HUBUNGAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN FISIK. docx

HUBUNGAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN FISIK RUMAH
DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG
Borneo Yuda Pratama1, Lia Yulia Budiarti2, Dhian Ririn Lestari3
1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat
2
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan Kesehatan Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis). Karakteristik lingkungan fisik rumah merupakan faktor resiko TB
paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor karakteristik lingkungan
rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di kecamatan Guntung Payung. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian kasus kontrol. Variabel yang diteliti adalah suhu, kelembaban, ventilasi ,
pencahayaan , kepadatan hunian rumah, jenis lantai rumah, jenis dinding rumah. Hasil analisis
statistik menggunakan uji chi square menunjukkan kejadian TB mempunyai hubungan yang

bermakna dengan suhu (p = 0,004), luas ventilasi (p = 0,005), dan pencahayaan (p = 0,012).
Kejadian TB tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kelembaban (p = 0,573),
kepadatan hunian (p = 0,095), jenis lantai (p = 0,129), dan jenis dinding (p = 197).
Kata kunci : Tuberkulosis, suhu, kelembaban, luas ventilasi, pencahayaan, kepadatan hunian,
jenis lantai, jenis dinding.

1

RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL CHARACTERISTICS OF HOME
ENVIRONMENT AND PULMONARY TB IN THE REGION OF PUBLIC HEALTH
CENTER GUNTUNG PAYUNG
Borneo Yuda Pratama1, Lia Yulia Budiarti2, Dhian Ririn Lestari3
1

Student of Nursing Science Program of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
2
Departement of Microbiology of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
3
Departement of Mental Health Nursing of Medical Faculty of Lambung Mangkurat University
ABSTRACT

Tuberculosis (TB) was an infectious disease caused by TB bacteria (Mycobacterium tuberculosis).
Characteristics of the physical environment is a risk factor for pulmonary TB. Study aimed to determine
the relationship of these environmental characteristics factors with the incidence of pulmonary
tuberculosis in public health center Guntung Payung. Methode of research was a descriptive correlational
case-control design. Variables studied were temperature, humidity, ventilation, lighting, home dwelling
density, types of floors, and the type of wall. Statistic result was analyzed by using chi square test showed
significant relationship between the incidence of TB with temperature (p = 0.004), extensive ventilation (p
= 0.005), and lighting (p = 0.012). There was no significant relationship between the incidence of TB with
humidity (p = 0.573), residential density (p = 0.095), floor type (p = 0.129), and the type of wall (p =
0.197).
Keyword: Tuberculosis, temperature, humidity, ventilation, lighting, home dwelling density, types of
floors, and type of wall.

PENDAHULUAN

rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan.

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit

Hal tersebut berakibat pada kehilangan


menular langsung yang disebabkan oleh

pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar

kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).

20-30% (1).

Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat mengenai organ tubuh lain.
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk di
dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis. Diperkirakan 95 % kejadian
kasus TB dan 98 % kematian akibat TB di
dunia tejadi di negara-negara berkembang.
Demikian juga, kematian wanita akibat TB
lebih banyak dari pada kematian akibat
kehamilan, persalinan, dan nifas (1).
Sebanyak


75%

pasien

TB

Di Kalimantan Selatan angka kejadian
TB paru ditemukan pasien positif TB paru
pada tahun 2006 sebanyak 3,203 % kasus,
dan angka kesembuhan penderita TB paru
sebanyak 47, 30 % dari kasus (4). Pada studi
pendahuluan

yang

telah

dilakukan


didapatkan data Kota Madya Banjarbaru
pada

tahun

2010

menunjukkan

angka

penemuan BTA+ sebanyak 70 %, dengan
angka konversi sebanyak 80 %, dan angka

adalah

kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun), dan diperkirakan
seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan


kesembuhan kejadian TB paru sebanyak 85
%. Jadi dari total jumlah penduduk kota
Banjarbaru yang berjumlah 179.093 jiwa
diperkirakan suspek sebanyak 3.761 jiwa
2

dan yang teridentifikasi BTA+ sebanyak 639

penemuan kasus TB paru di wilayah kerja

jiwa (4).

