Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasa (2)

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV.
Intan Abadi Di Samarinda
Suprianto (prie_style@yahoo.co.id)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Anis Rachma Utary (anis_utary@ymail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Ledy Setiawati (ledynabil@gmail.com)
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui harga pokok produksi dan harga pokok produk per m 2 berdasarkan
metode harga pokok pesanan untuk produk folding gate pada CV Intan Abadi. Alat analisis yang digunakan adalah
metode harga pokok pesanan dengan alokasi biaya overhead pabrik menurut nilai jual relatif, dimana dasar
pemikiran metode ini bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
mengolah produk tersebut.
Dari hasil penelitian, menunjukkan perbedaan perhitungan harga pokok produksi per m2 sebesar Rp 70.265,31
antara perhitungan perusahaan dan hasil analisa berdasarkan metode harga pokok pesanan.perhitungan harga pokok
produksi per m2 untuk folding gate adalah sebagai berikut:
- Menurut metode harga pokok pesanan harga pokok produksi per m 2 sebesar Rp 665.965,05.
- Menurut metode perusahaan, harga pokok produksi per m2 adalah sebesar Rp 736.230,36.
Sedangkan perbedaan perhitungan total harga pokok produksi untuk folding gate 112 m2 adalah sebesar Rp
7.869.714,84. Berikut adalah hasil perhitungan harga pokok produksi untuk folding gate 112 m2:

- Menurut metode harga pokok pesanan harga pokok produksi folding gate 112 m2 adalah sebesar Rp 74.588.085,16.
- Menurut metode perusahaan, harga pokok produksi folding gate 112 m2 adalah sebesar Rp 82.457.800,00.
Dengan demikian perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan lebih rendah dari
perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan.
Kata kunci : Harga Pokok Produksi, Biaya Produksi, Metode Harga Pokok Pesanan.
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the cost of production and cost of production per m 2 based on the cost
method for product orders folding gate in CV Intan Abadi. Analyzer which used in this research is Job Order Cost
Method with factory overhead cost allocation according to relative value sell, where this method rationale that the
price sell of product is materialization of costs which released in making the product.
From research result, showing difference of the calculation cost of goods manufactured per m2 equal to Rp 70.265,31
between company calculation and result of analysis pursuant to Job Order Cost Method. The calculation cost of
goods manufactured per m2 for the folding gate is as following:
- According to job order cost method, cost of goods manufactured per m2 equal to Rp 665.965,05.
- According to company method, cost of goods manufactured per m 2 equal to Rp 736.230,36.
While total calculation difference cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2 is equal to Rp
7.869.714,84. This is the result calculation cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2:
- According to job order cost method, cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2 is equal to Rp
74.588.085,16.
- According to company method, cost of goods manufactured for the folding gate 112 m2 is equal to Rp

82.457.800,00.
Thereby, the calculation cost of goods manufactured with job order cost method is lower then the calculation cost of
goods manufactured according to company method.
Keywords: Cost of Goods Manufactured, Cost of Production, Job Order Cost Method.

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
CV Intan Abadi adalah salah satu usaha yang mengerjakan atau menerima pesanan pagar
stainles, pagar besi, tralis, kanopi, tangga putar, folding gate, rolling door, ayunan, kubah dan
lainnya, yang tentunya berdasarkan pesanan konsumen dengan spesifikasi pesanan tergantung
dari permintaan dari konsumen. CV Intan Abadi beralamat di jalan P. Suryanata No. 117 RT. 42
Samarinda.
Perlu diketahui perusahaan belum menentukan secara pasti harga pokok yang sebenarnya
untuk tiap jenis produk yang dipesan, karena selama ini perusahaan tersebut masih mengetahui
metode perhitungan yang masih sangat sederhana, sehingga informasi mengenai harga pokok dari
produk yang di hasilkan tidak diketahui. Dalam menghitung harga pokok produksi suatu pesanan,
CV Intan Abadi melakukan perhitungan hanya dengan metode klasik dengan penetapan tarif di
muka saja, yaitu dengan membagikan jumlah total biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu
dengan jumlah produksi yang dihasilkan pada periode tertentu tanpa menggolongkan secara pasti
biaya-biaya yang terjadi dalam memproduksi suatu pesanan. Hal itu pula yang diterapkan CV

