Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi (Ptk Pada Siswa Kelas Iv Mis Al-Husna Kota Tangerang)

(1)

PEMANFAATAN MEDIA PETA UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPS DENGAN POKOK BAHASAN

MENGENAL PETA PROVINSI

(

PTK Pada Siswa Kelas IV MIS Al-Husna Kota Tangerang

)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

HAERUNNISA

NIM 809018300731

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH DUAL MODE SYSTEM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

ABSTRAK

Haerunnisa, NIM. 809018300731 :Judul Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi Pada Siswa Kelas IV MIS Al-Husna Gembor Kota Tangerang. Pemilihan judul ini didasari pada hasil pengamatan peneliti selama ini pada sekolah MI Al-Husna Gembor. Karena selain peneliti penulis juga salah satu tenaga pendidik pada sekolah tersebut. Dengan demikian peneliti memahami kondisi dan lingkungan penelitian. Dengan pemantauan langsung kegiatan pembelajaran ditemukan permasalah yang umum dan sering di jumpai serta dialami guru yaitu rendahnya motivasi belajar, hal ini ditandai dari kurangnya interaksi siswa, keaktifan dan penyelesaian tugas rumah (PR) yang diberikan guru. Siswa enggan untuk bertanya jawab, tidak berusaha ingin tahu dan banyak bercanda disaat belajar. Dampak yang timbul dari permasalah tersebut adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang ditunjukan dari rendahnya hasil belajar.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya: (a) Guru yang kurang kompeten dan tidak menguasai materi pelajaran, (b) Sarana dan prasarana yang tidak mendukung proses pembelajaran, (c) Metode yang digunakan kurang variatif, inovatif dan aktif, (d) minimnya penggunaan media yang tepat sesuai bahasan. Banyaknya faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, peneliti memfokuskan bahasan pada pemanfaatan media terutama media peta pada pokok bahasan mengenal peta Provinsi pada siswa kelas IV MIS Al-Husna Gembor Kota Tangerang.

Untuk mendapatkan jawaban dari penelitian tersebut, peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dipilih karena lebih obyektif dan relevan untk mendapatkan jawaban-jawaban dari permasalah tersebut. Melalui lembar observasi dan pelaksanaan siklus serta angket penelitian. Dengan tahapan-tahapan yang tertuang pada tiap-tiap siklus, dimulai dari perencanaan, aksi, observasi dan refleksi. Dari penelitian hasil penelitian yang dilakukan selama enam bulan terhitung dari Januari sampai dengan Juli 2013 diperoleh data-data dimulai dari hasil angket dengan rerata sebesar 9,10 jauh lebih tinggi dari ttabel sebesar 2,086 dan nilai kinerja guru pada siklus satu sebesar 74,285 serta hasil belajar siswa pada siklus dua sebesar 90% dari 20 siswa. Sedangkan kinerja siswa pada siklus dua, melalaui pengamatan teman sejawat dipperoleh skor rata-rata sebesar 81,42.

Dari data-data tersebut, menunjukan adanya peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan dengan penggunaan media peta pada pokok bahasan mengenal peta provinsi. Namun demikian, yang perlu menjadi catatan penelitian adalah kemampuan guru dalam memilih dan menggunakakn media pada setiap bahasan dengan baik menjadi bagian penting dalam keberhasilan pembelajaran.


(7)

vii

ABSTRACT

Haerunnisa, NIM. 809018300731 : Title of Exploiting of Map Media To Increase Motivate and Result Of Learning Student Subject IPS Fundamentally Discussion Recognize The Map Provinsi Student of Class of IV MIS Al-Husna Gembor of Town Tangerang. this Title Election constituted result of researcher perception during the time school of MI Al-Husna Gembor. Because besides writer researcher also one of educator energy the school. Thereby researcher comprehend the condition and research environment. With the direct monitoring study activity found common/ public the problem and often meeting and also experienced of the teacher that is lower the nya motivate to learn, this matter marked from lack of student interaction, livelines and solving of house duty ( PR) given a teacher. Student shy at to enquire the reply, not try to like to know and a lot of joking moment learn the. Impact arising out from the permasalah not reach of study target which show from lowering nya result of learning.

A lot of factor influencing to lower the nya motivate to learn the student among other things: ( a) Teacher which competence less and not master the Iesson items, ( b) Medium and prasarana which not support the study process, ( c) Method used less variatif, inovatif and active, ( d) its minim correct media use according to discussion. To the number of factor influencing motivation learn the student, researcher focussed the discussion media exploiting especially map media discussion fundamental recognize the map Provinsi student of class of IV MIS Al-Husna Gembor of Town Tangerang.

To get the answer from the research, researcher use the model of research of class action ( PTK). PTK selected because more objective and relevant for get the answer from the permasalah. sheet of observation and cycle execution and also research enquette. With the step decanted every cycle, started from planning, action, observation and refleksi. From research result of research done/conducted during six-month counted from January up to July 2013 obtaineda date started from enquette result with the average equal to 9,10 much higher from ttabel equal to 2,086 and assess the performance learn cycle one equal to 74,285 and also result of learning student cycle two equal to 90% from 20 student. While student performance cycle two, melalaui of perception of coleage of infut of mean score equal to 81,42.

From the data, menunjukan of[is existence of the make-up of result learn very signifikan with the use of map media discussion fundamental recognize the map provinsi. But that way, what require to become the research note ability learn in chosening and menggunakakn media in each discussion better become the important shares in study efficacy.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bissmillahirrohmannirrohim

Segala puji hanya bagi Allah SWT, yang telah memberikan taupik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga Penelitian Tindakan Kelas ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Selawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada Rasullah SAW, keluarga, para sahabat serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

PTK ini kemungkinan besar tidak dapat di selesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama kepada :

1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A., Ph.D., dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Muhamad Arif, M.Pd, Selaku Dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu dan pemikiran dalam membantu penelitia menyelesaikan penelitian ini.

3. Kepala MI Al-Husna Kota Tangerang, yang telah memberikan ijin mengikuti perkuliahaan dan melakukan penelitian pada MI Al-Husna

4. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberiakan kemudahan dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

5. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas bantuan moril maupu materil kepada penulis.

Atas semua yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan seluruh bantuan dari semua pihak menjadi amal baik. Amin.

Wassalammua’laikum Wr. Wb.

Ttd


(9)

ix DAFTAR ISI

LEMBAR JUDULI ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PTK ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN PENGUJI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritik ... 6

1. Hakekat Media Peta ... 6

a. Pengertian Media Pata ... 7

b. Karakteristik Peta ... 8


(10)

x

2. Hakekat Motivasi Belajar ... 10

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 12

b. Jenis-jenis Motivasi ... 13

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 16

3. Hakekat Hasil Belajar ... 18

a. Pengertian Hasil Belajar ... 19

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

4. Hakekat Pendidikan IPS ... 22

a. Pengertian IPS ... 23

b. Karakteristik Pendidikan IPS ... 24

c. Tujuan Pembelajaran IPS ... 26

B. Hipotesis Tindakan... 27

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian... 29

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 31

E. Tahapan Intevensi Tindakan ... 31

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 33

G. Data dan Sumber Data ... 34

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 34


(11)

xi

J. Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 37

K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ... 37

L. Pengembangan dan Perencanaan Tindakan ... 38

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

B. Analisis Data ... 43

C. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran-Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar yang diajarkan mulai dari kelas I sampai kelas VI. Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.1

Melalui pembelajaran ilmu sosial diharapkan siswa dapat mengetahui keragaman bangsanya, keragaman budayanya, sejarah bangsanya serta keadaan alamnya. Pembelajaran IPS dirancang untuk membimbing dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang sanantiasa berubah dan berkembang terus-menerus. Hal ini merupakan tantangan yang sangat berat mengingat masyarakat secara global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu diperlukan suatu pengetahuan yang dapat menunjang pengembangan kreatifitas guru dalam mengajar.

