Stimulus yang Mempengaruhi Sel Sel Saraf

Stimulus yang Mempengaruhi Sel-Sel Saraf dan Sistem dalam
Tubuh
Bernadet Yulyanti, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No. 06,
Tanjung Duren, Jakarta Barat 11510, E-mail : bernadeth.2014fk170@civitas.ukrida.ac.id

Abstract
Key Word: Cell, Cell Communication, Homeostasis.

Abstrak
Saat suatu kondisi terjadi pada tubuh mahluk hidup, mahluk hidup

tersebut

akan langsung

bereaksi. Reaksi tersebut dapat terjadi secara refleks atau penuh perhitungan. Maka, saat tubuh
merasakan adanya suatu tekanan / rangsangan, sekumpulan sel-sel akan mengambil tindakan.
Khususnya sel saraf yang memegang kendali reaksi terhadap rangsangan. Sel-sel saraf dalam tubuh
akan melakukan komunikasi antar sel. Komunikasi antar sel ini akan sampai pada pusat pengendali.
Pusat pengendali yang terpasang sistem homeostasis akan melakukan sesuatu yang bertujuan untuk
menjaga tubuh tetap berada dalam kondisi ideal. Tubuh akan memberikan respon terhadap

rangsangan tersebut, sesuai dengan sistem dari pusat pengendali, agar kondisi tubuh kembali
normal.
Kata Kunci: Sel, Komunikasi Sel, Homeostasis.

Pendahuluan
Sel merupakan unit satuan terkecil fungsional dari tubuh mahluk hidup. 1 Dimana satu sel terlihat
sangat kecil dan sepele. Padahal tanpa adanya sel, tubuh manusia dan mahluk hidup lainnya tidak
mungkin ada. Sel yang kecil bergabung membentuk kumpulan sel yang disebut jaringan, kemudian
jaringan terkumpul membentuk organ, organ yang terkumpul membentuk sistem organ dan
seterusnya sampai terbentuklah mahluk hidup dengan tubuhnya yang kompleks. Tetapi, ternyata sel
ini begitu banyak sampai harus diklasifikasikan kegunaan dan fungsinya. Ada yang namanya sel
darah merah, ada sel darah putih, ada sel saraf, dan masih banyak sel lainya. Semua sel-sel ini
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tapi yang akan dibahas mengenai karya tulis ini hanya
mengenai sel saraf, komunikasi sel, dan pengaturan tubuh homeostasis.
Dimana sel-sel saraf dapat dikatakan sangat berbeda dengan sel lainnya dikarenakan bentuknya
yang memiliki fungsi mendetil. Sel-sel saraf ini pula yang akan menentukan reaksi atau respon dari

rangsangan yang diterima oleh mahluk hidup. Inilah mengapa sel saraf merupakan salah satu sel
yang paling penting diantara yang lainnya. Di dalam kumpulan sel saraf ini terbentuk pula
komunikasi sel yang memungkinkan terjadinya komunikasi atau penyampaian signal kepada sel,

satu sama lain. Dari komunikasi dan reaksi sel-sel saraf akan terbentuk sistem pada tubuh mahluk
hidup. Banyak jenis sistem yang dapat terbentuk, tetapi dimakalah ini akan dibahas mengenai
homeostasis dimana tubuh selalu berusaha berada pada kondisi keseimbangan yang ideal (sehat).
Ketika homeostasis terganggu (misalnya sebagai respon terhadap stressor), tubuh mencoba untuk
mengembalikannya dengan menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari mulai pelepasan
hormon-hormon sampai reaksi fisik yang diusahakan untuk memperbaiki keadaan tubuh yang ada.
Homeostasis pun masih dibagi ke beberapa proses-proses tertentu.

