PERKEMBANGAN dan PERMASALAHAN KURIKULUM docx
PERKEMBANGAN dan PERMASALAHAN KURIKULUM PAI di
INDONESIA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu : Heny Kusmawati, M.S.I
Disusun oleh :
1. Hesti Ristiyani Cahya Ningrum ( 114172 )
2. Eva khoirunnisa
( 114168)
3. Putri Ayu M
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI ( STAIP )
JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
TAHUN 2016
PERKEMBANGAN dan PERMASALAHAN KURIKULUM PAI di
INDONESIA
1
A. Pendahuluan
Pendidikan di indonesia dari sejarahnya mengalami beberapa kali
perbaikan kurikulum mulai pada zaman penjajahan belanda, zaman penjajahan
jepang, pasca kemerdekaan, kurikulum pada masa orde lama, kurikulum pada
masa orde baru, dan kurikulum pada masa reformasi hingga kurikulum
sekarang ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum mengalami perkembangan
yang siknifikan. Dengan keadaan yang semakin berkembang, dan teknologi
yang semakin canggih, maka kurikulum disusun sesuai dengan perkembangan
zaman. Dari perkembangan maka kurikulum mengalami perubahan dengan
bertahap untuk menyesuaikan dengan keadaan dan perubahan agar menjadi
lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kurikulum PAI di Indonesia?
2. Bagaimana permasalahan kurikulum PAI di Indonesia?
C. Pembahasan
1. Perkembangan kurikulum PAI di Indonesia
2
Secara historis, pendidikan Islam masih banyak diselenggarakan oleh
institusi masjid maupun pesantren.1 Berikut ini gambaran dari kurikulum
di Indonesia, dimana kurikulum beberapa kali mengalami perubahan yang
berbeda dari ciri masing-masing sebagai berikut:
a. Kurikulum PAI pada masa prakemerdekaan
Pendidikan pada masa prakemerdekaan masih di pengaruhi oleh
kolonialisme. Hasilnya bangsa ini di didik untuk mengabdi kepada
penjajah, karena pada masa penjajahan semua bentuk pendidikan di
pusatkan untuk membantu dan mendukung kepentingan penjajah.
Bangsa eropa juga mempunyai misi penyebaran ajaran agama. Karena
itu pada abad 16 dan 17 mereka mendirikan lembaga pendidikan dalam
upaya penyebaran agama Kristen di nusantara.2
b. Kurikulum PAI pada masa orde lama
Kurikulum pendidikan nasional telah beberapa kali mengalami
perubahan. Kurikulum pada era orde lama di bagi menjadi 2
kurikulum, di antaranya:
1). Kurikulum 1947
Kurikulum ini dalam prakteknya baru di lakasanakan pada tahun
1950. Oleh karena itu, banyak kalangan menyebutkan bahwa
perkembangan kurikulum di Indonesia secara formal di mulai tahun
1950. Keberadaan pendidikan agam islam telah diatur
pelakasanaannya dalam SKB dua menteri (Menteri PP & K dan
Menteri Agama). Kurikulum ini masih kental dengan corak sistem
1 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), 6.
2 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI di sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), 16.
3
pendidikan belanda ataupun jepang. Hal ini mungkin terjadi karena
negara ini baru merdeka. Sehingga, proses pendidikan lebih
ditekankan untuk mewujudkan manusia yang cinta negara, sehingga
menjadi manusia yang mempunyai kesadaran berbangsa dan
bernegara.
2). Kurikulum 1952-1964
Pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum ini sebagaimana
diatur dalam UUPPP (Undang-Undang Pokok Pendidikan dan
Pengajaran) nomor 4 tahun 1950. Selanjutnya muncul SKB (dua
menteri) tahun 1951 yang menegaskan bahwa pendidikan agama
wajib diselenggarakan di sekolah-sekolah, minimal 2 jam dalam
satu minggu. DEPAG juga mengupayakan terbentuknya kurikulum
agama di sekolah maupun di pesantren. Pendidikan agama
mendapatkan 25% keseluruhan mata pelajaran yang di ajarkan
dalam satu minggu.3
c. Kurikulum PAI pada masa orde baru
Peralihan dari era orde lama ke era orde baru pada akhirnya turut
berdampak pada pendidikan nasional, buktinya kurikulum yang
berlaku di era orde lama juga turut berganti. Di bawah ini, adalah
model kurikulum yang berlangsung selama era orde baru, antara lain:
1) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari kurikulum 1964.