Pengembangan kreatifitas dan kemampuan guru ditunjukan untuk menghindari permasalahan yang muncul dari diri siswa selama mengikuti pembelajaran IPS, karena melalui pembelajaran IPS ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan sikap yang rasional tentang gejala-gejala sosial serta perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik di masa lampau dan masa kini maupun masa yang akan datang.

Dalam pembelajaran IPS guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh antusias bagi siswa. Dalam kegiatan pembelajaran IPS yang menyenangkan, guru harus didukung oleh alat belajar yang menarik minat belajar hingga siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran, adanya asumsi bahwa mata pelajaran IPS adalah

1


(13)

2

mata pelajaran yang membosankan, oleh karena itu diperlukan media yang dapat menarik minat siswa untuk belajar.

Menyinggung tentang media pembelajaran kita harus menggunakan media pembelajaran tersebut dengan benar dan tepat untuk menunjang proses belajar mengajar yang dilaksanakan, dalam hal ini media yang tepat dapat merangsang siswa untuk lebih mengerti dan memahami materi yang diajarkan.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama dari kata madium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.2 Dengan demikian media, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Oleh karena itu guru harus menggunakan media pembelajaran yang tidak saja membuat proses pembelajaran menjadi menarik, tetapi juga memberikan ruang bagi murid untuk berkreasi dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. Sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik murid pun dapat berkembang maksimal. Kenyataan apa yang menjadi harapan dan tujuan di atas belum sepenuhnya terpenuhi di MI. Al-Husna sekolah tempat peneliti mnengajar.

Materi mengenal peta provinsi adalah salah satu materi pada pelajara IPS kelas IV tetapi guru dalam melaksanakan pembelajaran kebanyakan masih bersifat konvensional, artinya guru masih mendominasi jalannya pembelajaran dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang menarik siswa. Media pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS terutama pada materi mengenal peta provinsi. Adapun media tersebut adalah media peta.

Peta adalah gambaran permukaan bumi jika dilihat dari atas dengan skala tertentu.3 Dalam menggunakan media ini anak-anak perlu menguasai terlebih dahulu kmonen-kompnen yang terdapat dalam peta. Hal ini

2

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarata: Rineka Cipta, 2002), h. 136

3


(14)

3

menunjukan bahwa dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran akan menarik minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPS. Dengan media yang menarik materi pelajaran akan mudah diserap oleh siswa, karena dengan menggunakan media dapat mempermudah pemahaman bealajar anak dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Sementara itu peneliti menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan obyek yang diteliti selama menjalankan tugas sebagai guru kelas IV. Pertama, kurangnya media dan sarana belajar yang layak untuk digunakan oleh guru dalam menjalankan tugasnya. Dan salah satu dari media tersebut adalah peta, selain fungsinya sebagai media, peta dalam pembelajaran IPS kelas IV juga berfungsi sebagai sumber belajar. Dengan fungsi ini peta menjad indikator dari hasil belajar yang menjadi tujuan pembelajaran. Maka jika media ini tidak terpenuhi atau kurang terpenuhi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sebagai mana yang tertuang dalam keriteria ketuntasan minimum (KKM) tidak tercapai.

Kedua, penguasaan bahan atau materi ajar oleh guru, khususnya dalam mengenal peta masih kurang, hal ini terlihat dari cara guru menjelaskan dan menjawab pertanyaan siswa mengenai wilayah, jarak dan simbol-simbol yang terdapat dalam peta kurang maksimal, dimana guru masih harus melihat peta sama dengan siswa dalam menjawab pertanyaan tersebut. Dengan kondisi ini, jika guru dan siswa sama-sama melihat dan mencari jawaban dalam peta, apa arti dan fungsi guru ebagai penyampai materi.

Ketiga, Kemampuan guru dalam memilah dan memilih media belum mengacu pada tujuan dan hasil belajar yang diharapkan. Guru lebih sering menggunakan media yang ada dan jika tidak ada media, maka guru tidak mau mencari atau membuat media yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Guru lebih senang menggunakan metode ceramah, karena dianggap lebih simpel tanpa banyak persiapan. Efek dari kebiasaan ini akan membuat siswa sulit dalam menyerap materi pelajaran dan semangat dan motivasi belajar siswa akan menurun.


(15)

4

Dengan beberapa permasalahn tersebut yang ditemukan peneliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh untuk menemukan jawaban dari permasalahan-permasalahan diatas dengan judul penelitian “Pemanfaatan Media Peta Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS dengan Pokok Bahasan Mengenal Peta Provinsi (PTK pada Siswa Kelas IV)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Guru belum memanfaatkan penggunaan media peta secara maksimal. 2. Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran IPS.

3. Kurangnya sarana dan media belajar dalam menunjang proses pembelajaran IPS

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV sebagain besar belum mencapai KKM.

5. Latar belakang pendidikan guru yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka penelitian ini akan dibatasi pada masalah :

1. Guru belum memanfaatkan peta sebagai media belajar secara maksimal. 2. Rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, khususnya pada

bahasan mengenal peta provinsi.

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV sebagian besar belum mencapai KKM.


(16)

5

Mengacu pada pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pemanfaatan media peta untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pemanfaatan media peta untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi.

F. Manfat Penelitian

Melalui penelitian tindakan kelas (PTK) ini, Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Bagi Sekolah

Untuk bahan masukan agar dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dalam memperbaiki dan meningkat kreatifitas pembelajaran IPS melalui media visual peta

2. Bagi siswa

Dapat meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran IPS pada siswa kelas IV MI Al-Husna Kota Tangerang baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, serta keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran.


(17)

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoritik

1. Hakekat Media Peta

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jama dari kata madium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.1 Media

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pemikiran , perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.2Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Maka dari itu sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian anak didiknya sehingga mereka mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran tersebut.

Bila media sebagai sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai prantara. Kerumitan bahan yang disampaian kepada anak didik dapat disederhanakakn dengan bantuan media.

Media dapat mewakili apa-apa yang kurang mampu guru ucapkan atau jelaskan. Karena materi yang didengar oleh siswa akan mudah lupa dari pada materi yang dilihat oleh siswa dalam bentuk media. Hal ini dipertegas

oleh pendapat Confucius menyatakan “ What I hear, I forget (apa yang saya

dengar saya lupa), what Isee, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat), what Ido, I understand (apa yang saya lakukan saya paham).3

1

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarata: Rineka Cipta, 2002), h. 136

2

Supardi, dkk, Perencanaan Sistem Pembelajaran, ( Ciputat: haja Mandiri, 2010),h.120

3

Mel Silberman, Pengantar Komarudin Hidayat, Active Learning, (Jakarta: Yapendis, 2002), h.1


(18)

7

Dari kalimat tersebut dapat kita pahami bahwa indra penglihatan jauh lebih efektif dari indra pendengar. Dengan demikian media sangat berperan dalam membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran yang dibahas. Namun demikian, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Tujuan pengajran dan hasil belajar harus dijadikan acuan dan pangkal untuk menggunakan media. Dengan demikian media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan fungsinya media saat ini sangat berkembang dan variatif, dengan bantuan tekhnologi informasi dan komunikasi media pendidikan yang digunakan guru dan siswa jauh lebih efektif. Dilhat dari jenisnya media dibagi kedalam media auditif, media visual dan media audio visual.4

Media peta masuk kedalam media visual, media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.5 Dimana dalam proses pelaksanannya guru dan siswa diarahkan untuk mengenal dan mengetahui gambar/denah/ letak loasi suatu tempat atau daerah yang terdapat dalam peta.

a. Pengertian Media Peta

Berdasarkan kamus bahasa Indonesia peta adalah gambar suatu obyek.6 Peta juga dapat diartikan sebagai gambaran permukaan bumi jika dilihat dari atas dengan skala tertentu.7

Untuk menyampaikan informasi atau bahan pelajaran mengenai loasi atau letak suatu wilayah seperti provinsi tentunya media yang lebih efektif dan teapat adalah dengan menggunakan media peta. Menurut Suharyono, peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambarkan

4

Syaiful Bahri Djamhari dan Aswan Zain, Op-Cit, h.140

5

Ibid, h. 141

6

MB, Rahimsyah dan Satyo Adie, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Aprindo Jakarta, 2010), Cet. 9, h. 339

7


(19)

8

dalam bidang datar. Peta juga menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan suatu obyek dari waktu kewaktu.8

Sebagai alat bantu media peta memiliki porsi sendiri dalam pembahasan IPS khususnya pembelajaran IPS kelas IV SD/MI. Pada pembelajaran IPS ini siswa diarahkan untuk dapat mengenal peta dan fungsi peta sebagai gambaran permukaan bumi dan gambaran suatu wilayah. Dengan materi mengenal peta wilayah provinsi, media peta tidak hanya menjadi skedar alat pengantar pesan tetapi juga dapat menjadi sumber belajar, sehingga dalam bahasan ini peran media peta mutlak dibutuhkan.