Mind Map

SEL

PROSES

HOMEOSTAS
IS

KOMUNIKASI
SEL


Rangsang
an
Parekrin

Endokrin

Reseptor

Simpatik

Lengkung
Refleks
Jalur Umum

Respon
(Motorik)

Sel Unit Terkecil Pembangun Kehidupan
Berbagai sumber memiliki definisi tersendiri tentang sel. Tetapi, pada dasarnya semua
menyampaikan bahwa sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil penyusun Mahluk Hidup.1

Jika disederhanakan, sel merupakan satuan terkecil penyusun mahluk hidup. Tubuh manusia,
hewan, dan tumbuhan terdiri dari beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta sel. Tanpa sel mahluk hidup
tidak akan disebut hidup, karena tidak mungkin hidup tanpa sel. Sel merupakan cikal bakal

kehidupan. Sel yang ukurannya kecil memiliki alih besar dalam mengendalikan kehidupan mahluk
hidup.
Sejak jaman dahulu kala, para peneliti dan ilmuan telah berusaha menemukan rahasia dibalik
kehidupan, yaitu sel. Banyak teori yang tercipta berdasarkan hasil penelitian, observasi dan
hipotesis dari para penemu teori sel. Teori dasar dari sel ini mengacu kepada gagasan bahwa, sel
adalah unit dasar dari struktur di setiap makhluk hidup. Pada pertengahan abad ke-17
pengembangan tentang teori mengenai sel ini dimajukan dengan adanya penemuan mikroskop. Para
peneliti sel sangat terbantu dengan adanya alat yang disebut mikroskop. Salah satu teori dasar
biologi mengatakan bahwa sel-sel baru yang terbentuk dari sel-sel lain yang sudah ada, dan bahwa
sel adalah unit dasar struktur, fungsi dan organisasi di semua organisme hidup.2
Tetapi jika diurutkan berdasarkan waktu penemuan, maka:3
Pada tahun 1665 Robert Hooke mengemukakan bahwa dia telah menemukan komposisi dari sel
gabus dan memperkenalkan kata sel untuk ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1676 Anton van Leeuwenhoek menyatakan binatang yang sangat kecil telah ditemukan
(berkaitan dengan sel)
Pada tahun 1683 Anton van Leeuwenhoek menyatakan bahwa bakteri ditemukan di sampel air liur

dari mulutnya.
Pada tahun 1838 Matthias Schleiden menemukan tanaman terdiri dari sel-sel
Pada tahun 1839 Theodor Schwann menemukan bahwa hewan yang terdiri dari sel-sel.
Pada tahun 1855 Rudolph Virchow menyatakan bahwa semua makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup lainnya.
Sampai sekarang sel masih terus dipelajari. Dan teori-teori tersebut terus digunakan sebagai bahan
kajian untuk penemuan selanjutnya. Diantara semua teori-teori tersebut, teori yang paling terkenal
adalah gabungan antara teori Matthias Schleiden dan Theodor Schwann.
Sel dibagi menjadi dua subdivisi:
1. Prokariotik.
Prokariotik tidak memiliki membran sel. Sel prokariotik yang relatif kecil yang dikelilingi oleh
membran plasma, dengan dinding sel khas yang mungkin berbeda dalam komposisi tergantung
pada organisme tertentu inti (meskipun mereka memiliki DNA melingkar atau linier) dan
membran dan lainnya.4 Prokariotik terikat dengan organel (meskipun mereka mengandung
ribosom). Protoplasma dari prokariotik mengandung daerah kromosom yang muncul sebagai
deposito berserat bawah mikroskop, dan sitoplasma.4 Bakteri dan Archaea adalah dua domain
prokariota.

2. Eukariotik.
Sel eukariotik juga dikelilingi oleh membran plasma, namun di sisi lain, mereka memiliki inti

yang berbeda terikat oleh membran nuklir atau amplop. Sel eukariotik juga mengandung
membran-terikat organel, seperti (mitokondria, kloroplas, lisosom, kasar dan halus retikulum
endoplasma, vakuola).4 Selain itu, mereka memiliki lanjutan kromosom yang menyimpan materi
genetik yang diselenggarakan.