Intan Abadi dalam salah satu produknya yaitu folding gate dengan menentukan tarif BOP 25%
dari biaya-biaya bahan baku produksinya. Dengan cara perhitungan seperti tersebut, maka dengan
sendirinya harga pokok masing-masing produk tidak dapat diketahui dengan teliti.
Sehingga dalam hal ini CV Intan Abadi di tuntut untuk kreatif dalam mengelola usahanya,
baik dalam hal mengefisienkan biaya, mengintensifkan waktu dan dalam membuat kebijakan
serta pengambilan keputusan yang terbaik bagi kelangsungan usahanya. Pihak manajemen suatu
perusahaan yang kegiatannya menghasilkan produk, memerlukan informasi mengenai berapa
besar jumlah biaya yang di gunakan dalam menghasilkan satu unit produknya maka manajemen
usaha yang dalam hal ini sebagai fokus dari penulisan adalah CV Intan Abadi harus memberikan
perhatian yang serius terhadap masalah penentuan harga pokok produksi folding gate yang sesuai
dengan perhitungan-perhitungan akuntansi. Kesalahan dalam menentukan harga pokok produksi
suatu pesanan mengakibatkan tidak maksimalnya laba atau keuntungan yang di peroleh oleh
perusahaan. Oleh karena tu, upaya penentuan harga pokok produk ini harus dilaksanakan secara
hati-hati dengan menggunakan perhitungan dan pertimbangan yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan secara teoritis maupun dalam penerapannya dalam dunia usaha agar
tujuan perusahaan dapat dicapai semaksimal mungkin.
Pada penelitian yang dilakukan terhadap CV Intan Abadi ini, penulis mengambil data-data
pesanan yang terjadi pada bulan Januari tahun 2012. Berikut data jenis produk pesanan CV Intan
Abadi selama bulan Januari 2012 :
Tabel 1.1. Jenis Produk Pesanan CV Intan Abadi Selama Bulan Januari 2012

No
1.
2.
3.
4.

Jenis produk
Folding Gate
Pagar Besi Biasa
Rolling Door
Teralis

Volume Produksi
16 unit / 112 m²
12 unit / 48 m²
7 unit / 49 m²
7 unit / 14 m²

Harga per m2
Rp 750.000

Rp 500.000
Rp 525.000
Rp 400.000

Dari data tabel diatas penulis mengambil salah satu produk yang dipesan pada bulan Januari
tahun 2012 yang dipesan oleh Pasar Segiri dengan ukuran L. 2,80 m x T. 2,50 m atau sama
dengan 7 m2 sebanyak 16 unit atau 112 m², Alasan mengapa penulis memilih folding gate, karena
2

pada bulan Januari tahun 2012, pesanan folding gate memiliki harga jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pesanan-pesanan lain yang terjadi pada bulan tersebut, serta pesanan
pembuatan folding gate tersebut, adalah pesanan yang paling besar jumlahnya dibanding dengan
pesanan lain yang terjadi pada periode yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengemukakan judul skripsi yaitu : “Perhitungan
Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan pada CV Intan Abadi di
Samarinda”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan
yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah : “Apakah perhitungan harga pokok produksi folding
gate yang dilakukan oleh CV Intan Abadi telah sesuai dengan metode harga pokok pesanan

menurut teori akuntansi biaya?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode harga pokok
pesanan untuk produk folding gate pada CV Intan Abadi.
2. Untuk mengetahui harga pokok produk per m2 untuk produk folding gate berdasarkan
metode harga pokok pesanan.
D. Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan penulis dari penelitian serta penyusunan skripsi ini
adalah:
1. Sebagai bahan informasi bagi pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan dalam
menentukan harga pokok produk ataupun harga jual selanjutnya.
2. Sebagai referensi mengenai perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan yang dapat dipergunakan bagi penulis lain guna menambah
pengetahuan serta wawasan bagi penulis itu sendiri.
II. Tinjauan Teoritis
A. Dasar Teori
Setiap perusahaan yang kegiatannya memproduksi barang dan jasa dalam proses
produksinya tidak akan terlepas dari pengorbanan alat–alat produksi yang dilakukan untuk
menghasilkan barang atau jasa yang merupakan produk akhir dari perusahaan yang bersangkutan.

Pengorbanan–pengorbanan yang dilakukan untuk tujuan proses produksi itulah yang disebut
dengan biaya.
Menurut Hansen et al. (2003:40) biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa
datang bagi organisasi.
Dalam perusahaan manufaktur yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang jadi,
biaya-biaya yang dikeluarkan atau dikorbankan atau berhubungan untuk menghasilkan produk
tersebut dianggap sebagai harga pokok selama produk tersebut belum dijual.
3

Sumarni (2003:414) menjelaskan: “Harga Pokok Produksi merupakan jumlah biaya
seharusnya untuk memproduksikan suatu barang ditambah biaya seharusnya lainnya sehingga
barang itu sampai di pasar”.
Unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya, terdiri dari tiga bagian, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Agar dapat lebih memahami biaya-biaya tersebut, berikut ini akan
dijelaskan tiap-tiap unsur biaya produksi tersebut.
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi yang
merupakan komponen terbesar dalam pembuatan produk jadi.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Mulyadi (2005:319) memberikan pengertian mengenai tenaga kerja yaitu : “Tenaga kerja
merupakan usaha fisik atau usaha mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah
produk. Biaya tenaga kerja merupakan harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga
kerja manusia tersebut”.
3. Biaya Overhead Pabrik
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik adalah
biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Mulyadi (2005:194) mengemukakan bahwa biaya–biaya produksi yang termasuk dalam
biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini :
1. Biaya bahan penolong.
Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan
dengan harga pokok produksi tersebut.
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan.
Biaya ini berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan
jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin,
kendaraan, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
3. Biaya tenaga kerja tidak langsung.
Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat

diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.
4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva.
Biaya–biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi aktiva
tetap yang digunakan di pabrik.
5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya asuransi
gedung, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan dan asuransi kecelaaan
karyawan.
6. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai. Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya
reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan
sebagainya.
Dalam pembuatan suatu produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi dan biaya
non produksi. Biaya produksi ialah biaya-biaya yang dileluarkan dalam pengolahan bahan baku
menjadi suatu produk jadi, sedangkan biaya non produksi merupakan biaya-biaya yang
4

dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi
umum.
Pengumpulan harga pokok produksi sangat ditentukan oleh cara produksi. Secara garis besar,

cara produksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu produksi atas dasar pesanan dan produksi
massa.
1. Produksi Atas dasar Pesanan
Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas
dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Dalam pengumpulan harga pokok
produksinya perusahaan menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost
method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan
harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan
tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut
dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
Menurut Supriyono (2007:36) metode harga pokok pesanan adalah ”metode pengumpulan
harga pokok produksi dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau
jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya”.
Menurut Mulyadi (2005:38-39) metode pengumpulan biaya produksi dengan metode
harga pokok pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan
dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
b) Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk menjadi
dua kelompok berikut ini : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
c) Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung,

sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.
d) Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesana tertentu
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik
diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka.
e) Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan
cara membagi jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
2. Produksi Massa
Perusahaan yang berproduksi massa, mengumpulkan harga pokok produksinya dengan
menggunakan metode harga pokok proses (process cost method). Dalam metode ini
biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan harga pokok produksi per
satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi
total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
dalam periode yang bersangkutan.
Pengertian metode harga pokok proses menurut Supriyono (2007:36) yaitu sebagai
berikut: “Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk
dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan,triwulan,
semester dan tahun”.
Sedangkan menurut Mulyadi (2005:63-64) menjelaskan karakteristik metode harga pokok
proses sebagai berikut :
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk
perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya
adalah sebagai berikut :
5

a) Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
b) Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
c) Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi
rencana produksi yang berisi rencana produksi standar untuk jangka waktu tertentu.
Dalam perusahaan yang memproduksi atau menjual lebih dari satu produk atau jasa
(berdasar pesanan), dalam suatu proses produksi dapat dihasilkan dua jenis produk atau lebih.
Karena berbagai produk tersebut berasal dari proses pengolahan yang sama, timbul masalah
pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut.
Pengertian biaya bersama menurut Mulyadi (2005:333) yaitu :
“Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead cost) yang harus
dialokasikan ke berbagai departemen baik dalam perusahaan yang kegiatan produknya
berdasarkan pesanan maupun kegiatan kegiatan produknya dilakukan secara massa.“ Maksudnya
dapat disimpulkan bahwa biaya bersama terjadi selama masa proses produksi yang dialokasikan
ke berbagai produk atau departemen yang menikmati manfaat dari biaya tersebut.
Biaya bersama tidak dapat dibagi secara tegas pembebanannya kepada produk bersama yang
dihasilkan. Karena itu untuk membebankan biaya bersama kepada produk-produk yang
dihasilkan, diperlukan metode alokasi yang rasional.
Selanjutnya menurut Mulyadi (2005:336) untuk mengalokasikan biaya bersama pada tiaptiap produk bersama dapat digunakan salah satu metode dari empat metode, yaitu :
1. Metode Nilai Jual Relatif
Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual
lebih tinggi dari pada produk yang lain, hal ini karena biaya yang dikeluarkan lebih banyak
bila dibandingkan dengan produk yang lain.
2. Metode satuan fisik
Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik
yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien ini
dinyatakan dalam satuan berat, volume atau ukuran yang lain.
3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan dan diukur dalam
satuan yang sama. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai
dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.
4. Metode Rata-rata Tertimbang
Dasar yang dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi,
maka dalam metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka
penimbangnya baru dipakai sebagai dasar alokasi.

6

B. Kerangka Pikir
CV Intan Abadi

Akuntansi Biaya

Perhitungan harga pokok produk
menurut perusahaan:
Dengan membagikan jumlah
total biaya yang dikeluarkan
pada periode tertentu dengan
jumlah
produksi
yang
dihasilkan
pada
periode
tertentu.
Biaya Overhead Pabrik (BOP)
ditentukan 25% dari biaya
bahan baku langsung.

Perhitungan harga pokok produk
menurut teori:
Harga Pokok Pesanan
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Tenaga Kerja Langsung
- Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Perhitungan
tarif
biaya
overhead
pabrik
dengan
metode nilai jual relatif

Rumusan Masalah
“Apakah perhitungan harga pokok produksi folding
gate yang dilakukan oleh CV Intan Abadi telah sesuai
dengan metode harga pokok pesanan menurut teori
akuntansi biaya ?”