Dengan langsung melihat, mengidentifikasi dan memahami dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta siswa jauh lebih mudah mengingat dan memahmi tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan menganal wilayah.

b. Karakteristik Peta

Sebagai manapengertian dari peta itu sendiri pada penjelasan diatas, bahwa peta merupakan gambaran permukaan bumi yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Gambar peta disajikan dalam bidang datar dalam bentuk dua dimensi. 2) Merupakan bentuk reduksi dari keadaan yang sebenarnya, dalam

penyajiannya mengalami suatu proses generilasi sehingga tidak semua informasi dapat disajikan.

3) Merupakan suatu bentuk penegasan dari unsur yang terdapat di permukaan bumi.

4) Peta merupakan gambar dan simbol-simbol yang dibaca dengan memahmai sombol tersebut.

5) Peta merupakan petunjuk arah dan letak suatu obyek yang dilengkkapi dengan skala sebagai alat ukurnya.

c. Kelebihan dan Kekurang Peta Sebagai Media Pembelajaran

8

Suharyono, Peran Media dalam Pembelajaran Ilmu Sosial, (Jakarta: CV Rajawali, 2002), h. 32.


(20)

9

Sebagai media visual yang menyajikan gambar dengan bentuk simbol-simbol didalamnya, memiliki kelebihan dan kekurangan.Dalam penyajian peta pada proses pembelajaran harus memperhatiakan unsur – unsur yang menjadi tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dalam proses pembayaran. Media peta akan menjadi tidak berarti dan memiliki peran dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik jika bahasan atau materi yang disampaikan guru tidak berkaitan dengan penggunaan peta. Selain itu kemampuan siswa memahami peta menjadi bagaian penting yang harus dikuasi siswa agar dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dari peta.

1) Kelebihan Media Peta

Dalam bahasan mengenal peta provinsi, peta tidak hanya menjadi media belajar tetapi juga menjadi sumber belajar. Ketika guru mampu menggunakan media ini dan mengkondisikan proses pembelajaran melalui peta maka kelebihan yang diperoleh dengan media ini adalah

a) Gambar yang disajikan lebih akurat, karena dilengkapi dengan skala sehinggan siswa dapat mengetahui luas suatu wilayah dari peta.

b) Proses penyajiannya cepat, karena siswa dan guru dapat langsung menggunakannya karena banyak dijual dipasaran.

c) Gambar permukaan bumi disajian dengan berbagai warna sesuai dengan dataran tanah yang sebenarnya, sehinggan siswa mengetahui wilayah yang subur, tandus dan lain sebagainya.

2) Kelemahan Penggunaan Media Peta

Penggunaan media peta sebagai pembawa pesan kepada siswa, tidak akan berarti apa-apa jika bahasan dan tujuan pembelajaran tidak sesuai dengan penggunaan media tersebut. Berikut kelemahan penggunaan media peta.

1) Peta merupakan media visual, yang proses penyampain pesannya hanya dengan melihat, sehingga siswa kurang memahami penggunannya.


(21)

10

2) Guru di tuntut untuk menguasi peta baik dalam pembecaan simbol dan gamabar pada peta, maupun penghitungan jarak yang terdapat pada peta yang ditunjukan oleh skala.

c. Peranan Media Peta dalam Pembelajaran IPS di SD

Materi pembelajaran IPS banyak memuat informasi tentang fakta, konsep dan genelisasi. Fakta merupakan hasil observasi yang dapat dibuktikan secara empiris. Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk mengklasifikasikan atau mengkatagorikan suatu kelompok dari suatu gagasan atau peristiwa, sedangkan genelisasi merupakan abstraksi dan sangat terkait dengan konsep.9

Atas dasar itu apabila dikaitkan dengan karakteristik siswa sekolah dasar yang haus akan pengetahuan dan rasa ingin tahu, guru dapat menciptakan kondisi kelas yang betul-betul efektif meliputi penyediaan media yang sesuai dengan tujuan dan materi yang dikembangkan, juga ditunjang dengan bahan materi berdasarkan pengalaman keseharian siswa, sehinggan menumbuhkan kesan yang menyenangkan, oleh karena itu guru harus betul-betul memilih media yang tepat yaitu sesuai dengan tujuan, bahan materi, sumber dan sistem evaluasi.

Sebagai mana fungsi media peta, sebagai alat/ prantara penyampai informasi yang sulit disampaikan guru melalui metode ceramah dan lainnya. Peta memiliki peran penting dalam penyampaian informasi tersebut khsusunya untuk pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (SD) dengan bahasan mengenal peta provinsi.

2. Hakekat Motivasi Belajar

Motivasi merupaan dorongan, baik yang timbul dari dalam diri maupun timbul dari luar diri (eksternal), seperti pengaruh orang lain,

9

Mukhtar, Bimbingan Skripsi dan Artikel Ilmiah, (Jakarta: Gedung Persada Press, 2007), h. 100.


(22)

11

lingkungan atau keadaan. Motivasi bisa fositif bisa juga negatif tergantung apa yang memotivasi dan apa tujuan dari motivasi tersebut.

Menurut Woodworth dan Marquis yang dikutif oleh Abdul Latif,

“motivasi adalah suatu tujuan jiwa yang mendorong individu untuk aktifitas – aktivitas tertentu dan untuk mencari tujuan-tuajuan tertentu”.10 Pendapat senada juga diuangkapkan oleh Sumardi Suryabrata, motivasi atau motiv adalah keadaan pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan.11

Keinginan yang kuat untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu yang mendorong dirinya melakukan dan berbuat sesuatu untuk tercapainya keinginan tersebut merupakan satu power pada diri sesorang yang terkadang tidak disadari jika didalam dirinya ada kekuatan yang tersembunyi yang mampu mengantarkannya kepada tujuan tersebut. Inilah pentingnya motivasi didalam kehidupan dan salah satunya motivasi didalam belajar.

Defenisi lain dari motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku perbuatan kesuatu tujuan atau perangsang.12. apa saja yang diperbuat manusia penting atau tidak penting, baik atau buruk, berbahaya atau tidak berbahaya, untung atau rugi selalu ada motivasi yang menyertai dari perbuatan tersebut.

Dengan motivasi orang mampu melakukan sesuatu yang menurut kadar kemampuan tidak mampu menjadi mampu, karena adanya dorongan yang kuat dari dalam diri dan juga adanya dorongan dari luar dalam diri, seperti seorang ibu yang harus bekerja sebagai buruh panggul dipasar induk, yang menurut kadar kemampuan itu merupakan pekerjaan yang berat dan hanya dilakukan oleh kaum lelaki, dengan motivasi yang besar dari dalam dirinya dan motivasi dari anak-anaknya yang mengharapkan kehidupan yang layak tanpa harus menjadi peminta-minta, mampu melakukan pekerjaan tersebut.

10

Abdul Latif, Psikologi Pendidikan, (Cirebon: Badan Penerbit Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Cirebon, 1997), h. 41.