Sejak kemerdekaan, kurikulum ini menjadi model kurikulum
3 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 23.
4
terintegrasi. Pelaksanaan pendidikan agama kebijakannya kurang
lebih sama dengan kurikulum 1964.
2). Kurikulum 1975
Dalam kurikulum ini, orientasi pendidikan adalah untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar. Di era inilah
dikenal istilah satuan pelajaran yang merupakan rencana
pengajaran pada setiap bahasan. Adanya SKB 3 menteri (Menteri
Agama, Menteri dalam Negeri dan Menteri P&K) serta disusunnya
kurikulum madrasah 1975, pendidikan agama mendapatkan porsi
30% sementara pendidikan umum mendapatkan porsi 70%.
Sehingga ijazah madrasah setingkat dengan ijazah dari sekolah
umum, dan murid madrasah yang ingin pindah ke sekolah
umumpun diperbolehkan. 4
3). Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 adalah penyempurna kurikulum 1975. Peran siswa
dalam kurikulum ini adalah mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator,
sehingga bentuk kegatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam
kurikulum ini. Pendidikan agam dikuatkan melalui SKB 2 Menteri
4 Abdul Kodir, Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga
Reformasi di Indonesia,(Bandung: Pustaka Setia, 2015), 213.
5
yang mempertegas lulusan madrasah juga bisa melanjutkan
pendidikannya ke sekolah umum.
4). Kurikulum 1994 dan Suplemen 1999
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulumkurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Yang
patut dicatat dalam periode ini adalah, terbitnya UU SISDIKNAS
No.2 tahun 1989 yang menegaskan bahwa madrasah adalah
lembaga pendidikan yang berciri khas islami, artinya muatan
kurikulum, struktur dan konsepnya senafas dengan nilai-nilai
islami. Dengan UU SISDIKNAS ini, pendidikan agama islam
akhirnya berjalan dengan sistem pendidikan nasional.
d. Kurikulum PAI pada masa reformasi
Era reformasi yang mengedepankan keterbukaan, dan transparasi,
nyatanya telah berpengaruh pada dunia pendidikan nasional.
Kurikulum di era reformasi telah mengalami beberapa perubahan, di
antaranya:
1). Kurikulum KBK
Kurikulum KBK ini memiliki visi untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berdaya saing, maju, sejahtera dalam wadah NKRI.
Dalam kurikulum ini proses belajar tidak hanya berlangsung di
liingkungan sekolah, tetapi di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pemerintah kemudian menetapkan UU No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Dengan ditetapkan kurikulum 2004
6
ini, maka berimplikasi langsung dengan pelaksanaan pendidikan
agama islam, akhirnya madrasah menjadikan kompetensi sebagai
basisnya.5
2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006
Kurikulum ini memiliki kebijakan bahwa pemerintah pusat menetapkan
standar dan kompetensi dasar sedangkan sekolah dituntut untuk
mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya
sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Penyelenggaraan
pendidikan agama islam di madrasah/sekolah, dijabarkan dalam
kurikulum agama yang dikeluarkan oleh KEMENAG, dan tepat
pada bulan Mei 2008 menteri agama mendatangani PERMENAG
No. 2 tahun 2008, menyangkut standard kompetensi lulusan dan
standard isi PAI.
3). Kurikulum 2013
Kurikulum ini memiliki kebijakan untuk mewujudkan pendidikan
berkarakter, menciptakan pendidikan berwawasan lokal, dan
menciptakan pendidikna yang ceria dan dan bersahabat.
Kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik berat K 13 adalah bertujuan agar peserta didik atau
siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya (wawancara), bernalar, dan
5 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), 22-25.
7
mengkomukasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau
diketahui setelah menerima materi pembelajaran.
2. Permasalahan kurikulum PAI di Indonesia
Permasalahan kurikulum PAI yang pernah terjadi di Indonesia
sebagai berikut:
a. Kurikulum 1947
Kurikulum ini tidak mengajarkan tentang pendidikan umum maupun
pendidikan islam hanya saja kurikulum ini mengedepankan manusia
yang cinta negara dan mempunyai kesadaran berbangsa.
b. Kurikulum 1952-1964
Kurikulum ini banyak mendapat tantangan dari kaum pendidik,
karena mereka memandang lebih tepat menggunakan sistem
pendidikan pancasila. Oleh karena itu, kurikulum ini tidak dapat di
gunakan lagi.
c. Kurikulum 1975
Kurikulum ini banyak di kritik karena guru sibuk menulis rincian apa
yang akan di capai dari setiap kegiatan pembelajaran.6
d. Kurikulum 1984
Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas, lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar dan guru tidak lagi mengajar dengan
metode ceramah, sehingga penolakan CBSA bermunculan.
e. Kurikulum 1994 dan suplemen 1999
Kritik tentang kurikulum ini bertebaran, lantaran beban belajar siswa
di nilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga muatan lokal.
