Perancangan Alat Pengait Ergonomis dengan Menggunakan Metode Quality Function Deplotment Pada PT. Rapi Arjasa

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Perancangan produk merupakan sebuah langkah strategis untuk bisa

menghasilkan produk-produk industri yang secara komersial harus mampu dicapai
guna menghasilkan laju pengembalian modal (rate of return on investment).
Diperlukan penyusunan konsep produk baik produk baru mapun produk lama
yang akan dimodifikasi menjadi sebuah produk “baru” dalam bentuk rancangan
teknik (engineering design) dan juga rancangan industrial (industrial design).
Rancangan industrial juga akan memberikan sentuhan-sentuhan kenyamanan dan
kelayakan operasional (derajat kualitas ke-ergonomis-an) dari sebuah produk.
(Wignjosoebroto, S. 2009).
QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa
dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan
karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap
pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu
bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika

menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi. (Rosnani. 2010).
PT. Rapi Arjasa merupakan perusahaan swasta yang beroperasi di bidang
manufaktur aspal sejak tahun 2012. Proses produksi pada PT. Rapi Arjasa
dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis mesin yang masing-masing
memiliki fungsi spesifik. Rangkaian mesin-mesin produksi pada PT. Rapi Arjasa

ditempatkan dalam suatu stasiun kerja yang bernama. Asphalt Mixing Plant
(AMP) terdiri atas mesin pengenceran tar, cold bin, hot bin, dryer, mixer, dan
loader.
Alat pengait digunakan untuk memindahkan tong aspal pada stasiun
pengenceran tar. Tong yang dipindahkan memiliki berat 15 kilogram dan bersuhu
160ᵒC. Alat pengait aktual memiliki dimensi panjang 80 cm dan tidak memiliki
pengangan. Untuk proses pemindahan tong aspal dapat dilihat pada Gambar 1.1
.

Gambar 1.1. Proses Pemindahan Tong Aspal dengan Alat Pengait
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara menunjukkan
bahwa pekerja mengeluhkan panasnya alat pengait pada saat memindahkan tong
aspal dari bagian pengenceran tar aspal. Hasil pengamatan visual secara langsung


menunjukkan bahwa alat pengait ternyata tidak memiliki dimensi yang sesuai
dengan data antropometri operator.
Alat pengait ergonomis yang dirancang diharapkan dapat mengurangi
ketidaknyamanan yang dialami operator, sehingga pemindahan tong aspal yang
dilakukan lebih baik dan cepat.
Merancang produk dengan prinsip antropometri dilakukan juga pada
perancangan kereta dorong sesuai antropometri anak-anak (Delta. 2008). Keluhan
yang anak-anak rasakan antara kaku dileher bagian atas dan bawah, sakit dibahu
kiri dan kanan. Hasil pengkukuran antropometri menunjukkan rata-rata dan standar
deviasi untuk pengukuran tinggi bahu, lebar bahu, jarak genggam tangan kebahu,
lebar tangan dan diameter genggaman tangan secara berturut-turut adalah 1141.2 mm,
310.2 mm, 547.6 mm, 77.6 mm, dan 37.608 mm.

1.2

Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adanya keluhan operator

pemindahan tong aspal menggunakan alat pengait yang tidak ergonomis.


1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendapatkan desain alat pengait ergonomis berdasarkan antropometri
operator.
2. Mengidentifikasi karakteristik teknis alat pengait dengan menggunakan
Quality Function Deployment.
3. Menghitung pengantaran panas pada alat pengait usulan.

Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Bagi Mahasiswa
Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
perkuliahan serta membandingkannya dengan masalah yang terjadi pada
perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan bagi perusahaan untuk memecahkan masalah
partisipasi kerja dan memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan dari
sudut pandang akademis dan teori-teori ilmiah.
3. Bagi Departemen Teknik Industri
Menambah jumlah dan mempengaruhi hasil karya mahasiswa yang dapat
menjadi literatur dan referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya di
Departemen Teknik Industri.

1.4

Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1. Perancangan ulang hanya dilakukan untuk operator yang bertugas melakukan
pemindahan tong aspal
2. Perancangan ulang hanya dilakukan berdasarkan metode QFD dan dibatasi
sampai dengan QFD fase II

.


3. Pengukuran dimensi tubuh operator menggunakan metode Antropometri.
4. Penelitian dilakukan tanpa mempertimbangkan biaya produksi.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pemindahan tong dilakukan dengan SOP yang standar.
2. Alat ukur yang digunakan berada dalam kondisi baik.
3. Pekerja yang diteliti bekerja dalam keadaan normal.
4. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain dalam memberikan jawaban
kuesioner.

1.5.

Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini

adalah sebagai berikut :
Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan. Rumusan masalah yang merupakan permasalahan
pokok yang akan dicari solusinya. Tujuan penelitian yang menjelaskan tujuan

penelitian secara umum dan secara khusus. Batasan dan asumsi yang digunakan
dalam penelitian. Batasan dan asumsi ini digunakan untuk menghindari supaya
cakupan penelitian tidak meluas, dengan demikian inti pokok permasalahan
penelitian dapat dicari. Manfaat dilakukannya penelitian serta sistematika
penulisan tugas akhir dijelaskan dalam bab ini.
Bab II Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan,
kegiatan operasional perusahaan, visi misi perusahaan, jumlah tenaga kerja dan
jam kerja perusahaan.

Bab III Landasan Teori menguraikan teori-teori yang berkenaan dengan
alat pengait, antropometri, quality function deployment, pembuatan kuesioner,
validitas, realibilitas data, dan pemindahan panas.
Bab IV metodologi penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian,
rancangan penelitian, objek penelitian, kerangka konseptual, variabel penelitian,
instrumen pengumpulan, pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan
masalah sampai kesimpulan dan saran.
Bab V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer dan sekunder
yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam
pemecahan masalah. Data primer terdiri dari data pengukuran dimensi tubuh

pekerja, pengumpulan data kuesioner, yang kemudian diolah validitas dan
realibilitas data, dikategorikan atribut, serta dikembangkan matriks house of
quality. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil wawancara dan dokumentasi
perusahaan.
Bab VI Analisis pemecahan masalah memuat analisis dan pembahasan
hasil dari pengolahan data kuesioner, analisis atribut, dan analisis matriks house of
quality.
Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi hasil yang didapat dari penelitian
dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan.