Sejarah Pasar Sei Sikambing Dari Tahun 1966-1993

BAB II
SEJARAH BERDIRINYA PASAR SEI SIKAMBING

2.1 Keadaan Geografis dan Demografi
Pasar Sei Sikambing merupakan salah satu dari dua pasar yang ada di
Kecamatan Medan Helvetia.Kecamatan Medan Helvetia merupakan salah satu
Kecamatan di Kota Medan yang terletak antara 03º - 02º Lintang Utara, 62º - 41º
Lintang Selatan, dan 98º - 39º Bujur Timur, dan memiliki luas wilayahsekitar
11,55 km² dengan ketinggian wilayah 27m diatas permukaan laut. Secara
geografis Kecamatan Helvetia memiliki batas-batas wilayah, yakni :
• Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat/Petisah
• Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Sunggal.
Kecamatan Medan Helvetia memiliki tujuh kelurahan yakni:
1. Kelurahan Dwi Kora
2. Kelurahan Sei Sikambing C II
3. Kelurahan Helvetia
4. Kelurahan Helvetia Tengah
5. Kelurahan Hevetia Timur
6. Kelurahan Tanjung Gusta, dan


11
Universitas Sumatera Utara

7. Kelurahan Cinta Damai. 8
Pasar Sei Sikambing berada di Kelurahan Sei Sikambing C II.Kelurahan
ini memiliki luas wilayah 0,98 km², yang secara geografis memiliki batas-batas
wilayah;
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan
Medan Helvetia.
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dwikora, Kecamatan
Medan Helvetia.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sei Putih Barat,
Kecamatan Medan Petisah.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Simpang Tanjung dan
Sei Sikambing B, Kecamatan Medan Sunggal9
Jika dilihat dari peta Kelurahan Sei Sikambing C II lokasi Pasar Sei
Kambing berada di sebelah selatan kelurahan, berbatasan dengan Kelurahan Sei
Sikambing B. Lokasi pasar ini berkoordinat pada 3º 35’ 28” Lintang Utara dan
98º38’ 35” Bujur Timur. Pasar ini juga berada di persimpangan jalan yang di

kenal dengan nama simpang Sei Sikambing.
Struktur penduduk di suatu wilayah meliputi jumlah, persebaran, dan
komposisi penduduk. Struktur penduduk di suatu wilayah tersebut selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu dikarenakan proses demografi yaitu

8

Badan Pusat Statistik Kota Medan,”Statistik Daerah Kecamatan Medan Helvetia
2015” Medan. BPS Kota Medan. 2015, hal 1
9

Wikipedia, di akses dari, https://id.wikipedia.org/wiki/Sei_Sikambing_C_II,_Medan_
Helvetia,_ Medan, pada tanggal 11 januari pukul 14:52 WIB

12
Universitas Sumatera Utara

kelahiran, kematian, dan migrasi. Oleh karena struktur penduduk yang dinamis
atau senantiasa berubah, maka perlu untuk mengetahui komposisi penduduk di
suatu wilayah. Hal ini dikarenakan komposisi penduduk dapat memberikan

gambaran mengenai pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu.
Komposisi penduduk adalah sebuah mata statistik kependudukan yang
membagi dan membahas masalah kependudukan dalam berbagai kriteria seperti
geografis, biologis, sosial, ekonomi, umur, jenis kelamin dan sebagainya.
Komposisi penduduk suatu daerah perlu untuk diketahui karena dapat
memberikan gambaran dasar keadaan penduduk serta mutunya sebagai persediaan
sumber daya manusia. Misalnya, komposisi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin mempunyai pengaruh terhadap tren konsumsi yang sedang diminati.
Dimana ada kecenderungan minat membeli dan jenis barang yang berbeda pada
berbagai tingkat usia dan jenis kelamin yang berbeda. Misalnya, kelompok remaja
biasanya cenderung mengkonsumsi pakaian yang sedang tren, berbeda dengan
orang tua yang cenderung membeli berdasarkan kebutuhan. Untuk mengetahui
komposisi penduduk di Kelurahan Sei Sikambing CII berdasarkan kelompok
umur, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

13
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Komposisi Penduduk Kel. Sei Sikambing CII Berdasarkan Kelompok
Umur

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Golongan Umur
Jumlah (Orang)
0-4
1011

5-9
1018
10-14
1017
15-19
971
20-24
1048
25-29
1027
30-34
889
35-39
809
40-44
789
45-49
755
50-54
675

55-59
637
60-64
606
>65
631
TOTAL
11883
Sumber : Data Kelurahan Sei Sikambing CII Tahun 1992
Dari tabel 1 dapat kita lihat komposisi penduduk berdasarkan golongan
umur di Kelurahan Sei Sikambing CII pada tahun 1992, dimana kelompok umur
dengan jumlah terbanyak adalah kelompok umur 20-24 tahun dan yang terkecil
adalah golongan umur 60-64 tahun.
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan akan menentukan
seberapa besar pengetahuan konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi.
Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan di Kelurahan Sei Sikambing CII
pada tahun 1992 digambarkan melalui tabel 2. Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa tingkat pendidikan yang terbanyak ada pada tingkat pendidikan
SLTA/Sederajat dan yang terkecil adalah S3. Juga digambarkan bahwa masih
adanya penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 106 orang.


14
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Sei Sikambing CII Berdasarkan
Pendidikan
No

Pendidikan

Jumlah (orang)

1

Belum Sekolah

985

2


Tidak Tamat SD

106

3

SD/Sederajat

2975

4

SLTP/Sederajat

3450

5

SLTA/Sederajat


3521

6

D1

206

7

DII

93

8

DIII

98


9

S1

394

10

S2

53

11

S3

2

TOTAL
11883

Sumber : Data Kelurahan Sei Sikambing CII Tahun 1992
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencarian utama dapat dijadikan
bahan untuk melihat rata-rata pendapatan bulanan penduduk, sehingga dapat di
identifikasi daya beli penduduk. Hal ini menjadi penting untuk menggambarkan
kecenderungan konsumsi penduduk. Tabel 3 menggambarkan komposisi
penduduk berdasarkan mata pencarian utama di Kelurahan Sei Sikambing CII
pada tahun 1992.

15
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3. Komposisi Penduduk Kel. Sei Sikambing CII Berdasarkan Mata
Pencarian Utama
No

Mata Pencarian Utama

Jumlah (Orang)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Buruh/Swasta
2464
Pegawai Negeri Sipil
902
Pedagang
1506
Penjahit
65
Tukang Batu
324
Montir
20
Dokter
20
Sopir
55
Pengemudi Becak
78
TNI/POLRI
114
Pengusaha
23
TOTAL
5571
Sumber : Data Kelurahan Sei Sikambing CII Tahun 1992

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa mata pencarian utama penduduk di
Kelurahan Sei Sikambing CII yang terbanyak adalah pada buruh/swasta yakni
sebanyak 2464 orang dan yang terkecil adalah montir dan dokter yang masingmasing berjumlah 20 orang. Pekerjaan sebagai pedagang menempati posisi urutan
kedua terbanyak setelah pekerjaan buruh dan swasta dengan jumlah 1506 orang.
Tabel 4 menggambarkan komposisi penduduk Kelurahan Sei Sikambing
CII berdasarkan agama. Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa kelompok penduduk
beragama Islam merupakan kelompok terbanyak dengan jumlah 8.236 orang
sedangkan yang terkecil adalah penduduk dengan kelompok agama Hindu dengan
jumlah 255 orang.

16
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4. Komposisi Penduduk kel. Sei Sikambing CII berdasarkan Agama
No
1
2
3
4
5

Agama
Jumlah (Orang)
Islam
8236
Kristen Protestan
2449
Kristen Katolik
453
Hindu
255
Budha
490
TOTAL
11883
Sumber :Data Kelurahan Sei Sikambing CII Tahun 1992

Komposisi penduduk berdasarkan etnis di Kelurahan Sei Sikambing CII
digambarkan melalui tabel 5. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk ber-etnis Jawa merupakan kelompok etnis terbanyak di Kelurahan Sei
Sikambing CII pada tahun 1992 dengan jumlah 5.379 orang, sedangkan kelompok
etnis terkecil adalah etnis yang bukan berasal dari Provinsi Sumatera Utara seperti
aceh, minang dan lainnya dengan jumlah 30 orang.
Tabel 5. Komposisi Penduduk Kel. Sei Sikambing CII berdasarkan Etnis
No
1
2
3
4
5
6