11

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2004), h. 70

12


(23)

12

Sering kali seseorang menganggap dirinya lemah, tidak mampu, sulit dilakukan dan lain sebagainya.Hal ini pula yang sering menghantui diri kita, sehingga kita tidak dapat melakukan sesuatu yang padahal sesuatu tersebut menjadi harapan dan keinginan yang dicita-citakan. Rasa pesimis dan tidak percaya diri akan kemampuan membuat seseorang lemah, selain itu kekurang percayaan diri karena kurangnya motivasi baik yang tumbuh dari dalam diri maupun dari luar diri, sering kali seseorang menjadi kuat dan percaya diri karena adanya motivasi. Oleh karena itu peran motivasi dalam membagkitkan semangat dan kekuatan dalam diri untuk mampu melakukan sesuatu yang menjadi keinginan harus terus dikembangkan sesuai tujuan dari belajar.

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada dasarnya merupakan bagian dari motivasi secara umum. Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal adanya motivasi belajar yaitu motivasi yang ada dalam dunia pendidikan atau motivasi yang dimiliki peserta didik (siswa). Kata belajar itu sendiri mengandung pengertian sebagai kegiatan yang berproses dan merupakan unsur-unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.13

Sardiman mengemukakan bahwa “motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan.Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan).Berawal dari kata “motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif.14

Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila keinginan untuk mencapai kebutuhan sangat kuat. Selain itu, menurut Dimyati dan Mudjiono motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut dengan “motif” untuk menunjukan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Motif dan motivasi berkaitan erat dengan penghayatan

13

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pres, 2012), Cet-Ke 12, h. 63

14Ibid


(24)

13

suatu kebutuhan. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.15

Motivasi adalah sebagai suatu usaha dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.16

Adapun menurut Wayan Ardhan menjelaskan, bahwa motivasi dapat dipadang sebagai suatu istilah umum yang menunjukkan kepada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau untuk berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan17.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks, karena motivasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan energi dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa motivasi belajar adalah suatu penggerak yang timbul dari kekuatan mental diri peserta didik maupun dari penciptaan kondisi belajar sedemikian rupa untuk mencapai tujuan-tujuan belajar itu sendiri.

b. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Sebagaimana telah diuraikan diatas mengenao pengertian motivasi belajar, bahwa motivasi belajar merupakan dorongan dalama diri seseorang atau dari kondisi yang diciptakan dalam meningkatkan semangat dan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar secara maksimal. Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1) Motivasi Instrinsik

15

Ngalim Purwanto, Op-Cit,h.56

16

Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta:Puspa Swara, 2005), Cet-Ke 5, h. 26

17


(25)

14

Motivasi intrinsik adalah motiv yang mendorong seseorang melakukan kegiatan tertentu.18 Dengan kata lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tetentu tanpa adanya faktor pendorong dari luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri atau dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri siswa. Siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat terlihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Dengan kata lain, motivasi instrinsik dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri19. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar. Motivasi dalam diri merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai pemenuhan segala kebutuhan diri sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa, guru memanfaatkan dorongan keingintahuan siswa yang bersifat alamiah dengan jalan menyajikan materi yang cocok dan bermakna bagi siswa. Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. seseorang mempunyai motivasi instrinsik karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan menambah pengetahuan. Dengan kata lain, motivasi instrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian atau ganjaran.

18

Ibid, h. 28

19Ibid


(26)

15

Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa secara intrinsik, guru dapat menggunakan beberapa strategi dalam pembelajaran agar siswa termotivasi secara instrinsik, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa sehingga tujuan belajar menjadi tujuan siswa atau sama dengan tujuan siswa. b) Memberi kebebasan kepada siswa untuk memperluas kegiatan

dan materi belajar selama masih dalam batas-batas daerah belajar yang pokok.

c) Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi siswa untuk mengembangkan tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di sekolah.

d) Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan siswa. e) Meminta siswa-siswanya untuk menjelaskan dan membacakan

tugas-tugas yang mereka buat, kalau mereka ingin melakukannya. Hal ini perlu dilakukan terutama sekali terhadap tugas yang bukan merupakan tugas pokok yang harus dikerjakan oleh siswa, kalau tugas dikerjakan dengan baik.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik berbeda dari motivasi instrinsik karena dalam motivasi ini keinginan siswa untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Menurut Sardiman motivasi ekstrinsik adalah “motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan atau dorongan

dari luar”20

.

20Ibid


(27)

16

Motivasi Ekstrinsik menurut M.Alisuf Sabri mengatakan, bahwa motivasi ekstrinsik datangnya dari luar individu, yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar.21

Motivasi instrinsik juga diperlukan dalam kegiatan belajar karena tidak semua siswa memiliki motivasi yang kuat dari dalam dirinya untuk belajar. Guru sangat berperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena jika siswa diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang sudah ada dalam diri siswa akan hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam pembelajaran.

Motivasi ekstrinsik juga sangat diperlukan oleh siswa dalam pembelajaran karena adanya kemungkianan perubahan keadaan siswa dan juga faktor lain seperti kurang meneriknya proses belajar mengajar bagi siswa. Motivasi ekstrinsik dan instrinsik harus saling menambah dan memperkuat sehingga individu dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi merupakan dorongan yang banyak dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Motivasi tumbuh pada diri seseorang kaena adanya tiga hal yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan dan (3) tujuan. 22

Motivasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan, karena adanya motivasi melakukan sesutau untuk mencapai tujuan karena adanya kebutuhan, seperti halnya ketika seorang dalam dirinya timbul motivasi melakukan pencurian ini didasari pada kebutuhan yang harus dipenuhinya

21

M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jiwa, 2010), h. 85

22


(28)

17

seperti kebutuhan untuk makan, kebutuhan keluarga yang menuntuntnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kebutuhan untuk memiliki sesuatu dan lain sebagainya.

Faktor-faktor kebutuhan ini yang memotivasi seseorang melakukan sesuatu agar kebutuhannya tercapai. Dalam hal ini Moslow mengungkapkan teori kebutuhan manusia dalam 7 katagori yang terdiri dari fiskologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti dan estetik.23

Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 1) Cita-cita / aspirasi siswa, 2) Kemampuan siswa, 3) Kondisi siswa dan lingkungan, 4) Unsur-unsur dinamis dalam belajar 5) Upaya guru dalam membelajarkan siswa.24

1) Cita-cita/aspirasi, cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan. 2) Kemampuan siswa Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan

memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi.

3) Kondisi siswa dan lingkunganKondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang.

23

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya,(Jakarta: Renika Cipta, 2003), h. 171

24


(29)

18

4) Unsur dinamis dan pengajaranDinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.

5) Upaya guru dalam pengajaran siswa Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan. Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan kegunaan.

3. Hakekat Hasil Belajar

Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan yaitu tujuan pengajaran, pengalaman belajar dan mengajar dan hasil belajar.25 Hakekat hasil belajar, adalah adanya perubahan pada diri seseorang yang melakukan kegiatan atau proses belajar dengan ditunjukannya perubahan-perubahan pada dirinya baik berupak knowlage, (pengetahuan), sikap dan prilaku serta moral. Hakekat hasil belajar adalah dampak pengajaran yang diukur seperti tertuang dalam angka raport, angka dalam ijazah, atau kemampuan meloncat setelah latihan.26

Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengandakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dari pengertian belajar itu sendiri.

Secara teori, banyak teori-teori belajar yang dikembangkan oleh para pakar yang salah satunya teori asosiasi yakni hubungan antara stimulus dan repons. Hubungan itu akan bertambah kuat bila sering diulangi dan respon yang tepat diberi ganjaran berupa makanan atau pujian atau cara lain yang

25

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosda Karya,2009), Cet-Ke 14, h. 2

26Ibid,


(30)

19

memberi rasa puas.27 Defenisis belajar menurut James O. Wittaker, yang

dikutif oleh Abu Ahmad dan Widodo, “Belajar dapat didefinisikan sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diuabah melalui latihan atau pengalaman.28 Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian.29

Dari pengertian diatas, bahwa belajar merupakan proses perubahan yang dilkaukan secara sadar untuk memperoleh hasil belajar berupa adanya perubahan baik perubahan kognitif, afektif dan psikomotorik, perubahan dari tidak tahun menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Dan proses ini membutuhkan waktu. Hasil belajar tidak secara tiba-tiba, tetapi memerlukan usaha dan kerja keras baik dari siswa maupun dari guru selaku orang yang melakukan transformasi ilmu.

a. Pengertian Hasil Belajar

Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil ahir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya30

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Tujuan dari hasil belajar disekolah tentunya sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah, sebgai mana

27

Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 132

28

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 123

29

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Rosda, 2011), Cet-Ke 2, h.9

30


(31)

20

diuangkapkan dalam Undang-Undang Nomor : 20 Tahun 2003 Bab II

Pasal 3 yaitu : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.31

Hasil belajar berorentasi pada tujuan belajar yang tentunya disesuaikan dengan tujuan pemerintah yang tertuang dalam standar isi, dan standar kelulusan, tujuan sekolah dan tujuan guru yang memiliki peran besar dalam mecapai tujuan tersebut.

Indikator tercapainya tujuan belajar apabila telah tercapainya hasil belajar setelah siswa melakukan dan mengalami proses belajar. Hasil belajar ini diperoleh setelah siswa mengikuti serangkan tes, dan ujia materi melalui ulangan harian, ulangan semester maupun ujian nasional.

Untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dibagi atas beberapatingkatan taraf sebagai berikut.

a) Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.

b) Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar bahan pelajaran dapat dikuasai 76%-99%.

c) Baik/minimal, apabila bahan pelajaran hanya dikuasai 60%-75%. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai kurang dari 60%.32

Alat ukur pencapaian hasil belajar, saat ini sangat ditentukan oleh batasan kriteria ketuntasan minimun (KKM), dimana KKM ini dibuat oleh guru yang berangkutan dengan memberikan skor pada tiap tipa indikator yang ada pada kompetensi dasar (KD) dengan mengukur tingkat kesulitan materi, daya dukung atau sarana yang disediakan oleh

31Dede, “Pentingnya Karakteer Positif Pendidikan”

, artikel di akses pada 17 Maret 2013 dari http://dedekusn.com/tag/tujuan-pendidikan-nasional/html.

32


(32)

21

sekolah dalam meunjang proses belaajar mengajar dan daya serap siswa atau kemampuan dasar siswa sebelum menerima materi pembelajaran yang baru.

Sering kali pencapaian hasil belajar ini tidak memenuhi stanadar minimum yang ada pada KKM, sehingga penilaian hasil belajar siswa tidak obyektif sebagaimana kemampuan siswa. Hal ini terjadi karena standar minimum yang dibuat guru tidak mengikuti prosedur yang belaku, guru memberikan batasan minimum nilai dalam KKM hanya berdasarkan perkiraan dan ada juga yang melihat dari sekolah lain sebagai bahan rujukan dan acuan KKM pada sekolah tersebut. Selain itu rasa malu, jika batasan minimum yang dibuat guru lebih kecil dari sekolah lain, padahal situasi dan kondisi tiap sekolah tidak dapat disamakan baik daya dukung maupun daya serap siswanya. Selain itu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi hail belajar.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, bahwa hasil belajar siswa banyak ditentukan dari faktor-faktor pendukung baik faktor internal maupun eksternal sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto dalam

“bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya”33

. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.

Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut:

a. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) 1) Kesehatan

2) Intelegensi

33

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003) Cet. 4, h. 55


(33)

22

3) Minat dan motivasi 4) Cara belajar

b. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) 1) Keluarga

2) Sekolah 3) Masyarakat 4) Lingkungan34

Pada masa perkembangan anak usia remaja, sebagai masa rasa ingin tahu, coba-coba sangat besar. Dan jika hal ini kurang mendapat perhatian, tempat mencurahkan perasaan baik dari guru maupun orang tua, maka besar kemungkinan mereka akan mencari sendiri tempat dan perhatian dari luar lingkungan sekolah dan rumah.

Faktor-fator ini juga yang harusnya menjadi bahan pertimbangan dan penilaian seorang guru, karena tidak semua memiliki dan berada pada kondisi yang baik, baik dalam keluarga, masyarakat dan sekolah juga faktor yang ada pda diri siswa itu sendiri seperti faktor kesehatan, faktor fsikologis minat dan bakat dari siswa itu sendiri. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, guru dapat mengambil tindakan bimbingan kepada siswa agar hasil belajarnya jauh lebih baik dari yang sudah diperoleh.

4. Hakekat Pendidikan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu disiplin ilmu yang masuk kedalam kurikul nasional mulai dati tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) adapun pada bangku kulia pembelajaran IPS merupakan salah satu jurusan yang ada pada Fakultas Keguruan yang tentunya cangkupan keilmuannya jauh lebih luas.

34


(34)

23

Pendidikan IPS adalah seleksi penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedegogis untuk tujuan pendidikan.35

Dalam kurikulum 2006, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungnnya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan36

4) Memiliki Kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk , ditingkat lokal, nasional maupun global.

Ruang lingkup mata pelajaran IPS, dalam kurikulum 2006 meliputi aspek-aspek (1) Manusia, Tempat dan Lingkungan (2) Waktu , Keberlanjutan dan Perubahan (3) sitem Sosial dan Budaya (4) Prilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.37

Pada intinya, IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan pada semua jenjang pendidikan, didalamnya mencangkup seluruh aspek kehidupan sosial manusia dan dengan lingkungannya, kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang serta mempelajari bagaimana manusia memenuhi seluruh kebutuhan hidupnyadan menyelesaikan seluruh permasalahan yang dihadapinya.

a. Pengertian IPS

35

Somantri, Metode pembelajaran Ilmu Sosial , (Jakarta: Media Swara,2001), h. 92.

36

Departemen Pendidikan Nasional , Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, (Jakarta: Media Pustaka Mandiri, 2009), h. 121

37Ibid,


(35)

24

IPS sebagai ilmu pengeahuan diketengahkan pada ahun 1975, mata pelajaran ini berperan mengfungsinalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifa teoritik kedalam dunia kehidupan nyata dimasyarakat. IPS menginegrasikan secara pedegogik dari berbagai ilmu sosial yang diperuntukan unuk pembelajaran tingkat sekolah sehingga melalui pembelajaran IPS ini siswa diharapkan mampu menguasai teori-teori kehidupan dan menjalani kehidupan nyata di masyarakat sebagai mahluk sosial.

Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan di sajikan secara ilmiah dan pisikologis untuk tujuan pendidikan.38 IPS merupakan perpaduan dari pilihan ilmu-ilmu konsep sosial seperi sejarah, geografi, ekonomi, antrofologi, budaya dan sebagainya. Yang diperuntukan sebagai pembelajaran di sekolah . Menurut Afrida, pengertian IPS adalah bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dapat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.39

Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedegogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.40

b. Karakteristik Pendidikan IPS

Sebagaimana yang elah dipaparkan mengenai pendidikan IPS, sebagai ilmu sosial yang dipelajari untuk membekali anak didik untuk dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah sosial dan mampu berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat serta membekalai anak

38

Sapriya, Loc-Cit, h. 11

39Afrida, Tesis “Pengembangan Pembelajaran Konsep Letak, Arah dan Jarak dalam Bidang

Studi IPS di SD”, (Bandung: IKIP Bandung, 2003)

40

Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS, PPP dan FPIPS (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), h. 45


(36)

25

didik dengan kesadaran, sikap mental yang fositif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup di sekelilingnya.

Sebagai ilmu sosial IPS memiliki karakteristik tertentu yang tidak dimiliki oleh disiplin ilmu yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Djahiri Sapriya dkk, mengungkapkan bahwa pembelajaran IPS memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dan fakta atau sebaliknya menelaah fakta dari segi ilmu

2) Penelaaan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komperhensif (meluas) dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehhingga berbagai konsep ilmu secara

terintegrasi terpadau digunakan untuk menelaah satu

masalah/tema/topik

3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis dan rasional

4) Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata dimasyarakat, pengalaman ,

permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada

kehidupan di masa depan baik adri lingkungan fisik/ alam maupun budaya.

5) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang labih (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untukmenelaah permasalahan kejidupan nyata pada masyarakat.

6) IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.

7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata tetapi juga nilai dan keterampilannya.


(37)

26

8) Berusaha memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. 9) Didalam program pembelajaran sanantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri

Luasnya bahasan dan kajian pembelajaran IPS, menjadikan pembelajaran ini disebut juga pembelajaran terpadu atau IPS terpadu karena didalamnya terdapat beberapa disiplin ilmu yaang disatukan kedalam mata pelajaran.

Karakteristik yang didalamnya mengajarkan banyak konsep dan fakta yang rill didalam lingkungan masyarakat sehingga alokasi yang diberikan dalam pembelajaran ini jauh lebih banyak dari pada pembelajaran lainnya.

c. Tujuan Pendidikan IPS

Sebagai mata pelajaran yang diatur dalam kurikulum pendidikan, pembelajaran IPS sebagai ilmu sosial memberikan kesiapan baik mental, keterampilan dan sosial masyarakat agar para siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai41.

41

M. Sholeh, Tujuan Pembelajaran IPS di SD, artikel diakses pada tanggal 9 April 2013, dari


(38)

27

Sebagai ilmu sosial mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial senantiasa menekankan pada pemahaman siswa dalam bersosial, beinteraksi dan berkehidupan sesuai dengan satuan kehidupannya baik tingkat keluarga, rukun tetangga, kelurahan, kecamatan bahkan sampai tingakat nasional yang disebut warga negara.

Sebagai bagian dari sebuah negara yang didalamnya terdapat berbagai etnis, budaya, suku, bahasa dan lain sebagainya. Kemampuan berinteraksi dengan berbagai lapisan masyarakat dan dapat menempatkan diri sebagai warga negara merupakan bagian yang dipelajari dalam mata pelajaran IPS.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan, Di tingkat SD/MI, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

B. Hipotesis Tindakan

Sebelum diajukan hipotesis penelitian, terlebih dahulu dikemukakan secara singkat makna hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian


(39)

28

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.42. Berdasarkan pendapat di atas maka diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian berupa dugaan sementara yang pembuktian kebenarannya harus di uji dilapangan. Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :

Ha :  0 Pemanfaatan media peta dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi.

H0 :  0 Pemanfaatan media peta tidak dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi

42


(40)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini mengambil seting di MI Al-Husna Kota Tangerang - Banten, Tepatnya penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan terhitung dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2013. Adapaun kegiatan penelitian meliputi :

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Penyusunan Proposal Penelitian Februari 2013

2 Penyusunan Instrumen Maret 2013

3 Pelaksanaan Siklus I dan II (Pengumpulan

Data) April 20013

4 Pengolahan dan Analisis Data Penelitian Mei 2013

5 Penyusunan Laporan Penelitian Juni dan Juli 2013

B. Metode Penelitian

Peneliti ini menggunakan metode Diskeriftif (Diskriftive resarch).

Berdasarkan masalah yang di teliti mengenai “Pemanfaatan media peta dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi”. Penulis mengarahkan penelitian ini pada metode penelitian tindakan (action research). Dan lebih


(41)

30

konkrit lagi mengerucut pada penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas menurut Ebbut dan Hopkin adalah “kajian sistemik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut”.1

Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh praktisi pendidikan (khususnya guru, dosen, atau instruktur) dalam proses pembelajaran di kelas. McNiff (sebagaimana dikutip Suyanto: 1997) mengemukakan “bahwa PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.”2

Senada dengan pendapat di atas, Raka Joni, dkk (1998) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.3

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar siswa pada level kelas. Penelitian formal yang selama ini banyak dilakukan, pada umumnya belum menyentuh langsung persoalan nyata yang dihadapi guru di kelas sehingga belum mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas pembelajaran. Selain meningkatkan kualitas pembelajaran, PTK juga berguna bagi guru untuk menguji suatu teori pembelajaran, apakah sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi atau tidak. Melalui PTK guru dapat

1

Direktorat Pendidiakn Agama Islam, Modul Penelitian Tindakan Kelas, (Serang: STIT Serang, 2012), h 2

2

Suyanto.. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Dirjen Dikti, 1997) .h 58

3


(42)

31

memilih dan menerapkan teori atau strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi kelasnya. Hal ini perlu disadari karena setiap proses pembelajaran biasanya dihadapkan pada konteks tertentu yang bersifat khusus.

Secara lebih konkrit dapat dikemukakan bahwa tujuan PTK adalah memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul di dalam kelas. Setelah berhasil mengidentifikasi masalah, guru merancang dan kemudian memberikan perlakuan atau tindakan tertentu, mengamati, mengevaluasi, dan menganalisis hasilnya guna menentukan apakah tindakan yang diberikan tersebut berhasil memperbaiki kondisi kelas yang diajarnya atau tidak. Dari informasi tersebut guru dapat menentukan langkah-langkah yang perlu ditempuh terhadap kelas yang diajarnya, dengan demikian tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai.

C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini subyek yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah siswa/i kelas IV MI Al-Husna Kota Tangerang. Adapaun jumlah subyek penelitian ini adalah 30 orang, dengan rincian laki-laki 14 orang dan perempuan 16 orang.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini peran dan posisi peneliti adalah sebagai guru dan peneliti yang berkolaburasi dengan guru mata pelajaran IPS kelas IV MIS Al-Husna Kota Tangerang

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian ini merrupakan penelitian tindakan kelas, adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tindakan kelas ini menggunakan model yang digunakan oleh Khurt Lewin. Tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas ini menjadi 4 tahapan (satu siklus). Yaitu : (1) perencanaan, (2) aksi atau


(43)

32

tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.4 Keempat langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gamabar 3.1 Siklus PTK

Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini meliputi dua siklus yang terdiri dari perencanaan, aksi, observasi dan refleksi. Berikut langkah kegiatan yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan dalam setiap siklus.

1. Perencanaan, pada tahapan ini meliputi aktifitas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media peta pada pembelajaran IPS dengan pokok bahasan sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

b. Mengembangkan skenario pembelajaran yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Mengembangkan format observasi dan format evaluasi sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang diharapkan.

2. Pelaksanaan

Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dengan melaksanakan tahapan-tahapan pembelajarn yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan mengedepankan pembelajaran aktif dengan bantuan media peta.

3. Pengamatan

4

Sukayati, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008),h. 78


(44)

33

Pada tahapan ini di laksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Adapaun lembar observasi tersebut meliputi situasi kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dan perkembangan kemampuan siswa dalam memahami materi yang disajikan guru.

4. Refleksi

Untuk tahapan refleksi ini penulis melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada skenario pembelajaran.

b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario tes kemampuan pemahaman dan lain-lain.

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila syarat-syarat dibawah ini terpenuhi sebagai berikut :

a. Instrumen yang telah disiapkan pada tiap-tiap siklus dapat dilaksanakan dengan baik.

b. Aktifitas, motivasi dan hasil belajar siswa meningkat

c. Siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi sesuai dengan tujuan dan hasil belajar yang diharapkan.

d. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru baik lisan maupun tulisan sesuai pokok bahasan.

e. Rata-rata hasil belajar siswa dengan materi mengenal peta provinsi memperoleh nilai 70 %

F. Hasil Interpretasi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian tindakan kelas ini adalah setelah siswa mengalami pembelajaran dengan menggunakan media peta pada pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta


(45)

34

provinsi diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Model pembelajaran ini lebih menitik beratkan pada pengalaman dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, dengan demikian siswa menganl dan mengetahu lebih jalas tujuan yang akan capai.

Adapaun hasil belajar yang diharapkan dapat tercapainya indikator-indikator ketercapaian yang tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan tercapainya nilai ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPS sebesar 60.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes kemampuan pada siklus satu dan dua, data observasi pada saat proses belajar berlangsung dan lembar angket. Berikut tabel data dan sumber data yang dilakukan pada penelitian ini.

