Kajian Distribusi Air Pada Tanah Inceptisol Bertanaman Kedelai Dengan Jumlah Pemberian Air yang Berbeda

TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Fisik Tanah dan Air
Menurut Israelsen dan Hansen (1962), pengetahuan hubungan fisik tanah
dan air bermanfaat untuk meningkatkan praktek irigasi termasuk keinginan
mendapatkan penggunaan ketersediaan air yang paling efisien bagi tanaman.
Fungsi air tanah dalam pertumbuhan tanaman sangat penting, mengingat tanaman
sangat membutuhkan air namun apabila air tanah melebihi kapasitasnya
menyimpan air (jenis) atau tanah mengalami kekeringan akan menghambat
pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan status air yang tersimpan dalam pori tanah maka kondisi
tanah sangat berpengaruh, yaitu kondisi tanah jenuh dan kondisi tanah tidak
jenuh. Pada kondisi jenuh semua pori-pori terisi air, sedangkan pada kondisi tidak
jenuh sebagian pori-pori terisi air dan sebagian lagi terisi udara. Pada kondisi
tanah tidak jenuh potensial energi yang berperan adalah adalah potensial matriks
yang merupakan gabungan kapilaritas dan adsorbs tanah. Dalam gerakan air tanah
potensial tanah yang akan menentukan distribusi air di dalam tanah. Faktor utama
yang berpengaruh terhadap gerakan air dalam kondisi tanah tidak jenuh adalah
tekstur tanah dan struktur tanah (Hillel, 1971).
Tekstur Tanah
Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, yaitu berupa

kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Terjadi
tidaknya aliran permukaan, tergantung pada dua sifat yang dipunyai oleh tanah

7
Universitas Sumatera Utara

tersebut, yaitu kapasitas infiltrasi yaitu kemampuan tanah untuk meresapkan air
dan permeabilitas dari lapisan tanah yang berlainan, yaitu kemampuan tanah
untuk meluluskan air atau udara ke lapisan bawah profil tanah (Suripin, 2004).
Sifat fisik tanah juga sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah yang lain
dalam hubungannya dengan kemampuan untung mendukung hidup tanaman.
Kemampuan tanah menyimpan air tersedia merupakan fungsi dari tekstur dan
struktur tanah. Kemampuan tanah untuk menyimpan hara dan kemudian
menyediakannya bagi tanaman sangat ditentukan oleh tekstur tanah dan macam
mineral liat (Islami dan Utomo, 1995).
Hanafiah (2005) mengemukakan bahwa tekstur tanah menunjukkan
komposisi

partikel


penyusun

tanah

(separat)

yang

dinyatakan

sebagai

perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand), debu (silt), dan liat
(clay). Partikel berukuran di atas 2 mm seperti kerikil dan bebatuan kecil tidak
tergolong sebagai fraksi tanah tetapi harus diperhitungkan dalam evaluasi tekstur
tanah. Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah menurut
sistem USDA dan Sistem Internasional tertera pada Tabel 1.
Tekstur tanah penting diketahui karena komposisi ketiga fraksi butirbutir tanah tersebut (pasir, debu, dan liat) akan menentukan sifat fisik tanah.
Tanah lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur ganular akan mempunyai
bobot isi 1,0 sampai 1,3 g/cm3 , sedangkan yang bertekstur kasar mempunyai

bobot isi antara 1,3 sampai 1,8 g/cm3 dan bobot isi air yaitu 1 g/cm 3. Klasifikasi
kelas tekstur tanah dapat dilihat pada Tabel 2 (Hasibuan, 2011).

8
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Klasifikasi ukuran, jumlah dan luas permukaan fraksi-fraksi tanah
menurut Sistem USDA dan Sistem Internasional
Luas
Diameter (mm)
Jumlah Partikel
Permukaan
Separat Tanah
(g-1)
USDA
Internasional
(cm2 g-1)
Pasirsangat kasar 2,00 – 1,00

90

11
Pasir kasar
1,00 – 0,50

720
23
Pasir sedang
0,50 – 0,25

5.700
45
Pasir

2,00 – 0,20
4.088
29
Pasir halus
0,25 – 0,10

46.000

91
Pasirsangat halus 0,10 – 0,05

722.000
227
Debu
0,05– 0,002

5.776.000
454
Debu

0,02 – 0,002
2.334.796
271
Liat