
oleh kegiatan penanganan muatan. Ketika sebuah kapal ditambat untuk
penanganan muatan, hampir semua biaya–biaya pengoperasian dikeluarkan kecuali biaya untuk bahan bakar.
4. Kapasitas produktif kapal harus digunakan untuk memperoleh keuntungan
terbaik (ship’s earning capacity should be used to be best advantage).
Salah satu faktor utama untuk menguntungkan pengoperasian kapal
adalah kemampuan operator untuk membuat kapal berlayar pada
kapasitas penuh, (baik secara volume atau berat) dengan biaya muatan
yang menguntungkan.Kapal harus dirancang dengan memperhatikan
keterkaitan antara ketersediaan angkutan barang dipasaran dengan daya
angkut (volume/ bobot mati).
Untuk kapal muatan umum, dianjurkan untuk dapat menambah volume di
luar kapasitas muat penuh teoritis kapal dengan cara melakukan
penanganan cepat muatan dan mendapatkan beberapa tempat muatan
tambahan tanpa melakukan penyimpanan ulang (restow).
Untuk semua jenis kapal, biasanya juga diinginkan untuk menyediakan
kapasitas bobot mati tambahan, karena ini dapat dilakukan dengan sedikit
biaya tambahan, yaitu scantling dibuat lebih dalam daripada garis muat.

b. Faktor penyimpanan, bobot mati, dan pengukuran
Faktor penyimpanan (stowage factor) adalah volume per satuan berat. Dalam
dunia perdagangan, kapal harus dirancang sehingga rasio (volume muatan
kemasan/bobot mati muatan) lebih besar

10 atau 15 persen dari semua

faktor penyimpanan untuk barang yang diangkut. Hal ini dimaksudkan bahwa
marjin/kelebihan 10 - 15 persen adalah untuk mengimbangi kerusakan
muatan saat penyimpanan, termasuk berkurangnya ruang penyimpanan
muatan akibar penggunaan ganjalan-ganjalan (dunnage) dan gangguan oleh
kontruksi gading, pelintang dan pembujur geladak dan brackets.

52
©Wahyuddin

Kapasistas ruang muat bergantung pada spesifik volume muatan atau
stowage factor jenis muatan yang diangkut. Setiap muatan yang diangkut
mempuyai standar nilai spesifik volume masing-masing, spesifik volume atau
stowage factor adalah besarnya ruangan dalam volume m 3 yang diperlukan
untuk menyimpan suatu jenis muatan tertentu seberat 1 metric ton. Pada
tabel 4, diperlihatkan stowage factor untuk berbagai jenis muatan.
Tabel 4. Stowage factor muatan
No.

Jenis Muatan

Stowage factor

Bentuk

Muatan umum (break bulk cargo)
1.

Anggur

1,5

Kotak

2.

Apel

2,5

Kotak

3.

Acetone

1,4

Drum

4.

Asbes

1,25

Karung

5.

Beras

1,4

Karung

6.

Bir

1,66

Drum

7.

Cermin

1,84

Peti

8.

Cat

1,0

Kaleng

9.

Jagung

1,5

Karung

10

Gandum

1,4

Karung

11.

Gunting

1,19

Peti

12.

Gunting kuku

1,1

Kotak

13.

Garam

1,1 – 1,6

Karung

14.

Gula

1,3

Karung

15.

Gula batu

1,61

Kotak

16.

Kertas print

2,8

Batang (rod)

17.

Kertas print

2,7

Baki (tray)

18.

Kapas

1,5 – 2,4

Bungkusan

19.

Kapok

7,6

Bungkusan

20.

Kentang

1,95

Karung

21.

Kacang

1,6

Karung

22.

Kopi

1,7 – 2,5

Karung

23.

Kopra

2,1 – 1,5

Karung

53
©Wahyuddin

No.

Jenis Muatan

Stowage factor

Bentuk

24.

Madu

1,38

Drum

25.

Minyak pelumas

1,4

Drum

26.

Minyak jagung

1,67

Drum

27.

Minyak kacang

1,59

Drum

28.

Pupuk

0,8

Zak

29.

Potasium cholorate

1,47

Drum

30.

PVC resins

1,46

Karung

31.

Semen

0,9

Zak

32.

Teh

2,6 – 3,3

Peti

33.