6 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Dasar Mengajar, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo
8
Dengan kehadiran suplemen kurikulum 1999, membuat perubahan
yaitu menambah sejumlah materi. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam 1 tahun menjadi 3 tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran yang cukup banyak.
f. Kurikulum KBK
Dalam kurikulum ini membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga
pendidik, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap
di setiap sekolah karena kurikulum ini diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan berbasis kompetensi. 7
g. Kurikulum KTSP
Kurangnya keterampilan guru melaksanakan pembelajaran yang
mendidik terkait erat dengan kebiasaan yang sudah lama melekat
dalam sistem sentralisasi pendidikan yaitu pembelajaran yang
menekankan pada pencapaian target materi dan ranah kognitif
(menghafal). Padahal sesungguhnya pembelajaran PAI menuntut porsi
yang lebih besar pada aspek afektif.
D. Kesimpulan
1. Perkembangan kurikulum PAI di Indonesia
Secara historis, pendidikan Islam masih banyak diselenggarakan oleh
institusi masjid maupun pesantren. Berikut ini gambaran dari kurikulum di
7 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta,
RajaGrafindo Persada, 2014), 31.
9
Indonesia, dimana kurikulum beberapa kali mengalami perubahan yang
berbeda dari ciri masing-masing sebagai berikut:
a. Kurikulum PAI pada masa prakemerdekaan
b. Kurikulum PAI pada masa orde lama
1). Kurikulum 1947
2). Kurikulum 1952-1964
c. Kurikulum PAI pada masa orde baru
1). Kurikulum 1968
2). Kurikulum 1975
3). Kurikulum 1984
4). Kurikulum 1994 dan Suplemen 1999
d. Kurikulum PAI pada masa reformasi
1). Kurikulum KBK
2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006
3). Kurikulum 2013
2. Permasalahan kurikulum PAI di Indonesia
Permasalahan kurikulum PAI yang pernah terjadi di Indonesia
sebagai berikut:
a. Kurikulum 1947
Kurikulum ini tidak mengajarkan tentang pendidikan umum maupun
pendidikan islam hanya saja kurikulum ini mengedepankan manusia
yang cinta negara dan mempunyai kesadaran berbangsa.
b. Kurikulum 1952-1964
10
Kurikulum ini banyak mendapat tantangan dari kaum pendidik,
karena mereka memandang lebih tepat menggunakan sistem
pendidikan pancasila. Oleh karena itu, kurikulum ini tidak dapat di
gunakan lagi.
c. Kurikulum 1975
Kurikulum ini banyak di kritik karena guru sibuk menulis rincian apa
yang akan di capai dari setiap kegiatan pembelajaran.
d. Kurikulum 1984
Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas, lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar dan guru tidak lagi mengajar dengan
metode ceramah, sehingga penolakan CBSA bermunculan.
e. Kurikulum 1994 dan suplemen 1999
Kritik tentang kurikulum ini bertebaran, lantaran beban belajar siswa
di nilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga muatan lokal.
Dengan kehadiran suplemen kurikulum 1999, membuat perubahan
yaitu menambah sejumlah materi. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam 1 tahun menjadi 3 tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran yang cukup banyak.
f. Kurikulum KBK
Dalam kurikulum ini membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga
pendidik, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap
11
di setiap sekolah karena kurikulum ini diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan berbasis kompetensi.
g. Kurikulum KTSP
Kurangnya keterampilan guru melaksanakan pembelajaran yang
mendidik terkait erat dengan kebiasaan yang sudah lama melekat
dalam sistem sentralisasi pendidikan yaitu pembelajaran yang
menekankan pada pencapaian target materi dan ranah kognitif
(menghafal). Padahal sesungguhnya pembelajaran PAI menuntut porsi
yang lebih besar pada aspek afektif.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014.
Kodir, Abdul, Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga Reformasi
di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2015.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo offset, 2011.