Proses Kerja Sel Saraf
Saat menerima rangsangan, sel-sel saraf langsung bekerja dengan cepat. Jalur-jalur khusus pada sel
memang telah diciptakan sedemikian rupa sehingga, ketika reseptor merasakan adanya rangsangan,
rangsangan ini langsung diteruskan ke pusat kendali, entah itu otak atau sum-sum tulang belakang
bergantung pada rangsangan yang diterima.
Sel saraf sendiri memiliki pengertian sel yang mengantarkan impuls (rangsangan) dari reseptor
(panca indera) ke otak dan sebaliknya. Sel saraf juga bertanggung jawab atas gerak refleks. Sel-sel
saraf disebut neuron. Neuron-neuron tersebut membentuk suatu sistem saraf pada manusia. Sel saraf
berbeda dengan sel-sel pada umumnya. Mengapa berbeda? Hal ini disebabkan oleh kerjanya yang
khusus, mengakibatkan sel saraf juga memiliki anggota badan yang khusus untuk menghatarkan
rangsangan ataupun untuk menanggapi rangsangan tersebut.
Neuron memiliki bagian bagian sebagai berikut :5
a.Dendrit
Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma yang berupa serabut bercabang pendek yang keluar dari dari
badan sel. Jadi dendrit berfungsi untuk menghantarkan inplus ke badan sel.

b.Badan Sel
Badan sel terdiri atas nukleus dan sitoplasma. Didalam sitoplasma terdapat organel seperti
mitokondria, badan golgi, lisosom, dan badan niesel. Badan niesel ini berfungsi untuk menerima
dan meneruskan inplus dari dendrit ke neurit (akson).
c. Akson (neurit) merupakan serabut sel saraf yang panjang dan berfungsi menghantarkan inplus
dan badan sel ke sel saraf lain atau menuju jaringan yang lainnya. Sebagian besar akson dibungkus
selubung lemak yang disebut selubung mielin. Mielin terdiri atas sekumpulan sel schwann.
Selubung mielin tersebut bersegmen segmen sehingga sebagian akson ada yang tidak terlindungi
oleh selubung mielin. Bagian akson yang tidak diselubungi oleh selubung mielin disebut nodus
ranvier. Bagian ini bereran penting dalam menggandakan implus saraf. Implus saraf merupakan
aliran rangsang berupa pulsa elektrik. Rangsangan tersebut diterima oleh reseptor. Perjalanan

implus saraf berlangsung di sepanjang neuron. Artinya, implus saraf menjalar dari akson suatu
neuron ke dendrit neuron lainnya.5
Sel saraf inilah yang menyebabkan adanya gerak biasa dan gerak refleks.
1) Gerak Biasa
Gerak biasa merupakan gerak yang disadari, contohnya melangkahkan kaki menuju suatu
tempat, berlari, dan menyapu. Hantaran impuls pada gerak biasa dimulai dari reseptor sebagai
penerima rangsang. Impuls tersebut kemudian dihantarkan menuju neuron sensorik untuk
kemudian diolah di otak. Respons dari otak kemudian oleh saraf motorik dihantarkan ke efektor

sehingga terjadilah gerakan. Urutan perjalanan impuls pada gerak biasa secara skematis sebagai
berikut.
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor
2) Gerak Refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada gerak refleks mirip
seperti pada gerak biasa. Bedanya, impuls pada gerak refleks tidak melalui pengolahan oleh
pusat saraf. Neuron di otak hanya berperan sebagai konektor saja.
Ada dua macam neuron konektor, yaitu neuron konektor di otak dan di sumsum tulang
belakang. Contoh gerak refleks yang melalui neuron konektor otak, yaitu pupil mata mengecil
saat terkena cahaya yang terang. Contoh gerak refleks melalui neuron konektor sumsum tulang
belakang, yaitu kaki terangkat saat lutut dipukul. Urutan perjalanan impuls pada gerak refleks
secara skematis sebagai berikut.
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → konektor (otak/sumsum tulang belakang) → neuron
motorik → efektor

Rangsangan
Rangsangan adalah impuls atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian
dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:

a. Perubahan dari dingin menjadi panas.
b. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.
c. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d. Suatu benda yang menarik perhatian.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya
gerakan atau perubahan pada efektor.

