ModifikasiAlatPencetakBriketArangDengan Sistem Press Hidrolik MenggunakanBahan Baku LimbahTeh
Lampiran 1.Flowchart penelitian
Mulai
Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat
Menggambar dan menentukan dimensi alat
Memilih bahan yang akan digunakan
Diukur bahan yang akan digunakan
Dipotong dan dihaluskan bahan yang akan di
gunakan sesuai dengan dimensi pada gambar
Pemasangan plat besi penahan press pada rangka alat
Merangkai alat
Pengelasan
Tidak
Pengujian alat
Layak ?
Ya
Pengecatan
Pengukuran parameter
Data
Analisis data
Selesai
38
Lampiran 2. Kapasitas alat
Kapasitas alat
Ulangan
Massa ( kg )
1
2
3
Rataan
0,398
0,397
0,395
0,397
Waktu ( jam )
0,067
0,067
0,066
0,067
KA U1 =
Massa bahan yang diolah (kg)
waktu (jam)
KA U1 =
0,398 kg
0,067 jam
KA U1 = 5,940 kg /jam
KA U2 =
Massa bahan yang diolah (kg)
waktu (jam)
KA U2 =
0,397 kg
0,067 jam
KA U2 = 5,925 kg /jam
KA U3 =
Massa bahan yang diolah (kg)
waktu (jam)
KA U3 =
0,395 kg
0,066 jam
KA U3 = 5,985 kg /jam
38
Kapasitas alat
( kg / jam )
5,940
5,925
5,985
5,950
Lampiran 3. Nilai kalor
Nilai kalor
Ulangan
1
2
3
Rataan
T1
T2
25,51
26,01
26,50
26,01
25,94
26,44
26,92
26,43
Nilai kalor
( kal/gr )
6677,9583
6677,9583
6502,2225
6619,3797
CV = 73529,6 ( joule/ ℃ )
1 joule = 0,239 kal
Rumus :
HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
U1 HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
= ( 25,94 – 25,51 ) – 0,05 x 73529,6 x 0,239 = 6677,9583 kal/gr
U2 HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
= ( 26,44 – 26,01 ) – 0,05 x 73529,6 x 0,239 = 6677,9583 kal/gr
U3 HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
= ( 26,92 – 26,50 ) – 0,05 x 73529,6 x 0,239 = 6502,2225 kal/gr
38
Lampiran 4. Keteguhan tekan
Keteguhan tekan
Ulangan
Ø benda uji (cm)
I
5,2
II
5,2
III
5,2
Rataan
5,2
Fu (kg)
122,37
158,07
224,35
168,26
ơu (kg/cm2)
5,76
7,44
10,56
7,92
Hasil pengujian keteguhan diatas diperoleh dari pengujian yang dilakukan
di Laboratorium Fakultas Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.
38
Lampiran 5.Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan suatu alat.Dengan analisis ekonomi dapat
diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan.
Lampiran 6. Biaya Produksi
1. Biaya tetap (BT)
1.
Biaya penyusutan (D)
Dt = (P − S)(A⁄F . i, n)(F⁄P , i, t − 1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun
(P-S) (Rp)
(A/F, 7,5%, n) (F/P, 6%, t-1)
Ke
0
1
4.383.000
0,1722
1
2
4.383.000
0,1722
1,085
3
4.383.000
0,1722
1,17715
4
4.383.000
0,1722
1,27705
5
4.383.000
0,1722
1,38535
2.
Bunga modal dan asuransi (I)
Bunga modal 7,5% dan Asuransi 2%
I=
i(P)(n + 1)
2n
I=
9,5%(Rp 4.820.000)(5 + 1)
2(5)
I = Rp 274.740/tahun
38
Dt
754.753
818.907
888.457,02
963.857
1.045.596,51
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
D (Rp)
I (Rp)/tahun
1
754.753
274.740
2
818.907
274.740
3
888.457
274.740
4
963.857
274.740
5
1.045.596
274.740
total biaya tetap = Rp. 1.320.337/tahun
2. Biaya tidak tetap (BTT)
1.
Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi =
Biaya reparasi =
1,2%(P−S)
X
1,2%(Rp .4.820.000−Rp .482.000)
2058 jam
Biaya reparasi = Rp. 25,29/ jam
2.