12
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
13
INDONESIA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu : Heny Kusmawati, M.S.I
Disusun oleh :
1. Hesti Ristiyani Cahya Ningrum ( 114172 )
2. Eva khoirunnisa
( 114168)
3. Putri Ayu M
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI ( STAIP )
JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
TAHUN 2016
PERKEMBANGAN dan PERMASALAHAN KURIKULUM PAI di
INDONESIA
1
A. Pendahuluan
Pendidikan di indonesia dari sejarahnya mengalami beberapa kali
perbaikan kurikulum mulai pada zaman penjajahan belanda, zaman penjajahan
jepang, pasca kemerdekaan, kurikulum pada masa orde lama, kurikulum pada
masa orde baru, dan kurikulum pada masa reformasi hingga kurikulum
sekarang ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, kurikulum mengalami perkembangan
yang siknifikan. Dengan keadaan yang semakin berkembang, dan teknologi
yang semakin canggih, maka kurikulum disusun sesuai dengan perkembangan
zaman. Dari perkembangan maka kurikulum mengalami perubahan dengan
bertahap untuk menyesuaikan dengan keadaan dan perubahan agar menjadi
lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kurikulum PAI di Indonesia?
2. Bagaimana permasalahan kurikulum PAI di Indonesia?
C. Pembahasan
1. Perkembangan kurikulum PAI di Indonesia
2
Secara historis, pendidikan Islam masih banyak diselenggarakan oleh
institusi masjid maupun pesantren.1 Berikut ini gambaran dari kurikulum
di Indonesia, dimana kurikulum beberapa kali mengalami perubahan yang
berbeda dari ciri masing-masing sebagai berikut:
a. Kurikulum PAI pada masa prakemerdekaan
Pendidikan pada masa prakemerdekaan masih di pengaruhi oleh
kolonialisme. Hasilnya bangsa ini di didik untuk mengabdi kepada
penjajah, karena pada masa penjajahan semua bentuk pendidikan di
pusatkan untuk membantu dan mendukung kepentingan penjajah.
Bangsa eropa juga mempunyai misi penyebaran ajaran agama. Karena
itu pada abad 16 dan 17 mereka mendirikan lembaga pendidikan dalam
upaya penyebaran agama Kristen di nusantara.2
b. Kurikulum PAI pada masa orde lama
Kurikulum pendidikan nasional telah beberapa kali mengalami
perubahan. Kurikulum pada era orde lama di bagi menjadi 2
kurikulum, di antaranya:
1). Kurikulum 1947
Kurikulum ini dalam prakteknya baru di lakasanakan pada tahun
1950. Oleh karena itu, banyak kalangan menyebutkan bahwa
perkembangan kurikulum di Indonesia secara formal di mulai tahun
1950. Keberadaan pendidikan agam islam telah diatur
pelakasanaannya dalam SKB dua menteri (Menteri PP & K dan
Menteri Agama). Kurikulum ini masih kental dengan corak sistem
1 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), 6.
2 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum PAI di sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi,(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), 16.
3
pendidikan belanda ataupun jepang. Hal ini mungkin terjadi karena
negara ini baru merdeka. Sehingga, proses pendidikan lebih
ditekankan untuk mewujudkan manusia yang cinta negara, sehingga
menjadi manusia yang mempunyai kesadaran berbangsa dan
bernegara.
2). Kurikulum 1952-1964
Pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum ini sebagaimana
diatur dalam UUPPP (Undang-Undang Pokok Pendidikan dan
Pengajaran) nomor 4 tahun 1950. Selanjutnya muncul SKB (dua
menteri) tahun 1951 yang menegaskan bahwa pendidikan agama
wajib diselenggarakan di sekolah-sekolah, minimal 2 jam dalam
satu minggu. DEPAG juga mengupayakan terbentuknya kurikulum
agama di sekolah maupun di pesantren. Pendidikan agama
mendapatkan 25% keseluruhan mata pelajaran yang di ajarkan
dalam satu minggu.3
c. Kurikulum PAI pada masa orde baru
Peralihan dari era orde lama ke era orde baru pada akhirnya turut
berdampak pada pendidikan nasional, buktinya kurikulum yang
berlaku di era orde lama juga turut berganti. Di bawah ini, adalah
model kurikulum yang berlangsung selama era orde baru, antara lain:
1) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 adalah penyempurnaan dari kurikulum 1964.
Sejak kemerdekaan, kurikulum ini menjadi model kurikulum
3 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 23.
4
terintegrasi. Pelaksanaan pendidikan agama kebijakannya kurang
lebih sama dengan kurikulum 1964.