Reseptor
Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai
reseptor adalah organ indera.
Eksteroseptor adalah salah satu bagian dari reseptor. Eksteroseptor memberi informasi kejadiankejadian pada permukaan tubuh hewan. Eksteroseptor adalah suatu alat penerima rangsang dari
luar, misalnya saat digigit nyamuk atau dihinggapi serangga. Indra kulit dapat mengetahui langsung
tempat nyamuk itu menggigit dan serangga hinggap. Dengan secara refleks tubuh akan melakukan
respon terhadap bekas gigitan tadi misalnya menggaruk bekasnya.
Indra peraba dan tekanan diketahui sebagai indera dirasakan oleh ujung-ujung saraf pada
folikelfolikel rambut yaitu ujung-ujung saraf Merkel’s dan Paccini. Ujung saraf Paccini yang
berbentuk ovale adalah reseptor tekanan.
Ujung saraf Merkel, Paccini dan Meisner disebut juga mekanoreseptor karena bisa menyampaikan
rangsang yang disebabkan oleh rangsangan mekanis. Ujung-ujung saraf Ruffini berguna sebagai

reseptor panas. Dengan ujung saraf ini kita bisa mengetahui perubahan temperatur pada permukaan
kulit terutama panas. Reseptor yang demikian disebut juga termoseptor. Reseptor untuk merasakan
sakit ini merupakan ujung-ujung saraf yang tersebar diseluruh tubuh.

Respon
Sel saraf sensorik menghantarkan impuls persepsi ancaman, atau stres, darilingkungan ke
hipotalamus diotak. Neurosecretory sel dalam hipotalamus mengirimkan sinyal kekelenjar pituitari
dan

memancing

sel

disana

untuk

melepaskan

zat


kimia

ke

dalam

aliran darah.

Bersamaan dengan itu, hipotalamus mengirimkan sinyal saraf ke sum-sum tulang belakang. Zat
kimia sama, yakni kelenjar adrenal. Berdekatan dengan organ ginjal, kelenjar adrenal menerima
sinyal saraf dan kimiayang diprakarsai oleh sel-sel di hipotalamus. Sinyal saraf mengaktifkan
pelepasan epinefrinke dalam aliran darah.Ketika zat kimia yang dihantarkan tiba melalui aliran
darah, dialihkan ke reseptor dan memulai urutan penyampaian sinyal sel yang menghasilkan
kortisol. Kortisol dilepaskan kedalam aliran darah dan memulai penyampaian sinyal/impuls pada
beberapa jenis sel, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar gula darah, dan
penekanan pada sistem kekebalan tubuh.6
Molekul sinyal dari beberapa sel syaraf asal bekerja untuk memberikan doronganenergik. Ketika
epinefrin

mengikat

reseptor

pada

sel-sel

hati,

dan

memicu

kaskade

sinyalyang

menghasilkan glukosa dari molekul gula yang lebih besar.6 Beredarnya kortisolmenjadikan asam
lemak bebas diubah menjadi energi. Molekul-molekul sinyal ini secaracepat diekskresikan ke dalam
aliran darah, menyediakan dorongan ketersedian energi untuktenaga dasar diseluruh otot pada
tubuh.
Epinefrin merupakan sinyal molekul sel penting yang dilepaskan dalam responancaman atau
bahaya. Juga dikenal sebagai adrenalin, epinefrin adalah zat kimia pengirimsinyal yang efisien
terhadap jenis sel di seluruh tubuh dengan banyak efek. Pada paru-paru,epinefrin mengikat reseptor
pada sel-sel otot

polos yang

melilit bronchioles. Hal

ini

menyebabkan

otot-otot

relaksasi,

melebarkan bronkiolus dan memungkinkan lebih banyak oksigen ke dalam darah. Pada nodus sinoatrial

jantung,

epinefrin

merangsang

sel-sel

jantung

untuk

berdetak

lebih

cepat.