Biaya operator
Biaya operator = Rp. 8.000/jam
3. Biaya bahan baku
Bahan baku = Rp. 27.000
Total biaya tidak tetap = Rp. 35.025,29/jam
3. Biaya Pokok Pencetakan briket
Biaya pokok = [
BT
x
+ BTT]C
38
Biaya tetap (Rp)/tahun
1.029.493
1.093.647
1.163.197
1.238.597
1.320.337
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun BT (Rp/tahun)
X
BTT
(jam/tahun)
(Rp/jam)
1
1.029.492,60
2058
35.025,29
2
1.093.646,57
2058
35.025,29
3
1.163.197,02
2058
35.025,29
4
1.238.596,81
2058
35.025,29
5
1.320.336,51
2058
35.025,29
C (jam/kg)
0,1684
0,1684
0,1684
0,1684
0,1684
6010
6005
6000
5995
5990
5985
5980
5975
5970
5965
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Biaya Pokok
38
Tahun 4
Tahun 5
BP
(RP/kg)
5.980,73
5.985,89
5.991,67
5.997,83
6.004,52
Lampiran 7.Break even point
Biaya tetap (BT)
Tahun
Biaya Tetap
(Rp)/tahun
1
1.029.492,60
2
1.093.646,57
3
1.163.197,02
4
1.238.596,81
5
1.320.336,51
Biaya tidak tetap (BTT)
Biaya Tetap (Rp)/jam
500,24
531,41
565,21
601,84
641,56
Biaya Tetap
(Rp)/kg
84,22
89,46
95,15
101,31
108.01
= Rp. 35.025,29 /jam (1 jam = 5,94 kg)
= Rp. 5.896,51 /kg
Penerimaan setiap kg produksi (R) = Rp. 18.000/kg (angka ini diperoleh dari hasil
pengamatan di pasaran)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan briket arang
sebanyak :
Tahun
1
2
3
4
5
Biaya Tetap (Rp)/tahun
1.029.492,60
1.093.646,57
1.163.197,02
1.238.596,81
1.320.336,51
BEP (kg/tahun)
1.006,92
1.069,66
1.137,69
1.211,44
1.291,38
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
BEP (kg/tahun)
38
Tahun 4
Tahun 5
Lampiran 8.Net present value
CIF – COF ≥ 0 ........................................................................................ (7)
dimana :
CIF = Cash inflow
COF = Cash outflow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan :
Penerimaan (CIF)
= pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n)
Pengeluaran (COF)
= investasi + pembiayaan (P/A, i, n).
Kriteria NPV yaitu :
-
NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan
-
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan
-
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan.
Berdasarkan persamaan (10), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
CIF-COF ≥ 0
Investasi
= Rp. 4.820.000
Nilai akhir
= Rp. 482.000
Suku bunga bank
= Rp 7,5%
Suku bunga coba-coba
= Rp 9,5%
Umur alat
= 5 tahun
38
Pendapatan
= penerimaan × kapasitas alat × jam kerja alat 1 tahun
dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh
= Rp. 18.000/kg × 5,94 kg/jam × 2058 jam/tahun
= Rp. 220.041.360/tahun
Pembiayaan
= Biaya pokok × Kapasitas alat × jam kerja alat 1 tahun
Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam)
1
17.061,80
5,94
2
17.067,04
5,94
3
17.072,73
5,94
4
17.078,90
5,94
5
17.085,59
5,94
Jam kerja (jam/tahun)
2058
2058
2058
2058
2058
Cash in Flow 7,5%
1.
Pendapatan
= Pendapatan x (P/A, 7,5%,5)
= Rp. 220.041.360/ tahun x 4,0464
= Rp. 890.375.359,1/tahun
2.
Nilai akhir
= Nilai akhir x (P/F, 7,5%,5)
= Rp 482.000 x 0,6968
= Rp. 335.858
Jumlah CIF = Rp. 890.711.216
Cash out Flow 7,5%
1.
Investasi
= Rp. 4.820.000
2.