2). Kurikulum 1975
Dalam kurikulum ini, orientasi pendidikan adalah untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar. Di era inilah
dikenal istilah satuan pelajaran yang merupakan rencana
pengajaran pada setiap bahasan. Adanya SKB 3 menteri (Menteri
Agama, Menteri dalam Negeri dan Menteri P&K) serta disusunnya
kurikulum madrasah 1975, pendidikan agama mendapatkan porsi
30% sementara pendidikan umum mendapatkan porsi 70%.
Sehingga ijazah madrasah setingkat dengan ijazah dari sekolah
umum, dan murid madrasah yang ingin pindah ke sekolah
umumpun diperbolehkan. 4
3). Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 adalah penyempurna kurikulum 1975. Peran siswa
dalam kurikulum ini adalah mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator,
sehingga bentuk kegatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam
kurikulum ini. Pendidikan agam dikuatkan melalui SKB 2 Menteri
4 Abdul Kodir, Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga
Reformasi di Indonesia,(Bandung: Pustaka Setia, 2015), 213.
5
yang mempertegas lulusan madrasah juga bisa melanjutkan
pendidikannya ke sekolah umum.
4). Kurikulum 1994 dan Suplemen 1999
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulumkurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Yang
patut dicatat dalam periode ini adalah, terbitnya UU SISDIKNAS
No.2 tahun 1989 yang menegaskan bahwa madrasah adalah
lembaga pendidikan yang berciri khas islami, artinya muatan
kurikulum, struktur dan konsepnya senafas dengan nilai-nilai
islami. Dengan UU SISDIKNAS ini, pendidikan agama islam
akhirnya berjalan dengan sistem pendidikan nasional.
d. Kurikulum PAI pada masa reformasi
Era reformasi yang mengedepankan keterbukaan, dan transparasi,
nyatanya telah berpengaruh pada dunia pendidikan nasional.
Kurikulum di era reformasi telah mengalami beberapa perubahan, di
antaranya:
1). Kurikulum KBK
Kurikulum KBK ini memiliki visi untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berdaya saing, maju, sejahtera dalam wadah NKRI.
Dalam kurikulum ini proses belajar tidak hanya berlangsung di
liingkungan sekolah, tetapi di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Pemerintah kemudian menetapkan UU No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional. Dengan ditetapkan kurikulum 2004
6
ini, maka berimplikasi langsung dengan pelaksanaan pendidikan
agama islam, akhirnya madrasah menjadikan kompetensi sebagai
basisnya.5
2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006
Kurikulum ini memiliki kebijakan bahwa pemerintah pusat menetapkan
standar dan kompetensi dasar sedangkan sekolah dituntut untuk
mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya
sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya. Penyelenggaraan
pendidikan agama islam di madrasah/sekolah, dijabarkan dalam
kurikulum agama yang dikeluarkan oleh KEMENAG, dan tepat
pada bulan Mei 2008 menteri agama mendatangani PERMENAG
No. 2 tahun 2008, menyangkut standard kompetensi lulusan dan
standard isi PAI.
3). Kurikulum 2013
Kurikulum ini memiliki kebijakan untuk mewujudkan pendidikan
berkarakter, menciptakan pendidikan berwawasan lokal, dan
menciptakan pendidikna yang ceria dan dan bersahabat.
Kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik berat K 13 adalah bertujuan agar peserta didik atau
siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya (wawancara), bernalar, dan
5 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), 22-25.
7
mengkomukasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau
diketahui setelah menerima materi pembelajaran.
2. Permasalahan kurikulum PAI di Indonesia
Permasalahan kurikulum PAI yang pernah terjadi di Indonesia
sebagai berikut:
a. Kurikulum 1947
Kurikulum ini tidak mengajarkan tentang pendidikan umum maupun
pendidikan islam hanya saja kurikulum ini mengedepankan manusia
yang cinta negara dan mempunyai kesadaran berbangsa.
b. Kurikulum 1952-1964
Kurikulum ini banyak mendapat tantangan dari kaum pendidik,
karena mereka memandang lebih tepat menggunakan sistem
pendidikan pancasila. Oleh karena itu, kurikulum ini tidak dapat di
gunakan lagi.
c. Kurikulum 1975
Kurikulum ini banyak di kritik karena guru sibuk menulis rincian apa
yang akan di capai dari setiap kegiatan pembelajaran.6
d. Kurikulum 1984
Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas, lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar dan guru tidak lagi mengajar dengan
metode ceramah, sehingga penolakan CBSA bermunculan.
e. Kurikulum 1994 dan suplemen 1999
Kritik tentang kurikulum ini bertebaran, lantaran beban belajar siswa
di nilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga muatan lokal.