Etnis
Jumlah (Orang)
Melayu
1562
Jawa
5379
Batak/Simalungun
1667
Karo
1524
Mandailing
1721
Dll
30
TOTAL
11883
Sumber :Data Kelurahan Sei Sikambing CII Tahun 1992

2.2 Sejarah Berdirinya Pasar
Cliffort Geertz dalam buku Penjaja dan Raja (1973) menjelaskan bahwa
pengertian pasar sebagai kata serapan dari bahasa Parsi yaknibazaar, lewat bahasa

17
Universitas Sumatera Utara

Arab bermakna suatu pranata ekonomi dan sekaligus cara hidup, suatu gaya
umum dari kegiatan ekonomi yang mencapai segala aspek dari masyarakat, dan
suatu dunia sosial-budaya yang hampir lengkap dalam sendirinya. Beliau juga
menegaskan bahwa untuk memahami arti pasar, kita harus melihat dari tiga sudut
pandang, yakni pasar sebagai arus barang dan jasa menurut pola tertentu, pasar
sebagai rangkaian mekanisme ekonomi untuk memelihara dan mengatur arus
barang dan jasa tersebut, dan yang ketiga pasar sebagai sistem sosial dan
kebudayaan dimana mekanisme itu tertanam. 10
Pasar secara harafiah berarti berkumpul untuk tukar menukar barang atau
jual beli sekali dalam 5 hari Jawa. Pasar diduga dari bahasa Sanskerta Pancawara.
Pasar dalam konsep urban jawa adalah kejadian yang berulang ritmik dimana
transaksi sendiri tidak sentral, yang sentral dalam kegiatan pasaran adalah
interaksi sosial dan ekonomi dalam suatu peristiwa. Berkumpul dalam arti saling
ketemu muka dan berjual beli pada hari pasaran menjadi semacam panggilan
sosial periodik. Kata lain dari pasar adaah peken yang kata kerjanya mapeken
artinya berkumpul. 11
Pasar pada dasarnya terbentuk karena dua hal yakni pasar terbentuk
secara alamiah dan pasar terbentuk berdasarkan perencanaan. Pasar terbentuk
secara alamiah adalah pasar yang pada awalnya adalah sebuah lokasi berjulan dari
beberapa pedagang yang lama kelamaan berkembang menjadi sebuah pusat
10

Cliffor Geertz, Penjaja dan Raja, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1992, hal 30
Heri Hermanto, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Fungsi Ruang
Di Serambi Pasar Induk Wonosobo,Disertasi Doktor, Semarang: Universitas Diponegoro, 2008,
hal xxxi
11

18
Universitas Sumatera Utara

perbelanjaan masyarakat. Sedangkan pasar yang terbentuk berdasarkan suatu
perencanaan adalah pasar yang terbentuk dikarenakan adanya dorongan dari
masyarakat kepada pemerintah untuk mengadakan sebuah sarana pemenuhan
kebutuhan hidup seperti pasar di area pemukiman mereka. Biasanya perencanaan
pembangunan pasar terjadi karena tidak terdapatnya sarana pemenuhan kebutuhan
hidup di lokasi pemukiman masyarakat.
Sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, pasar
biasanya didirikan di tempat-tempat yang strategis seperti persimpangan jalan,
pelabuhan, stasiun dan lain sebagainya. Hal ini guna mempermudah akses bagi
masyarakat untuk menjangkau keberadaan pasardan kebutuhan pokok masyarakat
mudah terpenuhi. Berada pada lokasi yang strategis menjadikan pasar sebagai
salah satu pusat interaksi dan perekonomian masyarakat.
Pada hakekatnya pembentukan pasar bertujuan untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat agar bisa memenuhi berbagai keinginan yang
dibutuhkan bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Keinginan yang dimaksud
adalah keinginan untuk berbelanja kebutuhan hidup, keinginan untuk berinteraksi
dengan sesama masyarakat di pasar, keinginan untuk mencari dan bahkan
memberi informasi kepada sesama masyarakat.
Pasar sebagai salah satu pusat aktifitas manusia tentu sangat bergantung
pada manusia itu sendiri, sebagai pelaku dan pengelola pasar. Di Kota Medan
pasar di kenal dengan nama Pajak. Tidak diketahui sejak kapan penamaan pajak
mulai digunakan oleh masyarakat di Kota Medan.Akan tetapi penamaan pasar itu

