HUBUNGAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN FISIK. docx
HUBUNGAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN FISIK RUMAH
DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
Borneo Yuda Pratama1, Lia Yulia Budiarti2, Dhian Ririn Lestari3
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan Kesehatan Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Karakteristik lingkungan fisik rumah merupakan faktor resiko TB
paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor karakteristik lingkungan
rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di kecamatan Guntung Payung. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kasus kontrol. Variabel yang diteliti adalah suhu, kelembaban, ventilasi ,
pencahayaan , kepadatan hunian rumah, jenis lantai rumah, jenis dinding rumah. Hasil analisis
statistik menggunakan uji chi square menunjukkan kejadian TB mempunyai hubungan yang
bermakna dengan suhu (p = 0,004), luas ventilasi (p = 0,005), dan pencahayaan (p = 0,012).
Kejadian TB tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kelembaban (p = 0,573),
kepadatan hunian (p = 0,095), jenis lantai (p = 0,129), dan jenis dinding (p = 197).
Kata kunci : Tuberkulosis, suhu, kelembaban, luas ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian,
jenis lantai, jenis dinding.
1
RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL CHARACTERISTICS OF HOME
ENVIRONMENT AND PULMONARY TB IN THE REGION OF PUBLIC HEALTH
CENTER GUNTUNG PAYUNG
Borneo Yuda Pratama1, Lia Yulia Budiarti2, Dhian Ririn Lestari3
1
Student of Nursing Science Program of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
2
Departement of Microbiology of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
3
Departement of Mental Health Nursing of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) was an infectious disease caused by TB bacteria (Mycobacterium tuberculosis).
Characteristics of the physical environment is a risk factor for pulmonary TB. Study aimed to determine
the relationship of these environmental characteristics factors with the incidence of pulmonary
tuberculosis in public health center Guntung Payung. Methode of research was a descriptive correlational
case-control design. Variables studied were temperature, humidity, ventilation, lighting, home dwelling
density, types of floors, and the type of wall. Statistic result was analyzed by using chi square test showed
significant relationship between the incidence of TB with temperature (p = 0.004), extensive ventilation (p
= 0.005), and lighting (p = 0.012). There was no significant relationship between the incidence of TB with
humidity (p = 0.573), residential density (p = 0.095), floor type (p = 0.129), and the type of wall (p =
0.197).
Keyword: Tuberculosis, temperature, humidity, ventilation, lighting, home dwelling density, types of
floors, and type of wall.
PENDAHULUAN
rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit
Hal tersebut berakibat pada kehilangan
menular langsung yang disebabkan oleh
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
20-30% (1).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat mengenai organ tubuh lain.
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk di
dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis. Diperkirakan 95 % kejadian
kasus TB dan 98 % kematian akibat TB di
dunia tejadi di negara-negara berkembang.
Demikian juga, kematian wanita akibat TB
lebih banyak dari pada kematian akibat
kehamilan, persalinan, dan nifas (1).
Sebanyak
75%
pasien
TB
Di Kalimantan Selatan angka kejadian
TB paru ditemukan pasien positif TB paru
pada tahun 2006 sebanyak 3,203 % kasus,
dan angka kesembuhan penderita TB paru
sebanyak 47, 30 % dari kasus (4). Pada studi
pendahuluan
yang
telah
dilakukan
didapatkan data Kota Madya Banjarbaru
pada
tahun
2010
menunjukkan
angka
penemuan BTA+ sebanyak 70 %, dengan
angka konversi sebanyak 80 %, dan angka
adalah
kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun), dan diperkirakan
seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan
kesembuhan kejadian TB paru sebanyak 85
%. Jadi dari total jumlah penduduk kota
Banjarbaru yang berjumlah 179.093 jiwa
diperkirakan suspek sebanyak 3.761 jiwa
2
dan yang teridentifikasi BTA+ sebanyak 639
penemuan kasus TB paru di wilayah kerja
jiwa (4).
Puskesmas Guntung Payung setiap tahunnya
Untuk
setiap
kecamatan,
angka
penemuan kejadian TB paru bervariasi. Di
kelurahan Landasan Ulin angka penemuan
kejadian TB
sebanyak
paru
81,8
paling
%.
besar
Sedangkan
yaitu
untuk
kecamatan Cempaka 66,7 %, 55,6 % di
kecamatan Banjarbaru Utara, 54,5 % di
kecamatan
Sungai
Besar,
44,5
%
Lianganggang,
kecamatan
Banjarbaru,
dan
29,5
%
di
20
%
di
diperoleh
dari
sebanyak 27 kasus, pada tahun 2010
sebanyak 30 kasus dan pada tahun 2011
angka kejadian TB paru sebanyak 50 kasus
(5).