-

Alat Analisis
Perhitungan alokasi biaya bersama metode
nilai jual relatif.
Perhitungan tarif biaya overhead pabrik.
Metode harga pokok pesanan

Hasil Penelitian
Gambar 2.1. Kerangka Pikir

7

III. Metode Penelitian
A. Definisi Operasional
Objek penelitian adalah CV Intan Abadi yang beralamat di jalan P. Suryanata No. 117 RT.
42 Samarinda.
Harga pokok produksi adalah jumlah biaya produksi yang dimulai dari pembelian bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung serta biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi
hingga produk siap dipakai.
Adapun komponen biaya produksi adalah sebagai berikut :
1. Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan
baku langsung. Banyaknya jenis dan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi
tergantung dari jenis pesanan yang dikehendaki pelanggan. Bahan baku langsung dalam
produk folding gate adalah daun, unp, joint, plat lubang kunci, profil, rel, dan strip.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh CV Intan Abadi untuk
membayar upah tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dengan proses produksi.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya lain-lain yang dikeluarkan selain dari biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja yang ikut menunjang proses produksi. Biaya tersebut antara lain :
a) Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang
meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan
dengan harga pokok produksi tersebut seperti cat, bearling, handle, kawat las, ring paku
dan lain-lain.
b) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan. Biaya ini berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis
pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan
pemeliharaan mesin, kendaraan yang dimiliki oleh CV Intan Abadi.
c) Biaya listrik ini adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar listrik selama
periode bulan Januari tahun 2012.
d) Biaya Penyusutan Mesin dan Penyusutan Kendaraan. Biaya ini berupa jumlah penyusutan
mesin-mesin serta kendaraan yang dimiliki oleh CV Intan Abadi.
B. Rincian Data Yang Diperlukan
Untuk keperluan penulisan dan pencapaian tujuan penelitian, maka diperlukan data sebagai
berikut :
1. Gambaran Umum dan Struktur organisasi CV Intan Abadi.
2. Jumlah produksi yang dihasilkan dalam bulan Januari 2012.
3. Biaya produksi yang dikeluarkan dalam proses produksi pada pesanan folding gate
khususnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
4. Data lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan hanya pada masalah perhitungan pengumpulan harga pokok
produksi berdasarkan metode harga pokok pesanan folding gate yang diproduksi oleh CV Intan
Abadi pada bulan Januari 2012.

8

D. Alat Analisis
Tabel 3.1. Perhitungan alokasi biaya bersama metode nilai jual relatif
Jumlah
Nilai
Harga
Nilai
Produk bersama produk yg di
jual
jual/unit
jual
hasilkan
relatif
Folding Gate
Pagar Besi Biasa
Rolling Door
Teralis
Jumlah

Alokasi
biaya
bersama

Perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
Taksiran Biaya Overhead Pabrik
Taksiran Biaya bahan baku

X

100% = Persentase BOP dari biaya
bahan baku yang dipakai

Perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan berdasarkan
pendekatan Full Costing :
Biaya Bahan Baku
Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung
xxx
-

Biaya Overhead Pabrik

xxx +

Harga Pokok Produksi
Rp xxx
Untuk menghitung berapa besarnya harga pokok produksi untuk tiap m2 produk folding gate,
digunakan perhitungan harga pokok produk per satuan yaitu sebagai berikut :
Jumlah harga pokok pesanan tertentu
Harga pokok per satuan =
Jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Data Produksi Produk Folding Gate
Tabel 4.1. Data Produksi Pesanan CV Intan Abadi Bulan Januari 2012
Volume
No
Jenis Produk
Harga per m2
Jumlah
Produksi
1 Folding Gate
16 unit / 112 m2 Rp 750.000,00 Rp 84.000.000,00
2 Pagar Besi Biasa
12 unit / 48 m2
Rp 500.000,00 Rp 24.000.000,00
3 Rolling Door
7 unit / 49 m2
Rp 525.000,00 Rp 25.725.000,00
2
4 Teralis
7 unit / 14 m
Rp 400.000,00 Rp 5.600.000,00
Jumlah
Rp 139.325.000,00
Sumber data : CV Intan Abadi
B. Biaya Produksi Produk Folding Gate
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Tabel 4.2. Biaya bahan baku langsung atas pesanan 16 unit Folding Gate ukuran 2,80 x 2,50
bulan Januari 2012
9

Bahan Baku Langsung
Daun 0,5 mm / 2,44 M
UNP 2,0 mm / 2,45 M
Joint 0,3 mm / 2,44 M
Plat Lubang Kunci 2,5 mm
Profil 0,8 mm / 2,50 M
Rel 0,8 mm / 2,80 M
Strip 59 x 59
Strip 59 x 30
Strip 30 x 30

Satuan

set
btg
btg
set
set
set
set
set
set
Jumlah
Sumber data : CV Intan Abadi

Jumlah
256
832
320
32
16
16
512
320
256

Harga Satuan
(Rp)
22.000,00
6.000,00
4.700,00
27.500.00
27.000,00
41.000,00
6.900,00
6.700,00
4.500,00