Puskesmas Guntung Payung setiap tahunnya

Untuk

setiap

kecamatan,


angka

penemuan kejadian TB paru bervariasi. Di
kelurahan Landasan Ulin angka penemuan
kejadian TB
sebanyak

paru

81,8

paling

%.

besar

Sedangkan

yaitu

untuk

kecamatan Cempaka 66,7 %, 55,6 % di
kecamatan Banjarbaru Utara, 54,5 % di
kecamatan

Sungai

Besar,

44,5

%

Lianganggang,

kecamatan

Banjarbaru,


dan

29,5

%

di

20

%

di

diperoleh

dari

sebanyak 27 kasus, pada tahun 2010
sebanyak 30 kasus dan pada tahun 2011

angka kejadian TB paru sebanyak 50 kasus
(5).
Studi penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya oleh Siti Fatimah pada tahun
2008 menunjukkan hasil yang signifikan dan
menemukan empat faktor resiko yang paling
berpengaruh

tuberkulosis
Faktor resiko seseorang dapat terinfeksi

yang

kejadian TB paru adalah pada tahun 2009

besar

kecamatan Sungai Ulin (4).

Data


Puskesmas Guntung Payung terkait angka

di

kecamatan Guntung Payung, 30,9 % di
kecamatan

meningkat.

terhadap

paru

yaitu

kejadian

pencahayaan,

kelembaban, ventilasi, dan status gizi (6).

TB paru terbagi menjadi dua yaitu faktor

Berdasarkan uraian di atas maka

dari dalam individu tersebut seperti : daya

peneliti

tahan tubuh yang rendah, nutrisi yang tidak

Hubungan Karakteristik Lingkungan Fisik

adekuat, dan infeksi HIV/AIDS. Sedangkan

Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah

faktor

Kerja Puskesmas Guntung Payung.

lain

yang

dapat

menimbulkan

melakukan

penelitian

tentang

kejadian TB paru adalah faktor lingkungan
rumah seperti : kepadatan, lantai rumah,

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan

ventilasi, pencahayaan, kelembaban, jenis

dalam

lantai dan jenis dinding (1).

penelitian

korelational
Penelitian dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas

Guntung

dengan

adalah

deskriptif

pendekatan

kasus

kontrol (case control). Populasi penelitian

studi

ini adalah semua penduduk dan rumah di

pendahuluan yang telah dilakukan oleh

kecamatan Guntung Payung. Pengambilan

peneliti,

sampel dari subyek kasus dilakukan dengan

didapatkan

Payung,

ini

beberapa

kondisi

bangunan perumahan yang terlihat tidak

cara

memenuhi

penetapan sampel dengan cara memilih

syarat

rumah

sehat. Angka

Purposive

Sampling

yaitu

teknik

3

sampel di antara populasi sesuai dengan

Karakteristik rumah berdasarkan suhu

yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah

ruangan pada penelitian ini dapat diihat pada

dalam penelitian), sehingga sampel tersebut

tabel 5.1.

dapat mewakili karakteristik populasi yang

Tabel
5.1 Karakteristik
Berdasarkan Suhu Ruangan

telah di kenal sebelumnya (25). Sampel
dibagi

menjadi

kelompok

kasus

30

Kelompo
k

Memenu
hi syarat

Kasus (n
= 30)
Kontrol
(n = 30)

26,7% (8)

responden dan 30 kontrol.
Instrumen

yang

digunakan

pada

penelitian ini adalah lembar observasi,

63,3%
(19)

Rumah

Tidak
memenu
hi syarat
73,3%
(22)
36,7%
(11)

termometer ruangan, luxmeter (pengukur
cahaya), higrometer (pengukur kelembaban),
meteran (pengukur luas lantai).