Studi penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Siti Fatimah pada tahun
2008 menunjukkan hasil yang signifikan dan
menemukan empat faktor resiko yang paling
berpengaruh
tuberkulosis
Faktor resiko seseorang dapat terinfeksi
yang
kejadian TB paru adalah pada tahun 2009
besar
kecamatan Sungai Ulin (4).
Data
Puskesmas Guntung Payung terkait angka
di
kecamatan Guntung Payung, 30,9 % di
kecamatan
meningkat.
terhadap
paru
yaitu
kejadian
pencahayaan,
kelembaban, ventilasi, dan status gizi (6).
TB paru terbagi menjadi dua yaitu faktor
Berdasarkan uraian di atas maka
dari dalam individu tersebut seperti : daya
peneliti
tahan tubuh yang rendah, nutrisi yang tidak
Hubungan Karakteristik Lingkungan Fisik
adekuat, dan infeksi HIV/AIDS. Sedangkan
Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah
faktor
Kerja Puskesmas Guntung Payung.
lain
yang
dapat
menimbulkan
melakukan
penelitian
tentang
kejadian TB paru adalah faktor lingkungan
rumah seperti : kepadatan, lantai rumah,
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
ventilasi, pencahayaan, kelembaban, jenis
dalam
lantai dan jenis dinding (1).
penelitian
korelational
Penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas
Guntung
dengan
adalah
deskriptif
pendekatan
kasus
kontrol (case control). Populasi penelitian
studi
ini adalah semua penduduk dan rumah di
pendahuluan yang telah dilakukan oleh
kecamatan Guntung Payung. Pengambilan
peneliti,
sampel dari subyek kasus dilakukan dengan
didapatkan
Payung,
ini
beberapa
kondisi
bangunan perumahan yang terlihat tidak
cara
memenuhi
penetapan sampel dengan cara memilih
syarat
rumah
sehat. Angka
Purposive
Sampling
yaitu
teknik
3
sampel di antara populasi sesuai dengan
Karakteristik rumah berdasarkan suhu
yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
ruangan pada penelitian ini dapat diihat pada
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
tabel 5.1.
dapat mewakili karakteristik populasi yang
Tabel
5.1 Karakteristik
Berdasarkan Suhu Ruangan
telah di kenal sebelumnya (25). Sampel
dibagi
menjadi
kelompok
kasus
30
Kelompo
k
Memenu
hi syarat
Kasus (n
= 30)
Kontrol
(n = 30)
26,7% (8)
responden dan 30 kontrol.
Instrumen
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah lembar observasi,
63,3%
(19)
Rumah
Tidak
memenu
hi syarat
73,3%
(22)
36,7%
(11)
termometer ruangan, luxmeter (pengukur
cahaya), higrometer (pengukur kelembaban),
meteran (pengukur luas lantai).
menunjukan
Peneliti melakukan pengambilan data
pada bulan Juni-Juli 2012. Setelah data
didapatkan, kemudian peneliti melakukan
editing (memeriksa kebenaran data), coding
(pemberian
kode
angka),
entri
data
(memasukan data), dan analisis data. Peneliti
melakukan
mengetahui
analisis
bivariat
hubungan
untuk
karakteristik
lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB
paru. Analisis dilakukan dengan uji ChiSquare test dengan α = 0,05 dan dilihat besar
Odd Ratio untuk mengetahui besar resiko.
ini
dilaksanakan
tabel
kelompok
5.1
diatas
kasus
yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 26,7 % dan
kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat
yaitu sebesar 73,3%. Sedangkan kelompok
kontrol yang memenuhi syarat yaitu sebesar
63,3 % dan kelompok kontrol yang tidak
memenuhi syarat yaitu sebesar 36,7%.
2.
Karakteristik
rumah
berdasarkan
kelembaban ruangan
Karakteristik
rumah
berdasarkan
kelembaban ruangan pada penelitian ini
dapat diihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Karakteristik
Berdasarkan Kelembaban Ruangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
Berdasarkan
di
wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung
pada Januari-Desember 2012.
Kelomp
ok
Kasus
(n = 30)
Kontrol
(n = 30)
Memen
uhi syarat
73,3%
(22)
66,7%
(20)
Rumah
Tidak
memenuhi
syarat
26,7%
(8)
33,3%
(10)
A. Karakteristik Rumah Penelitian
1.