Jumlah Biaya
(Rp)
13.742.080,00
12.230.400,00
3.669.760,00
880.000,00
1.080.000,00
1.836.800,00
3.532.800,00
2.144.000,00
1.152.000,00
40.267.840,00

2. Biaya Bahan Penolong
Tabel 4.3. Biaya bahan penolong atas pesanan 16 unit Folding Gate ukuran 2,80 x 2,50 M
bulan Desember 2012
Harga Satuan Jumlah Biaya
Bahan Penolong
Jumlah
(Rp)
(Rp)
Cat Hamertone
32 liter
22.000,00
704.000,00
Cat Menny
32 liter
16.500,00
528.000,00
Bearing
128 pcs
6.700,00
857.600,00
Handle
32 set
45.000,00 1.440.000,00
Kotak Kunci
16 set
35.000,00
560.000,00
Kawat las
64 pcs
17.200,00 1.100.800,00
Ring borobudur
8 kg
19.000,00
152.000,00
Ring topi
24 kg
20.000,00
480.000,00
Ring tipis
16 kg
20.000,00
320.000,00
Paku keling 6 x 39
32 kg
15.000,00
480.000,00
Paku keling 6 x 29
16 kg
16.250,00
260.000,00
Jumlah
6.882.400,00
Sumber data : CV Intan Abadi
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tabel 4.4. Biaya Tenaga Kerja Langsung per m2 bagian perakitan yang dikeluarkan oleh
CV Intan Abadi dalam pembuatan Folding Gate.
Upah Per Orang
Total Gaji Karyawan
Jumlah
2
2
Keterangan Tenaga
1m
112 m
1 m2
112 m2
Kerja
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Perakitan
5
40.000,00 4.480.000,00 200.000,00 22.400.000,00
Sumber data : CV Intan Abadi

10

Tabel 4.5. Biaya Tenaga Kerja Langsung per unit bagian finishing yang dikeluarkan oleh
CV Intan Abadi dalam pembuatan Folding Gate.
Upah Per Orang
Total Gaji Karyawan
Jumlah
Keterangan Tenaga
1 unit
16 unit
1 unit
16 unit
Kerja
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Finishing
2
30.000,00
560.000,00
60.000,00
1.120.000,00
Sumber data : CV Intan Abadi
Dari Tabel 4.4. dan Tabel 4.5. diatas dapat dihitung total biaya tenaga kerja langsung yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyelesaikan 16 unit atau 112 m2 folding gate, yaitu sebagai
berikut:
Total by.tenaga kerja langsung = Rp 22.400.000,00 + Rp 1.120.000,00
= Rp 23.520.000,00
4.

Biaya Overhead Pabrik
Berdasarkan penjelasan diatas, maka besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan
kepada produk untuk pesanan folding gate adalah:
- Total biaya bahan baku = biaya bahan baku + biaya bahan penolong
= Rp 40.267.840,00 + Rp 6.882.400,00
= Rp 47.150.240,00
- Tarif biaya overhead pabrik sebesar 25%
Sehingga biaya overhead pabrik yang dikeluarkan adalah sebesar:
Tarif BOP x Tarif Biaya Bahan Baku = Biaya Overhead Pabrik
25%
x Rp 47.150.240,00
= Rp 11.787.560,00

C. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan
Pesanan Folding Gate sebanyak 16 unit atau 112 m2.
Biaya Bahan Baku (biaya bahan penolong) Rp 47.150.240,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 23.520.000,00
Biaya Overhead Pabrik
(25% x Rp 47.150.240,00)
Rp 11.787.560,00+
Harga Pokok Produksi
Rp 82.457.800,00
Rp 82.457.800,00
2

Harga Pokok Produksi per m

=
112 m2
= Rp 736.230,36 / m2

D. Analisis
Sebelum dilakukan perhitungan tarif biaya overhead pabrik, terlebih dahulu akan dilakukan
perhitungan anggaran biaya overhead pabrik untuk produk folding gate 16 unit atau 112 m2.
Berikut ini adalah rincian biaya overhead pabrik yang terjadi dalam pembuatan folding gate 16
unit atau 112 m2 yaitu sebagai berikut:
1. Biaya Bahan Penolong
Jumlah biaya bahan penolong yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 6.882.400,00.