Pembiayaan
= Pembiayaan × (P/F, 7,5%,n)
38
Pembiayaan
208.572.289
208.636.443
208.705.994
208.781.393
208.863.133
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
Biaya
1
208.572.289
2
208.636.443
3
208.705.994
4
208.781.393
5
208.863.133
Total
(P/F, 7,5%, n)
0,9302
0,8654
0,8050
0,7489
0,6968
Pembiayaan (Rp)
194.013.943,50
180.553.978
168.008.325
156.356.385,60
145.535.831,20
844.468.463,40
Jumlah COF = Rp. 4.820.000 + Rp. 844.468.463,40
= Rp. 849.288.463,40
NPV 7,5%
= CIF – COF
= Rp. 890.711.216 - Rp. 849.288.463,40
= Rp. 41.422.753,34
Jadi besarnya NPV 7,5% adalah Rp. 41.422.753,34> 0 maka usaha ini layak untuk
dijalankan.
38
52
Lampiran 9.Internal Rate of Return
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu.Harga IRR dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = p % +
X
X+Y
x (q% - p%) (positif dan negatif)
dan
IRR = q % +
X
X− Y
x (q% - p%) (positif dan positif)
Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Suku bunga bank paling atraktif (p) = 7,5 %
Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 9,5 %
Cash in Flow 9,5 %
1. Pendapatan
= Pendapatan × (P/A, 9,5 %,5)
= Rp. 220.041.360/ tahun × 3,84025
= Rp. 845.013.832,70
2. Nilai akhir
= Nilai akhir × (P/F, 9,5%,5)
= Rp. 482.000 × 0,6354
= Rp. 306.262,8
Jumlah CIF
= Rp. 845.013.832,7+ Rp. 306.262,8
= Rp. 845.320.095,5
Cash out Flow 9,5%
1. Investasi
= Rp. 4.820.000
2. Pembiayaan
= Pembiayaan × (P/A, 9,5%,5)
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun
Biaya
(n)
1
208.572.289
2
208.636.443
3
208.705.994
4
208.781.393
5
208.863.133
Total
(P/A, 9,5%, n)
Pembiayaan (Rp)
0,91325
0,83405
0,76165
0,6957
0,6354
190.478.643,2
174.013.225,5
158.960.920,1
145.249.215,5
132.711.634,9
801.413.639,2
Jumlah COF = Rp. 4.820.000 + Rp. 801.413.639,2
= Rp. 806.233.639,2
NPV 9,5%
= CIF – COF
= Rp. 845.320.095,5 – Rp. 806.233.639,2 = Rp. 39.086.456,32
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR
X
= q% + X− Yx ( q% - p% )
= 9,5% +
41.422.753,34
41.422.753,34 −39.086.456,32
= 9,5% + (17,73 × 2%)
= 38,83 %
× (9,5% - 7,5%)
Lampiran 10. Standar Mutu Briket Arang Jepang, Inggris, Amerika dan Indonesia
Kualifikasi briket arang
Indonesia
Sifat Briket Arang
Jepang
Inggris
Amerika
(SNI No
1/6235/200)
Kadar air (%)
6-8
3-4
6
5000
Kerapatan (gr/cm3)
Keteguhan tekan (kg/cm2)
6000Nilai kalor (kal/gram)
7000
Keterangan : Berdasarkan SNI No 1/6235/2006, bahwa briket buatan Indonesia
belum memiliki standar mutu pada nilai kerapatan dan keteguhan
tekan dan yang dicantuk pada nilai kerapatan dan keteguhan tekan
berdasarkan literatur (Triono, 2006).
Lampiran 11. Gambar alat pencetak briket arang
Tampak depan alat pencetak briket arang
Tampak atas alat pencetak briket arang
Tampak samping alat pencetak briket arang
Lampiran 12. Gambar bahan
Ampas daun teh kering
Penggongsengan ampas teh
Arang ampas teh
Briket arang setelah dicetak
Penimbangan briket arang
Lampiran 13. Gambar pengujian keteguhan tekan
Penempatan briket di alat uji keteguhan tekan
Pengukuran nilai keteguhan tekan
Lampiran 14. Gambar pengujian nilai kalor
Penandaan bahan setiap ulangan
Penghalusan bahan untuk uji bomb calorimeter
Pemasangan kawat penyala dan pemasukan oksigen
Pengukuran kenaikan suhu
Pengukuran waktu untuk T1 dan T2
Lampiran 15. Gambar teknik alat pencetak briket arang
Lampiran 16. Surat keterangan hasil pengujian laboratorium
Mulai
Merancang Ulang / Modifikasi bentuk alat
Menggambar dan menentukan dimensi alat
Memilih bahan yang akan digunakan
Diukur bahan yang akan digunakan
Dipotong dan dihaluskan bahan yang akan di
gunakan sesuai dengan dimensi pada gambar
Pemasangan plat besi penahan press pada rangka alat
Merangkai alat
Pengelasan
Tidak
Pengujian alat
Layak ?