Karakteristik
rumah
berdasarkan
suhu ruangan
4
Berdasarkan
tabel
5.2
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
sebesar 73,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 26,7%.
Kelompok kontrol yang memenuhi syarat
Kelomp
ok
Memen
uhi syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
53,3%
46,7%
(n = 30)
(16)
(14)
Kontrol
83,3%
16,7%
(n = 30)
(25)
(5)
Tabel 5.4
Karakteristik Rumah
Berdasarkan Pencahayaan
yaitu sebesar 66,7 % dan kelompok kontrol
yang tidak memenuhi syarat yaitu sebesar
33,3%.
3.
penelitian
ini
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
Karakteristik
rumah
berdasarkan
luas ventilasi
sebesar 53,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 46,7%.
Karakteristik rumah berdasarkan luas
ventilasi pada penelitian ini dapat diihat pada
tabel 5.3.
Kelomp
ok
Hasil
Memen
uhi syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
53,3%
46,7%
(n = 30)
(16)
((14)
Kontrol
86,7%
13,3%
(n = 30)
(26)
(4)
Tabel 5.3
Karakteristik Rumah
Berdasarkan Luas Ventilasi
Sedangkan
kelompok
kontrol
yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 83,3 % dan
kelompok kontrol yang tidak memenuhi
syarat yaitu sebesar 16,7%.
5.
Karakteristrik rumah berdasarkan
kepadatan hunian
Karakteristik
rumah
berdasarkan
kepadatan hunian dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan
tabel
5.3
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
sebesar 53,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 46,7%.
Sedangkan
kelompok
kontrol
yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 86,7 % dan
kelompok kontrol yang tidak memenuhi
syarat yaitu sebesar 13,3%.
4.
Karakteristik
rumah
Tabel
Kelomp
ok
berdasarkan
5.5
Karakteristik
Rumah
Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
73,3%
26,7%
(22)
(8)
Kontrol
90,0%
10,0%
(27)
(3)
Berdasarkan Kepadatan Hunian
Hasil
pencahayaan
Karakteristik
5.5.
Memen
uhi syarat
penelitian
ini
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
kepadatan ≥ 9 m2 sebesar 73,3 % dan
rumah
berdasarkan
kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat
pencahayaan pada penelitian ini dapat diihat
yaitu kepadatan
DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
Borneo Yuda Pratama1, Lia Yulia Budiarti2, Dhian Ririn Lestari3
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan Kesehatan Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Karakteristik lingkungan fisik rumah merupakan faktor resiko TB
paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor karakteristik lingkungan
rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di kecamatan Guntung Payung. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kasus kontrol. Variabel yang diteliti adalah suhu, kelembaban, ventilasi ,
pencahayaan , kepadatan hunian rumah, jenis lantai rumah, jenis dinding rumah. Hasil analisis
statistik menggunakan uji chi square menunjukkan kejadian TB mempunyai hubungan yang
bermakna dengan suhu (p = 0,004), luas ventilasi (p = 0,005), dan pencahayaan (p = 0,012).
Kejadian TB tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kelembaban (p = 0,573),
kepadatan hunian (p = 0,095), jenis lantai (p = 0,129), dan jenis dinding (p = 197).
Kata kunci : Tuberkulosis, suhu, kelembaban, luas ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian,
jenis lantai, jenis dinding.
1
RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL CHARACTERISTICS OF HOME
ENVIRONMENT AND PULMONARY TB IN THE REGION OF PUBLIC HEALTH
CENTER GUNTUNG PAYUNG
Borneo Yuda Pratama1, Lia Yulia Budiarti2, Dhian Ririn Lestari3
1
Student of Nursing Science Program of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
2
Departement of Microbiology of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
3
Departement of Mental Health Nursing of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) was an infectious disease caused by TB bacteria (Mycobacterium tuberculosis).
Characteristics of the physical environment is a risk factor for pulmonary TB. Study aimed to determine
the relationship of these environmental characteristics factors with the incidence of pulmonary
tuberculosis in public health center Guntung Payung. Methode of research was a descriptive correlational
case-control design. Variables studied were temperature, humidity, ventilation, lighting, home dwelling
density, types of floors, and the type of wall. Statistic result was analyzed by using chi square test showed
significant relationship between the incidence of TB with temperature (p = 0.004), extensive ventilation (p
= 0.005), and lighting (p = 0.012). There was no significant relationship between the incidence of TB with
humidity (p = 0.573), residential density (p = 0.095), floor type (p = 0.129), and the type of wall (p =
0.197).