Hal ini menyebabkan meninggitnya tingkat di manasinyal kimia lain, dan glukosa dan oksigen
diedarkan lebih cepat ke sel-sel yangmembutuhkannya. Epinefrin juga terikat pada sel-sel otot jenis
tertentu di bawah permukaankulit, menyebabkan timbulnya butir-butir keringat dan pergerakan
rambut pada permukaan kulit.7
Respon ancaman atau bahaya adalah reaksi sistemik rumit. Hal ini berlangsungseketika terhadap
perubahan fisiologis yang terlibat.Bahkan, persepsi awal ancaman atau bahaya juga diterima oleh
daerah dalam batang otak yang dimulai lagi pada sumbu komunikasi yang melibatkan pelepasan
norepinefrin messenger. Seperti kortisol dan epinefrin, norepinefrin dihantarkan ke seluruh tubuh,
memicukaskade sinyal di sejumlah tipe sel.Terlepas dari jenis sinyal, atau tempat asal sinyal,
molekul sel sinyal yang terlibatdalam respon ancaman atau bahaya bekerja secara bersama.
Sehingga efek keseluruhan yangditimbulkan adalah peningkatan sirkulasi dan energi terhadap
sistem

tubuh

tertentu

danterjadinya

pergeseran

dari

yang

kurang

penting

ke modus

peningkatan. Dengan cara ini,respons ancaman atau bahaya mempersiapkan tubuh untuk tindakan
ekstrim.6
Dalam merespon sebuah rangsangan sel motorik merupakan kunci utama untuk menyampaikan
respon tersebut. Sel motorik merupakan bagian dari sistem saraf. Fungsi sel saraf motor adalah
mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh
terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek
berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.7

Komunikasi Sel
Komunikasi sel adalah saat sel yang satu memberikan signal pada sel yang lain dan sel yang lain
tersebut menerima signal yang diberikan dan kemudian ada respon yang dihasilkan. Tiga tahapan

penting dalam komunikasi sel ini. Yang pertama adalah saat sel pengirim melepas signal, yang
kedua adalah sel target menerima signal, dan yang terakhir adalah saat sel target merespons signal
yang diberikan.8
1. Perjalanan Signal Menuju Sel
Sel berkomunikasi dengan cara mengirimkan dan menerima sinyal. Sinyal dapat berasal dari
lingkungan, atau bisa saja berasal dari sel-sel lain. Dalam rangka memicu respon, sinyal-sinyal ini
harus dikirimkan melintasi membran sel. Kadang-kadang sinyal itu sendiri dapat menyeberangi
membran. Dilain waktu sinyal bekerja dengan berinteraksi dengan protein reseptor yang
menghubungkan baik di luar ataupun di dalam sel. Dalam hal ini, hanya sel-sel yang memiliki
reseptor yang benar pada permukaan yang akan merespon sinyal.
2. Signal yang Melewati Protein ke Protein Selanjutnya
Setelah masuk ke sel, sinyal terus berjalan. Tujuan akhirnya tergantung pada sifat dari sinyal,
beberapa sinyal pergi ke inti atau struktur lain di dalam sel. Sinyal adalah yang paling sering
bergerak melalui sel, dengan melewati protein ke protein, masing-masing protein akan
memodifikasi bentuk signal dalam beberapa cara. Secara kolektif, protein yang menyampaikan
sinyal ke tujuannya membuat jalur sinyal sendiri. Jalur sinyal memiliki sedikit atau banyak cara
untuk masuk. Beberapa jalur cabang sinyal berada di arah yang berbeda, mengirimkan sinyal ke
lebih dari satu tempat di dalam sel. Sebagai sinyal ditransfer dari protein ke protein, juga dapat
diperkuat. Dengan membagi dan memperkuat sinyal, sel dapat mengkonversi sinyal kecil menjadi
respon yang besar.
3. Protein Seluler Langsung Merespon
Setelah sinyal mencapai sasaran molekulnya (biasanya protein), ia bekerja untuk mengubah
perilaku sel. Tergantung pada molekul sinyal yang terlibat, sel dapat merespon dalam berbagai cara.
4. Sel Mengintegrasikan Beberapa Sinyal
Setiap sel menerima kombinasi kompleks sinyal yang sekaligus memicu banyak jalur sinyal yang
berbeda. Setiap langkah dalam jalur sinyal memberikan kesempatan untuk cross-talk antara sinyal
yang berbeda. Melalui cross-talk, sel mengintegrasikan informasi dari berbagai jalur sinyal yang
berbeda untuk memulai respons yang tepat.
macam-macam interaksi antar sel : 5
1. Komunikasi kontak langsung
Sel dapat berkomunikasi dengan cara kontak langsung. Dalam hal ini, pensinyalan menggunakan
bahan yang larut dalam sitosol sehingga dapat dengan bebas melewati sel yang berdekatan.
Disamping itu sel hewan mungkin berkomunikasi melalui kontak langsung diantara molekulmolekul pada permukaannya.