Ya
Pengecatan
Pengukuran parameter
Data
Analisis data
Selesai
38
Lampiran 2. Kapasitas alat
Kapasitas alat
Ulangan
Massa ( kg )
1
2
3
Rataan
0,398
0,397
0,395
0,397
Waktu ( jam )
0,067
0,067
0,066
0,067
KA U1 =
Massa bahan yang diolah (kg)
waktu (jam)
KA U1 =
0,398 kg
0,067 jam
KA U1 = 5,940 kg /jam
KA U2 =
Massa bahan yang diolah (kg)
waktu (jam)
KA U2 =
0,397 kg
0,067 jam
KA U2 = 5,925 kg /jam
KA U3 =
Massa bahan yang diolah (kg)
waktu (jam)
KA U3 =
0,395 kg
0,066 jam
KA U3 = 5,985 kg /jam
38
Kapasitas alat
( kg / jam )
5,940
5,925
5,985
5,950
Lampiran 3. Nilai kalor
Nilai kalor
Ulangan
1
2
3
Rataan
T1
T2
25,51
26,01
26,50
26,01
25,94
26,44
26,92
26,43
Nilai kalor
( kal/gr )
6677,9583
6677,9583
6502,2225
6619,3797
CV = 73529,6 ( joule/ ℃ )
1 joule = 0,239 kal
Rumus :
HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
U1 HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
= ( 25,94 – 25,51 ) – 0,05 x 73529,6 x 0,239 = 6677,9583 kal/gr
U2 HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
= ( 26,44 – 26,01 ) – 0,05 x 73529,6 x 0,239 = 6677,9583 kal/gr
U3 HHV = ( T2 - T1 ) – 0,05 x CV x 0,239 = kal/gr
= ( 26,92 – 26,50 ) – 0,05 x 73529,6 x 0,239 = 6502,2225 kal/gr
38
Lampiran 4. Keteguhan tekan
Keteguhan tekan
Ulangan
Ø benda uji (cm)
I
5,2
II
5,2
III
5,2
Rataan
5,2
Fu (kg)
122,37
158,07
224,35
168,26
ơu (kg/cm2)
5,76
7,44
10,56
7,92
Hasil pengujian keteguhan diatas diperoleh dari pengujian yang dilakukan
di Laboratorium Fakultas Teknik Mesin Politeknik Negeri Medan.
38
Lampiran 5.Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan saat produksi menggunakan suatu alat.Dengan analisis ekonomi dapat
diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan.
Lampiran 6. Biaya Produksi
1. Biaya tetap (BT)
1.
Biaya penyusutan (D)
Dt = (P − S)(A⁄F . i, n)(F⁄P , i, t − 1)
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir Tahun
(P-S) (Rp)
(A/F, 7,5%, n) (F/P, 6%, t-1)
Ke
0
1
4.383.000
0,1722
1
2
4.383.000
0,1722
1,085
3
4.383.000
0,1722
1,17715
4
4.383.000
0,1722
1,27705
5
4.383.000
0,1722
1,38535
2.
Bunga modal dan asuransi (I)
Bunga modal 7,5% dan Asuransi 2%
I=
i(P)(n + 1)
2n
I=
9,5%(Rp 4.820.000)(5 + 1)
2(5)
I = Rp 274.740/tahun
38
Dt
754.753
818.907
888.457,02
963.857
1.045.596,51
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun
D (Rp)
I (Rp)/tahun
1
754.753
274.740
2
818.907
274.740
3
888.457
274.740
4
963.857
274.740
5
1.045.596
274.740
total biaya tetap = Rp. 1.320.337/tahun
2. Biaya tidak tetap (BTT)
1.
Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi =
Biaya reparasi =
1,2%(P−S)
X
1,2%(Rp .4.820.000−Rp .482.000)
2058 jam
Biaya reparasi = Rp. 25,29/ jam
2.