Keyword: Tuberculosis, temperature, humidity, ventilation, lighting, home dwelling density, types of
floors, and type of wall.
PENDAHULUAN
rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit
Hal tersebut berakibat pada kehilangan
menular langsung yang disebabkan oleh
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).
20-30% (1).
Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat mengenai organ tubuh lain.
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk di
dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis. Diperkirakan 95 % kejadian
kasus TB dan 98 % kematian akibat TB di
dunia tejadi di negara-negara berkembang.
Demikian juga, kematian wanita akibat TB
lebih banyak dari pada kematian akibat
kehamilan, persalinan, dan nifas (1).
Sebanyak
75%
pasien
TB
Di Kalimantan Selatan angka kejadian
TB paru ditemukan pasien positif TB paru
pada tahun 2006 sebanyak 3,203 % kasus,
dan angka kesembuhan penderita TB paru
sebanyak 47, 30 % dari kasus (4). Pada studi
pendahuluan
yang
telah
dilakukan
didapatkan data Kota Madya Banjarbaru
pada
tahun
2010
menunjukkan
angka
penemuan BTA+ sebanyak 70 %, dengan
angka konversi sebanyak 80 %, dan angka
adalah
kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun), dan diperkirakan
seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan
kesembuhan kejadian TB paru sebanyak 85
%. Jadi dari total jumlah penduduk kota
Banjarbaru yang berjumlah 179.093 jiwa
diperkirakan suspek sebanyak 3.761 jiwa
2
dan yang teridentifikasi BTA+ sebanyak 639
penemuan kasus TB paru di wilayah kerja
jiwa (4).
Puskesmas Guntung Payung setiap tahunnya
Untuk
setiap
kecamatan,
angka
penemuan kejadian TB paru bervariasi. Di
kelurahan Landasan Ulin angka penemuan
kejadian TB
sebanyak
paru
81,8
paling
%.
besar
Sedangkan
yaitu
untuk
kecamatan Cempaka 66,7 %, 55,6 % di
kecamatan Banjarbaru Utara, 54,5 % di
kecamatan
Sungai
Besar,
44,5
%
Lianganggang,
kecamatan
Banjarbaru,
dan
29,5
%
di
20
%
di
diperoleh
dari
sebanyak 27 kasus, pada tahun 2010
sebanyak 30 kasus dan pada tahun 2011
angka kejadian TB paru sebanyak 50 kasus
(5).
Studi penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Siti Fatimah pada tahun
2008 menunjukkan hasil yang signifikan dan
menemukan empat faktor resiko yang paling
berpengaruh
tuberkulosis
Faktor resiko seseorang dapat terinfeksi
yang
kejadian TB paru adalah pada tahun 2009
besar
kecamatan Sungai Ulin (4).
Data
Puskesmas Guntung Payung terkait angka
di
kecamatan Guntung Payung, 30,9 % di
kecamatan
meningkat.
terhadap
paru
yaitu
kejadian
pencahayaan,
kelembaban, ventilasi, dan status gizi (6).
TB paru terbagi menjadi dua yaitu faktor
Berdasarkan uraian di atas maka
dari dalam individu tersebut seperti : daya
peneliti
tahan tubuh yang rendah, nutrisi yang tidak
Hubungan Karakteristik Lingkungan Fisik
adekuat, dan infeksi HIV/AIDS. Sedangkan
Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah
faktor
Kerja Puskesmas Guntung Payung.
lain
yang
dapat
menimbulkan
melakukan
penelitian
tentang
kejadian TB paru adalah faktor lingkungan
rumah seperti : kepadatan, lantai rumah,
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
ventilasi, pencahayaan, kelembaban, jenis
dalam
lantai dan jenis dinding (1).
penelitian
korelational
Penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas
Guntung
dengan
adalah
deskriptif
pendekatan
kasus
kontrol (case control). Populasi penelitian
studi
ini adalah semua penduduk dan rumah di
pendahuluan yang telah dilakukan oleh
kecamatan Guntung Payung. Pengambilan
peneliti,
sampel dari subyek kasus dilakukan dengan
didapatkan
Payung,
ini
beberapa
kondisi
bangunan perumahan yang terlihat tidak
cara
memenuhi
penetapan sampel dengan cara memilih
syarat
rumah
sehat. Angka
Purposive
Sampling
yaitu
teknik
3
sampel di antara populasi sesuai dengan
Karakteristik rumah berdasarkan suhu
yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
ruangan pada penelitian ini dapat diihat pada
dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
tabel 5.1.
dapat mewakili karakteristik populasi yang
Tabel
5.1 Karakteristik
Berdasarkan Suhu Ruangan
telah di kenal sebelumnya (25). Sampel
dibagi
menjadi
kelompok
kasus
30
Kelompo
k
Memenu
hi syarat
Kasus (n
= 30)
Kontrol
(n = 30)
26,7% (8)
responden dan 30 kontrol.