menunjukan

Peneliti melakukan pengambilan data
pada bulan Juni-Juli 2012. Setelah data
didapatkan, kemudian peneliti melakukan
editing (memeriksa kebenaran data), coding
(pemberian

kode

angka),

entri

data

(memasukan data), dan analisis data. Peneliti
melakukan
mengetahui

analisis

bivariat

hubungan

untuk

karakteristik

lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB
paru. Analisis dilakukan dengan uji ChiSquare test dengan α = 0,05 dan dilihat besar
Odd Ratio untuk mengetahui besar resiko.

ini

dilaksanakan

tabel

kelompok

5.1

diatas

kasus

yang

memenuhi syarat yaitu sebesar 26,7 % dan
kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat
yaitu sebesar 73,3%. Sedangkan kelompok
kontrol yang memenuhi syarat yaitu sebesar
63,3 % dan kelompok kontrol yang tidak
memenuhi syarat yaitu sebesar 36,7%.
2.

Karakteristik

rumah

berdasarkan

kelembaban ruangan
Karakteristik

rumah

berdasarkan

kelembaban ruangan pada penelitian ini
dapat diihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Karakteristik
Berdasarkan Kelembaban Ruangan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian

Berdasarkan

di

wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung
pada Januari-Desember 2012.

Kelomp
ok
Kasus
(n = 30)
Kontrol
(n = 30)

Memen
uhi syarat
73,3%
(22)
66,7%
(20)

Rumah

Tidak
memenuhi
syarat
26,7%
(8)
33,3%
(10)

A. Karakteristik Rumah Penelitian
1.

Karakteristik

rumah

berdasarkan

suhu ruangan
4

Berdasarkan

tabel

5.2

menunjukan

kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
sebesar 73,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 26,7%.
Kelompok kontrol yang memenuhi syarat

Kelomp
ok

Memen
uhi syarat

Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
53,3%
46,7%
(n = 30)
(16)
(14)
Kontrol
83,3%
16,7%
(n = 30)
(25)
(5)
Tabel 5.4
Karakteristik Rumah
Berdasarkan Pencahayaan

yaitu sebesar 66,7 % dan kelompok kontrol
yang tidak memenuhi syarat yaitu sebesar
33,3%.
3.

penelitian

ini

menunjukan

kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu

Karakteristik

rumah

berdasarkan

luas ventilasi

sebesar 53,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 46,7%.

Karakteristik rumah berdasarkan luas
ventilasi pada penelitian ini dapat diihat pada
tabel 5.3.
Kelomp
ok

Hasil

Memen
uhi syarat

Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
53,3%
46,7%
(n = 30)
(16)
((14)
Kontrol
86,7%
13,3%
(n = 30)
(26)
(4)
Tabel 5.3
Karakteristik Rumah
Berdasarkan Luas Ventilasi

Sedangkan

kelompok

kontrol

yang

memenuhi syarat yaitu sebesar 83,3 % dan
kelompok kontrol yang tidak memenuhi
syarat yaitu sebesar 16,7%.
5.

Karakteristrik rumah berdasarkan
kepadatan hunian
Karakteristik

rumah

berdasarkan

kepadatan hunian dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan

tabel

5.3

menunjukan

kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
sebesar 53,3 % dan kelompok kasus yang
tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 46,7%.
Sedangkan

kelompok

kontrol

yang

memenuhi syarat yaitu sebesar 86,7 % dan
kelompok kontrol yang tidak memenuhi
syarat yaitu sebesar 13,3%.
4.

Karakteristik

rumah

Tabel
Kelomp
ok

berdasarkan

5.5

Karakteristik

Rumah

Tidak
memenuhi
syarat
Kasus
73,3%
26,7%
(22)
(8)
Kontrol
90,0%
10,0%
(27)
(3)
Berdasarkan Kepadatan Hunian

Hasil

pencahayaan
Karakteristik

5.5.

Memen
uhi syarat

penelitian

ini

menunjukan

kelompok kasus yang memenuhi syarat yaitu
kepadatan ≥ 9 m2 sebesar 73,3 % dan

rumah

berdasarkan

kelompok kasus yang tidak memenuhi syarat

pencahayaan pada penelitian ini dapat diihat

yaitu kepadatan