19
Universitas Sumatera Utara

sendiri dengan kata Pajak berbeda artinya dengan arti dari pasar yang
sesungguhnya bila dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut
KBBI arti kata pasar ialah tempat orang berjual beli, sedangkan arti dari kata
pajak ialah pungutan wajib. 12
Di Kota Medan terdapat tiga kelurahan yang menggunakan nama Sei
Sikambing, yakni Kelurahan Sei Sikambing B (Kecamatan Medan Sunggal),
Kelurahan Sei Sikambing C II (Kecamatan Medan Helvetia), Kelurahan Sei
Sikambing D (Kecamatan Medan Petisah). Meskipun ketiga kelurahan tersebut
berbeda kecamatan, namun lokasinya saling berdekatan. Di salah satu kelurahan
tersebut yakni Kelurahan Sei Sikambing C II, terdapat sebuah pasar yang sudah
berdiri sejak tahun 1966. Pasar ini ini bernama Pasar Sei Sikambing, sama seperti
nama dari ketiga kelurahan tersebut. Sudah menjadi suatu hal yang biasa bahwa
penamaan pasar erat kaitannya dengan nama lokasi dimana pasar itu berada.
Melihat lokasi pasar yang berada di antara 3 kelurahan yang menggunakan nama
Sei Sikambing, maka dapat dikatakan bahwa pemberian nama Sei Sikambing
pada pasar ini berdasarkan dari lokasi pasar itu berada.
Secara historis pada awalnya terdapat beberapa pedagang yang sering
berjualan di pinggir jalan Gatot Subroto simpang Sei Sikambing setiap harinya.
Pedagang-pedagang ini tidak terorganisir dalam satu komunitas maupun
organisasi yang menanungi mereka dalam hal berdagang.Mereka ini sebagian
besar adalah masyarakat dari Kelurahan Sei Sikambing yang memiliki inisiatif

12

Balai Pustaka, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka, 2007.

20
Universitas Sumatera Utara

untuk mencari nafkah melalui berdagang. Barang-barang yang di perjualbelikan
adalah barang-barang kebutuhan pokok seperti sayur, buah, sembako, pakaian dan
lain sebagainya. Mereka berjualan dengan mengandalkan lapak buatan mereka
sendiri, yang terletak di pinggir jalan Gatot Subroto.Mereka berjualan dari pagi
hingga sore hari, dan rutinitas pedagang ini di mulai pada tahun 1965.
Yang menjadi konsumen dari para pedagang kaki lima tersebut adalah
masyarakat di Kelurahan Sei Sikambing CII dan sekitarnya. Masyarakat ini
dahulunya berbelanja kebutuhan hidup sehari-hari ke Pasar Sentral Kota Medan.
Namun kehadiran para pedagang kaki lima ini di jadikan sebagian masyarakat
sebagai alternatif baru tempat berbelanja. Seiring berjalannya waktu, jumlah
pedagang yang berjualan semakin banyak dan jumlah masyarakat yang berbelanja
semakin banyak.
Semakin ramainya pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan
tersebut, menarik minat beberapa orang masyarakat dari Kelurahan Sei Sikambing
C II untuk mulai mengorganisir para pedagang. Langkah awal yang dilakukan
masyarakat tersebut adalah membentuk suatu kepengurusan pasardengan tujuan
untuk mendirikan sebuah pasar. Sebelum pengurus pasar dibentuk, masyarakat
tersebut berdiskusi dahulu kepada para pedagang kaki lima untuk membicarakan
ide pembentukan pasar. Mereka mengajak para pedagang kaki lima untuk
berjualan pada pasar yang nantinya di bangun. Rencana pembangunan pasar di
sambut baik oleh para pedagang, mereka bahkan akan berjualan pada pasar yang
nantinya akan di bangun.