Instrumen
yang
digunakan
pada
penelitian ini adalah lembar observasi,
63,3%
(19)
Rumah
Tidak
memenu
hi syarat
73,3%
(22)
36,7%
(11)
termometer ruangan, luxmeter (pengukur
cahaya), higrometer (pengukur kelembaban),
meteran (pengukur luas lantai).
menunjukan
Peneliti melakukan pengambilan data
pada bulan Juni-Juli 2012. Setelah data
didapatkan, kemudian peneliti melakukan
editing (memeriksa kebenaran data), coding
(pemberian
kode
angka),
entri
data
(memasukan data), dan analisis data. Peneliti
melakukan
mengetahui
analisis
bivariat
hubungan
untuk
karakteristik
lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB
paru. Analisis dilakukan dengan uji ChiSquare test dengan α = 0,05 dan dilihat besar
Odd Ratio untuk mengetahui besar resiko.
ini
dilaksanakan
tabel
kelompok
5.1
diatas
kasus
yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 26,7 % dan
kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat
yaitu sebesar 73,3%. Sedangkan kelompok
kontrol yang memenuhi syarat yaitu sebesar
63,3 % dan kelompok kontrol yang tidak
memenuhi syarat yaitu sebesar 36,7%.
2.
Karakteristik
rumah
berdasarkan
kelembaban ruangan
Karakteristik
rumah
berdasarkan
kelembaban ruangan pada penelitian ini
dapat diihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Karakteristik
Berdasarkan Kelembaban Ruangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian
Berdasarkan
di
wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung
pada Januari-Desember 2012.
Kelomp
ok
Kasus
(n = 30)
Kontrol
(n = 30)
Memen
uhi syarat
73,3%
(22)
66,7%
(20)
Rumah
Tidak
memenuhi
syarat
26,7%
(8)
33,3%
(10)
A. Karakteristik Rumah Penelitian
1.
Karakteristik
rumah
berdasarkan
suhu ruangan
4
Berdasarkan
tabel
5.2
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
sebesar 73,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 26,7%.
Kelompok kontrol yang memenuhi syarat
Kelomp
ok
Memen
uhi syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
53,3%
46,7%
(n = 30)
(16)
(14)
Kontrol
83,3%
16,7%
(n = 30)
(25)
(5)
Tabel 5.4
Karakteristik Rumah
Berdasarkan Pencahayaan
yaitu sebesar 66,7 % dan kelompok kontrol
yang tidak memenuhi syarat yaitu sebesar
33,3%.
3.
penelitian
ini
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
Karakteristik
rumah
berdasarkan
luas ventilasi
sebesar 53,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 46,7%.
Karakteristik rumah berdasarkan luas
ventilasi pada penelitian ini dapat diihat pada
tabel 5.3.
Kelomp
ok
Hasil
Memen
uhi syarat
Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
53,3%
46,7%
(n = 30)
(16)
((14)
Kontrol
86,7%
13,3%
(n = 30)
(26)
(4)
Tabel 5.3
Karakteristik Rumah
Berdasarkan Luas Ventilasi
Sedangkan
kelompok
kontrol
yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 83,3 % dan
kelompok kontrol yang tidak memenuhi
syarat yaitu sebesar 16,7%.
5.
Karakteristrik rumah berdasarkan
kepadatan hunian
Karakteristik
rumah
berdasarkan
kepadatan hunian dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan
tabel
5.3
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
sebesar 53,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 46,7%.
Sedangkan
kelompok
kontrol
yang
memenuhi syarat yaitu sebesar 86,7 % dan
kelompok kontrol yang tidak memenuhi
syarat yaitu sebesar 13,3%.
4.
Karakteristik
rumah
Tabel
Kelomp
ok
berdasarkan
5.5
Karakteristik
Rumah
Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
73,3%
26,7%
(22)
(8)
Kontrol
90,0%
10,0%
(27)
(3)
Berdasarkan Kepadatan Hunian
Hasil
pencahayaan
Karakteristik
5.5.
Memen
uhi syarat
penelitian
ini
menunjukan
kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
kepadatan ≥ 9 m2 sebesar 73,3 % dan
rumah
berdasarkan
kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat
pencahayaan pada penelitian ini dapat diihat
yaitu kepadatan