Biaya operator
Biaya operator = Rp. 8.000/jam
3. Biaya bahan baku
Bahan baku = Rp. 27.000
Total biaya tidak tetap = Rp. 35.025,29/jam
3. Biaya Pokok Pencetakan briket
Biaya pokok = [
BT
x
+ BTT]C
38
Biaya tetap (Rp)/tahun
1.029.493
1.093.647
1.163.197
1.238.597
1.320.337
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun BT (Rp/tahun)
X
BTT
(jam/tahun)
(Rp/jam)
1
1.029.492,60
2058
35.025,29
2
1.093.646,57
2058
35.025,29
3
1.163.197,02
2058
35.025,29
4
1.238.596,81
2058
35.025,29
5
1.320.336,51
2058
35.025,29
C (jam/kg)
0,1684
0,1684
0,1684
0,1684
0,1684
6010
6005
6000
5995
5990
5985
5980
5975
5970
5965
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Biaya Pokok
38
Tahun 4
Tahun 5
BP
(RP/kg)
5.980,73
5.985,89
5.991,67
5.997,83
6.004,52
Lampiran 7.Break even point
Biaya tetap (BT)
Tahun
Biaya Tetap
(Rp)/tahun
1
1.029.492,60
2
1.093.646,57
3
1.163.197,02
4
1.238.596,81
5
1.320.336,51
Biaya tidak tetap (BTT)
Biaya Tetap (Rp)/jam
500,24
531,41
565,21
601,84
641,56
Biaya Tetap
(Rp)/kg
84,22
89,46
95,15
101,31
108.01
= Rp. 35.025,29 /jam (1 jam = 5,94 kg)
= Rp. 5.896,51 /kg
Penerimaan setiap kg produksi (R) = Rp. 18.000/kg (angka ini diperoleh dari hasil
pengamatan di pasaran)
Alat akan mencapai break even point jika alat telah menghasilkan briket arang
sebanyak :
Tahun
1
2
3
4
5
Biaya Tetap (Rp)/tahun
1.029.492,60
1.093.646,57
1.163.197,02
1.238.596,81
1.320.336,51
BEP (kg/tahun)
1.006,92
1.069,66
1.137,69
1.211,44
1.291,38
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
BEP (kg/tahun)
38
Tahun 4
Tahun 5
Lampiran 8.Net present value
CIF – COF ≥ 0 ........................................................................................ (7)
dimana :
CIF = Cash inflow
COF = Cash outflow
Sementara itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan :
Penerimaan (CIF)
= pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n)
Pengeluaran (COF)
= investasi + pembiayaan (P/A, i, n).
Kriteria NPV yaitu :
-
NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan
-
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan
-
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan.
Berdasarkan persamaan (10), nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
CIF-COF ≥ 0
Investasi
= Rp. 4.820.000
Nilai akhir
= Rp. 482.000
Suku bunga bank
= Rp 7,5%
Suku bunga coba-coba
= Rp 9,5%
Umur alat
= 5 tahun
38
Pendapatan
= penerimaan × kapasitas alat × jam kerja alat 1 tahun
dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh
= Rp. 18.000/kg × 5,94 kg/jam × 2058 jam/tahun
= Rp. 220.041.360/tahun
Pembiayaan
= Biaya pokok × Kapasitas alat × jam kerja alat 1 tahun
Tabel perhitungan pembiayaan tiap tahun
Tahun BP (Rp/kg) Kap. Alat (kg/jam)
1
17.061,80
5,94
2
17.067,04
5,94
3
17.072,73
5,94
4
17.078,90
5,94
5
17.085,59
5,94
Jam kerja (jam/tahun)
2058
2058
2058
2058
2058
Cash in Flow 7,5%
1.
Pendapatan
= Pendapatan x (P/A, 7,5%,5)
= Rp. 220.041.360/ tahun x 4,0464
= Rp. 890.375.359,1/tahun
2.
Nilai akhir
= Nilai akhir x (P/F, 7,5%,5)
= Rp 482.000 x 0,6968
= Rp. 335.858
Jumlah CIF = Rp. 890.711.216
Cash out Flow 7,5%
1.
Investasi
= Rp. 4.820.000
2.