21
Universitas Sumatera Utara

Tidak diketahui dengan jelas kapan pengurus pembentukan Pasar Sei
Sikambing di bentuk dan bagaimana struktur dari kepengurusannya, tapi menurut
narasumber Bapak M Surbakti, kepengurusan ini di ketuai Bapak M Sembiring
dan

sekretarisnya

Bapak

T

Pangaribuan.Hal

pertama

yang

dilakukan

kepengurusan ini dalam membentuk pasar ialah membeli sebidang tanah di sekitar
simpang Sei Sikambing dari seorang warga. Tanah inilah yang kemudian
dijadikan sebagai lokasi pasar hingga saat ini. Tanah ini dibeli menggunakan dana
pribadi pengurus. Selanjutnya pengurus pasar mengurus perijinan ke Pemerintah
Kota Madya Medan untuk membangun pasar pada tanah yang telah di beli
tersebut. Setelah Pemerintah Kota Madya Medan memberikan ijin kepada
pengurus pasar untuk mendirikan pasar, pengurus pasar kemudian melakukan
pekerjaan selanjutnya yakni membangun kios-kios. Untuk membangun kios pada
tanah yang telah di beli, pengurus pasar bekerja sama dengan seorang pemborong.
Pemborong inilah yang bekerja untuk membangun kios-kios di Pasar Sei
Sikambing pada awalnya. 13
Pada pertengahan tahun 1966, pembangunan kios-kios yang nantinya
menjadi tempat berjualan selesai dibangun. Kios-kios pada masa itu masih berupa
bangunan kayu dengan atap seng dan berlantai tanah, dengan jumlah keseluruhan
kurang lebih 60 kios. Meskipun terkesan sederhana kondisi pasar pada saat itu
sudah memadai bagi para pedagang untuk melakukan aktifitas berjualan. Menurut
narasumber Ibu R Pangaribuan, yang juga merupakan anak dari sekretaris
pengurus pasar, hanya dalam tempo 1 bulan semua kios di Pasar Sei Sikambing
13

Wawancara, M. Surbakti, Pedagang, Medan, 12 November 2016

22
Universitas Sumatera Utara

telah di sewa para pedangang. Hal ini di karenakan sosialisasi pengurus pasar
kepada masyarakat di sekitar Kelurahan Sei Sikambing II akan adanya pengadaan
pasar berjalan dengan baik, dan para pedagang yang dahulunya berdagang di
pinggir jalan telah lebih dahulu memesan kios kepada panitia.14
Dengan selesainya pembangunan Pasar Sei Sikambing, maka mulai pada
saat itu juga pasar ini menjalankan aktifitas dan fungsinya. Masyarakat di
Kelurahan Sei Sikambing CII dan sekitarnya semakin dipermudah dengan
kehadiran Pasar Sei Sikambing. Masyarakat yang dahulunya berbelanja ke Pasar
Sentral untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kini sudah berbelanja ke
pasar Sei Sikambing. Hal ini dikarenakan faktor lokasi Pasar Sei Sikambing dekat
dengan pemukiman masyarakat dibandingkan dengan lokasi Pasar Sentral.
Adapun jenis barang dagangan yang diperdagangkan di pasar ini pada
awal mula berdirinya tidak jauh berbeda dengan barang yang di jual pada pasarpasar lainnya, yakni berupa barang-barang kebutuhan hidup sehari-hari seperti
sayur, pakaian, beras, ikan, daging dan kebutuhan lainnya. Barang-barang
dagangan ini berasal dari Pasar Sentral Kota Madya Medan, dan dari pedagang
perantara petani di Tanah Karo dan petani di Tanjung Anom (biasanya berupa
sayur dan buah).Salah satu yang menarik dari hasil wawancara dengan
narasumber Bapak M. Surbakti, bahwa pasar ini merupakan pasar yang paling
lengkap dalam menyediakan bumbu khas aceh seperti boh limeng (asam