Tembakau

3,3

Bungkusan

34.

Tembakau

4.1

Buntalan

35.

Thermos

5,1

Peti

36.

Tinta printer

1,31

Drum

37.

Wool

3,0

Bungkusan

Muatan Curah (bulk cargo)
38.

Biji aluminium

0,78

Curah kering

39.

Biji besi

0,8

Curah kering

40.

Biji nikel

0,8

Curah kering

41.

Biji mangan

0,6

Curah kering

42.

Biji tembaga

0,4 – 0,6

Curah kering

43.

Biji phospat

0,85 – 0,9

Curah kering

45.

Biji gandum

1,24

Curah kering

46.

Biji batu bara

1,2 – 1,3

Curah kering

47.

Biji belerang

0,8

Curah kering

48.

Bubuk kertas

1,6

Curah kering

49.

Bubuk borax

0,78

Curah kering

50.

Bubuk kacang broan

1,5

Curah kering

51.

Bubuk gandum hitam

1,72

Curah kering

52.

Tanah liat

0,82

Curah kering

53.

Biji kapas

1,8

Curah kering

54.

Bubuk gypsum

0,76

Curah kering

55.

Serbuk kapur

0,76

Curah kering

54
©Wahyuddin

No.

Jenis Muatan

Stowage factor

Bentuk

56.

Biji jagung

1,36

Curah kering

57.

Biji kacang

3,29

Curah kering

58.

Tepung kacang

1,8

Curah kering

59.

Tepung beras

1,8

Curah kering

60.

Bubuk garam

0,96

Curah kering

Sumber: http://www.harisglobal.com/en/stowage-factor-list.html, diunduh Oktober 2013.

c. Ketinggian geladak antara (tween deck)
Pembagian ketinggian yang tepat di atas dasar ganda antara penyimpanan
(hold) dengan geladak (deck) tergantung pada kondisi perdagangan (volume
dan jenis muatan). Perbedaan sangat ekstrim terlihat untuk kapal curah yang
mengunakan semua ruang penyimpanan, sementara pada kapal lainnya
seperti kapal pengangkut pisang dilengkapi dengan geladak antara. Pada
kapal muatan umum panjang normal berkisar antara 107 dan 183 m,
kedalaman atau ketinggian ruang dibagi menjadi geladak antara atas, geladak
antaar bawah dan dasar ruang.
Tinggi geladak antara bisa berkisar antara 2,4 dan 3,0, geladak antara bawah
berkisar 2,7 dan 4,6 m dan dasar ruang antara 3,0 dan 6,1m. umumnya dasar
ruang

kargo

ketinggian

terbatas sekitar

5,5

m

atau

kurang

guna

meminimalkan kerusakan muatan atau peremukan muatan. Contoh gambar
geladak antara dapat dilihat pada gambar 20.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa karakteristik lambung lebih penting,
termasuk kedalaman/ketinggian dan jumlah geladak antara, yang saling
berkaitan

dalam

peraturan/regulasi
kekuatan,

cara,

tidak

langsung

menggunakan

atau secara langsung oleh pertimbangan ekonomi dan

sehingga perancang tidak sepenuhnya bebas menentukan

ketinggian geladak
muatan saja.

beberapa

dari sudut pandang pemanfaatan dan penyimpanan

55
©Wahyuddin

d. Pertimbangan desain lainnya untuk ruang muat kapal muatan umum,
semuanya bertujuan untuk efesiensi penyimpanan dan penangan cepat
muatan, diuraikan sebagai berikut;
1. Volume (m3) per ruang muat. Umumnya jumlah volume mauatan per set
peralatan penanganan muatan tidak boleh lebih dari 1700 m3. Ukuran
palka yang dilayani oleh dua set MHE (material handling equipment) yang
digunakan secara bersamaan tidak boleh lebih kecil dari 6,1 dengan 9,1 m
dan sebaiknya lebih besar.
2. Ukuran palka harus didasarkan pada analisa tentang standar layanan
tertentu dan layanan keseluruhan kapal. Palka besar berarti penanganan
muatan cepat, karena sebagian umumnya muatn tepat berada di bawah
pengait muatan.
3. Jenis peralatan penanganan