Tabel 3.2 Data dan Sumber Data

No Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

1 Hasil belajar Siswa Tes tulis

2 Observasi Guru dan siswa Pengamatan

3 Hasil Angket Siswa Multipulchoice

H. Teknik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan beberapa teknik : (a) Tes, (b) Observasi, (c) Angket. Test objektif bentuk essay dan lembar observasi untuk mengetahui nilai kerjasama siswa pada proses pembelajaran. Test objektif ini digunakan setelah siswa mendapatkan materi pelajaran. Selain itu untuk mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media


(46)

35

peta pada pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenenal peta Provinsi melalui lembar angket.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memudahkan pengumpulan data, selanjutnya peneliti membuat instrumen pengumpulan data yang terdiri dari kisi-kisi soal tes dan pedoman observasi sebagai berikut :

a. Kisi-Kisi Soal

Tabel . 3.3

Kisi-kisi Soal Tes Pada Siklus I Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No. Soal

Bentuk Soal 1. Memahami, sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

1.1Membaca Peta Lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana 1.1.1Mengidentifi kasi Peta Provinsi 1.1.2Menjelaskan isi peta provinsi 1.1.3Menyebutkan Kabupaten/ko ta pada peta provinsi 1,2,3 4,5,6 7,8,9, 10 Tes Tulis Bentuk Essay

Tabel . 3.4

Kisi-kisi Soal Tes Pada Siklus II Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator No. Soal

Bentuk Soal 2. Memahami,

sejarah, kenampakan

2.1Membaca Peta Lingkungan setempat

2.1.1Mengidentifi kasi Peta Provinsi

1,2,3,4,5,6,7 Tes Tulis (pilihan


(47)

36 alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana 2.1.2Menjelaskan isi peta provinsi 2.1.3Menyebutkan Kabupaten/ko ta pada peta provinsi

8,9, 10, 11,12, 13, 14

15,16,17,18,19 ,20

b. Pedoman Observasi

Tabel . 3.5 Pedoman Observasi

No Aspek yang Diobservasi

Siklus I dan II Kemunculan

Komentar

Ada Tdk

1 Penjelasan Konsep oleh Guru

2 Pemberian Contoh

3 Pemberian Latihan Soal

4 Penggunaan Alat Peraga

5 Penggunaan Metode

6 Konsep

7 Siswa

c. Kisi-kisi Angket

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket

Komponen Indikator Pertanyaan

Nomor

Manfaat 1,2,3


(48)

37

Media Peta

Menyenangkan 6,7

Memotivasi Belajar Siswa 8,9,10

Guru

Kesesuaian penyampaian materi dengan RPP 11,12,13

Bahasa 14,15,

Penggunaan Media 16,17

Bimbingan 18, 19

Evaluasi 20

J. Tehnik Pemeriksaan Kepercayaan

1. Pengujian validitas instrumen

Validitas Merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh penelitai.5. Untuk melakukan pengujian validitas ini peneliti menggunakan bantuan microsof excel dalam mengelola data tersebut dengan menginput hasil jawaban sementara siswa untu mengetahui kelemahan butir soal . Adapun rumus mencari validitas adalah sebagai berikut:

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi point biserial

MP = Mean skor dari subjek yang menjawab benar

Mt = Skor total seluruh peserta tes

ST = Standar deviasi skor total

p = Proporsi subjek menjawab betul q = 1-p

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

1. Analisis Data

5


(49)

38

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes evaluasi siswa yang diadakan setelah proses pembelajaran dalam dua siklus. Pada siklus pertama tes evaluasi yang diberikan dalam bentuk tes tulis beruapa multichoice (PG) sebanyak 10 soal. Dan pada siklus dua tes diberikan dalam bentuk PG sebanyak 10 soal.

2. Interpretasi Hasil Analisis

Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.

Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan mempengaruhi peserta didik. Adapun interpretasi hasil analisis, peneliti menggunakan hasil dari pengolahan data yang diambil dari hasil tes evaluasi belajar siswa yang dilakukan dalam dua siklusdengan rumus sebagai berikut:

Adapun skala penilaian yang digunakan adalah:

3.4 Tabel Interprestasi Nilai

Skala nilai Arti Nilai

85 – 100 Baik Sekali

80 – 84 Lebih dari baik

70 – 79 Baik

<70 Kurang


(50)

39

Pengembangan dan perencanaan tindakan dibuat dalam bentuk langkah-langkah penelitian yang dilakukan terbagi kedalam bentuk siklus kegiatan mengacu pada model yang digunakan oleh Khurt Lewin, dimana setiap siklus terdiri dari empat kegiatan. Siklus pertama dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection). Empat kegiatan ini berlangsung secara simultan dan urutannya dapat dimodifikasi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (plan)

Pada tahapan perencanaan, aktivitas yang dilakukan peneliti adalah : 1) Peneliti melakukan analisis terhadap standar kompetensi,

kompetensi dasar dan tujuan pembelajar dasar mata pelajaran IPS dalam dokumen KTSP untuk dituangkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan media peta sesuai dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada peningkatan motivasi dan hasil belajar.

3) Membuat lembar kerja siswa, berupa lembar tugas dalam bentuk pengidentifikasian data-data yang terdapat dalam peta provinsi. 4) Membuat instrumen dan tahapan-tahapan siklus penelitian tindakan

kelas (PTK) yang tertuang dalam skenario pembelajaran 5) Menyususn instrumen evaluasi pembelajaran

b. Pelaksanaan (Action)

Pada tahapan ini yang dilakukan peneliti meliputi dari :

1) Menjelaskan pada peserta didik bahwa akan melakukan pembukaan atau memulai pelajaran dengan aktivitas pembuka yang menyenangkan sebelum masuk pada materi inti yang akan diajarkan


(51)

40

2) Membagi siswa menjadi sub-sub kelompok, dengan memberi masing-masing kelompok tugas, untuk mengidentifikasi dan mencari informasi-informasi pada peta sesuai dengan petunjuk guru.

3) Mempresentasikan hasil penemuan dan identifikasi data melalui pengamatan pada media peta, sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4) Tanyakan "apa yang kalian pelajari tentang materi yang akan kita

pelajari dari pertemuan ini. Dengan adanya seperti ini, siswa akan tertarik, termotivasi dan berminat untuk belajar dengan baik dalam pepatah "Bangkitkan minat atau motivasi dengan rasa penasaran yang mendalam, dengan begitu pembelajaran menjadi lebih efektif" 5) Melatih siswa mengenal peta wilyah dengan meminta siswa menunjukan dan menjelaskan wilayah peta provinsi serta keunggulan dari tiap wilayah, baik daratan, lauta, ekonomi sarana dan lain sebagainya.

6) Melatih siswa menunjukan wilayah dengan bantuan peta buat, untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengenal peta wilayah. 7) Menuebutkan simbol dan makna warna pada gambar peta dan

memahami fungsi dari sombol dan warna tersebut. 8) Melakukan observasi

9) Refleksi pada akhir pelajaran c. Observasi

1) Situasi kegiatan belajar mengajar 2) Keaktifan siswa

3) Perkembangan kemampuan siswa dalam menegnal peta provinsi d. Refleksi

Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila syarat-syarat dibawah ini terpenuhi sebagai berikut :

1) Sebgain siswa (75%) mengetahui dan mengenal peta, khususnya peta wilayah provinsi, sesuai dengan penjelasan yang disampaikan guru.


(52)

41

2) Sebagain besar siswa (70%) dapat menunjukan wilayah povinsi dan simbol-simbol yang ada didalam peta melalui pengamatan pada peta dan dapat membaca peta dengan benar sesuai ketentuan yang berlaku dalam pembacaan peta

3) Lebih dari 65% siswa dapat menunjukan wilayah dengan bantuan media peta buta.