14

Wawancara, R. Pangaribuan, Pedagang, Medan, 12 November 2016

23
Universitas Sumatera Utara

belimbing), pliek u (patarana), bunga kala, dan bumbu aceh lainnya. Hal ini
karenaterdapat beberapa pedagang yang berasal dari aceh berjualan di pasar ini. 15
Menurut Bapak M. Surbakti, pada rentang tahun 1972-1974 aktifitas
ekonomi di Pasar Sei Sikambing mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari
semakin ramainya pembeli yang datang untuk berbelanja ke pasar ini dan semakin
banyak pedagang yang berjualan di pasar, dan bahkan ada yang berjualan di
pinggir jalan depan pasar. Dan hal ini menjadi perhatian dari beberapa orang
pedagang yang berjualan di pasar. Dari beberapa orang pedagang, muncul sebuah
ide untuk kembali membentuk pengurus pasar. Menurut beliau, ide ini muncul
karena melihat kondisi pasar yang rame pembeli dan terdapat pedagang yang
berjualan di kaki lima depan pasar yang nantinya bisa di ajak untuk berjualan
pada pasar yang akan mereka bangun. Di samping itu, para pedagang tadi juga
memiliki modal untuk membeli dan membangun kios. 16
Ide pembentukan pengurus pasar terealisasi, beberapa pedagang di pasar
bergabung dalam sebuah kepengurusan. Pengurus ini membangun kurang lebih 30
kios tepat di sebelah kanan pasar yang dibangun oleh panitia pertama. Tidak
terdapat permasalahan yang berarti dalam pembangunan pasar yang kedua
ini.Pengurus pasar yang kedua resmi membuka pasar pada tahun 1974. Kondisi
kios yang baru tidak jauh berbeda dengan kios yang dibangun oleh pengurus pasar
yang pertama. Kios yang baru juga terbuat dari papan, beratap seng, dan berlantai

15
16

Wawancara, M. Surbakti, Pedagang, Medan, 12 November 2016
Wawancara, M. Surbakti, Pedagang, Medan, 12 November 2016

24
Universitas Sumatera Utara

tanah, yang membedakan dengan kios yang pertama hanyalah bangunan kios yang
masih baru. Pasar yang baru dibangun ini di kelola oleh pengurus yang baru.
Dengan dibukanya pasar yang kedua, maka dapat dikatakan bahwa
aktifitas ekonomi di pasar ini mengalami peningkatan. Hal ini juga berdampak
pada keadaan pasar yang menjadi lebih tertib. Selain itu, jumlah dan jenis barang
dagangan juga semakin bertambah guna memenuhi kebutuhan pembeli yang
semakin beragam. Keadaan ini menjadikan pasar Sei Sikambing sudahmenjadi
pilihan masyarakat di sekitarnya sebagai penyedia kebutuhan hidup sehari-hari.
Pada tahun 1982, Pemerintah Kota Madya Medan mengambil alih
pengelolaan Pasar Sei Sikambing. Menurut Ibu R. Pangaribuan, hal ini terjadi
karena pada saat itu ada kebijakan dari Walikota Medan untuk mengelola semua
pasar tradisional yang ada di Kota Madya Medan. Tidak terjadi suatu konflik
dalam pengambilalihan pasar pada waktu itu, karena pihak Pemerintah membayar
semua yang ada di pasar kepada kedua pengurus pasar yang mengelola kios-kios
di pasar saat itu.17
Pemerintah Kota Madya Medan pada saat itu menyerah pengelolaan
pasar kepada Dinas Pasar Kota Madya Medan. Setelah itu Dinas Pasar melakukan
perbaikan sarana pasar, yakni merenovasi struktur bangunan pasar yang
dahulunya berdinding kayu menjaditembok, begitu juga dengan infrastruktur
lainnya seperti jalan di dalam pasar yang tanah kemudian ditutupi batu kerikil,
untuk mencegah becek pada saat hujan, menyediakan tempat sampah, serta

17

Wawancara, R. Pangaribuan, Pedagang,Medan, 12 November 2016

25
Universitas Sumatera Utara

membangun beberapa kios baru. Setelah renovasi selesai, Pemerintah Kota Madya
Medan dan Dinas Pasar melakukan acara peresmian pasar. Pada acara tersebut
para pedagang yang dahulunya berjualan di pasar hadir. Dan acara ini di akhiri
dengan pemotongan pita sebagai tanda peresmian pasar,
Setelah dikelola oleh Dinas Pasar, pengelolaan dan pengembangan pasar
semakin baik. Keadaan ini terus berlanjut sampai dikeluarkannya peraturan
Walikota Medan tahun 1993 melalui SK Walikota No. 188/784/SK/1993 tentang
peralihan pengelolaan pasar Kota Madya Medan dari Dinas Pasar ke Perusahaan
daerah Pasar Kota Madya Medan. 18 Dimana perusahaan Daerah Pasar Kota
Madya Medan yang selanjutnya akan melakukan fungsi-fungsi perencanaan,
pengelolaan dan operasional pasar. Semenjak itu sampai sekarang, Pasar Sei
Sikambing dikelola oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Madya Medan.

18

Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, di akses dari http://www.pdpasar kota
medan.com/ profil/, pada tanggal 18 Januari 2017, pukul 16:24 WIB

26
Universitas Sumatera Utara