muatan (MHE), dikembangkan

untuk

penanganan muatan yang lebih efisien dan lebih cepat. Jenis-jenis
peralatan penanganan muatan konvensional termasuk derek (derrick)
dikembangkan menjadi peralatan modern misalnya menggunakan crane.
4. Fitur lainnya. pada kapal barang modern sudah menjadi lumrah atau sudah
dipraktekkan menggunakan truk forklift dalam

penanganan muatan di

geladak antara . Untuk operasi ini , semua geladak antara harus dibuat rata
(flush) dan sehalus (smoothing) mungkin. Ambang palka harus dihilangkan
sehingga memungkinkan truk dapat beroperasi antara dasar ruang
penyimpanan dan setiap bagian dari geladak antara.
Meluasnya penggunaan truk forklift telah menyebabkan, perhatian
terutama pada ventilasi ruang muat, apa lagi jika forklift yang digunakan
dari jenis pembakaran dalam (bahan bakar fosil), hal ini dapat di antisipasi
menggunakan kipas pengisapan yang dapat dipindah-pindahkan(blower
portable) . Beberapa kapal barang membawa forklift bertenaga listrik yang
digunakan di ruang penyimpanan dilengkapi dengan peralatan pengisian
baterai. Forklift bertenaga listrik, tentu saja , tidak ada masalah dengan
ventilasi.
Peralatan bantu lain untuk penanganan muatan terutama untuk distribusi
muatan di geladak antara adalah menggunakan meliputi konveyor (sistem

56
©Wahyuddin

ban berjalan) berbagai jenis, dengan sistem penggerak elektrik. Umumnya
disimpan di lokasi jika tidak digunakan yang digunakan di geladak antara
atau menahan.

20.a

20.b

57
©Wahyuddin

20.c
Gambar 20 Kapal general cargo a).Ruang muat geladak tunggal (single decker vessel)
b). Ruang muat dengan geladak antara (tween decker vessel) c). Sketsa 3D
(Sumber: Shama Mohamed,2013, halaman 10-11., http://forshipbuilding.com/types-ships/., di unduh 19 Nopember 2013)

58
©Wahyuddin

Kapal Curah (Bulk Carrier)
Muatan curah adalah salah satu komoditas yang tidak berada dalam suatu
kemasan,seperti biji-bijian,biji besi,pupuk,dsb.muatan tersebut diangkut pada
kapal-kapal yang dirancang khusus dalam palka-palka yang telah dibagi
kedalam

kompartemen-kompartemen,dengan

menggunakan

sekat-sekat

melintang dan membujur,sehingga stabilitas kapal tidak dipengaruhi oleh
penuhnya muatan.

a

b
Gambar 21. Kapal Curah a).Ruang muat b). Sketsa melintang dan memanjang
(Sumber: Shama Mohamed,2013, halaman 9., Tupper.E.C.,2004, halaman 323)

59
©Wahyuddin

Palka-palka dari kapal jenis ini dibangun sedemikian rupa,sehingga peralatan
muatan biji-bijian akan selalu berada sama tinggi.memuat dan membongkar
muatan curah menggunakan batang pemuat yang dilengkapi dengan grab (alat
penyeduk).
Muatan curah cair seperti minyak mentah, minyak hasil olahan dan sebagainya,
diangkut pada kapal-kapal tanker atau seperti bahan kimia oleh chenical tanker.
Muatan curah gas seperti gas bumi diangkut oleh kapal LNG dan LPG.
Pada gambar 21 diperlihatkan penampang melintang dan ruang muat kapal
curah kering, dan gambar 22. chemical tanker. .
Kontainer (container ship)
Muatan yang telah dikemas dalam container,diangkut oleh kapal peti
kemas.peti-peti kemas sebagian berukuran 20 kaki dan 40 kaki,dan dipadatkan
menurut system penyusunan melintang (rows), membujur (bays), dan meninggi
(tier). kapal-kapal peti kemas biasanya dilengkapi dengan derek dan atau crane
dan dapat mengangkut muatan-muatan umum, muatan cair dan sebagainya.
Keuntungan mengangkut dalam peti kemas adalah untuk mempersingkat waktu
pemuatan atau pembongkaran, mudah ditangani dan efisien, jumlah buruh yang
dibutuhkan lebih sedikit dan pencurian muatan sukar dilakukan karena muatan
disimpan dan tertutup dalam peti kemas. Pada gambar 23 diperlihatkan
penampang melintang dan ruang muat kapal kontainer.