11

2. Biaya Listrik
Biaya listrik selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 2.100.000,00.
Tabel 4.6. Alokasi Biaya Listrik bulan Januari 2012
Nilai Jual
Nilai Jual Alokasi biaya
Jumlah
Relatif
bersama
produk
Harga Jual
2
yang
per m
(3) : total (4) x (biaya
(1) x (2)
Macam Produk
dihasilkan
nilai jual
bersama)
2
m
(Rp)
(Rp)
(%)
(Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Folding gate
112
750.000,00
84.000.000,00
60,29
1.266.090,00
Pagar besi biasa
48
500.000,00
24.000.000,00
17,23
361.830,00
Rolling door
49
525.000,00
25.725.000,00
18,46
387.660,00
Teralis
14
400.000,00
5.600.000,00
4,02
84.420,00
139.325.000,00
100%
2.100.000,00
Jumlah
3. Biaya Bahan Bakar Minyak
Biaya bahan bakar minyak selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 950.000,00.
Tabel 4.7. Alokasi Biaya Bahan Bakar Minyak bulan Januari 2012
Alokasi
Nilai Jual
Jumlah
Nilai Jual
biaya
Relatif
Harga Jual
produk
bersama
per m2
yang
(3) : total (4) x (biaya
Macam Produk
dihasilkan
(2) x (2)
nilai jual
bersama)
2
m
(Rp)
(Rp)
(%)
(Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Folding gate
112
750.000,00 84.000.000,00
60,29
572.755,00
Pagar besi biasa
48
500.000,00 24.000.000,00
17,23
163.685,00
Rolling door
49
525.000,00 25.725.000,00
18,46
175.370,00
Teralis
14
400.000,00
5.600.000,00
4,02
38.190,00
139.325.000,00
100%
950.000,00
Jumlah
4. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan
Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin dan kendaraan selama bulan Januari 2012 sebesar
Rp 450.000,00.
Tabel 4.8. Alokasi Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan bulan Januari
2012
Alokasi
Nilai Jual
Jumlah
biaya
Nilai Jual
Relatif
produk
Harga Jual
bersama
yang
per m2
(3) : total (4) x (biaya
Macam Produk
dihasilkan
(3) x (2)
nilai jual
bersama)
2
m
(Rp)
(Rp)
(%)
(Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Folding gate
112
750.000,00
84.000.000,00
60,29
271.305,00
12

Pagar besi biasa
Rolling door
Teralis

48
49
14
Jumlah

500.000,00
525.000,00
400.000,00

24.000.000,00
25.725.000,00
5.600.000,00
139.325.000,00

17,23
18,46
4,02
100%

77.535,00
83.070,00
18.090,00
450.000,00

5. Biaya Penyusutan Mesin
Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel data-data mengenai daftar mesin-mesin dan
perhitungan penyusutan mesin-mesin yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan metode
garis lurus:
Tabel 4.9. Daftar Mesin-mesin yang dimiliki oleh CV Intan Abadi
Umur
Harga/Unit
Nilai Sisa
Jumlah
Jenis Mesin
Kuantitas Ekonomis
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Tahun)
Genset Besar
2 unit
5
12.000.000,00 2.500.000,00 24.000.000,00
Genset Kecil
2 unit
5
5.300.000,00 1.000/000,00 10.600.000,00
Mesin Bor Beton
1 unit
5
8.750.000,00 1.500.000,00
8.750.000,00
Mesin Bor Biasa
1 unit
5
2.000.000,00
300.000,00
2.000.000,00
Mesin Las
2 unit
5
2.500.000,00
350.000,00
5.000.000,00
Compresor
1 unit
5
7.500.000,00 1.500.000,00
7.500.000,00
Mesin Gerinda
6 unit
3
875.000,00
125.000,00
5.250.000,00
Mesin Potong
1 unit
5
3.500.000,00
750.000,00
3.500.000,00
Mesin Roll
1 unit
5
30.000.000,00 5.000.000,00 30.000.000,00
96.600.000,00
Jumlah
Tabel 4.10. Perhitungan Penyusutan Mesin CV Intan Abadi
Harga
Umur
Nilai Sisa
Perolehan
Ekonomis
Aktiva Tetap
(Rp)
(tahun)
(Rp)
Genset Besar
Genset Kecil
Mesin Bor Beton
Mesin Bor Biasa
Mesin Las
Compresor
Mesin Gerinda
Mesin Potong
Mesin Roll

12.000.000,00
5.300.000,00
8.750.000,00
2.000.000,00
2.500.000,00
7.500.000,00
875.000,00
3.500.000,00
30.000.000,00
Jumlah

5
5
5
5
5
5
3
5
5

2.500.000,00
1.000/000,00
1.500.000,00
300.000,00
350.000,00
1.500.000,00
125.000,00
750.000,00
5.000.000,00

Penyusutan
Per Tahun
(Rp)
1.900.000,00
860.000,00
1.450.000,00
340.000,00
430.000,00
1.200.000,00
250.000,00
550.000,00
5.000.000,00
11.980.000,00

Biaya penyusutan mesin selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 998.333,32.