Pembiayaan
= Pembiayaan × (P/F, 7,5%,n)
38
Pembiayaan
208.572.289
208.636.443
208.705.994
208.781.393
208.863.133
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun (n)
Biaya
1
208.572.289
2
208.636.443
3
208.705.994
4
208.781.393
5
208.863.133
Total
(P/F, 7,5%, n)
0,9302
0,8654
0,8050
0,7489
0,6968
Pembiayaan (Rp)
194.013.943,50
180.553.978
168.008.325
156.356.385,60
145.535.831,20
844.468.463,40
Jumlah COF = Rp. 4.820.000 + Rp. 844.468.463,40
= Rp. 849.288.463,40
NPV 7,5%
= CIF – COF
= Rp. 890.711.216 - Rp. 849.288.463,40
= Rp. 41.422.753,34
Jadi besarnya NPV 7,5% adalah Rp. 41.422.753,34> 0 maka usaha ini layak untuk
dijalankan.
38
52
Lampiran 9.Internal Rate of Return
Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan
kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan
tertentu.Harga IRR dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
IRR = p % +
X
X+Y
x (q% - p%) (positif dan negatif)
dan
IRR = q % +
X
X− Y
x (q% - p%) (positif dan positif)
Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Suku bunga bank paling atraktif (p) = 7,5 %
Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 9,5 %
Cash in Flow 9,5 %
1. Pendapatan
= Pendapatan × (P/A, 9,5 %,5)
= Rp. 220.041.360/ tahun × 3,84025
= Rp. 845.013.832,70
2. Nilai akhir
= Nilai akhir × (P/F, 9,5%,5)
= Rp. 482.000 × 0,6354
= Rp. 306.262,8
Jumlah CIF
= Rp. 845.013.832,7+ Rp. 306.262,8
= Rp. 845.320.095,5
Cash out Flow 9,5%
1. Investasi
= Rp. 4.820.000
2. Pembiayaan
= Pembiayaan × (P/A, 9,5%,5)
Tabel perhitungan pembiayaan
Tahun
Biaya
(n)
1
208.572.289
2
208.636.443
3
208.705.994
4
208.781.393
5
208.863.133
Total
(P/A, 9,5%, n)
Pembiayaan (Rp)
0,91325
0,83405
0,76165
0,6957
0,6354
190.478.643,2
174.013.225,5
158.960.920,1
145.249.215,5
132.711.634,9
801.413.639,2
Jumlah COF = Rp. 4.820.000 + Rp. 801.413.639,2
= Rp. 806.233.639,2
NPV 9,5%
= CIF – COF
= Rp. 845.320.095,5 – Rp. 806.233.639,2 = Rp. 39.086.456,32
Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:
IRR
X
= q% + X− Yx ( q% - p% )
= 9,5% +
41.422.753,34
41.422.753,34 −39.086.456,32
= 9,5% + (17,73 × 2%)
= 38,83 %
× (9,5% - 7,5%)
Lampiran 10. Standar Mutu Briket Arang Jepang, Inggris, Amerika dan Indonesia
Kualifikasi briket arang
Indonesia
Sifat Briket Arang
Jepang
Inggris
Amerika
(SNI No
1/6235/200)
Kadar air (%)
6-8
3-4
6
5000
Kerapatan (gr/cm3)
Keteguhan tekan (kg/cm2)
6000Nilai kalor (kal/gram)
7000
Keterangan : Berdasarkan SNI No 1/6235/2006, bahwa briket buatan Indonesia
belum memiliki standar mutu pada nilai kerapatan dan keteguhan
tekan dan yang dicantuk pada nilai kerapatan dan keteguhan tekan
berdasarkan literatur (Triono, 2006).
Lampiran 11. Gambar alat pencetak briket arang
Tampak depan alat pencetak briket arang
Tampak atas alat pencetak briket arang
Tampak samping alat pencetak briket arang
Lampiran 12. Gambar bahan
Ampas daun teh kering
Penggongsengan ampas teh
Arang ampas teh
Briket arang setelah dicetak
Penimbangan briket arang
Lampiran 13. Gambar pengujian keteguhan tekan
Penempatan briket di alat uji keteguhan tekan
Pengukuran nilai keteguhan tekan
Lampiran 14. Gambar pengujian nilai kalor
Penandaan bahan setiap ulangan
Penghalusan bahan untuk uji bomb calorimeter
Pemasangan kawat penyala dan pemasukan oksigen
Pengukuran kenaikan suhu
Pengukuran waktu untuk T1 dan T2
Lampiran 15. Gambar teknik alat pencetak briket arang
Lampiran 16. Surat keterangan hasil pengujian laboratorium