60
©Wahyuddin

Gambar 22. Sketsa 3D Kapal Pengangkut Bahan Kimia
(Sumber: http://forshipbuilding.com/types-ships/., di unduh 19 Nopember 2013)

61
©Wahyuddin

Gambar 23. Sketsa 3D Kapal kontainer
(Sumber: http://forshipbuilding.com/types-ships/ ., di unduh 19 Nopember 2013 )

62
©Wahyuddin

CONTOH SOAL
Pertanyaan
Salah satu aspek yang pening dalam penataan ruang muatan kapal
yaitu jenis muatan yang diangkut, jelaskan 2 (dua) klasifikasi utama
muatan.
Jawaban :
1. Muatan umum
Muatan

umum

terdiri

dari

berbagai

macam

jenis

barang

(Heterogenous Cargo) yang dikemas dalam bentuk kotak, dos, peti
kayu, karung dan ikatan serta dapat pula tidak dikemas sama sekali.
2. Muatan curah
Muatan curah terdiri dari material/bahan yang sejenis atau sama
(Homogenous Cargo) dapat berupa bendah cair atau padat atau gas
dan ukurannya umumnya kecil.
SOAL-SOAL LATIHAN MANDIRI
1. Apa yang dimaksud dengan muatan ?
2. Sebutkan jenis muatan berdasarkan sifatnya?.
3. Penataan ruang muat dimaksudkan adalah untuk meminimalkan biaya
penanganan dan waktu bongkar-muat, jelaskan pertimbangan-pertimbangan
yang dapat dilakukan untuk meminimalkan biaya bongkar muat ?
4. Mengapa stowage factor sangat penting dalam penataan ruang muat?

SOAL TUGAS PROYEK

1.

Tujuan Tugas

Menata/merancang ruang muat kapal barang
umum (general cargo ship)

2.

Uraian Tugas
a. Objek Garapan

Merancang

b. Yang harus dikerjakan

Mendesain atau menggambar dengan isi:

dan batasan-batasan
1. Mengidentifikasi jenis dan stowage factor
muatan yang akan diangkut.

63
©Wahyuddin

2. Menentukan besaran volume muatan yang
akan diangkut.
3. desain letak/posisi ruang muat dan konstruksi
ruang muat kapal sesuai dengan regulasi
nasional dan internasional..
3. Menentukan besaran volume muatan yang
tersedia.
4. Buat grafik besaran volume yang akan
diangkut dengan volume ruang tersedia.
c. Metode/Cara
pengerjaan dan Acuan
yang digunakan

3.

Kriteria Penilaian









Project based learning
Teori-teori dasar desain kapal.
Teori muatan dan pemuatan.
Regulasi nasional dan internasional



Ketepatan waktu penyelesain



Kemutahiran literatur.



Sistematika sajian

Kecocokan desain dengan regulasi nasional
dan internasional.

64
©Wahyuddin

PEDOMAN PENILAIAN
NAMA MATA KULIAH

: Rencana Umum dan Tonase

KODE/NAMA DOSEN

: 311D3103/............................

JUMLAH PESERTA

: ............................................

EVALUASI KOMPETENSI AKHIR SESI PEMBELAJARAN
Mampu menata ruang muat sesuai dengan regulasi atau standar nasional & internasional (10 %)
No.

NIM

NAMA MAHASISWA

Ketepatan waktu penyelesain
(2%)

1
1
2
3

2

3

4

Penataan Ruang Muat berdasarkan regulasi nasional dan
internasional
(8 %)
5

65
©Wahyuddin

DAFTAR PUSTAKA

Tupper.E.C.,2004, Introduction to Naval Architecture ;Third Edition.
Butterworth & Heinemann, Oxford
Tapscott R.J., ed. Taggart R.,1980, Ship Design And Construction: Chapter 3
General Arrangement, SNAME, One World Trade Center, Suite 1369,
New York.
Shama Mohamed’,2013, Buckling of Ship Structures, Springer Heidelberg
New York.
http://www.harisglobal.com/en/stowage-factor-list.html
http://forshipbuilding.com/types-ships/
.