6 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Dasar Mengajar, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo
8
Dengan kehadiran suplemen kurikulum 1999, membuat perubahan
yaitu menambah sejumlah materi. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam 1 tahun menjadi 3 tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran yang cukup banyak.
f. Kurikulum KBK
Dalam kurikulum ini membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga
pendidik, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap
di setiap sekolah karena kurikulum ini diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan berbasis kompetensi. 7
g. Kurikulum KTSP
Kurangnya keterampilan guru melaksanakan pembelajaran yang
mendidik terkait erat dengan kebiasaan yang sudah lama melekat
dalam sistem sentralisasi pendidikan yaitu pembelajaran yang
menekankan pada pencapaian target materi dan ranah kognitif
(menghafal). Padahal sesungguhnya pembelajaran PAI menuntut porsi
yang lebih besar pada aspek afektif.
D. Kesimpulan
1. Perkembangan kurikulum PAI di Indonesia
Secara historis, pendidikan Islam masih banyak diselenggarakan oleh
institusi masjid maupun pesantren. Berikut ini gambaran dari kurikulum di
7 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta,
RajaGrafindo Persada, 2014), 31.
9
Indonesia, dimana kurikulum beberapa kali mengalami perubahan yang
berbeda dari ciri masing-masing sebagai berikut:
a. Kurikulum PAI pada masa prakemerdekaan
b. Kurikulum PAI pada masa orde lama
1). Kurikulum 1947
2). Kurikulum 1952-1964
c. Kurikulum PAI pada masa orde baru
1). Kurikulum 1968
2). Kurikulum 1975
3). Kurikulum 1984
4). Kurikulum 1994 dan Suplemen 1999
d. Kurikulum PAI pada masa reformasi
1). Kurikulum KBK
2). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006
3). Kurikulum 2013
2. Permasalahan kurikulum PAI di Indonesia
Permasalahan kurikulum PAI yang pernah terjadi di Indonesia
sebagai berikut:
a. Kurikulum 1947
Kurikulum ini tidak mengajarkan tentang pendidikan umum maupun
pendidikan islam hanya saja kurikulum ini mengedepankan manusia
yang cinta negara dan mempunyai kesadaran berbangsa.
b. Kurikulum 1952-1964
10
Kurikulum ini banyak mendapat tantangan dari kaum pendidik,
karena mereka memandang lebih tepat menggunakan sistem
pendidikan pancasila. Oleh karena itu, kurikulum ini tidak dapat di
gunakan lagi.
c. Kurikulum 1975
Kurikulum ini banyak di kritik karena guru sibuk menulis rincian apa
yang akan di capai dari setiap kegiatan pembelajaran.
d. Kurikulum 1984
Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas, lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar dan guru tidak lagi mengajar dengan
metode ceramah, sehingga penolakan CBSA bermunculan.
e. Kurikulum 1994 dan suplemen 1999
Kritik tentang kurikulum ini bertebaran, lantaran beban belajar siswa
di nilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga muatan lokal.
Dengan kehadiran suplemen kurikulum 1999, membuat perubahan
yaitu menambah sejumlah materi. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran yaitu dengan mengubah dari sistem
semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam 1 tahun menjadi 3 tahap diharapkan dapat
memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran yang cukup banyak.
f. Kurikulum KBK
Dalam kurikulum ini membutuhkan banyak biaya, waktu, tenaga
pendidik, kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap
11
di setiap sekolah karena kurikulum ini diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan berbasis kompetensi.
g. Kurikulum KTSP
Kurangnya keterampilan guru melaksanakan pembelajaran yang
mendidik terkait erat dengan kebiasaan yang sudah lama melekat
dalam sistem sentralisasi pendidikan yaitu pembelajaran yang
menekankan pada pencapaian target materi dan ranah kognitif
(menghafal). Padahal sesungguhnya pembelajaran PAI menuntut porsi
yang lebih besar pada aspek afektif.
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014.
Kodir, Abdul, Sejarah Pendidikan Islam dari Masa Rasulullah hingga Reformasi
di Indonesia, Bandung: Pustaka Setia, 2015.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo offset, 2011.
12
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005.
13