4) Rata-rata hasil belajar siswa mencapai 70% 2. Siklus II

Sama seperti pada siklus I, pada siklus II dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi dengan rincian sebagai berikut :

a. Perencanaan

Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Pelaksanaan (action)

Guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi, berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) hasil refleksi pada berdasarkan diskusi dengan teman sejawat atas kekurangan pembelajaran pada siklus I.

c. Observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi, untuk mengetahui tingkat perubahan keaktifan dan motivasi belajar serta keberhasilan pembelajaran dari siklus pertama.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus dua untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran IPS dengan pokok bahasan mengenal peta provinsi kelas IV, MI Al-Husna Kota Tangerang


(53)

42

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Sebagaimana telah di jelaskan pada bahasan bab tiga, bahwa data yang digunakan oleh penulis terdiri dari: (1) Data angket atau kuisioner yang berupa serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut telah di tentukan dalam bentuk skla dan skala yang di gunakan adalah skla likert, sehingga jawaban dari responden dapat diarahkan kepada rumusan masalah dan menjadi jawaban atas masalah tersebut. (2) Data Observasi teman sejawat. Data ini diambil dari hasil pengamatan teman sejawat selama proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan skor pada lembar observasi untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari proses pembelajaran, yang selanjutnya dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. (3) Data hasil belajar Siswa, data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa diakhir proses pembelajaran pada siklus satu dan dua dengan pencapaian nilai ketuntasan minimum (KKM) 65.

Deskripsi data merupakan pengolahan data untuk mengetahui gambaran data yang akan dijadikan obyek penilaian dan perhitungan untuk mengetahui ketercapaian penelitian. Objek yang menjadi penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV MI Al-Husna Perikuk Kota Tangerang yang berjumlah 20 siswa, laki-laki 13 dan perempuan 7. Adapaun nama-nama siswa yang menjadi objek penelitian tertera pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Nama-nama siswa kelas IV MI Al-Husna Periuk Kota Tangerang

Mo Nama Responden L/P


(54)

43

2 ABDUL ROHIM L

3 AGUS ABDUL KARIM L

4 AMILATUN NASIBAH P

5 ATIKAH SURI P

6 BAHRUDIN L

7 DEDE PUSPITA SARI L

8 FAHRUROZI L

9 FAJAR ADHANA L

10 GUSTIANTO PRATAMA L

11 HAMIDAL JANATA P

12 HERU HERMAWAN L

13 IDHAM FIL SUBRATA L

14 LULU ZAKIYATUN NUFUS P

15 M. DARMAWAN L

16 MUAYANATUSSALAMAH P

17 IMAM MAULANA L

18 M. ISHAK MUNTAHA L

19 SALSA BILA P

20 SULIS TIARA P

B. Analisis Data 1. Siklus I

Sebagaimana uraian pada deskripsi data, bahwa data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data angket, data observasi dan data hasil belajar siswa. Adapun data Angket yang disebarkan kepada 20 siswa MI Al-Husna Periuk dengan jumlah item sebanyak 10 item dalam bentuk chosice (pilihan ganda) dengan empat pilihan jawaban yang terdiri dari sangat Setuju, Setuju Kurang Setuju dan Tidak Setuju, dan selanjutnya Pilihan jawaban


(55)

44

didalam kuesioner akan didistrubusikan dalam table-tabel skor nilai, dengan ketentuan :

a. Jawaban sangat setuju Skor Nilai = 4

b. Jawaban setuju Skor Nilai = 3

c. Jawaban Kurang Setuju Skor Nilai = 2

d. Jawaban Tidak Setujua Skor Nilai = 1

Berikut hasil angket siswa kelas IV, pemanfaatan media peta untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ips, yang disajikan dalam bentuk tabel 4,1.

Tabel 4.1 Hasil Angket Siswa

No. Resp

Item Total

Skor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 3 4 2 3 4 4 3 2 3 31

2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 30

3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28

4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 34

5 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 32

6 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 29

7 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 30

8 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 30

9 2 3 3 4 4 4 3 2 4 3 32

10 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 26

11 3 4 2 4 3 2 4 3 3 3 31

12 3 2 2 3 3 2 4 3 2 3 27


(56)

45 ) ( ) ( tan Re K s Jumlahkela R gan n 6 10

14 3 2 2 3 3 4 4 2 2 3 28

15 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 27

16 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 24

17 3 3 4 3 3 4 2 4 3 2 31

18 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 32

19 3 2 3 3 2 4 4 2 3 4 30

20 3 3 2 4 3 3 2 4 4 4 32

Untuk selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Menyusun hasil angket

24 25 26 27 27

28 28 29 30 30

30 30 31 31 31

32 32 32 32 34

2) Menghitung jarak rentangan (R)

R = Data tertinggi – data terrendah R = 24 – 34 = 10

3) Banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 log 2

K = 1 + 3,3 1,301

K = 1 + 4,293 = 5,293 = 6

4) Panjang kelas interval


(57)

46

5) Batas kelas interval ( 24 + 2 ) = 26 – 1 = 25 ( 26 + 2 ) = 28 – 1 = 27 ( 28 + 2 ) = 30 – 1 = 29 ( 30 + 2 ) = 32 – 1 = 31 ( 32 + 2 ) = 34 – 1 = 33 ( 38 + 3 ) = 41 – 1 = 40 6) Tabel distribusi frekwensi

Nilai Rincian Frekwensi Frekwensi

Komulatif

24 – 25 II 2 2

26 – 27 III 3 5

28 – 29 III 3 8

30 – 31 IIIII II 7 15

32 – 33 IIII 4 19

34 – 35 I 1 20

7) Nilai interval yang mengandung unsur median dengan rumus

½ n = ½ x 20 = 10. Jadi median diperkirakan terletak dikelas interval ke-4

8) Batas bawah kelas median (Bo)

Bo = ½ ( 29 + 30 ) = 29,5

9) Panjang kelas median (P) 30 – 31 = 2 10)Jumlah frekwensi kelas median (f) = 7


(58)

47 f jf n 2 / 1 7 4 20 . 2 / 1 

11)Jumlah semua frekwensi kumulatif dibawah kelas median Jf = 4

12)Nilai median

Me = Bb +P = 29,5 + 2 = 27.28

13)Menentukan nilai rerata

Nilai Frekwensi Batas Kelas (X) (X – X )

X

24 – 25 2 25,5 -2

26 – 27 3 27,5 0

28 – 29 3 29,5 3

30 – 31 7 31,5 5

32 – 33 4 33,5 7

34 – 35 1 34,5 8

F = 20 X = 182

14)Rerata X x = ∑x = 182 = 9,10 n 20

Dari data yang diperoleh bahwa nilai hasil angket siswa dalam mengukur motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media peta. Memperoleh nilai rerata sebesar 9,10. Hal ini menandakan bahwa siswa sangat termotivasi dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media peta.

a. Data Hasil Observasi Pada Siklus I

Data observasi adalah dari hasil pengamatan dari teman sejawat, selama proses pembelajaran berlangsung, data ini digunakan untuk mengukur kelemahan dan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Pengaruh strategi spiritual teaching terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI (Al-Islam) SMP Muhammadiyah Parakan Tangerang Selatan

17 95 104

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,

1 5 117

Penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V A MI “Al-Husna” Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

2 15 127

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246

Peningkatan motivasi belajar ips siswa melalui penerapan metode mind map pada kelas IV MI Nurul Falah Parungpanjang

0 2 205

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS MATERI KONSEP PETA MELALUI ALAT PERAGA PETA DAN GLOBE Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Materi Konsep Peta Melalui Alat Peraga Peta Dan Globe Pada Siswa Kelas IV Semester 2 SDN Pangkalan Margoyoso Pati Tahun

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPRATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS MENGENAI PETA PROVINSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 4 86

PENGGUNAAN PENDEKATAN SPIRAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS IV : Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Membaca Peta Lingkungan Setempat Kabupaten/Kota Provinsi di SDN Anjatan 1 Kecamatan Anjatan Kabupaten Indram

0 0 32