13

Per Bulan
(Rp)
158.333,33
71.666,67
120.833,33
28.333,33
35.833,33
100.000,00
20.833,33
45.833,33
416.666,67
998.333,32

Tabel 4.11. Alokasi Biaya Penyusutan Mesin bulan Januari 2012

Macam Produk

Folding gate
Pagar besi biasa
Rolling door
Teralis

Jumlah
produk
yang
dihasilkan
m2
(1)
112
48
49
14
Jumlah

Harga Jual
per m2

Nilai Jual
(4) x (2)

(Rp)
(2)
750.000,00
500.000,00
525.000,00
400.000,00

(Rp)
(3)
84.000.000,00
24.000.000,00
25.725.000,00
5.600.000,00
139.325.000,00

Nilai Jual
Relatif
(3) : total
nilai jual
(%)
(4)
60,29
17,23
18,46
4,02
100%

6. Biaya Penyusutan Kendaraan
Tabel 4.12. Daftar Kendaraan yang dimiliki oleh CV Intan Abadi
Umur
Harga/Unit
Nilai Sisa
Jenis Kendaraan Kuantitas Ekonomis
(Rp)
(Rp)
(Tahun)
Mitsubishi L300
1 unit
5
120.000.000,00 55.000.000,00
Mitsubishi T120
1 unit
5
90.000.000,00 35.000.000,00
Jumlah

Alokasi
biaya
bersama
(4) x (biaya
bersama)
(Rp)
(5)
601.895,16
172.012,83
184.292,33
40.133,00
998.333,32

Jumlah
(Rp)
120.000.000,00
90.000.000,00
210.000.000,00

Tabel 4.13. Perhitungan Penyusutan Kendaraan CV Intan Abadi
Harga
Umur
Nilai Sisa
Penyusutan
Perolehan
Ekonomis
Aktiva Tetap
Per Tahun
Per Bulan
(Rp)
(tahun)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Mitsubishi L300 120.000.000,00
5
55.000.000,00 13.000.000,00 1.083.333,33
Mitsubishi T120 90.000.000,00
5
35.000.000,00 11.000.000,00
916.666,67
24.000.000,00 2.000.000,00
Jumlah
Biaya penyusutan kendaraan selama bulan Januari 2012 sebesar Rp 2.000.000,00.
Tabel 4.14. Alokasi Biaya Penyusutan Kendaraan bulan Januari 2012
Nilai Jual
Nilai Jual Alokasi biaya
Jumlah
Relatif
bersama
produk
Harga Jual
2
yang
per m
(3) : total (4) x (biaya
(5) x (2)
Macam Produk
dihasilkan
nilai jual
bersama)
2
m
(Rp)
(Rp)
(%)
(Rp)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Folding gate
112
750.000,00
84.000.000,00
60,29
1.205.800,00
Pagar besi biasa
48
500.000,00
24.000.000,00
17,23
344.600,00
Rolling door
49
525.000,00
25.725.000,00
18,46
369.200,00
Teralis
14
400.000,00
5.600.000,00
4,02
80.400,00
139.325.000,00
100%
2.000.000,00
Jumlah
14

7. Biaya Overhead Pabrik
Setelah diketahui besarnya masing-masing biaya overhead pabrik yang dibebankan
kepada pesanan folding gate selama bulan Januari 2012 yang berdasarkan alokasi biaya
bersama dengan metode nilai jual relatif, maka dapat diketahui besarnya biaya overhead
pabrik yang akan dibebankan kepada pesanan folding gate adalah:
Tabel 4.15. Biaya Overhead Pabrik untuk produk folding gate 16 unit atau 112 m2
No
Elemen Biaya
Jumlah Biaya
1 Biaya Bahan Penolong
Rp 6.882.400,00
2 Biaya Listrik
Rp 1.266.090,00
3 Biaya Bahan Bakar Minyak
Rp
572.755,00
4 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Mesin dan Kendaraan
Rp
271.305,00
5 Biaya Penyusutan Mesin
Rp
601.895,16
6 Biaya Penyusutan Kendaraan
Rp 1.205.800,00
Rp 10.800.245,16
Total
Setelah disusun pembebanan biaya overhead pabrik, selanjutnya adalah menghitung
besarnya tarif biaya overhead pabrik. Dasar yang digunakan untuk membebankan biaya overhead
pabrik adalah atas dasar biaya bahan baku, sehingga besarnya tarif BOP dapat dihitung sebagai
berikut:
Rp 10.800.245,16
Tarif Biaya Overhead Pabrik =
x 100%
Rp 40.267.840,00
=

26,82%

Berdasarkan perhitungan di atas, maka tarif biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan
baku adalah sebesar 26,82%.
Setelah menghitung tarif biaya overhead pabrik, maka selanjutnya menghitung harga pokok
produksi menurut metode harga pokok pesanan untuk pesanan folding gate 16 unit atau 112 m2,
perhitungannya adalah sebagai berikut:
Harga Pokok Produksi :
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik

Rp 40.267.840,00
Rp 23.520.000,00
Rp 10.800.245,16
+

Harga Pokok Produksi

Rp 74.588.085,16

Dari total harga pokok produksi di atas, dapat dihitung besarnya harga pokok produksi untuk
setiap m2 dari produk folding gate, yaitu sebagai berikut:

Rp 74.588.085,16
Harga Pokok Produksi per m2 =
=

112 m2
Rp 665.965,05 / m2
15

E. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap pesanan folding gate 16 unit atau
112 m2, maka dapat dilihat adanya perbedaan antara hasil perhitungan harga pokok produksi
menurut metode perusahaan dengan hasil perhitungan harga pokok produksi berdasarkan hasil
analisa dengan metode harga pokok pesanan. Adapun perbedaan perhitungan harga pokok
produksi menurut perusahaan dengan perhitungan menurut hasil analisis dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.16. Perbedaaan perhitungan harga pokok produksi folding gate 112 m2 menurut
perhitungan perusahaan dan hasil analisa pada bulan Januari 2012
Perhitungan Harga Pokok Produksi

Produk

Selisih

Perusahaan

Hasil Analisa

Rp 47.150.240,00

Rp 40.267.840,00

Rp 6.882.400,00

Rp 23.520.000,00
Rp 11.787.560,00
Rp 82.457.800,00
Rp
736.230,36

Rp 23.520.000,00
Rp 10.800.245,16
Rp 74.588.085,16
Rp
665.965,05

Rp
987.314,84
Rp 7.869.714,84
Rp
70.265,31

2

Folding Gate 112 m
- Biaya Bahan Baku
- Biaya Tenaga Kerja
Langsung
- Biaya Overhead Pabrik
Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi /m2

Dari tabel perbandingan perhitungan harga pokok produksi di atas, menunjukkan adanya
perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan
harga pokok produksi dari hasil analisa penulis, yaitu perhitungan menurut perusahaan adalah
sebesar Rp 82.457.800,00, sedangkan menurut hasil analisis berdasarkan biaya yang
sesungguhnya dikeluarkan adalah sebesar Rp 74.588.085,16. Terjadi selisih perhitungan harga
pokok produksi sebesar Rp 7.869.714,84, dimana perhitungan harga pokok produksi menurut
perusahaan lebih besar dibandingkan berdasarkan hasil analisis. Selisih ini terjadi karena adanya
perbedaan pembebanan biaya bahan penolong dimana perusahaan memperhitungkannnya ke
dalam biaya bahan baku, akan tetapi menurut teori akuntansi biaya, biaya tersebut dimasukkan ke
dalam biaya overhead pabrik.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, perhitungan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan perusahaan maka dihasilkan harga pokok
produksi untuk produk folding gate adalah sebesar Rp 82.457.800,00 sedangkan menurut
hasil analisis diperoleh harga pokok produksi yang lebih kecil yaitu sebesar Rp
74.588.085,16 sehingga selisih antara perhitungan menurut perusahaan dan menurut
analisis sebesar Rp 7.869.714,84. Perbedaan harga pokok tersebut disebabkan penetapan
tarif biaya overhead pabrik dari perusahaan sebesar 25% berdasarkan biaya bahan baku
atas kebijaksanaan yang hanya diperkirakan saja tanpa ada perhitungan dan perusahaan
tidak memisahkan antara biaya bahan baku dengan biaya bahan penolong. Sedangkan
perhitungan hasil analisis, biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku yang
dipisah dari biaya bahan penolong.
16

2. Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi per m2 untuk produk folding gate
sebesar Rp 70.265,31. Perhitungan harga pokok produksi per m2 untuk produk folding
gate menurut perusahaan adalah sebesar Rp 736.230,36, sedangkan menurut metode
harga pokok pesanan adalah sebesar Rp 665.965,05.
3. Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik adalah sebesar 25% dari total biaya
(biaya bahan baku dan biaya bahan penolong), sedangkan menurut metode harga pokok
pesanan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar 26,82% dari biaya bahan baku tanpa
memasukkan biaya bahan penolong.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis mengajukan
beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi CV Intan Abadi adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh harga pokok produksi seperti yang terjadi pada CV Intan Abadi,
perusahaan hendaknya mencermati jenis produk yang dihasilkan, apakah merupakan
produk tunggal atau produk bersama sehingga dapat diketahui metode yang paling tepat
untuk menghitung harga pokok dari produk yang dihasilkan.
2. Untuk mendapatkan hasil perhitungan pembebanan pada pengumpulan harga pokok
produksi secara tepat dan teliti, maka perusahaan hendaknya merubah cara perhitungan
pembebanan tarif biaya overhead pabrik terhadap produk pesanan sesuai dengan prosedur
perhitungan menurut prinsip akuntansi biaya berdasarkan metode harga pokok pesanan.
3. Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, perusahaan hendaknya memahami konsep
harga pokok produksi dimana yang dimaksud harga pokok produksi adalah harga pokok
biaya yang dikeluarkan untuk produksi dengan kata lain biaya yang dikeluarkan tidak
terkait dengan biaya produksi maka tidak boleh dibebankan sebagai biaya overhead
pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
Hansen and Mowen, 2003, Manajemen Biaya, Buku I, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, Unit Penerbit dan Percetakan
(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.
Murti Sumarni dan John Soeprihanto, 2003, Pengantar Bisnis: Dasar-dasar Ekonomi
Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat, Liberty, Jakarta.
R.A. Supriyono, 2007, Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku
satu, Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas, BPFE, Yogyakarta.

17