2. Pensinyalan parakrin
parakrin merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel peng-sekresi , berdifusi ke dalam
cairan ekstraseluler dan merangsang sel target.
3. Pensinyalan sinaptik
Pensinyalan sinaptik terjadi pada sel saraf yang spesifik. Sel saraf menghasilkan sinyal kimia yang
berupa neurotransmiter berdifusi ke sel target (sel saraf) melalui ruangan sempit (sinapsis) untuk
meneruskan rangsangan
4. Pensinyalan endokrin/ hormonal
Sinyal hormonal merupakan bagian dari pengisyaratan sel. Pengisyaratan sel adalah system
komunikasi kompleks pada tingkat seluler yang mengatur seluruh aktifitas dan koordinasi antar sel.
Sedangkan sinyal hormonal itu sendiri memiliki definisi yaitu senyawa kimia yang dilepaskan oleh
sel ataupun kelenjar disalah satu bagian tubuh yang mengirimkan pesan untuk mempengaruhi selsel lain dari organisme itu sendiri.

Homeostasis
Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem tubuh
bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan dari tubuh.
Semua organisme hidup berusaha untuk homeostasis. Ketika homeostasis terganggu (misalnya
sebagai respon terhadap stressor), tubuh mencoba untuk mengembalikannya dengan menyesuaikan
satu atau lebih proses fisiologis dari mulai pelepasan hormon-hormon sampai reaksi fisik seperti
berkeringat atau terengah-engah. Sebagai contoh sederhana dari homeostasis, tubuh manusia
menggunakan beberapa proses untuk mengatur suhu agar tetap dalam rentang yang optimal untuk
kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu tubuh mencerminkan ketidakmampuan untuk
mempertahankan homeostasis, dan masalah terkait.9
keadaan internal yang konstan (berda dalam batas toleransi) yang dipertahankan karena proses
biokimia dalam tubuh berlangsung secara efiisien pada kisaran suhu dan pH teretentu yang spesifik,
jika kemampuan ini gagal maka makhluk hidup itu akan sakit atau bahkan mati.10
Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh sistem endokrin dan saraf
otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara, yaitu : 10
1.Self Regulation

Sistem ini terjadi secara otomatis pada tubuh orang yang sehat. Contohnya : proses pengaturan
fungsi organ tubuh dilakukan oleh tubuh secara sistematis dan terprogram tanpa harus menunggu
untuk diperintahkan terlebih dahulu.
2.Kompensasi (Jalur Khusus)
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang terjadi didalamnya. Misalnya
apabila secara tiba – tiba lingkungan menjadi dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami
konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan (misalnya
menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran pupil untuk
meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat
untuk mengontrol kenaikan suhu tubuh.

3.Umpan Balik Negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam keadaan abnormal, tubuh secara
otomatis akan melakukan mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang
terjadi.( Upaya untuk menghentikan keadaan yang abnormal, yang terjadi di dalam tubuh.)
4.Umpan Balik Positif (Mengoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis)
Respon untuk peristiwa meningkatkan kemungkinan peristiwa untuk melanjutkan.
Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut jantung
untuk membawa darah dan oksigen yang cukup (berlangsung selama dibutuhkan) ke sel tubuh
sehingga tubuh bisa kembali normal.

Tahapan-tahapan Homeostasis
Homeostasis terdiri dari 3 tahap:10
1. Homeostasis primer.
Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi homeostasis primer.
Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh darah dan trombosit. Luka akan
menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan sumbat trombosit.
Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika homeostasis primer
belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan berlanjut menuju homeostasis sekunder.
2. Homeostasis Sekunder.

Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat
trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang
melibatkan trombosit dan faktor koagulasi.
Homeostasis sekunder ini mencakup pembentukan jaring-jaring fibrin. Homeostasis sekunder ini
bersifat delayed dan long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka
proses berlanjut ke homeostasis tersier.
3. Homeostasis Tersier.
Homeostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar aktivitas koagulasi tidak berlebihan.
Homeostasis tersier melibatkan sistem fibrinolisis.

Lengkung Refleks Bagian dari Homeostasis
Peristiwa reflex terbentuk melalui mekanisme jalur tertentu. Jalur reflex tersebut jika dibuat dalam
gambar bagan urutan peristiwa yang terjadi di reseptor, saraf eferen, medulla spinalis sebagai saraf
pusat, saraf eferen dan fektor akan terlihat sebagai jalur yang melengkung. Dengan demikian jalur
yang dilalui proses reflex sering disebut dengan lengkung reflex (Reflex Arc).
Proses kejadian lengkung reflex adalah ketika rangsangan dideteksi oleh reseptor sensoris .
Lalu sinyal diteruskan melalui neuron sensorik, menuju sistem saraf pusat . Pada gerak refleks,
impuls saraf diintegrasi (Diproses) pada sumsum tulang belakang (Bukan di otak), melalui neuronneuron konektor (Interneuron). Setelah diproses, sinyal diteruskan melalui neuron motorik . Dan
dari neuron motorik, sinyal berakhir di efektor, untuk menghasilkan respons.
Berdasarkan daerah kerjanya dapat dibedakan menjadi refleks somatis dan visceral. Refleks
somatis jika mengenai anggota badan dan kulit. Refleks visceral jika mengenai organ-organ tubuh
bagian dalam (viscera). Refleks somatis kebanyakan merupakan lengkung refleks monosinaptik
yang berfungsi untuk menghindar dari keadaan bahaya (emergensi), misalnya terkena api, benda
tajam dsb. Sedangkan refleks visceral biasanya merupakan lengkung refleks polisinaptik. Refleks
menghindar memiliki reseptor dan efektor pada tempat yang sama misalnya serabut otot (muscle
spindle).

Kesimpulan
Saat Ani melihat bayangan orang memasuki rumahnya, Ani merasa ketakutan. Ketakutan
merupakan stimulus/rangsangan untuk tubuh Ani. Sehingga sel-sel saraf dalam tubuh Ani segera
menyampaikan informasi ini ke pusat kendali, melalui komunikasi sel. Dalam kondisi ini pusat
pengendalinya adalah Sum-sum tulang belakang karena secara relfeks reaksi Ani adalah tertegun

dan pucat. Homeostasis tubuh Ani akan membuat Ani mengambil tindakan sehingga kondisi tubuh
Ani akan kembali normal.

Daftar Pustaka
1. Pengertian sel diunduh dari:
http://www.biologi-sel.com/2012/12/pengertian-sel.html, Biologi dan Sel Molekuler,2 Januari 2015
2. Teori sel diunduh dari:
http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Cell_theory.html, 2 Januari 2015
3. Teori Penemu Sel diunduh dari:
http://www.cpschools.com/schools/osm/theory.htm, Cell Theory, 2 Januari 2015
4. Wolfe, Stephen L. Biology of the cell. Wadsworth Pub.USA ;1972. h. 11,13.
5. Neil A, Champbell, Jane B, Reence, Lawrence G, Mitchell. Biologi. Ed 5. Erlangga. Jakarta ;
2002. h . 201,209,211,212.
6. Pengertian dan Jalur Respon: http://Learn.Genetics.Utah.Edu/Content/Begin/Cells/Fight_Flight/.
2 Januari 2015.
7. Jalur respon :
http://www.academia.edu/5809583/Sel_dan_Respon. 2 Januari 2015.
8. Komunikasi Sel diunduh dari:
http://learn.genetics.utah.edu/content/cells/insidestory/ . 2 Januari 2015.
9. Arti Kata Homeostasis:
http://kamuskesehatan.com/arti/homeostasis/, 2 Januari 2015.
10. Pengertian dari Homeostasis diunduh dari :
http://www.sridianti.com/apakah-fungsi-utama-homeostasis.html, 2 Januari 2015.